• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Faktor Fund amental

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Pengaruh Faktor Fund amental"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap HargaSaham

Studi pada Perusahaan Sektor Properti di Asia Tenggara

Tahun 2008-2012

I :Pengantar

1.1. Latar Belakang

Pasar Modal mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan nasional sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha danwahana investasi bagi masyarakat. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-undang.

Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek dan yang dimaksud dengan bursa efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atausarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak - pihak lain dengantujuan memperdagangkan efek di antara mereka.

Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya.

Bentuk yang paling umum dalam investasi pasar modal adalah saham dan obligasi. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena menjalankan dua fungsi yaitu:

(2)

2) Pasar Modal merupakan sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.

Sumber :(http://www.idx.co.id)

Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas.

Bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk menginvestasikan dananya. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya bertujuan dalam jangka pendek tetapi juga bertujuan untuk memperoleh pendapatan dalam jangka panjang. Pendapatan yang diinginkan oleh para pemegang saham adalah pendapatan deviden (dividen yield) dan capital gain. Menurut Robert Ang (1997) dalam Subekti Pujiastuti (2006) menyatakan bahwa “Pendapatan yang diinginkan oleh para pemegang saham adalah pendapatan dividen (dividen yield) dan capital gain, semakin tinggi harga pasar menunjukkan bahwa saham tersebut juga semakin diminati oleh investor karena semakin tinggi harga saham akan menghasilkan capital gain yang semakin besar pula. Capital gain merupakan selisih antara harga pasar periode sekarang dengan harga periode sebelumnya.

(3)

Gambar 1. Skema Klasifikasi Aset

Investor perlu melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap saham-saham yang akan dipilihnya dalam mengambil keputusan berinvestasi, selanjutnya menentukan apakah saham tersebut akan memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan.

Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai yaitu: nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik saham. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten). Nilai pasar adalah nilai saham di pasar yang ditunjukan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai intrinsic atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham sebenarnya atau seharusnya terjadi.

(4)

Analis akan membandingkan nilai intrinsik suatu sekuritas dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar sekuritas sudah benar-benar mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, maka akan ditentukan strategi investasi. (Sri Handaru, Prasetyo, Tjiptono, 1996:130-131).

Dua analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya dari saham adalah analisis sekuritas fundamental (fundamental security analysis) dan analisis teknis (technical analysis).

Analisis fundamental menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan, sedang analisis teknis menggunakan data pasar dari saham (misalnya harga dan volume transaksi saham) untuk menentukan nilai dari saham.

Analisis teknis banyak digunakan oleh praktisi atau investor dalam menentukan harga saham. Sedang analisis fundamental banyak digunakan oleh akademisi. Menurut Waworuntu dan Suryanto (2010) Pada pasar saham Indonesia, analisis teknikal memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memperkirakan harga saham kedepannya, karena data teknikal lebih mudah diakses dan tersedia secara umum dibandingkan dengan data fundamental, sehingga para investor lebih sering menggunakan analisis ini dibandingkan dengan analisis fundamental.

Analisis teknikal dikenal secara luas di antara para pedagang saham atau "trader" dan para profesional dibidang keuangan, namun dalam dunia akademis dianggap sebagai pseudosains or "voodoo finance;" it receives little or no direct support from academic sources and is considered akin to "astrology."

Akademisi seperti Eugene Fama mengatakan bahwa pembuktian analisis teknikal ini sangat tipis dan inkonsisten yang merupakan " bentuk kekurangan " dari tehnik yang diterima secara umum yaitu Hipotesa pasar efisien. Ekonom bernama Burton Malkiel berargumen bahwa "Analisis teknikal merupakan sesuatu yang diharamkan (anathema) dalam dunia akademis" dan selanjutnya ia mengatakan pula bahwa " dalam bentuknya yang merupakan hipotesa efisien pasar yang lemah maka tidak akan dapat memprediksi harga saham kedepannya berdasarkan harga yang lampau".

(5)

Dalam pasar valuta asing, analisis teknis ini lebih banyak digunakan para praktisi dibandingkan penggunaan analisis fundamental. Beberapa studi internal mengindikasikan bahwa aturan perdagangan tehnikal ini dapat menghasilkan imbal hasil yang konsisten pada periode hingga tahun 1987, kebanyakan penelitian akademis menitik beratkan pada sifat alamiah dari posisi anomali dari pasar mata uang Terdapat spekulasi bahwa anomali ini terjadi sebagai akibat dari adanya intervensi bank sentral.

Dalam terbentuknya harga saham faktor-faktor fundamental sangat berperan penting. Para ahli berpendapat bahwa suatu sekuritas memiliki nilai intrinsik tertentu (nilai yang seharusnya). Nilai intrinsik suatu sekuritas ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya. Faktor-faktor fundamental tersebut dapat berasal dari dalam perusahaan (emiten), industri maupun keadaan ekonomi makro.

Menurut Crabb dalam Susilowati (2011) menyatakan :”Fundamental analisis is an examination of corporate accounting reports to asses the value of company, that investor can use to analyze a company’s stock prices”. Pernyataan ini menggambarkan bahwa informasi akuntansi dan laporan keuangan perusahaan dapat digunakan oleh investor sebagai factor fundamental, untuk menilai harga saham perusahaan.

