• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN TEORI BELAJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN TEORI BELAJ"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

TEKNOLOGI PENDIDIKAN, TEORI BELAJAR,

DAN PRINSIP-PRINSIP BELAJAR SERTA IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

UntukmemenuhitugasmatakuliahTeknologiPembelajaran DosenPengampuProf. Dr. Soetarno, M.Pd.

Disusun oleh:

Mohamad Iqbal Nur Syamsi K7614032

Nur Aini K7614035

Pelangi Atha Amalya K7614036 Suci Rahmadani K7614053

Pendidikan Ekonomi / B

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah yang berjudul Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip-Prinsip Belajar serta Implementasinya dalam Pembelajaran Ekonomi. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknologi Pembelajaran.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan dan hal ini antara lain karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan pengembangan ilmu.

Surakarta, 14 September 2016

Penulis

DAFTAR ISI

(3)

KATA PENGANTAR... ...ii DAFTAR ISI... ...iii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... ...1 B. Rumusan Masalah... ...2 C. Tujuan... ...2 BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Teknologi Pembelajaran... ...3 B. Peran Teknologi Pembelajaran dalam Belajar dan Pembelajaran Ekonomi. . ...6 C. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran dan Implementasinya dalam Pembelajaran Ekonomi... ...8 D. Prinsip-Prinsip Belajar atau Pembelajaran dan Implementasinya dalam Pembelajaran Ekonomi... ...17 BAB III PENUTUP

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Teknologi pembelajaran (instructional technology) merupakan suatu bidang kajian khusus (spesialisasi) ilmu pendidikan dengan obyek formal ”belajar” manusia secara pribadi atau yang tergabung dalam suatu organisasi. Belajar tidak hanya berlangsung dalam lingkup persekolahan (lembaga pendidikan) ataupun pelatihan, melainkan juga pada organisasi misalnya keluarga, masyarakat, dunia usaha, bahkan pemerintahan. Belajar tidak hanya dilakukan oleh dan untuk individu, melainkan oleh dan untuk kelompok, bahkan oleh organisasi secara keseluruhan. Belajar itu ada di mana saja, kapan saja dan pada siapa saja, mengenai apa saja, dengan cara dan sumber apa saja yang sesuai dengan kondisi dan keperluan atau kebutuhan (Miarso, 2004: 193-194). Oleh karena itu teknologi pembelajaran berupaya untuk memacu (merangsang) dan memicu (menumbuhkan) belajar. Maksudnya menekankan pada hasil belajar dan menjelaskan bahwa belajar adalah tujuannya dan pembelajaran adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut.

(5)

1. Bagaimana landasan teknologi pembelajaran?

2. Bagaimana peran teknologi pembelajaran dalam belajar dan pembelajaran ekonomi?

3. Bagaimana teori-teori belajar/pembelajaran dalam implementasinya dalam pembelajaran ekonomi?

4. Bagaimana prinsip-prinsip belajar/pembelajaran dan implementasinya dalam pembelajaran ekonomi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui landasan teknologi pembelajaran.

2. Untuk mengetahui peran teknologi pembelajaran dalam belajar dan pembelajaran ekonomi.

3. Untuk mengetahui teori-teori belajar/pembelajaran dalam implementasinya dalam pembelajaran ekonomi.

(6)

BAB II PEMBAHASAN A. Landasan Teknologi Pembelajaran

1. Pengertian Teknologi Pembelajaran

Teknologi pendidikan dapat diartikan sebagai cara sistematis dalam merancang, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola, dan mengevaluasi proses-proses dan sumber-sumber untuk belajar (Anitah, 2009: 3). Menurut Erwinsyah (2015: 16) “… teknologi pendidikan adalah proses yang rumit dan terpadu, melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis dan mengolah masalah, kemudian menggunakan, mengevaluasi, dan mengelola seluruh upaya pemecahan masalahnya yang termasuk dalam seluruh aspek belajar (manusia)”.

Dalam teknologi pendidikan, unsur intinya adalah belajar dan sumber-sumber untuk keperluan belajar itu. Namun dua unsur tersebut belum menjamin adanya teknologi pendidikan. Masih diperlukan unsur lain yaitu dipakainya pendekatan sistem dan adanya pengelolaan atas sebuah kegiatan (Anitah, 2009: 3).

Teknologi pendidikan menurut Januszweski dan Molenda (2008), bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu studi dan praktik etis yang memfasilitasi belajar dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses-proses dan sumber-sumber teknologi yang sesuai, artinya teknologi pendidikan bertujuan membantu peserta didik belajar.

(7)

dengan atau tanpa mesin, yang tersedia atau yang dimanfaatkan, untuk memanipulasi lingkungan individu sehingga diharapkan dapat terjadi perubahan perilaku atau hasil belajar yang lain.

