• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN LARUTAN KALSIUM KLORIDA SEBAGAI BAHAN BERUBAH FASA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ELEKTRIK PANEL SURYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN LARUTAN KALSIUM KLORIDA SEBAGAI BAHAN BERUBAH FASA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ELEKTRIK PANEL SURYA"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Poster template by ResearchPosters.co.za

PENGGUNAAN LARUTAN KALSIUM KLORIDA

SEBAGAI BAHAN BERUBAH FASA UNTUK MENINGKATKAN

EFISIENSI ELEKTRIK PANEL SURYA

Yuli Setyo Indartono, Dr.Eng | Agastya Nugraha Putra

Pusat Penelitian Energi Baru dan Terbarukan | Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara | Institut Teknologi Bandung

Latar Belakang

Indonesia sebagai negara tropis yang dilalui garis khatulistiwa, memiliki potensi pemanfaatan sumber daya energi baru dan terbarukan yang besar, salah satu diantaranya adalah sumber energi surya. Energi surya dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dengan menggunakan sel surya. Sel surya mengalami penurunan efisiensi elektrik seiring peningkatan temperatur sel surya, padahal temperatur sel surya berbanding lurus terhadap iradiasi matahari. Oleh karena itu, diperlukan sistem pendingin untuk menghambat kenaikan temperatur sel surya agar efisiensi elektrik sel surya dapat dipertahankan. Bahan berubah fasa berupa larutan kalsium klorida dapat digunakan sebagai pendingin. Titik leleh larutan kalsium klorida dapat diatur dengan mengubah konsentrasinya. Sistem pendingin yang baik membutuhkan wadah bahan berubah fasa dengan sifat konduktivitas termal yang tinggi, seperti aluminium. Material logam seperti aluminium mengalami kerusakan ketika berinteraksi dengan lingkungan yang korosif. Larutan kalsium klorida bersifat korosif. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian korosi larutan kalsium klorida pada aluminium untuk mengetahui sejauh mana aluminium dapat digunakan sebagai wadah larutan kalsium klorida.

A

B

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui karakteristik termal larutan kalsium klorida

2. Mengetahui laju korosi larutan kalsium klorida pada aluminium 3. Mengetahui pengaruh penggunaan bahan berubah fasa berupa

larutan kalsium klorida sebagai pendingin terhadap temperatur panel surya

4. Mengetahui pengaruh penggunaan bahan berubah fasa berupa larutan kalsium klorida sebagai pendingin terhadap efisiensi elektrik panel surya

Tabel 4 Rangkuman data daya listrik dan efisiensi elektrik hasil pengujian performa panel surya berpendingin di lantai

Tabel 1 Rangkuman data iradiasi matahari dan temperatur hasil pengujian performa panel surya berpendingin di rangka

Tabel 2 Rangkuman data daya listrik dan efisiensi elektrik hasil pengujian performa panel surya berpendingin di lantai

Tabel 3 Rangkuman data iradiasi matahari dan temperatur hasil pengujian performa panel surya berpendingin di lantai

1. Larutan kalsium klorida yang digunakan memiliki konsentrasi 57,96 %, meleleh pada 41 oC, dan menunjukkan fenomena

supercooling ketika didinginkan.

2. Laju korosi larutan kalsium klorida pada aluminium sebesar 0,99 mg/cm2yr.

3. Pada pengujian performa panel surya berpendingin di lantai, temperatur rata-rata panel surya berpendingin selalu lebih rendah dari temperatur rata-rata panel surya biasa. Selisih rata-rata temperatur permukaan atas adalah 4,7 oC, sedangkan selisih

rata-rata temperatur permukaan bawah adalah 5,9 oC. Pada

pengujian performa panel surya berpendingin di rangka, temperatur rata-rata panel surya berpendingin selalu lebih rendah dari temperatur rata-rata panel surya biasa. Selisih rata-rata temperatur permukaan atas adalah 1,2 oC, sedangkan selisih

rata-rata temperatur permukaan bawah adalah 1,3 oC.

4. Pada pengujian performa panel surya berpendingin di lantai, efisiensi elektrik rata-rata panel surya berpendingin selalu lebih tinggi dari efisiensi elektrik panel surya biasa dengan selisih rata-rata terbesar sebesar 0,36 % dengan kenaikan daya listrik hingga 5,42 %. Pada pengujian performa panel surya berpendingin di rangka, efisiensi elektrik rata-rata panel surya berpendingin selalu lebih tinggi dari efisiensi elektrik panel surya biasa dengan selisih rata-rata terbesar sebesar 0,02 % dengan kenaikan daya listrik hingga 0,41 %.

Kesimpulan

Gambar 4 Pengujian performa panel surya berpendingin di rangka Gambar 3 Pengujian performa panel surya berpendingin di lantai

Metodologi Penelitian

Temperatur kerja panel surya berada pada rentang 30 oC 60 oC.

