ANALISIS HUK BARANG DA MANDIRI SEJA
UJUN
U
Prod
KUM ISLAM TERHADAP DISKON P ALAM TRANSAKSI
MURA>
BAH}AH
JAHTERA JL. RAYA SEKAPUK KEC NG PANGKAH KABUPATEN GRESI
SKRIPSI
Oleh :
Mohammad Riski Syafarudin NIM. C72213147
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syari’ah dan Hukum Jurusan Hukum Perdata Islam
odi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Surabaya
2017
PEMBELIAN
H
DI BMT CAMATAN SIK
ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil dari penelitian lapangan (Field Reseacrh) dengan judul “Analisis hukum Islam terhadap diskon pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik”. Data penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua pertanyaan yaitu:1.Bagaimana penerapan diskon mura>bah}ah pada BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik, 2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap penerapan diskon mura>bah}ah pada BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
Untuk mendapatkan data yang valid maka penulis menggunakan beberapa tehnik, diantaranya: observasi, wawancara, dokumentasi. Setelah data terkumpul maka data diolah menggunakan metode deskriptif kualitatif dan pola pikir induktif, yaitu metode yang digunakan untuk fakta dari hasil penelitian kemudian diteliti sehingga ditemukan pemahaman tentang penerapan diskon pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah pada BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik, kemudian dianalisis secara umum menurut hukum Islam.
Berdasarkan temuan di lapangan, BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik memberlakukan diskon yang diperoleh dalam pembelian barang mura>bah}ah menjadi milik BMT, karena pada dasarnya barang yang dibeli oleh nasabah itu masih milik BMT selama pembayaran belum lunas. Maka diskon tersebut tidak menjadi hak dari nasabah. Pada waktu akad mura>bah}ah tidak ada negosiasi atau proses tawar menawar harga barang yang akan diajukan dalam pembiayaanmura>abah}ah
Hasil dari penelitian yang dilakukan, bahwa penerapan diskon pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik tidak diberikan kepada nasabah, melainkan menjadi milik BMT. Penerapan diskon dari pembelian barang dalam mura>bah}ah menjadi milik BMT itu boleh, karena pada dasarnya barang yang dibeli pada pembiayaan mura>bah}ah adalah milik BMT tersebut sebelum nasabah bisa membayarnya. Maka hak diskon juga menjadi hak dari BMT.
x
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN SKRIPSI ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TRANSLITERASI ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah... 7
C. Rumusan Masalah... 8
D. Kajian Pustaka ... 8
E. Tujuan Penelitian... 11
F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 11
G. Definisi Operasional ... 12
H. Metode Penelitian... 12
xi BAB II KONSEPMURA >BA H}A H
A. Pengertianmura>bah}ah... 22
B. Dasar hukummura>bah}ah... 25
C. Rukun dan syaratmura>bah}ah... 30
D. Fatwa tentang diskonmura>bah}ah... 34
BAB III APLIKASI PENERAPAN DISKON PEMBELIAN BARANG DALAM TRANSAKSI MURA >BA H}A H DI BMT MANDIRI SEJAHTERA JL. RAYA SEKAPUK KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK A. Profil BMT Mandiri Sejahtera ... 38
1. Sejarah Berdirinya ... 38
2. Visi dan Misi... 41
3. Struktur Organisasi ... 42
4. Produk ... 44
B. Aplikasi Penerapan DiskonPembelian Barang dalam Transaksi Mura>bah}ahdi BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik ... 48
1. Pengertian pembiayaanmura>bah}ah... 48
2. Ketentuan pembiayaanmura>bah}ah ... 49
3. Mekanisme pembiayaanmura>bah}ah ... 50
4. Praktek penerapan diskon pada pembiayaanmura>bah}ah... 52
xii
B. Analisis Hukum Islam terhadap diskonpembelian barang
dalam transaksi mura>bah}ahdi BMTMandiri Sejahtera Jl.
Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten
Gresik... 60
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
hakikat manusia adalah makhluk sosial, yakni makhluk yang ditakdirkan
untuk hidup dalam bermasyarakat. Yang mana manusia pasti memerlukan
manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam bermasyarakat.
Dalam agama Islam interaksi sosial antara satu manusia dengan manusia
lainnya ini disebut dengan muamalah.1
Dalam kehidupan ini manusia melakukan berbagai macam tindakan,
yang biasanya dilakukan adalah saling membantu kepada sesama dalam
melakukan suatu persoalan. Dalam tolong menolong, adakalanya manusia
melakukan tindakan tersebut untuk melakukan kebaikan atau keburukan.
Islam sendiri mengatur agar saling tolong menolong dalam hal kebaikan.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam (QS. al-Maidah: 2) sebagai berikut:
Artinya :‘’Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Amat berat siksa-Nya.”(QS. al-Maidah: 2).2
1
Ahmad Azhar Basyir, A sas-asas Hukum Muamalah (Hukum Perdata Islam), edisi revisi, (Yogyakarta: UII Press, 2000), 11.
2Departemen Agama RI,A l - Q ur’an dan T erjemahannya (Jakarta: Widya Cahaya, 2009),
2
Perintah tolong menolong dalam kebaikan sesuai ayat yang telah
dijelaskan di atas meliputi semua aspek kehidupan yakni sosial, politik,
budaya, dan ekonomi. Dalam persoalan ekonomi khususnya yang berprinsip
syariah juga bermacam-macam, di antara jenis kerja sama dan tolong
menolong adalah pinjam meminjam dan utang-piutang. Bentuk kerjasama
tersebut banyak diwujudkan melalui lembaga keuangan baik bank maupun
non bank.
Terwujudnya perkembangan lembaga keuangan syari’ah, selain
karena ada kebutuhan di masyarakat juga karena berlakunya dual banking
system (bank syari’ah dan bank konvensioanl) dalam perbankan nasional.
Sistem perbankan nasional telah menempatkan sub sistem syari’ah sebagai
alternatif dari sub sistem konvensional. Khususnya dalam pelayanan baik
dalam memenuhi kebutuhan (permintaan) dana maupun memanfaatkan
kelebihan (penawaran) dana di masyarakat.
Sebagai sistem, antar sub sistem syari’ah dan konvensional terdapat
perbedaan yang terletak pada kaidah dan prinsip yang digunakan sebagai
landasan transaksinya. Dalam sistem syari’ah tidak dikenal adanya transaksi
yang memakai dasar “perkiraan” maupun perhitungan “bunga” (yang
menjadi dasar dalam bisnis keuangan simpan pinjam secara konvensional).
Konsep bunga dalam ajaran Islam dianggap mengandung aspek ( riba ) yang
diharamkan. Seperti firman Allah SWT dalam Q.S al-Baqarah ayat 275,
3
Artinya : “Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba”(Q.Sal-Baqarahayat 275).
Dengan demikian, apa yang ada dalam konsep syari’ah semua
aplikasi transaksi yang berkaitan dengan komponen “bunga” harus dihindari.
Dengan ini umat Islam yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba, telah
mendapat jawaban alternatif. Karena dengan adanya lembaga-lembaga
keuangan yang berbasis syari’ah, salah satu diantaranya adalah Baitul Mal
dan Baitul Tamwil (BMT) bias terhindar dari riba.3
Pada awalnya lembaga keuangan Baitul Mal Wa Tamwil yang
disingkat menjadi BMT bediri pada tahun 1992. Sebuah lembaga keuangan
kecil yang beroperasi dengan menggunakan gabungan antara konsep Baitul
Mal dan Baitul Tamwil. Yang mana target utama berdirinya lembaga
keuangan syari’ah ini ditujukan pada sektor usaha mikro dan masyarakat
menengah ke bawah.4
Secara konseptual BMT adalah sebuah lembaga yang di dalamnya
mencakup dua jenis kegiatan sekaligus, yaitu sebagai baitul mal dan baitul
tamwil . Menurut fungsinya, baitul mal bertugas menghimpun, mengelola,
dan menyaluran dana zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS), sehingga pada fungsi
ini lebih menekankan pada aspek sosial.5Sedangkan Baitul Mal W a Tamwil
3Departemen Agama,A l Qur’an dan Terjemahnya..., 86. 4
Jamal Lulail Yunus,Manajemen Bank Syariah Mikro(Malang, UIN-Malang Press, Cet. I, 2009), 7.
