• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING Lokakarya Pendidikan dan Pelat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROSIDING Lokakarya Pendidikan dan Pelat"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

(7)
(8)

-o

o

o

(9)
(10)

(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

Waktu

Durasi

Acara

Pengisi Acara

08.30

09.00

30 minutes

Registrasi

Panitia

09.00 – 09.15

15 minutes

Pembukaan

Bappeda DKi Jakarta

09.15 – 09.30

15 menit

Arahan

Wakil Kepala Bappeda dan Deputi

TRLH

09.30

09.40

10 menit

Pre-test

Seluruh peserta

09.40

10.10

30 menit

Paparan Konsep Perencanaan Kolaboratif

Deputi TRLH

10.10 – 10.55

45 menit

Paparan Contoh Kasus Perencanaan Kolaboratif: 100RC

Jakarta dan Kota Layak Anak

JakBerketahanan

10.55 – 11.25

30 menit

Tanya Jawab

Deputi TRLH , JakBerketahanan

(17)

Waktu

Durasi

Acara

Pengisi Acara

pelaksanaan perencanaan kolaboratif sesuai tupoksi

massing-masing peserta

11.40 – 12.00

20 menit

Pengisian survei online: Persepsi ketahanan kota Jakarta

Fasilitator

12.00 – 13.00

60 menit

ISHOMA

13.00

13.15

20 menit

Pembahasan kendala, capaian, dan harapan

Fasilitator

13.15 – 13.30

15 menit

Stakeholders mapping

Fasilitator

13.30 – 13.45

15 menit

Indentifikasi Guncangan & Tekanan

Fasilitator

13.45

14.15

30 menit

Penilaian Aset terhadap Guncangan

Fasilitator

14.15 – 14.45

30 menit

Penentuan prioritas 12urvey12tive berdasar hasil

12survei online

penilaian faktor

Fasilitator

14.45 – 15.30

45 menit

Presentasi per kelompok

Fasilitator

15.30

15.50

20 menit

Tanggapan seluruh peserta

Fasilitator

(18)

Oswar M. Mungkasa

Deputy Governor of DKI Jakarta for Spatial Planning and

Environment

Workshop Penyusunan Perencanaan

Dengan Pendekatan Kolaboratif

Jakarta, 21 November 2017

Collaborative Governance

(Kepemerintahan Kolaboratif )

Definisi

Kolaborasi dipahami sebagai kerjasama antar aktor, antar organisasi

atau antar institusi dalam rangka pencapain tujuan yang tidak bisa

dicapai atau dilakukan secara independent.

Menurut

Ansell

dan

Gash

(2007),

pengertian

Collaborative

governance

adalah sebagai struktur organisasi pemerintahan di mana

instansi pemerintahan secara langsung mengajak para pemangku

kepentingan untuk membuat keputusan secara bersama-sama dalam

sebuah forum yang bersifat formal, berorientasi konsensus, dan ada

kebebasan, yang bertujuan untuk membuat atau melaksanakan

kebijakan publik atau mengelola program dan aset publik.

(19)

Model

governance

ini dicirikan, antara lain:

Adanya kesetaraan di antara

stakeholders

;

Sifat partisipatif dan menghindari tekanan politis dan administratif

(konsensus);

Kendati struktur formal, tetap lentur dan cenderung sederhana, dan;

Fokus terhadap penyelesaian kebijakan dan program secara lebih

efektif.

Secara umum collaborative governance muncul secara adaptif atau dengan

sengaja diciptakan secara sadar karena alasan-alasan sebagai berikut:

1. Kompleksitas dan saling ketergantungan antar institusi

2. Konflik antar kelompok kepentingan yang bersifat laten dan sulit diredam

3. Upaya mencari cara-cara baru untuk mencapai legitimasi politik (Ansell and Gash

dalam Sudarmo, 2011:104)

Setidaknya ada empat aspek penting dari

Collaborative Governance

,

yaitu:

- Eksistensi forum deliberatif,

- Aktor majemuk meliputi aktor negara dan non-negara,

- Berorientasi consensus, dan

- Terkait kebijakan publik (orientasi public goods) (Ansell & Gash 2007).

