• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIMUS SAK EMKM 22 DESEMBER 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UNIMUS SAK EMKM 22 DESEMBER 2016"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

OVERVIEW RINGKAS

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ENTITAS MIKRO, KECIL &

MENENGAH

Seminar Nasional Revitalisasi SAK ETAP dan SAK EMKM Akuntansi Universitas Muhammadiyah Semarang 22 Desember 2016

1

Dipresentasikan oleh: Drs. Tarmizi Achmad, MBA., PhD., CA., CPA

(2)

PILLARS OF SAK

S A K U MU M S A K E TA P PSAK SYARIAH S A K E M K M IFRS based entities with no public accountability micro, small & medium

entities SAK UMUM

SAK ETAP

SAK EMKM*

PSAK SYARIAH

Sharia based

transactions * New pillar introduced by DSAK IAI on 24 October 2016, effective 1 January 2018.

(3)

Pilar Standar Pelaporan Akuntansi

Keuangan di Indonesia

SAK SAK UMUM SAK ETAP SAK EMKM

Dasar penyusunan Berbasis IFRS Standards. Standar lokal. Standar lokal. Pengaturan perlakuan

akuntansi (ruang lingkup)

Entitas dengan akuntabilitas publik yang signifikan.

Entitas tanpa

akuntabilitas publik yang signifikan, namun

menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi penggunanya.

(1) Entitas tanpa

(4)

SAK EMKM

Biaya historis.

1. Laporan Posisi Keuangan;

2. Laporan Laba Rugi; 3. CALK (pernyataan

kepatuhan dan rincian akun).

Pilar Standar Pelaporan Akuntansi

Keuangan di Indonesia

SAK SAK UMUM SAK ETAP

Dasar pengukuran Biaya historis, biaya kini, nilai terealisasi/penyelesaian, nilai sekarang, dan nilai wajar.

Biaya historis dan nilai wajar.

Komponen laporan keuangan 1-5 sama dengan SAK ETAP, kecuali No 2 menjadi:

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain.

Ditambah: Informasi komparatif dan laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya.

1. Laporan Posisi Keuangan;

2. Laporan Laba Rugi; 3. Laporan

Perubahan Ekuitas;

(5)

PROFIL SAK EMKM & LATAR BELAKANG

18

BAB

28 DK

(DASAR

KESIMPULAN

)

60 HALAMAN

SAK EMKM ditujukan untuk digunakan oleh entitas yang tidak atau belum mampu memenuhi

persyaratan akuntansi yang diatur dalam SAK ETAP

Terdapat 57.895.721 Usaha Kecil Menengah (sumber: Kementerian Koperasi & UKM, 2013)

TUJUAN:

• SAK EMKM (Entitas Mikro, Kecil, & Menengah) disusun untuk memenuhi kebutuhan pelaporan EMKM. Undang-Undang yang relevan sebagai acuan pengaturan tentang definisi, kriteria, dan rentang kuantitatif usaha mikro, kecil, dan

menengah (UMKM), diantaranya adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 (UU 20/2008) dan UU No 1/2013 tentang LKM.

• Memfasilitasi UMKM dalam transisi dari pelaporan berdasar kas ke berdasar akrual

4

(6)

1. RUANG LINGKUP

Entitas tanpa akuntabilitas publik signifikan

(Definisi ETAP)

Kriteria UMKM (UU

No 20/2008)

Entitas Mikro,

Kecil, dan Menengah

(EMKM)

(7)

1. RUANG LINGKUP (CONT.)

ETAP

Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan;

dan

Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal

Kriteria UMKM sesuai UU No 20/2008 tentang UMKM

Bukan anak perusahaan/cabang perusahaan yang

dimiliki/dikuasai/menjadi bagian, secara langsung atau tidak

langsung (Pasal 1)

Rentang kuantitatif tertentu: kekayaan bersih (tidak termasuk tanah dan bangunan) atau hasil

penjualan tahunan (Pasal 6)

Tidak memiliki/menguasai UMKM mitra usahanya

(Pasal 35)

(8)

Punya

akuntabilitas publik yang

signifikan

Sektor jasa keuangan

Ruang

Lingkup

EMKM

PENGECUALIAN: Jika diizinkan oleh otoritas

di bidang jasa keuangan tersebut

Par. 1.3: SAK EMKM dapat digunakan oleh entitas yang tidak memenuhi definisi dan kriteria dalam par.1.2, jika otoritas mengizinkan entitas tersebut untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM

1. Ruang Lingkup (cont.)

(9)

2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF

8

Tujuan Laporan Keuangan

Posisi Keuangan & Kinerja

Pengakuan Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Materialitas

Asumsi Dasar

(10)

Biaya Historis

Aset

Liabilitas

Kas/setara kas yang dibayarkan untuk memperoleh aset pada saat

perolehan

Kas/setara kas yang diterima atau kas yang

diperkirakan akan dibayarkan untuk

menyelesaikan liabilitas

2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -2

Dasar Pengukuran

Unsur-unsur Laporan Keuangan

(11)

Materialitas

Kelalaian pencantuman atau Kesalahan pencatatan, secara

sendiri atau bersama

Mempengaruhi keputusan

ekonomik pengguna laporan keuangan

Bergantung pada ukuran dan sifat dari

kesalahan/kelalaian Faktor Penentu:

Ukuran dan/atau sifat dari pos laporan

keuangan

Materialitas!!

2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -3

(12)

2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -4

Dasar Akrual Kelangsungan

Usaha

Konsep Entitas Bisnis

Aset, liabilitas,

ekuitas, penghasilan, dan beban diakui jika

definisi dan kriteria pengakuan terpenuhi

Kemampuan untuk melanjutkan usaha

di masa depan

• Kecuali jika entitas akan dilikuidasi, berhenti

beroperasi, tanpa alternatif lainnya

entitas bisnis

dengan: pemilik dan entitas lainnya

transaksi antara

entitas bisnis dan pemilik bisnis atau entitas lain

ASUMSI

DASAR

(13)

Contoh Ilustratif: Dasar Akrual vs Dasar Kas

 Entitas A menyediakan jasa catering.

 Bulan Juni  Entitas A menyediakan jasa catering kepada Entitas B. Biaya yang timbul untuk menyediakan jasa

tersebut sebesar Rp100. Pada bulan Juni ini Entitas B membayar lunas sebesar Rp200. Asumsi: tidak ada pajak, entitas tid a k punya liabilitas l in, dst.

Pendapatan (1) 200 200

Beban (2) 100 100

Laba (3) = (1) – (2) 100 100 Kas (4a) = (3) 100 100

Aset -

-Liabilitas -

-2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -5

12

(14)

Contoh Ilustratif: Dasar Akrual vs Dasar Kas

Bulan Juli  Entitas A menyediakan jasa yang sama untuk Entitas C dengan harga Rp 400, dan biaya penyediaan jasa tersebut Rp200. Entitas A dan Entitas C sepakat bahwa jasa tersebut akan dilunasi di bulan Agustus sebesar Rp400.

2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -6

13

Keterangan Dasar Akrual (dalam Rp) Dasar Kas (dalam Rp) Pendapatan (1) 400

-Beban (2) 200 200

Laba (3) = (1) – (2) 200 (200) Kas (4b) = (4a) – (5a) + (3) (100) (100) Aset (Piutang usaha) (5a) 400

(15)

-Contoh Ilustratif: Dasar Akrual vs Dasar Kas

Bulan Agustus  Entitas C membayar lunas Rp400 sesuai

kesepakatan pada bulan Juli. Entitas A juga mendapatkan uang muka pembayaran dari Entitas D atas jasa catering untuk bulan September sebesar Rp200.

Keterangan

Pendapatan (1) Beban (2)

Laba (3) = (1) – (2)

Kas (4c) = (4b) + (5a) + (5b) + (3) Aset

Liabilitas

(Pendapatan diterima di muka - Entitas D) (5b)

2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -7

14

Dasar Akrual (dalam Rp)

(16)

-Contoh Ilustratif: Dasar Akrual vs Dasar Kas

Bulan September  Entitas A menyerahkan jasa catering pada Entitas D. Biaya penyediaan jasa tersebut Rp100.