5
4
bertugas sebagai lembaga bisnis yang memfokuskan kegiatan usahanya pada
sektor keuangan.
Produk yang dikembangkan di BMT adalah produk pembiayaan
dengan prinsip jual beli barang, produk ini dikembangkan dalam rangka
memenuhi kebutuhan pasar. Yang mungkin tidak bisa dimasukkan dalam
akad bagi hasil, Misalnya, untuk pemenuhan kebutuhan barang-barang
konsumtif hanya dapat dilayani dengan pendekatan akad jual beli. Dan
produk pembiayaan dengan prinsip jual beli untuk kebutuhan konsumtif yang
dipraktekan di BMT adalah Mura>bah}ah. Mura>bah}ah yaitu jual beli barang
pada harga asal ditambah dengan keuntungan yang disepakati.6
BMT Mandiri sejahtera Sekapuk ini mempunyai berbagai macam
produk yang dibagi dalam tiga komponen, yaitu produk simpanan, jasa dan
produk pembiayaan. Dalam berbagai produk yang dikembangkan oleh BMT
tersebut, produk yang paling sering diminati oleh anggota (nasabah) adalah
produk pembiayaan dengan menggunakan akad mura>bah}ah. Produk
pembiayaan tersebut sering digunakan oleh Nasabah untuk keperluan
produktif dan konsumtif. Keperluan produktif digunakan untuk modal usaha
mikro, serta konsumtif untuk keperluan pembelian barang-barang.
Biasanya, Baitul Mal wa Tamwil dalam melakukan suatu pembiayaan
mura>bah}ah akan mendapatkan potongan harga (diskon). Diskon tersebut
diperoleh baik pembelian barang dalam jumlah sedikit maupun banyak atau
6
5
borongan dari suppplier. Sehingga, harga barang yang akan dibeli oleh
nasabah akan lebih murah karena telah mendapatkan diskon dari supplier.
Diskon berasal dari suku kata Bahasa Inggris “Discount” berarti
potongan harga. Sedangkan Diskon menurut Kamus Perbankan adalah
potongan yang diterima berupa pengurangan harga dari daftar harga yang
resmi.7Adapun Diskon menurut KBE (Kamus Besar Ekonomi) adalah
pengurangan harga yang dikenakan atas sesuatu barang atau jasa oleh
pemasok kepada pelanggan. Potongan harga dapat ditawarkan karena
pembayaran dilakukan dengan cepat atau pembelian dalam partai besar.8
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) No.25/DSN MUI/III/2002
mengatur tentang diskon mura>bah}ah. Adapun dengan adanya diskon dalam
mura>bah}ah akan timbul permasalahan tentang adanya diskon tersebut.
Apakah diskon tersebut menjadi hak penjual (LKS), ataukah merupakan hak
pembeli (nasabah). Maka atas adanya persoalan ini DSN MUI memutuskan
bahwa apabila dalam mura>bah}ah LKS mendapat diskon dari supplier, maka
harga sebenarnya adalah setelah diskon, oleh karena itu, diskon adalah hak
nasabah.
Di BMT Mandiri Sejahtera KC Sekapuk dalam melakukan suatu
pembiayaan mura>bah}ah, biasanya dalam pembelian barang elektronik akan
mendapat diskon dari supplier karena sudah berlangganan. Untuk itu muncul
suatu permasalahan dalam menentukan harga jual barang pada pembiayaan
7
Sutan Remy Sjahdenini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam T ata Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta:Pustaka Utama Grafiti, 2007), 67.
8 Winarno, Sigit & Ismaya, Sujana, Kamus Besar Ekonomi, (Bandung: CV Pustaka Grafika,
6
mura>bah}ah. Yang mana dalam menentukan harga jual harus dari harga asli
dari pembelian barang pada supplier dan ditambah keuntungan(Margin).
Dalam menentukan harga jual tersebut pijak BMT seharusnya
mengurangi dengan diskon yang didapatkan dari supplier, karena harga asli
adalah setelah diskon. Selain itu muncul permasalahan yang lain, dimana
hak dari diskon tersebut. Yang seharusnya menurut Fatwa Dewan Syari’ah
Nasional (DSN) No.25/DSN MUI/III/2002 milik nasabah tetapi pada
prakteknya BMT menjadikan diskon tersebut sebagaifee.
Seperti halnya yang terjadi di BMT Mandiri Sejahtera dalam
pembiayaan mura>bah}ah untuk membeli laptop. Dalam pembelian laptop
salah satu petugas dari BMT membelikan laptop yang telah dipilih atau
dipesan oleh nasabah kepada supplier. Yang sudah sesuai dengan kriteria
yang dipesan, baik dalam segi kuantitas, kualitas, harga dan keuntungan
yang diperoleh juga dijelaskan di awal.
Dari pembelian laptop dalam tersebut pihak BMT mendapatkan
diskon. Yang penerapannya harga jual barang pada pembiayaan Mura>bah}ah
untuk pembelian laptop kepada nasabah tidak dikurangi dengan diskon yang
diberikan oleh supplier. Diskon tersebut dijadikan sebagai fee oleh BMT.
Padahal jelas pada Fatwa DSN telah menjelaskan bahwa diskon tersebut
seharusnya milik nasabah.
Dari penjabaran di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
7
Barang dalam Transaksi Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya
Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik”.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah menginventaris persoalan atau
masalah-masalah yang terdapat dalam penelitian ini.9
Berdasarkan penjelasan sebagaimana pada latar belakang di atas
maka dapat ditarik beberapa permasalahan yang berkaitan dengan judul
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mekanisme pembiayaanmura>bah}ah
b. Praktek penerapan diskon pembelian barang dari pembiayaan
Mura>bah}ahdi BMT Mandiri Sejahtera
c. Penetapan marginmura>bah}ahpada BMT Mandiri Sejahtera
d. Hak penerima diskon dalam pembiayaanmura<bah}ah
e. Analisis hukum Islam terhadap diskon pembelian barang dalam
transaksi mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk
Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik
2. Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka penulis
membatasi pada permasalahan sebagai berikut :
9
8
a. Praktek penerapan diskon pembelian barang dalam transaksi
mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera jl. Raya Sekapuk Kecamatan
Ujung Pangkah Kabupaten Gresik
b. Analisis hukum Islam terhadap penerapan diskon pembelian barang
dalam transaksi mura>bah}ah pada BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya
Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini
terdapat dua rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana penerapan diskon pembelian barang dalam transaksi
mura>bah}ahdi BMT Mandiri Sejahtera jl. Raya Sekapuk kecamatan Ujung
Pangkah Kabupaten Gresik?
2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap penerapan diskon pembelian
barang dalam transaksi mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera jl. Raya
Sekapuk kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan deskripsi ringkas tentang kajian atau
penelitian yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan
9
merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah
ada.10
Penelitian mengenai pembiayaan mura>bah}ah ini memang bukan
pertama kali, namun penulis belum menemukan penelitian yang secara
spesifik membahas tentang penerapan diskon pembelian barang dalam
transaksi mura>bah}ah yang diperoleh dari pembelian barang dari supplier.
yang pada ketentuannya seharusnya diskon tersebut menjadi milik nasabah
tetapi pada praktek di BMT Mandiri Sejahtera menjadi milik BMT sebagai
fee.