Perbedaannya Coordination, cooperation dan collaboration terletak pada sifat,

tujuan, kerjasama dan bentuk ketergantungannya.

-

Coordination

dan

cooperation

merupakan upaya organisasi dari pihak yang

berbeda untuk mencapai tujuan bersama dengan tujuan yang bersifat statis.

-

Hubungan

antar

organisasi

dalam

koordinasi

dan

kooperasi

bersifat

independen.

(20)

Those who have learn to

collaborate and improvised

most effectively have

prevailed

Charles Darwin

-Thank You!

https://pitt.academia.edu/oswarmungkasa

http://tarulh.com/

(21)
(22)

Apa itu

Perencanaan Kolaboratif?

Perencanaan kolaboratif

adalah sebuah

proses interaktif

dari

perwujudan

konsensus

(Healey, 2006), penyusunan rencana,

dan implementasinya (Margerum, 2002) sebagai sebuah cara

untuk

membangun jaringan

dan untuk meningkatkan

penyampaian pemahaman

diantara para pemangku

kepentingan terkait (Innes and Booher, 2000)

Dalam konteks Indonesia, perencanaan kolaboratif

mengkonseptualisasikan

partisipasi

dari

perspektif

(23)

Perencanaan Kolaboratif

untuk Mewujudkan

Jakarta Berketahanan

Pengantar

Kota yang mampu untuk

bertahan

,

beradaptasi

, dan

berkembang

ketika

menghadai berbagai

GUNCANGAN

(

shocks

)

dan

TEKANAN (

stresses

)

yang

dihadapinya.

Mei 2016

Program 100RC mendukung DKI Jakarta

dalam

membangun ketahanan kota

dengan membantu proses penyusunan

strategi ketahanan kota

dan

pelibatan

pemangku kepentingan

JAKARTA

Masalah

yang banyak dan rumit

Kemampuan

menyelesaikan

masalah

Menjadi

Kota Berketahanan

(

Resilient City

)

(24)

Kota yang mampu untuk

bertahan

,

beradaptasi

, dan

berkembang

ketika

menghadai berbagai

GUNCANGAN

(

shocks

)

dan

TEKANAN (

stresses

)

yang

dihadapinya.

Mei 2016

Program 100RC mendukung DKI Jakarta

dalam

membangun ketahanan kota

dengan membantu proses penyusunan

strategi ketahanan kota

dan

pelibatan

pemangku kepentingan

masalah

(

Resilient City

)

Jakarta

terpilih

menjadi bagian dari jejaring

100

RESILIENT CITIES

(100RC)

Tantangan

& Kendala

Mewujudkan

JAKARTA

BERKETAHANAN

Tidak ada yang mau

bertanggung jawab

menyelesaikan masalah

Tidak terintegrasinya

Proses Kerja Unit

Kerja Perangkat

Daerah (UKPD)

Tidak bisa

menyelesaikan masalah

secara menyeluruh

Belum ada Panduan

dan Strategi, terkait

ketahanan di DKI

Jakarta

(25)

2

2 Metode

Jakarta

Menuju Jakarta berketahanan

Mengubah

paradigma &

pandangan

Meningkatkan

pemahaman terhadap

Konsep Ketahanan Kota

Internalisasi

Konsep

Ketahanan

Dengan Cara

Membentuk

forum

ketahanan

Mensosialisasikan

Konsep Ketahanan

Melalui

Intregasi ke dalam

Masukan RPJMD

Masukan Rencana Strategis

Revisi dokumen perencanaan kota (RDTR, RTRW)

Penyelarasan agenda global (SDGs, LCMT,

Ambitious City)

1

Penyusunan

strategi

ketahanan kota.