Laporan keuangan perusahaan memegang peranan penting, dengan mengevaluasi laporan keuangan, analis akan mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan. Investor merasa perlu menganalisis keadaan keuangan perusahaan. Karena kondisi keuangan perusahaan akan mempengaruhi kemampuannya untuk membagikan dividen. Analisis keuangan dapat dilakukan dengan menghitung rasio-rasio keuangan perusahaan, baik yang berkaitan dengan likuiditas, rentabilitas, efisiensi, maupun struktur modalnya.

(6)

yang ingin menanamkan investasi di sektor ini. Perkembangan bisnis property di Indonesia dinilai akan semakin pesat dan memuncak di tahun 2014. Bahkan dari 15 kota di Asia Pasifik, Jakarta termasuk menjadi salah satu kota terbaik untuk berbisnis property (Tempo.com, 6/12/12).

Adanya krisis ekonomi Eropa menyebabkan investor beralih melirik negara-negara kawasan Asia yang dinilai lebih potensial, dan salah satunya adalah Indonesia.Banyak perusahaan asing dan international melakukan pengurangan bisnis di Eropa dan mengalihkannya ke Indonesia. Ini bisa dilihat dari banyaknya permintaan ruang kantor yang berasal dari perbankan, lembaga sekuritas, asuransi, manufaktur, perusahaan minyak juga pertambangan.

Dari segi pertumbuhan ekonomi, Indonesia termasuk Negara Asia yang perekonomiannya paling stabil di tengah adanya krisis ekonomi global.Investor memilih negara-negara di kawasan regional Asia Tenggara untuk berinvestasi karenanegara-negara dikawasan ASEAN mampu bertahan terhadap imbas krisis eropa yang terjadi di tahun 2012 .

Terjadinya krisis di belahan benua Eropa dan Amerika tampaknya tidak berimbas langsung pada perkembangan bisnis properti di ASEAN. Tingginya demand atau permintaan atas ketersediaan bangunan masih jauh lebih banyak dibanding supply atau penawaran yang disediakan oleh pengembang properti. Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya seperti China, India, dan Singapura tidak terlalu terkena imbas. Karena negara-negara tersebut memiliki prospek dan ekspektasi pasar tersendiri di Asia. Menurut President and Chief Operating Officer Century 21 untuk Asia Pasifik Donald E Lawby, potensi sektor properti di Indonesia sangat menjanjikan dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ASEAN. Harga properti di Indonesia termasuk yang paling murah, sementara imbal hasilnya sangat besar. Semakin bertumbuhnya sektor properti ditandai oleh meningkatnya nilai penjualan properti sepanjang 2010 yang tumbuh sekitar 60% dibandingkan dengan 2009. Sebagian besar volume transaksi tersebut berasal dari pasar sekunder 75% dan pasar primer 25%. Properti rumah tinggal masih mendominasi transaksi yakni 55%, ruko 17%,dan apartemen 15%.

(7)

Menurut beberapa peneliti dalam Korpri (2011) masih banyak terjadi perbedaan tentang pengaruh dari berberapa factor fundamental yang diteliti antara lain sebagai berikut:

Subiyantoro dan Andreani (2003) dalam jurnalnya mengemukakan bahwa harga saham dipengaruhi oleh book value equity per share dan return on equity. Faktor-faktor lain seperti return on asset (ROA), debt to equity ratio, stock return, market risk dan return on the market index ternyata tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Aziz (2005) menemukan bahwa secara simultan EPS dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan secara parsial hanya EPS berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham, pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman.

Hasil penelitian Setyawan (2006) bertolak belakang dengan temuan Subiyantoro dan Andreani (2003) tentang keberadaan DER dan ROE di dalam mengkonfirmasi harga saham, di mana Setiyawan (2006) menemukan bahwa hanya tiga variabel bebas yang terdiri dari DER, ROI, dan EPS yang mempengaruhi harga saham, sedangkan variabel lainnya ROE dan NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Untuk keberadaan EPS di dalam mengkonfirmasi harga saham, Hasil penelitian Setiyawan (2006) sejalan dengan hasil penelitian Azis (2005).

Temuan tidak adanya pengaruh ROE terhadap harga saham didukung oleh Nainggolan (2008), namun untuk hubungan DER dengan Harga saham, Nainggolan tidak sejalan dengan temuan Setiyawan (2006), di mana Nainggolan (2008) menemukan bahwa DER berpengaruh terhadap harga saham. Temuan ini sejalan dengan temuan Subiyantoro dan Andreani (2003). Untuk hubungan ROA dengan harga saham, Nainggolan tidak sejalan dengan Subiyantoro dan Andreani (2003), di mana Nainggolan (2008) tidak menemukan adanya pengaruh ROA terhadap harga saham.

(8)

emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham, begitu pula sebaliknya.

Berdasarkan keempat peneliti di atas yang memberikan temuan tidak seragam, maka pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan perusahaan apa saja yang berpengaruh terhadap harga saham. Rasio -rasio keuangan yang digunakan untuk menguji pengaruh terhadap harga saham antara lain Earning per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) pada saham perusaham property yang tercatat dalam Indeks di Bursa Efek yang ada di negara-negara ASEAN. Faktor yang berpengaruh dalam penelitian ini dibatasi pada factor fundamental diatas.

1.2. Keaslian Penelitian

Hubungan faktor fundamental terhadap harga saham sudah banyak diteliti oleh peneliti terdahulu, namun hasil penelitian yang dilakukan masih belum mampu mengeneralisasi teori yang ada, bahkan hasil penelitian cenderung berkontradiksi antara satu peneliti dengan peneliti lainnya. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian yang terdahulu, dalam penelitian ini populasi yang ingin diobservasi adalah perusahan-perusahaan yang bergerak dalam sektor property dan telah tercatat di Bursa Efek negara – negara anggota ASEAN yang diambil melalui List of Public & Private Companies Worldwide -Bloomberg sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam sektor Property.