Keterangan

Pendapatan (1) Beban (2)

Laba (3) = (1) – (2)

Kas (4d) = (4c) - (5b) + (3) Aset

Liabilitas

(Pendapatan diterima di muka - Entitas D)

2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -8

15

Dasar Akrual (dalam Rp)

(17)

-Catatan:

Warna abu: Dasar Akrual Warna kuning: Dasar Kas

2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -9

Contoh Ilustratif: Dasar Akrual vs Dasar Kas

16

Keterangan Bulan Juni Bulan Juli Bulan Agustus Bulan

September

Pendapatan 200 200 400 - - 600 200

-Beban 100 100 200 200 - - 100 100

Laba 100 100 200 (200) - 600 100 (100)

Kas 100 100 (100) (100) 500 500 400 400

Piutang - - 400 - - - -

(18)

-DasarAkrual

Gambaran kas aktual yang lebih akurat

2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -10

Manfaat Asumsi Dasar Akrual vs Dasar Kas

(19)

Contoh pos-pos penyesuaian

dasar kas menjadi dasar akrual

 Entitas yang menyusun laporan keuangan dengan menggunakan asumsi dasar kas mengubah laporan keuangan tersebut menjadi akrual dengan melakukan penyesuaian pada akhir periode pelaporan. Penyesuaian pada prinsipnya merupakan jurnal transaksi yang bersifat khusus terhadap

akun-akun yang memerlukan dan hanya dilakukan pada akhir periode pelaporan keuangan.

 a) Biaya yang masih harus dibayar; b) Pendapatan masih harus diterima; c) Beban dibayar di muka;

d) Pendapatan diterima di muka; e) Pemakaian/biaya persediaan; f) Penyusutan aset tetap.

2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -10

(20)

Paid (or received) cash before

expense (or revenue) recognized

Paid (or received) cash after

expense (or revenue) recognized

Prepaid (Deferred) expenses* Unearned (Deferred) revenues Accrued expense

Contoh pos-pos penyesuaian

dasar kas menjadi dasar akrual

Framework for Adjustments

Adjustment

Accrued revenues

*including depreciation

2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -10

(21)

3. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Penyajian wajar dan kepatuhan terhadap SAK EMKM Laporan Keuangan:

Laporan Posisi Keuangan

Laporan Laba Rugi

CALK

Frekuensi

pelaporan

Informasi komparatif, SATU PERIODE SEBELUMNYA

Identifikasi

laporan

keuangan

Penyajian

yang

Konsisten

Penyajian wajar dari Laporan Keuangan sesuai Persyaratan SAK EMKM:

(22)

4-6. LAPORAN KEUANGAN

Laporan Posisi Keuangan

• Mencakup akun-akun dalam par 4.2.

• Tidak ada ketentuan tentang format atau urutan penyajian akun.

• Dapat menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, serta liabilitas jangka

pendek dan liabilitas jangka panjang.

Laporan Laba Rugi • Mencakup

akun-akun: pendapatan, beban keuangan, beban pajak.

Catatan atasLaporan Keuangan

• Memuat: (1)

pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK EMKM, (2) ikhtisar kebijakan akuntansi, dan (3) informasi tambahan dan rincian akun tertentu yang menjelaskan

transaksi penting dan material.

Komponen Laporan Keuangan

(23)

7. KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI, DAN KESALAHAN

SAK EMKM tidak secara spesifik mengatur perlakuan akuntansi atas suatu transaksi, peristiwa, atau keadaan

lainnya, maka entitas hanya mengacu pada dan mempertimbangkan definisi, kriteria pengakuan, dan

konsep pengukuran untuk aset, liabilitas, penghasilan, dan beban serta prinsip pervasif dalam Bab 2

Konsep dan Prinsip Pervasif SAK EMKM ini.

Par 7.4

(24)

Pasal 33 UU UMKM: UMKM dapat memiliki saham usaha besar yang terdaftar di Bursa Efek

Definisi aset dan liabilitas keuangan (par 8.2 dan 8.3)Contoh aset dan liabilitas keuangan (par 8.4)

Pengecualian ruang lingkup (par 8.5)

Diakui jika entitas menjadi salah satu pihak dalam ketentuan kontraktual

Diukur pada harga transaksi (misal: untuk pinjaman, sebesar jumlah pinjamannya)

Biaya transaksi diakui sebagai beban dalam laba rugi

Tidak ada pengakuan penurunan nilai, kecuali untuk entitas di bidang jasa keuangan yang mengikuti ketentuan tertentu dari regulator terkait

Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan (par 8.11 dan 8.12)

Keuntungan/kerugian atas penghentian pengakuan (Par 8.13) Latar belakang Ruang lingkup Latar belakang Penghentian Pengakuan

8. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN

(25)

