KAJIAN EKONOM I REGIONAL
Provinsi Sum at era Barat
Triwulan III - 2009
Tri w ul an III-2009
BAN K IN D O N ESIA PAD AN G
Penerbit :
Bank Indonesia Padang
Tim Ekonomi M onet er - Kelompok Kajian Ekonomi Jl. Jenderal Sudirman 22
P A D A N G
Telp : 0751-31700
Fax : 0751-27313
E-M ail : b_w aluyo@bi.go.id
apep@bi.go.id
oki_h@bi.go.id
agung_bp@bi.go.id
gaf f ari_r@bi.go.id
f it ri_ig@bi.go.id
Ringkasan Eksekutif
Bank Indonesia Padang
i
K
K
A
A
T
T
A
A
P
P
E
E
N
N
G
G
A
A
N
N
T
T
A
A
R
R
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
anugerah-Nya sehingga penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Sumatera Barat
(Sumbar) triwulan III-2009 dapat diterbitkan. Penyusunan KER Provinsi Sumbar dimaksudkan
untuk memenuhi kebutuhan Bank Indonesia dalam mempertajam informasi tentang perekonomian
regional sehingga dapat mendukung formulasi kebijakan moneter Bank Indonesia. Lebih lanjut,
KER juga ditujukan sebagai informasi dan bahan masukan bagi pemerintah daerah, kalangan
perbankan di daerah, kalangan akademisi serta semua pihak yang membutuhkan informasi terkini
mengenai perkembangan ekonomi Provinsi Sumatera Barat. KER ini selain diterbitkan dalam
bentuk buku, juga didiseminasikan dalam bentuk soft copy yang dapat diakses melalui
www.bi.go.id.
Memasuki triwulan III-2009, Kinerja perekonomian Sumatera Barat mulai menunjukkan
perbaikan. Pertumbuhan ekonomi Sumbar kembali berakselerasi setelah mengalami perlambatan
sejak triwulan IV-2008. Sumber pertumbuhan utama pada triwulan III-2009 berasal dari pemulihan
volume ekspor serta konsumsi rumah tangga. Mulai pulihnya perekonomian internasional kembali
mendorong permintaan komoditas perkebunan seperti CPO dan karet. Di sisi lain, setelah
mengalami perlambatan sejak triwulan IV-2008, inflasi mulai mencapai titik baliknya. Inflasi pada
triwulan laporan tercatat sebesar 3,55% (y-o-y), dan pergerakan inflasi hingga akhir tahun 2009
diperkirakan akan relatif meningkat.
Prospek ekonomi Sumbar pada triwulan IV-2009 diperkirakan mengalami kontraksi terkait
dengan dampak kerusakan akibat bencana gempa terhadap kegiatan ekonomi. Pertumbuhan akhir
tahun 2009 diperkirakan juga terkoreksi cukup besar. Namun demikian, upaya perbaikan ekonomi
perlu segera dilakukan. Strategi pemulihan ekonomi perlu disiapkan dan dilaksanakan agar dapat
mendorong kembali pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat.
Pada akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu hingga terbitnya KER ini. Kami berharap semoga KER ini bermanfaat dan dapat
memberikan masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Kami senantiasa terbuka untuk
menerima saran dan kritik untuk perbaikan KER ke depan.
P
PAADDAANNGG,,55NNOVOVEEMMBBEERR 22000099
Ringkasan Eksekutif
Bank Indonesia Padang
ii
D
D
A
A
F
F
T
T
A
A
R
R
I
I
S
S
I
I
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GRAFIK ... v
RINGKASAN EKSEKUTIF ... 1
BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SUMATERA BARAT... 4
Boks: Quick Assesment Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Pasca Gempa : Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Rusak Parah, Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Tahun 2009 Menyusut BAB II PERKEMBANGAN INFLASI REGIONAL ...10
Boks: Pergerakan Inflasi Kota Padang Pasca Gempa 30 September Boks: Perkembangan Inflasi Kota Bukittinggi BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH ... 19
BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ... 37
BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ... 40
BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN... 45
Ringkasan Eksekutif
Bank Indonesia Padang
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Tahunan Padang Menurut Kel. Barang dan Jasa ... 12
Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan ... 13
Tabel 2.3. Perkembangan Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau... 15
Tabel 2.4. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang ... 16
Tabel 3.1. Perkembangan Bank Umum di Sumatera Barat... 17
Tabel 3.2. Perkembangan Bank Umum Syariah di Sumatera Barat... 34
Tabel 4.1. Perkembangan Realisasi Belanja APBN Melalui KPPN Padang ... 38
Tabel 5.1. Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong... 43
Tabel 5.2. Transaksi RTGS Propinsi Sumatera Barat... 43
Tabel 6.1. Penduduk Sumatera Barat Usia 15 Tahun ke atas Menurut Kegiatan... 45
Ringkasan Eksekutif
Bank Indonesia Padang
iv
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1.1. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat ... 4
Grafik 1.2. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Bagian Tengah... 4
Grafik 1.3. Kontribusi terhadap Pertumbuhan PDRB Menurut Jenis Pengeluaran... 5
Grafik 1.4. Kontribusi terhadap Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha... 5
Grafik 1.5. Indeks Kepercayaan Konsumen... 5
Grafik 1.6. Penjualan Sepeda Motor... 5
Grafik 1.7. Posisi Kredit Konsumsi Berlokasi di Sumbar... 6
Grafik 1.8. Perkembangan Ekspor Impor... 6
Grafik 1.9. Penurunan Konsumsi Semen 2008-2009... 6
Grafik 1.10 Posisi Giro Pemda di Perbankan... 6
Grafik 1.11 Pertumbuhan Kredit Sektor Perdagangan dan Pangsa terhadap Total Kredit... 7
Grafik 1.12 Pertumbuhan Kredit Sektor Perdagangan Berdasarkan Kabupaten/Kota Lokasi Proyek... 7
Grafik 1.13 Kunjungan Wisatawan Mancanegara... 9
Grafik 1.14 Luas Panen Padi 2007-2009... 9
Grafik 1.15 Perkembangan Harga Padi... 9
Grafik 1.16 Perkembangan Produksi Semen PT Semen Padang... 9
Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Padang dan Nasional (yoy)... 11
Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Nasional, Kota Padang dan Kota-kota di Propinsi Tetangga (yoy) ... 11
Grafik 3.1. Perkembangan Total Aset Bank Umum……….. 18
Grafik 3.2. Perkembangan Total Aset Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank. 18 Grafik 3.3. Komposisi Aset Bank Umum Berdasarkan Rupiah dan Valuta Asing... 19
Grafik 3.4. Loan-to-Deposit-Ratio (LDR) Bank Umum ... 19
Grafik 3.5. Perkembangan DPK Bank Umum………... 20
Grafik 3.6. Perkembangan DPK Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank ... 20
Grafik 3.7 Perkembangan DPK Bank Umum Berdasarkan Jenis Simpanan... 20
Grafik 3.8 Komposisi DPK Bank Umum Berdasarkan Rupiah dan Valuta Asing.. 20
Ringkasan Eksekutif
Bank Indonesia Padang
v
Grafik 3.10 Perkembangan Suku Bunga Tabungan dan Suku Bunga Deposito
Bank Umum... 20
Grafik 3.11 Perkembangan Simpanan Perseorangan …... 21
Grafik 3.12 Perkembangan DPK Bank Umum Berdasarkan Pemilik Lainnya...
21
Grafik 3.13 Perkembangan dan Pertumbuhan (qtq) Penyaluran Kredit Bank
Umum (Lokasi Proyek)……….
22
Grafik 3.14 Perkembangan dan Pertumbuhan Bulanan Penyaluran Kredit Bank
Umum (Lokasi Proyek) Berdasarkan Kelompok Bank...
22
Grafik 3.15 Perkembangan Penyaluran Kredit Bank Umum (Lokasi Proyek)
Berdasarkan Jenis Penggunaan...
22
Grafik 3.16 Pangsa Penyaluran Kredit Bank Umum (Lokasi Proyek) Berdasarkan
Jenis Penggunaan...
22
Grafik 3.17 Perkembangan Penyaluran Kredit Bank Umum (Lokasi Proyek)
Berdasarkan Sektor Ekonomi ...
23
Grafik 3.18 Pangsa Penyaluran Kredit Bank Umum (Lokasi Proyek) Berdasarkan
Sektor Ekonomi...
23
Grafik 3.19 Perkembangan Penyaluran Kredit Modal Kerja Bank Umum (Lokasi
Proyek) Berdasarkan Sektor Ekonomi...
23
Grafik 3.20 Perkembangan Penyaluran Kredit Investasi Bank Umum (Lokasi
Proyek) Berdasarkan Sektor Ekonomi...
23
Grafik 3.21 Perkembangan Rasio NPL Bank Umum Sumbar (Lokasi Proyek)... 24
Grafik 3.22 Perkembangan NPL dan Total Kredit Bank Umum Sumbar ………… 24
Grafik 3.23 Perkembangan Rasio NPL Bank Umum Sumbar (Lokasi Proyek)
Berdasarkan Sektor Ekonomi...
24
Grafik 3.24 Perkembangan Rasio NPL Bank Umum Sumbar (Lokasi Proyek)
Berdasarkan Jenis Penggunaan...
24
Grafik 3.25 Perkembangan Simpanan Berjangka (Deposito) Bank Umum Sumbar
Berdasarkan Jangka Waktu...
25
Grafik 3.26 Komposisi Kredit Bank Umum Sumbar (Lokasi Proyek) Berdasarkan
Jenis Penggunaan...
25
Grafik 3.27 Komposisi DPK Bank Umum Sumbar (Lokasi Proyek) Berdasarkan
Golongan Pemilik...
25
Grafik 3.28 Perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit dan BI-rate... 25
Grafik 3.29 Perkembangan NPL Nominal dan Kredit Kolektibilitas 2 Sumbar
(Lokasi Proyek)...
26
Grafik 3.30 Perkembangan Kredit Kolektibilitas 2 Sumbar (Lokasi Proyek)
Berdasarkan Jenis Penggunaan...