Teknologi pendidikan adalah Penelitian dan aplikasi terhadap ilmu perilaku dan teori pembelajaran, dan penggunaan pendekatan sistem untuk menganalisis, mendesain, mengembangkan, menerapkan, mengevaluasi, dan mengatur penggunaan teknologi untuk membantu menyelesaikan masalah pembelajaran. Istilah teknologi instruksional seringkali bertukar tempat dengan istilah teknologi pendidikan, namun teknologi instruksional lebih menekankan pada pendekatan ilmiah dan sistematis terhadap penyelesaian masalah instruksional, dan teknologi pendidikan fokus kepada penggunaan dan pendayagunaan seni dan teknologi untuk mendukung pembelajaran.Commission on Instruction Technology (CIT) 1970, Teknologi Pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.

Definisi keduanya telah memberikan gambaran secara jelas bahwa keduanya memiliki sebuah hubungan yang erat, karena kedua istilah ini merupakan bagian penting dalam sebuah pendidikan, teknologi pendidikan digunakan untuk memberikan pengalaman belajar yang baru bagi semua orang dan membantu orang untuk mendapatkan pendidikan baik dalam formal maupun nonformal, dan teknologi pembelajaran pun memiliki karakteristik yang serupa.Perbedaan keduanya terdapat pada substansi yang dilakukan, jika teknologi pendidikan cakupannya sangat luas karena apa pun yang berhubungan dengan pendidikan akan dijadikan sebagai bagian dari teknologi pendidikan sedangkan teknologi pembelajaran cakupannya sedikit lebih sempit, karena lebih dominan dalam proses pembelajaran, yang berarti ada dalam dunia pendidikan formal (Erwinsyah, 2015: 17-18).

(8)

Lima kawasan dari bidang teknologi pembelajaran menurut definisi tahun 1994 dalam Lestari (2015: 7) terdiri dari:

a. Kawasan Desain

Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk. Kawasan Desain meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu : Desain Sistem Pembelajaran, Desain Pesan, Strategi Pembelajaran, Karakteristik Pembelajar.

b. Kawasan Pengembangan

Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik, di dalamnya meliputi : teknologi cetak, teknologi audio-visual, teknologi berbasis komputer, dan teknologi terpadu.

c. Kawasan Pemanfaatan

Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokkan pembelajar dengan bahan dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan pembelajar agar dapat berinteraksi dengan bahan dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil yang dicapai pembelajar, serta memasukannya ke dalam prosedur oragnisasi yang berkelanjutan.Pemanfaatan Media yaitu penggunaan yang sistematis dari sumber belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. Prinsip-prinsip pemanfaatan juga dikaitkan dengan karakteristik pembelajar. Seseorang yang belajar mungkin memerlukan bantuan keterampilan visual atau verbal agar dapat menarik keuntungan dari praktek atau sumber belajar.

d. Kawasan Pengelolaan

(9)

pelayanan sumber. Pengelolaan sumber memliki arti penting karena mengatur pengendalian akses. Pengertian sumber dapat mencakup personil keuangan, bahan baku, waktu, fasilitas dan sumber pembelajaran. Sumber pembelajaran mencakup semua teknologi yang telah dijelaskan pada kawasan pengembangan. Efektivitas biaya dan justifikasi belajar yang efektif merupakan dua karakteristik penting dari pengelolaan sumber.Pengelolaan sistem penyampaian; meliputi perencanaan, pemantauan pengendalian “cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan” Hal tersebut merupakan suatu gabungan antara medium dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi pembelajaran kepada pembelajar.

e. Kawasan Penilaian

Penilaian merupakan proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar, mencakup : analisis masalah; pengukuran acuan patokan; penilaian formatif; dan penilaian sumatif.Dalam kawasan penilaian dibedakan pengertian antara penilaian program, proyek, dan produk.

B. Peran Teknologi Pembelajaran dalam Belajar dan Pembelajaran Ekonomi

Teknologi pembelajaran dalam belajar dan pembelajaran memiliki peran sebagai pemecah masalah dalam proses pembelajaran. Menurut Lestari (2015: 12) pemecahan masalah pembelajaran tersebut dilakukan dengan cara:

1. Memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang ekonomi, menejemen, psikologi dan rekayasa.

2. Dengan cara memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling berkaitan di antara semuanya.

3. Menggunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu memecahkan masalah belajar.

(10)

kurikulum, pendekatan, manajemen waktu, media, dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Sebagai contoh dalam pembelajaran ekonomi adalahpemecahkan masalah pembelajaran konsep manajemen:

1. Guru menetapkan prosedur pengembangan pembelajaran, struktur dan muatan, kalender pendidikan, silabus, perangkat pembelajaran dan RPP sesuai dengan kurikulum yang berlaku, yaitu Kurikulum 2013 (K13).

