• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ITEM SOAL LATIHAN PADA BUKU PAKET MATEMATIKA KELAS VII KURIKULUM 2013 MENGACU PADA RANAH KOGNITIF TAKSONOMI BLOOM DUA DIMENSI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS ITEM SOAL LATIHAN PADA BUKU PAKET MATEMATIKA KELAS VII KURIKULUM 2013 MENGACU PADA RANAH KOGNITIF TAKSONOMI BLOOM DUA DIMENSI."

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

MENGACU PADA RANAH KOGNITIF TAKSONOMI

BLOOM DUA DIMENSI

SKRIPSI

Oleh:

NURUL IZZAH AYU WARDANI NIM. D94212090

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PMIPA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

viii

ANALISIS ITEM SOAL LATIHAN PADA BUKU PAKET MATEMATIKA KELAS VII KURIKULUM 2013 MENGACU PADA

RANAH KOGNITIF TAKSONOMI BLOOM DUA DIMENSI

Oleh:

Nurul Izzah Ayu Wardani

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kognitif dan jenis pengetahuan pada buku paket matematika kelas VII Kurikulum 2013 pada pokok bahasan geometri, aritmetika sosial dan aljabar. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah buku paket matematika kelas VII kurikulum 2013 terbitan tahun 2014 cetakan ke-2 edisi revisi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi dan diskusi (menurut guru). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar klasifikasi yang berisikan indikator yang digunakan untuk mengklasifikasikan soal. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kategorisasi dan analisis hasil diskusi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat kognitif pada item soal latihan pada buku paket matematika kelas VII kurikulum 2013 C1 (mengingat) sebanyak 2 (3%) butir soal, C2 (memahami) sebanyak 16 (21%) butir soal, C3 (mengaplikasikan) sebanyak 28 (37%) butir soal, C4 (menganalisis) sebanyak 4 (5%) butir soal, C5 (mengevaluasi) sebanyak 23(31%) butir soal, dan C6 (mencipta) sebanyak 2 (3%) butir soal. Sedangkan tingkat pengetahuan pada item soal latihan pada buku paket matematika kelas VII kurikulum 2013 Faktual sebanyak 3 (4%) butir soal, Konseptual sebanyak 22 (29%) butir soal, Prosedural sebanyak 50 (67%) butir soal, dan Metakognitif sebanyak 0 (0%) butir soal.

(7)

xi

SAMPUL DALAM ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

PERSYARATAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 6

F. Asumsi dan Batasan Masalah ... 7

G. Sistematika Pembahasan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Buku Paket ... 10

1. Kelebihan dan Kelemahan Buku Paket ... 13

(8)

xii

C. Buku Paket dalam Kurikulum 2013 ... 15

D. Latihan Soal dalam Buku Paket ... 17

E. Taksonomi Bloom Dua Dimensi ... 19

F. Implementasi Taksonomi Bloom dalam Item Soal Latihan Buku Paket Matematika ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Prosedur Penelitian ... 25

C. Sumber Data ... 26

D. Metode Pengumpulan Data ... 26

E. Instrumen Penelitian ... 27

F. Metode Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 33

A. Pelaksanaan Penelitian ... 33

B. Ruang Lingkup Materi ... 33

C. Hasil Penelitian ... 37

1. Deskripsi Data ... 37

2. Analisis Data ... 64

BAB V PEMBAHASAN ... 105

A. Tingkat Kognitif Soal ... 105

B. Jenis Pengetahuan Soal ... 110

C. Keterbatasan Penelitian ... 113

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 115

A. Kesimpulan ... 115

B. Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 117

(9)

xiii

Tabel 2.1 Implementasi Taksonomi Bloom Dua Dimensi ... 23

Tabel 3.1 Indikator tingkat proses kognitif ... 28

Tabel 3.2 Indikator jenis pengetahuan ... 30

Tabel 4.1 Tabel Pokok Bahasan ... 34

Tabel 4.2 Analisis Soal Materi Garis dan Sudut ... 37

Tabel 4.3 Analisis Soal Materi Aritmetika Sosial ... 43

Tabel 4.4 Analisis Soal Materi Perbandingan... 52

(10)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(11)

xv Lampiran A Instrumen penelitian

Lampiran B Indikator tingkat kognitif dan jenis pengetahuan Lampiran C Hasil klasifikasi soal latihan pada buku paket

matematika kelas VII kurikulum 2013 berdasarkan taksonomi bloom dua dimensi (guru 1)

Lampiran D Hasil klasifikasi soal latihan pada buku paket matematika kelas VII kurikulum 2013 berdasarkan taksonomi bloom dua dimensi (guru 2)

Lampiran E Hasil klasifikasi soal latihan pada buku paket matematika kelas VII kurikulum 2013 berdasarkan taksonomi bloom dua dimensi (guru 3)

Lampiran F Hasil klasifikasi soal latihan pada buku paket matematika kelas VII kurikulum 2013 berdasarkan taksonomi bloom dua dimensi (guru 4)

Lampiran G Hasil klasifikasi soal latihan pada buku paket matematika kelas VII kurikulum 2013 berdasarkan taksonomi bloom dua dimensi (guru 5)

Lampiran H Rekapitulasi hasil klasifikasi soal latihan pada buku paket matematika kelas VII kurikulum 2013 berdasarkan taksonomi bloom dua dimensi

Lampiran Kartu Konsultasi Skripsi Lampiran Surat Tugas

Lampiran Surat Izin Penelitian

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran di kelas biasanya menggunakan fasilitas pendukung seperti buku paket. Menurut Muclish buku paket dapat diartikan sebagai buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan siswa, untuk diasimilasikan.1 Dengan ketersediaan buku paket tersebut, peserta didik dituntut untuk rajin membaca seperti yang tercantum pada al- Qur’an surat Al- Alaq ayat 1, yang artinya: “ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan” QS. Al-Alaq: 1).2

Buku paket merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang sangat penting. Dalam Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013 pasal 1 ayat 23, disebutkan bahwa buku paket pelajaran adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti.3 Karena pada praktiknya, contoh penyelesaian masalah yang dipresentasikan oleh guru, yang ditugaskan untuk dikerjakan siswa, dan yang dijadikan pekerjaan rumah oleh siswa berasal dari soal pada buku paket. Selain itu buku paket juga memiliki kekuatan yang besar terhadap perubahan otak siswa karena mempengaruhi pengetahuan anak dan nilai-nilai tertentu. 4

Buku paket juga merupakan salah satu sarana yang potensial untuk mengimplementasikan kurikulum. Mengingat pentingnya buku paket matematika dalam penerapan kurikulum maupun dalam pembelajaran matematika maka buku paket matematika digunakan seharusnya dapat menunjang dan

1 Masnur Muslich, Textbook Writing:Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan, dan Pemakaian Buku Teks (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), 50.

2Al Qur’an surat Al-Alaq ayat 1

3 Depdikbud, Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan (Jakarta: Depdikbud, 2013).

(13)

meningkatkan aktifitas pembelajaran yang dapat meningkatkan domain kognitif siswa. 5

Dalam buku paket Kurikulum 2013 terdapat berbagai jenis soal diantaranya soal uji kompetensi dan soal pengayaan. Di dalam soal uji kompetensi ini terdapat beberapa soal uraian sesuai dengan materi yang harus dikerjakan oleh siswa, sedangkan soal pengayaan digunakan untuk memperdalam penguasaan materi.

Terdapat beberapa penelitian yang membahas tentang soal yang ada pada buku paket. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Masduki dkk (2013) yang mengkaji soal-soal uji kompetensi pada buku paket matematika SMP KTSP kelas VII, VIII, dan IX.6 Dari hasil analisis yang diperoleh dapat dikonfirmasi bahwa rendahnya proporsi soal-soal dalam buku paket yang mendorong siswa untuk menggunakan kemampuan penalaran mereka dalam menyelesaikan masalah matematika. Selaras dengan penelitian Masduki dkk, penelitian Rinawati dan Utami menemukan fakta bahwa soal-soal dalam buku paket matematika ternyata masih belum memfasilitasi siswa untuk mencapai kompetensi dasar pada kurikulum yang berlaku.7 Terbukti dengan adanya hasil yang diperoleh hampir sama dengan penelitian sebelumnya yaitu rendahnya proporsi soal yang pada level C4, C5 dan C6. Penelitian lain yang dilakukan oleh Nasrullah (2011) yang menganalisis tingkat kognitif soal-soal tes kompetensi pada BSE Matematika

5 Dina Wahyu Purwanti, et al., “Tingkat Kognitif Revisi Taksonomi Bloom pada Soal-Soal dalam Buku Teks Matematika SMP”, 13:1, (2015), 48.