Adapun beberapa penelitian yang memiliki relevansi dengan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Skripsi yang disusun oleh Andy Setiawan dengan judul Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Margin Keuntungan dalam Pembiayaan Mura>bah}ah di
BPRS Dana Mulia Surakarta Tahun 2009 (Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009). Kesimpulan skripsi
ini menjelaskan faktor yang menentukan margin keuntungan adalah
kebijakan manajemen bank berdasarkan atas harga pasar yang berlaku saat
itu, serta karakteristik produk pembiayaan mura>bah}ah menggunakan akad
jual beli, jangka waktu dan pengembalian ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara bank dengan nasabah.11
10
Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, (Surabaya: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016),8.
11
10
Skripsi yang disusun oleh Anis Umaya dengan judul Mura>bah}ah
Koperasi Simpan Pinjam Kramat Desa Pulokerto Kecamatan Kraton
Kabupaten Pasuruan dalam Perspektif Teori Maslahah (Fakultas Syari‟ah,
Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, 2011). Kesimpulannya bahwa
mura>bah}ahyang digunakan merupakan suatu akadjual beli uang dengan uang
dengan tambahan keuntungan yang didapat oleh koperasi dan nasabah
dengan pembayaran yang ditangguhkan. Sehingga mura>bah}ah di Koperasi
Simpan Pinjam Kramat tidak boleh dilakukan.12
Skripsi berjudul “Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktek
Pembiayaan Mura>bah}ah di BMT Sunan Kalijogo Landung Sari Malang”
tahun 2013 oleh Fedrik Ainan Ni’am. Kesimpulannya bahwa pembiayaan
mura>bah}ah di BMT Sunan Kalijogo Landung Sari Malang dilakukan dengan
jalan memberikan uang dalam bentuk tunai serta dibebankan dengan
tambahan margin kepada nasabah, dan pembiayaan ini kurang sesuai dengan
ketentuan hukum Islam
Dari penelitian terdahulu, penulis menyatakan tidak ada
pengulangan, karena penelitian yang berjudul “Analisis hukum Islam
terhadap diskon pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah di BMT
Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten
Gresik”. Walaupun sama-sama membahas tentang mura>bah}ah, tetapi dalam
penelitian penulis fokus terhadap penerapan diskonmura>bah}ah.
12
11
E. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan yang diteliti di atas, maka penelitian
ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui penerapan diskon pembelian barang dalam transaksi
mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan
Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
2. Untuk mengetahui analisis hukum Islam terhadap penerapan diskon
pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera
Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kegunaan teoritis, dengan adanya peneitian ini diharapkan berguna bagi
perkembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penerapan diskon
pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah pada BMT Mandiri
Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten
Gresik. Serta menjadi acuan bagi penelitian-penelitian berikutnya yang
berkaitan dengan penerapan diskon pembelian barang dalam transaksi
mura>bah}ah.
2. Kegunaan praktis, dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa menjadi
acuan bagi LKS terhadap penerapan diskon pembelian barang dalam
12
Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik yang terlibat serta
dapat menjadi pedoman bagi LKS lainnya.
G. Definisi Konsepsional
Beberapa istilah kunci yang ada dalam judul skripsi ini, untuk
memperjelas dan memperoleh gambaran kongkret tentang arah dan tujuan
yang terkandung dalam konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :
Hukum Islam : Segala ketentuan hukum yang bersumber
dari al- Qur’an, Hadits, dan pendapat ulama
yang berkaitan denganmura>bah}ah.
DiskonMura>bah}ah : potongan harga barang yang diperoleh dari
supplier dalam pembiayaanmura>bah}ah.
PembiayaanMura>bah}ah : Pembiayaan mura>bah}ah adalah suatu akad
jual beli barang yang dilakukan oleh pihak
BMT Mandiri Sejahetera atau diwakilkan
kepada anggota dengan atas BMT Mandiri
Sejahtera dengan pembiayaan yang dilakukan
secara cicilan dengan batas waktu yang
disepakati.
H. Metode Penelitian
Metode Penelitian merupakan suatu konsep tentang metode
13
tersusun secara sistematis serta diharapkan dapat menjelaskan dan
menjawab suatu masalah yang dihadapi. Dalam penyusunan skripsi ini
untuk memperoleh data yang mengarah pada tujuan, maka penulis
menggunakan metode sebagai berikut:
1. Alasan pemilihan lokasi penelitian
a. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada observasi awal
terlihat bahwa BMT Mandiri Sejahtera banyak sekali
produk-produk yang baru dan sangat menarik.
b. Para pegawai di BMT Mandiri Sejahtera sudah sesuai dengan
bidangnya masing-masing.
c. Adanya keterbukaan dari pihak BMT Mandiri Sejahtera terhadap
penelitian yang akan dilaksanakan.
2. Jenis penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Kualitatif karena menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis. Metode deskriptif yaitu metode yang mendeskripsikan suatu
masalah-masalah, sikap, pandangan dan proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena.13
Dalam definisi tersebut dapat diketahui bahwa metode penelitian
yang digunakan untuk dapat menggambarkan serta menganalisis hasil
dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Metode penelitian
digunakan untuk dapat menggambarkan diskon pembelian barang
13
14
dalam transaksi mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya
Sekapuk kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik. Dan penelitian
ini dilakukan di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan
Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
3. Data yang dikumpulkan
Data yang diperlukan dihimpun untuk menjawab pertanyaan
dalam rumusan masalah. Data tersebut tentang penerapan diskon
pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah dan data yang ada
kaitannya dengan Analisis hukum Islam terhadap penerapan diskon
pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah di BMT Mandiri
Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten
Gresik.
4. Sumber data
Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara
langsung dari obyek yang ditelit14i, baik dari pribadi maupun dari
suatu instansi yang mengolah dan untuk keperluan penelitian.
Dalam penelitian ini ada tiga sumber data yang digalih oleh
peneliti. Yang pertama, data tentang sistem mura>bah}ah di BMT
Mandiri Sejahtera. Kedua, data tentang jumlah nasabah. Ketiga,
14
15
tentang kepuasan nasabah atas pelayanan di BMT Mandiri
Sejahtera.
b. Sumber Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari bahan kepustakaan. Data
sekunder merupakan data pendukung proyek penelitian dan
sebagai pelengkap data primer, mengingat data primer merupakan
data praktik dalam lapangan.15Adapun buku-buku atau literatur
yang menjadi sumber data sekunder dalam skripsi ini meliputi:
1) Fatwa DSN No.25/DSN MUI/III/2002 tentang diskon
mura>bah}ah.
2) Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya
dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia.
3) Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal W a Tamwil
(BMT).
4) Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Shari>ah dari Teori ke
Praktik.
5) Adiwarman A. Karim,Bank Islam.
6) Rachmat Syafe’i,Fiqih Muamalah.
7) Hendi Suhendi,Fiqh Muamalah.
8) Dimyauddin Djuwaini,Pengantar Fiqh Muamalah.
15
16
9) Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti yang ada di BMT Mandiri Sejahtera jl. Raya Sekapuk
kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang valid penulis menggunakan
beberapa teknik di antaranya:
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara terjun langsung dan mengamati (melihat, mendengar, dan
merasakan secara langsung)16. Pengumpulan data yang digunakan
dengan teknik observasi, bahwasanya penulis melakukan observasi
terhadap kasus penerapan diskon mura>bah}ah. Penemuan Hasil, yaitu
dengan menganalisis data yang telah diperoleh dari penelitian untuk
memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta yang ditemukan,
yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari rumusan masalah.
b. Wawancara
Metode interview atau wawancara adalah suatu percakapan
yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses
tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan
secara fisik.17 yaitu wawancara dilakukan dengan cara wawancara
16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet. 12, (Bandung: Alfabeta, 2012), 145.
