• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN PENDID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN PENDID"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN STRATEGIS

Oleh

Fridiyanto

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL REKOMENDASI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Pentingnya Perencanaan Strategis... 1

B. Pengertian Prinsip Manajemen... 2

C. Manajemen dalam Arti Kelompok Pimpinan... 4

D. Fungsi-fungsi manajemen... 4

E. Pengertian Perencanaan Pendidikan... 9

F. Konsep Perencanaan Pendidikan... 11

G. Model Perencanaan Pendidikan... 14

BAB II KONSEP STRATEGIS A. Pengertian Strategis... 15

B. Dasar Strategi... 10

C. Tipe-tipe Strategi... 17

D. Perumusan Strategi... 17

(2)

BAB III PERENCANAAN STRATEGIS

A. Pengertian Perencanaan Strategis... 20

B. Faktor-faktor Kunci Perencanaan Strategis... 21

C. Langkah-langkah Perencanaan Strategis... 22

D. Tahap Perkembangan dan Perencanaan Strategis... 22

E. Manfaat Perencanaan Strategis... 23

F. Peranan Rencana Strategis... 23

G. Metode Penyusunan Rencana Strategis... 24

H. Hasil Perencanaan Strategis... 25

I. Proses Dasar Perencanaan Strategis... 25

BAB IV MANAJEMEN STRATEGIS

BAB VII PATOK DUGA SEBAGAI PERENCANAAN STRATEGI A. Pengertian dan Jenis Patok Duga... 49

B. Azas dan Generasi patok Duga... 50

C. Patok Duga sebagai Instrumen Perbaikan Kualitas... 52

D. Proses Patok Duga... 52

E. Peranan Manajemen dalam Patok Duga... 53

(3)

A. Perumusan Sasaran Tahunan... 55

B. Pentingnya Strategi Bidang Fungsional... 57

BAB IX PELEMBAGAAN STRATEGI A. Struktur Organisasi dan Pelembagaan Strategi... 62

B. Birokrasi dan Organisasi... 63

BAB XII KONSEP PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN A. Pengertian Kebijakan... 99

B. Kebijakan Negara... 97

C. Kewenangan Organisasi... 97

D. Perumusan dan Komunikasi Kebijakan ... 98

BAB XIII PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN A. Konsep Dasar Kebijakan Pendidikan... 100

B. Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Publik... 101

C. Pembiayaan Pendidikan... 101

D. Daur Kebijakan Pendidikan... 104

E. Implementasi Kebijakan Pendidikan... 106

(4)

BAB XIII RENSTRA PENDIDIKAN DI ERA OTONOMI

A. Sejarah Otonomi... 114

B. Desentralisasi... 114

C. Dekonsentrasi... 115

D. Konsep Otonomi Pendidikan... 116

E. Otonomi dan Desentralisasi Pendidikan... 117

F. Kebijakan Pendidikan... 133

G. Kebijakan Organisasi Pendidikan... 120

H. Pembagian Urusan Pendidikan Pemerintah... 121

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I

(5)

A. Pentingnya Perencanaan Strategis

Manajemen merupakan kebutuhan penting untuk memudahkan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen diperlukan untuk mengelola berbagai sumberdaya organisasi, seperti sarana, prasarana, waktu, SDM, metode. Manajemen juga menunjukkan cara-cara efektif dan efisien dalam pelaksanaan pekerjaan. Manajemen mengurangi hambatan pencapaian suatu tujuan.

Manajemen memberikan prediksi agar kita dapat mengantisipasi perubahan lingkungan yang serba cepat. Untuk mempermudah dan mendapatkan kepastian akan tercapainya tujuan tersebut, maka para ilmuwan berusaha mencari metode, sistem, teori untuk mencapai tujuan tersebut hingga dikenal ilmu manajemen.

Para ahli mendefenisikan manajemen dari berbagai segi, salah satunya, yaitu : ”Proses tertentu yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan tertentu yang sudah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya”. Defenisi tersebut menjelaskan bahwa dalam manajemen ada unsur tujuan, ada unsur orang dan ada unsur sumber-sumber alam. Faktor inilah yang dikelola secara efisien dan efektif mencapai tujuan. Dalam ilmu manajemen dikenal beberapa fungsi seperti perencanaan, perorganisasian, staffing, pengarahan dan pengawasan.

Manajemen strategik dibutuhkan institusi pendidikan dalam proses pengambilan keputusan yang semakin sulit dan rumit. Manajemen strategik yang dimaksud adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dirancang manajemen puncak dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran organisasi dalam upaya mencapai tujuan sekolah. Manajemen strategik membahas tentang kinerja manajemen sumber daya manusia, keuangan, pemasaran, pembelian, kegiatan operasional, serta pengolahan data sebagai rujukan yang membantu manajer tingkat menengah dalam mengelola organisasi.

(6)

Manajemen diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Luther Gulick mengatakan, manajemen sebagai ilmu karena memahami bekerja sama secara sistematik. Dikatakan sebagai kiat menurut Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para professional yang dituntun oleh kode etik.1

Menurut Tery “Management is performance of conceiving and achieving desired results by means of group efforts consisting of utilizing human talent and resources.2 Manajemen merupakan kegiatan yang terdiri dari unsur manusia, barang, mesin, metode, uang, dan pasar. Sedangkan Reeser (1973) memahami manajemen sebagai pemanfaatan sumber daya fisik dan manusia melalui usaha yang terkoordinasi dan diselesaikan dengan mengerjakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pengarahan dan pengawasan. Parker (Stoner dan Freeman, 2000) mengatakan manajemen adalah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang. Usman (2000) menyederhanakan definisi manajemen sebagai proses fungsi maupun sebagai tugas. Berikut adalah prinsip-prinsip manajemen:

1. Prinsip Manajemen Berdasarkan Sasaran (MBS)

MBS dipopulerkan oleh Peter Drucker (1954), prinsip ini membantu memperjelas dan menjabarkan tahap tujuan organisasi, proses ini menetukan tujuan atasan dan bawahan. Manajer tingkat atas bersama-sama dengan manajer tingkat bawah menentukan tujuan unit kerja agar serasi dengan tujuan organisasi. Reddin (1971) menjelaskan bahwa MBS akan sukses apabila memiliki unsur-unsur sebagai berikut: 1) komitmen pada program; 2) penentuan sasaran pada tingkat puncak; 3) sasaran individu ; 4) peran serta aktif ; 5) otonomi dalam pelaksanaan ; 6) penilaian prestasi.

MBS memilik keunggulan-keunggulan : Pertama, pengelolaan cendrung lebih baik karena keharusan membuat program. Kedua, Individu mengikat diri 1Nanang Fatah. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. 2004

(7)

pada tugasnya (commited). Ketiga, pengawasan lebih efektif berkembang. BS juga memiliki kekurangan sebagai berikut: Pertama, tidak mudah menanamkan pemahaman tentang konsep dan pemberian motivasi kepada bawahan untuk mempelajari penggunaan teknik MBS. Kedua, tidak mudah menentukan tujuan dengan memberi kesempatan kepada para anggota untuk berpartisipasi. Ketiga, tidak mudah menilai prestasi, dan Keempat, perubahan yang diinginkan MBS dalam perilaku manajer kemungkinan akan menimbulkan masalah dalam proses.

2. Prinsip Manajemen Berdasarkan Orang (MBO)

MBO merupakan konsep modern dalam mengkaji keterkaitan dimensi perilaku, komponen sistem dalam kaitannya dengan perubahan dan pengembangan organisasi. tuntutan perubahan akibat dari internal maupun eksternal, membawa implikasi terhadap perubahan perilaku kelompok.3 Tuntutan perubahan sering

ditemukan dalam konflik individu, kelompok, maupun antar kelompok. Konflik mengharuskan adanya restrkturisasi, dan perubahanpun tidak terelakkan. Perubahan perilaku dan perubahan organisasi merupakan bagian esensial manajemen.

3. Manajemen Berdasarkan Informasi (SIM)

SIM dibutuhkan oleh manajer sebagai dasar melakukan pemantauan dan penilaian kegiatan serta hasil-hasil yang dicapai. Gordon B. Davis (1974) mendefinisikan SIM sebagai sebuah sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.