26
Grafik 3.31 Perkembangan Kredit Kolektibilitas 2 Sumbar (Lokasi Proyek)
Berdasarkan Sektor Ekonomi...
27
Grafik 3.32 Perkembangan Kredit Kolektibilitas 2 Sumbar (Lokasi Proyek)
Sub-Sektor Perkebunan...
27
Grafik 3.33 Perkembangan dan Pertumbuhan (qtq) Kredit MKM Sumbar (Lokasi
Proyek)...
Ringkasan Eksekutif
Bank Indonesia Padang
vi
Grafik 3.34 Perkembangan Kredit MKM Sumbar (Lokasi Proyek) Berdasarkan
Kelompok Bank...
28
Grafik 3.35 Perkembangan Kredit MKM (Lokasi Proyek) Berdasarkan Plafon... 28
Grafik 3.36 Perkembangan Kredit MKM (Lokasi Proyek) Berdasarkan Jenis Penggunaan... 28 Grafik 3.37 Perkembangan Kredit MKM (Lokasi Proyek) Berdasarkan Sektor Ekonomi... 29 Grafik 3.38 Perkembangan Kredit MKM (Lokasi Proyek) Berdasarkan Sektor Ekonomi... 29 Grafik 3.39 Perkembangan NPL Kredit MKM Sumbar (Lokasi Proyek)... 29
Grafik 3.40 Perkembangan Rasio NPL Kredit MKM Sumbar (Lokasi Proyek) Berdasarkan Jenis Penggunaan... 29 Grafik 3.41 Perkembangan Rasio NPL Kredit MKM Sumbar (Lokasi Proyek) Berdasarkan Sektor Ekonomi... 29 Grafik 3.42 Perkembangan NPL nominal dan Kolektibilitas 2 Kredit Kredit MKM Sumbar (Lokasi Proyek)... 29 Grafik 3.43 Perkembangan Kolektibilitas 2 Kredit MKM Sumbar (Lokasi Proyek) Berdasarkan Jenis Penggunaan... 30 Grafik 3.44 Perkembangan Kolektibilitas 2 Kredit MKM Sumbar (Lokasi Proyek) Berdasarkan Sektor Ekonomi... 30 Grafik 3.45 Perkembangan Aset BPR Sumbar... 31
Grafik 3.46 Perkembangan Jumlah DPK BPR Sumbar Berdasarkan Jenis Simpanan ... 31 Grafik 3.47 Perkembangan Jumlah Rekening DPK BPR Sumbar Berdasarkan Jenis Simpanan... 31 Grafik 3.48 Perkembangan Simpanan Deposito BPR Sumbar Berdasarkan Jangka Waktu... 31 Grafik 3.49 Perkembangan Kredit BPR Sumbar (Lokasi Proyek)... 32
Grafik 3.50 Perkembangan Kredit BPR Sumbar Berdasarkan Jenis Penggunaan (Lokasi Proyek)... 32 Grafik 3.51 Perkembangan Kredit BPR Sumbar Berdasarkan Sektor Ekonomi (Lokasi Proyek)... 32 Grafik 3.52 Pangsa Kredit BPR Sumbar Berdasarkan Sektor Ekonomi (Lokasi Proyek)... 32 Grafik 3.53 Perkembangan LDR BPR... 33
Grafik 3.54 Perkembangan NPL BPR... 33
Grafik 3.55 Perkembangan Aset Bank Umum Syariah ………. 34
Grafik 3.56 Perkembangan DPK Bank Umum Syariah... 34
Grafik 3.57 Perkembangan Komposisi DPK Bank Umum Syariah... 35
Ringkasan Eksekutif
Bank Indonesia Padang
vii
Grafik 3.59 Perkembangan Komposisi Pembiayaan Bank Umum Syariah
Berdasarkan Jenis Penggunaan...
35
Grafik 3.60 Perkembangan Komposisi Pembiayaan Bank Umum Syariah
Berdasarkan Sektor Ekonomi …... 35
Grafik 3.61 Perkembangan FDR Bank Umum Syariah... 36
Grafik 3.62 Perkembangan NPF Bank Umum Syariah... 36
Grafik 3.63 Perkembangan Kredit Bank Umum Syariah Dalam Perhatian Khusus (Kolektibilitas 2)... 36 Grafik 4.1 Perkembangan Penerimaan Pajak Pusat melalui Kas Negara di BI... 37
Grafik 4.2 Perkembangan Penerimaan Daerah Pemprov Sumbar……….. 37
Grafik 4.3 Perkembangan Posisi Simpanan Pemerintah Provinsi Sumbar di Perbankan……… 37 Grafik 4.4 Perkembangan Posisi Simpanan Pemerintah Kabupaten dan Kota se-Sumbar……… 37 Grafik 4.5 Posisi Dana Pemerintah Kabupaten / Kota di Perbankan... 38 Grafik 4.6 Jenis Temuan Kelemahan Sistem Pengendalian Intern………. 39
Grafik 4.7 Jenis Temuan Ketidakpatuhan... 39
Grafik 5.1 Perkembangan Aliran Uang Kas Masuk (inflow) dan Keluar (outflow). 41 Grafik 5.2 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar ... 41
Grafik 5.3 Jumlah Uang Tidak Layak Edar (PTTB) Berdasarkan Nominal Pecahan ... 41 Grafik 5.4 Nilai Uang Tidak Layak Edar (PTTB) Berdasarkan Nominal Pecahan 41 Grafik 5.5 Jumlah Temuan Uang Palsu di Sumatera Barat... 41
Grafik 5.6 Rata-Rata Harian Perputaran Kliring... 43
Grafik 5.7 Rasio Cek/BG Kosong terhadap Transaksi Kliring... 43
Grafik 5.8 Perkembangan Transaksi RTGS Propinsi Sumatera Barat... 44
Grafik 5.9 Total Nilai & Volume Transaksi RTGS tiap Kab/Kota di Sumatera Barat... 44
Grafik 5.10 Nilai Transaksi RTGS tiap Kab/Kota di Propinsi Sumatera Barat pada Triwulan III 2009... 44
Grafik 5.11 Volume Transaksi RTGS tiap Kab/Kota di Propinsi Sumatera Barat pada Triwulan III 2009... 44
Grafik 6.1 Lapangan Kerja di Sumbar………...…… 46
Grafik 6.2 Jumlah Penduduk Miskin di Sumbar ... 46
Ringkasan Eksekut if
Bank Indonesi a Padang
1
R
RIINNGGKKAASSAANNEEKKSSEEKKUUTTIIFF K
KAAJJIIAANNEEKKOONNOOMMIIRREEGGIIOONNAALL P
PRROOVVIINNSSIISSUUMMAATTEERRAABBAARRAATT
T
TRRIIWWUULLAANNIIIIII--22000099
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat mulai
meningkat searah dengan proyeksi
Gempa bumi membalikkan arah perbaikan ekonomi Sumbar
Inflasi kota Padang kembali meningkat
Inflasi pasca gempa tidak meningkat seketika
Kinerja perekonom ian Sum at era Barat m ulai m em baik pada t riw ulan III-2009. Pert umbuhan ekonomi Sumbar kembali berakselerasi set elah mengalami perlambat an sejak t riw ulan IV-2008. PDRB Sumbar t riw ulan III-2009 diperkirakan t umbuh sebesar 5,13% (y-o-y), searah dengan proyeksi pada KER t riw ulan sebelumnya sebesar 4,90 - 5,15% (y-o-y). Dari sisi permint aan, sumber pert umbuhan ut ama pada t riw ulan III-2009 berasal dari pemulihan volume ekspor sert a konsumsi rumah t angga. Sayangnya konsumsi pemerint ah dan invest asi masih belum opt imal dalam mendorong pert umbuhan. Sement ara it u, sekt or perdagangan, hot el dan rest oran menjadi kont ribut or ut ama pert umbuhan di sisi lapangan usaha, diikut i sekt or pert anian, sekt or pengangkut an dan komunikasi, sert a sekt or jasa-jasa
Gem pa yang t erjadi di penghujung t riw ulan III-2009 m engakibat kan arah perekonom ian Sum bar yang m ulai m em baik kem bali berbalik arah. Berdasarkan perhit ungan aw al yang dilakukan BNPB bersama Bank Dunia, kerusakan dan kerugian diperkirakan mencapai Rp 21,6 t riliun. Sekt or perdagangan, hot el dan rest oran (PHR) yang menjadi sumber pendorong pert umbuhan t riw ulan III-2009 just ru mengalami kerusakan dan kerugian paling parah. Nilai kerusakan dan kerugian sekt or PHR bersumber dari kerugian subsekt or perdagangan mencapai Rp 1,2 t riliun dan subsekt or pariw isat a sebesar Rp 447 miliar. Pangsa kerusakan sekt or PHR t erhadap kerusakan sekt or produkt if mencapai 64%
M engikut i arah pert um buhan ekonom i, inf lasi kot a Padang t elah m encapai t it ik balik. Fakt or musiman masuknya bulan Ramadhan dan Idul Fit ri t elah membuat inf lasi kot a Padang kembali mengalami t ekanan meskipun masih relat if lebih rendah dibandingkan t ahun-t ahun sebelumnya dimana siklus ini t erjadi. Inf lasi kot a Padang pada t riw ulan laporan t ercat at
sebesar 3,55% (y-o-y). Inf lasi t ert inggi pada t riw ulan laporan t erjadi pada
kelompok makanan jadi, minuman dan t embakau sebesar 8.41% (y-o-y) dan
kelompok bahan makanan sebesar 7,05% (y-o-y). M eskipun arus dist ribusi
barang relat if lancar dan pasokan komodit as bahan pangan mencukupi, namun t ingginya t ingkat konsumsi masyarakat selama periode laporan t elah menyebabkan harga komodit as pada kedua kelompok ini mengalami t ekanan yang cukup berart i. Selain it u, adanya pengaruh pergerakan harga int ernasional sert a f lukt uasi nilai t ukar rupiah juga t urut memberi sumbangan yang berart i t erhadap pergerakan harga beberapa komodit as sepert i gula dan minyak goreng.