Data yang digunakan diambil dari laporan keuangan terbuka perusahaan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dengan maksud untuk melihat apakah ada imbas krisis Subrime Mortage Amerika terhadap harga saham di sector properti.

(9)

melindungi nilainya. Indeks Nasdaq dan Down Jones mengalami penurunan yang drastis. Indeks Dow Jones merosot tajam dari level 13.056 menjadi 8.175 atau terkoreksi sekitar 37%. Sedangkan indeks Nasdaq dari level 2.600 turun menjadi level 1.521 atau terkoreksi 40%. Pemerintah AS pun melakukan tindakan dana talangan sebesar US$700 miliar disiapkan. Tetapi tindakan itu tidak cukup untuk membendung krisis. Bahkan ada perkiraan bahwa dana tersebut akan membengkak menjadi US$1 triliun. Hal ini langsung berdampak bursa saham di negara-negara lain. Indeks Nikkei di Jepang dari level 14.600 turun ke level 7.621 atau terkoreksi 47%. Di Hongkong, indeks Hang Seng turun dari level 27.500 ke level 12.380 atau terkoreksi 40%.

Sumber: http://community.gunadarma.ac.id/forums/display_topic/id_521/Krisis Keuangan-Amerika--Subprime-Mortgage/

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a) Menganalisis apakah faktor fundamental (EPS, NPM, ROA, ROE dan DER) mempengaruhi harga saham perusahaan property di negara-negara Asia Tenggara.

b) Menganalisis perbedaan pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham property di negara-negara Asia Tenggara.

1.3.2. Manfaat

a) Dengan hasil analisa faktor fundamental yang berpengaruh terhadap harga saham, maka investor dapat menentukan strategi investasi yang akan diterapkan terutama investasi pada saham perusahan-perusahaan property di negara-negara Asia Tenggara menggunakan informasi yang tersedia.

b) Dari hasil analisa dapat didentifikasi faktor-faktor fundamental yang konsisten mempengaruhi harga saham pada perusahaan property di negara-negara Asia Tenggara.

(10)

factor-faktor fundamental terhadap perusahaan yang beroperasi pada sektor yang lain.

1.4. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari empat bab. Bab1 berisikan latar belakang dan masalah yang diangkat dalam penulisan tesis ini, tujuan penulisan tesis, manfaat penulisan tesis dan sistematika penulisan. Bab 2 berisikan tinjauan pustaka dan alat analisis yang digunakan, tinjauan pustaka yang dimaksud adalah terdiri dari penelitian terdahulu landasan teori atau model yang akan dianalisis, hipotesis dan alat analisis yang digunakan untuk menganalisa data. Bab 3 berisi cara penelitian, data yang digunakan, hasil analisis dan pembahasanya. Bab 4 merupakan kesimpulan dari hasil analisis bab 3 dan saran untuk penelitian berikutnya.Untuk menyempurnakan penulisan tesis ini maka dituliskan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

II :Tinjauan Pustaka dan AlatAnalisis 2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai hubungan factor fundamental perusahaan dengan hargasaham antara lain dilakukan oleh :

(11)

Asyik dan Sulistyo (2000) dalam penelitian yang berjudul “ Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Laba (Penetapan Rasio Keuangan sebagai discriminator) “ menyimpulkan bahwa NPM berpengaruh signifikan terhadap harga dan return saham. Namun Susilowati (2011) dalam penelitianya yang berjudul “ Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Ratio Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan” menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan.

Anastasia (2003) dalam penelitianya yang berjudul “Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sitematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti di BEJ” menyimpulkan bahwa secara empiris factor fundamental Return On Asset mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Natarsyah (2000) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa Return On Asset juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Namun menurut Wulandari (2006) dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Eva dan Rasio-Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham” menyimpulkan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham. Subiyantoro dan Andreani (2003) dan Susilowati (2011) factor fundamental Return On Asset tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga dan return saham hal ini konsisten dengan penelitian Trisnawati dalam Susilowati (2011).

Subiantoro dan Andreani (2003) dalam penelitianya yang berjudul Analis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham (Kasus Perusahaan Jasa Perhotelan yang Terdaftar di Pasar Modal Indonesia) menyimpulkan bahwa factor fundamental ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Anastasia dalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di BEJ” menyimpulkan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pasaribu (2008) dalam penelitianya menyimpulkan bahwa Faktor Fundamental Return On Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham untuk industry property.

(12)

variable fundamental debt to equity, earning price ratio, beta, book to market ratio, sales price ratio dan firm size. Hasil penelitianya adalah debt to equity dan earning price ratio memiliki pengaruh positif terhadap harga dan return saham. Penelitian mengenai hubungan factor fundamental perusahaan dengan return saham antara lain dilakukan oleh Bhandari (1988) yang melakukan penelitian tentang pengaruh Debt to equity ratio terhadap ekpektasi return saham di New York Stock Exchange. Hasil penelitian menunjukan bahwa DER mempunyai hubungan positif terhadap return saham. Pasaribu (2008) dalam penelitianya menyimpulkan bahwa Faktor Fundamental Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham emiten.