17
17
langsung baik secara struktur maupun bebas dengan pihak BMT
Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk kecamatan Ujung Pangkah
Kabupaten Gresik. Teknik ini digunakan untuk menggali data atau
informasi dari manajer, karyawan, dan nasabah itu sendiri.
Pertama, wawancara dengan Bpk Iskan, jabatannya sebagai
kepala unit BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk kecamatan
Ujung Pangkah Kabupaten Gresik. Kedua, dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Ketiga, wawancara dengan
marketing BMT Mandiri Sejahtera, yaitu Aini Nur Arrifah, S.Pd
Mu’arofah dan nasabah yang melakukan pembiayaan mura>bah}ah di
BMT Mandiri, yaitu Achmad Sujiyanto
C. Dokumentasi
Metode dokumenter, yakni teknik mencari data berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda
dan sebagainya. Adapun dalam skripsi ini penulis mencari data yang
berkaitan dengan penelitian.
6. Teknik Pengolahan Data
Setelah mendapatkan beberapa data yang dibutuhkan, maka untuk
mensistematisasikan data dan mempermudah peneliti dalam melakukan
analisa data, maka peneliti mengolah data tersebut melalui beberapa
teknik, sebagaimana berikut:
18
Editing adalah pengecekan atau pengkoreksian data yang
dikumpulkan.18
Adapun penggunaan metode ini digunakan untuk
memeriksa, meneliti serta mendeskripsikan data yang relevan dengan
penelitian terhadap penerapan diskon pembelian barang dalam
transaksi mura>bah}ah BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk
Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
b. Organizing
Organizing adalah metode atau langkah menyusun secara
sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan sehingga dapat
digunakan untuk pembuatan skripsi.19 Seperti apa yang di inginkan
oleh penulis yang terkait dengan praktek penerapan diskon pembelian
barang dalam transaksi mura>bah}ah BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya
Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
c. A nalizing
A nalizing merupakan langkah selanjutnya terhadap teknik
sebelumnya yaitu dengan menganalisa data yang terkait dengan
praktek penerapan diskon pembelian barang dalam transaksi
mura>bah}ah BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan
Ujung Pangkah Kabupaten Gresik sehingga memunculkan suatu
kesimpulan.20
7. Teknik Analisis Data
18
Ibid.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfa Beta, 2008), 243-245.
20
19
Hasil dari penggumpulan data tersebut akan dibahas dan kemudian
dilakukan analisis secara kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan.21
a. Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa
kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka, serta semua yang dikumpulkan
berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah
diteliti.22Tujuan dari metode ini adalah untuk membuat deskripsi atau
gambaran mengenai objek penelitian secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.23 Metode ini digunakan untuk mengetahui
gambaran tentang penerapan diskon pembelian barang dalam
transaksi mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk
Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
b. Pola pikir deduktif
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pola pikir deduktif
yang berarti menggunakan pola pikir yang berpijak pada teori-teori
yang berkaitan dengan permasalahan, kemudian dikemukakan
berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus.24 Pola pikir ini berpijak
21
Burhan Bungin,Metodologi Penelitian Sosial: Format - format Kuantitatif dan Kualitatif (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), 143.
22Lexy J. Moleong,Metologo Penelitian Kualitatif... , 11.
23
Moh Nazir,Metode Penelitian(Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005), 63. 24
20
pada teori-teori mura>bah}ah, dan fatwa Dewan Syariah Nasional
(DSN), kemudian dikaitkan dengan fakta di lapangan tentang aplikasi
penetapan diskon pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah di
BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah
Kabupaten Gresik.
I. Sistematika Pembahasan
Tujuan dari penyusunan sistematika pembahasan ini adalah untuk
mempermudah dalam memahami penelitian ini dan agar penelitian ini lebih
terarah sesuai dengan bidang kajian. Adapun sistematika pembahasan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bab pertama, berisi pendahuluan yang memuat : latar belakang
masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka,
tujuan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika
pembahasan.
Bab Kedua, konsepsi tentang mura>bah}ah, bab ini merupakan
pembahasan landasan teori mura>bah}ah yang meliputi pengertian mura>bah}ah,
dasar hukum mura>bah}ah, rukun mura>bah}ah, syarat mura>bah}ah, dan fatwa
DSN tentang diskonmura>bah}ah
Bab ketiga, merupakan pemaparan hasil penelitian dari diskon
pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl.
Raya Sekapuk kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik, yang berisi
profil BMT Mandiri Sejahtera, penerapan diskon pembelian barang dalam
21
Bab keempat, berisi tentang analisis yang dilakukan oleh penulis
terhadap Praktek penerapan diskon pembelian barang dalam transaksi
mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk kecamatan Ujung
Pangkah Kabupaten Gresik.
BAB II
KONSEPMURA>BAH}AH
A. Pengertianmura>bah}ah
Secara arti kata mura>bah}ah berasal dari kata ribhu (keuntungan).
Sehingga mura>bah}ah berarti saling menguntungkan.1 Secara sederhana,
mura>bah}ah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah
keuntungan yang disepakati.2Menurut jumhur ulama, mura>bah}ah ialah jika
penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian
menyatakan atas laba dalam jumlah tertentu, dinar atau dirham.3
Mura>bah}ah secara terminologi adalah pembiayaan saling
menguntungkan yang dilakukan oleh s}hah}ib al-ma>l dengan pihak yang
membutuhkan melalui transaksi jual beli. Mura>bah}ah dilakukan dengan
penjelasan bahwa harga pengadaan barang dan harga jual terdapat nilai lebih,
yang merupakan keuntungan atau laba bagi s}hah}ib al-ma>l dan
pengembaliaannya dilakukan secara tunai atau angsur.4
Para ahli di bidang hukum Islam mendefinisikan mura>bah}ah sebagai
berikut:
1
Mardani,Fiqh Ekonomi Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2013), 136.
2
Adiwarman A. Karim, Bank Islam A nalisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), 113.
3
Ibnu Rusyd,Terjemah Bidayatu’l Mujtahid, Jilid II (Semarang: Asy Syifa’, 1990), 181. 4
✁ ✂
1. Ulama Syafi’iyah dan Hanabilah dalam kitab Mughnil al-Muhtaaj
mendefinisikan mura>bah}ah adalah menjual barang sesuai dengan modal
yang dikeluarkan oleh penjual. Dan dia mendapatkan keuntungan satu
dirham untuk setiap sepuluh dirham, atau yang sejenisnya, dengan
syarat kedua belah pihak (penjual dan pembeli) mengetahui modal yang
dikeluarkan penjual.5
2. Ulama Hanafiah mendefinisikan mura>bah}ah adalah memindahkan hak
milik sesuai dengan transaksi dan harga pertama (pembelian), ditambah
keuntungan tertentu.6Hanafiah membolehkan penjualan mura>bah}ah
dengan dua syarat yaitu, barang yang dijual itu benda bukan mata uang
(emas dan perak) dan untung yang dimaksudkan terang jumlahnya.7
3. Muhammad Ibn Ahmad Ibnu Muhammad Ibn Rusyd dalam terjemah
kitab Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid yang dikutip oleh
Muhammad Syafi’i Antonio mengungkapkan bahwa mura>bah}ah adalah
jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang
disepakati.8
4. Sayyid Sabiq mendefinisikan mura>bah}ah adalah penjualan dengan harga
pembelian barang berikut untung yang diketahui.9
5
Wahbah az-Zuhaili,Fiqih Islam, jilid 5 (Jakarta: Gema Insani, 2011), 357. 6
Ibid 7
Hasbi Ash Shiddieqy,Hukum-Hukum Fiqih Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), 389. 8
Muhammad Syafi’i Antonio,Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Prees, 2001), 101.
