• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan - Analisis Metode Pengajaran Gitar Klasik di LPM Farabi Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan - Analisis Metode Pengajaran Gitar Klasik di LPM Farabi Kota Medan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Permasalahan

Manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya selalu merespons alam sekitar. Misalnya ketika ia lapar dan ingin makan dan minum, maka ia berusaha menggunakan bahan-bahan makanan dan minuman di sekitarnya. Manusia juga menginginkan ilmu pengetahuan, maka terbentuklah lembaga pendidikan, baik yang sifatnya formal maupun informal atau nonformal. Dalam rangka memenuhi akan rasa keindahan, maka manusia akan menciptakan kesenian. Kesenian juga dalam proses transmisinya dari satu generasi ke generasi lain memerlukan proses pendidikan. Sehingga berdirilah berbagai institusi pendidikan kesenian di seluruh dunia.

(2)

atau gitar listrik. Alat music gitar elektrik ini dapat diklasifikasikan sebagai elektrofon, yaitu alat music yang penggetar utamanya sinyal listrik dan kemudian diransmisikan menjadi gelombang bunyi.

Saat ini gitar termasuk ke dalam salah satu instrumen musik yang paling populer di dunia. Gitar adalah alat musik yang paling terkenal si seluruh dunia. Alat musik ini dimainkan menurut tipe atau jenisnya. Di antara sekian banyak tipe gitar, jenis gitar klasik adalah salah satu alat musik yang cukup banyak diminati.

Gitar juga sangat menarik untuk dibicarakan terutama dalam konteks persebarannya.1

1

Dalam ilmu etnomusikologi, dikenal dua teori yang berkaitan dengan perubaan dan persebaran kebudayaan. Mengenai perubahan biasanya selalu dikaji melalui teori evolusi dan persebaran melalui teori difusi, yang diambil dari disiplin biologi, sejarah, atau arkeologi. Bukti pentingnya ilmu arkeologi dan sejarah dalam disiplidin etnomusikologi adalah dengan digunakan teori-teori dalam disiplin arkeologi dan sejarah dalam etnomusikologi. Di antaranya adalah teori

evolusi. Seperti diketahui bahwa teori evolusi ini awalnya dikembangkan di dalam ilmu biologi, terutama oleh Charles Darwin. Teori ini mengemukakan bahwa dengan perubahan-perubahan yang lambat laun, nenek moyang manusia adalah kera. Awalnya berbulu lebat, berjalan dengan kaki dan tangan, bentuk kepala seperti kera, kemudian berjalan membungkuk, dan kemudian

menjadi manusia modern (homo sapiens) yang berjalan dengan kedua kaki dan tangan

digunakan untuk mengerjakan berbagai bidang pekerjaan manusia. Sementara itu di bidang antropologi teori ini dikonsepkan sebagai perubahan unsur-unsur kebudayaan dari yang sederhana menuju ke bentuk yang lebih kompleks. Dalam ilmu sejarah dan arkeologi, teori ini dikonsepkan sebagai perubahan manusia dan kebudayaannya secara lambat-laun menurut dimensi waktu dan ruang yang dilaluinya. Dalam kedua disiplin ini selalu pula dilakukan pembabakan atau periodesai berdasarkan kejadian-kejadian arkeologis dan sejarah yang berubah. Dalam etnomusikologi, teori evolusi digunakan untuk mengkaji perubahan musik (alat musik, genre musik, melodi, ritem, tangga nada, dan lainnya) dari bentuknya yang sederhana menjadi lebih kompleks. Pembabakan dalam sejarah dan arkeologi juga digunakan dalam etnomusikologi dan musikologi (Barat). Turunan dari teori ini adalah teori monogenesis, yang konsepnya adalah satu alat musik lahir dari satu kebudayaan tertentu. Lawannya teori

poligenesis yang menyatakan beberapa unsur kebudayaan atau musik memiliki bentuk dan fungsi yang sama, namun itu kebetulan sama fungsi universalnya dalam kebudayaan manusia. Misalnya dayung perahu di seluruh dunia ini bentuk dan fungsinya adalah sama, namun tidak ada satu kawasan sumber dari dayung perahu ini. Selain itu digunakan pula teori difusi, yaitu persebaran kebudayaan dari satu tempat ke tempat lainnya. Teori difusi ini berhubungan erat dengan teori monogenesis. Selain itu digunakan pula teori floating terms, yang dapat dikonsepkan penggunaan istilah yang sama namun bentuknya berbeda. Misalnya hasapi Batak Toba adalah alat musik lute petik berleher pendek, sedangakan kacapi Sunda alah alat musik

zither. Banyak lagi teori lainnya yang menunjukkan adanya hubungan saintifik antara arkeologi dan sejarah dengan etnomusikologi dan musikologi.

