ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI
DIKELAS X SMA NEGERI 1 WARU TAHUN AJARAN 2012-2013
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat Untuk memperoleh gelar sarjana
OLEH
MOHAMMAD FADLILAH NPM : 04.02031.346
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Madura dan Diterima Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Pada tanggal
28 Agustus 2013
Mengesahkan,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Madura
Dekan,
Dra. Sri Harini, M.M
Dewan penguji Tanda Tangan
1. Drs. R. Agus Kreatif Penguji I
2. Mohammad Jufri , S .Pd Penguji II
3. Drs. Lili Supardi, M . M Penguji III
Lembar Persetujuan
Proposal ini telah disetujui :
Hari :
Tanggal :
Oleh :
Drs. Lili Supardi, M.M Pembimbing I
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Belajarlah ilmu, sebab belajar adalah kebaikan, menimbanya adalah ibadah,
sedang mengingatnya adalah tasbih, lalu mengadakan penyelidikan padanya
berarti jihad. Kemudian mengerjakannya berarti shodaqoh dan memberikan
pada orang yang butuh adalah taqqarub’’
( Mu’ad Jabal )
Skripsi Ini Kupersembahkan Kepada :
- Ayahanda Hajar, Ibunda Sahemah dan doanya
yang selalu menyertai langkahku.
- Tunanganku Hanifah dan kedua orang tuanya
yang selalu tidak henti-hentinya memberikan
motivasi dan semangat.
- Sahabat-sahabtku dan teman-teman
seperjuangan khususnya yang tergabung
dalam matematika angkatan 2004 yang telah
membantu dan memberiku semangat.
- Guru-guru yang aku hormati.
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi
yang berjudul“ ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM
MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN
TRIGONOMETRI DI KELAS X MA. AL-ISLAMIYAH PAKONG TAHUN PELAJARAN 2014/2015”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Dengan terselesaikannya skripsi ini kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan skripsi ini
diantaranya :
1. Ibu Dra. Sri Harini, M.M selaku Dekan FKIP.
2. Drs. Lili Supardi, M.M selaku Pembimbing I yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis hingga terselesaikannya skripsi
ini.
3. Rohmah Indahwati, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis.
4. Orang tua yang telah ikhlas memberikan motivasi, fasilitas serta do'a .
5. Rekan seangkatan 2004 khususnya Jurusan Matematika yang saling
membantu serta pihak lain yang terlibat dalam kemudahan penyusunan
Tentunya skripsi yang telah tersusun ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan, semoga skripsi
yang telah tersusun ini memberikan manfaat bagi kita semua demi kamajuan
pendidikan pada umumnya dan Pendidikan Matematika pada khususnya.
Pamekasan, Januari 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DARTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Permasalahan... 4
C. Rumusan Masalah... 4
D. Penegasan Konsep Variabel... 4
E. Diskripsi Masalah... 5
F. Batasan Masalah... 7
G. Tujuan Penulisan... 7
H. Asumsi... 8
I. Manfaat Penelitian... 8
J. Alasan Pemilihan Judul... 9
K. Pengertian Istilah Dalam Judul... 10
L. Ruang Lingkup Penulisan... 11
M. Sistematika Penulisan... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat dan Objek Matematika... 13
B. Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Pokok Bahasan Trigonometri... 20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian... 32
B. Penentuan Subjek Penelitian... 33
C. Metode Pengumpulan Data... 34
D. Instrumen Penelitian... 36
E. Teknik Analisis Data... 45
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... 46
B. Saran ... 47
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Indikator kesalahan siswa dalam menyelesaikan Soal
Matematika... 19
Tabel 2.2 : Indikator kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal Matematika pada pokok bahasan trigonometri... 28
Tabel 3.1 : Patokan Interpretasi Nilai r (Korelasi/Validitas) ... 40
Tabel 3.2 : Patokan Interpretasi Reliabilitas ... 42
Tabel 3.3 : Patokan Interpretasi Taraf Kesukaran ... 43
Tabel 3.4 : Patokan Interpretasi Daya Pembeda ... 44
Tabel 4.1 : Data hasil tes uji coba instrument ... 48
Tabel 4.2 : Data hasil tes instrument ... 49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kisi-Kisi Penyusunan Soal Tes
2. Soal-Soal Instrumen Tes
3. Kunci Jawaban Tes
4. Lampiran uji coba instrument
5. Surat p ermohonan Ijin Risearch dari LP3M.
6. Surat Keterangan Uji Coba Instrumen dari SMA Negeri 1 Pakong
Pamekasan
ABSTRAK SKRIPSI
Nama : Mohammad Fadlilah
NPM : 04. 02031. 346
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi : Pendidikan Matematika
Universitas : Universitas Madura Program : S – 1 (Strata Satu)
Judul :Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan Trigonometri di Kelas X SMA Negeri 1 Waru Tahun Ajaran 2012-2013.
Pendidikan merupakan suatu rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia sehingga manusia itu bertumbuh sebagai manusia yang utuh, yaitu dengan belajar. Karena itu, sebagaimana pengajar kalau berbicara tentang belajar, tidak lepas dari mengajar, mengajar dan belajar merupakan proses kegiatan yang tidak bisa dipisahkan. Oleh karenanya seorang guru menyiapkan anak didiknya agar mampu memecahkan berbagai problem kehidupan dan mengingat betapa pentingnya peranan pendidikan terutama pendidikan matematika, sehingga perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh oleh guru. Namun kenyataannya yang sering diterima oleh seorang guru adalah masih banyak melihat kenyataan dimana siswa selalu menganggap bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit dan menakutkan, sehingga menyebabkan siswa banyak melakukan kesalahan terutama dalam menyelesaikan soal matematika. Kesalahan siswa tidak hanya kebetulan saja, tetapi sering kali kesalahan yang sama terjadi terus menerus dari tingkat dasar sampai tingkat yang lebih tinggi, sehingga melihat kenyataan yang demikian maka penulis dalam melakukan penulisan ini memberi judul “Ananlisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan Trigonometri di Kelas X SMA Negeri 1 Waru Tahun Ajaran 2012-2013.”
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Berapa prosentase masing-masing kategori kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan trigonometri.
2. Jenis-jenis kesalahan apa yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan trigonometri.
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan suatu rangkaian kegiatan komunikasi antar
manusia sehingga manusia itu bertumbuh sebagai manusia yang utuh. yaitu
dengan cara belajar karena itu, sebagai pengajar kalau berbicara tentang
belajar, tidak lepas dari mengajar. Mengajar dan belajar merupakan proses
kegiatan yang tidak bisa dipisahkan. Proses kegiatan tersebut sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sangat menentukan keberhasilah belajar
peserta didik (Hodojo,1990:1). Oleh karenanya seorang guru menyiapkan
anak didiknya agar mampu memecahkan berbagai problem kehidupan dan
mengingat betapa pentingnya peranan pendidikan terutama pendidikan
metematika, sehingga perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh oleh
guru. Karena yang sering diterima oleh seoarang guru adalah masih banyak
siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika karena
dianggap suatu pelajaran yang sangat ditakutkan oleh siswa. Hal ini sesuai
dengan anggapan guru dan banyak orang bahwa matematika itu sulit, sukar
dan menakutkan.
Proses terjadinya belajar dan pembelajaran terutama matematika
tidak mudah untuk di amati oleh seorang guru. Karena itu, seorang guru
memverifikasi tingkah laku siswa untuk disusun menjadi pola tingkah laku
yang akhirnya tersusunlah suatu model yang menjadi prinsip-prinsip belajar
bermanfaat sebagai bekal untuk memahami, mendorong dan memberi
arahan kegiatan belajar. Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut di aplikasikan
kedalam pembelajaran disiplin ilmu tertentu.