SIM merupakan keseluruhan jaringan informasi yang ditujukan kepada pembuatan keterangan-keterangan bagi manajer yang berfungsi untuk mengambil keputusan. Informasi merupakan data yang telah diolah, dianalisis melalui suatu cara sehingga menjadi berarti. Sedangkan data adalah fakta atau fenomena yang belum dianalisis.4

(8)

C. Manajemen dalam Arti Kelompok Pimpinan

Manajemen dapat dilihat sebagai kelompok orang yang menduduki berbagai jenjang dan jabatan kepemimpinan. Sebagai kelompok pimpinan tanggung jawab utamanya bukan lagi melaksanakan sendiri kegiatan operasional, melainkan menyelenggarakan fungsi yang memungkinkan tenaga pelaksana mengerjakan tugas operasionalnya dengan produktif. Siagian (2007) mengelompokkan jabatan manajerial, yakni Manajemen Puncak (MP), Manajemen Madya (MD), Manajemen Rendah (MR), Human Skills (HS), dan Technical Skills (TS).

D. Fungsi-Fungsi Manajemen

1. Perencanaan

Mondy dan Premeaux (1995) menjelaskan bahwa perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan.5 Usman (2008: 60) mengatakan bahwa perencanaan adalah sejumlah

kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Sedangkan Terry menjelaskan definisi perencanaan sebagai berikut: “Planning is the selecting and relating of facts and the making and using of assumption regarding the future in the visualization and formulation of proposed activities, believe necessary to achieve desired results.”6

Menurut Handoko (2003) meliputi: pemilihan atau penetapan tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijakan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan mencapai tujuan.7 Menurut Usman

perencanaan pada hakikatnya merupakan proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif mengenai sasaran dan cara yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki.

5dalam Syafaruddin. 2005. h. 61 6 Terry. Op. Cit.h. 192

(9)

Syafaruddin mengemukakan hasil perencanaan sebagai berikut: Tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran. Tujuan merupakan rencana yang dinyatakan harus dicapai yang meliputi sasaran, maksud, tugas pokok, batas waktu, standar, target. Rencana-rencana tetap. Rencana tetap adalah jenis kebijakan, metode baku, prosedur operasional yang dirancang untuk berguna dalam situasi beragam. Rencana-rencana terpakai. Rencana-rencana terpakai adalah tindakan yang cocok dengan situasi khusus untuk mencapai tujuan tertentu. Rencana terpakai dapat berupa: program pokok, proyek, program khusus, rencana terperinci. 8

Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.

Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanaannya jauh ke masa depan dan pada strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan lebih rendah merencanakan terutama untuk sub unit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.

Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun perencanaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para manejer untuk mengerti peranan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang dalam pola perencanaan secara keseluruhan.9

(10)

2. Pengorganisasian

Menurut Holt (1993), “…organizing…the function of gathering resources, allocating resources, and structuring tasks to fulfill organizational plans.” Reezer (1973:323) mengatakan “as managerial function, organizing is defined as grouping work activities into department, assigning authority and coordinating tha activities of the different departments so that objectives are met and conflicts minimized.” Pemahaman anggota organisasi akan penetapan tugas yang menjadi kewajibannya itu penting agar mereka dapat mengambil keputusan terhadap tugas tersebut. Aktifitas manusia yang terorganisasi timbul karena pembagian kerja yang logis dan sistem koordinasi.

Pengorganisasian perlu otoritas sebagai hak untuk mengarahkan anggota organisasi. Tanpa adanya koordinasi yang jelas organisasi akan mengalami kesulitan mencapai tujuan. Untuk itulah perlunya rantai komando dalam sebuah organisasi efektif. Saul W. Gellerman mengutip pendapat Samuel B. Certo, menjelaskan bahwa ada lima macam langkah pokok proses pengorganisasian sebagai berikut:

1. Melaksanakan refleksi tentang rencana-rencana dan sasaran. 2. Menetapkan tugas-tugas pokok.

3. Menetapkan tugas-tugas pokok menjadi tugas-tugas bagian.

4. Mengalokasi sumber-sumber daya dan petunjuk-petunjuk un tukk tugas-tugas bagaian tersebut.

5. Mengevaluasi mengevaluasi hasil-hasil dari strategi pengorganisasian yang diimplementasi.

Henri Fayol dalam Winardi (2003) mengemukakan Enam Belas petunjuk upaya pengorganisasian, sebagai berikut:

9Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta

(11)

1. Persiapkanlah rencana operasi dan laksanakan hal tersebut secara cermat. 2. Laksanakanlah pengorganisasian faset-faset manusia dan material

demikian rupa, hingga mereka konsisten dengan sasaran-sasaran, sumber daya, dan syarat-syarat yang ditetapkan oleh organisasi.

3. Tetapkanlah sebuah otoritas tunggal yang kompeten, dan yang dapat melaksanakan pembinaan secara enerjik (struktur manajemen formal) 4. Koordinasi semua aktifitas serta upaya.

5. Rumuskan keputusan-keputusan yang jelas, yang bersifat khas dan tepat. 6. upayakan adanya pemilihan efisien demikian rupa, hingga masing-masing

departemen dipimpin oleh seorang manajer kompeten yang enerjik, dan semua anggota ditempatkan pada posisi didapatkannya servis maksimal. 7. Rumuskan tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban.

8. Rangsanglah inisiatif dan tanggung jawab.

9. Sajikan imbalan cocok dan layak untuk servis yang diberikan. 10. Terapkan sanksi-sanksi terhadap kesalahan yang dilakukan. 11. Pertahankanlah disiplin.

12. Upayakan agar kepentingan individual konsisten dengan kepentingan umum organisasi yang bersangkutan.

13. Peliharalah kesatuan perintah.

14. Tingkatkan koordinasi material dan manusia. 15. Tetapkan dan laksanakan pengawasan-pengawasan.

16. Hindarilah peraturan-peraturan kaku dan kegiatan administratif berlebihan.10

Konsep dalam pengorganisasian menurut Mondy dan Premeaux (1995) yaitu tanggung jawab, dan pertanggungjawaban. (Syafaruddin, 2005: 71)

3.Penggerakan

Penggerakan merupan keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik

(12)

mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif, dan ekonomis.11

Menurut Siagian bahwa penggerakan merupakan fungsi organisasi yang paling sulit dilakukan, dikarenakan faktor-faktor berikut:

1. Dengan berkembangnya ilmu seperti sejarah, psikologi, antropologi, ekonomi, politik, dan berbagai ilmu tentang manusia lainnya belumlah mampu menguak misteri manusia itu sendiri.

2. Sumber daya manusia yang paling mendapatkan tempat adalah manusia, karena manusia mempunyai harkat dan martabat yang harus dijunjung tinggi, disisi lain manusia harus menjalankan tugasnya ketika di dalam organisasi.

3. Segala sumber daya seperti dana, alat hanya akan bermakna ketika dimanfaatkan oleh manusia.

4. Sumber manusia merupakan modal terpenting dan bermanfaat bagi organisasi jika di digerakan secara tepat. Sebaliknya sumber daya manusia pulalah yang mungkin akan menjadi perusak organisasi apabila tidak dipenuhi motivasinya dan harga dirinya sebagai manusia.

Henri Fayol berpendapat bahwa cara terbaik menggerakan anggota adalah dengan cara pemberian komando dan tanggung jawab utama, konsep ini dikenal dengan istilah commanding. Luther Gullick menyampaikan istilah directing yaitu sebuh konsep petunjuk dan penentuan arah yang harus ditempuh anggota di level pelaksana operasional. George Terry menyebutnya dengan actuating sebuah konsep yang menyatakan bahwa manajer harus berkonsultasi terlebih dahulu di level operasional, tetapi biasanya peran ini lebih bersifat meyakinkan diri level operasional. John F. Mee menggunakan istilah motivating yang lebih menekankan manajer harus bersifat mendorong anggota agar intrinsic anggota digabung dorongan external diharapkan mampu memberikan yang terbaik bagi organisasi.