2. Penerapan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusunan bahan belajar, modul, buku teks atau buku elektronik (e-book) yang sesuai dengan silabus materi konsep manajemen.

3. Penerapan metode pembelajaran yang lebih menekankan kepada penerapan teori-teori belajar mutakhir. Dalam kurikulum K13 diharapkan guru lebih banyak menerapkan metode pembelajaran scientific yang meliputi 5M, yaitu :

a. Mengamati:

peserta didik mengamati materi pengertian manajemen, sejarah dan perkembangan manajemen, peran manajemen, fungsi manajemen, dan tujuan manajemen melalui tayangan power poin yang disajikan guru melalui LCD

b. Menanya:

1) Guru meminta peserta didik menanggapi materi yang disampaikan guru.

2) Siswa menanggapi materi yang disampaikan guru, dengan menanyakan hal-hal yang belum dipahami

3) Guru memberikan jawaban atas pertanyaan yang disampaikan oleh siswa

c. Mencoba :

Peserta didik diminta untuk mengerjakan latihan soal dari buku paket materi manajemen

(11)

Peserta didik diminta mencari jawaban latihan soal dari internet atau buku lain

e. Mengkomunikasikan.

1) Peserta didik diminta untuk mempresentasikan jawabanya di depan kelas

2) Guru mengkoreksi jawaban dari siswa

4. Mengembangkan strategi pembelajaran. Untuk menciptakan proses pembelajaran konsep manajemen guru bisa mengkolaborasikan pembelajaran scientific dengan tekhnik pembelajaran yang aktif, kreatif,efektif dan menyenangkan (PAKEM). Guru bisa merancang kegiatan mengamati, diskusi, tanya jawab, dan tugas-tugas yang bervariasi untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif. Sebagai contoh dalam pembelajaran ekonomi konsep manajemen adalah Siswa diminta untuk berdiskusi seputar materi yang akan dibahas hari ini yaitu seputar manfaat, hambatan dan konsep manajemen.

5. Penggunaan media pembelajaran seperti Lembar Kegiatan siswa, LCD, Laptop, Slide materi powerpoint, Spidol, Papan tulis untuk menunjang kegiatan pembelajaran konsep manajemen.

Ketika guru merancang proses pembelajaran yang baik maka teknologi pembelajaran yang meliputi merancang, menerapkan, dan mengevaluasi seluruh proses kegiatan belajar mengajar akan memberikan perannya dalam memperbaiki proses belajar dan pembelajaran ekonomi.

C. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran dan Implementasinya dalam Pembelajaran Ekonomi

1. Teori Behaviourisme

(12)

dibawah ini:

a. Kegiatan Pendahuluan (15 menit):

1) Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam.

2) Guru mengkondisikan kelas agar tenang dan siap untuk mengikuti pelajaran.

3) Guru mempersilahkan ketua kelas/wakil ketua kelas untuk memimpin doa.

4) Guru mengecek kehadiran siswa dan mencatat siswa yang tidak hadir dalam jurnal kelas.

5) Guru memberikan apersepsi dengan cara mengilustrasikan kegiatan diperusahaan dagang dimana ada pencatatan aliran kas sangat diperlukan dalam suatu perusahaan.

b. Kegiatan Inti (105 menit) 1) Mengamati:

a) Guru menampilkan materi akuntansi perusahaan dagang mengenai jurnal umum.

2) Menanya:

a) Peserta didik menanggapi materi yang ditampilkan guru. b) Guru memancing peserta didik untuk bertanya materi yang

disampaikan. 3) Mengumpulkan data:

a) Guru membagikan lembar kerja yang berisi 10 soal transaksi tentang jurnal umum perusahaan dagang untuk masing-masing peserta didik dan didiskusikan secara berpasangan dengan teman sebangku.

4) Menalar:

a) Setiap pasangan mendiskusikan soal yang telah diberikan namun tetap dikerjakan secara individu.

5) Mengomunikasikan:

(13)

b) Peserta didik diberi kesempatan untuk mengoreksi jawaban yang ada di depan kelas.

c) Guru memberikan tambahan atau klarifikasi terhadap jawaban/ pendapat dari peserta didik.

c. Kegiatan Penutup (15 menit)

1) Peserta didik membuat simpulan dari materi yang telah diajarkan.

2) Guru meluruskan/ mengklarifikasi mengenai simpulan yang disampaikan peserta didik.

3) Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan yang akan datang mengenai pencatatan buku besar perusahaan dagang.