6 Masduki, et al., “

Level Kognitif Soal-Soal Buku Pelajaran Matematika SMP Kelas VII” (Diseminarkan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, ISBN: 978-979-16353-9-4), 425. Judul buku yang dikaji adalah Pegangan Belajar Matematika, Matematika Bermakna dan Seribu Pena Matematika. Diperoleh hasil bahwa aspek penerapan mendapatkan porsi yang sangat dominan dengan persentase 66% - 92%. Sedangkan aspek penalaran hanya mendapatkan porsi yang paling kecil dengan persentase 0,39% - 11,63%.

7 Rinawati dan Tri Hapsari, “Analisis Kesesuaian Soal-Soal Latihan Pada Buku

(14)

3

SMP Kelas IX yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Depdiknas.8 Dari hasil yang diperoleh menunjukkan proporsi soal yang tidak merata. Ini menunjukkan adanya kelemahan pada buku paket yang digunakan terutama dalam mendorong siswa untuk menggunakan daya pikir tingkat tinggi (High Order Thinking) seperti berfikir kritis, kreatif dan analitis.

Penelitian terkait buku Kurikulum 2013 dilakukan oleh Inka Sepiana Rohmah yang menganalisis tingkat kognitif soal uji kompetensi pokok bahasan aljabar dalam buku matematika kelas X. Dari hasil analisis yang diperoleh terlihat bahwa level yang paling dominan adalah pada soal level C2 dan C3 sedangkan untuk C4, C5, dan C6 sangat kecil sekali prosentasenya. Hal ini bertentangan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang mengharapkan siswa berfikir tingkat tinggi.9 Dalam taksonomi Bloom versi revisi, kemampuan berfikir tingkat tinggi tersebut dijabarkan pada tingkat kognitif C4, C5, dan C6, yaitu analyze, evaluate, dan create.10 Penelitian lain juga dilakukan oleh Nancy Yunita Susanti yang menganalisis tingkat kognitif soal uji kompetensi pada buku sekolah elektronik (BSE) matematika SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013. Diperoleh hasil yang hampir sama dengan penelitian sebelumnya yaitu rendahnya soal yang membutuhkan

8 Abdul Hamid Nasrullah, Skripsi: “Analisis Tingkat Kognitif Tes Kompetensi Pada Buku Sekolah Elektronik (BSE) Matematika SMP/MTs Kelas IX Berdasarkan Taksonomi Bloom”, (Jember: UNJ, 2011), 9. Presentase soal untuk masing-masing tingkat kognitif yang diperoleh dari analisis tersebut adalah 22,9% untuk C1, 50,6% untuk C2, 16,5 untuk C3, 8,9% untuk C4, 1,1% untuk C5, dan 0% untuk C6.

9 Inka Sepiana Rohmah, Skripsi: “Analisis Soal Uji Kompetensi Pokok Bahasan Aljabar dalam Buku Matematika Kelas X Kurikulum 2013 Berdasarkan Taksonomi Bloom”, (Ponorogo: Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 2015), 5. Hasil penelitian diperoleh C1-Faktual sebanyak 5,61%, C1-Konseptual sebanyak 0,94% C1-Prosedural 1,87%, C1-Metakognitif 0%, pada tahap selanjutnya diperoleh C2-Faktual sebanyak 5,61%, C2-Konseptual 9,35%, C2-Prosedural 28,04%, C2-Metakognitif 0% kemudian untuk Faktual sebanyak 0%, C3-Konseptual 2,80%, C3-Prosedural 33,65%, C3-Metakognitif 0% sedangkan untuk Faktual sebanyak 0%, Konseptual 0.94%, Prosedural 1,87%, C4-Metakognitif 0% selanjutnya C5- Faktual sebanyak 0.94%, C5-Konseptual 0%, C5-Prosedural 7,48%, C5-Metakognitif 0% yang terakir untuk C6-Faktual sebanyak 0%, C6-Konseptual 0%, C6-Prosedural 0,94%, C6-Metakognitif 0% 10 Giani, et al., “Analisis Tingkat Kognitif Soal-Soal Buku Teks Matematika Kelas

(15)

kemampuan berfikir tingkat tinggi. Level yang dominan adalah pada tingkat C2, C3 dan C4.11

Peningkatan keterampilan berfikir tingkat tinggi telah menjadi salah satu prioritas dalam pembelajaran matematika sekolah. Sebagaimana disebutkan Sudrajat bahwa kehadiran Kurikulum 2013 menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Artinya, dalam proses pembelajaran siswa dibelajarkan dan dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah, bukan diajak untuk beropini apalagi fitnah dalam melihat suatu fenomena. Mereka dilatih untuk mampu berfikir logis, runtut dan sistematis, dengan menggunakan kapasitas berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking).12

Berdasarkan hasil studi internasional pada domain kognitif peserta didik yang dilakukan oleh TIMSS 2011 dan PISA 2012 dalam bidang studi matematika menunjukkan bahwa lebih dari 95% siswa di Indonesia hanya mampu mencapai level menengah atau domain penerapan saja. Ketidakmampuan siswa dalam

11 Nancy Yunita Susanti, “Analisis Tingkat Kognitif Uji Kompetensi Pada Buku

Sekolah Elektronik (BSE) Matematika SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Berdasarkan Taksonomi Bloom”, 6:2, (2015), 1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa soal uji kompetensi pada Buku Sekolah Elektronik (BSE) SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013 terbitan Kemdikbud pada tahun 2014 (Edisi Revisi) semester 1 mencakup 9 variasi soal dari 24 variasi soal menurut tingkat kognitif Revisi Taksonomi Bloom. Dari 166 pertanyaan terdapat 6.6% tingkat C2-faktual; 17% tingkat C2-konseptual; 22% tingkat C2-prosedural; 3% tingkat C3-faktual; 6.6% tingkat C3-konseptual; 28% tingkat C3-prosedural; 1.8% tingkat C4-konseptual; 14% tingkat C4-prosedural; 0.6% tingkat C6-konseptual; dan 0% pertanyaan tingkat yang lainnya. Dan persentase tingkat kognitif soal Uji Kompetensi pada Buku Sekolah Elektronik (BSE) SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013 terbitan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) pada tahun 2014 (Edisi Revisi) semester 2 mencakup 11 variasi soal dari 24 variasi soal menurut tingkat kognitif Revisi Taksonomi Bloom. Dari 170 pertanyaan, terdapat 0.6% tingkat C1-faktual; 0.6% tingkat C1-konseptual; 2.9% tingkat C2-C1-faktual; 15% tingkat C2-konseptual; 15% tingkat C2-prosedural; 8.2% tingkat C3-konseptual; 30% tingkat C3-prosedural; 4.7% tingkat konseptual; 5.3% tingkat C4-prosedural; 14% tingkat C5-konseptual; 4.1% tingkat C6 konseptual; dan 0% tingkat yang lain.

12Ahmad Sudrajat, “Teori Pendidikan dan Kurikulum (2013)”,diakses dari

(16)

5

mengerjakan soal yang disajikan oleh TIMSS dan PISA mengindikasikan bahwa tingkat kognitif yang dimiliki siswa tidak sesuai dengan tingkat kognitif soal-soal yang disajikan dalam studi internasional tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat kognitif siswa adalah tidak meratanya proporsi soal yang disajikan dalam buku paket yang mendorong siswa untuk berfikir tingkat tinggi.13 Sehingga High Order Thinking Skills (HOTS) sangat penting untuk diterapkan kepada peserta didik melalui buku paket Kurikulum 2013.