9
✄ ☎
5. Ascarya mendefinisikan mura>bah}ah adalah penjualan barang oleh
seseorang kepada pihak lain dengan pengaturan bahwa penjual
berkewajiban untuk mengungkapkan kepada pembali harga pokok dari
barang dan margin keuntungan yang dimasukkan ke dalam harga jual
barang tersebut.10
6. Sunarto zulkifli mendefinisikan mura>bah}ah adalah prinsip bai’
(jual-beli) dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok barang ditambah
nilai keuntungan (ribhun) yang disepakati.11
7. Zainul Arifin mendefinisikan bahwa mura>bah}ah adalah kontrak jual beli
dimana barang yang diperjualbelikan tersebut diserahkan segera, sedang
harga (pokok dan margin keuntungan yang disepakati bersama) atas
barang tersebut dibayar di kemudian hari secara sekaligus.12
Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Pasal 116 tentangBai’
Mura>bah}ahyaitu:
a. Penjual harus membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian
barang yang telah disepakati spesifikasinya.
b. Penjual harus membeli barang yang diperlukan pembeli atas nama
penjual sendiri, dan pembelian ini harus bebas riba.
10
Ascarya,A kad & Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), 163-164.
11
Sunarto zulkifli,Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003), 39.
12
✆ ✝
c. Penjual harus memberi tahu secara jujur tentang harga pokok barang
kepada pembeli berikut biaya yang diperlukan.13
Mura>bah}ah menurut Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis
Ulama Indonesia No: 04/DSN-MUI/IV/2000, yaitu menjual suatu barang
dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli
membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. Kesimpulannya
mura>bah}ah adalah salah satu jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati . Akad ini merupakan
salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam mura>bah}ah
ditentukan berapa required rate profit -nya (keuntungan yang ingin
diperoleh).14
B. Dasar hukummura>bah}ah
Dalam al-Qur’an dan Hadist tidak dijelaskan langsung mengenai jual
beli mura>bah}ah, yang ada hanyalah referensi tentang jual beli atau
perdagangan. Mayoritas ulama, dari kalangan para sahabat, tabi’in dan para
Imam mazhab, membolehkan jual beli jenis ini karena mura>bah}ah pada
dasarnya adalah salah satu bentuk jual beli. Dalil-dalil yang membolehkan
jual belimura>bah}ahadalah sebagai berikut:
1. Ayat al-Qur’an yang secara umum melarang kaum muslim berbuat batil
kepada sesama, firman Allah surat al-Ni sa>’ayat 29:
13
Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Mayarakat Madani,Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2009), 46.
14
Artinya :‘’Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.’’(QS.
al-Ni sa>’ :29).15
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT melarang manusia
untuk mencari nafkah dengan cara yang bathil, yaitu yang diperoleh
dengan cara riba seperti sistem kredit konvensional. Berbeda dengan
mura>bah}ah, dalam akad ini tidak ditemukan unsur bunga namun hanya
menggunakan margin. Ayat ini juga mewajibkan untuk keabsahan setiap
transaksi mura>bah}ah harus berdasarkan prinsip kesepakatan antara para
pihak yang dituangakan dalam suatu perjanjian.16
2. Ayat al-Qur’an yang secara umum membolehkan jual beli, firman Allah
dalam surat al-Baqarahayat 275 sebagai berikut:
Artinya :‘’orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang
15
Departemen Agama,A l Qur’an dan Terjemahnya..., 153. 16
27
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.’’(QS. al-Baqarah: 275).17
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT mempertegas
legalitas dan keabsahan jual beli secara umum, serta menolak dan
melarang konsep ribawi. Berdasarkan ketentuan ini, jual beli mura>bah}ah
mendapat pengakuan dan legalitas dari syara’, dan sah untuk
dioperasionalkan. Sebab mura>bah}ah dalam praktik pada Bank Syari’ah
merupakan salah satu bentuk jual beli dan tidak mengandung unsur
ribawi.18
3. Hadits yang memperbolehkan untuk mengambil keuntungan yang artinya:
“Diriwayatkan bahwa Ibnu Mas’ud r.a membolehkan menjual barang dengan mengambil keuntungan satu dirham atau dua dirham untuk setiap sepuluh dirham.”19
Hadist di atas menjelaskan bahwa diperbolehkannya mengambil
keuntungan (margin) dalam transaksi jual beli. Begitu juga dengan
mura>bah}ah dimana penjualan barang seharga barang tersebut ditambah
keuntungan yang disepakati.
17
Departemen Agama,A l Qur’an dan Terjemahnya..., 86. 18
Daeng Naja,A kad Bank Syari’ah..., 86. 19
28
4. Ijma’
Di dalam al-Qur’an tidak membuat acuan langsung yang
berkenaan dengan mura>bah}ah, demikian juga dengan Hadist tidak ada
yang memiliki acuan langsung kepada mura>bah}ah.Di dalamnya yang ada
hanyalah keterangan mengenai keabsahan jual beli. Menurut al-Kaff,
dikutip oleh Abdullah Saeed, kritikus kontemporer menyimpulkan bahwa
mura>bah}ah merupakan “salah satu penjualan yang tidak dikenal pada
masa Nabi atau sahabatnya.”20 Untuk itu para ahli hukum harus
memberikan kebenaran dalammura>bah}ahberdasarkan landasan lain.
Para ulama awal seperti Imam Malik dan Imam Syafi’i yang
secara khusus menyatakan bahwa penjualan mura>bah}ah berlaku. Imam
Malik mendukung pendapatnya dengan acuan pada praktek orang-orang
Madinah, yaitu ada konsesus pendapat di sini (di Madinah) mengenai
hukum orang yang membeli baju di sebuah kota, dan mengambilnya ke
kota lain untuk menjualnya berdasarkan suatu kesepakatan berdasarkan
keuntungan.21
Imam syafi’i mendukung pendapatnya dengan mengatakan bahwa:
Jika seseorang menunjukkan komoditas kepada seseorang dan
mengatakan, “kamu beli untukku, aku akan memberimu keuntungan
20
Abdullah Saeed, Bank Islam dan Bunga Studi Kritis Larangan Riba dan Interpretasi Kontemporer,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), 137.
21
29
begini-begini” kemudian orang itu membelinya, maka transaksi itu sah.22
Menurut Imam Malik dan Imam Syafi’i yang secara khusus mengatakan
bahwa jual beli mura>bah}ah itu dibolehkan walaupun tanpa memperkuat
dalilnya dengan nas, melainkan menyamakannya dengan jual beli tangguh
sebagaimana ungkapan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah
diatas.23
Ulama Hanafi, Marghinani, membenarkan berdasarkan kondisi
penting bagi validitas penjualan di dalamnya, dan juga karena manusia
sangat membutuhkannya. Ulama Syafi’i, Nawawi, secara sederhana
mengemukakan bahwa penjualan mura>bah}ah sah menurut hukum tanpa
bantahan.24 Dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas ulama
membolehkan jual beli dengan caramura>bah}ah.
5. Kaidah fiqh mengenai kebolehan bermuamalah:
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkan.”25
Kaidah fiqh tersebut menyebutkan bahwa berarti semua jenis
transaksi pada umumnya diperbolehkan, sepanjang tidak mengandung
22
Abdullah Saeed,Bank Islam dan Bunga..., 138. 23
Syukri Iska,Sistem Perbankan Syari’ah di Indonesia dalam Perspektif Fikih Ekonomi, (Yogyakarta: Fajar Media Press, 2014), 201.