4) Guru meminta peserta didik untuk membaca materi terkait pencatatan buku besar untuk perusahaan dagang.

5) Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan salam.

Inti dari teori behaviourisme adalah ketika peserta didik mengalami perubahan perilaku setelah melakukan pembelajaran. Dalam implikasi diatas telah jelas bahwa setelah peserta didik mengikuti materi akuntasi perusahaan dagang terkait jurnal umum, diharapkan siswa bisa membuat dan menerapkan jurnal umum.

2. Teori Kognitivisme

“Menurut teori ini, belajar adalah perubahan presepsi dan pemahaman… (Anitah, 2009: 7)”. Implikasi teori kognitivisme dalam pelaksanaan pembelajaran ekonomi dalam materi permintaan dan penawaran dengan menggunakan model pembelajaran Demonstration, dengan rincian dibawah ini:

a. Kegiatan Pendahuluan (15 menit):

1) Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam.

(14)

3) Guru mempersilahkan ketua kelas/wakil ketua kelas untuk memimpin doa.

4) Guru mengecek kehadiran siswa dan mencatat siswa yang tidak hadir dalam jurnal kelas.

5) Guru memberikan apersepsi dengan cara mengilustrasikan kegiatan dipasar dimana ada penjual yang melakukan penawaran, dan pembeli yang melakukan permintaan.

b. Kegiatan Inti (105 menit) 1) Mengamati:

a) Guru menampilkan video kegiatan pasar.

b) Peserta didik mengamati video yang ditampilkan guru. 2) Menanya:

a) Peserta didik menanggapi video yang ditampilkan guru. b) Guru memancing peserta didik untuk bertanya terkait video

yang ditampilkan dan mempersilahkan peserta didik yang lain untuk menjawab.

3) Mengumpulkan data:

a) Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok, yang membahas materi: Permintaan dan Penawaran.

b) Peserta didik diminta untuk mencari materi terkait permintaan dan penawaran.

4) Menalar:

a) Setiap kelompok ditugaskan untuk membuat skenario yang terkait dengan materi permintaan dan penawaran secara mendalam untuk diperankan didepan kelas.

5) Mengomunikasikan:

a) Guru meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan skenario yang telah dibuat kelompok.

(15)

c) Guru memberikan tambahan atau klarifikasi terhadap penampilan dari peserta didik.

c. Kegiatan Penutup (15 menit)

1) Peserta didik membuat simpulan dari demonstrasi yang telah dilakukan.

2) Guru meluruskan/ mengklarifikasi mengenai simpulan yang disampaikan peserta didik.

3) Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan yang akan datang mengenai faktor-faktor permintaan dan penawaran.

4) Guru meminta peserta didik untuk membaca materi terkait faktor-faktor permintaan dan penawaran.

5) Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan salam.

Inti dari teori kognitivisme adalah ketika peserta didik mengalami perubahan presepsi dan pemahaman. Dalam implikasi diatas telah jelas bahwa setelah peserta didik mengikuti materi permintaan dan penawaran dan mendemonstrasikan didepan kelas, peserta didik diharapkan mampu menawar suatu barang dengan harga yang minimum dan peserta didik mampu melihat peluang dan mengambil sikap untuk menawarkan barang kepada calon konsumen.

3. Teori Konstruktivisme

(16)

a. Kegiatan Pendahuluan (15 menit):

1) Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam.

2) Guru mengkondisikan kelas agar tenang dan siap untuk mengikuti pelajaran.

3) Guru mempersilahkan ketua kelas/wakil ketua kelas untuk memimpin doa.

4) Guru mengecek kehadiran siswa dan mencatat siswa yang tidak hadir dalam jurnal kelas.

5) Guru memberikan apersepsi dengan cara mengilustrasikan kesuksesan wirausahawan yang inovatif dan berani mengambil risiko.

b. Kegiatan Inti (105 menit) 1) Mengamati:

a) Guru menampilkan video profil wirausahawan dalam home industry.

b) Peserta didik mengamati video yang ditampilkan guru. 2) Menanya:

a) Peserta didik menanggapi video yang ditampilkan guru. b) Guru memancing peserta didik untuk bertanya terkait video

yang ditampilkan dan mempersilahkan peserta didik yang lain untuk menjawab.

3) Mengumpulkan data:

a) Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok yang akan membuat proposal kewirausahaan dan untuk diimplementasikan.

b) Peserta didik diminta untuk mencari refeerensi-referensi bidang kewirausahaan.

4) Menalar:

(17)

5) Mengomunikasikan:

a) Guru meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil proposal di depan kelas.

b) Guru meminta peserta didik untuk memperdagangkan produk yang dihasilkan di “Pekan Wirausaha”.

c) Peserta didik diberi kesempatan untuk mengevaluasi kelompok lainnya.

d) Guru memberikan evaluasi terkait proposal dan produk yang dihasilkan peserta didik.

c. Kegiatan Penutup (15 menit)

1) Peserta didik membuat simpulan terkait pentingnya berwirausaha.

