• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS ETIKA PROFESI KELOMPOK III Ruang L

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS ETIKA PROFESI KELOMPOK III Ruang L"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

RUANG LINGKUP ETIKA

Oleh : Kelompok III

Aprilia Ananda NIM PO7131312 414 Aulia Nur Inayah NIM PO7131312 416 Cindy Novilia NIM PO7131312 417 Devi Trisna Ramadhani NIM PO7131312 418 Fazrina Khasanah NIM PO7131312 422 Ginna Gitta Saputri NIM PO7131312 423 Indah Razmayanti NIM PO7131312 426 Laila Hasanah NIM PO7131312 428 May Syarah NIM PO7131312 430 Rayani Nahampun NIM PO7131312 438 Ria Desta Anggraini NIM PO7131312 439 Suci Lestari NIM PO7131312 444

Dosen Pembimbing Yessi Alza, SST, M.Biomed

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Permasalahan gizi di Indonesia semakin kompleks seiring terjadinya transisi epidemiologis. Berbagai permasalahan gizi kurang, menunjukkan angka penurunan seperti Prevalensi Kurang Energi Protein (KEP) sementara itu dilain pihak masalah gizi lebih dan penyakit degeneratif justru menunjukkan peningkatan bahkan dari laporan terakhir masalah gizi kurang saat ini cenderung tetap.

Untuk menanggulangi berbagai permasalahan gizi tersebut dibutuhkan tenaga kesehatan dan ahli gizi serta ilmuwan yang dinamis, mandiri dan menjunjung etik profesional yang tinggi sehingga dapat memberikan kontribusi dalam upaya berbagai pengembangan ilmu dan pelayanan kesehatan diberbagai bidang termasuk bidang gizi Selain itu perkembangan globalisasi yang ditandai dengan kesepakatan perdagangan bebas di tingkat Asia melalui Asian Free Trade Aggreement (AFTA) pada tahun 2003 dan tingkat dunia tahun 2010 (WTO) memungkinkan masuknya tenaga asing dengan bebas ke indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan tenaga gizi yang profesional dengan kemampuan keilmuan/kompetensi lulusan setara dengan standar profesional gizi di tingkat internasional. Disamping untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan gizi di masyarakat baik secara individu maupun kelompok

(3)

Untuk itu persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) harus menyikapi dan mengantisipasi hal tersebut dengan meningkatkan kualitas sumber daya yang ada melalui Penetapan Standar Profesi Gizi

1.2. Tujuan

Adapun Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut : a. Mengetahui ruang lingkup etika

b. Mengetahui etika pergaulan

c. Mengetahui pengembangan kepribadian

1.3. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut : a. Apa saja ruang lingkup etika?

b. Bagaimana menerapkan etika pergaulan sebagai seorang mahasiswa? c. Bagaimana cara pengembangan kepribadian?

1.4. Manfaat

Adapun manfaat dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut : a. Dapat memahami ruang lingkup etika

b. Dapat memahami etika pergaulan

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ruang Lingkup Etika Profesi 2.1.1 Kriteria atau ciri-ciri Profesi

Secara umum ada beberapa ciri atau kriteria yang selalu melekat pada profesi baik profesi pada umumnya ataupun profesi luhur yaitu sebagai berikut :

1. Adanya pengetahuan khusus

2. Adanya kaedah dan standar moral yang tinggi 3. Mengabdi kepada kepentingan masyarakat

4. Ada izin khusus untuk bisa menjalankan suatu profesi

5. Kaum profesional biasanya menjadi angggota dari suatu profesi

Menurut Akhmad Tafsir seseorang di sebut memiliki profesi bila ia memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Profesi harus memiliki keahlian yang khusus

2. Profesi harus sebagai pemenuhan panggilan hidup, artinya lapangan pengabdian.

3. Profesi memiliki teori –teori yang baku secara universal 4. Profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk diri sendiri

5. Profesi harus di lengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompotensi aplikatif

6. Pemegang profesi memiliki otonom dalam melakukan profesinya 7. Profesi hendaknya memiliki kode etik

8. Profesi harus memiliki klien yang jelas ( pemakai jasa profesi) 9. Profesi memerlukan organisasi

(5)

Menurut Pakar Pendidikan Winarno Surrakhmad (hermawan,1979 ) menyatakan bahwa sebuah profesi harus mempunyai kriteria sebagai berikut :

1. Profesi harus mempunyai bidang pekerjaan tertentu (spesifik) tidak boleh sama dengan pekerjaan yang di lakukan oleh profesi yang lain.