Gem pa bum i 30 Sept em ber t idak seket ika m eni ngkat kan inf lasi secara drast is Kot a Padang m eski t et ap m eningkat . Berit a Resmi St at ist ik (BRS) bulan Nopember 2009 melaporkan bahw a kot a Padang pada
bulan Okt ober 2009 mengalami inf lasi sebesar 1,78% (m-t -m). Laju inf lasi
t ahunan kot a Padang t ercat at sebesar 4,36% dan laju inf lasi t ahun kalender sebesar 3,27% . Kelompok bahan makanan t ercat at mengalami inf lasi
t erbesar sebesar 4,01% (m-t -m ) dengan sumbangan sebesar 1,14% .
Sement ara it u, inf lasi t ert inggi berikut nya t erjadi pada kelompok perumahan
Ringkasan Eksekut if
Bank Indonesi a Padang
2
Kinerja bank umum belum meningkat
Kondisi fiskal pemerintah belum membaik
Transaksi system pembayaran meningkat, transaksi BI-RTGS terbesar selama 3 tahun terakhir
Indikator ketenagakerjaan mulai pulih, lapangan kerja tumbuh, tingkat pengangguran menurun
Pertumbuhan ekonomi Sumbar Triw ulan IV-2009 akan terkoreksi 2,0-2,5% dari
M eski perekonom ian m ulai m em baik, kinerja perbankan um um di Sum at era Barat pada t riw ulan III-2009 belum begit u m enunjukkan peningkat an. Sebagian besar indikat or memperlihat kan bahw a kondisi perbankan umum di Sumbar belum cukup bergairah baik dari sisi
pengumpulan dana pihak ket iga, maupun dalam penyaluran kredit . Loan-t
o-deposit rat io (LDR) mengalami sedikit penurunan dibandingkan t riw ulan
sebelumnya, di sisi lain kualit as kredit t erus memburuk yang t erlihat dari
persent ase non-perf orming loan (NPL) yang mengalami peningkat an. Apabila
t idak ada perlakukan khusus, kondisi ini diperkirakan akan relat if semakin berat mengingat gempa yang menimpa Sumbar pada akhir Sept ember 2009 berdampak pada t erganggunya kegiat an para pelaku ekonomi, t erut ama pusat kegiat an ekonomi di Kot a Padang yang mengalami kerusakan parah.
Perbaikan kondisi ekonom i belum t ercerm in pada sisi f iscal pem erint ah. M elambat nya pert umbuhan ekonomi Sumbar pada semest er I-2009 berdampak negat if t erhadap penurunan realisasi penerimaan pemerint ah baik pemerint ah pusat maupun sw ast a. Di saat yang sama, kebijakan st imulus f iskal pemerint ah juga belum opt imal. Pada pert engahan Okt ober 2009, belanja pemerint ah pusat melalui KPPN Padang baru direalisasikan sebesar 57.7% dengan penyumbang t erbesar pada kelompok belanja pegaw ai (86,35% ), belanja lain-lain (62,95% ), dan belanja bant uan sosial (51,98% ). Belanja modal dan belanja barang yang diharapkan bisa mendorong pert umbuhan ekonomi hanya t erealisasi dibaw ah 50% . Sit uasi yang sama juga t erjadi pada pemerint ah daerah baik pemerint ah provinsi maupun pemerint ah kabupat en/kot a. Pola simpanan pemerint ah daerah pada t ahun ini masih sama dengan t ahun-t ahun sebelumnya dimana realisasi belanja t erkonsent rasi just ru pada t riw ulan IV.
Perkem bangan t ransaksi perbankan di w ilayah Kant or Bank Indonesia (KBI) Padang m eningkat pada t riw ulan III-2009 baik yang dilakukan secara t unai m aupun non t unai (kliring dan RTGS). Bulan Ramadhan pada Agust us-Sept ember yang diakhiri dengan adanya puncak
perayaan Hari Raya Idul Fit ri menyebabkan t ransaksi sist em pembayaran di
Sumat era Barat relat if t inggi, bahkan nominal t ransaksi BI-RTGS t erbesar sepanjang t iga t ahun t erakhir. Pada saat yang sama perkembangan t ransaksi
kas net inf low meningkat t ajam di Bank Indonesia Padang. Demikian pula
dengan pemusnahan uang t idak layak edar yang meningkat sejalan dengan meningkat nya arus kas yang masuk ke BI Padang. M eskipun t ransaksi arus kas masuk dan keluar dari perbankan relat if t inggi pada periode ini, namun penemuan uang palsu mengalami penurunan.
M ulai m em baiknya perekonom ian Sum bar didukung dengan kondisi ket enagakerjaan yang lebih baik. Lapangan kerja t umbuh 4,67% at au naik 89 ribu pekerja pada Februari 2009. Jumlah pengangguran mengalami penurunan sement ara jumlah angkat an kerja meningkat membuat Tingkat Pengangguran Terbuka pun t urun dari 9,73% menjadi 7,9% . Tingkat kemiskinan di Sumbar juga mengalami t rend penurunan. Sejak 2006, proporsi penduduk miskin t erhadap t ot al jumlah penduduk Sumbar yang berjumlah 4,76 jut a jiw a semakin kecil dan t ahun 2009 present asenya 9,54% dengan penurunan penduduk miskin sebanyak 47.940 jiw a dibandingkan t ahun sebelumnya (Graf ik 6.2).
Ringkasan Eksekut if
Bank Indonesi a Padang
3
proyeksi sebelum gempa
Inflasi tahunan juga
diperkirakan meningkat di kisaran 4,00 ± 0,50% .
masing-masing memiliki kont ribusi t erhadap pembent ukan PDRB Sumbar sebesar 30,84% dan 7,56% di t ahun 2008, maka diperkirakan pert umbuhan ekonomi Sumbar pada akhir t ahun 2009 akan t erkoreksi 2,00-2,50% dari perkiraan pert umbuhan ket ika t idak t erjadi gempa.
4
Bank Indonesia Padang
BAB I
PERKEM BANGAN EKO NOM I M AKRO
SU M ATERA BARAT
Kinerja perekonom ian Sum at era Barat m ulai m em baik pada t riw ulan
III-2009. Pert umbuhan ekonomi Sumbar kembali berakselerasi set elah mengalami
perlambat an sejak t riw ulan IV-2008 (graf ik 1.1). PDRB Sumbar t riw ulan III-2009
diperkirakan t umbuh sebesar 5,13% (y-o-y), searah dengan proyeksi pada KER
t riw ulan sebelumnya sebesar 4,90 - 5,15% (y-o-y). Pert umbuhan ekonomi
t riw ulanan (q-t -q) pada t riw ulan III-2009 sudah lebih t inggi daripada rat a-rat a dua
t ahun t erakhir. Hal ini mengindikasikan bahw a perlambat an ekonomi t elah
berakhir di Sumat era Barat . Kondisi Sumbar ini lebih baik dibandingkan t iga
provinsi lain di Zona Sumat era Bagian Tengah1
. Belum t erjadi pembalikan arah
pert umbuhan ekonomi t ahunan di provinsi Riau, Jambi, dan Kepulauan Riau
(graf ik 1.2). Pert umbuhan ekonomi kont rakt if bahkan masih t erjadi di Kepulauan
Riau. Lebih cepat nya pemulihan ekonomi di Sumbar t erjadi karena pangsa
permint aan ekst ernal Sumbar relat if lebih kecil dibandingkan provinsi lain,
khususnya Riau dan Kepulauan Riau.
Sumber : BPS, diolah, proyeksi BI untuk triwulan III-09 Sumber : BPS, diolah, proyeksi BI untuk triwulan III-09
Grafik 1.1 Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat Grafik 1.2. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Bagian Tengah (y-o-y)
1
Bank Indonesia membagi wilayah ekonomi Sumatera menjadi 3 Zona Ekonomi yaitu Zona Sumatera Bagian Utara (Aceh dan Sumut), Zona Sumatera Bagian Tengah (Sumbar, Riau, Jambi, Kepri), dan Zona Sumatera Bagian Selatan (Sumsel, Babel, Lampung, Bengkulu)
-1 2 3
-2 4 6 8
2007.1 2007.2 2007.3 2007.4 2008.1 2008.2 2008.3 2008.4 2009.1 2009.2 2009.3
Persen Persen
q-t-q (sisi kanan) y-o-y (sisi kiri) -2 0 2 4 6 8 10
Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi
Persen
5
Bab I : Perkembangan Ekonomi Makro Sumatera Barat
Bank Indonesia Padang Dari sisi perm int aan, sum ber pert um buhan ut am a pada t riw ulan III-2009
berasal dari pem ulihan volum e ekspor sert a konsum si rum ah t angga.
M ulai pulihnya perekonomian int ernasional kembali mendorong permint aan
komodit as perkebunan sepert i CPO dan karet . Konsumsi rumah t angga juga
meningkat seiring masuknya musim liburan, t ahun ajaran baru, bulan puasa, dan
lebaran. Sayangnya konsumsi pemerint ah dan invest asi masih belum opt imal
dalam mendorong pert umbuhan. Sement ara it u, sekt or perdagangan, hot el dan
rest oran menjadi kont ribut or ut ama pert umbuhan di sisi lapangan usaha, diikut i
sekt or pert anian, sekt or pengangkut an dan komunikasi, sert a sekt or jasa-jasa
(graf ik 1.4).
Sumber : BPS, diolah, proyeksi BI untuk triwulan III-09 Sumber : BPS, diolah, proyeksi BI untuk triwulan III-09
Grafik 1.3 Kontribusi terhadap Pertumbuhan PDRB Menurut Jenis Pengeluaran (q-t-q)
Grafik 1.4. Kontribusi terhadap Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha (q-t-q)
Sumber : Survey Konsumen BI Sumber : DPKD Sumbar
Grafik 1.5 Indeks Kepercayaan Konsumen Grafik 1.6. Penjualan Sepeda Motor
Konsum si rum ah t angga m asih m enjadi sum ber pert um buhan ekonom i.