2) Guru meluruskan/ mengklarifikasi mengenai simpulan yang disampaikan peserta didik.

3) Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan yang akan datang mengenai evaluasi kewirausahaan hari ini.

4) Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan salam.

Inti dari teori konstruktivisme adalah ketika peserta didik mampu untuk membangun pengetahuannya sendiri secara aktif. Dalam implikasi diatas telah jelas bahwa setelah peserta didik mengikuti materi kewirausahaan dengan mengimplementasikannya langsung, peserta didik diharapkan kedepannya mampu untuk membangun pengetahuannya sendiri secara aktif membentuk kelompok atau tim dan mengembangkan suatu usaha untuk memperoleh keuntungan.

4. Teori Belajar Humanistik

(18)

pembelajaran ini terdiri dari: guru menampilkan video di LCD, memberi kesempatan peserta didik untuk menganalisa, membuat kelompok untuk mendiskusikan, memberi kesempatan kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, memberi simpulan (Aqib, 2015: 17). Selanjutnya implikasi terkait model pembelajaran exsamples non exsamples contohnya adalah pada materi pelaku ekonomiakan dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit):

1) Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam.

2) Guru mengkondisikan kelas agar tenang dan siap untuk mengikuti pelajaran.

3) Guru mempersilahkan ketua kelas/ wakil ketua kelas untuk memimpin doa.

4) Guru mengecek kehadiran siswa dan mencatat siswa yang tidak hadir dalam jurnal kelas.

5) Guru mereview materi yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang rumah tangga pemerintah dan masyarakat luar negeri.

6) Guru memberikan apersepsi dengan cara mengilustrasikan kegiatan perdagangan disuatu negara, dimana setiap pelaku ekonomi memiliki peran masing-masing dan tergambar dalam bagan circular flow.

b. Kegiatan Inti (90 menit) 1) Mengamati:

a) Guru menampilkan video tentang circular flow diagram. b) Peserta didik mengamati video tentang circular flow

diagram. 2) Menanya:

(19)

b) Guru memancing peserta didik untuk bertanya terkait video yang di tampilkan dan mempersilahkan peserta didik yang lain untuk menjawab.

3) Mengumpulkan data:

a) Setiap peserta didik mencari materi tentang pelaku ekonomi dan circular flow diagram pada buku atau sumber belajar lainnya.

4) Menalar:

a) Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya terkait arus perputaran barang dan jasa antara RTP dan RTK, Skema arus kegiatan pemerintah dalam perekonomian dan hubungan RTP, RTK, RTN, Masyarakat Luar Negeri dalam circular flow diagram.

b) Guru meminta peserta didik untuk menyusun hubungan pelaku-pelaku ekonomi dalam circular flow diagram. 5) Mengomunikasikan:

a) Guru memberikan kesempatan pada 3 pasang peserta didik untuk menggambarkan circular flow dan menjelaskannya.

b) Peserta didik diberi kesempatan untuk menyampaikan ide/ pendapatnya mengenai apa yang telah disampaikan oleh teman yang didepan.

c) Guru memberikan tambahan atau klarifikasi terhadap jawaban/ pendapat dari siswa.

c. Kegiatan Penutup (35 menit)

(20)

2) Guru memberikan kuis kepada masing-masing peserta didik terkait materi pelaku ekonomi sebagai acuan guru untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman peserta didik mengenai pelaku ekonomi.

3) Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan salam.

Inti dari teori humanistik adalah ketika peserta didik mmampu memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dalam implikasi diatas telah jelas bahwa setelah peserta didik mengikuti materi pelaku ekonomi, peserta didik diharapkan mampu memahami posisi dirinya dalam kegiatan ekonomi.

D. Prinsip-prinsip Belajar atau Pembelajaran dan Implementasinya dalam Pembelajaran Ekonomi

Menurut Rachmawati dan Daryanto (2015: 47-54) pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam perencanaan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat digunakan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran. Prinsip-prinsip itu adalah:

1. Prinsip Perhatian Dalam Motivasi a. Belajar memerlukan perhatian

(21)

seorang guru menjelaskan tentang pentingnya materi pengertian dan jenis-jenis uang di Indonesia. Di indonesia uang dibagi menjadi 2, yaitu uang kartal dan uang giral. Menghadapi perekonomian yang semakin modern, alat pembayaran dan metode pembayaran kegiatan transaksi antar daerah atau antar negara pasti akan semakin beraneka-ragam. Dengan begitu setelah guru menjelaskan kegunaan dan manfaat materi pengertian dan jenis-jenis uang di Indonesia peserta didik akan merasa butuh materi pembelajaran tersebut guna kegiatan transaksi perekonomian mereka dimasa depan.