9. PERSEDIAAN

Ruang Lingkup

Pengakuan: ketika persediaan diperoleh

Teknik pengukuran biaya persediaan: biaya standar atau

metode eceran

Biaya perolehan persediaan: rumus biaya masuk-pertama keluar-pertama

(FIFO) atau rata-rata tertimbang

(26)

10. INVESTASI PADA VENTURA BERSAMA

Latar

belakang:

Pasal 32

UU UMKM

Definisi ventura bersama: pengendalian bersama, memiliki hak atas aset neto
(27)

11. ASET TETAP

Ruang Lingkup

Mengatur

prinsip-prinsip pengakuan dan

pengukuran aset tetap

, termasuk tanah dan

bangunan yang dimiliki untuk menghasilkan sewa

atau untuk kenaikan nilai atau keduanya.

Aset takberwujud yang perolehannya tidak

dapat dipisahkan dengan perolehan aset tetap

.

Aset tetap adalah aset yang dimiliki oleh entitas

untuk digunakan dalam kegiatan normal usahanya

dan diharapkan akan digunakan entitas untuk lebih

dari 1 periode.

(28)

11. ASET TETAP -2

Pengukuran setelah pengakuan awal

Biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan; kecuali tanah.

Biaya perbaikan dan renovasi dicatat sebagai beban.

Tidak mengakui penurunan nilai atas aset tetap maupun tanah dan bangunan yang dimiliki untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau keduanya.

Pengakuan dan Pengukuran Awal

Tanah dan bangunan dicatat

secara terpisah meski diperoleh

secara bersamaan.

 Aset tetap dicatat jika dimiliki

secara hukum oleh entitas sebesar

biaya perolehannya.

 Biaya perolehan aset tetap  harga beli dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk

membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap

digunakan.

(29)

11. ASET TETAP -3

Penyusutan

Beban penyusutan diakui dalam laba rugi

.

Penyusutan dilakukan dengan

metode garis

lurus atau metode saldo menurun tanpa

memperhitungkan nilai residu

(nilai sisa).

Penyusutan dimulai ketika aset tersedia untuk

digunakan

dan

dihentikan ketika aset

dihentikan pengakuannya

.

Umur manfaat ditentukan berdasarkan periode

kegunaan yang diperkirakan entitas.

(30)

11. ASET TETAP -4

Penghentian Pengakuan

Penghentian pengakuan aset tetap dilakukan

ketika aset dilepaskan atau ketika tidak ada

manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan

dari penggunaan atau pelepasan aset tetap

tersebut.

Keuntungan atau kerugian atas penghentian

pengakuan diakui ketika aset tetap tersebut:

dijual, diserahkan, atau dimusnahkan

.

(31)

12. ASET TAKBERWUJUD

Ruang Lingkup

Mengatur

perlakuan akuntansi aset takberwujud yang

diperoleh secara terpisah

, kecuali aset takberwujud yang

dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha normal entitas

(lihat Bab 14 Pendapatan dan Beban).

Aset takberwujud adalah aset yang dapat diidentifikasi dan

tidak mempunyai wujud. Misalnya jika aset tersebut dapat

dipisahkan dari entitas (dijual, dialihkan, dilisensikan,

disewakan, atau ditukarkan) dan timbul dari hak

kontraktual atau hak hukum lainnya.

(32)

12. ASET TAKBERWUJUD -2

Pengakuan & Pengukuran

Aset takberwujud diakui jika dapat

dipastikan manfaat

ekonomi masa depan dari aset tersebut akan diperoleh

dan

biaya perolehan aset dapat diukur dengan andal

.

Aset takberwujud yang dihasilkan secara internal

Pengakuan & Pengukuran

31

diakui sebagai beban pada saat terjadinya

.

(33)

12. ASET TAKBERWUJUD -3

Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Pengukuran setelah pengakuan awal pada

biaya

perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi;

penurunan nilai atas aset takberwujud tidak diakui

.

Aset takberwujud dianggap

memiliki umur manfaat

yang terbatas

(misal: tidak melebihi periode hak

kontraktual atau hak hukum, atau mungkin lebih pendek,

bergantung pada lamanya periode yang diharapkan entitas

untuk menggunakan aset tersebut).

(34)

12. ASET TAKBERWUJUD -4

Umur Manfaat, Periode, dan

Metode Amortisasi

Jumlah yang disusutkan dialokasikan secara sistematis

selama umur manfaatnya

; dan

beban amortisasi diakui

dalam laporan laba rugi

.