(3)

merupakan satu-satunya alat musik dawai yang banyak diminati oleh berbagai bangsa di dunia (Harahap:105).

Pendidikan seni tidak hanya dapat diperoleh dari pendidikan formal saja melainkan bisa dari pendidikan nonformal, contohnya seperti les privat ataupun lembaga kursus musik. Karena itu sekarang banyak pendidikan seni yang menawarkan berbagai pilihan dari alat-alat musik yang ditawarkan untuk dipelajari, seperti: vokal, piano, biola, drum, bass, gitar elektrik, dan gitar klasik.

Lembaga kursus musik di berbagai kota di Indonesia, dalam rangka meningkatkan daya saing sesama mereka ada yang menggunakan merek dagang ternama seperti Yamaha Musik, atau mengikutkan nama kota Medan menjadi Medan Musik. Namun ada pula yang mengikutkan nama orang terkenal seperti Purwacaraka Musi Studio. Ada pula yang menggunakan nama tokoh peradaban dunia, seperti Al-Farabi, seorang tokoh musik Dunia Islam, yang digunakan oleh lembaga kursus musik yang dibina oleh Dwiki Darmawan. Semua ini adalah untuk membuat spesifikasi dan popularitas lembaga-lembaga pendidikan nonformal tersebut.

(4)

Menurut Robert V. Tarigan dalam tulisannya berjudul Peranan Pendidikan Nonformal Memberdayakan Ekolem, disebutkan bahwa:

Pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah merupakan usaha sadar untuk menyiapkan, meningkatkan, dan mengembangkan sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan daya saing. Dengan demikian mampu merebut peluang dan tumbuh berkembang serta mengoptimalkan sumber-sumber di lingkungan masing-masing.

Beberapa alasan orang untuk kursus musik klasik adalah untuk prestisi, karena bila seseorang belajar musik klasik adalah orang yang cukup terpandang atau terpelajar. Namun ada juga yang sekedar hobi ataupun untuk sekedar mengisi waktu luang saja.

Manusia juga memerlukan pendidikan yang membedakannya dengan makhluk hewan. Berkat pendidikan ini, menusia memiliki peradaban ( sivilisasi ) dan berkembang dari masa ke masa. Selain itu, pada dasarnya manusia memerlukan keindahan dalam kehidupannya. Keperluan terhadap keindahan ini dipenuhi oleh unsur budaya yang disebut kesenian, seni atau lazim disebut seni budaya. Dalam rangka kegiatan berkesenian ini, manusia yang terlibat di dalamnya perlu sebuah sistem pengelolaan, agar prosesnya terjadi secara teratur, terarah, terpadu, dan mencapai sasaran.

Mengingat begitu orang yang menikmati gitar klasik maka saat ini sudah banyak kursus-kursus (Muhammad Ali, 2006) musik yang membuka jurusan gitar klasik. Untuk Kota Medan saat ini ada banyak kursus musik yang membuka jurusan gitar klasik antara lain: Medan Musik2

2

Saat ini Medan Musik sudah mempunyai cabang di Jalan Ahmad Yani (Kesawan), Deli Plaza (Lantai 3 ), Jalan Orion, Jalan Setia Budi, dan Jalan Cirebon Medan.

(5)

Pengenalan akan sistem notasi akan sangat menunjang, menurut Soewita (1993: 5) notasi musik adalah “ suatu sistem yang digunakan untuk menulis dan mencatat musik diatas kertas agar kita dapat membaca, menyimpannya untuk dokumen, atau disampaikan kepada orang lain. “

Kebanyakan orang yang mempelajari gitar secara otodidak3

3

Otodidak pengertiannya adalah memperoleh secara alami tanpa melalui hal yang bersifat formal. Dalam masyarakat tradisional, termasuk di Sumatera Utara, transmisi kesenian awalnya adalah melalui teknik otodidak atau dalam tradisi lisan. Para pemusik atau seniman muda yang mau menimba ilmu kepada yang lebih tua, dengan cara melihat, menonton, dan menirukan permainan guruna, tanpa melalui system tulisan aau notasi.