Sebagai

metode dan

pendekatan kolaboratif

dalam menyelesaikan

masalah.

Penggunaan Metode Kolaboratif

Lokakarya/Workshops

Menyelenggarakan Seminar

Rencana Pelibatan Pemangku

Kepentingan

Media Sosial

dan Laman

Website

Strategi Ketahanan Kota

sebagai

sarana untuk

mengintegrasikan

(payung

besar)

segala

upaya

mewujudkan

jakarta yang

lebih baik.

Rencana

Pembangunan Jangka

Menengah

Daerah-RPJMD

Rencana Aksi

Nasional

Gas

Rumah Kaca

Rencana Aksi

Daerah

Gas

Rumah Kaca

Grand Design Jakarta:

Bangunan Gedung Hijau (BGH),

Persampahan, Air dan Sanitasi, Air

Tanah, Pengurangan Resiko Bencana

Berbasis Komunitas, Pertanian

Perkotaan, dan Kota Layak Anak

(26)

Urban Resilience

Ketahanan Kota

/

Urban Resilience

adalah

kapasitas individu, masyarakat, institusi, bisnis, dan

sistem dari sebuah kota untuk bisa

bertahan

,

beradaptasi

, dan

tumbuh

terhadap

tekanan (stress)

yang terus menerus dan

guncangan (shock)

besar

(27)

GUNCANGAN

AKUT

(28)

HAZARDS

SISTEM

PERKOTAAN

BENCANA

KELOMPOK

YANG

RENTAN

Ketahanan terhadap apa?

Ketahanan milik siapa?

HAZARDS

SISTEM

PERKOTAAN

BENCANA

KELOMPOK

(29)

Ketahanan terhadap apa?

Ketahanan kepada apa?

Ketahanan siapa?

HAZARDS

SISTEM

PERKOTAAN

BENCANA

KELOMPOK

YANG

RENTAN

Kerangka Kerja

Ketahanan Kota

12 penggerak yang

menentukan kemampuan

kota untuk bertahan

terhadap berbagai

(30)

dari setiap orang yang tinggal

dan bekerja di Jakarta.

Pemenuhan Kebutuhan

Dasar

Penghidupan &

Pekerjaan yang Layak

Menjamin Pelayanan

Kesehatan

Ekonomi & Masyarakat

Pengorganisasian sosial dan keuangan

yang memungkinkan masyarakat

perkotaan untuk hidup damai, dan

bertindak secara kolektif.

Mendorong partisipasi

masyarakat yang terpadu

Menjamin stabilitas sosial,

ekonomi, & keadilan

Mendorong kemakmuran

(31)

Infrastruktur & Lingkungan

Suatu keadaan dimana infrastruktur

buatan dan alami dapat memberikan

layanan yang penting, melindungi, dan

menghubungkan para penduduk kota.

Menyediakan &

meningkatkan aset alam &

buatan

Menjamin kelangsungan

layanan yang penting

Komunikasi dan mobilitas

yang dapat diandalkan

Kepemimpinan & Strategi

Kepemimpinan yang efektif,

pemberdayaan pemangku kepentingan,

dan perencanaan terpadu.

Meningkatkan

kepemimpinan &

pengelolaan efektif

Memberdayakan berbagai

(32)

Berbagai faktor

berkontribusi kepada

terwujudnya ketahanan

kota

100

Resilient Cities

(33)

AMERIKA

UTARA

BOULDER (CO) BERKELEY (CA) EL PASO (TX) LOS ANGELES (CA)

MEXICO CITY (MEXICO) NEW ORLEANS (LA)

NEW YORK CITY (NY) NORFOLK (VA) OAKLAND (CA) SAN FRANCISCO (CA)

AMERIKA LATIN

& KARIBIA

MEDELLÍN (COLOMBIA) PORTO ALEGRE

(BRAZIL) QUITO (ECUADOR) RIO DE JANEIRO

(BRAZIL

)