Matematika merupakan ilmu yang mempunyai sifat khas kalau
dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain. Karena peserta didik yang
balajar dan mengajar matematika seyogyanya tidak disamakan dengan ilmu
yang lain. Karena peserta didik yang belajar matematika itupun
berbeda-beda pula kemampuannya, maka kegiatan belajar dan mengajar haruslah
diatur sekaligus memperhatikan kemampuan yang belajar dan Hakikat
matematika (Hudojo, 1990:1).
Hal tersebut diatas sesuai dengan pendapat James (dalam
Ressuffendi, 1995: 42) dalam kamus metematikanya mengatakan bahwa
matematika adalah ilmu yang logika mengenai bentuk, susunan, dan
konsep-konsep yang saling berbuhungan satu sama lainnya dengan jumlah yang
banyaknya terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.
Adapun dampak dari kesulitan siswa mamahami pelajaran
matematika terlihat dari prestasi belajar siswa yang kurang memuaskan,
sehingga respon terhadap matematika sangat kurang. Penyebab kesuliatan
siswa dalam memahami matematika disebabkan karena siswa enggan untuk
belajar dan berlatih mengerjakan soal yang sudah diberikan oleh seorang
guru. Guru harus peka terhadap kondisi siswa yang demikian, maka guru
matematika merupakan pelajaran yang tidak menakutkan dan tidak sukar
untuk dipelajari oleh siswa.
Dengan demikian dapat diuraikan bahwa rendahnya matematika
yang kurang baik, bukan semata-mata karena ketidakberdayaan dan
ketidakmampuan siswa dalam menerima dan memahami matematika tetapi
kemungkinan hal ini terjadi sistem, metode penyampaian pengajaran yang
kurang sesuai dengan pelajaran matematika, sehingga menyebabkan siswa
kesulitan dalam mengerjakan soal-soal matematika sub pokok trigonometri
maka untuk menghindari masalah tersebut melalui langkah-langkah dan
proses tersendiri perlu dilakukan oleh siswa dalam megerjakan sebuah soal
matematika yaitu dilakukan secara bertahap.
Tahap pertama diawali dengan menganalisa apa yang dilakukan yang
ditanyakan, mencari rumus-rumus dalam matematika yang sesuai dengan
permasalahan, kemudian yang terakhir setelah diselesaikan secara matematis
maka dikembangkan lagi pada permasalahan semula.
Adapun kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal matemaika
yaitu dapat dilihat dari kemampuan siswa menyelesaikan setiap tahap
penyelesaian. Tetapi masih banyak siswa yang mengerjakan semuanya
sering terjadi kesalahan dalam setiap langkah penyelesaian, kesalahan siswa
tidak harus dari segi kebetulan saja tatapi sering kali kesalahan yang sama
terjadi terus menerus dari tingkat dasar sampai tingkat yang lebih tinggi.
Berdasarkan fenomina yang ada dilapangan masih banyak seorang guru
umumya guru menulis jawaban benar dan salah. Bahkan dalam metode
belajar matematika masih banyak yang sesuai sehingga menyebabkan
ketidak mampuan siswa dalam mengejakan soal-soal.
Melihat latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk malakukan
penelitian tentang tingkat kesalahan yang dilakukan siswa kelas X di SMA
Negeri 1 Waru. sehingga penulis malakukan penelitian yang berjudul ”
Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan
trigonometri di kelas X SMA Negeri 1 Waru tahun ajaran 2012-2013."
B. PERMASALAHAN 1. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. Berapa Prosentase masing-masing kategori kesalahan yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan
trigonometri ?
b. Jenis-jenis kesalahan apa yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita pokok bahasan trigonometri ?
2. Penegasan Konsep Variabel
Sesuai dengan judul proposal penelitan ini yaitu Analisis
kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan
trigonometri siswa kelas X SMA Negeri 1 Waru tahun ajaran 2012-2013
konsep Variabel yaitu kesalahan-kesalahan siswa dalam meyelesaikan
soal cerita pokok bahasan trigonometri.
3. Deskripsi Masalah
Analisis kesalahan didefinisikan sebagai suatu usaha untuk
menemukan kesalahan yang dialami siswa dalam memperoses sesuatu
serta mengupayakan adanya perbaikan dalam menjalankan proses
tersebut.
Ada berbagai bentuk kesalahan yang di lakukan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika, secara garis besar dapat
diklasifikasikan menurut para pakar, antara lain:
1. Kesalahan konsep
Kesalahan konsep ini meliputi kesalahan memilih/menggunakan
rumus atau definisi untuk menjawab masalah.
2. Kesalahan interpretasi bahasa
Kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menterjemahkan bahasa
umum ke model matematika.
3. Kesalahan tekhnis
Kesalahan ini meliputi kesalahan dalam penghitungan dan
manipulasi operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
4. Kesalahan prosedur
Kesalahan ini meliputi ketidakhirarkisan langkah-langkah dalam
menyelesaikan masalah atau kesalahan memasukkan data.
5. Kesalahan hasil
Kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menyimpulkan hasil akhir.
Akan tetapi dalam penelitian pendidikan matematika beberapa
pakar hanya memakai tiga kategori kesalahan, yakni: kesalahan konsep,
kesalahan prosedur, dan kesalahan algoritma.
Sedangkan materi pelajaran yang akan dikaji pada penelitian ini
adalah Trigonometri. Dengan pokok bahasan sebagai berikut :
1. Ukuran Sudut
a. Ukuran derajat
b. Ukuran radian
2. Perbandingan Trigonometri pada segitiga siku-siku
3. Perbandingan Trigonometri sudut relasi
a. Perbandingan Trigonometri sudut di kuadran pertama
b. Perbandingan Trigonometri sudut di kuadran kedua
c. Perbandingan Trigonometri sudut di kuadran ketiga
d. Perbandingan Trigonometri sudut di kuadran keempat
4. Grafik fungsi Trigonometri
5. Persamaan Trigonometri
7. Trigonemetri pada segitiga sembarang
a. Aturan sinus dan cosinus
b. Luas segitiga.
4. Batasan Masalah
Agar tidak melenceng dari pokok permasalahan penelitian
yang akan di terangkan, maka perlu kiranya penulis batasi
permasalahan dalam penelitian ini. Penelitian ini hanya akan
membahas bentuk-bentuk atau letak kesalahan yang dilakukan oleh
siswa dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan trigonometri
di kelas X SMA Negeri 1 Waru yang terdiri dari tiga katagori
kesalahan, yaitu: kesalahan konsep, kesalahan prosedur, dan
kesalahan algoritma serta menghitung besarnya prosentase dari
masing-masing jenis kesalahan. Sedangkan pokok bahasannya
terbatas hanya pada sub pokok bahasan perbandingan trigonometri
pada segitiga siku-siku.
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui prosentasi kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita pokok bahasan trigonometri.
b. Untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan apa yang dilakukan siswa
D. ASUMSI
Agar kemampuan yang diambil berlaku dan dapat dipertanggung
jawabkan maka penelitian ini diasumikan, antara lain :
1. Soal tes tersebut sudah memenuhi syarat untuk diberikan dalam arti
valid reliabel, hal ini soal tes mengacu pada buku pegangan yang
dipakai guru dan siswa.
2. Hasil pekerjaan siswa mencerminkan hasil yang sebenarnya
3. Siswa yang mengikuti tes adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Waru.
4. Kondisi fisik dan phisikis siswa saat mengejakan soal dalam keadaan
baik (Normal)
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
1. Bagi siswa
a. Digunakan untuk mengetahui apakah dirinya sudah menguasai
bahan pengajaran yang diberikan oleh guru secara menyeluruh.
b. Merupakan penguatan bagi siswa. Dengan mengetahui bahwa tes
yang dikerjakan sedikit atau terdapat kesalahan, siswa akan
termotivasi untuk belajar lebih giat agar dapat memperhatikannya
2. Bagi guru
Sebagai acuan dan memberikan alternatif perbaikan proses
belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan keberhasilan proses
pembelajaran dalam mengajar khususnya mata pelajaran matematika.