2.1.2. Pengertian Saham

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham:

(13)

pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

2. Capital Gain, capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.

Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:

1. Capital Loss, merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.

2. Risiko Likuidasi, perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.

(14)

2.1.3. Analisis Sekuritas

Untuk memilih saham biasanya digunakan dua pendekatan dasar, yaitu: analis Fundamental dan Analis Teknikal.

2.1.3.1. Analisis Fundamental

Secara umum terdapat 2 pendekatan yang sering digunakan oleh investor untuk menganalisis dan menilai saham di pasar modal, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal (Bodie, et al, 2005) dalam Susilowati (2011). Analisis fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai perusahaan. Analisa fundamental menitik beratkan pada data-data kunci dalam laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasi secara akurat. Tujuan analisis fundamental adalah untuk menentukan apakah nilai saham berada pada posisi underpriced atau overpriced. Saham dikatakan underpriced bilamana harga saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya (nilai intrinsik), dan saham dikatakan overpriced apabila harga saham di pasar saham lebih besar dari nilai intrinsiknya.

Menurut Francis (1988) dalam Susilowati (2011), “In preparing their estimate of security’s value, fundamental analysts study the basic financial and economic facts about the company that issues the security. They study the level and trend of the firm’s sales and earnings, the quality of the firm’s products, the firm’s competitive position in the markets where its products are sold, the firm’s labor relations, the firm’s sources of raw materials. The government rules that apply to the firm, and many other factors that may affect the value of the firm’s common stock”.

(15)

2.1.3.2. Analisis Teknikal

Analisis teknis atau lebih dikenal dengan istilah analisis teknikal adalah merupakan suatu teknik analisis yang dikenal dalam dunia keuangan yang digunakan untuk memprediksi trend suatu harga saham dengan cara mempelajari data pasar yang lampau, terutama pergerakan harga dan volume. Pada awalnya analisis teknikal hanya memperhitungkan pergerakan harga pasar atau instrumen yang bersangkutan, dengan asumsi bahwa harga mencerminkan seluruh faktor yang relevan sebelum seorang investor menyadarinya melalui berbagai cara lain. Analisis teknikal dapat menggunakan berbagai model dan dasar misalnya, untuk pergerakan harga digunakan metode seperti misalnya Indeks Kekuatan Relatif, Indeks pergerakan rata-rata, regresi, korelasi antar pasar dan intra pasar, siklus ataupun dengan cara klasik yaitu menganalisis pola grafik.

2.1.3.3. Analisis Ratio Keuangan

Analisa rasio keuangan adalah salah satu alat untuk menganalisakeadaan keuangan perusahaan.

Tujuan diadakannya analisa rasio keuangan antara lain : 1. Menilai kondisi keuangan perusahaan

2. Menganalisa kebijakan keuangan yang telah dilakukan dan pengaruhnya terhadap keuangan perusahaan

3. Menilai hasil pengelolaan perusahaan 4. Membantu dalam pengawasan perusahaan Dengan analisa rasio keuangan maka diharapkan dapat :

1. 1.Diidentifikasi kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan perusahaan di bidang keuangan

2. Membantu pimpinan perusahaan dalam membuat keputusan (decision making) usaha

3. Dilihat efisensi pengelolaan perusahaan

(16)

Analisa rasio dilakukan dengan cara membandingkan suatu komponen (unsur) dari Laporan Keuangan (Neraca dan atau Perhitungan Rugilaba) dengan komponen yang lain.

Perbandingan ini bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu ; 1. Perbandingan rasio perusahaan dari tahun ke tahun

2. Perbandingan dengan angka rasio perusahaan lainnya danatau angka rata-rata industri sejenis (Cross-Section)

Menurut Husnan (2004:70) secara keseluruhan , aspek-aspek yang dinilai biasanya diklasifikasikan menjadi aspek leverage, aspek likuiditas, aspek profitabilitas atau efisiensi dan ratio-ratio nilai pasar.

Dalam penelitian ini tidak semua rasio diteliti, rasio yang diteliti antara lain rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio nilai pasar. Menurut Susilowati (2011) kinerja keuangan perusahaan dituangkan dalam bentuk laporan keuangan dan diukur dalam bentuk rasio diantaranya rasio profitabilitas dan rasio solvabiltas.

(17)

dengan dana pinjaman dibandingkan dengan bunga, maka pengembalian atas modal pemilik semakin kecil.

Ratio Profitabilitas, ratio ini dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba dan juga digunakan untuk mengukur efisiensi atas penjualan yang berhasil diciptakan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasionalnya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan indicator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Efektifitas manajemen dalam menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih seperti tercatat dalam neraca dinilai dengan menghubungkan laba bersih – yang didefinisikan dengan berbagai cara – terhadap aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Hubungan seperti itu merupakan salah satu analisis yang memberikan gambaran lebih, walaupun sifat dan waktu dari nilai yang ditetapkan pada neraca cenderung menyimpangkan hasilnya.Bentuk paling mudah dari analisis fundamental adalah menghubungkan laba bersih (pendapatan bersih) yang dilaporkan terhadap total aktiva di neraca. Dalam penelitian ini Ratio Profitabilitas yang digunakan adalah Net Profit Margin, Return On Asset dan Return On Equity.

(18)

Return On Asset merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas, rasio ini digunakan mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan mengetahui ROA, dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan.

Return On Equity merupakan rasioyangdigunakan untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan sehingga kemungkinan suatu perusahaan dalam kondisi bermasalah semakin kecil.Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham perusahaan serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham.Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dan kenaikan laba tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham perusahaan.