EROPA

BRISTOL (ENGLAND) GLASGOW (SCOTLAND)

ROME (ITALY) ROTTERDAM (NETHERLANDS) (SOUTH AFRICA)

TIMUR TENGAH

OSEANIA

ASIA SELATAN

ASIA TIMUR

RAMALLAH (PALESTINE) BYBLOS (LEBANON)

MELBOURNE

(AUSTRALIA)

CHRISTCHURCH

(NEW ZEALAND)

SURAT

(INDIA)

BANGKOK

(THAILAND)

MANDALAY

(MYANMAR)

DA NANG

(VIETNAM)

SEMARANG

(INDONESIA)

30 Kota Gelombang Pertama

CALI (COLOMBIA) SAN JUAN (UNITED STATES) SANTA FE (ARGENTINA)

SANTIAGO DE LOS CABALLEROS (DOMINICAN REPUBLIC) SANTIAGO, METRO AREA

(CHILE)

ATHENS (GREECE) BARCELONA

(SPAIN) BELGRADE

(SERBIA) LONDON (ENGLAND)

LISBON (PORTUGAL) MILAN (ITALY) PARIS (FRANCE)

THESSALONIKI (GREECE)

ACCRA (GHANA) ENUGU (NIGERIA) KIGALI (RWANDA)

AMMAN (JORDAN)

SYDNEY

(AUSTRALIA)

WELLINGTON

CITY (NEW

ZEALAND)

BANGALORE

(INDIA)

CHENNAI

(INDIA)

DEYANG

(CHINA)

HUANGSHI

(CHINA)

SINGAPORE

(SINGAPORE)

TOYAMA

(JAPAN)

33 Kota Gelombang Kedua

BOSTON (MA) CHICAGO (IL) DALLAS (TX) JUÁREZ (MEXICO) MONTREAL (CANADA)

PITTSBURGH (PA) ST. LOUIS (MO)

TULSA (OK)

AMERIKA

UTARA

AMERIKA LATIN

(34)

WASHINGTON DC MIAMI (FL) NASHVILLE (TN)

SEATTLE (WA) HONOLULU (HI) MINNEAPOLIS (MN)

ATLANTA (GA) LOUISVILLE (KY)

CALGARY (CANADA) TORONTO (CANADA) VANCOUVER

(CANADA)

BUENOS AIRES (ARGENTINA) GUADALAJARA

(METRO) (MEXICO) PANAMA CITY

(PANAMA)

BELFAST (IRELAND) TBILISI (GEORGIA)

GREATER MANCHESTER

(ENGLAND)

(REPUBLIC OF

KOREA)

KYOTO

(JAPAN)

CAN THO

(VIETNAM)

JAKARTA

(INDONESIA)

MELAKA

ADDIS ABABA

(ETHIOPIA) CAPE TOWN

(SOUTH

TEL AVIV (ISRAEL) LUXOR (EGYPT)

Bermitra dengan kota-kota lain demi hari ini yang lebih baik

dan masa depan yang lebih kuat

KOORDINATOR

KETAHANAN

JARINGAN GLOBAL

STRATEGI KETAHANAN

KEMITRAAN

GLOBAL

(35)

APA ITU STRATEGI KETAHANAN 100RC?

Strategi ini merupakan rencana taktis untuk membangun ketahanan yang

mengartikulasikan prioritas ketahanan kota dan inisiatif-inisiatif yang spesifik untuk

implementasi jangka pendek, menengah, dan panjang.

TAHAP I

Siklus hidup pertama

Penyuluhan

kota-kota

Pelaksanaan

Lokakarya

Perdana

Penunjuk

an CRO

CRO siap untuk

bertugas

Kota-kota pada

strategi tahap I

Ko

de

&

Te

APA ITU STRATEGI KETAHANAN 100RC?

Strategi ini merupakan rencana taktis untuk membangun ketahanan yang

mengartikulasikan prioritas ketahanan kota dan inisiatif-inisiatif yang spesifik untuk

implementasi jangka pendek, menengah, dan panjang.