, namun kelemahan yang dihadapi dari hal semacam ini adalah lemahnya penguasaan teori-teori penting yang harus didapatkan dari musik itu. Pengetahuan yang hanya sebatas mengenal akord dan teknik meminkan yang sederhana tentu akan kurang mempunyai daya tarik yang baik. Hal ini berbeda jika kita mempunyai pengetahuan praktik dan teori yang didapatkan lebih baik karena ditunjang oleh pengetahuan teori musik dan praktik dasar dan format kurikulum yang teratur dari lembaga kursus musik atau privat yang ada.

Beberapa hal juga mendukung dalam metode pengajaran gitar juga meliputi pengajarannnya. Misalnya, bagaimana kualitas dan keahlian yang dimiliki oleh pengajar sehingga mampu mengangkat kemampuan murid yang belajar gitar. Dan yang lain juga sama pentingnya ialah sarana dan prasarana yang ada, sehingga faktor kenyamanan siswa/murid juga diperhatikan dan menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik.

(6)

Berdasarkan kutipan diatas jelas sekali bahwa metode pendidikan yang meliputi pengajar, kurikulum, dan sarana prasarana seperti alat peraga dalam hal ini alat musik dan buku yang digunakan sangatlah penting peranannya. Karena didalam pendidikan seni musik kita tidak hanya mementingkan teori saja, tetapi antara praktik dan teori mempunyai peranan yang seimbang. Hal ini dikarenakan di dalam musik kita tidak hanya berbicara saja tetapi kita butuh memainkan dan mempraktikannya.

Dalam konteks etnomusikologi, pentingnya perhatian kepada proses pembelajaran atau enkulturasi, dikemukakan oleh Merriam (1964) seperti yang penulis terjemahkan sebagai berikut:

Dalam etnomusikologi pendidikan ( Enkulturasi ) budaya musik menjadi salah satu fokus kajiannya. Pendidikan musik ini menjadi salah satu fungsi musik yaitu untuk menjaga kontinuitas kebudayaan. Selain itu pendidikan musik mencakup pada aspek bagaimana kedudukan pemusik meneruskan keahliannya kepada generasi pemusik yang lebih muda.

Lembaga Pendidikan Musik (LPM) Farabi sebagai salah satu lembaga kursus musik yang cukup terkenal di Kota Medan juga memiliki teknik yang berbeda dalam hal mendidik siswa atau murid dalam memberi pengetahuan dan keterampilan bermusik. Hal ini seiring upaya dari pihak manajemen untuk mengembangkan lembaga kursus ini menjadi yang terdepan.

Hal ini bisa kita lihat dari guru-guru berkualitas dan berpengalaman dalam mengajar yang dipunyai oleh LPM Farabi. Kemudian disertai sarana dan prasarana yang baik, guna mendukung proses belajar mengajar.

(7)

Dari beberapa hal diatas inilah yang mendorong penulis untuk meneliti bagaimana manajemen pendidikan yang dilaksanakan di LPM Farabi dengan judul Analisis Metode Pengajaran Gitar Klasik di Lembaga Pendidikan Musik (LPM) Farabi Kota Medan.

1.2Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di atas maka dapat diambil dua pokok permasalahan, yang menjadi topik bahasan dalam tulisan ini diantarannya :

(1) Bagaimana metode pengajaran yang harus dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan dan keterampilan murid bermain gitar di LPM Farabi? (2) Bagaimana kemampuan murid yang belajar gitar klasik di LPM Farabi?

Dua pokok permasalahan di atas bertujuan untuk melihat apa relevansi dan hubungan antara metode pengajaran dan tingkat kemampuan siswa. Seterusnya akan berdampak kepada popularitas lembaga pendidikn LPM Farabi. Selain itu juga akan dikaji masalah-masalah yang dihadapi oleh LPM Farabi.

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

(8)

1.3.1 Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

(1) Mengetahui sejauh mana perkembangan kemampuan dan keterampilan para murid di LPM Farabi dalam memainkan alat musik gitar klasik.

