METODE PENILAIAN SOSIAL
EKONOMI DALAM PERENCANAAN
DAN PENGELOLAAN PESISIR DAN
KELAUTAN
OLEH: ADDINUL YAKIN (Addy)
FAPERTA UNRAM
Disampaikan Workshop Tentang Pengelolaan
Pesisir dan Kelautan di Granada Hotel,
POKOK BAHASAN
LATAR BELAKANG
PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN
• Keterlibatan dalam Pengelolaan
• Pengelolaan perikanan: Barang Publik • Tipe Pengelolaan Perikanan di Indonesia • Model Co-Management
PENILAIAN SOSIAL EKONOMI
• Kenapa perlu kajian Sosial Ekonomi • Bioeconomic Model
• Efisiensi Statis dan Dinamis
• Perspektif Pembangunan Berkelanjutan • Alat Analisis
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BAGIAN SATU
LATAR BELAKANG
Pesisir dan kelautan memiliki Sumberdaya ikan;
Terumbu Karang;Hutan Bakau; Hutan Pantai, dll.
LATAR BELAKANG
Perikanan dunia dalam kritis akibat eksploitasi berlebihan. Alverson dkk melaporkan bahwa 90% stok ikan dunia telah dieksplotasi
berlebihan dan FAO sebesar 69 %. Indonesia telah mengalami hal yang sama.
Penyebabnya: usaha penangkapan yang berlebihan (overexplopitation) Vs fluktuasi dalam dinamika populasi karena perubahan lingkungan alam.
Perlu perencanaan strategi dan langkah-langkah
konservasi dan pengelolaan perikanan berkelanjutan
Sumberdaya pesisir dan kelautan sebagai barang publik
atau
common property
(
no property rights
)
Menyebabkan overfishing, fish blasting, and konflik
dalam pengelolaannya
Karena argumen ekonomi dan kebutuhan manusia menjadi motivasi utama dari eksploitasi sumber daya, untuk itu perlu kajian sosial ekonomi yang tepat untuk
kepentingan tersebut.
Pengeloaan Perikanan
Pengelolaan Perikanan (
Fisheries management
)
pada dasarnya terdiri dari 3 set kegiatan:
Penelitian (
biological and economic
).
Formulasi, disseminasi, dan
implementasi kebijakan dan
aturan-aturan pengelolaan
Keterlibatan dalam Pengelolaan
Tiga dimensi ruang yang terlibat:
Ruang masyarakat (civil sphere)
Ruang pemerintah (government sphere)
Ruang pasar (market sphere)
Pengelolaan Perikanan sebagai
Barang Publik
Sistem pasar tidak berlaku dan sulit menerapkan harga
untuk jasa itu
Pemerintah seharusnya menyediakan jasa pengelolaan perikanan, tapi sangat mahal dan rumit .
CIRI BARANG PUBLIK
Non-rivalry in consumption (NRIC): Semua orang bisa konsumsi tanpa mengganggu yang lain
Industri perikanan memperoleh benefit utama dari jasa
penelitian dan pengelolaan perikanan
J
asa tersebut seharusnya mereka
sediakan, tapi tidak dilakukan
Ada 2(dua) alasan:
1. Industri tidak memiliki kewenangan legal untuk mengatasi masalah2 agar regulasi perikanan berjalan dengan baik; 2. Dalam penyediaan informasi dan regulasi, industri
cendrung menerapkan free riding behavior daei industri karena itu barang publik.
Tipe Pengelolaan Sumberdaya
Perikanan di Indonesia
Tipe Informatif: Kepulauan Riau
Tipe Frontier Based Management:
Orientasi ekonomi tanpa
sustainabilitas: Propinsi Jawa Barat
dan Propinsi Sulawesi selatan
Tipe Kooperatif: Propinsi NTB
Model Pengelolaan Perikanan
CO-MANAGEMENT: Diterapkan hampir di seluruh dunia; merupakan suatu paradigma baru dalam pengelolaan
sumberdaya alam yang mendorong partisipasi pengguna sumberdaya dalam pengelolaan dan pengambilan
keputusan. Ada pengaturan hubungan/kemitraan antara pemerintah, pengguna sumberdaya, dan stakeholders lainnya di mana tanggung jawab dan kewenangan dibagi untuk mengelola sumberdaya.
Keunggulan co-management:
• Mengurangi biaya transaksi yang mencakup Biaya informasi, biaya pengambilan keputusan dan biaya operasional.
• Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya SDA bagi kehidupan
• Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam tahap-tahap pengelolaan
• Meningkatkan pendapatan masyarakat dari pengelolaan yang
PENILAIAN SOSIAL EKONOMI
Kenapa Kajian Sosial Ekonomi?