Masalah yang dihadapi guru untuk menunjang kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa adalah rendahnya proporsi soal yang tersedia dalam buku paket. Hal ini sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang berlaku saat ini. Kemampuan berfikir tingkat tinggi juga menjadi suatu tujuan atau indikator pencapaian dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan paparan di atas akan diadakan penelitian yang berjudul “Analisis Item Soal Latihan pada Buku Paket Matematika Kelas VII Kurikulum 2013 Mengacu pada Ranah Kognitif Taksonomi Bloom Dua Dimensi ”.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kategori tingkatan proses kognitif item soal latihan pada buku paket matematika kelas VII Kurikulum 2013 bila dilihat dari Taksonomi Bloom Dua Dimensi? 2. Bagaimana kecenderungan jenis pengetahuan yang

terdapat pada item soal latihan pada buku paket matematika kelas VII Kurikulum 2013 bila dilihat dari Taksonomi Bloom Dua Dimensi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah:

13Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,” Paparan Wakil Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan R.I Bidang Pendidikan: Konsep Dan Implementasi Kurikulum

2013”, diakses dari

(17)

1. Untuk mengkategorikan tingkatan proses kognitif item soal latihan pada buku paket matematika kelas VII Kurikulum 2013 bila dilihat dari Taksonomi Bloom Dua Dimensi. 2. Untuk mengetahui kecenderungan jenis pengetahuan yang

terdapat pada item soal latihan pada buku paket matematika kelas VII Kurikulum 2013 bila dilihat dari Taksonomi Bloom Dua Dimensi

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Dapat bermanfaat bagi pembuat soal (pemerintah) dalam memperbaiki kualitas buku paket yang dipergunakan disekolah.

2. Bermanfaat bagi guru dan siswa untuk lebih jeli dalam memilih buku paket yang baik dan sesuai dengan kurikulum.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain dalam melaksanakan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini.

E. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap penelitian ini, maka peneliti mendefinisikan beberapa istilah berikut ini.

1. Kategori tingkat proses Kognitif Taksonomi Bloom Dua Dimensi berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berfikir. Tingkat kognitif pada taksonomi Bloom dibagi menjadi 6 yaitu Mengingat (Remember), Memahami (Understand), Mengaplikasikan (Apply), Menganalisis (Analyze), Mengevaluasi (Evaluate), dan Mencipta (Create).

(18)

7

F. Asumsi dan Batasan Masalah 1. Asumsi

Karena peneliti tidak mampu mengontrol semua keadaan yang terkait dengan penelitian dan agar kesimpulan dari penelitian dapat dipertanggungjawabkan, maka tidak ada unsur paksaan baik dari peneliti maupun guru bidang studi. 2. Batasan Masalah

Agar dalam penelitian ini tidak ada penyimpangan, maka perlu dicantumkan batasan masalah, dengan harapan hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikehendaki peneliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Penelitian ini hanya dilakukan pada buku paket

matematika kelas VII kurikulum 2013 pokok bahasan geometri, aritmetika sosial, dan aljabar. (2) Penelitian ini hanya fokus pada item soal pada buku

paket matematika kelas VII kurikulum 2013 pokok bahasan geometri, aritmetika sosial, dan aljabar berdasarkan ranah kognitif Taksonomi Bloom Dua Dimensi.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk lebih memudahkan pembahasan, maka peneliti membuat sistematika penulisan penelitian sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Merupakan bagian awal dari penulisan yang meliputi : (a) Latar belakang masalah; (b) Rumusan masalah; (c) Tujuan penelitian; (d) Manfaat penelitian; (e) Definisi operasional; (f) Asumsi dan Batasan masalah dan (g) Sistematika pembahasan.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

Merupakan bagian kedua dari penulisan skripsi yang meliputi pembahasan mengenai: (a) Buku paket; (b) Buku paket yang baik dan berkualitas; (c) Buku paket dalam kurikulum 2013; (d) Latihan soal dalam buku paket; (e)

Taksonomi Bloom; (f) Implementasi

(19)

matematika Kurikulum 2013

BAB III: METODE PENELITIAN

Merupakan bagian ketiga dari penulisan skripsi yang meliputi: (a) Jenis penelitian; (b) Prosedur penelitian; (c) Sumber data; (d) Metode pengumpulan data; (e) Instrumen penelitian; dan (f) Metode analisis data.

BAB IV: HASIL PENELITIAN

Merupakan bagian keempat dari penulisan skripsi yang meliputi: (a) Pelaksanaan penelitian; (b) Ruang lingkup materi; dan (c) Hasil penelitian.

BAB V:

BAB VI:

PEMBAHASAN

Merupakan bagian kelima dari penulisan skripsi yang meliputi: (a) Tingkat kognitif soal; (b) Jenis pengetahuan soal dan (c) Keterbatasan Penelitian.

KESIMPULAN DAN SARAN

(20)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Buku Paket

Menurut Muslich buku paket dapat diartikan sebagai buku yang berisi uraian bahan mata pelajaran tertentu. Buku paket disusun secara sistematis dengan acuan kurikulum yang berlaku dan diseleksi berdasarkan tujuan pembelajaran yang direncanakan. Buku paket juga digunakan sebagai acuan atau sumber belajar dalam proses pembelajaran di sekolah.1Sedangkan menurut Chambliss dan Calfee, buku paket adalah alat bantu peserta didik untuk memahami dan belajar dari hal-hal yang dibaca dan untuk memahami dunia (di luar dirinya).2

Indikator atau ciri penanda buku paket adalah: (a) Buku paket merupakan buku sekolah yang ditujukan bagi peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu, (b) Buku paket berisi bahan yang telah terseleksi, (c) Buku paket selalu berkaitan dengan bidang studi atau mata pelajaran tertentu, (d) Buku paket biasanya disusun oleh para pakar di bidangnya, (e) Buku paket ditulis untuk tujuan instruksional tertentu, (f) Buku paket biasanya dilengkapi dengan sarana pembelajaran, (g) Buku paket disusun secara sistematis mengikuti strategi pembelajaran tertentu, (h) Buku paket untuk diasimilasikan dalam pembelajaran, (i) Buku paket disusun untuk menunjang program pembelajaran.3

Dipandang dari hasil belajar, buku paket mempunyai peran penting. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa buku paket berperan secara maknawi dalam prestasi belajar siswa. Laporan World Bank mengenai Indonesia, misalnya, ditunjukkan bahwa tingkat kepemilikan siswa akan buku dan fasilitas lain berkorelasi positif dengan prestasi belajar siswa. Di Filipina, peningkatan rasio kepemilikan buku siswa dari 1 : 10 menjadi 1 : 2 di kelas 1 dan 2 secara signifikan meningkatkan hasil belajar

1Masnur Muslich,Textbook Writing, Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan,dan Pemakaian Buku Teks(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2010), 24.

2Ibid, halaman 50. 3

(21)

siswa.4Pernyataan tersebut diperkuat oleh Supriadi yang menyatakan bahwa tingkat kepemilikan siswa akan buku berkorelasi positif dan bermakna dengan prestasi belajar.5

Dipandang dari proses pembelajaran pun demikian. Untuk mencapai kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran, siswa perlu menempuh pengalaman dan latihan serta mencari informasi tertentu. Salah satu alat yang efektif untuk mencapai kompetensi tersebut adalah lewat penggunaan buku paket. Sebab, pengalaman dan latihan yang perlu ditempuh dan informasi yang perlu dicari, begitu pula tentang cara menempuh dan mencarinya, tersaji dalam buku paket secara terprogram.Dari uraian tersebut jelaslah bahwa buku paket memiliki kekuatan yang luar biasa besar terhadap perubahan otak peserta didik. Buku paket dapat mempengaruhi pengetahuan anak dan nilai-nilai tertentu.6

1. Kelebihan dan Kelemahan Buku Paket

Buku paket sebagai media sumber pembelajaran memiliki beberapa keunggulan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemanfaatannya. Buckingham mengutarakan keunggulan-keunggulan buku paket sebagai berikut: (a) Kesempatan mempelajarinya sesuai dengan kecepatan masing-masing, (b) Kesempatan untuk mengulangi atau meninjau kembali, (c) Kemungkinan mengadakan pemeriksaan terhadap ingatan, (d) Kemudahan untuk membuat catatan-catatan bagi pemakai selanjutnya, (e) Kesempatan khusus yang dapat ditampilkan oleh sarana visual dari sebuah buku.7

Selain Buckingham, pendapat mengenai keunggulan-keunggulan buku paket juga disampaikan oleh ahli lain. Nasution menyatakan bahwa buku paketmemiliki keunggulan di antaranya: (a)Buku paket pelajaran membantu pendidik melaksanakan kurikulum, (b)Buku paket juga

4World bank,Indonesia Impact Evaluation Report: Enhancing The Quality Of Life In Urban Indonesia: The Legacy Of Kampung Improvement Program, (Washington D.C:The World Bank, 1995).

5Masnur Muslich, “Hakikat dan Fungsi Buku Teks” diakses dari http://masnur-muslich.blogspot.co.id/2008/10/hakikat-dan-fungsi-buku-teks.html, pada tanggal 7 April 2016 jam 18:24.

6Masnur Muslich, Loc.Cit.