3. Bagi peneliti atau calon guru
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, serta sebagai acuan
dan referensi untuk terjun sebagai tenaga pendidik.
4. Bagi Sekolah
Dengan diadakannya penelitian ini, sekolah dapat mengetahui
apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat
dalam arti sesuai dengan kecakapan peserta didik serta dapat
mengetahui apakah program tersebut membutuhkan
pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan
F. ALASAN PEMILIHAN JUDUL 1. Alasan Objektif
a. Disekolah tersebut belum pernah diadakan penelitian dengan
permasalahan yang sama.
b. Dengan menganalisis kesalahan siswa dalam menyelasaikan soal
cerita pada pokok bahasan trigonometri, sebagai seorang calon guru,
penulis dapat mengantisipasi agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan
mengajar dikelas khusunya ketika mengajar pokok bahasan
trigonometri.
2. Alasan Subjektif
a. Permasalahan yang diteliti sesuai dengan disiplin ilmu dan dalam
kemampuan peneliti.
b. Objek penelitian yaitu di SMA Negeri 1 Waru letaknya tidak terlalu
jauh dengan tempat tinggal penulis, sehingga akan menghemat
waktu, tenaga dan biaya.
G. PENGERTIAN ISTILAH DALAM JUDUL
Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah dalam judul,
maka perlu kiranya dibatasi makna istilah-istilah pokok berikut :
1. Analisis adalah Penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya (Rajasa, 2003:42)
2. Kesalahan adalah Kekeliruan atau kealpaan (Rajasa, 2003:423)
3. Soal cerita adalah soal yang diungkapkan dalam bentuk suatu cerita
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang melibatkan
konsep-konsep matematika (Laily,2005:10).
4. Trigonometri adalah ilmu ukur mengenai sudut dan sempadan (batas)
H. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Ruang Lingkup Materi Penilitian
Materi penelitian ini adalah materi pokok bahasan trigonometri kelas X
SMA Negeri 1 Waru.
2. Ruang Lingkup Area
Penelitian ini terbatas pada lokasi kelas X SMA Negeri 1 Waru.
3. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian berlangsung pada siswa kelas X semester genap Tahun pelajaran 2012/2013.
I. SISTEMATIKA PENULISAN
Proposal ini disusun agar selanjutnya penulis dapat melaksanakan
penelitian. Dan dari hasil penelitian tersebut nantinya akan disusun suatu
laporan hasil penelitian yang disebut dengan skripsi. Skripsi yang tersebut
disusun secara sistematis berikut ini:
BAB I yaitu pendahuluan, yang terdiri atas: latar belakang
masalah, permasalahan (meliputi: perumusan masalah, penegasan konsep
variabel, deskripsi masalah, dan pembatasan masalah), tujuan penelitian,
postulat atau asumsi, manfaat penelitian, alasan pemilihan judul,
pembatasan istilah dalam judul, ruang lingkup penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II yaitu kajian pustaka, yang terdiri atas: pembelajaran
matematika, klasifikasi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika, faktor-faktor kesalahan dalam mengerjakan soal matematika,
materi trigonometri, analisis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal
matematika pada pokok bahasan trigonometri.
BAB III yaitu metodologi penelitian, yang terdiri atas: rancangan
penelitian, metode penentuan daerah penelitian, penentuan responden
penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
BAB IV yaitu laporan empiris, yang terdiri atas: tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap penyajian data.
BAB V yaitu analisis data, yang terdiri atas: analisis data hasil tes
ujicoba instrumen, analisis data hasil tes.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat dan Objek Matematika
Istilah matematika sudah di kenal sejak berabad-abad yang silam,
banyak orang bertanya "apakah matematika itu sebenarnya" beberapa ahli
telah berusaha menjelaskan dan mendefinisikan metematika itu sesuai
pandangan mereka masing-masing, akan tetapi penjelasan tentang jawaban
pertanyaan itu tidak meliputi semua aspek yang termuat dalam matematika.
Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat diantara para
metematikawan, apa yang disebut matematika itu. Sasaran penelaah
matematika tidaklah konkrit, tetapi abstrak. Dengan mengetahui sasaran
penelaahan matematika, kita dapat mengetahui hakikat metematika yang
sekaligus dapat kita ketahui juga cara berfikir matematika (Hudojo,
1990:2).
Menurut Johnson dan Resing dalam Ruseffendi (1995 : 43) bahwa
matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang
logis, sedangkan menurut Reys dan kawan-kawan dalam bukunya
mengatakan bahwa matematika itu adalah telaahan tentang pola dan
hubungan suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahan dan suatu
alat.
Unsur-unsur yang tidak di definisikan
unsur-unsur yang didefinisikan
aksioma/postulat dalil-dalil/teori
Menurut Ruseffendi (1988 : 260) itu sendiri menyatakan bahwa
matematika timbul karena fikiran-fikiran manusia, yang berhubungan
dengan ide, proses dan penalaran. Hal ini dimaksudkan bahwa cara berfikir
matematika adalah melalui ide-ide, dan ide-ide itu di proses untuk
menghasilkan penalaran yang baik untuk menyelesaikan masalah dalam
matematika.
Lebih lanjut menurut Ruseffendi (1988 : 261) menyatakan
matematika adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasi. Hubungan
antara unsur-unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, dan dalil dapat
digambar sebagai berikut:
Selain pengertian di atas, untuk memahami lebih jelas tentang
matematika dapat ditelusuri melalui hakikat matematika dalam Hudojo
(1990 : 3 - 4) "Hakikat matematika berkenaan dengan ide-ide
logik sehingga matematika itu berkaitan dengan konsep-konsep absrak,
suatu kebenaran matematika dikembangkan berdasarkan atas alasan logik
dengan menggunakan penbuktian deduktif."
Secara singkat dikatakan bahwa matematika berkenaan dengan
ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan
penalarannya deduktif. Berpangkal dari pengertian dasar yang yang tidak
didefinisikan kemudian di turunkan dalam aksioma-aksioma ini di
kembangkan dan akhirnya menghasilkan teorema-teorema tertentu yang di
buktikan dengan berdasarkan pada definisi.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa belum adanya suatu
kesapakatan yang bulat untuk mendefinisikan tentang matematika. Namun
jika diperhatikan dengan seksama pendapat para ahli tersebut menunjukkan
pengertian tentang matematika, jadi dapat disimpulkan bahwa pada
hakikatnya matematika merupakan kumpulan ide-ide absrak, dengan
struktur yang di atur menurut aturan yang logis dan tersusun secara
B. Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Matematika
1. Pengertian Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Matematika
Dalam proses belajar mengajar, banyak siswa yang mengalami
kesalahan memahami konsep-konsep matematika. Sehingga tidak jarang
siswa mengalami kesalahan dalam memformulasikan konsep-konsep
matematika, oleh karena itu guru harus dapat memanfaatkan
kesalahan-kesalahan tersebut untuk mengambil langkah dalam meremidi
pengajaran.
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia (dalam Wadarminta,
1984 : 855). Kesalahan adalah kekeliruan, kehilafan, atau suatu yang
salah. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesalahan adalah segala sesuatu
yang keliru atau melenceng dari sesuatu yang benar.
Kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika adalah
kekeliruan, kehilafan, atau suatu yang salah dalam mengerjakan soal
matematika
2. Klasifikasi Kesalahan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Matematika
Menurut Nurkancana (1986 : 102) kesalahan dalam
menyelesaikan soal matematika dapat dibedakan menjadi beberapa
a. Kesalahan Konsep
Konsep dalam matematika adalah ide abstrak yang
memungkinkan orang dapat mengklasifikasikan objek-objek atau
peristiwa-peristiwa sehingga dapa menentukan apakah objek atau
peristiwa itu merupakan contoh atau bukan contoh dari ide abstrak
tersebut. (Anitah, 2007 : 7.6)
Kesalahan konsep meliputi kesalahan dalam melakukan atau
menerapkan definisi. Sifat atau teorima yang ada pada pokok
bahasan yang diteliti dan konsep persyaratan yang diperoleh dalam
jawaban masalah.
b. Kesalahan Menggunakan Data
Kesalahan menggunakan data meliputi kesalahan
memasukkan data dalam variabel dan tidak menggunakan data yang
seharusnya digunakan.
c. Kesalahan Interprestasi Bahasa
Kesalahan interprestasi bahasa meliputi menyatakan model
matematika, kesalahan menginterprestasikan simbol yang
d. Kesalahan Prosedur
Kesalahan prosedur meliputi ketidaksesuaian langkah yang
digunakan dalam menyelesaikan soal serta kesalahan dalam
memanipulasi langkah menjawab soal.
e. Kesalahan Teknis
Kesalahan teknis meliputi kesalahan dalam melakukan
perhitungan dalam melakukan setiap soal.
f. Kesalahan Acak
Kesalahan acak meliputi kesalahan dalam menulis soal yang ada.
Pada penelitian ini sesuai dengan batasan masalah, maka
penulis mengkategorikan kesalahan yang dipakai hanya terdiri dari
tiga kategori diantaranya :
a. Kesalahan konsep
b. Kesalahan prosedur
c. Kesalahan algoritma
Untuk mengetahui makna dari jenis kesalahan diatas, maka
TABEL 2.1
Indikator Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika
Kategori Kesalahan Indikator Kesalahan
1. Konsep Kesalahan menentukan rumus atau konsep dalam menjawab soal
2. Prosedur Kesalahan langkah-langkah dalam pengerjaan soal
3. Algoritma Kesalahan dalam menghitung
3. Faktor-Faktor Kesalahan Siswa Dalam Mengerjakan Soal Matematika
Dalam proses belajar mengajar, masih cukup banyak siswa yang
mengalami kesulitan memahami konsep-konsep matematika, sehingga
tidak jarang siswa melakukan kesalahan dalam memformulasikan
konsep-konsep matematika. Oleh karena itu guru harus memanfaatkan
kesalahan-kesalahan tersebut untuk mengambil langkah dalam
meremidi. Pengajaran dalam menurut Nurgiantoro (dalam Ahyar, 1995 :
15-16) kesalahan-kesalahan tersebut akan dapat menyadarkan siswa
akan kesalahannya. Sehingga akan terjadi reaksi internal ia akan
berusaha menghindari kesalahan yang sama pada kesempatan lain.
B C
A
akan merefleksikan kedalam dirinya. Sehingga ia akan berusaha
menghindari kesalahan pada kesempatan yang lain.
Nurgiantoro (dalan ahyar, 1995 : 15-16) juga menjelaskan bahwa
faktor-faktor khusus penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal matematika adalah :
a. Kesalahan dalam menggunakan konsep, yaitu siswa kesulitan dalam
memahami konsep-konsep matematika.
b. Kesalahan dalam menggunakan prinsip matematika, yaitu kesulitan
untuk memahami prinsip-prinsip matematika. Kesulitan dalam
memecahkan soal dalam bentuk verbal.
C. Materi Pokok Bahasan Trigonometri
1. Perbandingan Trigonometri Pada Segitiga Siku-Siku
Pada suatu segitiga berlaku hubungan semakin besar suatu sudut
berakibat semakin panjang sisi yang dihadapinya (Hartuti, 31-35).
Sehingga pada segitiga siku-siku sisi yang terpanjang adalah sisi yang
dihadapi sudut siku-siku, yaitu sisi miring segitiga. Perhatikan gambar
Segitiga ABC siku-siku di B
Menurut sudut A, sisi AC disebut sisi miring, sisi BC disebut sisi depan,
dan sisi AB disebut sisi samping.
Perbandingan nilai trigonometri (sinus, kosinus, dan tangen) sudut A
pada segitiga ABC adalah:
sin
A
=
sisidepan
sisimiring
=
BC
AC
cos
A
=
sisisamping
sisimiring
=
AB
AC
tan
A
=
sisidepan
sisisamping
=
BC
AB
Ingat, Pada segitiga siku-siku berlaku rumus pythagoras, yaitu
AC2=AB2+BC2
pada segitiga siku-siku berlaku hubungan:
r
2=
x
2+
y
2cos
α
=
x
y
sinα=y
r
tanα=y
C
A B
1
1
C
A B
2 Contoh Soal :
1.
2.
Penyelesaian :
1.
sin 45 °=
y
r
=
1
√
2
=
1
2
√
2
cos 45°=
x
r
=
1
√
2
=
1
2
√
2
tan 45°=y
x
=1
1
=1
Perhatikan segitiga ABC disamping !
Tentukan Nilai sin 45°, cos 45°, dan
tan 45°
1
Perhatikan segitiga ABC disamping !
a. Tentukan Nilai sin 60°, cos 60°,
dan tan 60°
b. Tentukan Nilai sin 30°, cos 30°,
Kuadran I
Kuadran IV Kuadran II
Kuadran III 2. a.
sin 60 °=
y
r
=
√
3
2
=
1
2
√
3
cos60°=x
r
=1
2
tan 60 °=
y
x
=
√
3
1
=
√
3
b.
sin 30 °=y
r
=1
2
cos 30 °=
x
r
=
√
3
2
=
1
2
√
3
tan 30 °=y
x
=1
√
3=1
3
√
32. Perbandingan Trigonometri Sudut Berelasi
Perhatikan gambar disamping!
Dalam satu putaran, yaitu 360°, sudut dibagi menjadi 4 Kuadran
Kuadran I : 0° ≤ θ ≤ 90°
Kuadran II : 90° < θ ≤ 180°
Kuadran III : 180° < θ ≤ 270°
X Y
P (x,y)
y
x r
A B
O θ
Y
P (-x,y)
y
-x r
A
B
O θ Perbandingan Trigonometri sudut di kuadran I
Pada ΔAOP Berlaku :
AOP = θ
sin
θ
=
y
r
cos
θ
=
x
r
tan
θ
=
y
x
Pada ΔBOP berlaku :
BOP = 90 - θ
sin(900−θ)=BP
OP =
x
r =cosθ
cos(900−θ)=OB
OP=
y
r =sinθ
b. Perbandingan trigonometri sudut di kuadran II
Pada ΔAOP berlaku :
AOP=180°-θ
sin
(
180
°
−
θ
)=
y
r
=
sin
θ
cos
(
180
°
−
θ
)=
−
x
r
=−
cos
θ
tan
(
180
°
−
θ
)=
y
X Y
P (-x, -y) -y
-x
r A
B O θ 180º + θ +
X Y
P (x, -y) -y x
r
A
O
θ 180º + θ+
c. Perbandingan trigonometri sudut di kuadran III
Pada ΔAOP berlaku :
AOP=θ
sin
(
180°+
θ
)=
−
y
r
=−
sin
θ
cos
(
180°+
θ
)=
−
x
y
=−
sin
θ
tan
(
180 °+
θ
)=
−
y
−
x
=
tan
θ
d. Perbandingan trigonometri sudut di kuadran IV
AOP=360°-θ
sin(360°−θ)=−y
r =−sinθ
cos(360°−θ)=x
r =cosθ
tan(360°−θ)=−y
x =−tanθ
e. Perbandingan trigonometri untuk sudut yang lebih dari 360° atau
sudut negatif
Karena sudut satu putaran 360°,maka sudut yang lebih dari 360°
X Y
P
O θ
-60º
O X
Y
sin
(
k
⋅
360°+
θ
)=
sin
θ
cos
(
k
⋅
360 °+
θ
)=
cos
θ
tan
(
k
⋅
360 °+
θ
)=
tan
θ
Contoh soal Tentukan nilai sin(-60°)
Penyelesaian
sin
(−
60
°
)=
sin
(−
60°+360
°
)
=
sin 300
°
=
sin
(
360
°
−
60
°
)
=−
sin60
°
=
−
1
2
√
3
3. Penggunaan Trigonometri Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Hal-hal yang perlu dikuasai untuk menyelesaikan permasalahan dalam
kehidupan yang berkaitan dengan bentuk trigonometri, yaitu sebagai
berikut.
a. Memahami karakteristik masalah yang model matematikanya
memuat ekpresi trigonometri.
b. Menentukan besaran dalam masalah yang dirancang sebagai
30º
B C
A
c. Merumuskan model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan fungsi trigonometri, rumus sinus dan rumus cosinus.
d. Menentukan penyelesaian dari model matematika.
e. Memberikan tafsiran terhadap hasil yang diperoleh.