TAHAP I

TAHAP II

Siklus hidup kedua

Siklus hidup

Saat ini

CRO siap untuk

bertugas

Kota-kota pada

strategi tahap I

Kota-kota

dengan PRA

& Area

Temuan

Kota-kota pada

strategi tahap II

Penilaian

Peluang

(36)

Menuju Jakarta Kota

Konteks Kota

Aset,

Guncangan

dan Tekanan

Persepsi

TAHAP I

MENUJU

TAHAP II

K

Proses Strategi Ketahanan Kota

Inventarisasi

Aksi Kota

Penilaian

Awal

Ketahanan

(37)

Lokakarya Perdana Jakarta Menuju Kota Berketahanan

17 November 2016

Proses Strategi Ketahanan Kota

Pra Tahap 1

Dikusi panel oleh pembicara dari berbagai kota mengenai

tantangan kota berketahanan

3

CRO dari

Singapura, Bangkok,

dan

Semarang

100+

Beragam pemangku kepentingan yang

hadir; Instansi pemerintah, lembaga nasional dan

instansi kementrian, BUMN, akademisi dan institusi penelitian, komunitas masyarakat, komunitas bisnis, organisasi nasional maupun internasional, serta media.

“Untuk mengembangkan strategi ketahanan kota perlu

adanya dukungan penuh dari pemerintah dan para

pemangku kepentingan”

Dr Supachai Tantikom, Chief

Resilience Officer Bangkok

Dari kiri ke kanan: Prof. Jo Santoso (penanggap), Purnomo Dwi Sasongko (CRO Semarang), Aw Tuan Kee (CRO Singapura), Dr. Supachai (CRO Bangkok), Wicaksono Sarosa (moderator)

Proses Strategi Ketahanan Kota

Pra Tahap 1

Prioritasi guncangan dan tekanan

Guncangan

Tekanan

Banjir Kemacetan

Kebakaran Keterjangkauan perumahan Demonstrasi Polusi udara

Wabah penyakit Pengelolaan sampah Kerusuhan / konflik masyarakat Narkoba

Kerusakan infrastruktur Sanitasi dan drainase yang buruk Gempa bumi Perubahan tata guna lahan

Akses ke sumber air bersih Penurunan muka tanah Korupsi

Akses ke ruang publik

(38)

Pertemuan Peluncuran Tahap I

Mei 2017

Identifikasi pelibatan pemangku kepentingan

+15

Perwakilan SKPD

menghadiri rapat ini

Kegiatan untuk

memberikan pemahaman umum

mengenai

keluaran

pada

Tahap I,

membangun minat dan keterlibatan

pada SKPD terkait, serta untuk

mengembangkan rencana

kerja

Bellagio CityXChange Summit

Mei 2017

New York Global Summit

Juli 2017

Kunjungan ke Semarang

Maret 2017

Pemimpindari

10 kota global

dengan

innovator teknologi dan investor

• mendiskusikantantangansertasolusiuntuk

memanfaatkan teknologi terbaruuntuk kota

±500 pemimpin

ketahanan kota dari seluruh dunia, termasuk

80

CRO

berbagi ide dan inovasi, berkolaborasiuntuk solusi-solusi barudalam ketahanan kota

Sesi berbagidanpembelajaranmenuju kota berketahanan

identifikasi awalkegiatankolaborasi

(39)

Pembentukan dan Pelatihan Sekretariat

Resilient

Jakarta

September 2017

Proses Strategi Ketahanan Kota

Tahap 1

Sesi Orientasi

untuk membekali

tim sekretariat Jakarta

Berketahanan

dalampenyusunan strategi ketahanan Kota

dihadiri oleh perwakilan dariBappeda, mitra strategi (AECOM), dan UCLG ASPAC

Sekretariat Jakarta Berketahanan

Rendy Primrizqi

Dr. Ir Oswar Muadzin Mungkasa

Tri Mulyani Sunarharum

(40)