2. Bidang pekerjaan profesi itu harus bersifat pengabdian kepada masyarakat (public sevice) pekerjaan yang bersifat pengabdian lazimnya lebih banyak pengorbanannya dari pada keuntungan ekonomi finansialnya.

3. Profesi harus mempunyai keterampilan khusus, yang tidak dimiliki oleh profesi yang lain.

4. Profesi harus mempunyai sikap dan kpribadian yang khas, yang menandakan Profesi itu berbeda dengan profesi yang lain.

5. Profesi harus mempunyai organisasi profesi, yang akan berfungsi sebagai wadah untuk menghimpun, mengelola dan melayani anggota profesinya. 6. Profesi harus mempunyai pedoman sikap dan tingkah laku bagi para

anggotanya yang di kenal dengan nama kode etik profesi.

7. Profesi harus mempunyai dewan kehormatan Profesi, yaitu organisasi yang bertugas mengawasi perilaku para anggotanya dalam melaksakan tugasnya sehari- hari dan memberikan pertimbangan kepada pengurus pusat pelanggaran kode etik yang dilakukan para anggotanya.

Etika mencakup etika deskriptif, normatif dan metaetika. 1. Etika Deskriptif

Yakni etika yang melihat secara kritis dan rasional sikap dan perilaku dan tujuan hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai.

2. Etika Normatif

(6)

3. Metaetika

Yakni studi tentang etika normative yang bergerak lebih tinggi daripada perilaku etis.

2.1.2. Ruang Lingkup Etika Profesi Gizi a. Gizi sebagai profesi

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari bdan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sodial dan ekonomis. Sedangkan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan

b. Ahli gizi sebagai tenaga kerja profesional

Ahli gizi termasuk ahli madya gizi adalah pekerja profesional. Persyaratan sebagai pekerja profesional telah dimiliki oleh ahli gizi maupun ahli madya gizi tersebut. Persyaratan tersebut adalah

1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis

2. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan tenaga profesional 3. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat

4. Mempunyai kewenangan yang disyahkan atau diberikan oleh pemerintah 5. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas

6. Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur 7. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah 8. Memiliki etika ahli gizi

9. Memiliki standar praktek

(7)

11. Memiliki standar berkelanjutan sebagai wahana pengembangan kompetensi

2.2. Etika Pergaulan

Etika pergaulan itu merupakan tata-cara bergaul yang bermoral dan beradab baik itu bergaul dengan teman, lebih tua, lebih muda. Etika bergaul itu sangat penting karena kita sebagai manusia adalah makhluk yang beradab sehingga dengan adanya etika, itu menunjukkan bahwa kita bukanlah mindless creature. Etika bergaul itu ada bermacam-macam seperti etika berbicara dengan orang yang lebih tua dan etika berbicara dengan orang yang lebih muda itu berbeda jika kita bicara dengan orang yang lebih tua tentunya harus sopan dan dengan senyuman jika kita bicara dengan orang yang lebih muda maka kita harus berbicara halus dan tidak menimbulkan intimidasi. Etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia” “baik dan buruk suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.” Dari pernyataan itu kita bisa menyimpulkan kalau etika bergaul kita merepresentasikan cara hidup dan nilai kita dalam memandang baik dan buruknya sesuatu tapi alangkah baiknya jika kita tidak mempermasalahkan perspektif, tapi lebih menilai sesuatu secara objektif

2.2.1. Etika pergaulan dengan partner bisnis.

Sebagai makhluk sosial manusia pasti membutuhkan pertolongan orang lain dalam hal apapun terutama dalam berbisinis maka dari itu saat berbisnis seseorang tidak boleh mengkhianati partner bisnis nya sendiri karena itu juga akan mempengaruhi bisnis yang mereka jalankan