Penguat an konsumsi sw ast a didukung oleh indikat or keyakinan konsumen,
belanja, dan pembiayaan kredit . Pada t riw ulan III-2009, survei konsumen yang
dilakukan BI menunjukkan indeks keyakinan konsumen berada pada area posit if ,
-1 -1 2 3
Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi Pemerintah
Investasi PMTB
Net Ekspor PDRB
Persen
2009.1 2009.2 2009.3
(0,20) 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20
PERDAGANGAN, HOTEL, DAN
RESTORAN
PERTANIAN PENGANGKUTAN
DAN KOMUNIKASI JASA-JASA
Persen
Q.4-2008 Q.1-2009 Q.2-2009 Q.3-2009
0 20 40 60 80 100 120 140
2007 2008 2009
S
B
T
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt
Unit
Bab I: Perkembangan Ekonomi Makro Sumatera Barat
Bank Indonesia Padang
6
t ert inggi selama dua t ahun t erakhir (graf ik 1.5). Hal ini diperkuat dengan
pulihnya penjualan sepeda mot or sejak bulan M ei 2009 (graf ik 1.6). Pembiayaan
perbankan t erhadap konsumsi juga t erus t umbuh (graf ik 1.7).
Penghasil kom odit as ekspor m asih w ait and see t erhadap perkem bangan
ekonom i global. M eski ekspor mulai menunjukkan pemulihan sert a nilai t ukar
rupiah t elah menguat , kegiat an impor selama t ahun 2009 masih jauh menurun
dibandingkan t ahun 2008 (graf ik 1.8). Salah sat u komodit as impor ut ama Sumbar
adalah pupuk. Impor pupuk periode Januari-Juli 2009 t ercat at hanya 8 ribu t on,
padahal pada periode yang sama t ahun 2008 volume impor pupuk mencapai 163
ribu t on. Hal ini mengindikasikan bahw a kalangan pet ani maupun perusahaan
perkebunan masih menunggu perkembangan perekonomian dunia lebih lanjut
sebelum kembali meningkat kan kegiat annya sebagaimana saat t erjadi booming
pada t ahun 2007-2008.
Sumber : Sekda-BI, diolah Sumber : Sekda-BI, diolah
Grafik 1.7 Posisi Kredit Konsumsi Berlokasi di Sumbar Grafik 1.8. Perkembangan Ekspor Impor
Sumber : Asosiasi Semen Indonesia, diolah Sumber : Sekda-BI, diolah
Grafik 1.9 Penurunan Konsumsi Semen 2008-2009 Grafik 1.10. Posisi Giro Pemda di Perbankan
Pengeluaran invest asi m asih belum banyak berubah, sam a dengan pola
pengeluaran pem erint ah pada t ahun-t ahun sebelum nya. Pangsa invest asi
5.80 6.00 6.20 6.40 6.60 6.80 7.00 7.20 7.40 7.60 7.80
Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug
2008 2009 Rp triliun -100,000 -50,000 0 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000
Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul
2007 2008 2009
Ribu USD Impor Ekspor Trade Balance -25.00% -20.00% -15.00% -10.00% -5.00% 0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% S u m b a r D. I. A c e h R ia u L a m p u n g K e p . R ia u B a n g k a -B e li tu n g Ja m b i Su m s e l S u m u t B e n g k u lu 0 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 2 0 0 6 /J a n 2 0 0 6 /M a r 2 0 0 6 /Ma y 2 0 0 6 /J u l 2 0 0 6 /S e p 2 0 0 6 /N o v 2 0 0 7 /J a n 2 0 0 7 /M a r 2 0 0 7 /M a y 2 0 0 7 /J u l 2 0 0 7 /S e p 2 0 0 7 /N o v 2 0 0 8 /J a n 2 0 0 8 /M a r 2 0 0 8 /M a y 2 0 0 8 /J u l 2 0 0 8 /S e p 2 0 0 8 /N o v 2 0 0 9 /J a n 2 0 0 9 /M a r 2 0 0 9 /M a y 2 0 0 9 /J u l 2 0 0 9 /S e p Rp Juta
7
Bab I : Perkembangan Ekonomi Makro Sumatera Barat
Bank Indonesia Padang
t erhadap PDRB t riw ulan III-2009 sebesar 17,36% , sement ara rat a-rat a selama 6
t ahun t erakhir sebesar 18,18% . Bahkan dibandingkan dengan provinsi lain di
Sumat era, indikat or konsumsi semen di Sumbar mengalami penurunan yang
paling t ajam (graf ik 1.9). Hal ini mengindikasikan bahw a masih perlu upaya lebih
keras bagi pemerint ah unt uk memperbaiki iklim invest asi. Selanjut nya, kebijakan
f iskal pemerint ah baik pemerint ah pusat dan daerah belum opt imal dalam
mendorong pert umbuhan ekonomi pada t riw ulan III-2009. Hal ini t erlihat dari
pola realisasi belanja pemerint ah yang masih belum berubah dibandingkan t
ahun-t ahun sebelumnya. Indikaahun-t or simpanan pemerinahun-t ah daerah di perbankan
menunjukkan bahw a posisi simpanan pemerint ah daerah dalam bent uk giro baik
pemerint ah provinsi maupun pemerint ah kabupat en/kot a t et ap t inggi (graf ik
1.10). Ini menunjukkan bahw a realisasi belanja pemerint ah masih belum opt imal
meskipun pengesahan APBD t elah sesuai jadw al.
Sumber : Sekda-BI, diolah Sumber : Sekda-BI, diolah
Grafik 1.11 Pertumbuhan Kredit Sektor Perdagangan dan Pangsa terhadap Total Kredit
Grafik 1.12. Pertumbuhan Kredit Sektor Perdagangan Berdasarkan Kabupaten/Kota Lokasi Proyek
Sekt or perdagangan, hot el, dan rest oran (PHR) t um buh paling t inggi
m erespon penguat an konsum si. Indikat or pembiayaan unt uk sekt or PHR
menunjukkan kenaikan penyaluran sejak aw al t ahun 2009. Posisi kredit unt uk
sekt or PHR pada akhir bulan Agust us 2009 t ercat at sebesar Rp 17,96 t riliun at au
25,24% dari t ot al penyaluran kredit perbankan. Pangsa kredit sekt or PHR ini
sempat t urun menjadi 23,29% pada aw al krisis meledak di bulan Sept ember 2008.
(graf ik 1.11). Yang menggembirakan, muncul sumber-sumber pert umbuhan baru
selain Kot a Padang. Beberapa w ilayah yang mengalami pert umbuhan penyaluran
kredit sekt or PHR di at as 30% ant ara lain Kab. Pasaman (t ermasuk Kab. Pasaman
Barat ), Kot a Pariaman (t ermasuk Kab. Padang Pariaman), Kab. Pesisir Selat an, dan
Kot a Payakumbuh (t ermasuk Kab. 50 Kot a) sebagaimana t erdapat pada graf ik
20 21 22 23 24 25 26 27 -1 2 3 4 5 Ja n Fe b M a r A p r M a y Ju n Ju l A u g Se p O c t N o v De c Ja n Fe b M a r A p r M a y Ju n Ju l A u g 2008 2009 persen Rp triliun
Posisi (sisi kiri) % thd total kredit (sisi kanan)
0.00% 0.10% 0.20% 0.30% 0.40% 0.50% 0.60% 0.70% 0.80% 0.90% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% K o ta P a d a n g K o ta Bu ki tt in g g i K o ta P a d a n g p a n ja n g K a b . T a n a h D a ta r K a b /K o ta l a in n y a K a b . S ij u n ju n g K o ta S o lo k K a b . So lo k K o ta P a ya ku m b u h K a b . P e si si r Se la ta n K o ti f P a ri a m a n K a b .P a sa m a n
Pertumbuhan (y-o-y,sisi kiri)
Bab I: Perkembangan Ekonomi Makro Sumatera Barat
Bank Indonesia Padang
8
1.12). Selanjut nya, kinerja pariw isat a Sumbar pada t riw ulan III-2009 juga
menunjukkan peningkat an yang cukup baik yang diindikasikan dengan kenaikan
kunjungan w isat aw an mancanegara(graf ik 1.13). Bahkan pada bulan Agust us
2009, masyarakat sempat dihebohkan dengan isu penjualan t iga pulau di
kaw asan Kepulauan M ent aw ai yakni Pulau Siloinak, M akaroni, Kandui
. Pada situs
www.privateislandsonline.com
,
Pulau M akaroni dit aw arkan empat jut a dolar ASdengan luas 14 hekt ar, Pulau Siloinak dihargai 1,6 jut a dolar AS dengan luas
sekt iar 24 hekt ar, sedangkan Pulau Kandui dit aw arkan delapan jut a dolar AS
dengan luas 26 hekt ar. M eski kemudian dibant ah oleh pihak Pemda Sumbar
bahw a yang t erjadi adalah penjualan resort , namun hal ini menunjukkan bahw a
masih banyak pot ensi pariw isat a Sumbar yang bisa dijual dan diminat i w isat aw an.
Sayangnya, gem pa yang t erjadi di penghujung t riw ulan III-2009
m engakibat kan arah perekonom ian Sum bar yang m ulai m em baik
kem bali berbalik arah. Berdasarkan perhit ungan aw al yang dilakukan BNPB
bersama Bank Dunia, kerusakan dan kerugian diperkirakan mencapai Rp 21,6
t riliun. Sekt or perdagangan, hot el dan rest oran (PHR) yang menjadi sumber
pendorong pert umbuhan t riw ulan III-2009 just ru mengalami kerusakan dan
kerugian paling parah. Nilai kerusakan dan kerugian sekt or PHR bersumber
dari kerugian subsekt or perdagangan mencapai Rp 1,2 t riliun dan subsekt or
pariw isat a sebesar Rp 447 miliar. Pangsa kerusakan sekt or PHR t erhadap
kerusakan sekt or produkt if mencapai 64% (selengkapnya dapat dibaca di
box).