4. Pengawasan

(13)

Menurut Murdick dalam Fatah bahwa pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya organisasi.12

Robins (1984) menjelaskan “Control is the process of monitoring activities to ensure they are being accomplished as planned and of correcting any significant deviations.” Sementara Terry (1973) “Controlling is determining what is being accomplish, that evaluating performance and, if necessary applying corrective measures so performance takes according to plans.” Pengawasan akan efektif apabila memiliki karakter sebagai berikut:

1. Pengawasan harus merefleksikan sifat dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan.

2. Pengawasan harus segera memberikan petunjuk tentang kemungkinan adanya deviasi dari rencana.

3. Pengawasan harus menunjukkan pengecualian pada titik startegis tertentu. 4. Objektif dalam melakukan pengawasan.

5. Keluwesan pengawasan.

6. Pengawasan harus memperhitungkan pola dasar organisasi. 7. Efisiensi pelaksanaan pengawasan.

8. Pemahaman sistem pengawasan oleh semua pihak yang terlibat. 9. Pengawasan mencari apa yang tidak beres.

10. Pengawasan harus bersifat membimbing. E. Pengertian Perencanaan Pendidikan

Yusuf Enoch mengatakan perencanaan pendidikan, adalah suatu proses mempersiapkan seperangkat alternatif keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepadanpencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara.

Beeby, C.E menjelaskan bahwa perencanaan pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan

(14)

biaya pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik untuk mengembangkan potensi sistem pendidikan nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh sistem tersebut. Menurut Guruge (1972) perencanaan pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan. Sedangkan menurut Albert Waterson (1975) perencanaan pendidikan adala investasi pendidikan yang dapat dijalankan oleh kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang di dasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.

Coombs (1982) mendefinisikan bahwa perencanaan pendidikan suatu penerapan yang rasional dianalisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakat. Sedangkan Y. Dror (1975) mengatakan perencanaan pendidikan adalah suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa depan yang di arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara-cara optimal untuk pembangunan ekonomi dan social secara menyeluruh dari suatu Negara.

Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat tersebut, bahwa perencanaan pendidikan adalah proses intelektual berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi internal berhubungan sistematis dengan keputusan lain, baik dalam bidang itu sendiri maupun dalam bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului oleh kegiatan lain.

(15)

1. Tujuan pembangunan nasional bangsa yang akan mengambil keputusan dalam rangka kebijaksanaan nasional dalam rangka kebijaksanaan nasional dalam bidang pendidikan.

2. Masalah strategi adalah termasuk penanganan kebijakan secara operasional yang akan mewarnai proses pelaksanaan dari perencanaan pendidikan. Maka ketepatan pelaksanaan dari perencanaan pendidikan.

Dalam penentuan kebijakan sampai kepada palaksanaan perencanaan pendidikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : siapa yang memegang kekuasaan, siapa yang menentukan keputusan, dan faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan. Terutama dalam hal pemegang kekuasaan sebagai sumber lahirnya keputusan, perlu memperoleh perhatian, misalnya mengenai sistem kenegaraan yang merupakan bentuk dan sistem manajemennya, bagaimana dan siapa atau kepada siapa dibebankan tugas-tugas yang terkandung dalam kebijakan itu. Juga masalah bobot u ntuk jaminan dapat terlaksananya perencanaan pendidikan. Hal ini dapat diketahui melalui output atau hasil sistem dari pelaksanaan perencanaan pendidikan itu sendiri, yaitu dokumen rencana pendidikan.

Rumusan tentang perencanaan pendidikan tadi dapat dipahami bahwa masalah yang jelas adalah suatu proses untuk menyiapkan konsep keputusan yang akan dilaksanakan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan pendidikan dalam pelaksanaan tidak dapat diukur dan dinilai secara cepat, tapi memerlukan waktu yang cukup lama, khususnya dalam kegiatan atau bidang pendidikan yang bersifat kualitatif, apalagi dari sudut kepentingan nasional.

F. Konsep Perencanaan Pendidikan

1. Model-model Perencanaan Pendidikan

(16)

Model perencanaan komprehensif. Model ini digunakan untuk menganalisis perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, dan juga berfungsi sebagai patokan dalam menjabarkan rencana-rencana ke arah tujuan yang lebih luas.

Model target setting. Model ini diperlukan dalam upaya melaksanakan proyeksi ataupun memerkirakan tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu. Dalam persiapannya dikenal (1) model untuk analisis demografis dan proyeksi penduduk; (2) model untuk memproyeksikan enrolment (jumlah siswa terdaftar) sekolah; (3) model untuk memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja.

Model pembiayaan dan keefektifan biaya. Model ini sering digunakan untuk menganalisis proyek-proyek dalam kriteria efisien dan efektifitas ekonomis. Dengan model ini dapat diketahui proyek yang paling fleksibel dan memberikan suatu perbandingan yang paling baik di antara proyek-proyek yang menjadi alternatif penanggulangan masalah yang dihadapi.

Model PBBS. PBBS (planning, programming, budgeting system) bermakna bahwa perencanaan, penyusunan program dan penganggaran dipandang sebagai suatu sistem yang tak terpisahkan satu sama lainnya.

2. Metode-Metode Perencanaan

August W. Smith dalam Fatah (2004) mengemukakan metode yang secara umum dapat diterapkan dalam bidang pendidikan. Metode-metode tersebut, sebagai berikut:

Mean ways and analysis. Metode ini digunakan untuk meneliti sumber-sumber dan alternatif untuk mencapai tujuan tertentu. Tigahal yang perlu dianalisis dalam metode ini yaitu: means yang berkaitan dengan sumber-sumber yang diperlukan, ways yang berhubungan dengan cara dan alternatif tindakan yang dirumuskan dan bakal dipilih, ends yang berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai. Kitiga aspek ini dikaji secara timbal balik.

(17)

Econometric analysis. Metode ini menggunakan data empirik, teori ekonomi dan statistik dalam mengukur perubahan dalam kaitan dengan ekonomi. Metode ekonometrik mengembangkan persamaan-persamaan yang mengembangkan persamaan-persamaan yang menggambarkan hubungan ketergantungan di antara variabel-variabel yang ada dalam satu sistem.

Cause effect diagram. Metode ini digunakan dalam perencanaan dengan menggunakan sikuen hipotetik untuk memperoleh gambaran tentang masa depan. Metode ini sangat cocok untuk perencanaan yang bersifat strategik.

Delphi. Metode ini bertujuan untuk menentukan sejumlah alternatif program, mengeksplorasi asumsi-asumsi atau fakta yang melandasi judgments tertentu dengan mencari informasi yang dibutuhkan untuk mencapai suatu konsensus. Biasanya metode ini dimulai dengan melontarkan suatu masalah yang berdifa umum untuk diidentifikasi menjadi masalah yang lebih spesifik. Dalam metode ini melibatkan pakar ahli tertentu.

Heuristik. Metode ini dirancang untuk mengeksplorasi isu-isu dan untuk mengakomodasi pandangan yang bertentangan atau ketidakpastian. Metode ini didasarkan atas seperangkat prinsip dan prosedur yang mensistematiskan langkah-langkah dalam usaha pemecahan.

Analisis siklus kehidupan. Metode ini digunakan terutama untuk mengalokasikan sumber-sumber dengan memperhatikan siklus kehidupan mengenai produksi, proyek, program atau aktifitas. Fase yang dilalui: konseptualisasi, spesifikasi, prototipe, pengujian dan evaluasi, operasi, produksi.

Value added analysis. Metode ini digunakan untuk mengukur keberhasilan peningkatan produksi atau pelayanan sehingga mendapatkan gambaran singkat tentang kontribusi dari aspek tertentu terhadap aspek lainnya. (Fatah. H. 52)

(18)

TopDown Planning, dibuat di tingkat atas kemudian disampaikan kepada perenca na di tingkat menengah dan ke tingkat bawah. Biasanya dalam jenis ini perencana an bersifat makro, atau nasional.

Diagonal‐Horizontal Planning, dilaksanakan pada waktu penyusunan perencana an lintas sektoral. Biasanya dilakukan oleh top‐level manager, yang membicaraka n kebijakan‐kebijakan makro serta penentuan prioritas kebijakan dasar.