Earning Per Share (EPS) merupakan jumlah keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham yaitu keuntungan setelah dikurangi pajak pendapatan, dengan cara membagi jumlah keuntungan yang tersedia untuk pemegang saham biasa dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Houston and Brigham (2001) berpendapat, laba per lembar saham atau EPS adalah kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan yang diperoleh kepada pemegang sahamnya.Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan kepada pemegang saham, mencerminkan semakin besar keberhasilan usaha yang dilakukannya.

2.2. LandasanTeori

2.2.1. Teori Efisiensi Pasar

Definisi Efisiensi Pasar

(19)

maupun investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal return), setelah disesuaikan dengan risiko, dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada. Artinya, harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada atau “stock prices reflect all available information”. Ekspresi yang lain menyebutkan bahwa dalam pasar yang efisien harga-harga asset atau sekuritas secara cepat dan utuh mencerminkan informasi yang tersedia tentangaset atau sekuritas tersebut.

Dalam mempelajari konsep pasar efisien, perhatian kita akan diarahkan pada sejauh mana dan seberapa cepat informasi tersebut dapat mempengaruhi pasar yang tercermin dalam perubahan harga sekuritas. Dalam hal ini Haugen (2001) membagi kelompok informasi menjadi tiga, yaitu

(1) informasi harga saham masa lalu (information in past stock prices), (2) semua informasi publik (all public information), dan

(3) semua informasi yang ada termasuk informasi orang dalam (all available information including inside or private information).

Masing-masing kelompok informasi tersebut mencerminkan sejauh mana tingkat efisiensi suatu pasar. Dalam Gumanti dan Utami (2002) Jones (1998) menyebutkan bahwa harga sekarang suatu saham (sekuritas) mencerminkan dua jenis informasi, yaitu informasi yang sudah diketahui dan informasi yang masih memerlukan dugaan. Informasi yang sudah diketahui meliputi dua macam, yaitu informasi masa lalu (misalnya laba tahun atau kuartal yang lalu) dan informasi saat ini (current information) selain juga kejadian atau peristiwa yang telah diumumkan tetapi masih akan terjadi (misalnya rencana pemisahan saham).

Dalam Gumanti dan Utami (2002) Fama (1970) menyajikan 3 macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk dari informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan dan informasi privat sebagai berikut ini :

(20)

penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theary). b) Efisiensi pasar bentuk pasar setengah kuat (semistrong form), dikatakan

demikian jika harga – harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan – laporan keuangan perusahaan emiten. Informasi tersebut dapat berupa : 1) Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. 2) Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga – harga sekuritas sejumlah perusahaan. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga – harga sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham.

c) Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form), dikatakan demikian jika harga – harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat.

2.2.2 Teori Sinyal

Menurut Oktaviana dan Wahyuni (2011) Signalling Theory (Teori Sinyal) Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Spence (www.wikipedia.com) Menurutnya, teori sinyal dengan memberikan suatu sinyal, pihak pengirim (pemilik informasi) berusaha memberikan potongan informasi relevan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak penerima. Pihak penerima kemudian akan menyesuaikan perilakunya sesuai dengan pemahamannya terhadap sinyal tersebut. Penggunaan teori ini dalam penelitian terkait pasar modal pertama kali dilakukan oleh Leland dan Pyle pada 1977. Dalam penelitian tersebut, dianalisis peranan sinyal dalam proses IPO (Initial Price Offering atau Penawaran Saham Perdana). Perusahaan yang memiliki prospek bagus mengirimkan sinyal yang jelas dan terpercaya kepada pasar pada saat go public sehingga mampu memperoleh respon yang baik.

(21)

bagi kelangsungan hidup suatu perus ahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.

Menurut Jogiyanto (2000: 392), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan.Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka dan transparan.

2.3. Hipotesis

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang menganalisa pengaruh EPS, NPM, ROA, ROE, DER terhadap harga saham dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Pengaruh Earning per Share (EPS) terhadap HargaSaham

(22)

perusahaan, karena informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham dengan kata lain menggambarkan prospek earning perusahaan di masa mendatang. Besarnya EPS dapat diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan (Eduardus Tandelin, 2001).

EPS ini akan sangat membantu investor karena informasi EPS ini bisa menggambarkan prospek earning suatu perusahaan dimasa yang akan datang karena EPS menunjukkan laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan, maka semakin besar EPS akan menarik investor untuk melakukan investasi diperusahaan tersebut. Oleh karena itu, hal tersebut akan mengakibatkan permintaan akan saham meningkat dan harga saham akan meningkat, dengan demikian EPS berpengaruh positif terhadap harga saham.

Sasongko dan Wulandari (2006) dalam penelitianya yang berjudul Pengaruh Eva dan Rasio-Rasio Probabilitas Terhadap Harga Saham menyimpulkan bahwa earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham. Rowland Bismark (2008) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Go Publik di BEI periode 2003-2006 menyimpulkan bahwa earning per share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahan emiten. Berdasarkan penelitian tersebut, maka dapat diajukan hipotesis alternatif yang pertama (H1) sebagai

berikut:

H1 : EPS mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham

2. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham

(23)

pemasaran, pendanaan, penetuan harga maupun manajemen pajak Prastowo, (1995) dalam Susilowati (2011).