Pada sekt or pert anian, realisasi produksi t anam an bahan m akanan m asih
sesuai dengan proyeksi. Angka ramalan (aram) III yang dikeluarkan BPS pada
aw al November 2009 menunjukkan bahw a produksi padi t ahun 2009 mencapai
2,06 jut a t on, t idak berbeda jauh dengan aram I dan II. Tercapainya proyeksi
t ersebut bersumber dari meningkat nya luas panen t erut ama pada bulan M
ei-Agust us 2009 (graf ik 1.14). Hal ini didukung pula dengan st abilnya harga beras
baik di t ingkat penggilingan dan di t ingkat pet ani (graf ik 1.15). St abilnya harga
beras merupakan salah sat u f akt or kunci rendahnya inf lasi Sumbar pada t ahun ini
9
Bab I : Perkembangan Ekonomi Makro Sumatera Barat
Bank Indonesia Padang
Sement ara it u, pada subsekt or perkebunan, beberapa komodit as menunjukkan
perkembangan yang cukup baik.
Sumber : BPS, diolah Sumber : BPS, diolah, 2007-2008 (Atap), 2009 (Aram III)
Grafik 1.13 Kunjungan Wisatawan Mancanegara Grafik 1.14. Luas Panen Padi 2007-2009
Sumber : BPS, diolah Sumber : BPS, diolah
Grafik 1.15 Perkembangan Harga Padi Grafik 1.16. Perkembangan Produksi Semen PT Semen Padang
Invest asi yang st agnan berpengaruh t erhadap produksi sem en PT Sem en
Padang sebagai indust ri ut am a di Sum bar. Produksi semen yang sempat
meningkat pada t riw ulan I-2009 berbalik arah dan t erus menurun hingga akhir
Sept ember 2009 (graf ik 1.16). Lemahnya permint aan dari dalam negeri maupun
luar negeri mengakibat kan penurunan produksi. Dari w ilayah Sumat era misalnya,
7 dari 10 provinsi mengalami penurunan konsumsi semen(graf ik 1.9). Ekspor
semen juga mengalami penurunan sebesar 27% , dari 735 ribu t on
(Januari-Sept ember 2008) menjadi 536 ribu t on (Januari-(Januari-Sept ember 2009).
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000
Tw - I Tw - II Tw - III Tw - IV
Orang 2007 2008 2009 44.00 44.50 45.00 45.50 46.00 46.50 47.00 47.50 48.00 48.50
Jan-Apr Mei-Agt Sep-Des
Ha 2007 2008 2009 -500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 M a y -08 Ju n -08 Ju l-08 A u g -08 S e p -08 O c t-08 N o v -08 De c -08 Ja n -09 F e b -09 M a r-09 A p r-09 M a y -09 Ju n -09 Ju l-09 A u g -09 S e p -09 Rp/kg Tingkat Penggilingan Tingkat Petani -50 100 150 200 250 -100 200 300 400 500 600 Ja n u a r i F e b r u a r i M a r e t A p r il M e i Ju n i Ju li A g u s tu s Se p te m b e r Rp milyar ribu ton
B O K S
Quick Assesment Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Pasca Gempa 30 September 2009
Sektor Perdagangan, Hotel , dan Restoran Rusak Parah,
Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Tahun 2009 Menyusut
Sore hari tanggal 30 September 2009, gempa bumi hebat mengguncang Provinsi Sumatera Barat. Gempa yang berkekuatan 7,9 SR dengan episentrum berada di Padang Pariaman mengakibatkan kerusakan pada 13 kabupaten/kota dengan kerusakan paling parah terjadi di Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Pariaman, dan Kabupaten Agam. Daerah Sumatera Barat memang terletak di wilayah rawan gempa, berada di zona subduksi antara Lempeng Indo-Australia dan dan Eurasia.
Gempa yang terjadi di penghujung triwulan III-2009 mengakibatkan arah perekonomian Sumbar yang mulai membaik kembali berbalik arah. Berdasarkan perhitungan awal yang dilakukan BNPB bersama Bank Dunia, kerusakan dan kerugian diperkirakan mencapai Rp 21,6 triliun. Infrastruktur mengalami kerusakan paling parah sebanyak 78%, diikuti dengan sektor produktif sebesar 11% (grafik B.1). Dari sisi kepemilikan, kelompok pribadi/swasta merupakan pihak yang paling merugi akibat gempa. Aset milik pribadi/swasta seperti rumah, bangunan sekolah, rumah sakit mengalami kerusakan yang cukup parah. Di bidang infrastruktur, kerugian aset milik pribadi/swasta mencapai 97% diikuti pada sektor produktif yang mencapai 85% (grafik B.2).
Sumber : BNPB dan Worldbank, diolah Sumber : BNPB dan Worldbank, diolah
Grafik B.1 Persentase Kerusakan dan Kerugian Akibat Gempa Bumi
Grafik B.2 Persentase Kepemilikan Aset yang Mengalami Kerusakan
Sumber : BNPB dan Worldbank, diolah Sumber : BNPB dan Worldbank, diolah
Grafik B.3 Persentase Kerusakan dan Kerugian pada Sektor Produktif
Grafik B.4 Pangsa Kepemilikan Pribadi/Swasta terhadap Kerusakan dan Kerugian Sektor Produktif
Infrastruktur 78% Layanan
Publik 8%
Sektor Produktif
11%
Cross Sectoral
3%
97%
67%
85%
3%
33%
15%
100%
Infrastruktur Layanan Publik Sektor Produktif Cross Sectoral
Pribadi/Swasta Publik
Industri 7%
Pertanian 14%
Keuangan 15%
Pariwisata 24% Perdaganga
n 40%
Pertanian, 74%
Perdaganga n, 96%
Industri, 100% Keuangan,
22%
Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) yang menjadi sumber pendorong pertumbuhan triwulan III-2009 justru mengalami kerusakan dan kerugian paling parah. Nilai kerusakan dan kerugian sektor PHR bersumber dari kerugian subsektor perdagangan mencapai Rp 1,2 triliun dan subsektor pariwisata sebesar Rp 447 miliar. Pangsa kerusakan sektor PHR terhadap kerusakan sektor produktif mencapai 64% (grafik B.3). Jika dilihat dari kepemilikan aset sektor produktif yang rusak, sebagian besar aset pada sektor PHR adalah milik pribadi/swasta dengan pangsa lebih dari 95% (grafik B.4). Tingginya kerusakan yang dialami pada sektor pendorong utama pada perekonomian Sumbar akan merupakan faktor yang cukup signifikan dalam menurunkan output perekonomian dalam dua tahun kedepan.
Berdasarkan asesmen awal terhadap kerusakan dan kerugian yang dilakukan, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumbar tahun 2009 pasca gempa bumi 30 September mengalami penurunan dibawah proyeksi awal. Sebelum terjadi gempa bumi, seiring dengan membaiknya berbagai indikator makroekonomi, Bank Indonesia memperkirakan PDRB Sumbar tahun 2009 meningkat dengan kisaran 5,0-5,5%. Namun, dengan tingginya kerusakan pada sektor PHR yang mendorong pertumbuhan ekonomi Sumbar maka proyeksi PDRB Sumbar tahun 2009 turun sekitar 2,0-2,5% di bawah proyeksi sebelumnya pada skenario optimis (tabel B.1). Penurunan proyeksi PDRB ini didukung oleh fakta bahwa hingga sebulan pasca gempa kegiatan sektor PHR masih terbatas seperti belum beroperasinya hotel-hotel berbintang di Kota Padang, belum beroperasinya pasar-pasar modern seperti Plaza Andalas, Sentral Pasaraya, Matahari Dept. Store, serta terbatasnya kapasitas Pasar Raya Padang sebagai salah satu pusat perdagangan di Sumbar.
Tabel B.1. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Tahun 2009 Pasca Gempa
Sumber : Proyeksi BI Padang
2006 2007 2008
Skenario Pesimis Skenario Moderat Skenario Optimis
(-40%) (-20%) (-10%)
PDRB 4 Kota Terparah
Padang 9,577,496 10,165,761 10,797,259 10,122,430 10,662,293 10,932,225
Padang Pariaman 2,346,366 2,489,684 2,645,119 2,479,799 2,612,055 2,678,183
Pariaman 1,019,917 1,126,041 1,318,387 1,235,988 1,301,907 1,334,867
Agam 2,468,762 2,626,067 2,793,689 2,619,083 2,758,768 2,828,610 15,412,540 16,407,553 17,554,454 16,457,301 17,335,023 17,773,885
PDRB selain 4 Kota Terparah 15,537,405 16,505,415 17,453,468 18,326,141.02 18,326,141.02 18,326,141.02
Total PDRB Sumbar 30,949,945 32,912,969 35,007,922 34,783,442 35,661,164 36,100,026
Pertumbuhan 6.14% 6.34% 6.37% -0.64% 1.87% 3.12%
10
Bab 3 : InflasiBank Indonesia Padang
BAB II
PERKEM BAN GAN IN FLASI REGIO N AL
Set elah m engalam i perlam bat an sejak t riw ulan IV-2008, inf lasi kot a
Padang m ulai m encapai t it ik balik. Pada t riw ulan II-2009 inf lasi kot a Padang
t ercat at sebesar 2,80% (y-o-y) (graf ik 2.1). Fakt or musiman masuknya bulan
Ramadhan dan Idhul Fit ri t elah membuat inf lasi kot a Padang kembali mengalami
t ekanan meskipun masih relat if lebih rendah dibandingkan t ahun-t ahun
sebelumnya dimana siklus ini t erjadi. Inf lasi kot a Padang pada t riw ulan laporan
t ercat at sebesar 3,55% (y-o-y).
M asih t erjaganya t ingkat inf lasi kot a Padang pada level yang relat if
rendah selam a bulan puasa dan lebaran didukung oleh berbagai
kebijakan pem erint ah daerah dalam m em ant au ket ersediaan dan arus
barang. Unt uk menahan laju pergerakan harga kebut uhan pokok yang t erus
melambung selama bulan puasa dan lebaran, pasar sembako murah marak di
gelar oleh pemerint ah daerah maupun pihak sw ast a. Sement ara it u, pemda
bekerjasama dengan dinas t erkait juga melakukan operasi pasar t erhadap
komodit as yang sudah mengalami peningkat an harga di at as bat as yang w ajar.
Pengaw asan t erhadap t at aniaga komodit as penyumbang inf lasi t erbesar juga
t erus dilakukan.