Larutan kalsium klorida diinginkan meleleh pada 40 oC agar tidak

meleleh terlalu dini dan jangka waktu pemanfaatannya dapat lebih panjang. Gambar 1 menunjukkan larutan kalsium klorida dengan konsentrasi 53 % meleleh pada 40 oC. Larutan kalsium klorida dibuat

dengan mencampurkan serbuk kalsium klorida dengan air. Serbuk kalsium klorida diketahui memiliki kandungan kalsium klorida minimal 75 %. Dengan mempertimbangkan kandungan kalsium klorida pada serbuk, larutan kalsium klorida dibuat dengan mencampurkan 70,67 % massa berupa serbuk kalsium klorida dan 29,33 % berupa air. Larutan kalsium klorida tersebut diuji konsentrasinya, diuji titik lelehnya, diuji laju korosinya terhadap aluminium, dan dimasukkan ke rectangular tube untuk dipasang sebagai pendingin di permukaan bawah panel surya.

Gambar 1 Diagram fasa CaCl2-air [1]

Hasil Pengujian dan Analisis

Hasil pengujian konsentrasi menunjukkan bahwa larutan kalsium klorida yang digunakan memiliki konsentrasi 57,96 %, sementara hasil pengujian titik leleh menunjukkan bahwa larutan kalsium klorida yang digunakan meleleh pada 41 oC. Larutan kalsium klorida dengan

konsentrasi 57,96 % seharusnya meleleh pada 47 oC. Perbedaan titik

leleh yang diperoleh dari pengujian dengan referensi dikarenakan kualitas serbuk kalsium klorida yang digunakan pada pengujian adalah

commercial grade (bukan research grade). Gambar 2 menunjukkan fenomena supercooling pada larutan kalsium klorida yang didinginkan. Hasil pengujian laju korosi pada temperatur kamar menunjukkan laju korosi larutan kalsium klorida pada aluminium sebesar 0,99 mg/cm2yr.

Gambar 2 Proses pendinginan larutan kalsium klorida

Pengujian performa panel surya berpendingin dilakukan di lantai seperti pada Gambar 3 dan di rangka seperti pada Gambar 4. Ketika panel surya diletakkan di lantai, maka tidak terjadi proses pendinginan pada permukaan bawah panel surya. Ketika panel surya diletakkan di rangka, maka akan terjadi proses pendinginan oleh angin secara konveksi paksa pada permukaan bawah panel surya.

Gambar 5 menunjukkan bahwa temperatur panel surya berbanding lurus terhadap iradiasi matahari. Pada pukul 8:05 sampai dengan 12:45 WIB, temperatur panel surya berpendingin lebih rendah dari temperatur panel surya biasa menyebabkan daya listrik dan efisiensi elektrik panel surya berpendingin lebih tinggi dari panel surya biasa. Pada pukul 12:45 sampai dengan 16:00 WIB, temperatur panel surya berpendingin lebih lambat turun daripada temperatur panel surya biasa, hal ini disebabkan oleh efek inersia termal bahan berubah fasa.

Gambar 7 Grafik efisiensi elektrik-waktu-iradiasi matahari pengujian panel surya berpendingin di lantai pada tanggal 17 Oktober 2014

Gambar 5 Grafik temperatur-waktu-iradiasi matahari pengujian panel surya berpendingin di lantai pada tanggal 17 Oktober 2014

Gambar 6 Grafik daya listrik-waktu-iradiasi matahari pengujian panel surya berpendingin di lantai pada tanggal 17 Oktober 2014

Hasil pengujian performa panel surya berpendingin dirangkum pada Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4. Selisih daya listrik dan selisih efisiensi elektrik yang diperoleh dari hasil pengujian performa berpendingin di rangka tidak signifikan sebab selisih temperaturnya kecil karena terjadi proses pendinginan pada permukaan bawah panel surya biasa oleh angin secara konveksi paksa.

Ucapan Terima Kasih

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada LPPM ITB dan PT PLN atas dukungan pendanaan pada penelitian ini.

Referensi

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Mengamati karakteristik subjek penelitian. Melaksanakan wawancara kepada guru mengenai subjek. Melaksanakan

Madrasah Tsanawiyah, yang selanjutnya disingkat MTs, adalah salah satu bentuk Satuan Pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan Pendidikan

Penyajian data dalam penelitian ini menggunakan tabel data yang membahas kajian semiotik data dengan dua pembacaan yaitu pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik pada

Majelis Hakim telah memperoleh fakta-fakta hukum dan menyimpulkan bahwa terbukti telah terjadi peristiwa wanprestasi atas perjanjian utang-piutang, sehingga Majelis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) keterampilan berpikir kritis peserta didik setelah diajar menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berada pada

Pemberian MPASI yang baik dengan cara yang bersih juga dapat menghindarkan bayi dari berbagai penyakit termasuk diare yang menjadi salah satu penyakit utama pada kematian

Pada tahap ini akan dilakukan analisis pada proses bisnis eksisting yang ada pada Aza Collection untuk menegetahui penerapan yang sesuai dengan sistem produksi OpenERP,

Nah, kalau hot market orang yang sudah beli untuk di awal jangan coba-coba kirimkan broadcast promosi, bisa risih mereka, nanti ada saat nya teman-teman