(2) Mengetahui sistem metode pengajaran yang ada di LPM Farabi.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana cara atau metode pengajaran yang baik serta teori yang digunakan dalam mengajar alat musik gitar klasik agar lebih meningkatkan kemampuan murid untuk memainkan alat musik gitar klasik. Selain itu manfaat lain yang dapat dirasakan dalam penelitian ini yaitu:

(1) Sebagai bahan informasi atau referensi bagi guru gitar klasik yang ingin meningkatkan kualitas dan metode pengajarannya.

(2) Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh penulis selama belajar di

Departemen Etnomusikologi.

(3) Sebagai sarana untuk menssosialisasikan kepada masyarakat bagaimana cara atau metode pengajaran gitar klasik yang baik.

(9)

1.4Konsep Dan Teori Yang Digunakan

Untuk membantu atau mendukung peneliti dalam melakukan analisa data dan informasi yang didapatkan, untuk itu peneliti harus memahami konsep yang akan diteliti dan teori apa yang digunakan agar mempermudah penelitian.

1.4.1 Konsep

Konsep meruipakan defenisi dari apa yang perlu diamati, konsep menentukan antara variable mana kita ingin menentukan adanya hubungan empiris (Merton 1963:89). Pemilihan konsep yang tepat amatlah penting, tetapi rumit karena adanya sekian banyak konsep yang dapat dipilih. Maka perlulah ditentukan ruang lingkup dan batasan persoalan, sehingga jumlah konsep yang bersangkut paut dengan persoalan itu juga dapat dibatasi. Dalam hal ini adanya teoritis dapat membantu dan meringankan pekerjaan si peneliti.

(10)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta dkk : 1995 ) metode adalah langkah atau cara-cara yang teratur yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan dasar melalui suatu proses. Artinya metode dalam hal ini yang digunakan adalah cara dalam pengajaran gitar klasik di LPM Farabi.

Pengajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses belajar mengajar di mana pengjaaran dapat diartikan sebagai proses mengajar. Muhibbin Syah ( 1995 : 33 ) mengatakan bahwa “ Pengajaran adalah memberi pengarahan agar melakukan sesuatu, mengajar agar melakukan sesuatu, dan memberi informasi ”.

Dengan kata lain pengajaran adalah suatu cara yang dilakukan dalam mentransfer suatu ilmu atau pengetahuan dari seseorang kepada orang lain melalui suatu proses yang dinamakan proses belajar. Pengajran inilah yang menjadi fokus utama kajian ini. Perhatian ditumpukan kepada bagaimana cara LPM Farabi dalam mentransfer ilmu dan keterampilan, khususnya gitar melalui media pengajaran..

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Hal senada juga dikemukakan oleh Langeveld ( 2005 : 69 ) yang mengatakan “ Mendidik adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja antara orang dewasa dengan anak yang belum dewasa.

(11)

pendidikan, 2) Murid atau peserta didik atau dan 3) Guru atau pendidik. Semua itulah yang nantinya akan menjadi analisis pokok penulis dalam tulisan ini.

Berdasarkan hal diatas maka metode pengajaran gitar klasik adalah bermakna sebagai kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk menciptakan proses belajar mengajar gitar klasik agar lebih efektif dan efisien bagi guru atau siswa dan sasaran dari proses pengajaran tersebut dapat dicapai dengan baik.

1.4.2 Teori

Teori merupakan landasan cara berpikir dalam membahas permasalahan yang timbul dalam suatu penelitian. Teori sangat dibutuhkan dalam penelitian untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan informasi ( data ) dan membatasi masalah yang ingin diteliti.

Menurut Tirtarahardja dan Sulo ( 2005 : 23 ) “sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi lain.” Hal tersebut tentu dilakukan melalui jalan pengajaran. Jika dihubungkan dengan pernyataan maka pada dasarnya pengajaran gitar klasik sebagai salah satu media Transfer Knowledge sangatlah penting karena berperan sebagai transformasi budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Hal senada juga dikemukakan oleh Muhibbin Syah ( 1995 : 33 ) yang mengatakan “ Pengajaran adalah memberi pengarahan agar melakukan sesuatu, mengajar agar melakukan sesuatu, dan memberikan informasi “.