b. Belajar memerlukan motivasi

Motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Ada motivasi yang lemah dan ada motivasi yang kuat. Seorang peserta didik yang memiliki motivasi yang kuat tentu akan lebih giat belajar berbeda dengan peserta didik yang memiliki motivasi yang lemah, ia akan merasa malas untuk belajar. Motivasi dipengaruhi oleh pengaruh internal (internal motive) dan pengaruh eksternal (eksternal motive). Kedua motivasi tersebut sangat mempengaruhi peserta didik untk mau belajar , baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan luar sekolah. Tugas seorang guru adalah mentransformasi motivasi peserta didik dari eksternal menjadi internal disebut sebagai transformasi motivasi. Adapun sifat-sifat motivasi, adalah:

1) Instrinsik: peserta didik akan serius dan sungguh-sungguh dalam belajar

(22)

a. Merancang atau menyiapkan bahan ajar yang menarik. Dalam kegiatan pembelajaran ekonomi tersebut guru bisa menyertakan contoh uang kartas dan giral agar peserta didik secara real mengetahui jenis-jenisnya.

b. Mengkondisikan proses belajar aktif dengan diskusi materi jens uang dan kegunaanya dalam kegiatan sehari-hari dan tanya jawab antar anggota kelompok.

c. Menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang menyenangkan. Contohnya adalah guru mengajak peserta didik melakukan kunjungan di bank untuk mengetahui transaksi masyarakat dan bagaimana saja lalu lintas uang yang ada di Indonesia.

d. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan peserta didik di dalam belajar (misalnya kebutuhan untuk dihargai, tidak merasa tertekan dan sebagainya). Misalnya dalam implementasi materi pengertian dan jenis uang di indonesia, walaupun peserta didik umumnya hanya memiliki contoh uang kartal (uang kertas dan logam) guru akan memahami dan menghargai. Sebaliknya dengan adanya kunjungan di bank yang diadakan oleh guru, peserta didik bisa mengetahui secara nyata contoh uang giral (cek, giro, deposito, dan sebagainya) walaupun peserta didik belum memiliki kesempatan untuk memiliki uang giral secara pribadi.

(23)

kartal dan giral. Dengan begitu materi yang ada diharapkan dapat diserap dengan baik oleh peserta didik demi bekal materi dimasa yang akan datang.

f. Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan peserta didik dan sesegera mungkin pula memberitahukan hasilnya kepada peserta didik. Dalam implementasi kegiatan pembelajaran ekonomi materi pengertian dan jenis uang, guru bisa memberikan tugas berupa analisi jenis uang dan cara penggunaanya dalam kegiatan transaksi ekonomi di masyarakat ketika melakukan kegiatan kunjungan di bank. Selepas melakukan kunjungan tugas tersebut segera dikerjakan dan hasil pekerjaan peserta didik dikumpulkan di pertemuan depan agar guru bisa segera mengoreksi dan memberitahukan nilai hasil pekerjaan mereka di pertemuan selanjutnya.

g. Memberitahukan nilai dari pelajaran yang sedang dipelajari peserta didik dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata sehari-hari. Implementasi kegiatan pembelajaran ekonomi materi pengertian dan jenis uang, guru dapat menghubungkan materi pengertian dan jenis uang dengan kehidupan masa depan peserta didik yang pasti akan menghadapi perekonomian modern dengan lalu lintas perekonomian yang sangat lancar dengan metode pembayaran yang semakin praktis.

2. Prinsip keaktifan

(24)

a. Memberikan kesempatan melakukan pengamatan, penyelidikan atau inkuri dan eksperimen. Contohnya peserta didik diberikan kesempatan melakukan pengamatan dan penyelidikan di pasar tradisional untuk mengamati implementasi teori permintaan dan penawaran barang.

b. Memberikan tugas individual dan kelompok melalui kontrol guru. Contohnya gurur selalu memberikan tindak lanjut di setiap akhir pertemuan berupa mengerjakan kuis, pengayaan, soal-soal yang ada di buku paket materi pembelajaran.

c. Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap pserta didik yang memberikan respons terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru saat kegiatan pembelajaran.

d. Memberikan kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk berkreativitas dalam proses pembelajaran sehingga peserta didikbisa bereksplorasi tentang materi pembelajaran yang sedang dibahas.

3. Prinsip keterlibatan langsung

(25)

dapat melibatkan peserta didik mengamati secara langsung fenomena ekonomi dengan teori yang telah diajarkan.