2.2.2. Etika pergaulan dengan orang yang berbeda agama dan Ras.

(8)

suku, ras dan agama dan akan menjalin relasi simbiosis mutualisme dengan mereka sehingga kita memerlukan etika dalam bergaul dengan orang yang berbeda agama dan ras agar kita bisa menjaga tingkah laku dan perbuatan serta omongan kita untuk tidak menyinggung orang yang bereda ras dan agama

2.2.3. Etika Pergaulan Mahasiswa

Etika pergaulan mahasiswa yang sesuai dengan PP 60 tahun 1999 tentang Sistem Pendidikan Tinggi, diwujudkan dengan diberlakukannya tata tertib kehidupan kampus,tata tertib ujian, ketentuan-ketentuan pemilihan lembaga kemahaiswaan yang prinsipnya mengatur tentang perilaku mahasiswa guna menunjang tercapainya tujuanpendidikan tinggi seperti yang diisyaratkan di dalam PP 60 tahun 1999 tersebut.

1. Faktor Kunci Keberhasilan Mahasiswa dalam Belajar

Perlu diingat bahwa tugas mahasiswa adalah belajar. Untuk mencapai keberhasilan,maka perlu diketahui faktor-faktor yang menjadi kunci yakni : 1). Atribut Individu

Atribut individu / mahasiswa adalah karekteristik yang dimiliki oleh setiap mahasiswa yang menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Ada tiga karakteristik yang melekat dalam setiap mahasiswa dengan proporsi yang berbeda-beda yakni :

a. Karakteristik Demografi seperti umur dan jenis kelamin b. Karakteristik Kompetensi seperti kecerdasan dan kemampuan c. Karakteristik Psikologi seperti nilai, perilaku dan kepribadian.

2). Keinginan Kerja

(9)

maupun dari luar. Motivasi dari dalam berasal dari diri sendiri untuk berhasil dalam rangka menyongsong masa depan yang lebih baik. Motivasi dari luar berasal dari luar diri sendiri baik berasal dari orang tua atau dari pihak lain.

3). Dukungan Organisasi

Dukungan organisasi adalah segala sesuatu yang mendukung kepada mahasiswa untuk memaksimalkan hasil dari belajar. Untuk mencapai hasil yang optimal, maka ketiga faktor tersebut harus dimaksimalkan.Kehilangan salah satu faktor saja, maka hasilnya tidak dapat optimal.

Berdasarkan pengamatan terhadap para alumni yang sukses meniti karier di tempatnya bekerja, maka berikut ini saran-saran yang perlu dikemukakan agar dapat meraih kesuksesan di masa depan :

a. Perbanyak Menggunakan Komputer

Komputer adalah benda mati yang diciptakan oleh daya nalar (logika) manusia, karenanya, prinsip kerja komputer sama dengan cara kerja nalar manusia..Komputertak ubahnya sebagai "pembantu" kerja yang dapat diperintah dengan perintah yangsesuai dengan logika atau nalar.

b. Memilih Teman

(10)

c. Jangan Mudah Mengeluh

Orang yang sering berkeluh-kesah menandakan kurang memiliki kemampuan.Dalam ilmu psikologi, ada satu alat ukur kemampuan seorang manusia yang disebutdengan

d. Kembangkan Gairah Membaca dan Menulis

Gunakan waktu-waktu senggang untuk membaca dan menulis yang berkaitan dengan tugas belajar. Keengganan membeli buku dan membaca buku yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dijalaninya akan menghambat proses belajar. Mahasiswa pada umumnya sangat gemar meng-copy transparansi dosen, padahal, transparansi itu adalah sarana untuk mengajar, bukan sarana untuk belajar.

e. Jauhkan Sifat Sombong

Tidak ada satupun manusia yang segala kemampuannya melebihi orang lain.Kesombongan hanya akan menjauhkan diri kita pada kesempatan baik yangsemestinya dapat kita raih. Bisa saja, karena sifat sombong kita, teman kita yang tadinya mau mengajak bekerja di perusahaan besar menjadi enggan, teman-teman yang tadinya simpati karena kepintaran kita, menjadi antipati. Seorang professor, yang sangat ahli dan sangat menguasai bidangnya, ia tetap tidak bisa sombong, karena, ilmu terus berkembang, dan suatu saat apa yang telah dikuasainya ternyata belum apa-apa, karenanya ia harus terus belajar. Konsep belajar adalah long-life education (belajar seumur hidup), tidak ada hentinya.

f. Miliki Target-terget Pribadi

(11)

maka kita harus memiliki strategi atau siasat-siasat yang mungkin dapat kita kerjakan. Kita harus dapat menilai tentang kemampuan diri kita (apa yang kita miliki, apa kelebihan kita, apa kekurangan kita), selanjutnya kita harus dapat memandang masa depan (apa peluang yang bisa kita raih, apa tantangan yang bakal kita hadapi), dan dari sana kita dapat melakukan manajemen diri (mengatur waktu, mengatasi kekurangan, memilih teman, dan sebagainya). Dengan memiliki target-target pribadi, maka, jalan hidup kita menjadi lebih terarah, dan kita tahu prioritas apa yang harus dikerjakan terlebih dulu. Bila target itu tidak terpenuhi, maka susun target baru sambil mengintrospeksi diri, mengapa target tersebut tidak tercapai, dan benahi.

2.2.4. Etika dalam Berperilaku Mahasiswa

Dalam rangka menciptakan kehidupan ilmiah yang kondusif di dalam dan di luar lingkungan kampus, maka perlu diketahui etika perilaku sebagai mahasiswa adalah sebagai berikut :

1). Etika Pergaulan di Lingkungan Kampus

a. Berpakaian dan bersepatu rapi di lingkungan kampus b. Menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah

c. Mengetahui, memahami dan melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan kampus dan berusaha tidak melanggar

d. Memberi contoh yang baik dalam berperilaku kepada adik tingkat, teman setingkat dan kakak tingkat

e. Saling menghormati dan menghargai terhadap sesama mahasiswa

f. Berperilaku dan bertutur kata yang sopan, baik di dalam kelas dan di luar kelas yang mencerminkan perilaku sebagai mahasiswa dan dijiwai oleh nilai-nilai agama / kepercayaan yang dianut

(12)

Bersedia menerima sanksi yang ditetapkan atas pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku sebagai bagian dari pendidikan disiplin.

2). Etika Pergaulan di Luar Kampusa.

a. Menjadi contoh yang baik di lingkungan dimana mahasiswa tersebut berada b. Berperilaku dan bertutur kata yang baik yang mencerminkan sebagai

mahasiswa

c. Berupaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dipelajarinya di masyarakat sebagai wujud pengabdian

d. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di luar kampus

2.2.5. Tata Krama Dalam Pergaulan

Tata krama dalam pergaulan merupakan aturan kehidupan yang mengatur hubungan antar sesama manusia. Tata krama pergaulan berkaitan erat dengan etiket atau etika. Kata etiket berasal dari bahasa perancis Etiquette yang berarti tata cara bergaul yang baik, dan etika berasal dari bahasa latin Ethic merupakan pedoman cara hidup yang benar dilihat dari sudut Budaya, Susila dan Agama.

Dasar - dasar etiket terdiri dari:

1. Bersikap sopan dan ramah kepada siapa saja. 2. Memberi perhatian kepada orang lain.

3. Berusaha selalu menjaga perasaan orang lain. 4. Bersikap ingin membantu.

5. Memiliki rasa toleransi yang tinggi.

(13)

2.2.6. Etiket Perkenalan

Suatu hubungan antar individu biasanya dimulai dengan suatu perkenalan, dan hal ini mungkin akan menjadi pertemuan pertama yang akan melahirkan “First Image” dan hal ini akan mempengaruhi penilaian seseorang pada hubungan selanjutnya

Cara mengenalkan :

1. Pada waktu mengenalkan orang, ucapkan namanya dengan jelas, dan apabila tidak terdengar jelas tanyakan sekali lagi.

2. Tipe individu terdiri dari introvert dan extrovert oleh karena itu pada waktu mengenalkan seseorang berikan sedikit informasi mengenai orang tersebut.

3. Lakukan Personal Contact dengan cara sebagai berikut : - Jabatlah tangannya dalam waktu 3 - 4 detik.

- Pandanglah mata orang yang diperkenalkan pada anda. - Tersenyumlah.

- Tubuh sedikit dibungkukkan kedepan.

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam suatu perkenalan : 1. Orang yang lebih muda diperkenalkan kepada yang lebih tua. 2. Seorang pria diperkenalkan kepada wanita

3. Wanita dikenalkan kepada pria, apabila pria itu orang yang perlu dihormati seperti: Kepala Negara, Menteri, Gubernur, Duta Besar, Ulama/Tokoh agama atau pria yang jauh lebih tua Lebih kurang 20 tahun.

4. Anda boleh mengenalkan diri terlebih dahulu apabila hal tersebut sekiranya diperlukan.

(14)

Hal - hal yang dapat dilakukan ketika sedang diperkenalkan :

1. Pda waktu diperkenalkan wanita tidak perlu berdiri, kecuali bila menghadapi orang orang yang pantas dihormati

2. Pada waktu menyambut tamu - tamu tuan dan nyonya rumah harus berdiri.

3. Tamu yang akan pulang harus diantar sampai ke depan pintu oleh tuan dan nyonya rumah.

4. Seorang pria harus berdiri pada waktu :

Berjabat tangan dengan wanita atau pria., Seorang wanita memasuki ruangan., Seorang wanita mendekati ia duduk., Seorang wanita yang duduk disampingnya berdiri akan meninggalkan tempat.

2.2.7. Etiket Dalam Percakapan

Percakapan merupakan unsur penting dalam hubungan sesama manusia, nilai suatu percakapan akan mempengaruhi suasana dan kelanjutan dari suatu hubungan. Dalam menciptakan suatu percakapan yang menyenangkan diperlukan seni tersendiri dan hal ini pun memerlukan etika tersendiri. Communication Field terdiri dari : 1.Facial Expression. 2.Body Position. 3.Good ( Clear ) Voice

.

Sikap Pokok Yang Harus Dimiliki Pada Saat Berbicara 1. Mutual Respect (Saling Menghargai)

2. Speak Up (Berbicara Dengan Terang Dan Jelas)

(15)

Sikap pada waktu bicara hendaknya sopan: 1. Jangan sambil mengunyah permen karet 2. Jangan menggaruk-garuk badan atau kepala 3. Jangan bertolak pinggang atau tangan disaku

4. Jangan tetap duduk jika seseorang datang mengajak kita berbicara, sedangkan orang itu tetap berdiri (tentu tergantung siapa orangnya)

5. Tataplah wajah lawan bicara kita

6. Janganlah berbicara dengan rokok dimulut

7. Bila sedang duduk dengan sikap yang santai sekali, dan seorang yang lebih tua datang, duduk disebelah kita dan mengajak bicara, hendaknya sikap duduk diperbaiki

8. Jangan terus menerus bicara sehingga tidak memberi kesempatan pada orang lain.

Apabila berbicara dengan orang lain, yang harus diperhatikan ialah: 1. Volume suara, keras atau lembut disesuaikan dengan situasi 2. Kecepatan berbicara

3. Tinggi rendahnya nada suara, jangan cempreng atau melengking

4. Nada suara hendaknya mengandung keramahan5. Pilihlah kata yang sopan

Dalam melakukan pembicaraan (conversation):

1. Jika baru berkenalan jangan membicarakan agama, politik atau hal-hal yang sifatnya sangat pribadi.

2. Jangan memonopoli pembicaraan

3. Bila ingin mengundurkan diri, carilah alasan yang dapat diterima

4. Jangan terlalu memperhatikan apa yang dikenakan oleh lawan bicara kita 5. Ucapkanlah kata-kata dengan jelas dan terang, bila kita kurang menangkap apa

(16)

Cara dan gaya bahasa berbicara dengan baik antara lain:

1. Berbicara cukup perlahan, tidak terlalu keras dan tidak terlalu lemah 2. Berbicara bersemangat

3. Berbicara ada tekanan tertentu

Ada selingan antara tinggi rendah suara. Ada tekanan-tekanan tinggi bagi pesan yang penting.

4. Berbicara tidak hanya satu arah, tetapi kepelbagai arah kelompok khalayak sesuai dengan situasi dan kondisi

5. Pergunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

Seseorang menjadi pendengar yang efektif:

1. Berhentilah bicara karena seseorang tidak akan dapat mendengarkan dengan baik pada waktu ia bicara

2. Timbulnya suasana yang memungkinkan orang yang berbicara melakukannya dalam suasana bebas tanpa diliputi oleh rasa takut.

3. Tunjukkan kepada orang yang sedang bicara bahwa anda ingin mendengarkan hal-hal yang ingin disampaikannya.

4. Tumbuhnya rasa empati

5. Bersikap sabar, jangan melakukan interupsi dalam bentuk apapun 6. Pendengar hendaknya jangan emosional

7. Pendengar sebaiknya mengajukan pertanyaan, misalnya untuk kejelasan yang sekaligus berarti ia adalaah seorang pendengar yang betul-betul menaruh minat pada hal yang sedang dibicarakan

2.2.8. Etiket dalam Penampilan

(17)

1. Mempergunakan busana yang tidak melanggar aturan, norma, kepatutan dalam lingkungan dimana kita berada. (di kampus jangan mempergunakan pakaian yang terbuka/terlihat aurat atau anggota tubuh yang seharusnya ditutupi).

2. Bisa mengikuti mode, tapi tetap harus sesuai acara, sesuai waktu, sesuai tempat 3. Hindari menggunakan pakaian yang terlalu mencolok atau menarik perhatian

orang, terutama di tempat umum (misl, di kampus)

4. Hindari busana yang membuat anda sulit bergerak/melangkah

5. Hindari aksesoris yang menimbulkan bunyi-bunyi waktu anda bergerak 6. Hindari aksesoris yang menimbulkan bunyi-bunyi dan yang mudah tersangkut .7. Hindari sepatu yang tidak nyaman dan bersuara keras waktu melangkah

8. Pastikan busana anda sudah rapih, jangan membetulkan/ merapihkan sembarangan

2.3. Pengembangan Kepribadian 2.3.1.Pengertian Kepribadian

Kepribadian adalah tentang diri pribadi seseorang secara keseluruhan. Kepribadian adalah suatu hal yang unik pada diri kita masing - masing. Kepribadian mempunyai sifat yang umum dan unik. Meskipun secara individu berbeda.

2.3.2.Pengembangan Kepribadian.

Perkembangan kepribadian merupakan hasil atau produk lingkungan sosial budaya, yang meliputi :

 Peran orang tua.

 Anggota keluarga.

 Sosial budaya.

 Dan pengaruh kemampuan motorik.

(18)

 Masa bayi

 Masa kanak-kanak

 Masa dewasa

2.3.3. Faktor Penghambat Kepribadian

a) Faktor dari dalam diri

 Tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas

 Kurangnya motivasi dalam hidup

 Faktor usia

 Memponyai problema

 Tidak percaya diri

 Kurang kreatif

 Tidak pernah bersyukur

 Mudah menyerah

b) Faktor dari luar

 Faktor tradisi budaya

 Pengaruh pertambahan usia

 Pengaruh perkembangan zaman

 Pengaruh perubahan situasi yang tiba-tiba

2.3.4. Sikap Dan Perilaku Positif Dan Negatif Dalam Kepribadian

(19)

Merupakan wujud nyata dari intensitas perasaan yang memperhatikan hal – hal positif untuk menyatakan sifat yang positif, seseorang tidak hanya mengekspresikannya hanya melalui wajah, tetapi juga dengan cara berbicaranya, dan cara menghadapi masalah.Usaha yang dapat dilakukan untuk menuju sikap positif adalah :

 Tumbuhkan pada diri sendiri suatu motif yang kuat.

 Selalu mengingatkan diri pada sesuatu yang positif akan diperoleh dari kebiasaan baru.

 Jangan biarkan perkecualian sebelum kebiasaan baru mengakar di kehidupan pribadi.

 Berlatih dan berlatih terus dalam setiap kesempatan, tanpa rasa jenuh dan bosan.

2. Sikap Negatif

Sikap negatif harus dihindari, karena hal ini mengarahkan seseorang pada kesulitan diri dan kegagalan, sikap ini bisa tercermin pada muka muram, sedih suara parau, penampilan diri yang tidak bersahabat, ketidak menyenangkan, dan tidak percaya diri.

Untuk menghilangkan sifat negatif adalah :

 Belajar mengenali sifat negatif diri.

 Selalu jujur kepada setiap orang.

 Mengakui sifat negatif yang sudah dilakukan.

(20)

dipupuk, supaya meningkat dan memberi efek yang lebih besar. Memelihara dan memupuk berarti menjaga agar tetap eksim, modal yang kamu miliki adalah :

 Belajar bersyukur.

 Evaluasi diri secara objektif.

 Selalu semangat.

 Terus berekpresi.

(21)

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan

Untuk menanggulangi berbagai permasalahan gizi tersebut dibutuhkan tenaga kesehatan dan ahli gizi serta ilmuwan yang dinamis, mandiri dan menjunjung etik profesional yang tinggi sehingga dapat memberikan kontribusi dalam upaya berbagai pengembangan ilmu dan pelayanan kesehatan diberbagai bidang termasuk bidang gizi Adapun ruang lingkup etika profesi gizi yaitu Gizi sebagai profesi dan Ahli gizi sebagai tenaga kerja profesional

Etika pergaulan itu merupakan tata-cara bergaul yang bermoral dan beradab baik itu bergaul dengan teman, lebih tua, lebih muda. Etika bergaul itu sangat penting karena kita sebagai manusia adalah makhluk yang beradab sehingga dengan adanya etika, itu menunjukkan bahwa kita bukanlah mindless creature.

Pengembangan kepribadian bukanlah hal yang sulit dipelajari dan dijalani. Karena kepribadian merupakan hal yang bisa tumbuh, dibangun dan diupayakan sehingga ada faktor – faktor penghambat kepribadian, sikap positif dan negatif dalam kepribadian

3.2. Saran

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Akhmad. Etika (Ilmu Akhlak), Jakarta : Bulan Bintang, 1975.

Basuki, Sulistyo. Pengantar Kearsipan, Jakarta: Unversitas Terbuka (Depdikbud),1996.

Hartono. Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta, 1996.

Hermawan, Rachman. Etika Kepustakawanan, Jakarta: Sanggung Seto, 2006. hal 64.

Salam, Burhanuddin. Etika Sosial : Asas Moral Dalam Kkehidupan Manusia, Jakarta : Rineka Cipta,1997. Hal 142.

Tafsir, Akhmad. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Jakarta : Remaja Rosda, 1991. hal 112.

Referensi

Dokumen terkait

phase of acute ischemic stroke: association with poor outcome

Nilai F0 pada faktor interaksi sebesar 2.74 nilai tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai F(0.05;2;126) sebesar 2,37 maka dapat disimpulkan bahwa interaksi antara

kekuasaan Allah swt lewat keberadaan alam semesta ini. Tujuan penafsiran ayat- ayat kawniyyah adalah untuk mengenal Allah swt dengan sebenar-benarnya lewat keberadaan makhluk-Nya

Y = 0,135 + 0,203X1 + 0,029X2 + 0,378X3 Dari persamaan tersebut di atas bahwa koefisien regresi variabel kompetensi 0,203 yang berarti jika terdapat kenaikan skor kompetensi pada

“Meskipun  selama  ini  saya  aktif  memanfaatkan  internet  dan  blog,  akan  tetapi  terkadang  saya  masih  merasa  kesulitan  dalam  hal  pengelolaan, 

Penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam pada masa yang akan datang harus menggunakan pendekatan intersipliner yaitu dengan melibatkan para pakar dalam bidang

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Mengingat bahwa salah satu masalah yang diteliti dengan teori Bluestone ialah apa saja penambahan, penciutan, dan penghapusan kunci yang terjadi saat cerita novel