Amortisasi dimulai ketika aset siap digunakan

dan

dihentikan ketika aset dihentikan pengakuannya

.

Amortisasi dapat dilakukan dengan menggunakan

metode

garis lurus atau metode saldo menurun

.

(35)

12. ASET TAKBERWUJUD -5

Penghentian Pengakuan

Penghentian pengakuan aset takberwujud dilakukan

ketika:

aset dilepaskan

; atau

ketika tidak ada manfaat ekonomi masa depan

yang diharapkan dari penggunaan atau

(36)

13. LIABILITAS DAN EKUITAS

Ruang Lingkup

Pengaturan tentang prinsip-prinsip

pengakuan, pengukuran, dan penyajian:

Liabilitas, kecuali imbalan pascakerja

yang akan dibayarkan dalam jangka

waktu lebih dari 1 (satu) tahun; dan

Ekuitas.

(37)

13. LIABILITAS DAN EKUITAS -2

Pengakuan dan Pengukuran Liablitas

Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan jika

pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat

ekonomi dipastikan akan dilakukan untuk

menyelesaikan kewajiban entitas

dan jumlah yang harus

diselesaikan

dapat diukur dengan andal.

Dicatat sebesar

jumlah yang harus dibayarkan.

Tidak ada pengakuan provisi dan liabilitas kontinjensi,

namun dapat diungkapkan jika material.

Tidak ada pengakuan aset kontinjensi sebagai aset.

(38)

13. LIABILITAS DAN EKUITAS -3

Pengakuan dan Pengukuran Ekuitas

Modal yang disetor dapat berupa

kas atau setara

kas atau aset nonkas yang dicatat sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku

.

Berbentuk PT: akun tambahan modal disetor disajikan

untuk setiap kelebihan setoran modal atas nilai nominal

saham.

Berbentuk non-PT: ekuitas diakui dan diukur sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk

badan usaha tersebut.

(39)

13. LIABILITAS DAN EKUITAS -4

Penyajian Liabilitas dan Ekuitas

Liabilitas disajikan

dalam

kelompok

liabilitas dalam laporan posisi

keuangan.

Modal saham, tambahan modal

disetor, dan saldo laba rugi

disajikan

dalam

kelompok ekuitas

dalam laporan

posisi keuangan

(40)

14. PENDAPATAN DAN BEBAN

Pengakuan dan Pengukuan Pendapatan

 Hak atas pembayaran yang diterima atau yang masih harus diterima baik pada masa sekarang atau masa depan.

 Catat secara bruto, dikurangi jumlah bagian pihak ketiga

 Dicatat sebesar jumlah komisi dalam hal hubungan keagenan.

 Pendapatan dan beban kontrak konstruksi sebesar jumlah tagihannya.

 Pendapatan bunga dan dividen ketika pendapatan tersebut diterima selama periode.

 Pendapatan lain (sewa dan royalti) dengan metode garis lurus selama jangka waktu kontrak.

 Keuntungan dari penjualan aset ketika kepemilikan telah beralih kepada pemilik baru.

(41)

14. PENDAPATAN DAN BEBAN -2

 Hibah adalah bantuan yang diterima dalam bentuk pengalihan sumber daya.

 Hibah termasuk hibah atau bantuan dari Pemerintah atau pihak

lain yang diberikan kepada EMKM bukan dalam

kapasitasnya sebagai pemilik.

Diakui dalam laba rugi pada saat hibah diterima sebesar jumlah nominalnya.

 Hibah tidak diakui hingga terdapat keyakinan memadai bahwa

entitas akan mematuhi kondisi yang melekat pada hibah tersebut dan

Pendapatan Hibah

hibah akan diterima.

(42)

14. PENDAPATAN DAN BEBAN -3

Pengakuan dan Pengukuran Beban

Beban imbalan kerja sebesar nilai tidak terdiskonto

yang diperkirakan akan dibayar sebagai imbalan atas

jasa tersebut yang mencakup:

Imbalan kerja jangka pendek

Pesangon pemutusan kerja

Imbalan kerja lainnya

Sewa diakui sebagai beban sewa

berdasarkan

metode garis lurus selama masa sewa.

Biaya pinjaman diakui sebagai beban

dalam

laporan laba rugi.