24
Abdullah Saeed,Bank Islam dan Bunga..., 138. 25
30
unsur bunga (riba), spekulasi (maysir), tipu menipu atau menyembunyikan
sesuatu (gharar) danbathil.
6. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional
Dewan Syariah Nasional menetapkan aturan tentang mura>bah}ah
sebagaimana tercantum dalam Fatwa DSN MUI Nomor
04/DSNMUI/IV/2000 tertanggal 1 April 2000. Dan Fatwa Dewan
Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 16/DSN-MUI/IX/2000
tentang diskon dalammura>bah}ah
C. Rukun dan syarat mura>bah}ah
Jual beli mura>bah}ah mempunyai rukun dan syarat yang harus
dipenuhi, sehingga jual beli itu dapat dikatakan sah oleh syara’. Rukun
merupakan unsur esensial yang membentuk suatu perjanjian yang harus
dipenuhi dalam suatu transaksi. Sedangkan syarat merupakan unsur yang
membentuk keabsahan rukun akad. Jadi, sahnya suatu akad sangat
bergantung kepada terpenuhi atau tidaknya rukun dan syarat akad.
Rukunmura>bah}ahyang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa,
yaitu:26
1. Pelaku akad, yaitubai(penjual) danmusytari(pembeli)
Dalam jual beli pelaku akad terdiri dua yaitu penjual dan pembeli.
Penjual adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual, sedangkan
pembeli adalah pihak yang memerlukan dan akan membeli barang. Untuk
26
31
sahnya proses jual beli tersebut penjual maupun pembeli harus orang yang
sudah baligh, berakal sehat dan cakap dalam hukum. Apabila tidak
mempunyai unsur tersebut maka jual beli itu tidak sah.
2. Objek akad, yaitumabi’(barang dagangan) dantsaman(harga)
Mabi’ harus ada pada waktu akad diadakan. Menurut pendapat
fuqohah barang yang belum wujud tidak dapat menjadi objek akad, sebab
hukum dan akibat akad tidak mungkin bergantung pada sesuatu yang
belum berwujud. Barang yang diperjualbelikan harus merupakan benda
bernilai bagi pihak-pihak yang mengadakan akad. Objek akad dapat
ditentukan dan diketahui oleh dua belah pihak, dan juga dapat diserahkan
pada waktu akad terjadi.27
Tsaman (harga) adalah suatu jumlah yang disepakati oleh kedua
belah pihak, baik sama dengan nilai (qimah) benda yang menjadi obyek
jual beli, lebih tinggi maupun lebih rendah. Sedangkan yang dimaksud
harga mura>bah}ah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan ditambah
dengan keuntungan sesuai dengan hasil kesepakatan.28 Kesimpulannya
bahwa sesuatu dapat menjadi objek akad apabila dapat menerima hukum
akad dan tidak ada unsur-unsur yang menimbulkan sengketa di kemudian
hari antara pihak-pihak yang bersangkutan.29
27
Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), 119-120.
28
Burhanuddin,A spek Hukum Lembaga Keuangan Syari’ah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 73.
29
32
3. Shighah, yaituijabdanqabul
Ijab merupakan permulaan penjelasan yang keluar dari salah
seorang yang berakad untuk memperlihatkan kehendaknya dalam
mengadakan akad, siapapun saja yang memulainya. Sedangkan qabul
ialah jawaban pihak yang lain sesudah adanya ijab untuk menyatakan
persetujuan.30
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam transaksi mura>bah}ah
adalah sebagai berikut:31
1. Mengetahui harga pertama (harga pembelian)
Agar transaksi mura>bah}ah sah, harga pertama hendaklah
diketahui oleh pembeli kedua, karena mengetahui harga adalah syarat
sah jual beli. Jika harga pertama tidak diketahui sampai kedua belah
pihak berpisah, maka transaksi mura>bah}ah tersebut dinyatakan tidak
sah.
2. Mengetahui jumlah keuntungan yang diminta penjual
Adanya kejelasan informasi mengenai keuntungan, karena
keuntungan adalah bagian dari harga barang. Sehingga diketahui oleh
pembeli sebagai salah satu syarat sahmura>bah}ah.
3. Modal yang dikeluarkan hendaknya berupa barang mitsliyat (barang
yang memiliki varian serupa).
Contohnya adalah barang-barang yang bisa ditakar, ditimbang,
dan dijual satuan dengan varian berdekatan. Karena harga pokok harus
30
Ibid.
31
33
dapat diukur, baik menggunakan takaran, timbangan ataupun
hitungan. Ini merupakan syarat mura>bah}ah. Harga bisa menggunakan
ukuran awal, ataupun dengan ukuran yang berbeda, yang penting bias
diukur dan di ketahui.
4. Jual beli mura>bah}ah pada barang-barang ribawi hendaknya tidak
menyebabkan terjadinya riba nasiah terhadap harga pertama.
Menurut pendapat Asyhab, bagi pembeli barang dengan barang
tidak boleh menjualnya dengan cara mura>bah}ah, karena ia menuntut
barang berdasarkan sifat barangnya sendiri. Jadi membeli barang yang
ditakar atau ditimbang dengan barang yang sejenis, dan dengan
jumlah yang sama tidak diperbolehkan menjualnya kembali secara
mura>bah}ah, karena dalam mura>bah}ah menjual sesuai dengan harga
pertama dan ditambah keuntungan tertentu. Namun jika jenis
barangnya berbeda, maka ia boleh dijual dengan caramura>bah}ah.32
5. Transaksi yang pertama hendaknya sah
Jual belimura>bah}ahterjadi apabila transaksi yang pertama sah,
jika transaksi pertama tidak sah maka barang yang bersangkutan tidak
boleh dijual dengan cara mura>bah}ah. Mura>bah}ah merupakan jual beli
sesuai harga pertama dengan menambahkan keuntungan. Menurut
Syafi’i Antonio syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam transaksi
mura>bah}ahadalah sebagai berikut:
a. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah
34
b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan
c. Kontrak harus bebas dari riba
d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas
barang sesudah pembelian
e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.33
D. Fatwa tentang diskonmura>bah}ah
Bahwa salah satu prinsip dasar dalam mura>bah}ah adalah penjualan
suatu barang kepada pembeli dengan harga (tsaman) dalam pembelian dan
biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan.
Bahwa penjual (Lembaga Keuangan Syari’ah,LKS) terkadang memperoleh
potongan harga (diskon) dari penjual pertama (supplier). Maka timbul
permasalahan, apakah diskon tersebut menjadi hak penjual (LKS), sehingga
harga penjualan kepada pembeli (nasabah) menggunakan harga sebelum
diskon, ataukah merupakan hak pembeli (nasabah), sehingga harga penjualan
kepada pembeli (nasabah) menggunakan harga setelah diskon.
Bahwa untuk mendapat kepastian hukum, sesuai dengan prinsip
Syari’ah Islam, tentang status diskon dalam transaksi mura>bah}ah tersebut.
DSN memandang perlu menetapkan fatwa potongan harga (diskon) dalam
mura>bah}ahuntuk dijadikan pedoman LKS.
Landasan Hukum
1. Firman Allah QS.A l-Ma’idah(5): 1:
33
Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.
Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”(QS. al- Ma’idah :1).34
Kata ( ) auwfu ,berarti memberikan sesuatu dengan sempurna
dalam arti melebihi kadar yang seharusnya. Biasanya untuk memberi
rasa puas menyangkut kesempurnaan timbangan, mereka melebihkan
dari kadar yang dianggap adil dan seimbang. Kata ( )al-‘uqudadalah
jamak ( ) ‘aqad /akad yang pada mulannya berarti mengikat sesuatu
dengan sesuatu sehingga tidak menjadi bagiannya dan tidak berpisah
dengannya.35
2. Hadist Nabi riwayat Tirmizi dari ‘Amr bin ‘Auf:
Artinya:“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”36
34
Depag RI,A l-Qur’an dan Terjemahannya, 106. 35
M. Quraisy Shihab,Tafsir A l-Misbah :Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,(Jakarta:Lentera Hati, 2002),7.
36
36
Menurut At-Turmudzy, hadist ini hasan shahih. Hadist in ه
diriwayatkan juga oleh Al-Hakim dan Ibnu Hibban. Di dalamnya
terdapat Katsir ibn Abdillah, seorang yang sangat lemah. Menyatakan
bahwa setiap perdamaian yang dilakukan oleh kaum muslimin,
dipandang sah, terkecuali perdamaian yang menghalalkan barang yang
haram ataupun sebaliknya.
3. Kaidah Fiqh
Artinya:“Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalat boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”37
Dewan Syari’ah Nasional dan Majelis Ulama’ Indonesia pada
tanggal 17 Jumadil Akhir 1421 H atau bertepatan dengan tanggal 16
September 2000 M, menetapkan fatwa DSN-MUI NO.
16/DSN-MUI/IX/2000 tentang diskon dalam mura>bah}ah. Dalam fatwa tersebut
dinyatakan bahwa ketentuan diskon dalam mura>bah}ah adalah sebagai
berikut:
Fatwa DSN-MUI No.16/DSN-MUI/IX/2000 tentang diskon
mura>bah}ahsebagai berikut:
1. Harga (tsaman) dalam jual beli adalah suatu jumlah yang disepakati
oleh kedua belah pihak, baik sama dengan nilai (qîmah) benda yang
menjadi obyek jual beli, lebih tinggi maupun lebih rendah.
37
37
2. Harga dalam jual beli mura>bah}ah adalah harga beli dan biaya yang
diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan.
3. Jika dalam jual beli mura>bah}ah LKS mendapat diskon dari supplier38
harga sebenarnya adalah harga setelah diskon; karena itu, diskon
adalah hak nasabah.39
38
Suppliyeradalah pemasok, penawar, penyedia jumlah komoditas atau jasa yang ditawarkan pada tingkat harga, waktu, pasar tertentu.
39
38
BAB III
APLIKASI PENERAPAN DISKONMURA>BAH}AH DI BMT MANDIRI SEJAHTERA JL. RAYA SEKAPUK KECAMATAN UJUNG PANGKAH
KABUPATEN GRESIK
A. Profil BMT Mandiri Sejahtera 1. Sejarah berdiri
Dengan berkembangnya zaman yang modern ini, lembaga
keuangan tentu sangat banyak bermunculan, terlebih lagi lembaga
keuangan non bank. Untuk itu berdirilah BMT Mandiri Sejahtera.
Koperasi BMT KUBE (Kelompok Usaha Bersama) Sejahtera Unit 023
yang sekarang berganti nama menjadi Koperasi Simpan Pinjam
Pembiayaan syari’ah (KSPPS) BMT Mandiri Sejahtera Jawa Timur
berdiri pada tanggal 19 Oktober 2004.
Lembaga keuangan syar’ah ini menggabungkan dua bidang
keuangan yang berbeda sifatnya dalam satu lembaga, yaitu baitul mal
yang lebih yang lebih mengarah pada usaha-usaha menghimpun dan
menyalurkan dana yang bersifat non-profit danbaitut tamwil yang dalam
pendiriannya memang sengaja didirikan sebagai usaha pengumpulan dan
penyaluran dana yang komersil.1
Usaha–usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
Koperasi BMT Kube Sejahtera Unit 023 sebagai lembaga pendukung
kegiatan ekonomi masyarakat mikro dan kecil yang berdasarkan prinsip
1
39
syari’ah. Secara kelembagaan, Koperasi BMT Kube Sejahtera Unit 023
merupakan lembaga non bank yang berbadan hukum koperasi, yang
merupakan program binaan direktorat BSFM Dirjen Banjamsos DEPSOS
RI.
Koperasi BMT Kube Sejahtera Unit 023 ini bekerja sama dengan
Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) yang mempunyai maksud
dan tujuan menggalang kerjasama demi kemajuan kepentingan ekonomi
untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut menjadi penggerak
perekonomian rakyat dan membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
berlandaskan pada pancasila dan undang-undang dasar 1945.
Sumber dana Koperasi BMT Kube Sejahtera Unit 023 berasal dari
hibah senilai Rp 125.000.000,- yang diperuntukkan untuk usaha kecil
sebagai modal pertama yang kemudian untuk dibagikan kepada 10 KUBE
(Kelompok Usaha Bersama) yang masih meliputi wilayah kabupaten
Gresik. Pendirian Koperasi BMT Kube Sejahtera Unit 023 adalah atas
inisiatif dari Departemen Sosial yang menyarankan untuk mendirikan
suatu lembaga keuangan, karena mereka merasa khawatir akan hilangnya
sejumlah uang yang akan dijadikan sebagai modal utama tersebut.2
Oleh karena itu lahirlah suatu gagasan untuk mendirikan suatu
lembaga keuangan syari’ah mikro (LKSM), yakni sebuah koperasi berupa
2
40
balai usaha mandiri terpadu atau baitul mal wat tamwil yang didirikan
oleh 38 orang yang sekaligus menjadi anggota koperasi tersebut yang
selanjutnya dalam anggaran dasar disebut dengan Koperasi dengan nama
singkat‚ Koperasi BMT Kube Sejahtera Unit 023.
Akhirnya, dengan semangat kebersamaaan para anggota Koperasi
BMT Kube Sejahtera Unit 023 dalam rangka untuk menjadikan Koperasi
BMT Kube Sejahtera Unit 023 sebagai lembaga keuangan mikro yang
sehat, berkembang, dan terpercaya, yang mampu melayani anggota dan
masyarakat sekitar dengan berkehidupan salam, penuh keselamatan, dan
kesejahteraan, serta dalam rangka memperkenalkan ekonomi kerakyatan
yang berbasis pada ekonomi syari’ah, membantu para pengusaha mikro
dan kecil dalam mengembangkan usahanya, dan sebagai lembaga sosial
yang siap mengelola dana zakat, infaq dan shodaqoh.
Dan dengan adanya suatu permasalahan tersebut maka pada
tanggal 19 Oktober 2004 Koperasi BMT Kube Sejahtera Unit 023 berdiri
dan mulai beroperasi yang kemudian diresmikan oleh menteri Negara
koperasi dan usaha kecil dan menengah RI. Dinas Koperasi PK dan M.
Kabupaten Gresik dengan keputusan nomer. 03/BH/403.62/IV/2006 pada
tanggal 13 Juni 2006.3
Seiring dengan perkembangan BMT Mandiri Sejahtera Jawa
Timur yang sangat pesat, BMT melakukan izin untuk membuka
cabang-cabang di luar kota kepada Dinas Koperasi Provinsi Jawa Timur. Dan
41
pada ahirnya dengan keputusan SIUSP No: P2T/39/09.06/X/2011 pada
tanggal 16 Nopember 2011 berganti nama menjadi Koperasi BMT
Mandiri Sejahtera Jawa Timur serta mulai bisa beroperasi di luar Kota
Gresik.4
Sampai pada tahun 2016, BMT Mandiri Sejahtera Jawa Timur
sudah memiliki 21 kantor cabang atau unit yang tersebar di beberapa desa
atau kecamatan di wilayah Kabupaten Gresik, Lamongan dan Tuban.
