HASIL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA Tbk
2014/2015
Disusun oleh:
1. DEVITA DIANA I (14312332)
2. A (14312)
3. A (14312)
4. A (14312)
5. A (14312)
Fakultas Ekonomi
Program Studi Akuntansi
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Analisis Laporan Keuangan pada PT BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) Tbk. Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Lab. Akuntansi Keuangan. Tujuan dari laporan ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai hasil dari kerja kelompok kami mengenai analisis laporan keuangan PT BANK BRI INDONESIA (BRI) Tbk.
Laporan ini dapat terselesaikan atas berkat bantuan yang diberikan berbagai pihak kepada penulis, maka penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. 2. Ibu Erna Hidayah, Dra., M.Si., Ak., CA. selaku Dosen mata kuliah Lab. Akuntansi
Keuangan.
3. Orang tua kami yang telah memberikan dorongan dan dukungan sehingga penulis dapat menyusun laporan dengan baik.
4. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak. Semoga laporan analisis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 29 September 2015
Bab I
Latar Belakang
Bab II
Latar Belakang Perusahaan
Struktur Organisasi
Jenis Laporan Keuangan
Bab III
Laporan Posisi keuangan
Laporan Laba Rugi
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi
Laporan Arus Kas
Bab IV
Metode Analisis
Hasil Analisi Laporan
Bab V
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang berdiri di Indonesia. Baik perusahaan sejenis maupun yang tidak sejenis. Setiap perusahaan pasti memiliki rencana keuangan yang berbeda-beda. Saat ini semua perusahaan wajib membuat suatu laporan yang berkaitan dengan perkembangan keuangan
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan tercermin dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan dibuat dengan maksud memberikan gambaran kemajuan perusahaan secara periodik. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip, dan kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi.
Definisi laporan keuangan yaitu suatu media informasi yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk melaporkan keadaan dan posisi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu pihak internal dan eksternal perusahaan yang bermanfaat bagi pihak tersebut dalam pengambilan keputusan secara ekonomi. Informasi tersebut disusun dan disajikan perusahaan dalam bentuk neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Karena laporan keuangan merupakan bentuk pertanggung jawaban pimpinan perusahan atau pihak manajemen atas tugas yang diberikan untuk mengelola perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Jika perusahaan tidak membuat laporan keuangan, maka pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan tidak dapat mengambil keputusan ekonomi dalam rangka memajukan perusahaan.
2.1 Latar Belakang Perusahaan
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya, Bank Rakyat Indonesia didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bai Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerkertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau “Bank bantuan dan simpanan milik kaum priyai Purwokerto”, suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang pribumi. Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No.7 tahun 1992 dan peraturan pemerintah RI No.21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100 persen di tangan Pemerintah RI. Pada tahun 2003, Pemerintahan Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk bergerak disektor perbankan dan telah go public, dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku, telah mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap aspek pengelolaan perusahaan. BRI menyadari bahwa keberlangsungan eksistensi perusahaan tidak hanya diukur dari performa keuangan, dan peningkatan keuntungan, melainkan juga melalui performa internal perusahaan yaitu etika dan Good Corporate Governance.
Guna mendukung tercapainya tujuan perusahaan, BRI menetapkan komitmen untuk menjalankan sistem perbankan yang sehat di Indonesia dengan berlandaskan pada pengimplementasian prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). Melalui implementasi prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan berkesinambungan diharapkan dapat memaksimalkan corporate value dan kepercayaan pasar. Hal ini dilakukan agar Bank memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional serta mampu menjaga kelangsungan usaha dalam jangka panjang sehingga tujuan Perseroan dapat tercapai.
2.3 JENIS LAPORAN KEUANGAN 1. Laporan Posisi Keuangan
Laporan laba rugi (Income Statement atau Profit and Loss Statement) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.
3. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi
Laporan Perubahan Ekuitas adalah suatu bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai perubahan yang tejadi pada modal suatu perusahaan untuk satu periode akuntansi tertentu.
4. Laporan Arus Kas
Laporan Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.