(22)

11

merupakan pegangan dalam menentukan metode pengajaran, (c) Buku paket pelajaran memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru, (d) Buku pelajaran dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya, dan jika direvisi, maka dapat bertahan dalam waktu yang lama, (e) Buku paket pelajaran yang uniform memberi kesamaan mengenai bahan dan standar pangajaran, (f)Buku paket pelajaran memberikan kontinuitas pelajaran di kelas yang berurutan, sekalipun pendidik berganti, (g) Buku paketpelajaran memberi pengetahuan dan metode mengajar yang lebih mantap jika guru menggunakannya dari tahun ke tahun.8

Terkait dengan kehadiran buku paket, para ahli pendidikan memiliki pandangan positif yang didasarkan pada pertimbangan diantaranya: (a) Buku paket merupakan

”the foundation of learning in classroom”. Anggapan ini

didasarkan oleh kenyataan bahwa pengajaran yang dianggap efektif dan efisien adalah pengajaran klasikal. Kalau pun ada yang individual, sangatlah bersifat khusus, karena kondisi tertentu, (b) Buku paket memuat bahan ajar yang sebaiknya disajikan (what to teach) dan sekuensi atau urutan cara penyajiannya. Oleh karena itu penyusunan buku paket tentu memperhatikan bahan ajar mana yang patut dan sebaiknya disajikan, termasuk tata cara penyajian yang sesuai dengan jenis bahan dan kondisi siswa sasaran, (c) Jangkauan, jumlah, dan jenis bahan ajar yang terdapat dalam buku paket telah relatif pasti sehingga guru memungkinkan untuk mengalokasikannya berdasarkan jadwal sekolah. Dengan demikian, lewat pemakaian buku paket dapat terkontrol dengan ketat program pengajarannya, (d) Paparan masalah atau pokok persoalan (subject matter) dalam buku paket relatif teliti. Ketelitian ini terlihat mulai dari proses pemilihan bahan, klasifikasi bahan, sampai dengan proses penyusunannya. Hal ini hampir tidak mungkin dilakukan guru dengan bahan ajar yang disusunnya sendiri, (e) Bahan ajar dalam buku paket tertata cukup baik. Ini dapat

(23)

dilihat dari cara penyajian bahan ajar yang memperhatikan hierarkhi dan tataletaknya sehingga mudah dipahami siswa. Tidak semua guru memiliki keterampilan menata bahan seperti yang terdapat pada buku paket, (f) Buku paket cukup banyak memuat alat bantu pengajaran, misalnya gambar peta, dan diagram. Alat bantu ini akan dapat mempercepat pamahaman siswa atas bahan ajar yang sedang dipelajari. Pada umumnya, alat bantu semacam itu sulit diciptakan oleh guru dalam waktu yang relatif singkat, (g) Kesinambungan bahan ajar dalam buku paket telah diatur sedemikian rupa oleh penyusunnya. Lebih-lebih, apabila buku tersebut merupakan buku berseri. Hal ini dapat dimaklumi, sebab sebelum penyusunan buku paket dimulai, terlebih dahulu disusun kerangka (outline) secara menyeluruh. Dengan demikian, tidak dijumpai bahan ajar yang terlepas dari yang lain. Sebaliknya, bahan-bahan itu merupakan rangkaian yang utuh, (h) Buku paket merupakan batu loncatan bagi siswa. Dengan menggunakan buku paket, siswa terbebas dari kegiatan mencatat yang merupakan pemborosan waktu, tenaga, dan pikiran, (i) Buku paket sangat membantu sekolah yang tidak memiliki perpustakaan yang lengkap. Hal ini bisa dimaklumi karena buku paket berisi serangkaian bahan ajar yang minimal harus dikuasai atau dipahami siswa. Jika tidak lewat kemasan buku paket, bahan-bahan itu tentu berada di berbagai buku sumber, (j) Buku paket yang dipublikasikan oleh pemerintah dan pihak swasta telah dipertimbangkan kualitasnya. Pertimbangan kualitas ini merupakan konsekuensi logis. Sebab, kalau tidak, tentu akan merugikan pihak pemerintah dan penerbit swasta itu sendiri. Para pemakai buku paket (terutama guru) tentu tidak akan menggunakan secara maksimal, bahkan tidak mau menggunakannya, apabila buku paket tersebut tidak berkualitas.9

Sementara itu buku paket juga memiliki kelemahan di antaranya: (a) Buku paket kurang memperhatikan perbedaan individual siswa. Siswa sasaran dianggap homogen sehingga bahan ajar yang ada pada buku paket tersaji tanpa memperhatikan siswa yang ”uper” dan siswa yang ”lower”,

9
(24)

13

(b) Desain buku paket sering tidak sesuai dengan desain kurikulum pendidikan. Akibatnya, dengan menggunakan buku paket tersebut, program pendidikan yang telah dirancang dalam kurikulum tidak tercapai, (c) Konteks dan bahan ajar yang terdapat dalam buku paket sering tidak sesuai dengan kondisi dan lingkungan siswa sasaran. Apabila hal ini terjadi,

buku paket akan terkesan ”memaksa” siswa untuk belajar sesuatu yang ”tidak sesuai” dengan kondisi dirinya, (d) Bahan ajar yang terdapat dalam buku paket sering bias dan basi. Ini terjadi karena antara waktu penyusunan buku paket dan waktu pemakaiannya berselang terlalu lama. Akibatnya, informasi dan masalah yang terdapat dalam buku paket

sudah ”kadaluarsa”, bahkan tidak sesuai lagi dengan yang

sedang dihadapi siswa.10

Sementara itu, Greene dan Petty mengidentifikasi keterbatasan buku paket di antaranya: (a) Buku paket itu sendiri tidaklah mengajar (walaupun beberapa kegiatan belajar dapat dicapai dengan membacanya), tetapi merupakan suatu sarana pengajaran, (b) Isi yang disajikan sebagai perangkat-perangkat kegiatan belajar dipadu secara artificial atau secara buatan saja bagi setiap kelas tertentu, (c) Pelatihan-pelatihan dan tugas-tugas praktis agaknya kurang memadai karena keterbatasan-keterbatasan dalam ukuran buku paket dan dikarenakan begitu banyaknya praktik-praktik, pelatihan yang perlu dilaksanakan secara perbuatan, (d) Sarana-sarana pengajaran juga sangat sedikit dan singkat karena keterbatasan-keterbatasan ruang, tempat, atau wadah yang tersedia di dalamnya, (e) Pertolongan-pertolongan atau bantuan-bantuan yang berkaitan dengan evaluasi hanyalah bersifat sugestif dan tidaklah mengevaluasi keseluruhan atau keparipurnaan yang diinginkan.11

Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, buku paket yang beredar (baik buku paket wajib maupun penunjang) dijumpai keganjilan-keganjilan. Keganjilan yang dimaksud terlihat sebagai berikut: (a) Terdapat buku paket yang tidak sesuai dengan pesan kurikulum, (b) Terdapat

10Masnur Muslich, Op. Cit., hal 30.

11

(25)

buku paket yang berisi pokok-pokok materi (semacam ringkasan), (c) Terdapat buku paket yang uraiannya sangat teknis, (d) Terdapat buku paket yang tidak sesuai dengan pesan pola pikir peserta didik, (e) Terdapat buku paket yang kurang applicable.12

B. Buku Paket yang Baik dan Berkualitas

Buku paket yang baik merupakan salah satu sarana yang harus dipenuhi untuk menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Schorling dan Batchelder memberikan empat ciri buku paketyang baik yaitu: (a) Direkomendasikan oleh guru-guru yang berpengalaman sebagai buku paket yang baik; (b) Bahan ajarnya sesuai dengan tujuan pendidikan, kebutuhan siswa, dan kebutuhan masyarakat; (c) Cukup banyak memuat paket bacaan, bahan drill dan latihan/tugas; dan (d) Memuat ilustrasi yang membantu siswa belajar.13

Pendapat lain diungkapkan oleh Baranyai Tünde dan Stark Gabriella dalam jurnalnya yaitu “peran buku pelajaran matematika yang baik ialah membantu perkembangan penemuan oleh pembelajaran, yang berisi tugas dan pemecahan masalah, sepeerti terkenalnya matematika dikalangan anak-anak. Untuk memenuhi tugas tersebut penulis buku seharusnya tidak hanya teliti pada matematika science saja tapi juga harus menyampaikan ilmu mendidik yang baik”.14

Buku paket yang baik adalah buku paket yang berkualitas. Greene dan Petty menyebutkan sepuluh kategori yang harus dipenuhi buku paket yang berkualitas. Sepuluh kategori tersebut adalah: (a) Buku paket haruslah menarik minat anak-anak, yaitu para peserta didik yang mempergunakannya, (b) Buku paket haruslah mampu memberi motivasi kepada para peserta didik yang memakainya, (c) Buku paket haruslah memuat ilustrasi

12Masnur Muslich, Op. Cit., hal 39.