Contoh soal.
Suatu menara yang tingginya 30 m dapat dilihat dari sebuah kapal
dengan sudut elevasi 30º. Barapa jarak kapal tersebut dari menara.
Penyelesaian
tan 30 °=
30
AB
AB
=
30
tan 30
°
AB
=
30
1
3
√
3
AB
=
30
⋅
3
√
3
AB
=
90
√
3
3
AB
=
30
√
3
D. Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Pokok Bahasan trigonometri
Untuk dapat menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita pada pokok bahasan trigonometri dengan baik, maka hal-hal
yang harus dilakukan oleh peneliti antara lain :
a. Mempersiapkan kunci jawaban.
b. Mencocokkan jawaban siswa dengan kunci jawaban.
c. Memberi tanda pada bagian-bagian yang salah.
d. Mengklasifikasikan bentuk-bentuk kesalahan
Berikut peneliti akan menentukan dahulu indikator-indikator
kesalahannya dan contoh analisis kesalahan siswa dalam meneyelesaikan
soal matematika pada pokok bahasan trigonometri dengan jumlah peserta 3
[image:41.595.141.516.490.741.2]orang.
TABEL 2.2
Indikator Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Pada Pokok Trigonometri
Kategori kesalahan Indikator kesalahan
1. Kesalahan Konsep Kesalahan menentukan rumus atau konsep dalam menjawab soal
diantaranya :
1.1. tidak menjawab soal
1.2. kesalahan dalam penulisan bentuk
soal
60º 3m
t
mengerjakan soal
1.4. kesalahan dalam mengartikan atau
menentukan konsep atau definisi
dalam menjwab soal.
1.5. kesalahan dalam menulis suatu
rumus dalam menjawab soal
1.6. tidak mengetahui arah penyelesaian
1) Contoh : Soal Nomor x : Sebuah tangga bersandar pada sebuah dinding
tembok. Diketahui panjang tangga adalah 3 meter. Apabila sudut tangga
60°, hitunglah tinggi ujung tangga dari lantai?
Penyelesaian:
sin 60 °=
t
3
t
=
3
⋅
sin 60
°
t
=
3
⋅
1
2
√
3
t
=
3
2
√
3
Jadi, tinggi tangga adalah 3
Jawaban siswa pertama
sin 60 °=
t
3
t
=
3
⋅
sin 60
°
t
=
3
⋅
1
2
⇒
salahkonsep
t
=
3
2
Jadi tinggi ujung tangga adalah 3 2 m
2. Kesalahan Prosedur - Kesalahan dalam prosedur / langkah-langkah
mengerjakan soal.
2.1. Tidak dapat menyelesaikan soal sampai
tuntas / sampai selesai.
2.2. Tidak lengkap langkah-langkahnya
dalam mengerjakan soal.
Seperti contoh soal 1 jawaban siswa kedua :
tidak dapat menyelesaikan soal sampai tuntas.
3. Kesalahan
Algoritma
- Kesalahan dalam menghitung meliputi :
3.1 Salah menghitung hasil akhir sin 60 °=t
3
3.2 Salah tidak menulis hasil akhir dari
soal
3.3 Salah / tidak mengimpulkan hasil
akhir
Seperti contoh 1 jawaban siswa ketiga :
sin 60 °=
t
3
t
=
3
⋅
sin 60
°
t
=
3
⋅
1
2
√
3
t
=
6
√
3
⇒
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sebelum melaksanakan, seorang peneliti harus menentukan terlebih
dahulu metode yang akan digunakan dalam penelitiannya nanti. Tentunya
metode yang dipakai harus sesuai dengan tema, lokasi, dan objek penelitian.
Hal ini dimaksudkan agar penelitian yang di laksanakan berjalan dengan
lancar sesuai dengan rencana.
Sesuai dengan tema, lokasi, dan objek penelitian maka penelitian ini
menggunakan metode diskriptif. Penelitian diskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan mengintorpretasi objek
sesuai dengan apa adanya. Selain itu penelitian diskriptif di arahkan untuk
memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara
sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat pupolasi atau daerah tertentu
(zuriah, 2006 : 47).
Pada umumnya penelitian diskriptif di lakukan dengan tujuan
utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta atau kerakteristik
objek atau subjek yang di teliti secara tepat (sukardi, 2003 : 157). Sesuai
dengan definisi di atas, penelitian dimaksudkan untuk memperoleh
gambaran yang mendalam dan sistematis dari fenomena yang terjadi pada
objek penelitian mengenai kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita pada pokok bahasan trigomometri.
B. Penentuan Subjek Penelitian 1. Populasi
Batasan penelitian yang pasti ada dan di temui dalam setiap
penelitian adalah batasan yang berkaitan dengan populasi, populasi
mempunyai arti yang bervariasi yaitu: populasi adalah keseluruhan
pengamatan yang menjadi perhatian kita (Ronald, 1995: 7). Populasi
adalah seluruh objek yang akan di teliti (sartono, 2007: 3). Populasi
menurut babbei (dalam sukardi, 2003: 53) tidak lain adalah elemem
penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis
menjadi target penelitian.
Jadi, populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok
manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam
satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil
akhir suatu penelitian. Yang dijadikan populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Waru sebanyak 179 siswa yang
terbagi menjadi beberapa kelas yakni kelas X-1 sebanyak 36 siswa,
kelas X-2 sebanyak 37 siswa, kelas X-3 sebanyak 36 siswa, kelas X-4
sebanyak 34 siswa, dan kelas X-5 sebanyak 36 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang benar-benar di amati (sartono,
2007: 3). Dimana jenis sampel yang diambil harus mencerminkan
populasi. Sampel dapat didefinisikan sebagai sebarang himpunan yang
Menurut arikontu (1997 : 109) sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Penentuan sampel penelitian ini dipilih kelas
secara acak untuk ditetapkan menjadi objek penelitian. Dalam hal ini
hasil undian mendapat satu kelas yaitu kelas X-2 sebanyak 37 siswa.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara memperoleh data dalam
suatu penelitian. Adapun pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode tes. Berikut akan di jelaskan tentang metode
tes yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Metode Tes. Tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan yang di gunakan untuk mengukur
keterampilan, pengatahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang di
miliki oleh individu atau kelompok (arikontu, 1993: 123).
Menurut sodiono (2006:67) tes berfungsi, yaitu:
1) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes
berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah di
capai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar
mengajar dalam jangka tertentu.
2) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui
tes tersebut akan dapat di ketahui sudah seberapa program pengajaran
yang telah di tentukan, telah dapat di capai.
Menurut Sudiono (2006 : 70-76), tes seperti yang terdapat dalam
a. Tes diagnostik, adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara
tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu
mata pelajaran tertentu.
b. Tes group, adalah tes dimana tester (pengetes) berhadapan dengan lebih
dari satu orang testee (peserta tes).
c. Tes speet, adalah tes dimana waktu yang disediakan buat testee (peserta
tes) dibatasi.
d. Tes tertulis, adalah jenis tes dimana tester (pengetes) dalam mengajukan
butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee
(peserta tes) memberikan jawabannya juga secara tertulis.