Set elah sem pat berada di baw ah inf lasi nasional pada t riw ulan II-2009,
inf lasi kot a Padang pada t riw ulan III-2009 kem bali berada di at as level
inf lasi nasional. Berbeda dengan inf lasi kot a Padang yang mengalami
peningkat an dari 2,80% (y-o-y) pada t riw ulan II-2009 menjadi 3,55% (y-o-y) pada
t riw ulan III-2009, inf lasi nasional masih t erus mengalami perlambat an sejak
t riw ulan IV-2008. Pada t riw ulan III-2009 inf lasi nasional t ercat at sebesar 2,83% (
y-o-y) at au menurun dibandingkan t riw ulan sebelumnya yang t ercat at sebesar
3,65% (y-o-y).
Sejalan dengan inf lasi yang t erjadi di kot a Padang, inf lasi sebagian besar
kot a-kot a di propinsi t et angga pada t riw ulan laporan juga m engalam i
peningkat an. Inf lasi kot a Bengkulu meningkat dari 3,29% (y-o-y) menjadi 3,73%
(y-o-y), inf lasi kot a Jambi meningkat dari 1,10% (y-o-y) menjadi 1,71% (y-o-y),
11
Bab II :Perkembangan Infl asi RegionalBank Indonesia Padang
kot a Pekanbaru yang mengalami penurunan laju inf lasi t ahunan dari 3,68% (
y-o-y) menjadi 2,20% (y-o-y).
Graf ik 2.1: Perkem bangan Inf lasi Kot a Padang & Nasional (y-o-y)
Graf ik 2.2: Perkem bangan Inf lasi Nasional, Kot a Padang & Kot a-kot a di Propinsi Tet angga (y-o-y)
Inf lasi t ert inggi pada t riw ulan laporan t erjadi pada kelom pok m akanan
jadi, m inum an dan t em bakau sebesar 8.41% (y-o-y) dan kelom pok bahan
m akanan sebesar 7,05% (y-o-y). M eskipun arus dist ribusi barang relat if lancar
dan pasokan komodit as bahan pangan mencukupi, namun t ingginya t ingkat
konsumsi masyarakat selama periode laporan t elah menyebabkan harga
komodit as pada kedua kelompok ini mengalami t ekanan yang cukup berart i.
Selain it u, adanya pengaruh pergerakan harga int ernasional sert a f lukt uasi nilai
t ukar rupiah juga t urut memberi sumbangan yang berart i t erhadap pergerakan
harga beberapa komodit as sepert i gula dan minyak goreng.
Kelom pok sandang juga t ercat at m engalam i inf lasi yang cukup t inggi
pada t riw ulan laporan yait u sebesar 4,14% (y-o-y). Kelompok Sandang
merupakan kelompok yang secara rut in juga t erkena imbas inf lasi set iap periode
bulan puasa dan lebaran. Hal ini disebabkan adanya t radisi unt uk mengenakan
pakaian dan perhiasan baru bagi sebagian besar masyarakat . Tingginya
permint aan t erhadap kebut uhan sandang ini biasanya dimanf aat kan oleh
beberapa ret ailer garmen unt uk memat ok harga pada level t ert ent u yang relat if
lebih t inggi dari kondisi normal meskipun dibalut dengan iming-iming diskon.
Selain it u, adanya penguat an harga emas di pasar int ernasional juga membuat
subkelompok sandang lainnya yang didominasi oleh pergerakan harga emas juga
t erus mengalami peningkat an harga.
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 T w .I T w .I I T w .I II T w .I V T w .I T w .I I T w .I II T w .I V T w .I T w I I T w I II T w .I V T w .I T w I I T w I II T w .I V T w .I T w I I T w I II
2005 2006 2007 2008 2009
pe rs e n (% )
Padang Pekanbaru Bengkulu Jambi Batam Nasional
Tahun dasar 2007
0 5 10 15 20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III* IV I II III 2005 2006 2007 2008 2009
Bab II : Perkembangan Infl asi Regional
Bank Indonesia Padang
12
Tw. III* Tw. IV* Tw. I Tw. II* Tw. III* Perubhn. Sumb. Perubhn. Sumb. Perubhn. Sumb. Perubhn. Perubhn. Perubhn. Perubhn. Perubhn. Perubhn.
UMUM / TOTAL 9.00 9.00 6.90 6.90 7.59 7.59 12.67 13.00 12.68 9.21 2.80 3.55
Bahan Makanan 16.54 4.94 8.80 2.82 9.51 3.20 23.02 21.90 21.26 11.35 1.33 7.05 Makanan Jadi 11.30 1.93 11.45 1.94 10.57 1.77 14.04 12.94 13.73 13.35 7.06 8.41 Perumahan 5.44 1.10 5.44 1.06 6.89 1.31 8.18 9.67 8.01 5.95 3.07 0.43 Sandang 6.06 0.44 6.03 0.42 8.84 0.61 4.47 5.57 5.69 6.89 5.41 4.14 Kesehatan 7.34 0.22 8.46 0.25 9.29 0.26 7.66 6.45 4.87 4.61 2.46 1.67 Pendidikan 2.24 0.13 2.84 0.16 3.04 0.17 3.30 8.93 9.01 8.99 8.18 0.62 Transportasi & Komk 1.39 0.23 1.55 0.24 1.77 0.27 9.79 10.29 10.05 7.42 -1.89 -1.65
Sumber : BPS Sumbar, diolah. *mulai Tw.II-2008 menggunakan tahun dasar 2007=100
2009
Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II*
Kelompok Barang & Jasa
2007 2008
Tabel 2.1
Perkem bangan Inf lasi Tahunan Kot a Padang M enurut Kel. Barang dan Jasa (y-o-y, % )
Set elah pada dua t riw ulan sebelum nya subkelom pok bum bu-bum buan
m engalam i def lasi yang cukup dalam yait u bert urut -t urut sebesar 14,74%
(y-o-y) dan 21,10% (y-o-y), kini subkelom pok bum bu-bum buan berbalik
arah m engalam i inf lasi yang sangat t inggi yait u sebesar 52,70% (y-o-y).
Tingginya konsumsi masyarakat minang t erhadap bumbu-bumbuan t erut ama
cabe merah dan baw ang merah t elah membuat pergerakan harga komodit as ini
sangat rent an sehingga konsist en mempengaruhi pergerakan inf lasi kelompok
bahan makanan. Hasil Survey Pemant auan Harga (SPH) yang dilakukan oleh KBI
Padang menunjukkan adanya peningkat an harga yang persist en pada komodit as
cabe merah selama bulan Sept ember 2009 t erut ama di minggu ket iga dan
keempat . Harga rat a-rat a cabe merah di bulan Juni 2009 yang t ercat at sebesar
Rp15.550, melonjak hingga mencapai Rp23.055 at au meningkat sebesar 48,3%
pada bulan Sept ember 2009. Sement ara it u, harga komodit as baw ang merah yang
sempat mengalami kenaikan pada bulan Juli hingga pert engahan Agust us 2009,
kembali mereda dan st abil di bulan Sept ember 2009. Rat a-rat a kenaikan harga
baw ang merah di t riw ulan laporan sebesar 7,6% dibandingkan t riw ulan
sebelumnya.
Lancarnya pasokan beras ke berbagai pasar di Kot a Padang m enyebabkan
harga beras relat if st abil selam a bulan puasa dan lebaran. Inf lasi
subkelompok padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya pada t riw ulan laporan
t ercat at sebesar 5,10% (y-o-y). Persediaan beras Bulog di Kot a Padang masih
sebesar 10.569.054 kg at au set ara dengan kebut uhan 3 bulan ke depan,
sedangkan Provinsi Sumat era Barat sebesar 17.272.349 kg at au set ara dengan
kebut uhan 6 bulan kedepan. Harga beras asal sent ra Solok dan Bukit t inggi
kualit as I di Pasar Raya Padang masih bert ahan Rp7.800/kg. Selanjut nya harga
beras kualit as II asal M uaro Labuh dan Pariaman st abil sebesar Rp7.200/kg at au
sama dengan bulan lalu. Kondisi ini dit ambah dalam jumlah besar pet ani t ingkat
13
Bab II :Perkembangan Infl asi RegionalBank Indonesia Padang
TW.I TW.II TW.III Bahan Makanan 11.35 1.33 7.05
Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 15.75 5.58 5.10 Daging dan Hasil-hasilnya 11.05 8.39 6.50
Ikan Segar 23.39 4.46 4.32
Ikan Diawetkan 22.66 13.17 3.78
Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 11.90 6.33 2.59
Sayur-sayuran 18.71 -4.77 -8.57
Kacang - kacangan 8.19 3.94 -0.63
Buah - buahan 23.24 10.43 7.58
Bumbu - bumbuan -14.74 -21.10 52.70 Lemak dan Minyak 1.01 -6.54 -9.12 Bahan Makanan Lainnya 2.10 0.09 0.22
Kelompok / Subkelompok 2009
sent ra ke pasaran relat if banyak. Sebagian besar pet ani t ingkat sent ra yang
sedang panen diant aranya berasal dari Tanah Dat ar, Padang Pariaman dan Agam1
.
Harga daging ayam ras cenderung f lukt uat if sepanjang t riw ulan III-2009
dan m encapai harga t ert ingginya pada m inggu ket iga bulan Sept em ber
2009. M enjelang perayaan hari lebaran permint aan masyarakat t erhadap
komodit as daging dan ayam cenderung meningkat . Harga ayam ras yang biasanya
berada pada kisaran Rp 20.000/kg naik menjadi Rp 30.000-35.000/kg. Sement ara
it u, harga daging sapi juga dilaporkan ada yang menyent uh Rp 75.000/kg dari
biasanya Rp60.000/kg2
.
Unt uk m enahan laju pergerakan harga kebut uhan pokok yang t erus
m elam bung, pasar sem bako m urah m arak di gelar oleh pem erint ah
daerah m aupun pihak sw ast a. Kenaikan harga beberapa kebut uhan pokok
yang masih t erjadi menjelang hari lebaran disikapi oleh Pemprov Sumbar dengan
menggelar bazar sembako murah. Pihak sw ast a sepert i BPD pun t urut sert a
menggelar kegiat an serupa sebagai aksi sosial t erhadap masyarakat sekit ar.