13Masnur Muslich, Op. Cit., hal 54.

(26)

15

yang menarik peserta didik yang memanfaatkannya, (d) Buku paket seyogianya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan para peserta didik yang memakainya, (e) Buku paket isinya haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya, lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan rencana sehigga semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu, (f) Buku paket haruslah dapat menstimulasi, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para peserta didik yang mempergunakannya, (g) Buku paket haruslah dengan sadar dan tegas menghindari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak membuat bingung peserta didik yang memakainya, (h) Buku paket haruslah mempunyai sudut

pandang atau “point of view” yang jelas dan tegas sehingga pada akhirnya menjadi sudut pandang para pemakainya yang setia, (i) Buku paket haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa, (j) Buku paket haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para pemakainya.15

C. Buku Paket dalam Kurikulum 2013

Perbedaan yang mencolok antara KTSP dan K-13 adalah adanya buku paket.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyusun buku pegangan untuk Kurikulum 2013. Buku tersebut terpusat pada tim penyusun yang dibentuk oleh Kemendikbud. Kebijakan pertanggungjawaban terpusat atas buku pegangan guru dan siswa diimplementasikan untuk menanggulangi kesalahan penerbit-penerbit buku pelajaran.16

Akan tetapi, melalui kebijakan pemerintah melalui PP No. 32/2013 tentang Perubahan atas PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, khususnya perubahan pasal 43

(ayat 5a) yang berbunyi: “Dalam hal pengadaan Buku paket

Pelajaran dilakukan pemerintah, Menteri menetapkan buku tersebut sebagai sumber utama belajar dan pembelajaran setelah

15Puji Wibowo, Skripsi: “Analisis Tingkat Kognitif Latihan Soal Berdasarkan Taksonomi Bloom Pada Buku Teks Matematika SMP Kelas VIII Kurikulum 2013”. (Jember: Universitas Negeri Jember, 2015), 10.

(27)

ditelaah dan/atau dinilai oleh BSNP atau tim yang dibentuk oleh

Menteri”.17

Padahal, dalam PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, khususnya Pasal 43 (ayat 5) ditegaskan

bahwa, “Kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan

buku paket pelajaran dinilai oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri”. Artinya, pemerintah hanya melakukan penilaian atas kelayakan isi, bahasa, penyajian, kegrafikaan suatu buku paket, bukan mengadakan buku paket, seperti telah dijelaskan di depan.18

Berdasarkan daftar pustaka yang disajikan pada bagian akhir buku, buku paket Matematika menggunakan buku-buku referensi untuk konsumsi mahasiswa Jurusan Matematika. Contoh soal yang disajikan pun tidak berjenjang dari mudah ke sukar, namun langsung ke persoalan yang sukar dipahami oleh siswa. Bahkan, banyak soal latihan yang bobotnya setara dengan soal-soal untuk Olimpiade Sains Nasional (OSN). Penulis buku mestinya menyadari tidak semua siswa memiliki kemampuan Matematika di atas rata-rata. Materi yang sangat sukar bisa membuat anak-anak frustrasi sehingga tidak suka belajar Matematika. Jika dibandingkan dengan buku paket mata pelajaran lain, buku paket Matematika memiliki jumlah halaman paling banyak, sekitar 440 halaman. Jika materi ini mampu diselesaikan dalam waktu dua semester, luar biasa. Dalam buku paket Matematika juga banyak dijumpai salah ketik, khususnya dalam penulisan simbol-simbol Matematika. 19

Adapun beberapa perbedaan antara buku paket Kurikulum 2013 dan KTSP adalah: (a) Dalam Kurikulum 2013, buku paket ditulis mengacu kepada konsep kurikulum (KI, KD, Silabus), sedangkan dalam KTSP buku paket ditulis mengacu pada (SK, KD, Silabus), (b) Dalam pembelajarankurikulum 2013 ada dua jenis buku yang digunakan yaitu buku siswa dan buku guru, sedangkan dalam KTSP buku paket yang digunakan adalah buku guru dan buku siswa sama (Buku BSE), (c)Buku siswa pada

17Bintang Anaway, “Kurikulum Pendidikan 2013 dan Nasib Penerbit”, diakses dari http://www.bintanganaway.com/ pada tanggal 7 April 2016.

18Bintang Anaway, Loc. Cit.

(28)

17

Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada activity base bukan merupakan bahan bacaan, sedangkan buku siswa pada KTSP lebih pada buku bacaan, (d) Pada buku paket Kurikulum 2013 setiap buku memuat model pembelajaran dan Project yang akan dilakukan oleh siswa, sedangkan pada buku paket KTSP hanya memuat paparan materi dan latihan soal, (e) Buku guru pada Kurikulum 2013 memuat panduan bagi guru dalam mengajarkan materi kepada siswa, sedangkan pada KTSP tidak memuat panduan dalam mengajarkan materi pada siswa.20

D. Latihan Soal dalam Buku Paket

Pembelajaran matematika bertujuan untuk membekali mereka dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Sehingga pemerintah harus mengembangkan ketrampilan mereka dengan memfasilitasi siswa untuk menjadi pemikir dan pemecah masalah yang baik, oleh karena itu pembelajaran matematika dilaksanakan sesuai dengan kehidupan sehari-hari atau pembelajaran problem solving. Hal itu bisa dicapai dengan konsep belajar yang baru yaitu

High Order Thinking Skill (HOTS). Untuk itu pemerintah harus menyediakan masalah yang memungkinkan siswa menggunakan keterampilan berfikir tingkat tingginya melalui soal-soal dalam buku paket.21

Peran buku paket dalam pembelajaran khususnya pembelajaran matematika sangat penting sehingga perlu dilakukan kajian terhadap buku paket yang sudah ada terutama dalam hal implementasi aspek-aspek kognitif yang terdapat pada soal-soal uji kompetensi. Hal ini sangat penting dilakukan sebagai bahan evaluasi apakah buku-buku paket yang digunakan di sekolah telah

20Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,” Paparan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Bidang Pendidikan: Konsep Dan Implementasi Kurikulum

2013”, diakses dari

http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/paparan/paparan%20Wamendik.pdf , hal 35, pada tanggal 11 November 2015 pukul 22:51WIB.

(29)

mempunyai keseimbangan dalam mengimplementasikan aspek-aspek kognitif dalam soal.22

Kenyataan di lapangan, soal-soal cenderung lebih banyak menguji aspek ingatan. Banyak buku yang menyajikan materi dengan mengajak peserta didik belajar aktif, sajian konsep sangat sistematis, tetapi sering diakhiri soal evaluasi yang kurang melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Seharusnya pemerintah dapat mengintegrasikan kegiatan berfikir ke dalam setiap pembelajaran matematika melalui buku paket. Dengan demikian, keterampilan berfikir terutama berfikir tingkat tinggi harus dikembangkan dan menjadi bagian dari pelajaran matematika sehari-hari. Dengan pendekatan ini, keterampilan berfikir dapat dikembangkan dengan cara membantu siswa menjadi problem solver yang lebih baik. Untuk itu, pemerintah harus menyediakan masalah (soal) yang memungkinkan siswa menggunakan keterampilan berfikir tingkat tingginya.23

Soal yang dimaksudkan disini adalah soal yang tidak dijawab dengan sederhana yang diperoleh dengan cara menghafal saja tetapi melalui proses menafsirkan, menghubungkan dan mengevaluasi semua aspek dari situasi atau masalah. Menafsirkan soal ini dapat diartikan bahwa siswa tidak berhenti menelaah soal hanya karena jawaban terhadap soal telah ditemukan. Akan tetapi, kegiatan penafsiran ini bisa dikembangkan dengan adanya bentuk menjawab pertanyaan-pertanyaan inovatif.24Seperti: Adakah cara lain? (what’s another way?), Bagaimana jika....? (What if ....?), Manakah yang salah? (What’s wrong?), dan Apakah yang akan dilakukan? (What Should you do?).25

Begitupun dengan masalah ketidakmampuan siswa dalam mengerjakan soal yang disajikan oleh TIMSS dan PISA mengindikasikan bahwa tingkat kognitif yang dimiliki siswa tidak

22Masduki, et al., “Level Kognitif Soal-Soal Buku Pelajaran Matematika SMP Kelas VII” (Diseminarkan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, ISBN: 978-979-16353-9-4), 422.