Rolling‐Plan, dilakukan terhadap perencanaan jangka menengah atau jangka panj ang. Hal ini dilakukan setelah adanya pembabakan menjadi perencanaan tahunan. Apabila tahun pertama sasarannya tidak tercapai, maka akan digelindingkan kepa da tahun berikutnya. Atau apabila terjadi sasaran pada suatu perencanaan5 tahun ti dak tercapai maka digulirkan pada sasaran lima tahun berikutnya;

Model Master Plan untuk Pendidikan. Master plan untuk pendidikan memiliki dimensi waktu yang bersifat jangka panjang perencanaan strategi sebagai contohnya

BAB II

(19)

A. Pengertian Strategis

Strategi berasal dari bahasa Yunani stratogos yang artinya ilmu para jenderal untuk memenangkan suatu pertempuran dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.1 Penggunaan kata stratejik sangat popular di lingkungan militer. Stratejik

dalam peperangan adalah pengaturan cara untuk memenangkan peperangan. Dalam Oxford Edvanced Learners Dictionary “the art of commander in chief, the art of projecting and directing the larger military movements and operation of compaign.2(Seni seorang panglima tertinggi, seni memproyeksikan dan mengatur gerakan militer yang lebih besar serta operasi-operasi kampanye).

Menurut Cjandler (1962) strategi adalah penetapan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran organisasi dan penerapan serangkaian tindakan serta alokasi sumber daya yang penting untuk melaksanakan sasaran ini.3 Sedangkan menurut

Child (1972), strategi adalah rencana jangka panjang organisasi untuk menyeimbangkan kekuatan dan kelemahan internal dengan kesempatan dan ancaman eksternaal dalam mempertahankan keuntungan kompetitif. Strategi merupakan rencana jangka panjang organisasi mengenai bagaimana organisasi menyeimbangkan kekuatan dan kelemahan, kesempatan eksternal dan ancaman yang dihadapi untuk menjaga keuntungan kompetitif.4 Selanjutnya Sedarmayanti

mengatakan bahwa Stratejik sebagai teknik dan taktik dapat juga diartikan kiat. Dalam manajemen diartikan kiat, cara dan taktik utama yang dirancang sistematis dalam melaksanakan fungsi manajemen, terarah pada tujuan strategis organisasi.

Berikut adalah konsep utama strategi yang dikemukakan oleh Sedarmayanti.

1. Keunggulan kompetitif. Strategi generik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mendapatkan keunggulan kompetitif: (a) Inovasi,

1 Sihombing. 2000

2 Hornby. Oxford Advanced Learners Dictionary.

3dalam Sedarmayanti. Manajemen Sumber Daya Manusia: Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: rafika Aitama. 2009. h. 20

(20)

menjadi produser unik; (b) Kualitas, menyampaikan barang dan jasa berkualitas tinggi kepada pelanggan; (c) Kepemimpinan biaya, hasil kebijakan yang direncanakan bertujuan pada pengelolaan pengurangan pengeluaran.

2. Kapabilitas khusus. Kapabilitas khusus adalah karakteristik yang tidak dapat atau sulit ditiru pesaing. Empat kriteria yang disusulkan Barney (1991): (a) Penciptaan nilai bagi pelanggan; (b) Memiliki sesuatu yang sangat langka; (c) Tidak ada substitusinya.

3. Kesesuaian Stratejik. Kesesuaian stratejik menyatakan bahwa untuk memaksimalkan keunggulan kompetitif perusahaan, maka harus menyesuaikan kapabilitas dan sumber daya yang ada dengan peluang ang tersedia di dalam lingkungan eksternal. Bagian penting manajemen puncak adalah memasukkan kompetensi organisasi yang sesuai dengan peluang serta resiko yang diciptakan oleh perubahan lingkungan.5

B. Dasar Strategi

1. Tujuan stratejik: (a) Visi yang luas mengenai alasan organisasi didirikan; (b) Misi Organisasi; (c) Tujuan spesifik yang dioperasionalisasikan

2. Strategi berbasis sumber daya adalah kapabilitas stratejik organisasi yang tergantung pada kualitas sumber daya.

3. Kapabilitas stratejik adalah konsep mengacu kepada kemampuan organisasi untuk mengembangkan dan menerapkan strategi yang akan mencapai keunggulan kompetitif secara berkelanjutan.

C. Tipe-tipe Strategi

(21)

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya: strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya

Strategi investasi merupakan kegiatan berorientasi pada investasi apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi.

Strategi Bisnis disebut juga strategi bisnis secara fungsional karena berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

D. Perumusan Strategi

Pertama, Pendekatan sistematis untuk merumuskan strategi, yang terdiri dari: (a) Menetapkan misi; (b) Menyusun sasaran; (c) Melakukan pengamatan lingkungan internal dan eksternal dengan SWOT; (d) Melakukan analisa strategi yang ada untuk menetapkan hubungannya dengan penilaian internal dan eksternal; (e) Tetapkan kapabilitas khusus organisasi; (f) Menetapkan masalah stratejik utama yang timbul dari analisis sebelumnya; (g) Menetapkan strategi korporasi dan fungsional untuk mencapai sasaran dan keunggulan kompetitif, mempertimbangkan masalah stratejik utama; (h) Mempersiapkan rencana stratejik terintegrasi untuk menerapkan strategi; (i) Menerapkan strategi; (j) Memantau penerapan dan menyempurnakan strategi yang telah ada atu mengembangkan strategi baru bila diperlukan.6

Kedua, Kenyataan perumusan strategi. Tipologi mengenai strategi yaitu: (a) Klasik, perumusan strategi proses rasional perhitungan yang disengaja. Proses

(22)

perumusan strategi dilihat sebagai hal terpisah dari proses penerapan. (b) Evolusioner, perumusan strategi sebagai proses evolusioner merupakan produk kekuatan pasar, dimana organisasi paling efisien dan paling produktif akan memenangkannya; (c) Proses, perumusan strategi sebagai proses setahap demi setahap berkembang melalui diskusi dan ketidaksepakatan; (d) Sistemik, strategi dibentuk oleh sistem sosial dimana sistem sosial diletakkan sebagai strategi.7

E. Tahapan Strategi

Menurut (David: 2003) “The strategic management process consists of three stages: strategy formulation, strategy implementation, and strategy evaluation”. Pada dasarnya proses manajemen strategis mengikuti 3 tahapan tersebut, yaitu: rumusan kebijakaan strategi, strategi pelaksanaan dan strategi evaluasi. Dokumen rencana strategi akan berisi kebijakan strategi dan rancangan strategi pelaksanaan, sedangkan pelaksanaan dan strategi evaluasi dalam bentuk laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP).

The strategic formulation includes developing a vision and mission, identifying an organization’s external opportunities and threats, determining internal strengths and weaknesses, establishing long-term objectives, generating alternative strategies, and choosing particular strategies to pursue. Sebagian besar dokumen rencana strategis merupakan uraian tentang “strategic formulation” secara garis-garis besar dari sebuah lembaga atau organisasi.

Strategy implementation requires a firm to establish annual objectives, devise policies, motivate employees, and allocate resources so that formulated strategies can be executed. Strategi implemetasi dapat digunakan sebagai lampiran dokumen rencana strategis dalam bentuk matrik atau format, hal tersebut akan mempermudah dalam penyusunan laporan akuntabilitas.

Strategy evaluation is the final stage in strategic management,… and three fundamental strategy evaluation activities are: (a) Reviewing external and

(23)

internal factors that are the bases for current strategies b. Measuring performance, andc. Taking corrective actions. Strategi evaluasi akan menjadi bagian penting dari laporan akuntabilitas kinerja sebuah lembaga atau organisasi.