(43)

14. PENDAPATAN DAN BEBAN -4

Pengukuran Andal

Dalam hal pendapatan dan beban

tidak dapat diukur dengan andal

,

maka pendapatan diakui

pada saat

kas diterima dan beban diakui pada

saat kas dibayar

.

(44)

15. PAJAK PENGHASILAN

Aset dan liabilitas pajak

penghasilan diakui

dengan

mengikuti peraturan

perpajakan yang

berlaku

.

Tidak ada pengakuan

aset dan liabilitas pajak

tangguhan

.

Pajak Penghasilan

•Current Tax

Assets

Aset Pajak kini

•Current Tax

(45)

16. TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

•  Transaksi yang didenominasi atau diselesaikan dalam mata uang asing ketika:

Membeli atau menjual barang atau jasa

• Meminjam atau meminjamkan dana atas sejumlah utang atau piutang

Memperoleh atau melepas aset atau menyelesaikan liabilitas

•  Dicatat dengan menggunakan mata uang Rupiah berdasarkan

kurs tunai pada tanggal transaksi.

Tanggal transaksi  tanggal transaksi pertama kali memenuhi syarat pengakuan.

•  Tidak melakukan retranslasi atas aset dan liabilitas moneter

pada akhir periode pelaporan untuk tujuan kemudahan.

(46)

16. TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING -2

DK11.

Untuk tujuan kemudahan, ED SAK EMKM tidak

mensyaratkan entitas untuk melakukan retranslasi atas

aset dan liabilitas moneter yang didenominasi dalam

mata uang asing pada akhir periode pelaporan. Dengan

demikian, pada akhir periode pelaporan entitas

mengukur transaksi yang didenominasi dalam mata uang

asing tersebut pada biaya perolehan historis dengan

menggunakan kurs tunai pada tanggal transaksi.

(47)

Susun sesuai dengan SAK

EMKM Susun menggunakan SAK lain

Menerapkan paragraf 17.1 s/d 17.8 SAK EMKMPenerapan konsistenTidak diperkenan kan menerapkan SAK EMKM pada LK berikutnya

Asumsi: pada tahun

awal penerapan, entitas masuk dalam

ruang lingkup SAK

EMKM

Syarat:

17. KETENTUAN TRANSISI

ATA U

(48)

17. KETENTUAN TRANSISI -2

•  Retrospektif.

Prospektif jika tidak praktis.

Tidak praktis adalah ketika entitas tidak dapat menerapkan suatu pengaturan setelah seluruh upaya yang masuk akal dilakukan.

•  Bila sebelumnya telah menyusun LK:

Mengakui seluruh aset dan liabilitas sesuai dengan SAK EMKM

Tidak mengakui akun-akun sebagai aset dan liabilitas jika SAK EMKM tidak mengizinkan pengakuan tersebut

•  Mereklasifikasi akun-akun agar sesuai dengan akun-akun berdasarkan SAK

• EMKM

Menerapkan SAK EMKM dalam pengukuran seluruh aset dan liabilitas yang diakui

Hasil penyesuaian dari rerangka pelaporan keuangan sebelumnya diakui langsung pada saldo laba.

(49)

17. KETENTUAN TRANSISI -3

Dasar pengukuran SAK EMKM

Metode biaya historis.

Nilai revaluasian dianggap sebagai biaya perolehan.

– Misal aset tetap atau aset takberwujud.

Nilai tercatat sesuai metode ekuitas dianggap sebagai biaya perolehan.

– Misal investasi pada ventura bersama.

• DK12.  SAK EMKM mensyaratkan agar entitas menerapkan dasar pengukuran dengan menggunakan metode biaya historis. Biaya historis berarti seluruh aset, liabilitas, dan ekuitas tidak diukur pada nilai wajar atau jumlah revaluasian. Oleh karena itu, SAK EMKM ini memberikan pengecualian transisi.

• DK13  Entitas yang memenuhi ruang lingkup SAK EMKM ini dianjurkan untuk mempertimbangkan apakah SAK EMKM telah memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas. Entitas dapat menerapkan SAK lain meski memenuhi persyaratan ruang lingkup SAK EMKM ini.

Pengecualian Ketentuan Transisi (Par.

(50)

18. TANGGAL EFEKTIF

Entitas menerapkan SAK EMKM

untuk periode tahun buku yang

dimulai pada atau

setelah tanggal 1 Januari 2018.