Strategi

Konteks Kota

Aset,

Guncangan

dan Tekanan

Persepsi

TAHAP I

MENUJU

TAHAP II

K

Aksi Kota

Penilaian

Awal

Ketahanan

Area Temuan

Konteks Kota

Aset, Guncangan dan Tekanan Persepsi Ketahanan Inventarisasi Aksi Kota

Metode pelibatan pemangku kepentingan dari bulan Mei sampai Oktober 2017

Wawancara

dengan Bappeda

Wawancara

dengan Bappeda dan komunitas

Penilaian Awal Kota Berketahanan & Area Temuan

Pengumpulan Data

FGD RPJMD

Sesi Kerja

dengan Bappeda

Survei

500 sampel

Seminar

Lokakarya

Wawancara

dengan Bappeda

Lokakarya

Sesi Kerja

dengan penentu kebijakan

Sesi Kerja

dengan Bappeda dan pemilik aset

(41)

Strategi

Konteks Kota

Aset,

Guncangan

dan Tekanan

Persepsi

TAHAP I

MENUJU

TAHAP II

K

Proses Strategi Ketahanan Kota

Inventarisasi

Aksi Kota

Penilaian

Awal

Ketahanan

Area Temuan

Strategi

Konteks Kota

Aset,

Guncangan

dan Tekanan

Persepsi

TAHAP I

MENUJU

TAHAP II

K

Proses Strategi Ketahanan Kota

Inventarisasi

Aksi Kota

Penilaian

Awal

Ketahanan

(42)

Wawancara dengan Bappeda dan pemangku

kepentingan yang terkait

Partisipasi dalan aktivitas yang relevan dan

terkait

Sesi kerja dengan Bappeda

Proses pengumpulan data aksi kota

Juli sampai Agustus 2017

Dari 213 aksi kota yang dikumpukan,

154 terpilih menjadi aksi prioritas.

Wawancara dengan Karina

Pemaparan Resilient Jakarta di kegiatan FGD RPJMD

Strategi

Konteks Kota

Aset,

Guncangan

dan Tekanan

Persepsi

TAHAP I

MENUJU

TAHAP II

K

Proses Strategi Ketahanan Kota

Inventarisasi

Aksi Kota

Penilaian

Awal

Ketahanan

(43)

Survei dari 460 sampel

Agustus sampai September 2017

Keluaran dan Temuan Tahap 1

Persepsi Kota

Proses pengumpulan data persepsi kota

1649

faktor

20%

Pemerintah

31%

sektor bisnis

10%

faktor pilihan

Menilai

faktor

memilih

faktor

Responden survei

Keluaran dan Temuan Tahap 1

Persepsi Kota

Proses pengumpulan data persepsi kota

Lokakarya persepsi kota

15 September 2017

Memilih

daftar 5 teratas faktor

penggerak

Identifikasi

faktor-faktor

Menilai

faktor-faktor

Mencari

koneksi antara penggerak dan

faktor-faktor

Lokakarya inibertujuanuntukMelakukan validasi

(44)

Strategi

Konteks Kota

Aset,

Guncangan

dan Tekanan

Persepsi

TAHAP I

MENUJU

TAHAP II

K

Aksi Kota

Penilaian

Awal

Ketahanan

Area Temuan

Keluaran dan Temuan Tahap 1

Aset, Guncangan, dan Tekanan

Proses pengumpulan data aset, guncangan, dan tekanan kota

Sesi kerja

Agustus sampai September 2017

Penggunaan

perangkat aset, guncangan, dan tekanan kota

membantu

menilai ketahanan aset kota Jakarta dalam menghadapi segala tantangan

yang akan dihadapi DKI Jakarta

“Aset DKI Jakarta yang cukup rentan itu antara lain terkait dengan

penyimpanan dan sumber air

baku serta pembangkit dan

sumber listrik, serta

transmisi listrik

” hasil sesi kerja dengan tim Bappeda

(45)