Semakin tinggi rasio Net Profit Margin berarti laba yang dihasilkan oleh perusahaan juga semakin besar maka akan menarik minat investor untuk melakukan transaksi dengan perusahaan yang bersangkutan. Karena secara teori jika kemampuan emiten dalam menghasilkan laba semakin besar maka harga saham perusahaan dipasar modal juga akan mengalami peningkatan, sehingga secara teoritis NPM berpengaruh positif terhadap harga saham.

Asyik, Sulistyo (2000) dalam penelitian yang berjudul “ Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Laba (Penetapan Rasio Keuangan sebagai discriminator)“ menunjukkan bahwa NPM berpengaruh positif signifikan terhadap hargasaham. Berdasarkan konsep teori tersebut, maka dapat diajukan hipotesis alternatif yang kedua (H2) sebagai berikut :

H2 : NPM mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham

3. Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Harga Saham

Return on Asset (ROA) merupakan ukuran seberapa besar laba bersih yang dapat diperoleh dari seluruh kekayaan (aktiva) yang dimiliki perusahaan. Dengan meningkatnya ROA berarti kinerja perusahaan semakin baik dan sebagai dampaknya harga saham perusahaan semakin meningkat. Dengan meningkatnya harga saham, maka return saham perusahaan yang bersangkutan juga meningkat. Dengan demikian ROA berhubungan positif harga saham.

(24)

aktiva yang digunakan perusahaan mendapatkan kerugian, maka investor kurang suka melirik saham perusahaan tersebut dan harga sahamnya akan rendah.maka dapat diajukan hipotesis alternatif yang ketiga (H3) sebagai berikut :

H3 : ROA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap hargasaham

4. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap HargaSaham

ROE juga merupakan ukuran kinerja perusahaan ditinjau dari segi profitabilitasnya.Kemampuan menghasilkan laba bersih setelah pajak dari modal yang dimiliki oleh perusahaan menunjukkan kinerja yang semakin baik.ROE yang semakin meningkat, maka investor semakin tertarik untuk menanamkan dananya ke dalam perusahaan, sehingga harga saham cenderung meningkat. Sebagai dampaknya return saham juga meningkat, dengan demikian ROE berhubungan positif dengan return saham.

Subiantoro dan Andreani (2003) dalam penelitianya yang berjudul Analis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham (Kasus Perusahaan Jasa Perhotelan yang Terdaftar di Pasar Modal Indonesia) menyimpulkan bahwa factor fundamental ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Anastasia dalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di BEJ” menyimpulkan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan konsep teori tersebut, maka dapat diajukan hepotesis alternatif yang ke empat (H4) sebagai berikut

H4 : ROE mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham

5. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham

(25)

Perusahaan yang sedang berkembang dan tumbuh hampir pasti akan memerlukan sumber pendanaan untuk mendanai operasional perusahaan. Perusahaan tersebut memerlukan banyak dana operasional yang tidak mungkin dapat dipenuhi hanya dari modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Sumber pendanaan yang bagi perusahaan diantaranya berasal dari hutang karena mempunyai kelebihan diantaranya; 1) bunga mengurangi pajak sehingga biaya hutang rendah, 2) kreditur memperoleh return terbatas sehingga pemegang saham tidak perlu berbagi keuntungan ketika kondisi bisnis sedang maju, 3) kreditur tidak memliki hak suara sehingga pemegang saham dapat mengendalikan perusahaan dengan penyertaan dana yang kecil.

Penggunaan hutang yang makin banyak, yang dicerminkan oleh debt ratio (rasio antara hutang dengan total aktiva) yang makin besar, pada perolehan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang sama akan menghasilkan laba per saham yang lebih besar. Jika laba per saham meningkat, maka akan berdampak pada meningkatkannya harga saham atau return saham, sehingga secara teoritis DER akan berpengaruh positif pada harga saham.

Anastasia (2003) dalam penelitianya menyimpulkan bahwa factor Fundamental Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan property. Ummar ( 2008 ) telah melakukan penelitian di Bursa Saudi Arabia dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2004. Menggunakan variable fundamental debt to equity, earning price ratio, beta, book to market ratio, sales price ratio dan firm size. Hasil penelitianya adalah debt to equity dan earning price ratio memiliki pengaruh positif terhadap harga dan returnsaham. Berdasarkan konsep teori tersebut diatas, maka dapat diajukan hipotesis alternatif ke enam (H5) sebagai berikut :

(26)

Kerangka Model Empiris

Pengaruh faktor-faktor fundamental yang terdiri earning per share (EPS), net profit margin (NPM), return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan debt to equity ratio (DER) mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham, sehingga model empiris dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Model Matematis

Adapun bentuk persamaan yang digunakan adalah:

t = α + β1 EPS+ β2 NPM + β3 ROA + β4 ROE + β5 DER + e

Dimana:

t= Harga Saham

α = konstanta

β1- β5 = koefisien regresi variabel independen

EPS = Earning per Share

NPM = Net Profit Margin

ROA = Return On Assets

ROE = Return on Equity

DER = Debt to Equity Ratio

e = kesalahan yang mempunyai nilai penghargaan sebesar 0 EPS

NPM

ROA

Harga Saham (t) ROE

(27)

2.4. AlatAnalisis

2.4.1. Analisis Statistik Deskriptive

Subagyo (2003:1) menyatakan : Yang dimaksud sebagai statistika deskriptif adalah bagian statistika mengenai pengumpulan data, penyajian, penentuan nilai-nilaistatistika, pembuatan diagramatau gambar mengenai sesuatu hal, disini data yang disajikan dalam bentuk yang lebih mudah dipahami atau dibaca. Statistic deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena.Dengan kata lainstatistic deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan.Penarikan kesimpulan pada statistic deskriptif (jika ada) hanya ditujukan pada kumpulan data yang ada.