Dengan adanya subsidi harga berkisar ant ara 20% diharapkan daya beli
masyarakat dapat t erjaga.
Tabel 2.2
Perkem bangan Inf lasi Kelom pok Bahan M akanan (y-o-y, % )
M eskipun sebagian besar kom odit as pada kelom pok bahan m akanan
m engalam i peningkat an harga, ada beberapa subkelom pok yang just ru
m engalam i def lasi. Subkelompok lemak dan nabat i sert a subkelompok
1
Haluan, 14 September 2009
2
Bab II : Perkembangan Infl asi Regional
Bank Indonesia Padang
14
sayuran pada t riw ulan laporan just ru mengalami def lasi yang relat if cukup besar
yait u masing-masing sebesar 9,12% dan 8,57% . M eskipun permint aan t erhadap
subkelompok ini juga meningkat , t et api banyaknya pasokan dan lancarnya
dist ribusi menyebabkan harga kedua subkelompok ini st abil dipasaran bahkan
ada beberapa komodit as yang t ercat at mengalami penurunan harga sepert i
jengkol, pet ai, dan minyak goreng curah.
Ham pir serupa dengan t riw ulan II-2009, inf lasi subkelom pok m inum an
yang t idak beralkohol m endom inasi inf lasi pada kelom pok m akanan jadi,
m inum an, dan t em bakau. Inf lasi subkelompok ini t ercat at sebesar 17,40% (
y-o-y) at au kembali meningkat dibandingkan t riw ulan sebelumnya yang t ercat at
sebesar 10,90% (y-o-y).
Harga gula pasir t erus m erangkak naik seiring dengan pergerakan harga
kom odit as t ersebut di pasar int ernasional. Harga gula pasir pada aw al t ahun
2009 masih berkisar Rp 6.500 per kg namun sekarang ini sudah mencapai Rp 8.500
per kg sampai Rp 9.000 per kg. Hasil SPH juga menunjukkan adanya kenaikan
harga sebesar 8% yait u dari sekit ar Rp 8.550 di bulan Juni menjadi Rp 9.231 di
bulan Sept ember 2009.
Unt uk m enekan laju kenaikan harga kebut uhan bahan pokok t erut am a
gula pasir Disperindag Sum bar m elakukan pasar m urah bekerjasam a
dengan Disperindagt am ben Padang. Kegiat an pasar murah dilaksanakan
unt uk st abilisasi harga sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Perdagangan Dalam
Negeri No. 185/PDN/8/2008. Harga gula pasir unt uk pasar murah di pulau Jaw a di
jual dengan harga Rp7.000 per kg dan di luar pulau Jaw a Rp7.500 per kg. Pasar
murah ini diant aranya dilakukan di 11 kecamat an di kot a Padang sert a kot a/
kabupat en lainnya sepert i Kot a Bukit t inggi, Padang Panjang dan Kabupat en
Pasaman. Diharapkan dengan adanya pasar murah ini, w arga akan t erbant u
mendapat kan sembako t erut ama yang t erus mengalami kenaikan harga.
Diperkirakan kebut uhan gula pasir Agust us-Sept ember di Sumbar adalah 10.500
t on, sement ara it u Sumbar akan menerima kedat angan gula pasir dari Jaw a
sebanyak 14.400 t on.
Tat aniaga gula pasir sulit diaw asi karena sist em pem beliannya
m enggunakan sist em lelang. M enurut M ent eri Negara BUM N Sof yan Djalil,
pihaknya t idak bisa berbuat banyak unt uk menempat kan harga jual gula sebesar
Rp6.500 per kg sepert i yang dimint a oleh M ent eri Perdagangan M ari Elka
15
Bab II :Perkembangan Infl asi RegionalBank Indonesia Padang
beli gula oleh pedagang melalui mekanisme lelang membuat PT Perkebunan
Nusant ara (PTPN) t idak bisa berbuat t erlalu jauh unt uk mempengaruhi mekanisme
harga gula, apalagi produksi gula PTPN sudah sedikit . Selain it u, meningkat nya
harga jual gula domest ik merupakan gejala umum akibat berkurangnya produksi
gula dunia. Hal ini menyebabkan beberapa perusahaan yang memproduksi
makanan dan minuman yang biasanya melakukan impor saat ini just ru ikut
membeli gula domest ik karena harganya lebih murah3
.
Tabel 2.3
Perkem bangan Inf lasi Kelom pok M akanan Jadi, M inum an, dan Tem bakau (y-o-y, % )
Laju inf lasi t ahunan kelom pok Sandang m ulai m engalam i
perlam bat an.
Inf lasi kelompok Sandang sejak t riw ulan I2009 bert urut
-t uru-t sebesar 6,89% (
y-o-y
), 5,41% (
y-o -y
), dan 4,14% (
y-o-y
). Inf lasi pada
kelompok Sandang masih didominasi oleh subkelompok Barang Pribadi
dan Sandang lainnya dimana pada t riw ulan laporan mengalami inf lasi yang
cukup t inggi yait u sebesar 17,38% (
y-o-y
).
Pergerakan harga em as m asih m enjadi pem icu t ingginya inf lasi
pada subkelom pok Barang Pribadi dan Sandang lainnya.
M eskipun
t idak set inggi t riw ulan I-2009, dat a SPH mulai menunjukkan adanya
peningkat an harga emas sejak akhir Agust us 2009. Rat a-rat a harga emas
pada bulan Sept ember 2009 t ercat at sudah meningkat sebesar 4% jika
dibandingkan bulan Agust us 2009. Namun demikian, relat if st abilnya
pergerakan nilai t ukar rupiah membuat harga emas t idak mengalami
lonjakan harga yang sangat t inggi mengingat pada saat ini harga emas di
pasar int ernasional t erus bergerak naik. St abilnya harga emas ini membuat
perdagangan emas di Pasar Raya Padang kembali berjalan normal dengan
t ingkat penjualan pedagang yang meningkat hingga 6%
4.
3
http://economy.okezone.com, 11 Agustus 2009
4
Antara-sumbar.com, 16 September 2009
TW.I TW.II TW.III
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 13.35 7.06 8.41
Makanan Jadi 14.98 7.06 7.07
Minuman yang Tidak Beralkohol 12.71 10.90 17.40
Tembakau dan Minuman Beralkohol 9.99 5.07 6.76
Bab II : Perkembangan Infl asi Regional
Bank Indonesia Padang
16
Tabel 2.4
Perkem bangan Inf lasi Kelom pok Sandang (y-o-y, % )
TW.I TW.II TW.III
Sandang 6.89 5.41 4.14
Sandang Laki-laki 1.57 1.46 1.82
Sandang Wanita 5.03 4.31 0.54
Sandang Anak-anak 5.20 4.39 -0.29
Barang Pribadi dan Sandang Lain 17.64 13.22 17.38
B O K S
Pergerakan Inf lasi Kot a Padang Pasca Gem pa 30 Sept em ber
Gempa berkekuat an 7,9 SR yang mengguncang Sumat ra Barat pada t anggal 30 Sept ember 2009 t elah membuat perekonomian Sumbar lumpuh selama beberapa hari. Banyaknya ruas jalan yang rusak berat maupun longsor membuat arus barang ke dalam dan keluar kot a Padang menjadi t ersendat . Hal ini diperburuk dengan t erjadinya krisis list rik dan air selama kurang lebih 2 minggu pasca gempa.
M eskipun demikian, pergerakan harga-harga secara umum yang t erjadi di kot a Padang pasca gempa bumi t idak mengalami lonjakan yang sangat t inggi sepert i yang dikhaw at irkan oleh banyak pihak sebelumnya. Berit a Resmi St at ist ik (BRS) bulan Nopember 2009 melaporkan bahw a kot a Padang pada bulan Okt ober 2009
mengalami inf lasi sebesar 1,78% (m-t -m). Laju inf lasi t ahunan kot a Padang t ercat at
sebesar 4,36% dan laju inf lasi t ahun kalender sebesar 3,27% .
Sumber: BPS, diolah
Graf ik B.1. Perkem bangan Inf lasi Kot a Padang
Inf lasi kot a Padang t erjadi karena adanya kenaikan indeks sebagian besar kelompok pengeluaran kecuali t ranspor, komunikasi, dan jasa keuangan yang
mengalami def lasi sebesar 0,68% (m-t -m). Kelompok bahan makanan t ercat at
mengalami inf lasi t erbesar sebesar 4,01% (m-t -m ) dengan sumbangan sebesar
1,14% . Sement ara it u, inf lasi t ert inggi berikut nya t erjadi pada kelompok perumahan
yang sebesar 2,09% (m-t -m) dengan sumbangan sebesar 0,41% . Selama bulan
Okt ober ini komodit as yang mengalami kenaikan harga ant ara lain adalah cabe merah, beras, ket upat /lont ong sayur, bat u bat a, kelapa, t ukang bukan mandor, t ongkol, cabe hijau, t eh, t elur, semen, besi bet on, gula pasir, dan t eri.
Relat if t erjaganya t ingkat inf lasi di kot a Padang disebabkan karena perhit ungan inf lasi didasarkan pada akt ivit as ekonomi yang t erjadi di daerah
-5 0 5 10 15 20
Ja
n
Feb Ma
r
A
p
r
Mei Jun Jul Ags Sep Okt No
v
D
es Jan Feb
Ma
r
A
p
r
Mei Jun Jul Ags Sep Okt No
v
D
es Jan Feb
Ma
r
A
p
r
Mei Jun Jul Ags Sep Okt No
v
D
es Jan Feb
Ma
r
A
p
r
Mei Jun Jul Ags Sep Okt
2006 2007 2008 2009
P
e
rs
e
n
(%
)
yoy ytd mtm
set empat . Sebaliknya, pasca gempa banyaknya obat -obat an dan bahan makanan yang masuk ke kot a Padang lebih bersif at bant uan sehingga dapat dikat akan bahw a sebenarnya sebagian besar akt ivit as ekonomi di kot a Padang masih t erhent i sehingga t ingkat inf lasi juga t idak bisa naik.