Adapun prosedur yang digunakan dalam penyusunan soal tes dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Membuat kisi-kisi penyusunan soal
b. Membuat butir-butir soal pokok bahasan trigonometri yang terdiri dari 5
soal
c. Membuat kunci jawaban serta pedoman penskorannya agar mudah
dalam mengkoreksi dan memberikan skor terhadap hasil jawaban siswa.
Menurut margono (1996:171-172) cirri-ciri tes yang baik harus
memenuhi keriteria berikut:
1. Tes Harus Valid
Tes disebut valid apabila tes tersebut benar-benar dapat mengungkap
tingkat ketepatan yang tinggi dalam mengungkap aspek-aspek yang
hendak diukur.
2. Tes harus rialibel
Tes dikatakan rialibel apabila tes tersebut mampu memberikan hasil
yang relatif tetap apabila dilakukan secara berulang pada kelompok
individu yang sama.
3. Tes harus objektif
Tes di katakan objektif apabila memberikan nilai kuantitatif terhadap
jawaban, unsur subjektivitas penilai tidak ikut mempengaruhi.
4. Tes harus bersifat diagnostik
Tes bersifat diagnostik apabila tes memiliki daya pembeda dalam arti
mampu memilah-milah individu yang memiliki kemampuan yang tinggi
sampai angka yang terendah dalam aspek yang akan di ungkap.
5. Tes harus efesien
Tes yang efesien yaitu tes yang mudah cara membuatnya dan mudah
pula penyelesaiannya.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
a. Jenis Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini di gunakan dua macam instrumen, yaitu instrumen
untuk perlakuan dan instrumem untuk mengatahui hasil perlakuan.
1. Instrumen untuk pelakuan dapat berupa rencana pembelajaran dan
kuis atau latihan soal, untuk intrumen yang pertama ini tidak di
jadikan sebagai alat pengumpul data, hanya di gunakan untuk
memantapkan materi trigonometri yang telah di berikan oleh guru
yang bersangkutan.
2. Instrumen untuk mengatahui hasil perlakuan (alat pengumpul data)
berupa lembar tes yang berisi soal-soal tentang meteri trigonometri.
Tentang tes yang di maksud telah peneliti jelaskan pada bagian
metode pengumpulan data.
b. Uji Coba Instrumen
Jika seorang peneliti menggunakan instrumen terstandar (dibuat
oleh para pakar yang handal), maka instrumen tidak perlu diuji cobakan
(Arikunto,2003:216). Karena berhubung instrumen penelitian di sini
dibuat sendiri oleh peneliti, maka perlu diadakan tes uji coba. Instrumen
yang diuji cobakan hanya berupa tes. Tes uji coba instrumen
dilaksanakan terhadap 10 orang siswa kelas X-1. SMA Negeri Pakong
sedangkan penelitiannya dilaksanakan terhadap siswa kelas X-2 SMA
Negeri 1 waru dengan jumlah murid 37 siswa.
Adapun tujuan uji coba intrumen tersebut adalah :
- Mengetahui apakah setiap petunjuk, uraian pertanyaan, dan lain-lain bersangkutan dengan istrumen benar-benar sudah dimengerti oleh siswa sehingga pada akhirnya uji coba mungkin diadakan perbaikan atau pengayaan.
- Mengatur waktu yang di perlukan siswa untuk mengerjakan tes.
- Mengetahui variasi jawaban siswa.
Menurut Arikunto (2003:223), tujuan uji coba yang paling
penting adalah agar dari kegiatan tersebut dapat diketahui: validitas tes
(test validity), reliabilitas tes (test reliability), taraf kesukaran (difficulty
index), dan daya pembeda (discriminating power).
Berikut akan dijelaskan secara singkat tentang istilah-istilah di
atas:
1. Validitas tes (test validity)
Validitas tes yakni tingkat sesuatu tes mampu mengukur apa
yang hendak diukur. Dalam penelitian ini, untuk mengukur validitas
tes, peneliti menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh
pearson yang di kenal dengan rumus korelasi product-moment:
Sebetulnya ada tiga rumus dalam menghitung korelasi ini, namun
peneliti menggunakan rumus yang ketiga, yaitu rumus angka kasar.
rxy= N
∑
xy−∑
x∑
y√
(N∑
x2−(
∑
x)
2)(N∑
y2−(∑
y)2)Keterangan:
N=jumlah peserta tes
Y=Nilai tes untuk tiap item soal
Y=Nilai total tes untuk tiap satu peserta tes
Keuntungan menggunakan rumus ini dibandingkan dua rumus lain:
a. tidak usah mencari (X-X) dan (Y-Y) yang
berarti menambah langkah.
b. Hasil pengurangan (X-X) dan (Y-Y)
umumnya merupakan bilangan pecahan sehingga walaupun
merupakan bilangan kecil, tetapi dituliskan dalam pecahan
desimal yang terdiri dari dua sampai empat angka dibelakang
koma. Namun ada resiko salah meletakkan koma.
c. Dengan rumus angka kasar ini, dapat
langsung dihitung dengan kalkulator. Pekerjaannya akan lebih
cepat.
d. Jika menggunakan tabel dalam
perhitungannya, hanya harus membuat 5 kolom nilai, yaitu
X ,Y , X
2,Y
2,danXY
. Bahkan kalau menggunakan kalkulatorstatistik, hanya diperlukan kolom X dan Y saja.
Setelah diperoleh nilai r, lalu dikonsultasikan ke tabel r
Namun ada cara lain yang lebih sederhana daripada
menggunakan tabel r-product moment. Yaitu menggunakan
interpretasi terhadap koefisien korelasi yang diperoleh, atau nilai r.
Interpretasi tersebut adalah sebagai berikut:
[image:53.595.179.508.262.530.2]TABEL 3. 1
Patokan interpretasi Nilai r (korelasi/Validitas)
Besarnya nilai r Interpretasi
0,000 – 0,199
0,200 – 0,399
0,400 – 0,599
0.600 – 0,799
0,800 – 0,100
Korelasinya (Validitasnya) sangat rendah
Korelasinya (Validitasnya) sendah
Korelasinya (Validitasnya) agak rendah
Korelasinya (Validitasnya) cukup/sedang
Korelasinya (Valitasnya) tinggi
(Arikunto,2002:243-245)
Apabila r diperoleh angka negatif, berarti korelasinya
(validitasnya) menunjukkan kebalikan urutan dari tabel di atas.
2. Reliabilitas tes (test reliability)
Reliabilitas tes yakni ketetapan atau keajegan alat tersebut
mengukur reliabilitas tes, peneliti menggunakan rumus yang dikenal
dengan Rumus Alpha:
r11=
(
nn−1
)
(
1−∑
si2
s
t2
)
Keterangan : r11 = koefisien realibililtas tes
N = banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam
tes
1 = bilangan konstan
∑
s
i2 = jumlah varians skor dari tiap-tiap butiritem
s
t2 = varians total
Dengan penjelasan lebih lanjut, bahwa :
∑
si2=ss i12=
∑
Xi21−(
∑
Xi1)
2N N
s i22=
∑
Xi22−(
∑
Xi2)
2
N N
s i32=
∑
Xi23−(
∑
Xi3)
2N N
s i42=
∑
Xi24−(
∑
Xi4)
2N N
s i52=
∑
Xi25−(
∑
Xi5)
2
N N
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien
reliabilitas tes
(
r11)
pada umumnya digunakan patokan tabel di [image:55.595.206.324.109.374.2]bawah ini.
TABEL 3.2
Patokan Interpretasi Reliabilitas Besarnya nilai
r11 Interpretasi
>atau=0,70
<0,70
Tes hasil belajar yang sedang diuji
reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki
reliabilitas yang tinggi (reliable)
Tes hasil belajar yang sedang diuji
reliabilitas yang tinggi (un-reliable).