23Harta Idris, “Pertanyaan-pertanyaan Inovatif untuk menungkatkan keterampilan berfikir tingkat tinggi”, diakses dari http://www.idrisharta.blogspot.com, pada tanggal 8 April 2016 jam 18.30 WIB.

24 Harta Idris, Loc. Cit.

(30)

19

sesuai dengan tingkat kognitif soal-soal yang disajikan dalam studi internasional tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat kognitif siswa adalah tidak meratanya proporsi soal yang disajikan dalam buku paket yang mendorong siswa untuk berfikir tingkat tinggi. Sehingga High Order Thinking Skills (HOTS) sangat penting untuk diterapkan kepada peserta didik melalui buku paket Kurikulum 2013.26

Keberhasilan soal dapat dilihat dengan adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah perbandingan antara soal mudah-sedang-sulit bisa digambarkan 3 : 4 : 3 dimana yang tergolong soal mudah (C1

– C2), soal sedang (C3 – C4), dan soal sulit ( C5 – C6) secara proporsional.27

Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi, High Order Thinking jika ditinjau dari ranah kognitif, berada pada level menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Di dalam penelitian ini Taksonomi Bloom yang digunakan adalah Taksonomi yang telah direvisi karena proses berpikir tingkat tinggi termasuk kedalam aspek-aspek yang terdapat pada Taksonomi tersebut.

E. Taksonomi Bloom Dua Dimensi

Asal mula kata taksonomi berasal dari bahasa yunani yaitu tassein yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan.28Secara etimologi, taksonomi memiliki makna perincian, klasifikasi atau sistem kategori, di mana kategori-kategori disusun atas dasar pertentangan. Sedangkan secara terminologi, taksonomi merupakan suatu tipe sistem klasifikasi yang khusus, yang berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang

26Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,” Paparan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Bidang Pendidikan: Konsep Dan Implementasi Kurikulum

2013”, diakses dari

http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/paparan/paparan%20Wamendik.pdf hal 6-8, pada tanggal 11 November 2015 pukul 22:51WIB.

27Giani, et al., “Analisis Tingkat Kognitif Soal-Soal Buku Teks Matematika Kelas VII Berdasarkan Taksonomi Bloom”, 9:2, (2015), 5.

(31)

digolongkan dalam sistematika itu.29Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia taksonomi adalah kaidah dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek.30Taksonomi dalam hal ini, taksonomi tujuan pendidikan berguna sebagai alat untuk menjamin ketelitian dalam komunikasi berkenaan dengan pengorganisasian dan interrelasi.31 Jadi taksonomi berarti klasifikasi berhirarki yang mengidentifikasi skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi.32

Tingkatan berfikir dalam Taksonomi Bloom telah digunakan lebih dari setengah abad sebagai dasar dalam penyusunan tujuan pembelajaran, penyusunan penilaian, dan kurikulum di sekolah. Memang, kerangka berfikir tersebut memudahkan guru memahami, menata, dan mengimplementasikan tujuan pembelajaran. Sehingga, wajar bila taksonomi Bloom menjadi sesuatu yang penting dan mempunyai pengaruh yang luas dalam waktu yang lama. Namun pada tahun 2001, taksonomi Bloom mendapat koreksi dari Anderson dan Krathwohl. Berikut adalah tingkatan berfikir Bloom versi perbaikan.33

1. Mengingat

Mengingat adalah kegiatan mengenal, membuat daftar, menggambar, menyebutkan.

2. Memahami

Memahami adalah menerapkan ide atau konsep, kegiatannya meliputi menginterpretasi, merangkum, mengelompokkan, menerangkan

3. Menerapkan

29Fitriani Nur Fadhilah, Skripsi: “Analisis Soal Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran Matematika menggunakan Taksonomi Bloom”, (Skripsi yang tidak dipublikasikan Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2011), .8.

30

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka, 2005), Cet, Ke-3, h.1 125

31 A. Saepul Hamdani, “Penggabungan Taksonomi Bloom dan Taksonomi SOLO sebagai Model Baru Tujuan Pendidikan”, (Kumpulan Makalah Seminar Pendidikan Nasional , Surabaya, Fakultas Tarbiyah IAIN, 2008), 10.

32Churces, A, “Bloom’s digital taxonomy.” diakses dari http://edogami.wikispaces.com/file/view/bloom/%27s%20Digital%20Taxonomy %20v3.01.pdf/65720266/bloom%27s%20Digital%20Taxonomy%20v3.01.pdf, pada tanggal 29 maret 2016 jam 19:06 WIB

(32)

21

Menerapkan adalah menggunakan informasi dalam situasi lain.

Kegiatannya meliputi menerapkan, melaksanakan,

menggunakan dan melakukan. 4. Menganalisis

Menganalisis adalah mengolah informasi untuk memahami sesuatu dan mencari hubungan. Kegiatannya meliputi membandingkan, mengorganisasi, menata ulang, mengajukan pertanyaan, menemukan.

5. Mengevaluasi

Mengevaluasi adalah menilai suatu keputusan atau tindakan. Kegiatannya meliputi memeriksa, membuat hipotesis, mengkritik, bereksperimen, memberi penilaian.

6. Mengkreasi

Mengkreasi adalah menghasilkan ide-ide baru, produk, atau cara memandang terhadap sesuatu. Kegiatannya meliputi mendesain, membangun, merencanakan, menemukan.34

Dalam Taksonomi Bloom revisi juga diuraikan tentang klasifikasi dimensi pengetahuan dalam empat kategori, yaitu pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Disebutkan bahwa pengetahuan faktual berisikan elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa jika mereka akan mempelajari suatu disiplin ilmu atau menyelesaikan masalah dalam disiplin ilmu tersebut. Pengetahuan ini meliputi semua informasi yang mendetail. Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang klasifikasi kategori, hubungan antara dua atau lebih kategori pengetahuan yang lebih kompleks dan tertata. Setiap mata pelajaran memiliki serangkaian kategori yang digunakan untuk menemukan dan mengkaji elemen-elemen baru. Klasifikasi dan kategori menciptakan hubungan antara unsur. Pengetahuan

prosedural merupakan “pengetahuan tentang cara” melakukan

sesuatu. Pengetahuan ini berkaitan dengana pertanyaan

“bagaimana”. pengetahuan prosedural terbagi menjadi tiga yaitu pengetahuan tentang ketrampilan dalam bidang tertentu, pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu, dan pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang tepat. Sedangkan Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan yang membuat siswa

34
(33)

semakin menyadari dan bertanggung jawab atas pengetahuan dan pemikirannya sendiri. Pengetahuan metakognitif terbagi menjadi tiga yaitu pengetahuan strategis, pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif, dan pengetahuan diri. 35

F. Implementasi Taksonomi Bloom dalam Item Soal Latihan Buku Paket Matematika

Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi, High Order Thinking jika ditinjau dari ranah kognitif, berada pada level menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan.

1. Menganalisis (C4)

Berdasarkan taksonomi bloom dua dimensi level menganalisis terdiri dari:C4-Faktual yaitu membedakan bagian materi pelajaran yang relevan dari yang tidak relevan, seperti membedakan antara bilangan yang relevan dan tidak relevan dalam soal cerita matematika, C4-Konseptual yaitu menganalisis suatu konsep dan mencari hubungan antar dua atau lebih kategori dan mendeteksi bagaimana suatu bagian berhubungan dengan bagian yang lain, C4-Prosedural yaitu menentukan bagaimana elemen-elemen bekerja atau berfungsi dalam sebuah struktur, sedangkan C4-metakognitif seperti siswa dapat memonitor apakah keputusan-keputusan dan pilihan-pilihan yang mereka ambil masuk akal.36

2. Mengevaluasi (C5)

Berdasarkan taksonomi bloom dua dimensi level mengevaluasi terdiri dari: C5-Faktual yaitu membuat keputusan terhadap suatu elemen berdasarkan suatu kriteria dan standar tertentu, C5-Konseptual yaitu mengkritik sesuatu berdasarkan atau dengan kerangka kriteria-kriteria tersebut, C5-Prosedural yaitu menemukan inkonsistensi atau kesalahan dalam suatu produk dan menemukan efektifitas suatu prosedur yang sedang dipraktikkan, misalnya menentukan satu metode terbaik dari dua metode untuk menyelesaikan suatu masalah, sedangkan C5-Metakognitif yaitu mengevaluasi strategi-strategi untuk