LAPORAN KEUANGAN PT Bank BRI Tbk (dalam jutaan rupiah)
3.1 Laporan Posisi keuangan Asset
Jumlah Aset 31 Maret 2015 31 Desember 2014
806.005.078 801.955.021
Berdasarkan Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian PT Bank BRI Tbk dapat diketahui bahwa dalam pencatatan laporan posisi keuangan tersebut, PT Bank BRI Tbk mengalami kenaikan aset sebesar Rp4.050.057.
Bentuk penyusunan yang digunakan Bank BRI adalah bentuk laporan standar IFRS. Dalam penggunaan metode yang digunakan oleh PT Bank BRI Tbk kami mengalami kendala dalam menganalisis laporan tersebut karena tidak sesuai dengan yang kami pelajari, baik di mata kuliah Akuntansi Pengantar (Financial Accounting) dan Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate Accounting).
Liabilitas dan ekuitas
31 Maret 2015 31 Desember 2014 Jumlah Liabilitas 709.906.085 704.275.770 Jumlah Ekuitas 96.098.993 97.679.251 Total Liabilitas dan Ekuitas 806.005.078 801.955.021
Berdasarkan Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian PT Bank BRI Tbk dapat diketahui bahwa PT Bank BRI Tbk mengalami kenaikan liabilitas sebesar Rp5.630.315 dan penurunan ekuitas sebesar Rp1.580.258, sehingga PT Bank Central Asia Tbk mengalami kenaikan Passiva sebesar Rp4.050.057
31 Maret 2015 31 Maret 2014
LABA PERIODE
BERJALAN
6.147.391 5.938.206
LABA KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN
5.496.173 6.206.487
Berdasarkan Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian PT Bank BRI Tbk dapat diketahui bahwa PT Bank BRI Tbk mengalami penurunan laba periode berjalan sebesar Rp209.185 dan laba komperhesif periode berjalan sebesar Rp710.314
Bentuk penyusunan yang digunakan Bank BRI adalah bentuk laporan standar IFRS. Dalam penggunaan metode yang digunakan oleh PT Bank BRI Tbk kami mengalami kendala dalam menganalisis laporan tersebut karena tidak sesuai dengan yang kami pelajari, baik di mata kuliah Akuntansi Pengantar (Financial Accounting) dan Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate Accounting).
3.4 laporan Arus Kas
Kegiatan 31 Maret 2015 31 Maret 2014
KENAIKAN
(PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS
10.297.131 (20.779.502) KAS DAN SETARA KAS
AWAL PERIODE 172.731.255 112.050.809
KAS DAN SETARA KAS
AKHIR PERIODE 183.029.232 91.246.523
4.1 Metode Analisis
Didasari oleh undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 yang dimana undang-undangnya berbunyi “bank wajib memelihara tingkat kesehatannya yang terdiri dari kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan kesehatan keuangan bank”, maka setiap bank harus menganalisa kesehatan perusahaannya secara berkala untuk dapat memperoleh suatu laporan yang dijadikan rujukan untuk mengambil keputusan.
Metode analisis yang kami gunakan untuk menganalisis laporan keuangan Bank BRI ini adalah metode Rasio keuangan Bank. Analisi rasio keuangan bank cara paling umum dalam membuat analisi laporan keuangan. Analisi rasio menggambarkan matematis antara suatu jumlah dengan jumlah yang lainnya. Berikut beberapa analisi rasio keuangan yang digunakan dalam suatu bank :
1. Rasio Likuiditas Bank ( Liquidity Ratio ):
Ratio Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
Ada beberapa rasio likuiditas dalam menilai kinerja bank, diantaranya :
a. Cash Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut.
Standar Bank Indonesia untuk rasio ini berdasarkan Peraturan BI No: 6/10/PBI/2004 adalah 3%.
b. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dng jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dng mengandalkan kredit yg diberikan sbg sumber likuiditasnya.
Loan to Asset Ratio Merupakan rasio yg digunakan untuk mengukur jumlah kredit yg disalurkan dng jumlah harta yg dimiliki bank. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan makin rendahnya tingkat likuiditas bank.
2. Rasio Solvabilitas Bank
a. Primary ratio merupakanlan rasio yang digunakan untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total aset masuk dapat ditutupi oleh capital equity.
b. Risk assets ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemungkinan penurunan risk assets.
c. Secondary risk ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur penurunan aset yang mempunyai risiko lebih tinngi.
d. Capital adequancy ratio adalah estimasi resiko yang akan terjadi dalam pemberian kredit dan resiko yang akan terjadi dalam perdagangan surat-surat berharga.
