BOKS 4
REFLEKSI PEREKONOMIAN 2008
DAN KOORDINASI MENGHADAPI TANTANGAN 2009
Sebagai bagian dari misi Bank Indonesia yang ingin selalu berperan aktif
dalam mendukung pembangunan perekonomian daerah, maka pada akhir
Desember 2008 Kantor Bank Indonesia Bengkulu berinisiatif untuk mengadakan
sebuah refleksi akhir tahun perekonomian Bengkulu. Pertemuan ini dihadiri oleh
perwakilan dari berbagai elemen, antara lain yaitu Bappeda, BPS, Biro Ekonomi,
BKPMD Provinsi Bengkulu, DPRD Bengkulu, akademisi, perbankan, dan media
massa. Selain membahas mengenai kondisi ekonomi sepanjang tahun 2008, juga
dibahas mengenai langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan ditahun 2009
dalam rangka menghadapi dampak krisis global yang semakin nyata.
Beberapa kondisi 2008 yang dipaparkan antara lain berkaitan dengan
performansi perekonomian Bengkulu yang secara triwulanan tidak sebaik tahun
sebelumnya. Terlebih pada triwulan III 2008 dimana laju pertumbuhan ekonomi
mengalami perlambatan dibanding triwulan sebelumnya, yaitu menjadi 3,44% dari
sebelumnya 4,24%. Kondisi perekonomian yang makin menurun ini merupakan
dampak dari anjloknya harga komoditas perkebunan. Indikasi lainnya adalah mulai
meningkatnya beberapa kredit/leasing kendaraan yang kurang lancar. Di samping
pelemahan itu, PDRB Bengkulu saat ini sebagian besar (hampir 2/3) berasal dari
konsumsi. Hal ini menggambarkan perekonomian Bengkulu yang masih kurang
produktif.
Seiring dengan melemahnya perekonomian dunia dan menurunnya harga
komoditas serta minyak dunia, inflasi Bengkulu pada bulan November 2008
tercatat sebesar 13,91% (yoy) dan deflasi 0,40% secara bulanan. Inflasi daerah
saat ini mulai disumbang oleh komoditas lokal seperti cabe merah. Sedangkan
deflasi disumbang oleh kelompok bahan makanan dan kelompok transpor,
komunikasi dan jasa keuangan, masing-masing kelompok mengalami deflasi
Sumber : Data BPS, diolah
Sementara untuk kondisi perbankan, hingga November 2008 masih
menggambarkan kondisi yang relatif baik. Kredit konsumsi (sektor lain-lain) masih
mendominasi penyaluran kredit perbankan, dengan porsi mencapai 55% dari total
kredit. Pertanian sebagai sektor unggulan daerah masih belum mendapatkan
porsi kredit yang memuaskan. Kredit yang disalurkan ke sektor pertanian di posisi
bulan Desember 2008 hanya sekitar 5% dari total kredit.
Melihat kondisi perekonomian terutama akhir 2008 yang menunjukkan
semakin nyatanya dampak krisis global terhadap perekonomian daerah, maka
diperlukan penetapan langkah-langkah strategis untuk menanggulangi atau
setidaknya menghambat dampak krisis global, antara lain : • Pemerintah Daerah melalui Bappeda berkomitmen untuk :
9 Mendorong realisasi anggaran di awal tahun guna mendorong percepatan perekonomian daerah melalui perbaikan proses pengadaan barang/jasa
dan proses administrasi pencairan APBD diupayakan selesai pada triwulan I
sehingga pengerjaan proyek pemerintah dapat dilakukan secepatnya. 9 Mendorong sektor pertanian melalui program handtractor.
9 Memberdayakan PNPM dalam rangka mendorong perkembangan UMKM. • DPRD menekankan peningkatan peranan UMKM dalam perekonomian daerah
serta perlu adanya kebijakan yang menjawab permasalahan UMKM seperti
permodalan yang salah satu solusinya melalui Lembaga Penjamin Kredit Daerah
(LPKD). DPRD mendorong terbentuknya LPKD dalam rangka dukungan
terhadap UMKM, namun saat ini belum terealisasi.
Dalam pertemuan ini dilontarkan pula beberapa usulan yang berkaitan
• Pembangunan daerah hendaknya lebih difokuskan kepada hal yang berdampak langsung kepada masyarakat seperti perbaikan jalan sentra
produksi.
• Perlunya ditingkatkan lagi pembangunan perekonomian Bengkulu untuk sektor pertanian/perkebunan.
• Untuk meningkatkan geliat ekonomi daerah perlu adanya sinergi antar daerah di propinsi Bengkulu maupun antar propinsi. Saat ini, propinsi Bengkulu
tengah mengadakan kerjasama dalam rangka peningkatan ekonomi daerah
dengan tiga propinsi tetangga.
• Perlu adanya pembentukan tim review perekonomian dan inflasi daerah untuk memantau perkembangan ekonomi daerah.
• Untuk memikat investor masuk ke Provinsi Bengkulu, maka pembangunan/perbaikan infrastruktur perlu lebih ditingkatkan. Selain itu,
perlu diwacanakan mengenai pemberian insentif bagi investor.
• Pengentasan kemiskinan perlu dilakukan secara komprehensif dan bersama-sama sehingga dapat terwujud dengan baik. Salah satu cara pengurangan
kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat melalui pemberdayaan UMKM.
Hal ini membutuhkan adanya komitmen dan konsistensi dari pemerintah
daerah.
• Perlu adanya penghitungan kembali beberapa rasio untuk melihat perkembangan investasi dan pembangunan daerah seperti ICOR, IPM dan Gini
Ratio yang berfungsi sebagai alat ukur performansi daerah dalam hal
pembangunan ekonomi.
Selain itu dikemukakan pula beberapa hal yang menjadi pekerjaan rumah
bagi Bank Indonesia Bengkulu di tahun 2009 antara lain :
• Proyeksi inflasi di tahun 2009 dan 2010 kemungkinan akan meningkat karena adanya pemilu.
• Bank Indonesia perlu mewaspadai peredaran uang palsu terkait dengan pelaksanaan pemilu 2009.
• Bank Indonesia perlu lebih memperhatikan perkembangan kredit yang terus meningkat namun sebagian besar merupakan kredit konsumsi dimana
seharusnya pada sektor-sektor produktif yang dapat mendorong kegiatan