35 Ibid, halaman 38.
(34)

23

diterapkan pada segala kondisi supaya dapat memilih strategi yang pas.37

3. Mencipta (C6)

Berdasarkan taksonomi bloom dua dimensi level menganalisis terdiri dari: C6-Faktual yaitu mencipta sesuatu berdasarkan suatu pengetahuan(faktual), C6-Konseptual yaitu mencipta sesuatu berdasarkan suatu pengetahuan(konseptual), C6-Prosedural yaitu mencipta sesuatu berdasarkan suatu pengetahuan(prosedural), sedangkan C6-Metakognitif yaitu

mencipta sesuatu berdasarkan suatu

pengetahuan(metakognitif).38

[image:34.420.72.364.78.440.2]

Penggunaan dimensi pengetahuan ini memperjelas adanya taksonomi belajar, mengajar dan asesmen. Jadi tidak lagi taksonomi tujuan pendidikan. Sedangkan aspek tujuan akan berada dalam petak-petak koordinat itu. Perhatikan skema Taksonomi Belajar, Mengajar dan Asessmen berikut ini.

Tabel 2.1

Implementasi Taksonomi Bloom Dua Dimensi Tingkat Kognitif

(K)

Jenis Pengetahuan (P) 1. Faktual 2. Konse

ptual

3. Prosed ural

4. Metak ognitif

1. Mengingat K1,P1

2. Memahami

3. Mengaplikasikan K3,P2

4. Menganalisis 5. Mengevaluasi

6. Mencipta K6,P3

Keterangan :

 Sel (K1,P1) artinya kognitif mengingat dan pengetahuan faktual. Misalkan, mengingat simbol x, , , .

 Sel (K3.P2) kognitif mengaplikasikan dan pengetahuan konseptual. Misalkan, Hitunglah 25x4-25.

37 Ibid, Halaman 102.

38

(35)

 Sel (K6,P3) artinya kognitif menciptakan dan pengetahuan prosedural. Misalkan, membuat berbagai bangun sebarang yang memiliki luas 96 cm2.39

Contoh:

1. “Carilah x dalam x2+2x-3 = 0.” Siswa diminta untuk mencari sendiri jawabannya atau memilih dari pilihan jawaban yang disediakan. Lantaran tugas ini menekankan prosedur penyelesaian dan jawabannya, siswa diharuskan bukan sekedar mencari jawabannya, melainkan juga menunjukkan langkah-langkah pengerjaannya. Soal diatas termasuk dalam soal level C3(Mengaplikasikan)-Konseptual.40

2. “Tulislah angka-angka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

masalah ini: ada beberapa kotak pensil yang setiap kotaknya berisi 12 batang pensil dan harga setiap kotak Rp.12.000. john mempunyai uang Rp.30.000 dan ingin membeli 24 pensil.

Berapa kotak yang harus dia beli?” dalam soal pilihan, siswa diberi sebuah kalimat matematika dan kemudian diminta untuk memilih bagian-bagian yang paling penting atau relevan.

Misalnya, “ada beberapa kotak pensil yang setiap kotaknya

berisi 12 pensil dan harga setiap kotak Rp.12.000. john memiliki uang Rp.30.000 dan ingin membeli 24 pensil. Berapa

kotak yang harus dia beli?”. (a)2, (b)3, (c)4, (d)5. Pada soal

diatas sebelum mengerjakannya kita perlu membedakan dulu mana-mana unsur yang relevan atau penting sehingga soal diatas termasuk dalam soal level C4 (Menganalisis)-Prosedural. 41

39Yuni Katminingsih, “Mengenal Revisi Taksonomi Bloom oleh Anderson dan Krathwohl”, diakses dari http://yunikatminingsih.blogspot.co.id/2012/10/2-mengenal-revisi-taksonomi-bloom-oleh.html?m=1, pada tanggal 5 November 2015 jam 12.30 WIB.

(36)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan segala sesuatu dengan apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.1Penelitian deskriptif adalah penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian sehingga penelitian ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar, dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena.2

Dalam penelitian ini dianalisis tingkat kognitif latihan soal berdasarkan Taksonomi Bloom Dua Dimensi pada buku paket Matematika SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013terbitan tahun 2014 cetakan ke-2 edisi revisi. Jadi, pendeskripsian pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan gambaran, penilaian menyeluruh dan pengelompokan tingkatan kognitif untuk latihan soal dalam buku tersebut berdasarkan Taksonomi Bloom Dua Dimensi.

Dalam penelitian ini juga akan dianalisis jenis pengetahuan latihan soal berdasarkan Taksonomi Bloom Dua Dimensi pada buku paket Matematika SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013terbitan tahun 2014 cetakan ke-2 edisi revisi. Jadi, pendeskripsian pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan gambaran, penilaian menyeluruh dan pengelompokan jenis pengetahuan untuk latihan soal dalam buku tersebut berdasarkan Taksonomi Bloom Dua Dimensi.

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam penelitian secara berurutan dan sistematis guna memperoleh data yang dibutuhkan untuk menjawab

1 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 309-310.

2

(37)

permasalahan secara sistematis. Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menghimpun latihan soal pada Buku paket bidang studi matematika Kurikulum 2013 terbitan tahun 2014 cetakan ke-2 edisi revisi pokok bahasan geometri, aritmetika sosial, dan aljabar.

2. Mengambil sampel pertanyaan dari setiap latihan soal. 3. Melakukan pengumpulan data meliputi:

a) Mengklasifikasikan tingkat proses kognitif soal sesuai Taksonomi Bloom Dua Dimensi;

b) Mengklasifikasikan tingkat pengetahuan soal sesuai Taksonomi Bloom Dua Dimensi;

4. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data dengan mengadakan pengecekan melalui para ahli.

5. Menghitung persentase tingkat proses kognitif serta tingkat pengetahuan soal berdasarkan Taksonomi Bloom Dua Dimensi.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah buku paket matematika kelas VII kurikulum 2013 terbitan tahun 2014 cetakan ke-2 edisi revisi.

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sebagai berikut:

1. Metode Dokumentasi

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang pertama adalah metode dokumentasi. Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.3 Dalam penelitian ini data yang ingin diperoleh dengan metode dokumentasi adalah kumpulan soal pada latihan soal dalam buku Matematika SMP/MTs Kurikulum 2013 tahun terbit 2014 cetakan ke-2 edisi revisi.

(38)

27

Sesuai dengan lembar klasifikasi maka peneliti perlu memilah soal dan mengambil sampel pada setiap latihan soal masing-masing pokok bahasan. Pengambilan sampel latihan soal dengan mengambil semua jenis soal (soal latihan dan soal projek) pada masing-masing pokok bahasan dan jika ada soal yang memiliki konten yang sama maka diambil salah satu saja.

Setelah sampel soal terkumpul selanjutnya akan dihimpun ke dalam lembar klasifikasi soal. Himpunan sampel soal ini selanjutnya akan dianalisis tingkat proses kognitif dan tingkat pengetahuan soalnya untuk mendapatkan persentase masing- masing tingkat proses kognitif dan tingkat pengetahuan soalnya

2. Diskusi

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah adalah metode diskusi. Metode Diskusi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kognitif dan jenis pengetahuan Taksonomi Bloom Dua Dimensi pada butir soal buku paket matematika kelas VII Kurikulum 2013 menurut guru.