(Sudiono,2006:208-209)
3. Taraf kesukaran (difficulty index)
Taraf kesukaran adalah kemampuan tes tersebut dapat
menjaring banyaknya peserta tes yang dapat mengerjakan dengan
betul. Dalam penelitian ini, untuk mengukur taraf kesukaran,
peneliti menggunakan rumus:
I=B
N
Keterangan:
I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang
dimaksud (benar/salah)
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang
diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks
yang diperoleh, makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks soal itu
TABEL 3.3
Patokan Interpretasi Taraf Kesukaran Besarnya nilai I Interpretasi
1.0 – 0,30
0,31 – 0,70
0,71 – 1,00
Soal kategori sukar
Soal kategori sedang
Soal kategori mudah
(Sudjana,2005:137)
4. Daya pembeda (discriminating power)
Daya pembeda adalah kemampuan tes dalam memisahkan
antara peserta tes yang pandai dengan peserta yang kurang pandai.
Salama penelitian ini, untuk mengukur daya pembeda, maka peneliti
menggunakan rumus:
DP=SA−SB
IA
×100
Keterangan:
DP = Indeks daya pembeda
SA = Jumlah skor kelompok atas pada soal yang diolah
SB = Jumlah skor kelompok bawah pada soal yang diolah
IA =Jumlah skor ideal kelompok atas/bawah (Hamzah,
Kemudian setelah diperoleh nilai DP, maka dapat diketahui
[image:58.595.167.523.218.536.2]interpretasinya dari tabel berikut ini:
TABEL 3.4
Patokan Interpretasi Daya Pembeda
Besarnya Angka Indeks diskriminan
Item (D)
Klasifikasi Interpretasi
0 – 0,19
0.20 – 0.39
0,40 – 0,69
0,70 – 1,00
Poor
Satisfactory
Good
Excellent
Butir item yang bersangkutan daya pembedanya jelek
Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang cukup (sedang)
Butir yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik
E. Teknik Analisis Data
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif dan jenis data yang dikumpulkan
adalah data kualitatif. Maka untuk menganalisis data tersebut digunakan
teknik analisis deskriptif yakni analisis yang bertujuan untuk
mengidentifikasi bentuk-bentuk kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal-soal trigonometri. Sedangkan untuk mengatahui besarnya prosentase dari
tiap-tiap bentuk kesalahan, data-data tersebut harus dikuantitatifkan
(disajikan dalam bentuk angka-angka) terlebih dahulu yakni dengan cara
menjumlahkan seluruh kesalahan siswa tiap-tiap kategori dan secara
keseluruhan.
Berhubung data dalam penelitian ini merupakan data kualitatif,
maka teknik pengolahan datanya (perhitungan prosentase masing-masing
bentuk kesalahannya) cocok menggunakan perhitungan prosentase biasa,
dengan rumus:
P=F
N x100
Keterangan:
P=Angka prosentase
F=Frekuensi kesalahan yang dilakukan siswa perkategori
N=jumlah kesalahan seluruh kategori
BAB IV
LAPORAN EMPIRIS
Pada bab ini, peneliti akan melaporkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama penelitian, mulai dari awal sampai akhir. Adapun kegiatan-kegiatan yang di maksud, dibagi dalam tiga tahap antara lain: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyajian data.
A. Tahap Persiapan
Selama tahap persiapan, terdapat beberapa kegiatan diantaranya.
1. Tanggal 12 April 2012, peneliti mengajukan judul penelitian.
2. Tanggal 15 April 2012, acc judul penelitian oleh fakultas.
3. Tanggal 11 Mei – 11 April 2013, Peneliti menyusun proposal penelitian.
4. Tanggal 12 April 2013, peneliti mengkonsultasikan proposal penelitian kepada dosen pembimbing.
5. Tanggal 15-17 April 2013, peneliti merivisi proposal penelitian.
6. Tanggal 18 April 2013, peneliti mengkonsultasikan proposal penelitian yang sudah di revisi kepada dosen pembimbing.
7. Tamggal 19 April 2013, peneliti menemui kepala dan guru matematika SMA Negeri I Pakong sekaligus menemui kepala dan guru matematika SMA Negeri I Waru untuk menjelaskan maksud diadakannya penelitian.
8. Tanggal 20 April 2013, acc proposal penelitian oleh dosen pembimbimg.
9. Tanggal 25 April 2013, peneliti mengurus surat ijin penelitian ke LP3M.
Selama sahap pelaksanaan penelitian, terdapat beberap kegiatan yang dilakuakan oleh peneliti diantaranya:
1. Tanggal 25 April 2013, peneliti menyerahkan surat ijin penelitian dari LP3M kepada kepala SMA Negeri I Pakong sekaligus kepada kepala SMA Negeri I Waru.
2. Tanggal 26 April – 6 Mei 2013, peneliti mengadakan pengajaran langsumg tentang materi trigonometri terhadap siswa kelas X-2 di SMA Negeri I Waru.
3. Tanggal 30 April 2013, peneliti mengadakan tes uji coba instrumen terhadap 10 orang siswa kelas X-1 di SMA Negeri I Pakong sekaligus meminta surat keterangan uji coba instrumen.
4. Tanggal 1-2 Mei 2013, peneliti menganalisis seluruh hasil tes uji coba instrumen untuk mengatahui tingkat validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran, dan daya pembeda dari soal-soal tes yang di uji cobakan.
5. Tanggal 8 Mei 2013, peneliti mengadakan tes instrumen, terhadap seluruh siswa kelas X-2 SMA Negeri I Waru yang berjumlah 37 siswa.
6. Tanggal 10 Mei 2013, peneliti melapor kepada kepala sekolah bahwa penelitian telah di laksanakan sekaligus meminta surat keterangan penelitian.
7. Tanggal 11-29 Mei 2013, peneliti menganalisis seluruh hasil tes siswa yang di peroleh dari hasil peneltian da SMA Negeri 1 Waru.
Pada tahap ini peneliti akan menyajikan data-data skor mentah siswa
kelas X SMA Negri 1 Pakong, mengikuti tes uji coba instrumen sebanyak
10 siswa. Dan data-data skor mentah hasil tes instrumen seluruh siswa kelas
X-2 SMA Negri 1 Waru yang berjumlah 37 siswa, yang ditetapkan sebagai
sampel dalam penelitian ini.