Lokakarya aset dan guncangan kota

20 September 2017

Menilai aset

Menilai guncangan (hasil

online survey

)

Matrix asset dan guncangan teratas

Keluaran dan Temuan Tahap 1

Aset, Guncangan, dan Tekanan

Proses pengumpulan data aset, guncangan, dan tekanan kota

Lokakarya ini bertujuan untuk

memvalidasi

data aset yang sudah ada,

terutama dari

ahli-ahli di bidangnya

Sesi kerja tekanan kota

25 September 2017

Keluaran dan Temuan Tahap 1

Aset, Guncangan, dan Tekanan

Proses pengumpulan data aset, guncangan, dan tekanan kota

Sesi kerja ini bertujuan untuk

mengidentifikasi tekanan terpenting dan

juga hubungannya dengan aset penting

di

Jakarta

Memilih

daftar 5 teratas

tekanan saat ini

Memilih

daftar 5 teratas

tekanan di masa

yang akan datang

(46)

Strategi

Konteks Kota

Aset,

Guncangan

dan Tekanan

Persepsi

TAHAP I

MENUJU

TAHAP II

K

Aksi Kota

Penilaian

Awal

Ketahanan

Area Temuan

Proses mencapai Penilaian Awal Ketahanan dan Area Temuan

Keluaran dan Temuan Tahap 1

Penilaian Awal Ketahanan dan Area Temuan

Sesi kerja Penilaian Awal Ketahanan dan Area Temuan

26 September 2017

Sesi kerja ini bertujuan untuk

mengidentifikasi fokus area yang paling

penting untuk ketahanan kota Jakarta di masa yang akan datang

Presentasi seluruh hasil keluaran tahap 1

Mengidentifikasi daftar pertanyaan diagnostik

Identifikasi daftar panjang area temuan

(47)

Keluaran dan Temuan Tahap 1

Guncangan

Ketiadaan listrik

Demonstrasi

Banjir karena curah hujan

Kekeringan

Wabah Penyakit

Kegagalan Infrastruktur

Source: Bagus Indahono/EPA

https://www.theguardian.com/public-leaders-network/2015/jul/16/who-makes-a-smart-city-livechat#img-1

Source: ANTARA FOTO /Rivan Awal Lingga; http://beritadaerah.co.id/2014/02/06/infrastruktur-rusak-akibat-tingginya-curah-hujan-di-jakarta/

Source: TEMPO/Eko Siswono Toyudho;

https://metro.tempo.co/read/743545/korban-dbd-di-tangerang-terus-berjatuhan-15-meninggal

Source: AP Photo/Victor R. Caivano https://cdn.tmpo.co/data/2013/12/27/id_249963/249963_620.jpg Source: merdeka.com/Arie Basuki

https://www.merdeka.com/peristiwa/demo-anarkis-jatuhkan-martabat-bangsa.html

rce: Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA

http://www.tribunnews.com/metropolitan/2015/09/29/sempat-alami-kekeringan-kini--pegadungan-kalideres-sudah-dapat-air-bersih

Keluaran dan Temuan Tahap 1

Tekanan

Peningkatan mobilitas

Degradasi lingkungan

Kesenjangan Sosial

Kualitas makanan

Urbanisasi

Sistem pengadaan air bersih

yang tidak berkelanjutan

Source: Antara Foto

http://www.antarabengkulu.com/berita/6763/kemarau-pdam-bagikan-air-gratis-pada-masyarakat

Source: TEMPO/Eko Siswono Toyudho;

https://en.tempo.co/read/news/2013/07/08/057494476/More-Passengers-Lower-Income-for-Commuter-Line

Source: Arie Basuki

https://www.merdeka.com/foto/jakarta/14400/20120314130720-bpom-sidak-jajanan-anak-sd-002-arie-basuki.html

Source: Liputan6.com/Angga Yuniar

http://photo.liputan6.com/read/2665996/warga-pesisir-jakarta-krisis-air-bersih

Source: TEMPO/Eko Siswono Toyudho;

https://en.tempo.co/read/news/2013/07/08/057494476/More-Passengers-Lower-Income-for-Commuter-Line

Source: Liputan6.com/Angga Yuniar

(48)

1

2

3

4

5

Bagaimana Jakarta dapat membangun ‘budaya’ siap siaga dalam menghadapi berbagai

guncangan atau bencana?