(51)

CONTOH ILUSTRATIF DAN DASAR KESIMPULAN

Contoh ilustratif dapat digunakan sebagai panduan untuk mempermudah dalam mendapatkan pemahaman ketika menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan SAK EMKM

-Par 07  bahwa entitas yang telah melakukan pencatatan akuntansi

berdasarkan kas melakukan penyesuaian menjadi dasar akrual atas akun-akun yang material pada akhir periode pelaporan

Dasar kesimpulan memberikan ringkasan pertimbangan DSAK IAI dalam menyusun SAK EMKM ini

-Latar belakang, ruang lingkup, asumsi dasar, konsep retranslasi, dan ketentuan transisi

Contoh Ilustratif dan Dasar Kesimpulan melengkapi SAK EMKM namun bukan merupakan bagian dari SAK EMKM ini.

(52)

CONTOH ILUSTRATIF DAN DASAR KESIMPULAN -2

Biaya yang masih harus dibayar

Pada tanggal 1 Desember 20x8, Entitas A meminjam uang dari Entitas B sebesar Rp10.000.000 untuk masa pinjaman 1 tahun dengan suku bunga 12% per tahun yang dibayarkan setiap tanggal 1 bulan berikutnya. Maka, ayat jurnal penyesuaian beban bunga yang dilakukan Entitas A pada tanggal 31 Desember 20x8 adalah sebagai berikut:

D. Beban Bunga Rp100.000

K. Bunga yang masih harus dibayar Rp100.000

(53)

CONTOH ILUSTRATIF DAN DASAR KESIMPULAN -3

Pendapatan yang masih harus diterima

Pada tanggal 1 Desember 20x8, Entitas A menyewakan ruangan kepada Entitas B dengan pembayaran sewa bulanan sebesar Rp1.000.000 yang dibayarkan setiap tanggal 1 bulan berikutnya. Maka, ayat jurnal penyesuaian pendapatan sewa yang dilakukan Entitas A pada tanggal 31 Desember 20x8 adalah sebagai berikut:

D. Piutang sewa Rp1.000.000

K. Pendapatan sewa Rp1.000.000

(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)

CONTOH PENYESUAIAN DASAR KAS MENJADI AKRUAL

(61)

CONTOH PENYESUAIAN DASAR KAS MENJADI AKRUAL

(62)

CONTOH PENYESUAIAN DASAR KAS MENJADI AKRUAL

(63)

CONTOH PENYESUAIAN DASAR KAS MENJADI AKRUAL

(64)

CONTOH PENYESUAIAN DASAR KAS MENJADI AKRUAL

(65)

CONTOH PENYESUAIAN

(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)

CONTOH LAIN-LAIN

(72)

CONTOH LAIN-LAIN

(73)

72

72

Question and Comment Session

Referensi

Dokumen terkait

Melalui uji pendahuluan, diketahui bahwa konsentrasi ekstrak etil asetat rimpang temu ireng di atas 50 mg/L dapat menyebabkan kematian pada ikan lebih dari 50% jumlah total

Hasil analisis Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM) dalam penyajian laporan keuangan pada UMKM Misha Cell dapat diketahui bahwa

Pektin yang dapat diaplikasikan sebagai biosorben logam berat adalah pektin jenis LMP (Low Methoxyl Pectin) yang dapat langsung diambil dari tanaman yang mengandung LMP atau dari

Upload pada cuaca mendung dan cerah Berdasarkan data Laju Transfer Rata-rata Upload pada cuaca mendung dan cerah pada tabel 2 dan tabel 4, dibuatlah grafik 4 untuk menganalisa

Analisa hujan-limpasan Sub DAS Lesti menggunakan model jaringan saraf tiruan dengan data input berupa curah hujan, evapotranspirasi, koefisien aliran dan debit stasiun

Sistem Manajemen Mutu berbasis ISO 9001:2008 dibuat untuk mengatur manajemen dalam sebuah organisasi agar lebih terencana dan sistematis agar dapat memenuhi apa

Hasil wawancara terhadap pelaku pasar jati rakyat di Kabupaten Lampung Timur menunjukkan bahwa secara umum masyarakat atau petani yang memiliki tanaman jati menjual produk dalam

Kemandirian pembudidaya ikan patin dapat dilihat dari pencapaian keberhasilan dalam usaha budidaya yang berdampak langsung pada hasil budidaya yang diperoleh per