[image:62.595.132.510.331.541.2]Adapun data-data yang dimaksud adalah sebagai berikut :
TABEL 4.1
Data Hasil Tes Uji Coba Instrumen
No Nama Subjek
Skor Soal Skor
Total (Y)
1 2 3 4 5
1 Nurul Laily 8 9 16 7 12 52
2 Adi Maftuhin 15 14 9 13 8 59
3 Umi Suci Sumantri 14 11 18 19 18 80
4 Susi Susanti 9 8 7 11 10 45
5 Istinatul Qayyimah 13 20 18 14 17 82
6 Lizamah Utami 12 19 15 18 10 74
7 Putri Tika Andini 15 14 16 12 7 64
8 Basrony Rizal 7 5 8 10 9 39
9 Mulyadi 6 7 17 9 11 50
10 Zaiful Bahar 14 18 15 12 18 77
∑ x 113 125 139 125 122 622
TABEL 4.2
N
O NAMA SISWA 1 2 3 4 5
JUMLA H
1 AYU ROFIKA SARI 1
1
7 1
4
6 4 42
2 AZIZ NOR WAHYUDI 1
1 8 15 11 9 54
3 BUDI SETIAWAN 5 8 0 1
5 8 36
4 BUDI SURYA LAMONO 5 5 5 1
5 1 1
41
5 CAMELIA ANJELINA 7 8 6 1
5 1 2
48
6 CHAIRUL HAFID 5 8 1
6
5 9 43
7 DONI SUHENDRA 1
0
7 6 1
0 1 3
46
8 EKO PRASTIAN 1
0 8 4 6 4 32
9 ENDANG SARIANA 7 4 4 1
5 12 42
10 FAIZATUS SHALAMAH 1
0 8 1 0 1 5 1 6 60
11 FAUZAN 6 1
2
5 8 4 35
12 FEBRI ARDI ARRONIRI 1
1 1 4 1 0 1 7 1 4 66
13 GHAZA TRY ISBULLAH 1
0 9 1 4 1 4 1 2 59
14 HENDRI WIJAYA RAHMAD 1
1 8 1 3 1 5 4 56
15 HOLIL IMAM 1
1 9 14 11 13 58
16 IBNU ATOILAH 6 6 1
5 16 7 50
17 JUWITA CHOIRI PRAWIJI 1
2 1 0 1 7 1 6 2 2 77
18 KHAIKAL MIKHNAF 1
4
8 3 1
0 1 0
45
19 KHAIRUL AMIN 1
2 1 7 1 0 1 6 1 3 68
20 KHAIRUL ANAM 6 7 1
5 1 5
7 50
21 LAELY NORMA 1
22 LAIATUS SHOLIHAH 1
1 7 7 11 13 49
23 M. ZAINAL 1
3 9 8 3 2 35
24 MAFITA PUTRI UTAMI 5 1
1
8 8 4 36
25 MAHMODI 1
1 1 4 7 1 6 1 1 59
26 MAULINDA ANUGERAWATI E. 1 1 5 1 5 1 4 1 0 55
27 MOHAMMAD HALILUR
ROHMAN 1 1 8 1 5 1 5 1 0 59
28 MOH. JAMALUDDIN 1
0 9 5 11 4 39
29 MOH. SUKRON HAKIKI 1
1 9 4 11 8 43
30 MOH. ZAINI 1
1
9 4 1
5 1 3
52
31 RAHMAD BAHRUL ROSY 1
1 1 6 1 5 1 5 1 5 72
32 RIAN PERDANA PUTRA 1
2 7 1 6 1 7 1 4 66
33 VIRA ASTIKA NURDY 1
2 7 1 2 1 4 1 0 55
34 WAKO WADIDI 1
1 1 6 1 5 1 6 1 5 73
35 YESI ARIZA 1
1 7 10 15 19 62
36 WAHYU KURNIAWAN 7 9 6 1
0 13 45
37 JALIWARA DEWATI 1
1
9 8 1
5 1 2
BAB V ANALISIS DATA
Pada bab ini peneliti akan menyajikan hasil penelitiannya, yang terdiri
dari dari dua bagian antara lain : Analisis data hasil tes instrumen di SMA
Negeri 1 Pakong, dan analisis data hasil tes penelitian di SMA Negeri 1 Waru.
A. Analisis Data Hasil Tes Uji Coba Instrumen
Pada bab III telah dijelaskan bahwa sebelum tes dilaksanakan,
soal-soal tes yang akan diujikan harus diujicobakan terlebih dahulu. Hal ini
dimaksud untuk mengetahui validitas dan realibilitas dari soal-soal tes.
Setelah soal-soal tes diujicobakan kepada 10 siswa kelas X SMAN 1
Pakong. kemudian hasil pekerjaan 10 siswa tersebut dianalisis dan hasilnya
adalah sebagai berikut :
1. Validitas tes
No Soal Nilai Kategori Korelasi Keterangan
1. 0,749 Sangat Tinggi Dipakai
2. 0,851 Sangat Tinggi Dipakai
3. 0,676 Tinggi Dipakai
4. 0,731 Sangat Tinggi Dipakai
5. 0,672 Sangat Tinggi Dipakai
2. Realibilitas
Untuk realibilitas tes soal-soal tes yang di ujicobakan dapat dinyatakan telah memiliki realibilitas yang tinggi, karena setelah dilaksanakan penghitungan realibilitas tes soal-soal tes tersebut
5
xy
memiliki koefisien. Nilai r11 atau koefisien reliabilitas yang
diperoleh 0,788 kemudian dikorelasikan pada tabel
r
product momentpada taraf signifikan 5% = 0,632 maka 0,788 > 0,632
atau r11 >
r
tabel jadi soal reliable.3. Taraf Kesukaran
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran
No. soal Nilai Keterangan
1 0,8 Mudah
2 0,6 Sedang
3 0,7 Sedang
4 0,7 Sedang
5 0,3 Sukar
4. Daya Beda
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Beda
No. soal Nilai Keterangan
1 0,6 Good
2 0,8 Excellend
3 0,4 Good
4 0,6 Good
5 0,6 Good
B. ANALISIS DATA HASIL TES
Pada bagian ini peneliti akan menyajikan seuruh hasil analisis data
tes yakni analisis terhadap bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa
dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan trigonometri di kelas X-2
SMA NEGERI 1 WARU yang akan disajikan dalam bentuk table-tabel
analisis , peneliti juga menyajikan perhitungan besarnya prosentasedari
masing-masing bentuk kesalahan tersebut.
[image:67.595.130.562.393.723.2]1. Tabel-Tabel Analisis Kesalahan Jawaban Soal-Soal Tes
Table 5.1.1
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal No. 1 No.
Sisw a
Jenis kesalahan
Jumlah Jenis Kesalaha
n
Katagori Kesalahan KK KP KA
1
Kesalahan Prosedur
- Tidak mengikuti langkah 2,3,4,7,8,9,10,11,12 Kesalahan Konsep
- Tidak menulis di ketahui
- Tidak menulis ditanya Kesalahan Algoritma
- Salah mengoprasikan pembagian 243
√
3seharusnya
24 1 3
√
3..
- Salah menyimpulkan hasil akhir 8
√
3 seharusnya 24√
39 KP 2 KK 1 KK 1 KA
1 KA
3 9
2
Kesalahan Prosedur
- Tidak mengikuti langkah 2,3,4 Kesalahan Konsep
- Tidak menulis di ketahui
- Tidak menulis di Tanya
- Tidak mencantumkan nilai sin 45°
Kesalahan Algoritma 3 KP 2 KK 1KK 1KK -4 -3 - -3 Kesalahan Prosedur
- Tidak mengikuti langkah 2,3,4,5,6 Kesalahan Konsep
- Tidak menulis diketahui
- Tidak menulis ditanya
- Tidak mencantumkan nilai sin 45°
- Salah memasukkan rumus Kesalahan Algoritma 5 KP 2 KK 1 KK 1 KK 1 KK -5 -5 - -4 Kesalahan Prosedur
- Tidak mengikuti langkah 2,3,4,5,6,7 Kesalahan Konsep
- Tidak menulis diketahui
- Tidak menulis ditanya
- Tidak mencantumkan nilai sin 45°
- Salah memasukkan rumus Kesalahan Algoritma 6 KP 2 KK 1 KK 1 KK 1 KK -5 -6 - -5 Kesalahan Prosedur
- Tidak mengikuti langkah 2,3,4,5,8,9 Kesalahan Konsep
- Tidak menulis diketahui
- Tidak menulis ditanya
- Tidak mencantumkan sin 45°
Kesalahan Algoritma
- Salah memasukkan nilai sin 45° Y=41
2
√
3 seharusnya Y=4 1 2√
2- Salah menghitung hasil akhir Y=4
√
3 yang seharusnya Y=4√
26 KP 2 KK 1 KK 1 KK 1 KA 1 KA 5 6 2
6 Kesalahan Prosedur
Kesalahan Konsep
- Tidak menulis diketahui
- Tidak menulis ditanya
- Tidak mencantumkan nilai sin 45°
- Salah memasukkan rumus yaitu tan seharusnya sin
Kesalahan Algoritma
- Karena siswa salah menggunakan rumus Tan maka perhitungan menggunakan konsep Tan yang seharusnya sin
2 KK 1 KK 1 KK 1 KK 2 KA 5 2 7 Kesalahan Prosedur
- Tidak mengikuti langkah 2,3,4,5 Kesalahan Konsep