Graf ik B.1. Perkem bangan Inf lasi Bulanan Kot a Padang M enurut Kel. Barang
Hingga hari ket iga pasca gempa bumi beberapa komodit as t ercat at mengalami peningkat an harga yang sangat t inggi. Harga eceran BBM dibeberapa t empat sempat menyent uh harga Rp30.000 per lit er. Hal ini t erjadi dikarenakan t ersendat nya pasokan ke beberapa SPBU sert a t ingginya permint aan dikarenakan kepanikan akan adanya kelangkaan BBM . Ant rian panjang t erjadi di semua SPBU yang ada. Selain it u, permint aan t ransport asi keluar dan menuju ke kot a Padang juga meningkat sangat signif ikan. Banyaknya masyarakat kot a Padang yang panik akan bencana yang t erjadi membuat mereka bergegas meninggalkan kot a Padang. Sebaliknya, banyak masyarakat di luar kot a Padang yang dat ang hendak menjenguk sanak keluarganya yang t ert impa musibah. Dit ambah banyaknya relaw an dari dalam dan luar negeri yang mulai berdat angan unt uk memberikan bant uan. Tingginya arus kedat angan menuju kot a Padang ini membuat harga t iket pesaw at t erbang melonjak cukup t inggi. Namun demikian, pemerint ah t elah mengambil kebijakan unt uk menet apkan t arif pesaw at t erbang menuju kot a Padang maksimum sebesar Rp 1 jut a dari biasanya yang berkisar ant ara Rp400 ribu hingga Rp 700 ribu.
Seminggu set elah gempa t erjadi harga beberapa komodit as kembali st abil. Hasil Survey Pemant auan Harga (SPH) selama bulan Okt ober menunjukkan bahw a sebagian besar harga komodit as di kot a Padang cenderung st abil dari minggu pert ama hingga keempat . Bahkan ada beberapa komodit as sepert i pepaya, baw ang merah, t ahu ment ah dan bayam yang just ru mengalami penurunan harga.
M eskipun sempat dilaporkan ada t iga gudang Bulog Divre Sumbar yang hancur t erkena gempa namun banyaknya pasokan yang dat ang membuat harga beras cenderung st abil sepanjang bulan Okt ober. Pasca gempa Perum Bulog langsung bersiap menambah st ok beras cadangan pemerint ah (CBP) sebanyak 20.000 t on ke Sumat era Barat yang berasal dari Jaw a Timur. Tot al CBP di Sumat era Barat mencapai 19.000 t on. Dari t ot al t ersebut , hingga saat ini sudah ada sekit ar 7.000 t on yang sedang didist ribusikan kepada korban gempa. Dari sejumlah it u, Bulog t elah menyalurkan sekit ar 800 t on dan yang sekit ar 6.000 t on beras disalurkan sendiri oleh
(mtm, %)
Perubhn.Sumb. Perubhn. Sumb. Perubhn. Sumb. Perubhn. Sumb. Perubhn. Sumb. Perubhn. Sumb. Perubhn. Sumb. Perubhn. Sumb. Perubhn. Sumb. Perubhn. Sumb.
UMUM / TOTAL -0.08 -0.08 0.68 0.68 -0.56 -0.56 -0.76 -0.76 -0.39 -0.39 -0.19 -0.19 0.75 0.75 0.45 0.45 1.56 1.56 1.78 1.78
Bahan Makanan 0.53 0.15 1.43 0.40 -2.56 -0.73 -2.91 -0.81 -1.05 -0.29 -0.82 -0.22 2.43 0.65 1.40 0.38 4.06 1.12 4.01 1.14
Makanan Jadi 0.11 0.02 0.89 0.16 0.33 0.06 0.25 0.04 0.03 0.01 0.10 0.02 0.46 0.09 0.94 0.17 0.75 0.14 1.80 0.33
Perumahan -0.15 -0.03 0.14 0.03 0.05 0.01 0.00 0.00 -0.06 -0.01 -0.02 -0.01 -0.02 0.00 0.16 0.03 0.05 0.01 2.09 0.41
Sandang 0.44 0.02 2.54 0.15 0.48 0.03 -1.63 -0.10 -0.40 -0.02 0.30 0.02 0.07 0.00 -0.31 -0.02 1.14 0.07 0.42 0.02
Kesehatan 0.15 0.01 0.19 0.01 0.35 0.00 -0.02 0.00 0.17 0.01 -0.05 0.00 0.07 0.00 -0.12 0.00 0.16 0.01 0.02 0.00
Pendidikan 0.03 0.00 0.15 0.01 0.00 0.00 0.03 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 -0.19 -0.01 0.09 0.01 0.00 0.00 0.01 0.00
Transportasi & Komk -1.36 -0.25 -0.47 -0.08 0.37 0.07 0.63 0.11 -0.50 -0.09 0.00 0.00 0.11 0.02 -0.66 -0.12 1.17 0.21 -0.68 -0.12 Sumber : BPS Sumbar, diolah. * Menggunakan tahun dasar 2007.
Kelompok Barang & Jasa
2009
pemda set empat . Tot al CBP yang ada di Sumbar t ersebut masih sekit ar 12.000 t on.
Nant inya akan ada st ok CBP sebesar 32.000 t on*
.
Di sisi lain, komodit as cabe merah masih t erus mengalami peningkat an harga. Dat a SPH menunjukkan bahw a pada bulan Okt ober t elah t erjadi kenaikan harga cabe merah sebesar 28% jika dibandingkan dengan rat a-rat a harga pada bulan Sept ember yait u dari Rp23.000 per kg menjadi hampir Rp30.000 per kg. Sebelumnya, pada hari kedua pasca gempa bumi, harga cabe merah di kot a Padang dilaporkan mencapai Rp70.000 per kg. Namun pada hari kelima harga cebe merah mulai t urun menjadi Rp40.000 per kg. Kini harga cabe merah berada pada kisaran Rp 30.000 per kg. Turunnya harga cabe merah ini disebabkan sudah mulai masuknya pasokan dari Pulau Jaw a.
Namun demikian, jika kerusakan inf rast rukt ur t erut ama jalan sebagai jalur dist ribusi barang t idak segera dibenahi oleh pemerint ah, dikhaw at irkan inf lasi yang sekarang ini bersif at lokal t erjadi di Sumbar akibat gempa, dapat meluas ke propinsi sekit ar dan kemudian berdampak pada t ingginya sumbangan inf lasi pada t ingkat nasional. M acet nya arus dist ribusi barang akibat Hal ini disebabkan adanya saling ket ergant ungan ant ar daerah yang masih t inggi t erut ama daerah-daerah yang berada pada zona Sumat era Bagian Tengah. Salah sat u cont oh adalah melambungnya harga Semen di kot a Jambi yang disebabkan kelangkaan pasokan. Sebelum t erjadi gempa harga semen di kot a Jambi berkisar ant ara Rp53.000-Rp54.000/zak, set elah gempa melanda daerah Sumat ra Barat dan Kerinci harga semen mencapai Rp60.000-Rp61.000, bahkan di t ingkat eceran di desa-desa bisa mencapai Rp65.000/zak.
*
B O K S
Perkem bangan Inf lasi Kot a Bukit t inggi
Saat ini, angka inf lasi dirasakan sangat pent ing oleh semua pihak baik
Pemerint ah Pusat maupun Pemerint ah Daerah. Angka inf lasi merupakan salah sat u
indikat or yang digunakan oleh pemerint ah unt uk merumuskan kebijakan. Angka
inf lasi menunjukkan besarnya perkembangan harga barang dan jasa yang
dikonsumsi masyarakat di suat u daerah. Secara resmi, Badan Pusat St at ist ik (BPS)
hanya menghit ung inf lasi di 66 kabupat en/kot a yang pada t ahun 2007 t elah
melaksanakan Survei Biaya Hidup (SBH). Di Provinsi Sumat era Barat , dari 19
kabupat en/kot a, hanya pada Kot a Padang yang t elah dilakukan SBH dan
penghit ungan inf lasi secara resmi. Dengan t erbat asnya jumlah kabupat en/kot a yang
dihit ung angka inf lasinya menyebabkan kesulit an bagi Pemerint ah Daerah dalam
menent ukan kebijakan t erut ama dalam bidang ekonomi.
Berkait an dengan hal t ersebut , Bank Indonesia (BI) Padang dan BPS Provinsi
Sumat era Barat bekerjasama melakukan penghit ungan Indeks Harga Konsumen
(IHK) dan inf lasi Kot a Bukit t inggi. Nilai konsumsi masyarakat Kot a Padang hasil SBH
2007 digunakan sebagai ref erensi (sist er cit y) dalam menyusun paket komodit as
(commodit y basket) dan diagram t imbang yang akan digunakan unt uk menghit ung
IHK dan inf lasi Kot a Bukit t inggi. Dari hasil pendekat an t ersebut sert a hasil
pemant auan harga beberapa jenis barang/jasa yang t elah dilakukan di Kot a
Bukit t inggi semenjak t ahun 2007, t erpilih sebanyak 300 jenis barang/jasa yang
menjadi paket komodit as penghit ungan IHK Kot a Bukit t inggi.
Inf lasi bulan Okt ober 2009
Pada bulan Okt ober 2009, Kot a Bukit t inggi mengalami def lasi sebesar -0,11
persen. Terjadi penurunan IHK umum dari 114,66 pada Sept ember 2009 menjadi
114,53 pada Okt ober 2009. Def lasi yang t idak t erlalu besar di Kot a Bukit t inggi pada
Okt ober 2009 ini t erjadi karena secara umum ada penurunan harga berbagai
komodit as. Dari t ujuh kelompok pengeluaran, hanya t iga kelompok yang mengalami
penurunan IHK at au t erjadi def lasi, yait u kelompok bahan makanan -1,31 persen
dengan andil inf lasi -0,36 % ; diikut i kelompok t ranspor, komunikasi dan jasa
rekreasi dan olah raga sebesar -0,10 persen dengan andil inf lasi -0,01 % . Sedangkan
pada empat kelompok lainnya mengalami kenaikan IHK at au t erjadi inf lasi. Laju
inf lasi t ahun kalender (yt d) bulan Okt ober 2009 mencapai 2,15 persen sedangkan
inf lasi t ahunan(yoy) pada bulan Okt ober 2009 mencapai 2,49 persen.