2.4.2. Analisis Regresi Data Panel

Pada analisis statistic, data dapat dikumpulkan dari waktu ke waktu pada satu objek yang sering disebut data runtut waktu (time series). Namun demikian data juga dapat dikumpulkan dari beberapa obyek pada satu waktu yang disebut dengan data silang waktu (cross section).Jika data runtut waktu dan data silang waktu digabungkan maka disebut dengan panel data.Dengan demikian panel data dapat didefinisikan sebagai data yang dikumpulkan dari beberapa obyek dengan beberapa waktu.Dengan demikian regresi panel data adalah regresi yang menggunakan panel data yang merupakan kombinasi data runtut waktu dan data silang waktu.

Gujarati (2005) dalam (Suliyanto 2011:229) mengemukakan beberapa keunggulan yang dimiliki oleh data panel dibanding data time series atau cross section, yaitu:

1. Teknik estimasi menggunakan data panel akan menghasilkan keanekaragaman secara tegas dalam perhitungan dengan melibatkan variabel-variabel individual secara lebih spesifik.

(28)

3. Data panel lebih cocok digunakan jika akan melakukan studi tentang perubahan dinamis.

4. Data panel dapat mendeteksi dan mengukur efek yang tidak bisa dilakukan oleh data time-series atau cross section.

5. Data panel memungkinkan peneliti untuk mempelajari model perilaku yang lebih kompleks.

6. Data panel dapat meminimalkan bias.

Dalam analisis model data panel dikenal tiga macam pendekatan estimasi yaitu pendekatan kuadrat terkecil (pooled least square), pendekatan efek tetap (fixed effect) dan pendekatan efek acak (random effect). Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana memilih satu dari tiga pendekatan yang ada. Pemilihan ini bertujuan agar pendekatan yang dipilih cocok dengan tujuan penelitian dan karakteristik data sehingga proses estimasi memberikan hasil yang lebih tepat. Metode OLS (Pooled Least Square) terlalu sederhana untuk mendeskripsikan fenomena yang ada, sehingga pilihan selanjutnya adalah memilih di antara Fixed Effect Model (FEM) atau Random Effect Model (REM).Penentuan atas dua model tersebut dapat ditentukan secara teoritis. Jika diasumsikan bahwa error antar individu tidak berkorelasi dengan regressor X, maka random effect yang dipilih. Kemudian, jika diasumsikan bahwa error antar individu berkorelasi dengan X (error mempunyai pengaruh tetap/ dianggap sebagai bagian dari intersep), maka fixed effect yang dipilih.

2.4.3. Uji Kriteria Statistik

Dalam penelitian ini, data yang digunakan merupakan data panel, untuk mengestimasi model regresi OLS (common).Dalam penelian ini digunakan beberapa metode untuk menguji persamaan regresi antara lain yaitu :

(29)

2. Uji F, digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. Derajat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05.

3. Koefisien determinasi (R²), Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel dalam pengertian yang lebih jelas. Koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu variabel bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada variabel yang lain (Santosa&Ashari, 2005:125).Dalam bahasa sehari-hari adalah kemampuan variabel bebas untuk berkontribusi terhadap variabel tetapnya dalam satuan persentase.Nilai koefisien ini antara 0 dan 1, jika hasil lebih mendekati angka 0 berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel amat terbatas. Tapi jika hasil mendekati angka 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

2.4.4. Uji Ekonometrika

2.4.4.1. Uji Asumsi Klasik Normalitas

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Beberapa metode uji normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of regression standardized residual atau dengan uji One Sample Kolmogorov Smirnov.

2.4.4.2. Uji Asumbi Klasik Multikolinearitas

(30)

koefisien determinasi individual (r2)dengan nilai determinasisecara serentak(R2),

dan 3) dengan melihat nilai eigenvalue dan condition index.

2.4.4.3. Uji Asumsi Klasik Hetroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya yaitu Uji Park, Uji Glesjer, Melihat pola grafik regresi, dan uji koefisien korelasi Spearman.

2.4.4.4. Uji Asumsi Klasik Outokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hopotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.

2.4.5. Analisis Ekonomi

Analisis ini digunakan untuk memberikan interprestasi ekonomi yang relevan dikaitkan dengan hasil penelitian dan penelitian yang terdahulu. III: Analisis Data

3.1. Cara Penelitian :

(31)

Data yang digunakan merupakan data sekunder yaitu data laporan keuangan lima tahun terakhir dari perusahan yang bergerak dalam bidang property di negara – negara Asia Tenggara yang dipublikasikan dalam situs resmi perusahaan. Data perusahan-perusahan property di negara – negara Asia Tenggara diperoleh melalui situs List of Public & Private Companies Worldwide -Bloombergyang memuat daftar perusahan-perusahan property di Asia Tenggara yang sudah Go Public.

Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan alat analisisa regresi.Penggunaan alat analisis regresi ini digunakan untuk mencari seberapa besar pengaruh dari masing masing factor fundamental terhadap harga saham.

3.2. Hasil Analisis dan Pembahasan

IV :Kesimpulan dan saran

(32)

Daftar Pustaka dan Lampiran

Anastasia Njo, 2003.(Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sitematik terhadap Harga Saham Perusahaan Properti di BEJ) Jurnal Akuntansi dan KeuanganVol. 5, No. 2.