(12)

bahasa Yunani kuno yang artinya didaskein atau pengajaran yang berarti perbuatan atau aktivitas yang menyebabkan timbulnya kegiatan atau kecakapan baru bagi orang lain.

Selanjutnya didaktik dapat dibagi atas dua bidang yaitu: didaktik umum, didaktik khusus :

Didaktik umum memberikan prinsip-prinsip umum yang berhubungan dengan penyajian bahan pelajaran agar anak dapat menguasai sesuatu bahan pelajaran. Prinsip-prinsip ini berlaku bagi semua mata pelajaran contoh misalnya: minat, peragaan, motivasi, dan sebagainnya, yang kesemuanya itu menyangkut semua mata pelajaran. Di sisi lain Didaktik khusus membicarakan tentang cara mengajarkan mata pelajaran tertentu dimana prinsip didaktik umum digunakan. Seperti kita ketahui setiap mata pelajaran mempunyai cirri khas yang berbeda satu sama lain.

Jika kita lihat sebenarnya fungsi utama dari diadakannya tempat pendidikan musik seperti LPM Farabi ialah sebagai tempat untuk pembelajaran alat musik gitar klasik serta media sosialisasi penggunaan alat musik ini sesuai dengan teori-teori yang ada. Yang dimaksud dengan teorinya adalah kurikulum yang berlaku dalam memainkan alat musik ini yang seperti bagaimana cara membaca not balok dan memainkannya dengan membaca not tersebut.

(13)

Instruktur yang berperan sebagai mediator dari bahan ajar kepada yang diajar atau sebagai orang yang menyelenggarakan pengajaran agar mengeantarkan murid mencapai tujuan yang direncanakan serta orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik ; (4) Tempat ; (5) Alat-alat pendukung : alat musik, alat peraga, dan alat pendukung lainnya.

1.5Metode Analisis

Metode ialah cara atau jalan menyangkut masalah kerja yang dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu bersangkutan (Koentjaraningrat, 1985). Metode penelitian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu metode kualitatif dan kwantitatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang dianalisis secara rinci. Metode ini sejalan dengan pendapat Koentjaraningrat ( 1976 : 30 ) yaitu : “ Penelitian yang bersifat deskriptif memberi gambaran, uraian, keterangan, dan mencari fakta-fakta mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu dalam masyarakat ”. Penelitian kualitatif adalah berwujud data yang bersifat konsep atau meneliti fakta-fakta sosial. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian di LPM Farabi meliputi dari murid, instruktur, dan penyajinya dalam hal ini ialah LPM Farabi itu sendiri.

(14)

tersebut kemudian diproses dan dianalisis kembali untuk mendapatkan hasil yang dituangkan dalam bentuk skripsi.

Menurut Nettl (1964) juga berpendapat bahwa ada dua kerangka kerja etnomusikologi yaitu : kerja lapangan (fieldwork ) dan kerja laboratorium. Sehingga data yang dikumpul di lapangan akan dianalisa di laboratorium dan hasilnya akan didapatkan setelah kedua metode kerja itu dilakukan.

1.6Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang penulis tentukan hanya meliputi kota Medan yang merupakan salah satu kota di Propinsi Sumatera Utara, tepatnya di jalan Burjamhal No. B 28-29 Kota Medan. Sebagai alasan mengapa penulis menjadikannya sebagai lokasi penelitian adalah mengingat saat ini LPM Farabi merupakan tempat kursus yang ada di Medan sehingga sangat baik untuk perkembangan pendidikan musik di kota Medan.

1.7Kerja Lapangan

Dalam hal ini beberapa metode yang penulis lakukan ialah dengan wawancara dan observasi sebagai berikut :

1.7.1 Wawancara

(15)

Menurut Koentjaraningrat (1990:190) wawancara dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : (1) wawancara berfokus ( focused interview), (2) wawancara bebas (free interview), (3) wawancara sambil lalu (cassual interview). Wawancara berfokus mengutarakan pertanyaan tidak mempunyai struktur tertentu, tetapi selalu berpusat pada pokok permasalahan. Wawancara bebas yaitu tidak berpusat pada pokok permasalaha tetapi tidak beralih dari satu hal ke hal lain. Sedangkan wawancara sambil lalu, yaitu dimana wawancara dilakukan tanpa persiapan sebelumnya, dan orang yang diwawancara itu kebetulan berada di suatu tempat.

Dalam penelitian kali ini penulis melakukan metode wawancara berfokus dan wawancara bebas. Sebelum melakukan wawancara itu maka harus ditentukan dulu siapa yang akan diwawancara, dan hasilnya ditulis langsung di lapangan. Yang menjadi informan penulis dalam penelitian ini yaitu instruktur yang ada di Farabi, pimpinan LPM Farabi, murid, dan informan yang dari luar lokasi penelitian tapi masih relevan dengan topik bahasan penulis. Di dalam mengajukan pertanyaan penulis tidak memberi pertanyaan yang terlalu terpaku pada pokok pembicaraan namun dapat menyinggung berbagai hal walaupun tidak menyimpang dari konsep penelitian.

1.7.2 Observasi (Pengamatan)

Observasi atau pengamatan dapat digunakan untuk menghimpun data dari interaksi antara peneliti dengan informan dengan mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh informan tersebut.

(16)

Agar lebih mendalami apa yang akan diteliti maka peneliti harus mengamati langsung objek yang akan diteliti dalam hal ini LPM Farabi kota Medan.

1.8Studi Kepustakaan

Untuk mencari konsep dan teori yang berhubungan dengan tulisan ini yang dapat dijadikan bahan bacaan yang relevan dengan objek penelitian. Sumber bacaan tersebut dapat berupa majalah, ensiklopedia, bulletin, buku, dan lain-lain. Semua itu merupakan sumber informasi yang dapat membantu penulis dalam mengerjakan penulisan ilmiah ini.

1.9 Kerja Laboratorium

Dalam kerja laboratorium semua data yang siudah didapatkan dari penelitian lapangan akan dianalisis dan diseleksi agar dapat dibuat menjadi bahan tulisan. Data-data akan disusun kembali sesuai dengan teknik-teknik penulisan karya ilmiah. Kemudian, seluruh hasil pengolahan data disusun dalam suatu hasil lapangan berbentuk skripsi.

1.10 Pengalaman Pribadi

Ada banyak hal yang bisa saya dapat sebagai penulis dari tulisan ilmiah ini antara lain saya dapat mengetahui tentang bagaimana dunia pendidikan dan bagaimana cara mengajar yang baik.

(17)

Peranan pendidikan nonformal seperti lifeskill ternyata juga berperan dalam membentuk suatu keterampilan seseorang dengan tujuan tentunya semakin meningkatkan sumber daya manusia untuk siap bersaing di dunia kerja. Saat ini pemerintah juga sudah menyikapi tuntutan dari era globalisasi ini dengan mendukung setiap warga Negara untuk mempunyai keterampilan di luar dari pendidikan formal. Contohnya saja di sekolah- sekolah saat ini sudah mencanangkan pengembangan diri sebagai ekstrakulikuler wajib seperti : musik, olahraga, bahasa asing, computer dan lain sebagainya, sebagai syarat agar siswanya dapat memiliki keterampilan.

Penulis terkadang melihat seseorang dengan hanya mengandalkan keterampilannya saja bisa dapat bekerja dan mencukupi kebutuhan hidupnya, bahkan terkadang seseorang yang tidak mempunyai pendidikan formal pun dapat mencukupi nafkahnya hanya dengan keterampilannya saja. Hal inilah yang menjadikan seseorang harus mempunyai keterampilan khusus agar dapat menambah daya saing di dunia kerja maupun di masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji parameter menunjukkan bahwa kuantitas ekspor dan harga domestik Thailand tidak berpengaruh signifikan terhadap harga ekspor, tetapi yang berpengaruh signifikan

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran tergolong tinggi, dan penerapan metode tutor sebaya

Ramainya perusahaan yang berkompetisi dalam penawaran produk atau jasa asuransi konvensional dan asuransi syariah, memberikan banyak pilihan bagi konsumen

Artikel ini akan membincangkan mengenai konsep manusia, perkembangan personaliti manusia, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkahlaku manusia, latar belakang teori

Output device, adalah suatu alat yang diperlukan untuk. menyimpan dan mencetak hasil pengolahan yang

Metode yang digunakan penelitian adalah interpretasi visual citra satelit landsat tahun 1994, 2001, dan 2014 dalam rangka melakukan monitoring perubahan luas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992