4. Prinsip pengulangan

Teori belajar klasik yang memberikan duungan paling kuat terhadap prinsiip belajar pengulangan ini adalah teori psikolgi daya. Berdasarkan teori ini, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang meliputi daya berpikir, mengingat, mengamati, menghafal, menanggapi dan sebagainya. Melalui latihan-latihan itu maka daya-daya tersebut semakin berkembang. Implikasi prinip-prinsip pengulangan bagi guru adalah:

a. Memilah pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan pengulangan. Contohnya teori sederhana yang sering dilupakan adalah cateris pribus (faktor lain yang bisa mempengaruhi permintaan selain harga). Teori permintaan yang ada akan berubah jika cateris paribusnya berubah, dengan begitu peserta didik diharapkan selalu mengingat bahwa cateris paribus selalu mengikuti teori permintaan yang ada.

b. Mengembangkan soal-soal latihan yang didesain sendiri leh guru atau mengerjakan pengayaan soal-soal buku paket sehingga peserta didik terus melakukan pengulangan materi secara mandiri.

c. Mengimplementasikan kegiatan-kegiatan pengulangan yang bervariasi sehingga peserta didik lebih ingat dan menyerap pesan dari materi yang disampaikan oleh guru.

5. Prinsip tantangan

(26)

dijadikan sebagai acuan bagi guru untuk menciptakan tantangan dalam kegiatan belajar, yaitu:

a. Merancang dan mengelola kegiatan eksperimen. Dalam kegiatan pembelajaran ekonomi, guru bisa mencoba melakukan eksperimen pembuktian teori hukum ekonomi yang ada. Sebagai contoh teori hukum ekonomi adalah hukum pertambahan yang semakin berkurang. Guru bisa mempraktikan hukum tersebut didalam kelas dengan melibatkan peserta didik secara langsung atau mengajak peserta didik melakukan pengamatan di lingkungan masyarakat.

b. Mendorong peserta didik untuk membuat kesimpulan pada setiap sesi pembelajaran yang telah dilakukan.

c. Membimbing peserta didik menemukan fakta, konsep, prinsip dari materi-materi yang telah disampaikan dalam pembelajaran.

6. Prinsip balikan dan penguatan (Feed Back)

Menurut prinsip ini, peserta didik akan lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil belajar yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh positif bagi upaya-upaya belajar berikutnya. Sumantri dan Permana (1999: 274) mengemukakan secara khusus beberapa tujuan dari pemberian penguatan, yaitu:

a. Membangkitkan motivsi belajar peserta didik b. Merangsang peserta didik berfikir lebih baik c. Menimbulkan perhatian pesera didik

d. Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi

e. Mengendalikan dan mengubah sikap negatif peserta didik dalam belajar kearah perilaku yang mendukung belajar.

(27)

a. Memberikan balikan dan penguatan secara tepat, baik teknik, waktu, maupun bentuknya. Kegiatan ini bisa dilakukan guru ketika kegiatan diskusi masalah ekonomi sedang dilakukan, guru bisa memberikan penguatan secara tepat jawaban presentator untuk menjawab pertanyaan pihak penanya

b. Memberikan kepada peserta didik jawaban yang benar. Kegiatan ini dialkukan oleh guru untuk membenarkan jawaban penyanji atas pertanyaan yang di lontarkan oleh penanya, agar si penanya atau peserta didik yang lain tidak salah paham atas materi yang sedang dibahas.

c. Mengoreksi dan membahas pekerjan pesera didik, agar peserta didik mengerti bagian mana saja yang salah dan dan mendapatkan perbaikan dari guru.

d. Memberikan catatan pada hasil pekerjaan peserta didik baik berupa angka maupun komentar, sehingga peserta didik mendapatan sebuah penghargaan atas kerja mereka dan berusaha untuk memperbaiki pekerjaannya.

e. Mengumumkan atau menginformasikan peringkat secara terbuka, untuk memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar di kelas maupun belajar secara pribadi.

f. Memberikan penghargaan kepada peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi saat ujian sehingga memotivasi peserta didik lainnya.

7. Prinsip Perbedaan Individual

(28)

menggunakan metode atau pendekatan secara bervariasi sehingga semakin besar memberikan peluang tumbuhnya perhatian peserta didik di dalam latar belakang perbedaan individual. Upaya lain yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan menambahkan waktu belajar dan bimbingan yang lebih bagi peserta didik yang memiliki kemampuan rendah, atau memberikan pengayakan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dari yang lain.

Menurut Rachmawati & Daryanto (2015: 53) “Guru harus memahami bahwa karakteristik masing-masing peserta didik yang berbeda-beda, baik dari kemampuan, sikap, dan skill. Guru harus menghargai perbedaan tersebut. Seorang guru harus memiliki prinsip tidak membeda-bedakan yang sama dan tidak menyama-nyamakan yang beda”. Implikasi atau penerapan prinsip-prinsip perbedaan individual dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan guru sebagai berikut:

a. Para peserta didik harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya untuk selanjutnya mendapat perlakuan dan layanan kegiatan belajar yang mereka butuhkan. Sebagai contoh, jika terdapat seorang peserta didik yang lemah dalam materi akuntansi, maka guru harus memberikan perlakuan dan layanan pengajaran yang lebih dari pada peserta didik lain yang sudah memahami materi akutansi.

(29)

c. Peserta didik membutuhkan variasi layanan, tugas, bahan dan metode yang selaras dengan minat, tujuan, dan latar belakang mereka. Sehingga ketika guru memberikan variasi layanan, tugas, bahan yang sesuai dan selaras dengan minat, tujuan, dan latar belakang mereka, peserta didik akan lebih bersemangat untuk mengembangkan potensi diri mereka.

Kesempatan-kesempatan yang tersedia untuk belajar dapat lebih diperkuat bilamana para peserta didik merasa terancam oleh proses yang ia ikuti serta lingkungannya sehingga mereka memiliki keleluasan untu berpartisipasi scara efektif dalam kegiatan pembelajaran. Para peserta didik yang telah memahami kekuatan dirinyaakan lebih cenderung memiliki dorongan dan minat unuk belajar secara lebih sungguh-sungguh.

BAB III PENUTUP A. Simpulan

(30)

teknologi pembelajaran merupakan suatu bidang inovasi dalam bidang pendidikan.

2. Peran teknologi pembelajaran adalah sebagai pemecah masalah dalam proses pembelajaran ekonomi dengan memadukan berbagai macam pendekatan, memperhatikan, dan mengkaji semua kondisi yang saling berkaitan serta menggunakan teknologi untuk membantu memecahkan masalah belajar melalui rancangan pelaksanaan pembelajaran yang disusun sebelum kegiatan pembelajaran.

3. Ada beberapa teori belajar dan pembelajaran dalam dunia pendidikan, dimana setiap teori memiliki aspek penekanan yang berbeda dalam proses implikasinya. Teori-teori tersebut antara lain teori behaviouristik, teori belajar kognitif, teori belajar konstruktivisme, dan teori humanistik. 4. Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat

mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Prinsip-prinsip belajar itu tidak berdiri sendiri melainkan saling berhubungan satu sama lain.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. 2009. Teknologi Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Asmani, J. M. 2016. Tips Efektif Cooperative Learning: Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Tidak Membosankan. Yogyakarta: Diva Press.

Aqib, Z. 2015. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrma Widya.

DePorter, B. 1992. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Mizan Pustaka.

(31)

Januszweski, A. and Molenda, M. 2008. Educational Technology. New York: Lawrence Erlbraum Associates.

Lestari. 2015. Makalah Teknologi Pembelajaran. Diperoleh tanggal 14 September 2016, dari https://www.academia.edu/19856744/MAKALAH_TEKPEMB. Miarso, Y. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. Rachmawati, T., dan Daryanto. 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran

yang Mendidik. Yogyakarta: Gava Media.

Referensi

Dokumen terkait

13 Mampu menganalisis dan berkomunikasi Penelitian dalam teknologi pendidikan suatu pemecahan masalah belajar Ceramah, diskusi, PBL, debat, studi kasus 3x50’ Tugas makalah,

Tulisan ini hendak mengkaji hubungan antara teori belajar dengan teknologi pendidikan dengan menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi

Menurut Lumsdaine (dalam Miarso 2009), ilmu perilaku merupakan ilmu yang utama dalam perkembangan teknologi pendidikan terutama ilmu tentang psikologi

Menurut Lumsdaine (dalam Miarso 2009), ilmu perilaku merupakan ilmu yang utama dalam perkembangan teknologi pendidikan terutama ilmu tentang psikologi belajar, sedangkan

Hakikat belajar menurut teori kognitif merupakan suatu aktivitas belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perceptual, dan proses internal. Atau

Macam-macam Landasan Teknologi Pendidikan antara lain Landasan filosofis yang merupakan landasan yang bersumber dalam filsafat pendidikan yang menyangkut keyakinan terhadap hakekat

Menurut Azis , Teknologi Pendidikan dapat diartikan sebagai implementasi peralatan, teknik atau proses yang dapat memfasilitasi aktivitas pembelajarandan pada akhirnya dapat

Berdasarkan hasil kajian pustaka diperoleh kesimpuan bahwa peran teknologi pendidikan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia meliputi: 1 memfasilitasi belajar melalui