Arifin, Ali. 2004. Membaca Saham. Andi.Yogyakarta.

Aziz, Abdul M. 2005. (Pengaruh Earning Per Share dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Perusahaan yang Telah Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Tesis.Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Jakarta

Agnes Sawir. 2005. Analisis Kinerja dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.PT Gramedia Pustaka. Jakarta.

Albed Eko Limbang.2006. Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Tingkat Keuntungan Saham Perbankan di BEJ.Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.

Annio Indah Lestari Nasution. 2006. Pengaruh Faktor Fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Saham Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Ang, Robert (1997), Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta, Mediasoft Indonesia.

Bhandari, L.C.,1988,” Debt/Equity ration and Expected Common Stock Return: Empirical Evidence” , The Journal of Finance, Vol, 43, No.2, pp 507-528 Catur Wulandari. 2005.Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental terhadap

Perubahan Harga Saham di BEJ. Tesis.FE UMM

Darmadji dan Fakhruddin.2001.Pasar Modal Indonesia PendekatanTanya Jawab. Jakarta: Selemba Empat.

Dodd, J.L. dan Simmin, Chen. 1996. “EVA a New Pancea?”.B&E Reviev, July-September, pp.26-28.

Francis, Jack C. (1988), Management of Investment, 2nd ed., International Editions

(33)

Hanafi Mamduh M. 1996. Analisis Laporan Keuangan. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Husnan, Suad. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Husnan, Suad dan Eny Pudjiastuti. 1998. Dasar-Dasar ManajemenKeuangan. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi. Edisi Kedua. Jakarta: SelembaEmpat. Hanafi, Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Revisi. Yogyakarta:

UMP AMP YKPN.

Jogianto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE

Harkivent dan Murtanto, 2000, “Analisa Pengaruh Informasi Laba Akuntansi terhadap Harga Saham dan VolumePerdagangan sertaPengujian Reaksi Pasar dengan Indikator Trading Volume Activity (TVA) di Bursa Efek Jakarta”,Media Ekonomi Vol.6 No.3: hal992-1021

Nainggolan, Susan Grace Veranita. 2008. (Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.

Nur Chozaemah. 2004. Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental terhadap Perubahan Harga Saham (Studi pada Perusahaan Barang dan Konsumsi yang Go Public Di BEJ). Tesis.UMM.

Purbayu Budi Santosa dan Ashari. (2005). Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS.Semarang: Andi

Prastowo.1995. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. AMP YKPN, Jakarta

Rechtmawan Dwipayana. 2007. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham pada Sektor Perbankan di BEJ Periode Tahun 2003-2006. Tesis. UNDIP. Semarang

(34)

Subiyantoro, Edi dan Andreani Fransisca. 2003. (Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Kasus Perusahaan Jasa Perhotelan yang Terdaftar di Pasar Modal Indonesia).Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 5, No. 2, September 2003: 171 -180.

Natarsyah Syahib. 2000. “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham (Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go-Public Di Pasar Modal Indonesia)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.15 No. 3.

Tandelilin, E.,2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta

Umar, Y.A., 2008, “Fundamental Analysis of Saudi Emerging Market Stock Return 1990-2004”, Journal of Knowledge Globalization, Vol.1, No.1, pp.107-115

Yuliati, Sri Handaru Handoyo, Prasetyo, Fandy, Tjiptono. 1996.Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: ANDI.

Susilowati Yeye. 2006. “Konsekuensi Signal Subtitusi dan Komplemen Dalam Keputusan Keputusan Pendanaan”. Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, Mei 2011, Hal 17-37

Susilowati Yeye. 20011. Reaksi Signal Ratio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan. Disertasi. Program Doktor Ilmu Ekonomi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Yogo Purnomo. 1998. “Keterkaitan Kinerja Keuangan dengan Harga Saham”, Usahawan, Desember. No.12, Th XXVII:33-38.

http://community.gunadarma.ac.id/forums/display_topic/id_521/Krisis Keuangan-Amerika--Subprime-Mortgage/

http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_teknis

http://www.idx.co.id. 2012

Gambar

Gambar 1. Skema Klasifikasi Aset

Referensi

Dokumen terkait

Setiap penelitian harus memiliki tujuan agar memberi arah yang lebih jelas dalam pencapaian yang diinginkan, sesuai rumusan yang di atas maka tujuan yang akan dicapai

Penatalaksanaan pada pasien ini secara umum adalah menghindari garukan untuk mencegah infeksi sekunder, menghindari hal-hal yang ada kaitannya dengan prurigo, yakni

Pelaksanaan tugas dan fungsi staf, baik pelayanan administratif dan urusan pemerintahan umum lainnya yang tidak termasuk dalam tugas dan fungsi dinas maupun lembaga

depan dari suatu aktiva tidak berwujud diperoleh depan dari suatu aktiva tidak berwujud diperoleh melalui hak hukum yang diberikan selama suatu melalui hak hukum yang

Sedangkan pada sikloalkana dengan jumlah atom C penyusun cincin lebih dari 3 memiliki bentuk yang tidak planar dan melekuk, membentuk suatu konformasi

 perlindungan kesehatan dan lain  –   lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku d an lain-lain.

Strategi pembelajaran yang lebih berpusat pada aktivitas siswa merupakan pembelajaran yang lebih banyak mem- berikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan

Di Undangkan di Sampit Pada tanggal 28 Desember 2012 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR,