• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Perkembangan Kolonialisme Inggri ID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Perkembangan Kolonialisme Inggri ID"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KELOMPOK 3

PERKEMBANGAN KOLONIALISME INGGRIS DI

INDONESIA

OLEH : Aisyah Rahmah (02)

Dian Aryanti (06)

(2)

BAB II

PERKEMBANGAN KOLONIALISME INGGRIS DI INDONESIA

2.1 Latar belakang Belanda menyerahkan kekuasaanya kepada Inggris

Sejak abad ke-17 para pedagang Inggris telah berdagang sampai ke daerah India, dan mendirikan kongsi dagang yang bernama East india company (EIC) dengan daerah operasinya adalah India. Pusat kekuasaan EIC adalah di Calcuta, India dan dari kota inilah Inggris mulai meluaskan wilayahnya ke Asia tenggara. Pada abad ke-18 para pedagang Inggris sudah banyak yang berdagang di Indonesia, sehingga sekaligus menjadi pesaing VOC (Belanda). Bahkan sejak Belanda mejadi sekutu Perancis, Inggris selalu mengancam kedudukan Belanda di Indonesia. Dan pada tahun 1811 Thomas Stamford Raffles telah berhasil merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia. Namun, pada tahun 1816 John Fendall menyerahkan wilayah Indonesia kepada Belanda setelah ditandatanganinya Convention of London tahun 1814.

Setelah Deandels ditarik ke negeri Belanda, Jansens diangkat menjadi Gubernur Jenderal atas wilayah Indonesia. Jansens baru mengetahui bahwa tentara yang dibentuk Deandels sangatlah lemah. Sedangkan untuk mempercayakan pertahanan atas Pulau Jawa kepada raja-raja di Jawa sangatlah tidak mungkin, karena raja-raja tersebut sangat anti kepada Deandels dan memusuhi Belanda.

(3)

ditandatangani pada tanggal 18 September 1811 oleh S. Auchmuty dari pihak Inggris dan Jansens dari pihak Belanda. Isi perjanjian tersebut adalah sebagai berikut :

a. Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahka kepada Inggris. b. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris.

c. Semua pegawai Belanda yang mau bekerja sama dengan Inggris dapat memegang jabatannya terus.

d. Semua utang pemerintahan Belanda yang dahulu, bukan menjadi tanggung jawab Inggris.

Oleh karena itu, sejak tahun 1811 wilayah Indonesia menjadi jajahan East Indian Company (EIC), badan perdagangan Inggris yang berpusat di Calcuta (India), yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Lord Minto. Seminggu sebelum Kapitulasi Tuntang, Lord Minto mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai pemegang pemerintahan dengan pangkat Letnan Gubernur Jenderal.

2.2 Pemerintahan Inggris di Indonesia

Tanggal 18 September 1811 adalah tanggal dimulainya kekuasaan Inggris di Hindia. Gubernur Jenderal Lord Minto secara resmi mengangkat Raffles sebagai penguasanya. Pusat pemerintahan Inggris berkedudukan di Batavia. Sebagai penguasa di Hindia, Raffles mulai melakukan langkah-langkah untuk memperkuat kedudukan Inggris di tanah jajahan. Langkah Raffels yang terkenal adalah dalam bidang ekonomi, antara lain sebagai berikut.

 Pelaksanaan sistem sewa tanah atau pajak tanah (land rent) yang akan meletakkan dasar bagi perkembangan sistem perekonomian uang.

 Penghapusan pajak dan penyerahan wajib hasil bumi.

(4)

 Penghapusan sistem monopoli.

 Peletakan desa sebagai unit

administrasi penjajahan.

Thomas Stamford Raffles

Selain itu, Raffles yang diangkat sebagai pemimpin Inggris atas wilayah Indonesia juga memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk melaksanakan perdagangan bebas. Walaupun demikian, kekuasaan Inggris tetap saja menindas bangsa Indonesia. Hubungan antara Indonesia dengan Eropa, hampir seluruhnya dikuasai oleh pihak Inggris. Akan tetapi pemerintahan Raffles di Indonesia juga mendapatkan tanggapan positif dari para raja dan rakyat Indonesia karena hal berikut ini.

a. Para raja dan rakyat Indonesia tidak menyukai pemerintahan Daendels yang sewenang-wenang dan kejam.

(5)

dengan janji akan memberikan hak-hak lebih besar kepada kerajaan-kerajaan tersebut

c. Sebagai seorang lieralis, Raffles memiliki kepribadian yang simpatik. Ia menjalankan politik dengan murah hati dan sabar walaupun praktiknya berlainan.

2.3 Kebijakan Pemerintahan Thomas S. Raffles

Dalam menjalankan pemerintahan di Indonesia, Raffles didampingi oleh suatu Badan Penasihat (Advisory Council) yang terdiri atas Gillespie, Cranssen, dan Muntinghe. Tindakan-tindakan Raffles selama memerintah di Indonesia (1811-1816) adalah sebagai berikut:

1) Di Bidang Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, Raffles menetapkan kebijakan berupa:

a) Memberikan kebebasan kepada para petani untuk menanam tanaman ekspor, sedangkan pemerintah berkewajiban membuat pasar untuk merangsang petani menanam tanaman ekspor yang paling menguntungkan.

b) Menghapus segala kebijakan Daendels, seperti contingenten/ pajak/penyerahan diganti dengan sistem sewa tanah (landrente).

c) Menetapkan sistem sewa tanah (landrent) dimana para petani diwajibkan membayar pajak atas pemakaian tanah pemerintah, karena semua tanah dianggap milik negara.

(6)

- Sulit menentukan besar kecilnya pajak bagi pemilik tanah, karena tidak semua rakyat mempunyai tanah yang sama.

- Sulit menentukan luas sempitnya dan tingkat kesuburan tanah petani.

- Keterbatasan pegawai-pegawai Raffles.

- Masyarakat desa belum mengenal sistem uang.

2) Di Bidang Birokrasi Pemerintahan

Dalam bidang birokrasi pemerintahan, Raffles menetapkan kebijakan berupa:

a) Pulau Jawa dibagi menjadi 16 keresidenan, yang terdiri atas beberapa distrik. Setiap sidtrik terdapat beberapa divisi (kecamatan) yang merupakan umpulan dari desa. Kebijakan ini bertujuan untuk mempermudah pemerintah melakukan pengawasan.

b) Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak Barat.

c) Penguasa-penguasa pribumi yang dilepaskan kedudukannya, kemudian mereka dijadikan pegawai pemerintah kolonial yang langsung dibawah kekuasaan pemerintahan pusat.

3) Di Bidang Hukum

(7)

besar-kecilnya kesalahan. Menurut Raffls, pengadilan merupakan benteng untuk memperoleh keadilan. Oleh karena itu, harus ada benteng yang sama bagi setiap warga negara.

4) Di Bidang Sosial

Dalam bidang sosial, Raffles menetapkan kebijakan berupa:

a) Menghapus kerja rodi (kerja paksa)

b) Menghapus perbudakan. Namun dalam praktiknyaia melanggar undang-undangnya sendiri dengan melakukan pengiriman kuli-kuli dari Jawa ke Banjarmasin untuk membantu temannya, Alexander Hare, yang kekurangan tenaga kerja.

c) Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan harimau.

5) Di Bidang Ilmu Pengetahuan

Masa pemerintahan Raffles di Indonesia memberikan banyak peninggalan yang berguna bagi ilmu pengetahuan, antara lain berikut ini:

a) Ditulisnya buku berjudul History of Java. Dalam menulis buku tersebut, Raffles dibantu oleh juru bahasanya Raden Ario Notodiningrat dan Bupati Sumenep, Notokusumo II.

(8)

c) Raffles juga aktif mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

d) Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi. Raffles bersama Arnoldi berhasil menemukan bunga bangkai sebagai bunga raksasa dan terbesar di dunia. Bunga tersebut diberinya nama ilmiah Rafflesia Arnoldi.

e) Dirintisnya Kebun Raya Bogor.

Selama lima tahun Raffles berkuasa di Indonesia terjadi beberapa kali persengketaan dengan pribumi, seperti dengan Palembang (1811), Yogyakarta (1812), Banten (1813), dan Surakarta (1815).

2.4 Berakhirnya Kekuasaan Thomas S.Raffles

Peristiwa yang terjadi di Eropa ikut mempengaruhi keadaan di Indonesia. Napoleon Bonaparte berhasil dikalahkan dalam pertempuran di Leipzig dan kemudian tertangkap, sebagai dampak dari kekalahan Napoleon itu, pada tahun 1814 Inggris harus mengembalikan semua daerah kekuasaan Belanda yang pernah dikuasainya melalui Convention of London pada tahun 1814. Perjanjian tersebut ditandatangani oleh wakil-wakil Belanda dan Inggris yang isinya sebagai berikut:

a) Indonesia dikembalikan kepada Belanda

b) Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Gunaya, tetap ditangan Inggris.

c) Cochin (di Pantai Makassar) diambil alih oleh Inggris, sedangkan Bangka diserahkan kepada Belanda sebagai gantinya.

(9)

karena bukan ia yang harus menyerahkan kekuasaan kepada belanda, melainkan penggantinya John Fendall yang berkuasa hanya lima hari. Pada tahun 1816, John Fendall menyerahkan wilayah Indonesia kepada Belanda. Raffles kemudian menjadi gubernur di Bengkulu yang meliputi wilayah Bangka dan Belitung. Karena pemerintahan Raffles berada di antara dua masa penjajahan Belanda, pemerintahan Inggris itu disebut sebagai masa interregnum (masa sisipan).

DAFTAR PUSTAKA

http://www.gurusejarah.com/2014/09/perkembangan-kolonialisme-inggris-di.html (diakses pada tanggal 24/07/2016)

http://www.pengertiansejarah.com/indonesia-di-bawah-kekuasaan-inggris-1811-1816.html (diakses pada tanggal 24/07/2016)

Badrika, I Wayan, Sejarah Nasional Indonesia dan Umum SMA. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006.

Referensi

Dokumen terkait

500 NABIELA KAMALIA SMAN 1 KRAKSAAN AKUNTANSI(S1) 501 MUHAMMAD HIBZAH DASA OKKA SMA NEGERI 1 MESUJI MAKMUR MANAJEMEN(S1). 502 MARIA BUNGA SMAK GIOVANNI

Demikian pula al-Asy’ariy keberpihakannya terhadap kedua sumber (al-Qur'ân dan Sunnah) ajaran Islam dari pada penalaran, seperti yang dilakukan oleh Mu’tazilah dan

orang Arab, meskipun ia sudah bercampur darah dengan orang India dan berbahasa India. Tidak bias dipungkiri bahwa orang pertama yang datang dari India sebelum Abad XVI adalah

Dengan adanya penerapan sistem informasi penggunaan dana kas kecil yang sudah terkomputerisasi, diharapkan pembuatan laporan kas kecil menjadi akurat, tepat dan cepat

Penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui ada atau tidak pengaruh model discoverylearning disertai media gambar terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi jamur

Kebermanfaatan untuk kepentingan melestarikan dan mengembangkan potensi kearifan lokal yang menunjang pembangunan daerah dan pembangunan nasional dalam menghadapi tantangan

3.2 Nama penuh, alamat rumah yang tetap dan nombor kad pengenalan penuntut dan penjamin- penjamin dalam perjanjian itu hendaklah diisi dengan lengkap.. 3.3 Contoh untuk mengisi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil trimester III dari umur ibu, tingkat kecukupan vitamin A, tingkat