(24)

PERENCANAAN STRATEGIS

A. Pengertian Perencanaan Strategis

Menurut T Hani Handoko Perencanaan strategis (strategic planning) adalah proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, program-program strategi, dan penetapan metoda-metoda yang diperlukan untuk menjamin bahwa strategi dan kebijaksanaan telah diimplementasikan. Perencanaan strategi juga merupakan proses perencanaan jangka panjang yang disusun untuk mencapai tujuan organisasi.1Perencanaan strategis yaitu proses analisis, perumusan dan

evaluasi strategi-strategi, dengan tujuan utama agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal.2

Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic, Social, Technological), atau STEER ( Socio-cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory).3 Rencana strategis

perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan, dan bagaimana sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu.4

Organisasi membutuhkan alat untuk mengembangkan strategi manajemen yang menjamin tercapainya kinerja optimal kedepan. Organisasi membutuhkan sebuah kerangka kerja dalam rangka: Mengelola suatu perubahan kedepan, Mengelola situasi yang sangat komplek, Mengembangkan arah, Tujuan dan

1.Hani Handoko. Manajemen. Jakarta: Erlangga. 1996

2 Ravik Karsidi, MS. http://happytreeflash.com/manajemen-strategis-ppt.html. (tanggal 10 Juli

2011)

3http://id.wikipedia.org/wiki/perencanaan -strategis (tanggal 10 Juli 2011)

(25)

program strategis, mengintegrasikan unsur belajar bersama kedalam proses perencanaan.5

Tujuan perencanaan strategis adalah manajemen berbasis kinerja sektor publik lamban dalam mengadopsi manajemen strategis dibandingkan sektor bisnis karena birokrasi publik lebih mengutamakan pelaksanaan fungsi dan tanggungjawab ketimbang tujuan atau hasil. Dalam manajemen strategis pernyataan tujuan harus : 1. Terarah , dengan pernyataan spesifik menyebutkan kondisi yang ingin dicapai 2. Batas waktu kapan tiap-tiap tujuan hendak diwujudkan jelas 3. Terukur, sehingga bisa dievaluasi sejauhmana tujuan dapat diwujudkan.6

Karakteristik manajemen strategis perumusan proses organisasi dalam suatu pernyataan misi. Identifikasi tujuan dalam pernyataan visi yang hendak dicapai di masa datang. Adanya kerangka waktu (planning horizon) yang membatasi kapan tujuan hendak diwujudkan. Analisis sistematis tentang kondisi organisasi saat ini, khususnya kapabilitasnya.

B. Faktor-Faktor Kunci Perencanaan Strategis

1. Proses membuat keputusan dan tindakan penting yang akan memandu agar organisasi dapat menentukan: apa yang harus dikerjakan ?;dan mengapa organisasiharus mengerjakannya ?

2. Fokus utama adalah pengidentifikasian isu-isu mendasar dan pemecahannya yang menjadi perhatian utama organisasi.

3. Lebih menekankan pada penilaian terhadap lingkungan atau faktor luar dan dalam organisasi.

4. Lebih mendorong pengumpulan versi (usulan) yang diidealkan dalam bentuk visi keberhasilan

5. Lebih berorientasi kepada tindakan.7 C. Langkah-Langkah Perencanaan Strategis 5 Ravik Karsidi. Op.Cit

(26)

Persiapan:

1. Analisa Kebutuhan 2. Membangun Komitmen Perumusan aspek dasar organisasi:

1. Analisa stakeholders

2. Perumusan mandat organisasi 3. Perumusan Misi, Visi, Nilai Perumusan aspek strategis organisasi:

1. Analisa lingkungan eksternal 2. Analisa lingkungan internal 3. Perumusan issue strategis 4. Penyusunan strategi

Perumusan aspek praktis/operasional organisasi

1. Rencana Kerja (Workplan)

2. Rancana Anggaran dan Pembeayaan.8

D.Tahap Perkembangan Konsep Perencanaan Strategis

Tahap 1 : Anggaran dan pengawasan keuangan. Tahap ini menggunakan anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Tindakan manajerial didasarkan pada proyeksi jangka pendek dan berorientasi pada fungsi bisnis, dengan asumsi lingkungan stabil.

Tahap 2 : Perencanaan jangka panjang.

Tahap 3 : Perencanaan strategi bisnis. Perhatian manajemen beralih dari fungsi internal perusahaan (fungsi produksi) ke lingkungan eksternal perusahaan (fungsi pemasaran). Akibatnya berkembang diversifikasi usaha, ada segmentasi usaha, unit usaha otonom yang disebut satuan strategis bisnis (strategic business unit).

(27)

Tahap 4 : Perencanaan strategis perusahaan. Ini diperlukan untuk mengurangi konflik internal. Perencanaan strategis yang terpadu ini bersifat administratif.

Tahap 5 : Manajemen strategis. Perencanaan strategis diintegrasikan bukan hanya dalam sub-sistem administrasi semata, melainkan pula berbagai sub-sistem dalam proses manajemen lainnya, seperti struktur organisasi, informasi, SDM yang membentuk budaya perusahaan secara menyeluruh. Penyatuan berbagai subsistem infrastruktur manajerial dan pembentukan budaya perusahaan inilah yang disusun, dikembangkan dan diarahkan dalam manajemen strategis.9

E. Manfaat Perencanaan Strategis

1. Maksud (tujuan dasar) organisasi menjadi lebih jelas.

2. Apa yang ingin dicapai semakin realistik dan mengarah pada tujuan

3. Arah dan tujuan organisasi terkomunikasikan dengan baik diantara anggota

4. Rasa memiliki terhadap organisasi semakin berkembang 5. Semakin efektif dalam mendayagunakan sumberdaya yang ada 6. Memiliki kejelasan dalam menilai setiap perkembangan atau capaian 7. Komunikasi semakin intensif dan memudahkan dalam mengembangkan

mekanisme dan instrumen yang dibutuhkan.10

F. Peranan Rencana Strategis

1. Menentukan batasan usaha atau bisnis. Memilih fokus bidang usaha yang akan dikembangkan yang didasarkan pada semua lapisan manajemen. 2. Memberikan arah perusahaan. Menentuan batasan usaha dan arah

perusahaan merupakan dua sisi dari satu mata uang yang sama yang mendasari atau dihasilkan. Kedua hal itu merupakan dasar penyusunan

(28)

prioritas tindakan dan kebijakan perusahaan dalam menghadapi perubahan lingkungan.

3. Mengarahkan dan membentuk kultur perusahaan. Rencana strategis menunjang pengarahan dan pembentukan budaya perusahaan lewat proses interaksi, tawar-menawar, atau komunikasi timbal-balik.

4. Menjaga kebijakan yang taat asas dan sesuai. 5. Menjaga fleksibilitas dan stabilitas operasi.

6. Memudahkan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran tahunan. G. Metode Penyusunan Rencana Strategis

Pendekatan dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok berdasarkan lingkup dan titik bahasan, di satu pihak dan penekanan pada proses atau hasil di lain pihak. Pada pengelompokan pertama, menurut Porter, terdapat pendekatan klasik berhadapan dengan pendekatan non-klasik. Kemudian, pada kelompok kedua terdapat pendekatan keperilakuan berhadapan dengan pendekatan administratif.

1. Pendekatan Klasik

Pendekatan klasik diperkenalkan oleh Porter untuk membedakan umum dengan pendekatannya sendiri. Dalam analisis lingkungan dimasukkan semua faktor lingkungan usaha, baik yang langsung maupun tidak langsung, sehingga bersifat global. Pendekatan ini relatif mudah karena dua hal: informasi yang disyaratkan bersifat global dan teknik yang digunakan sederhana.

2. Pendekatan Non-Klasik

Pendekatan non-klasik atau pendekatan Porter ini menitikberatkan pada analisis posisi persaingan, sehingga hanya lingkungan langsung perusahaan yang relevan. Pendekatan ini mensyaratkan informasi yang cukup tentang pihak dalam lingkungan persaingan tersebut. Hasilnya spesifik tentang strategi perusahaan yang dipilih.

(29)

Fokus pendekatan ini adalah dokumen resmi rencana strategis yang memenuhi syarat yang berisi arah dan strategi perusahaan. Pendekatan ini kurang memperhatikan faktor komitmen dan berbagai tingkat dan bidang manajemen.

4. Pendekatan Keperilakuan

Bertentangan dengan pendekatan administratif. Penekanan pendekatan ini adalah manfaat utama dari suatu rencana strategis bukan pada hasil berupa dokumen resmi, melainkan pada komitmen, kesepakatan, tingkah laku yang dihasilkan dari proses penyusunan dokumen.