Kawasan Pesisir dan Kelautan memiliki ragam sumberdaya dan multi fungsi
Sumberdaya ekonomi yang menonjol adalah perikanan
Nilai ekonomi sumberdaya perikanan dipengaruhi faktor biologi dan ekonomi sehingga keduanya saling terkait sehingga dikembangkan Bioeconomic model untuk pengelolaan perikanan
Pengelolaan perikanan harus menguntungkan secara berkelanjutan
Analisa sosial ekonomi dibutuhkan untuk mengestimasi tingkat keuntungan (financial dan economic surplus) yang digunakan bagi formulasi kebijakan yang sesuai
Bioeconomic model
Grafik Hubungan antara Pertumbuhan dan Populasi Ikan (Biological Model)
S ke titik S* : Increasing S* ke S: Decreasing
Titik S adalah jumlah populasi ikan alamiah titik keseimbangan alamiah (natural
equilibrium) tanpa penangkapan
Titik S: tingkat populasi minimum yang dapat hidup (minimum viable populasi) Pada titik negatif Ikan bisa punah.
Sustainable yield jika tingkat tangkapan itu sama dengan tingkat pertumbuhan populasi ikan (S – S), stok ikan tetap sepanjang
Efisiensi Statis
As
umsi
-As
umsi:
Biaya marjinal per usaha penangkapan/ trip konstan
Jumlah ikan yang ditangkap tiap usaha penangkapan/trip
proporsional dengan jumlah populasi ikan yang ada.
Hasil tangkapan, populasi, tingkat usaha penangkapan
dan benefit bersih dianggap konstan sepanjang masa.
Harga Ikan konstan
Maximum sustainable yield tidaklah dikatakan efisien karena faktor biologis semata, sedangkan efisiensi (statis dan dinamis) berkaitan
dengan aspek biaya dan benefit dari usaha penangkapan ikan (fishing)
Kurva Efisiensi Statis
Kurva Tangkapan Ikan yang Sustainabel dan Efisien Biaya
dan Benefit
C(Ee)
Jlh usaha penangkapan (unit) 0 Ee Em Ec
Benefit (revenue) Total Biaya
Persinggungan
R (Ee)
Net Benefit
Ee = tk efisien krn Selisih benefit dan biaya terbesar
MR = MC (titik singgung)
Efisiensi Dinamis
Mempertimbangkan nilai waktu:
tingkat diskonto
Pada Gambar di atas: Jika tingkat
diskonto meningkat, tingkat usaha
penangkapan dinamis meningkat
sampai pada tingkat tidak terbatas
sampai = Ec, titik dimana net
benefit = 0
Suatu Pengelolaan Perikanan Harus
didasarkan Pada:
Pemahaman tentang lingkungan kelautan dimana stok ikan
berada dan penilaian tentang ukuran dan produktivitas stok
pada setiap waktu tertentu;
Karena pengelolaan harus menguntungkan maka perlu
pemahaman menyeluruh tentang ekonomi perikanan serta
pengukuran parameter-parameter ekonomi yang relevan.
Untuk mencapai tujuan ganda yaitu preservasi stok ikan
dan maksimisasi keuntungan, jumlah penangkapan (total
catch) dan usaha penangkapan (fishing effort) harus
Penilaian Ekonomi Sumberdaya
Pesisir dan Kelautan
Metodologi (tergantung konteks kajian):
•
Data sekunder
•
Data primer:
Observasi langsung
Wawancara dan indepth interview
Analisis laboratorium
FGD (Focus group discussion)
RRA/PRA
Tiga perspektif dalam Pembangunan
Perikanan Berkelanjutan
PERSPEKTIF EKONOMI: E
fisiensi
ekonomi, pertumbuhan, dan stabilitas, dan
internalisasi biaya lingkungan
PERSPEKTIF LINGKUNGAN: Integritas
lingkungan di mana biodiversitas dan fleksibilitas
sumberdaya alam dipertahankan dgn ekosistem
dapat memproduksi kulitas barang dan jasa yang
baik sepanjang waktu;
Lingkup Penilaian
Aspek Sosial budaya
Aspek ekonomi
Aspek Lingkungan/ekologi
Sumberdaya yang sulit/tidak bisa diukur (intangible resources)
Sumberdaya yang bisa diukur (tangible resources) Ada nilai pasar
Tidak ada nilai pasar
Contingent Valuation Contingent ranking
Choice model 21
ALAT ANALISA
NILAI EKONOMI TOTAL (
TOTAL ECONOMIC VALUE)
Cost Benefit Analysis
Cost = Environmental cost + private cost
Benefit= Private benefit + Environmental benefit
Bisa Parsial dan Bisa Secara Total tergantung konteks permasalahan yang dikaji
Untuk Penilaian Komprehensif:
Biaya Sosial
BAGIAN KEEMPAT
KEBIJAKAN
PENGELOLAAN PESISIR &
KELAUTAN
Kebijakan Pengelolaan Perikanan
Meningkatkan Biaya Penangkapan: Mengatur area penangkapan dan alat penangkapan khususnya pada daerah yang sangat produktif
Pajak penangkapan
Quota yang bisa ditransfer secara individu ( Individual transferable quotas) dengan syarat:
• Quota diberikan pada pemegangnya untuk menangkap berat tertentu untuk ikan tertentu
• Jumlah ikan yang diberikan dengan quota untuk semua nelayan = tingkat penangkapan yang efisien