3. Rasio Rentabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio ini terdiri atas:
a. Gross profit margin digunakan untuk megetahui persentase laba dari kegiatan usaha murni dari bank yang bersangkutan setelah dikurangi biaya-biaya.
b. Return On Asset ( ROA )
Rasio Liquiditas N
o
Nama rasio Desember 2014 Maret 2015
Kas 22.469.167 17.396.568
Giro pada bank Indonesia 51.184.429 51.681.681
Giro pada bank lain 10.580.440 14.746.598
CASH ASSET 84.234.036 83.824.847
ASSET LIQUID = CASH ASSET 84.234.036 83.824.847
Giro + giro wadiah 90.052.180 86.635.560
Liabilitas segera 7.043.772 13.262.756
Total Loan = kredit yang diberikan 495.097.288 477.880.870
Total Deposit 622.321.846 610.936.876
Equity Capital = total equitas 97.679.251 96.098.993
Rasio Solvabilitas
Sekuritas 84.168.460 113.843.200
2 Risk Asset Ratio = (Equity Capital/( Total Asset- Cash Asset- Sekuritas)x100%
15.4% 15.8%
EQUITY CAPITAL 97.679.251 96.098.993
Total asset 801.955.021 806.005.078
Asset tetap = nilai buku 5.917.470 6.375.125
Asset lain-lain 8.792.889 8.893.040
Cash asset 84.234.036 83.824.847
Sekuritas 84.168.460 113.843.200
SECONDARY RISK ASSETS = total asset -(asset tetap + asset lain-lain + cash asset )
703.010.625 706.912.066
3 SECONDARY RISK RATIO = (EQUITY
CAPITAL/SECONDARY RISK
ASSETS)X100%
13,89% 13,59%
EQUITY CAPITAL 97.679.251 96.098.993
TOTAL LOANS 495.097.288 477.880.870
SEKURITAS = Efek-Efek Sisi Aktiva 84.168.460 113.843.200
4 CAPITAL ADEQUACY RASIO = { equity capital /(total loans + sekuritas) } x 100%
Rasio Rentabilitas
OPERATING INCOME ) x 100%
BAB V KESIMPULAN
Analisis Berdasarkan Standar Bank Indonesia
NO JENIS RASIO Desember
kemampuan bank menghimpun dana nasabah dalam bentuk rekening giro, serta kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki Bank Rakyat Indonesia.
2. Loan To Deposit Ratio (LDR)
Kemudian untuk perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara rata-rata selama tiga periode masih dibawah standar Bank Indonesia sebesar 85% - 100 % yang berarti PT Bank Rakyat Indonesia dapat dikatakan tidak sehat dari sisi Loan to Deposit Ratio dengan rata-rata 68,15%, karena sisi total deposito (dana pihak ketiga ditambah KLBI) dan modalnya mempunyai total sangat besar dibandingkan total loans dari bank tersebut, hal ini disebabkan kurangnya kemampuan bank dalam menyalurkan dananya dalam bentuk kredit terhadap masyarakat, bank dapat dikatakan sehat jika bank tersebut mencapai standar, yaitu antara 85%-100%.
3. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Untuk Capital Adequacy Ratio (CAR) secara rata-rata selama tiga periode diketahui berada diatas standar Bank Indonesia yaitu > 8%yang berarti PT Bank Rakyat Indonesia dikatakan sehat dari sisi Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan rata-rata 16,52%, karena semakin besar rasio CAR yang dimiliki oleh bank, bank akan semakin mampu menyediakan modal dalam jumlah besar, hal ini disebabkan dalam pemberian kredit dan perdagangan sekuritas yang dikeluarkan oleh bank yang mungkin menimbulkan resiko yang terjadi, sehingga bank memerlukan modal yang sangat besar untuk menimalisir resiko yang akan terjadi, akan tetapi Bank Rakyat Indonesia mampu menutupi resiko dalam pemberian kredit dan perdagangan sekuritas yaitu dengan modal yang dimiliki oleh bank.
4. Return on Asset (ROA)