H. Hasil Perencanaan Strategis

a. Rumusan kesepakatan tentang mandat atau maksud utama organisasi b. Rumusan kesepakatan tentang misi organisasi

c. Rumusan kesepakatan tentang visi organisasi

d. Rumusan kesepakatan tetang isu dasar dan isu strategis yang akan menjadi fokus perhatian organisasi dan tujuan akhir yang ingin dicapai

e. Rumusan tentang strategi-strategi (tujuan strategis dan program strategis) organisasi untuk mencapai tujuan akhir

f. Rumusan tentang rencana-rencana tindakan (workplan) yang akan dilaksanakan organisasi.11

I. Proses Dasar Perencanaan Strategis

BAB IV

(30)

MANAJEMEN STRATEGIS

A. Pengertian Manajemen Strategis

Pakar manajemen menjelaskan strategi merupakan ilmu yang menggabungkan fungsi-fungsi manajemen dalam rangka pembuatan keputusan-keputusan organisasi secara strategis, guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dari berbagai pengertian atau defenisi yang ada dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu dari suatu pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang.1

Menurut Blocher dan Lin (1999) manajemen strategis adalah the development of a sustainable competitive position in which the firm’s competitive provides continues succes. Yuwono dan Ikhsan menyatakan bahwa manajemen strategis dihubungkan dengan pendekatan manajemen yang integratif yang mengedepankan secara keseluruhan elemen seperti planning, implementing, dan controlling.

Menurut Ansof (1990) manajemen strategis adalah a sistemic approach to a major and increasingly important responsibility of general management: to position and relate the firm to its environment in a way which will assure its continued succes and make it secure from surprises. Sedangkan Hunger mendefinisikan manjamen strategis “Strategic management is the set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation.”.2

1Dwiningsih. 2001

2David J Hunger dan Thomas L. Wheelen. Strategic Management. Fifth edition. USA: Addison

(31)

“Strategic management is a set of managerial skills that can and should be used througout the organization in a wide variety of function. We shall study strategic management as a proces comprising three major types of interrelated activities: strategic analysis, strategy formulation, and strategy implementation.”3 John A.Pearce memberi definisi “Strategic management is defined as the set of decisions and actions that result in the formulation and implementation of plans designed to achieve a company’s objectives.4 Menurut Wheelen dan Hunger manajemen strategi adalah serangkaian keputusan manajerial dan kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan, perencanaan strategi, pelaksanaan, dan evaluasi.

Manajemen strategik adalah proses formulasi dan implementasi rencana dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal vital, dapat menembus, dan berkesinambungan bagi suatu organisasi secara keseluruhan.5 Perencanaan

strategis sekolah berkaitan dengan operasi sekolah dalam menyelenggarakan programnya, sedangkan untuk memperkuat kemampuan sekolah menghindari masalah dan dapat mencapai tujuan sesuai mutu yang dipersyaratkan, maka akan diuji kemampuan kepala sekolah menentukan kebijakan. Manajemen strategik khususnya pada strategi kebijakan dapat dilakukan jika keputusan merupakan keputusan brsama, bukan keputusan sepihak dan keputusan itu dipilih dari alternatif terbaik.6

Pearce dan Robinson (1991) mengatakan kebijakan strategik sebagai keputusan partisipatif, karena memiliki keuntungan sebagai berikut; (1) kegiatan formulasi strategi memperkuat kemampuan perusahaan menghindari masalah; (2) keputusan strategik berdasarkan kelompok niscaya merupakan keputusan terbaik; (3) keterlibatan pegawai dalam memformulasikan keputusan akan meningkatkan pemahaman mereka dan meningkatkan motivasi dalam bekerja; (4) gap dan 3Alex Miller. Strategic Management Strategic. Third Edition. USA: McGraw Hill. 1998

4John A.Pearce dan Richard B. Robinson. Strategic Management: Formulation, Implementation, and Control. Sixth Edition. USA. 1997.

5 Syaiful Sagala. Manajemen Stratejik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan: Pembuka Ruang Kreativitas, Inovasi, dan Pemberdayaan Potensi Sekolah dalam Sistem Otonomi Sekolah.

Bandung: Alfabeta. 2007. h. 30

(32)

tumpang tindih kegiatan akan terkurangi karena partisipasi dalam memformulasikan strategi turut mengklarifikasi berbagai perbedaan; dan (5) resistansi terhadap perubahan akan terkurangi.7

Strategi adalah sebuah rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala resources dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi.8 Dalam menentukan strategi harus difahami bahwa hal

yang pokok dari formulasi strategi adalah menyusun perencanaan yang berkelanjutan. Dalam hal-hal formulasi strategis, menurut Sharplin (1985), yakni: (1) menetapkan visi dengan melibatkan pemiliki, pelanggan, dan pegawai sebagai konstituen. Ketika merumuskan misi harus melihat kemampuan dan keadaan organisasi; (2) melakukan assessment lingkungan eksternal organisasi dengan memperhatikan kondisi yang sedang terjadi dan kemungkinan perubahan yang akan terjadi, termasuk perkembangan dan kemampuan organisasi serupa; (3) menetapkan arah dan sasran organisasi

Manajemen strategis merupakan upaya organisasi untuk bisa menyelaraskan dirinya dengan lingkungan.9 Strategi diartikan sebagai pola atau

rencana yang mengintegrasikan tujuan pokok, kebijakan, dan rangkaian tindakan sebuah organisasi ke dalam satu kesatuan yang kohesif.10 Brian Quinn,

menyatakan, bahwa strategi yaitu formulasi misi, tujuan dan objektif dasar organisasi: strategi-strategi program dan kebijakan untuk mencapainya; dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa strategi diimplementasikan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Porter dalam Robson menjelaskan bahwa strategi diartikan sebagai formula berbasis- luas mengenai cara bisnis bersaing, tujuan apa yang ingin dicapai, dan kebijakan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Hakikat prumusan strategi yang kompetitif adalah mengaitkan organisasi dengan lingkungannya.11 Rowe dalam Robson menyatakan

7 Ibid. h. 130 8 Ibid. h. 137

9Yosal Iriantara. Manajemen Strategis Public relations. Jakarta. 2004. h.11 10Brian Quinn, 1992:5 dalam Robson, 1997. h. 4

11Wendy Robson. Strategic Management and Information Systems: An Integrated Approach, 2 nd

(33)

bahwa manajemen strategis adalah proses untuk menyelaraskan kemampuan internal organisasi dengan peluang dan ancaman yang dihadapinya dalam lingkungannya.

B. Evolusi Manajemen Strategi

Menurut Gluck, Kaufman dan Walleck (1982), ada empat fase evolusi manajemen strategis:

Tahap I : Basic Financial Planning: mengupayakan pengendalian operasional dan manajerial yang baik dengan menggunakan anggaran sebagai instrumennya.

Tahap II : Forecast-based planning: mengupayakan sistem perencanaan yang lebih efektif untuk mencapai pertumbuhan perusahaan, dengan memperkirakan keadaan masa depan untuk waktu yang lebih lama.

Tahap III : Externally oriented planning: mengupayakan peningkatan kepekaan terhadap pasar dan persaingan dengan cara mencoba untuk berpikir strategis.

Tahap IV : Strategic management: mengupayakan untuk mengatur semua sumberdaya yang ada untuk mengembangkan daya saing dan membantuk menciptakan masa depan.

Hax dan Majluf (1984), evolusi manajemen strategis terdiri dari lima tingkatan:

I. Bugeting and financial control dengan anggaran sebagai instrumen; II. Long range planning;

III. Businees strategic planning;

IV. Corporate strategic planning: perencanaan jangka panjang terpadu. V. Strategic management.

(34)

Hari Lubis12 perencanaan strategis dapat dilakukan dengan langkah-langkah

berikut: Menetapkan misi organisasi, Memformulasikan falsafah organisasi, Menetapkan kebijakan, Menetapkan tujuan, Mengembangkan strategi, Merancang struktur organisasi, Menyediakan sumber daya manusia, Menetapkan prosedur kerja, Menyediakan fasilitas, Menyediakan modal kerja, Menetapkan standar, Menentukan rencana dan program operasional, Menyediakan informasi untuk keperluan pengendalian, Mengaktifkan sumber daya manusia

D. Tujuan Manajemen Strategis

Pertama, memberikan arah pencapaian tujuan organisasi. Di konteks ini, manajer strategi harus mampu menunjukan kepada semua pihak kemana arah tujuan organisasi. Karena, dapat menjadi landasan untuk pengendalian dan evaluasi kinerja.