Salah satunya adalah Koperasi Jasa Keuangan Shari>ah Baitul Ma>l wat
Tamwil Mandiri Sejahtera Jawa Timur Cabang Sekapuk Gresik yang
resmi dibuka pada tanggal 22 Mei 2011 dan sampai saat ini telah
mempunyai lebih dari 3.000 nasabah.5
Lokasi KSPPS BMT Mandiri Sejahtera Cabang Sekapuk Gresik
terletak di jalan Raya Pasar Sekapuk No. 1 Sekapuk Ujung pangkah
Kabupaten Gresik. Pemilihan lokasi pada KSPPS BMT Mandiri Sejahtera
Cabang Sekapuk ini cukup strategis, karena terletak di jalur lalu lintas
pusat perdagangan sehingga mudah dijangkau.
2. Visi dan Misi
a) Visi KSPPS BMT Mandiri Sejahtera Jawa Timur
1) Menjadi lembaga keuangan mikro yang sehat, berkembang dan
terpercaya.
2) Mampu melayani anggota dan masyarakat sekitar berkehidupan
salam, penuh keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan.
4 ibid 5
42
b) Misi KSPPS BMT Mandiri Sejahtera Jawa Timur
1) Mengembangkan BMT sebagai sarana gerakan pemberdayaan
dan keadilan, sehingga terwujud kualitas masyarakat di sekitar
yang salam, penuh keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan
serta mengutamakan kepuasan nasabah dan mitra kerja lainnya.
2) Membangun kepercayaan pada masyarakat atau instansi lain
yang bekerjasama dengan BMT.
3) Pengembangan dan perluasan jaringan usaha, terutama di daerah
potensial.
4) Mengoptimalkan kinerja instansi.6
3. Struktur Organisasi BMT Mandiri Sejahtera Cabang Sekapuk Gresik.7
Gambar 3.1
6
Aini Nur Arrifah, , Wawancara, Gresik, 22 Desember 2016 7Ibid
Rapat anggota
Pengawas Syariah Pengawas syariah
43
Keterangan :8
: Garis Intruksi
: Garis Kordinasi
Keterangan Tabel:
1) Dewan Pengawas
a) Pengawas Shari>ah : Ust. Ah.Qusyairi Burhanuddin,
S.Ag
b) Pengawas Administrasi : H. Sudirman, SH., MH
2) Dewan Pengurus
a) Ketua : Mahfud, S. Pd
b) Sekretaris 1 : Sukirno
Sekretaris 2 : Sueb
c) Bendahara : Matokan
8
Struktur BMT Mandiri Sejahtera
Manager
Kepala unit
44
3) Manager : H. M. Ayubi Chozin
4) Dewan Pengelolah
a) Kepala unit : Iskan ,SE
b) Bag. Administrasi : Anna Fina Iffanah
c) Marketing : Aini Nur Arrifah, S.Pd
Mu’arofah
d) Teller : Hartatik
4. Produk
Berbagai produk yang ditawarkan oleh KSPPS BMT Mandiri
Sejahtera kepada masyarakat antara lain:9
1. Produk Simpanan (Funding)
Pemilik harta (Sahibul Mal) menyimpan dananya di KSPPS BMT
Mandiri Sejahtera dengan akad wadi>‘ah yad} d}amanah (BMT bebas
menggunakan dana secara profesional dan sesuai syari’ah).
Keuntungan bagi penyimpan adalah mendapatkan pahala 18 kali lipat
jika diniati menghutangi dan membantu sesama umat, aman dan
sesuai syari’ah, akan mendapat bonus sesuai ketentuan manajemen
KSPPS BMT Mandiri Sejahtera.
Jenis simpanan di KSPPS BMT Mandiri Sejahtera, yaitu:
a) Simpanan Masyarakat Sejahtera (SIMASTER)
Simpanan jenis ini adalah simpanan yang paling banyak
digunakan oleh masyarakat untuk menyimpan dananya karena
45
dapat diambil kapanpun dan sewaktu-waktu dengan fasilitas
paling lengkap. Simpanan SIMASTER dibagi menjadi dua, yaitu
SIMASTER biasa yang diperuntukkan untuk masyarakat umum
dan SIMASTER utama atau plus yang diperuntukkan untuk
kalangan tertentu atau untuk lembaga pendidikan. Perbedaan
lainnya adalah jumlah persentase bonus yang diberikan berbeda
karena lebih besar untuk SIMASTER utama.
b) Simpanan Haji dan Umroh
Simpanan jenis ini adalah simpanan khusus yang
diperuntukkan untuk masyarakat yang mempunyai keinginan
untuk menunaikan ibadah haji ataupun umroh dalam jangka
panjang.
c) Simpanan Qurban
Simpanan jenis ini disediakan oleh KSPPS BMT Mandiri
Sejahtera untuk membantu masyarakat dalam merencanakan
ibadah qurban.10
2. Produk Pembiayaan (Lending)11
KSPPS BMT Mandiri Sejahtera memberikan pembiayaan kepada
masyarakat dengan menggunakan berbagai akad, antara lain:
10ibid
46
a) PembiayaanMura>bah}ah
Bai’ al-mura>bah}ah adalah jual beli barang pada harga asal
dengan tambahan keuntungan yang disepakati.12 Pada KSPPS
BMT Mandiri Sejahtera mura>bah}ah merupakan layanan
pembiayaan untuk pembelian barang. KSPPS BMT Mandiri
Sejahtera akan membelikan barang yang dibutuhkan sesuai
pesanan nasabah jika pengajuan pembiayaan nasabah disetujui.
Selanjutnya KSPPS BMT Mandiri Sejahtera menjual
barang tersebut dengan harga yang telah disepakati, dan nasabah
wajib mengangsur pembayaran dari pembelian barang tersebut.
Margin yang diambil KSPPS BMT Mandiri Sejahtera dalam
penjualan barang kepada nasabah berkisar 0,8 % - 2,25% dari
harga beli barang di toko.
b) PembiayaanMusha>rakah(Bagi Hasil)
Musha>rakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan.13Pada KSPPS BMT Mandiri Sejahtera pembiayaan
musha>rakah jarang sekali dipakai karena produk utama
pembiayaan yang dijual adalah pembiayaanmura>bah}ah.
12
Muhammad Syafi’i Antonio,Bank Syari’ah: dari Teori ke Praktik…,101. 13
47
c) PembiayaanMud}a>rabah(Bagi Hasil)
Mud}a>rabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama (sahibul mal) menyediakan seluruh (100%)
modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.14 Pada
awalnya pembiayaan mud}a>rabah pernah dijual kepada masyarakat
namun karena dirasa masyarakat belum siap dengan pembiayaan
jenis ini jarang sekali dipergunakan, sebab pembiayaan ini
menggunakan nisbah bagi hasil yang mengharuskan nasabah untuk
selalu menghitung keuntungan yang didapat dari usahanya,
rata-rata nasabah di KSPPS BMT Mandiri Sejahtera adalah
masyarakat menengah ke bawah.
d) PembiayaanRahn(Gadai)
Gadai ialah menjadikan suatu benda bernilai menurut
pandangan syara’ sebagai tanggungan utang, dengan adanya benda
yang menjadi tanggungan itu seluruh atau sebagian utang dapat
diterima.15 Bagi nasabah yang memiliki emas murni, dapat
menggadaikan emasnya untuk pembiayaan. KSPPS BMT akan
memberi pembiayaan sesuai taksiran harga emas yang dibawa.
e) PembiayaanIja>rah(Jasa)
Ija>rah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau
jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan
14
Ibid., 95. 15