E. Instrumen Penelitian

Suharsimi Arikunto menyatakan instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.4Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar Klasifikasi

Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang pertama berupa lembar klasifikasi. Lembar klasifikasi ini berisi indikator dari masing-masing tingkat proses kognitif yang terdapat di dalam Taksonomi Bloom Revisi. Indikator ini digunakan sebagai pedoman, untuk membuat instrumen dan mengklasifikasikan soal- soal yang terdapat pada latihan soal pada tingkat proses kognitif dapat diketahui melalui tingkat mengingat,

4
(39)
[image:39.420.56.355.68.539.2]

memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Tabel 3.1

Indikator tingkat proses kognitif

Dimensi proses kognitif Pembagian dimensi proses kognitif Indikator soal Menging at (C1)

a. mengenali  memuat pendefisian suatu istilah

 memuat suatu simbol, sifat-sifat atau informasi

 memuat suatu petunjuk berupa tanda atau pertanyaan

b. mengingat kembali 

menarik proses pengingatan dan penyajian sifat-sifat yang saling berkaitan

 menarik proses pengingatan dan penyajian suatu cara atau gambar

Memaha mi (C2)

a. menafsirk

an 

menarik proses penyajian bentuk data satu dengan yang lainnya

b. memberik an contoh 

menarik proses menghubungkan sifat atau ciri informasi dari soal dengan informasi disekitar lingkungan

c. mengklasi fikasikan 

memuat tentang pengasosiasian atau pola berbagai macam informasi

 menarik proses mencocokkan dan menggolongkan sifat atau ciri yang sama dari beberapa informasi yang diberikan d. meringkas  menarik proses pemilihan atau

pengambilan sutu informasi yang dapat mewakili seluruh informasi

e. menarik inferensi 

menarik proses pemilihan atau pengambilan inti informasi

f. membandi ngkan 

menarik proses menghubungkan persamaan dan perbadaan sifat atau ciri dari informasi

g. menjelask

an 

(40)

29

Mengapli kasikan (C3)

a. menjalank

an 

menarik proses pengingatan dan penyajian suatu prosedur atau langkah-langkah penyelesaian

 menarik proses pelaksanaan penyelesaian suatu prosedur

b. mengimpl ementasik an

 menarik proses pelaksanaan penyelesaian dengan pemodifikasian prosedur

Mengana lisis (C4)

a. membedak

an 

menarik proses memerinci sifat atau ciri dari sebuah struktur

b. mengorga nisasikan 

menarik proses identifikasi dan mengasosiasikan sifat-sifat atau ciri untuk strktur yang baru

c. menemuka n pesan tersirat

 memuat pesan dari informasi

 memuat maksud dari pesan yang diberikan

Mengeva luasi (C5)

a. memeriksa  memuat sebuah kekonsistenan suatu struktur dengan menggunakan berbagai penyelesaian

b. mengkritis

i 

menarik sebuah pendapat atass unsur atau sifat eksternal

 mengupayakan adanya penilaian atas unsur atau sifat eksternal

Mencipta (C6)

a. membuat  mengupayakan sebuah dugaan penyelesaian dari siswa

b. merencana kan 

mengupayakan penyusunan rencana penyelesaian berdasarkan metode yang sudah ada

 mengupayakan penyusunan rencana penyelesaian dengan modifikasi metode c. memprodu

ksi 

memuat sebuah adanya tindakan atau kegiatan penyelesaian yang telah disusun

 menarik proses menghasilkan sesuatu hal yang kongkrit atau nyata5

5 Try Fauzi Nur Imanuddin, Skripsi: “Analisis Tingkat Kognitif Soal Apersepsi Pada

(41)
[image:41.420.57.350.76.433.2]

Tabel 3.2

Indikator jenis pengetahuan

Dimensi pengetahuan

Pembagian dimensi pengetahuan

Faktual a. pengetahuan tentang istilah

b. pengetahuan tentang rincian dan unsur tertentu konseptual a. pengetahuan tentang klasifikasi dan

kategori/penggolongan

b. pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi c. pengetahuan tentang teori, model dan struktur prosedural a. pengetahuan tentang ketrampilan dan algoritma

tertentu

b. pengetahuan tentang teknik dan metode tertentu c. pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan

kapan menggunakan prosedur yang tepat metakognitif a. pengetahuan strategis

b. pengetahuan tentang tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional yang cocok

c. pengetahuan tentang diri sendiri6 2. Diskusi

Diskusi yang digunakan adalah diskusi langsung. Diskusi digunakan untuk mendapatkan data analisis menurut guru tentang tingkat kognitif yang terdiri dari C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), serta C6 (mencipta) dan jenis pengetahuan yang terdiri dari aspek faktual, konseptual, prosedural atau metakognitif pada butir soal dalam buku paket matematika kelas VII berdasarkan tingkatan Taksonomi Bloom Dua Dimensi.

6 Ahmad Anas Marzuqi et, al., Skripsi: “Analisis Deskripif Soal Ujian Nasional

(42)

31

F. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan suatu cara yang sangat menentukan untuk menyusun dan mengolah data yang terkumpul, sehingga dapat diambil keputusan yang bersifat ilmiah. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kategorisasi

Kategori dilakukan terhadap butir soal pada buku paket matematika kelas VII Kurikulum 2013 menggunakan Lembar klasifikasi. Pada penelitian ini, analisis data dilakukan dengan cara mendeskripsikan isi dokumen secara objektif dan sistematis melalui pendekatan kuantitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa angka-angka yang merupakan hasil perhitungan melalui suatu proses untuk mendapatkan presentase. Analisis data yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Mengklasifikasikan latihan soal bidang studi matematika tahun ajaran 2013/2014 berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi.

b. Mengklasifikasikan soal berdasarkan tingkat proses kognitif dan tingkat pengetahuan soal.

c. Menghitung persentase tingkat proses kognitif dana tingkat pengetahuan soal bidang studi matematika tahun ajaran 2013/2014 berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi dengan menggunakan rumus di bawah ini :

Pi = �� x 100%

Pi = Persentase banyaknya soal yang terkategorikan dalam

tingkat proses kognitif ke- i berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi (i = tingkat proseskognitif C1, C2, C3, C4, C5, dan C6).

�� = Jumlah soal yang terkategorikan dalam tingkat

proses kognitif berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi (i = tingkat proses kognitif C1,C2, C3, C4, C5, dan C6)

(43)

kategori C4 (menganalisis) karena soal untuk kategori C4 (menganalisis) lebih tinggi dibandingkan dengan C2 (memahami). Jika soal itu termasuk dalam kategori C4 (menganalisis) sudah pasti mengalami proses C2 (memahami) tetapi untuk soal dalam kategori C2 (memahami) belum tentu melalui proses C4 (menganalisis).

2. Analisis hasil Diskusi

Hasil diskusi digunakan untuk mengetahui tingkat kognitif dan jenis pengetahuan pada tingkatan Taksonomi Bloom Dua Dimensi menurut guru. Data yang diperoleh dari hasil diskusi ini di analisis secara deskriptif dengan menggambarkan analisis guru.

Data yang diperoleh dari hasil diskusi berupa percakapan antara peneliti dengan guru. diskusi berisi tentang bagaimana tingkat kognitif dan jenis pengetahuan pada buku paket matematika kelas VII Kurikulum 2013 menurut guru,

(44)

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus - September 2016. Penelitian ini di mulai dengan memilih item soal latihan pada buku paket matematika kelas VII kurikulum 2013, kemudian dilanjutkan dengan mengklasifikasi dan menganalisis soal berdasarkan tingkat kognitif dan tingkat pengetahuan. Klasifikasi dan analisis pertama dilakukan pada awal bulan Agustus dan selanjutnya hasil analisis diverifikasi oleh verifikator. Verifikator ini adalah guru mata pelajaran matematika SMP/MTs. Ketika terdapat perbedaan klasifikasi dan analisis pada hasil kerja verifikator, maka dilakukan diskusi hingga memperoleh kesepakatan bersama.

B. Ruang Lingkup Materi

Analisis ruang lingkup materi soal latihan pada buku paket matematika kelas VII kurikulum 2013 di ambil tiga ruang lingkup materi yaitu 1) geometri, 2) aritmetika sosial, dan 3) aljabar. Item soal akan dianalisis berdasarkan tingkat kognitif soal dan tingkat pengetahuan soal.

1. Tingkat Kognitif Soal

Analisis tingkat kognitif soal menggunakan Taksonomi Bloom Dua Dimensi pada item soal latihan pada buku paket

matematika kelas VII kurikulum 2013 selanjutnya

diklasifikasikan ke dalam 6 aspek kategori, yaitu mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), Menganalisis (C4), Mengevaluasi(C5), dan mencipta(C6).

2. Tingkat Pengetahuan Soal

Analisis tingkat pengetahuan soal menggunakan Taksonomi Bloom Dua Dimensi soal latihan pada buku paket matematika kelas VII kurikulum 2013 diklasifika

Gambar

Tabel 2.1 Implementasi Taksonomi Bloom Dua Dimensi  .................... 23
Gambar 4.2  Persentase Tingkat Kognitif Soal ...................................... 103 Gambar 4.1  Persentase Ruang Lingkup Materi ....................................
Tabel 2.1 Implementasi Taksonomi Bloom Dua Dimensi
Tabel 3.1 Indikator tingkat proses kognitif
+7

Referensi

Dokumen terkait