Kedua, membantu memikirkan kepentingan berbagai pihak. Organisasi harus mempertemukan kebutuhan berbagai stakeholders stakeholders yang terkait dengan perusahaan karena mereka berperanan terhadap sukses atau tidak organisasi. Ketiga, dapat mengantisipasi perubahan. Manajemen strategi memungkinkan eksekutif puncak untuk mengantisipasi perubahan dan menyiapkan pedoman dan pengendalian, sehingga dapat memperluas kerangka waktu, berpikir mereka secara prespektif dan memahami konstribusi yang baik untuk hari ini dan hari esok.

Keempat, efisiensi dan efektifitas

Manajer tidak hanya konsentrasi terhadap kemampuan atas kepentingan efisiensi, tetapi juga harus mempunyai perhatian serius agar bekerja keras melakukan sesuatu secara lebih baik dan efektif.13 Menurut Indrajit, tujuan manajemen

strategis antara lain:

1. Memberikan pedoman yang lebih baik bagi seluruh jajaran organisasi mengenai titik krusial apa yang sedang dikerjakan.

12dalam Yosal. Op.Cit. Manajemen Strategis. h. 12

(35)

2. Menyadarkan manajer mengenai perubahan, kesempatan baru, dan perkembangan ancaman.

3. Rasionalisasi prioritas alokasi sumber daya yang dimiliki.

4. Membantu mengintegrasikan berbagai keputusa yang berhubungan dengan strategi tertentu yang dilakukan oleh berbagai manajer dari berbagai bidang.

5. Menciptakan sikap manajemen proaktif terhadap keadaan.14

Hari Lubis menyebutkan manfaat manajemen strategis, yatiu: (a) mendeteksi masalah sebelum terjadi, (b) membuat para manajer menjadi lebih berminat terhadap organisasi, (c) membuat organisasi lebih responsif dan waspada terhadap perubahan, (d) mengarahkan segala upaya untuk menuju objektif organisasi,dan (e) merangsang munculnya kerjasama dalam menjawab permasalahan dan memanfaatkan peluang.15 Dengan demikian, dalam manajemen

strategis akan terlihat upaya organisasi untuk memahami lingkungan atau situasi strategis dengan melakukan analisis strategis. Kemudian akan tiba pilihan-pilihan strategi yang akan dipergunakan oleh organisasi yang kemudian akan diimplementasikan.16

Menurut Boseman (1989) ada tujuh tahap proses manajemen strategik, yaitu: (1) melakukan analisis SWOT secara cermat dan akurat; (2) melakukan formulasi tentang misi organisasi; (3) melakukan formulasi tentang filosofi dan kebijakan organisasi; (4) menetapkan sasaran strategi organisasi; (5) menetapkan strategi organisasi; (6) melaksanakan strategi organisasi; dan (7) melakukan kontrol strategi organisasi.17

Menurut Sagala, penerapan manajemen strategik dalam manajemen sekolah adalah : (1) bagaimana misi sekolah konsisten dengan tujuan, sasaran, dan

14 R.Eko Indrajit dan R. Djokopranoto. Manajemen Perguruan Tinggi Modern. Jakarta: Andi

Offset. 2006. h. 58-59.

15dalam Yosa. Op.Cit. h.13 16 Ibid. h. 13

(36)

program kerja sekolah yang tampak dalam program kerja sekolah; (2) kunci kehidupan sekolah adalah adalah fokus pada kualitas manajemen sekolah dan kualitas layanan belajar dengan menggunakan berbagai pendekatan sistematik yang relevan; (3) menentukan dan menyediakan fasilitas belajar di kelas, laboratorium, perpustakaan, bengkel praktek, dan sebagainya; dan (4) memenuhi dan menggunakan anggaran untuk kegiatan seluruh operasional sekolah untuk personal sekolah, fasilitas belajar, kegiatan belajar mengajar, dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan program sekolah.

E. Elemen Manajemen Strategis

Manajemen strategis dideskripsikan dengan memperhatikan:

1. Cakupan penuh aktivitas organisasi, termasuk sasaran organisasi dan batasan organisasi.

2. Menyesuaikan aktivitas organisasi dengan lingkungan tempat organisasi beroperasi.

3. Memastikan bahwa struktur, praktik dan prosedur internal memungkinkan organisasi mencapai sasarannya.

4. Menyesuakan aktivitas organisasi dengan kapabilitas sumber daya, memperkirakan hingga sejauhmana sumber daya memadai dapat diberikan untuk mengambil keuntungan dari peluang atau mencegah ancaman dalam lingkungan organisasi.

5. Akuisisi, divestasi, dan pengalokasian kembali sumber daya.

6. Mengartikan kumpulan variabel eksternal dan internal yang rumit dan dinamis yang dihadapi organisasi, ke dalam kumpulan sasaran terstruktur mengenai masa depan yang jelas, dan kemudian dapat diterapkan ke dalam pelaksanaan sehari-hari.18

(37)

F. Aspek Manajemen Strategis

Terdapat beberapa aspek penting dalam manajemen strategis, yaitu:

1. Manajemen strategis merupakan proses pengambilan keputusan.

2. Keputusan yang ditetapkan bersifat mendasar, penting dan menyeluruh, terutama tujuan dan cara melaksanakan dan mencapainya.

3. Pembuatan keputusan harus dilakukan dengan melibatkan pimpinan sebagai penanggung jawab utama pada keberhasilan atau kegagalan organisasi.

4. Pengimplementasian keputusan sebagai strategi organisasi untuk mencapai tujuan strategis dilakukan seluruh jajaran organisasi. Keputusan yang diterapkan manajemen puncak harus diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam bentuk kegiatan atau pelaksanaan pekerjaan terarah pada tujuan strategis organisasi.19

G. Karakteristik Manajeman Strategis

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik manajemen strategis adalah:

1. Manajemen strategis diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar.

2. Rencana strategis berorientasi pada jangkauan masa depan.

3. Visi dan misi, pemilihan strategis menghasilkan strategi utama dan tujuan strategis organisasi untuk jangka panjangmerupakan acuan merumuskan rencana strategis.

4. Rencana strategis dijabarkan menjadi program operasional dengan sasran jangka sedang.20

(38)

BAB IV

PROSES MANAJEMEN STRATEGIS

A. Langkah Manajemen Strategis

(39)

tidak ada arti tanpa ada implementasi dan implementasi tidak akan berhasil tanpa kendali dan evaluasi.

Gambar 3

Langkah Manajemen Strategis

Scanning Lingkungan merupakan proses pemantauan lingkungan organisasi untuk mengidentifikasi ancaman maupun kesempatan saat ini maupun masa depan yang mungkin berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi mencapai tujuannya. Pemeriksaan lingkungan ini dapat dilakukan dengan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat).

Perumusan Strategi merupakan keputusan mengenai jalan yang akan ditempuh untuk mencapai apa yang sudah ditetapkan dalam objektif. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor lingkungan sosial, operasional, dan internal, kemudian dengan pertimbangan objektif maka ditetapkan strategi objektf.

Gambar 3

Merumuskan Isu-Isu Strategis 1

1 Ravik Karsidi. Op.Cit. Manajemen Strategi. 2006

Formulasi Strategi

Implementasi Strategi Scanning

Lingkungan

(40)

Implementasi Strategi merupakan keseluruhan kegiatan dan pilihan yang diperlukan untuk menjalankan sebuah rencana strategis. Ini merupakan proses untuk menjalankan strategi dan kebijakan melalui pengembangan program, anggaran, dan rosedur.

Evaluasi dan Kontrol dilakukan untuk memastikan organisasi mencapai apa yang sudah ditetapkan harus tercapai. Kontrol, evaluasi, dan perbaikan kegiatan dalam organisasi.