Bagaimana kesehatan dan kesejahteraan di Jakarta dapat ditingkatkan melalui

pengelolaan air dan limbah yang lebih baik?

Bagaimana mobilitas dan konektivitas warga Jakarta dapat ditingkatkan?

Bagaimana Jakarta dapat mengurangi dampak dari keresahan sosial?

Contoh Proses Kolaborasi

untuk Penyusunan

(49)

Definisi Kota Layak Anak

Kabupaten/Kota yang mempunyai sistem pembangunan

berbasis hak anak

melalui pengintegrasian komitmen

dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia

usaha, dan media massa yang terencana secara

menyeluruh

dan berkelanjutan

dalam kebijakan, program

dan kegiatan untuk

menjamin pemenuhan hak dan

perlindungan khusus anak.

(50)

ANGGOTA:

SKPD terkait

NGO/INGO

Sektor Swasta

Kelompok Anak

Akademisi

Media Masa

KLASTER 3: KESEHATAN

DASAR DAN KESEJAHTERAAN

Koordinator: Dinas Kesehatan

KLASTER 4: PENDIDIKAN,

PEMANFAATAN WAKTU

LUANG, DAN KEGIATAN

BUDAYA

Koordinator: Dinas Pendidikan

KLASTER 5: PERLINDUNGAN

KHUSUS

Koordinator: Dinas PPAPP

Pelaksanaan Kegiatan Kolaboratif

Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Jakarta Menuju Kota Layak Anak

FGD dengan Forum Anak Jakarta

(51)

No. Klaster/Indikator Ukuran

Tingkat Pelaksanaan

Penanggung

Jawab

Lembaga

Mitra

Peran

Target (Tahun)

RW Kel.

Kec Kota Prov

18

19

20

21

22

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12) (13) (14) (15) (16)

I.

KELEMBAGAAN

II.

KLASTER I

III.

KLASTER II

IV.

KLASTER III

V.

KLASTER IV

VI. KLASTER V

Pengisian Matriks Rencana Aksi secara Kolaboratif

Alamat Kantor Sekretariat Jakarta Berketahanan:

Balaikota Provinsi DKI Jakarta,

Blok E, Lantai 4

Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta Pusat, Jakarta 10110, Indonesia

Website:

www.jakberketahanan.org

Facebook:

facebook.com/JakBerketahanan/

Telepon:

+62 21 389 01 802

(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)

(i)

(ii)

(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya proporsi pengeluaran konsumsi pangan terhadap total pengeluaran rumah tangga, besarnya tingkat konsumsi energi

Mekanisme Umpan Balik dan Penanganan Keluhan atau Feedback Grievance Redress Mechanism (“FGRM” atau “Mekanisme”) bertujuan untuk menegakkan kinerja perlindungan

Keberkesanan peranan Malaysia sebagai Pengerusi NAM terserlah melalui inisiatif- inisiatif serta usaha Penyuburan Semula NAM, yang telah digariskan secara terperinci di dalam

Retribusi izin pengambilan hasil hutan ikutan yang selanjutnya dapat disebut Retribusi adalah Pembayaran atas pemberian izin oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau

[r]

E-commerce pada penjualan komputer, dengan menggunakan PHP dan mySQL, merupakan salah satu upaya penyajian informasi mengenai pembuatan aplikasi e-commerce/ shopping cart pada

[r]

Tabel 4.10 Analisis rekapitulasi hasil temuan area filling