Manajemen strategis menawarkan banyak model, Model Hunger dan Wheelen adalah sebuah model manajemen strategis yang sering dipakai. Model Hunger dan Wheelen membagi empat proses manajemen strategis menjadi empat langkah awal atau empat elemen dasar, yaitu: Pemindaian lingkungan, Formulasi strategi, Implementasi strategi, dan Evaluasi dan pengawasan.2 Masing-masing elemen

mengandung beberapa sub elemen sebagai berikut:

1. Pemindaian lingkungan: (Analisis eksternal, Analisis internal)

(41)

2. Formulasi strategi: (Penentuan misi, Penentuan obyektif, Pembuatan strategi, Penentuan kebijakan).

3. Implementasi strategi: (Pembuatan program, Penyusunan anggaran, Pembuatan prosedur).

4. Evaluasi dan pengawasan: (Pengukuran kinerja).3

Hax dan Majluf (1984) membedakan dua macam proses manajemen strategis, yaitu tingkat unit usaha (business) dan badan usaha (corporate).

Business Strategic Planning:

1. Misi unit usaha.

2. Perumusan strategi usaha dan program menyeluruh. 3. Perumusan dan evaluasi program khusus.

4. Alokasi sumberdaya dan pengukuran kinerja untuk pengendalian manajemen.

5. Penganggaran tingkat unit usaha.

6. Pengesahan penganggaran dari dana strategis dan operasional. Corporate Strategic Planning:

1. Visi badan usaha.

2. Postur strategis dan pedoman perencanaan. 3. Misi unit usaha.

4. Perumusan strategi dan program kerja menyeluruh. 5. Perumusan strategi fungsional.

6. Konsolidasi atas strategi unit usaha dan strategi fungsional. 7. Penentuan dan evaluasi program kerja khusus unit usaha. 8. Penentuan dan evaluasi program kerja khusus fungsional. 9. Alokasi sumberdaya dan penentuan pengukuran kinerja. 10. Penganggaran tingkat unit usaha.

11. Penganggaran tingkat fungsional.

(42)

12. Konsolisasi penganggaran dan pengesahan dana strategis dan operasional. Model perencanaan strategis menurut Pearce dan Robinson (1988) tidak membedakan antara perencanaan strategis untuk unit usaha dan badan usaha.

1. Company mission. 2. Company profile. 3. External environment.

4. Strategic analysis and choice. 5. Long term objective

6. Grand strategy (rencana kegiatan utama dan komprehensif). 7. Annual objectives

8. Functional strategies. 9. Policies

B. Analisa SWOT

Manajemen sebagai suatu proses menggambarkan Dinas Pendidikan sebagai wadah berisi jumlah jabatan struktural, jabatan pada proyek-proyek, jabatan fungsonal pengawas, dan pegawai pelaksana mengandung beberapa implikasi penting, yaitu: (1) Suatu perubahan pada sembarang komponen akan mempengaruhi beberapa atau seluruh komponen lain; (2) Organisasi seringkali sudah puas dengan keadaan mereka dan hanya menggunakan sedikit waktu untuk membahas soal-soal antisipasi terhadap perubaha; (3) Tidak semua komponen proses manajemen menerima perhatian yang sama pada setiap kali kegiatan perencanaan dilakukan; dan (4) Organisasi pendidikan yang berada dalam lingkungan yang stabil atau unggul mungkin tidak perlu mengkaji situasi yang lebih mendalam karena semua sistem melakukan kajian dan antisipasi.4

Tujuan analisis SWOT Untuk memberikan gambaran hasil analisis keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan secara menyeluruh yang digunakan sebagai dasar atau landasan penyusunan objectif dan strategi

(43)

perusahaan dalam corporate planning. Ruang lingkup analisis SWOT: Lingkungan, Keadaan intern perusahaan, Peramalan. Jenis dan sumber informasi berasal dari Intern: data perusahaan dan data dan informasi yang dikumpulkan perusahaan, dan Ekstern: data sekunder, data dan informasi yang diperoleh dari hasil survai atau pengamatan.

Proses dan peralataan analisis:

1. Analisis Lingkungan:

a. Ekonomi (business cycle, inflasi dan deflasi, kebijakan moneter, neraca pembayaran.

b. Pemerintah/perundang-undangan (pusat dan daerah, pemerintah pembeli terbesar, subsidi, perlindungan industri, kebijakan pemerintah).

c. Pasar/saingan (perubahan struktur kependudukan, distribusi pendapatan, alur hidup produk/layanan, kemudahan akses masuk, rintangan masuk). d. Teknologi (bahan baku, cost of labor, sub-assemblies, dan perubahan

teknologi).

e. Geografis (lokasi, nusantara)

f. Sosial budaya (cita rasa, nilai yang beruang). 2. Analisis Keadaan Intern Perusahaan:

a. Organisasi (misi, maksud, dan tujuan; Sarana/fasilitas dan teknologi yang dimiliki; Sistem dan prosedur kerja).

b. Fungsi perusahaan (produksi, pemasaran, keuangan, personalia – SDM). 3. Peralatan Analisis: Peramalan

a. Arti dan peranan peramalan (REPO: rasional, estimate, preparasi, dan operasional).

b. Ruang lingkup peramalan. c. Langkah peramalan.

d. Teknik dan metode peramalan. e. Contoh peramalan.5

(44)

Kearns (1992) mengidentifikasi masalah kegagalan dalam menerapkan analisa SWOT, yaitu:

1. The missing link problem. Hilangnya unsur keterkaitan, hal ini menunjukkan kegagalan menghubungkan evaluasi terhadap faktor eksternal dengan evaluasi faktor internal. Hal ini akan mengakibatkan keputusan yang slah.

2. The blue sky problem. Masalah langit biru. Langit biru selalu membawa kegembiraan karena cuaca cerah. Pengambilan keputusan terlalu cepat optimistis melihat peluang dalam lingkungan, namun kelemahan organisasi diabaikan.

3. The silving problem. Harapan dalam kondisi yang kurang menggembirakan. Situasi melahirkan masalah karena para pengambil keputusan mengabaikan ancaman lingkungan yang potesial.

4. The all things to all problem. Sebuah falsafah yang dianut pera pengambil keputusan yang cendrung memusatkan kelemahan pada organisasi tanpa memperhatikan unsur kekuatan.

5. The putting the cart before the horse problem. Menempatkan kereta di depan kuda, sebuah aktifitas terbalik. Maksudnya para pengambil kebijakan langsung mengembangkan strategi dan rencana tidak lanjut sebelum menguraikan secara jelas pilihan kebijakan strategis yang akan dijalankan organisasi.6

C. Dimensi Manajemen Strategis

1. Dimensi waktu dan orientasi masa depan

Manajemen strategik dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensi suatu organisasi berpandangan jauh ke masa depan, dan berperilaku proaktif dan antisipatif terhadap kondisi masa depan yang diprediksi akan dihadapi. Antisipasi masa depan tersebut dirumuskan dan ditetapkan sebagai visi organisasi yang akan

Gambar

Gambar 3Langkah Manajemen Strategis
Gambar 7Hirarki Strategi
Tabel 2 6
Gambar 9Langkah-langkah Penyusunan Rencana Strategis Lima Tahunan dan

Referensi

Dokumen terkait

Terima kasih juga buat penyanyi- penyanyi favorit saya yang selalu menemani saya dalam proses mengerjakan skripsi.. to Taylor Swift, One Direction, Ariana grande, 5SOS etc,

penyimpanan yang berukuran kecil yang disebut dengan yang memiliki fungsi Alat penyimpanan kecil dgn kecepatan akses cukup tinggi, yg digunakan untuk menyimpan data dan

Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang

Berdasarkan hasil penelitian dan pem- bahasan yang dilakukan maka kepatuhan pajak WPOP yang terdaftar pada KPP Batu dan Kepanjen terbukti dipicu oleh niatnya untuk

Bangsa babi di Indonesia, belum dapat dikelompokkan ke dalam salah satu tipe yang dikehendaki oleh konsumen. Jadi tipe babi Indonesia memiliki sifat yang masih campuran, tetapi

Perpustakaan menurut Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 adalah sebuah institusi yang mengelola koleksi baik berupa karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional

Salah satunya adalah dengan pendistribusian fasilitas kesehatan yang merata dalam suatu wilayah.Untuk kecamatan Baktiya Barat yang terdiri dari 26 gampong, sebagian

Sisi yang lain, al- Qur’an dan Hadist telah member ikan tawaran dalam penyelesaian sengketa di pengadilan melalui dua cara, yaitu pembuktian ( adjudikatif ) dan