KONSEP PENDIDIKAN ANAK USIA 6-12 TAHUN MENURUT ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN IMPLEMENTASINYA DI SD NEGERI
KANDANGAN KECAMATAN KREMBUNG KABUPATEN SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh:
UMI NUR MA’RUFAH NIM. D91212179
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
KONSEP PENDIDIKAN ANAK USIA 6-12 MENURUT ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN IMPLEMENTASINYA DI SD NEGERI KANDANGAN KECAMATAN KREMBUNG KABUPATEN SIDOARJO
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program sarjana Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh:
UMI NUR MA’RUFAH NIM. D91212179
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Umi Nur Ma’Rufah (D91212179), Konsep Pendidikan Anak Usia 6-12 Tahun
Menurut Abdullah Nashih Ulwan dan Implementasinya di SD Negeri Kandangan.
Kata Kunci : Konsep, Pendidikan, Anak
Pembimbing : Prof. Dr. H. Ali Mas’ud, M. Ag, M. Pd. I
Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Untuk memelihara fitrah tersebut, manusia harus mengetahui nilai baik dan buruknya sesuatu yang didapatkan melalui pendidikan. Pendidikan merupakan sebuah proses pembelajaran atau pendewasaan anak sehingga otak dan pemikirannya berkembang. Untuk itu, pendidikan menjadi kebutuhan primer bagi manusia. Namun dewasa ini, walaupun sebagian besar anak- anak mengenyam pendidikan baik di sekolah maupun di masyarakat, seringkali kejadian- kejadian buruk tetap terjadi seperti tawuran, narkoba, perzinaan dan sebagainya. Itu terjadi dikarenakan nilai moral yang rendah dan pemahaman agama yang dangkal. Oleh karena itu pendidikan agama juga dinilai sangat penting untuk menjadikan akhlak seseorang menjadi lebih baik. Karena agama adalah sebuah pedoman dalam perjalanan hidup di dunia. Akan tetapi untuk menerapkan nilai- nilai pendidikan agama tersebut memerlukan konsep dan cara tepat agar dapat terserap degan baik.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN MOTTO ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1
B. Rumusan masalah ... 9
C. Tujuan penelitian ... 9
D. Kegunaan penelitian ... 10
E. Penelitian terdahulu ... 11
BAB II: Kajian Teori
A. Biografi Abdullah Nashih Ulwan ... 17
1. Biografi singkat Abdullah Nashih Ulwan ... 17
2. Karya- karya Abdullah Nashih Ulwan ... 18
BAB III: Metode Penelitian A. Pendekatan dan jenis penelitian ... 20
B. Kehadiran Peneliti ... 23
C. Lokasi Peneliti ... 24
D. Sumber Data ... 25
E. Teknik Pengumpulan Data ... 27
F. Teknik Analisis Data ... 30
G. Pengecekan Keabsahan Data ... 32
H. Tahap- Tahap Penelitian ... 34
BAB IV: Paparan Data dan Analisis Penelitian A. Paparan Data 1. Profil SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo a. Letak dan Luas Bangunan ... 39
b. Visi, Misi dan Tujuan ... .. 40
c. Struktur Organisasi Komite Sekolah ... 41
d. Keadaan Warga sekolah ... 41
e. Sarana dan Prasarana... .. 44
1)Pengertian pendidikan ... 45
2)Pengertian anak ... 51
3)Pengertian pendidikan anak ... 52
3. Implementasi Konsep Pendidikan Anak Usia 6-12 Tahun Menurut Abdullah Nashih Ulwan di SDN Kandangan
Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo ... 67
B. Analisis Penelitian
1. Analisis Terhadap Konsep Pendidikan Anak Usia 6-12 Tahun Menurut Abdullah Nashih Ulwan
a. Tujuan Pendidikan Anak Menurut Abdullah Nashih
Ulwan... 71
b. Materi Pendidikan Anak Menurut Abdullah Nashih
Ulwan... 79
c. Metode Pendidikan Anak Menurut Abdullah Nashih
Ulwan... 96
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ... 109
B. Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.1Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap
individu.Pendidikan berperan dalam membentuk karakter, jati diri, akhlak
mulia, keterampilan, serta kemampuan berpikir (kecerdasan) bagi individu.
Pendidikan merupakan usaha pengembangan kualitas diri manusia
dalam segala aspeknya.Pendidikan sebagai aktifitas yang disengaja untuk
mencapai tujuan tertentu dan melibatkan berbagai faktor yang saling
berkaitan antara satu dan lainnya sehingga membentuk satu sistem yang
saling mempengaruhi.2Pendidikan meliputi perbuatan atau usaha generasi tua
untuk mengalihkan (melimpahkan) pengetahuannya, pengalamannya,
kecakapan seta keterampilannyakepada generasi muda, sebagai usaha untuk
1
Undang- undang sistem pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 3
2
2
menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah
maupun rohaniah.3
Ditelusuri dari segi bahasa, kata pendidikan, sebagai kata benda,
menurut W.J.S Poerwadarminta dalam Anas Salahudin, berarti proses
perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.4
Sementara itu, di dalam bahasa Arab kata ini mencakup beberapa pengertian,
antara lain “tarbiyah, tahzīb, ta’līm, ta’dīb, siyasat, mawa’izh, „ada
ta’awwud, dan tadrib”. Istilah tarbiyah, tahzīb, dan ta’dīb sering
dikonotasikan sebagai pendidikan.Ta’līm diartikan pengajaran, siyasat
diartikan siasat, pemerintahan, politik, atau pengaturan. Muwa’izh diartikan
pengajaran.„Ada ta’awwud diartikan pembiasaan, dan tadrib diartikan
pelatihan.5
Secara istilah, tarbiyah, ta’dīb, dan ta’līm memiliki perbedaan dari
segi penekanan.Kata ta’dīb, lebih menekankan pada penguasaan ilmu yang
benar dalam diri seseorang agar menghasilkan kemantapan amal dan tingkah
laku yang baik.Kata at-tarbiyah difokuskan pada bimbingan anak supaya
berdaya dan tumbuh kelengkapan dasarnya serta dapat berkembang secara
sempurna.Kata ta’līm, titik tekannya pada penyampaian ilmu pengetahuan
3
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 84-85
4
Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan, ibid, h. 18
5
3
yang benar, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan pemahaman
amanah kapada anak.Apabila ditilik dari segi unsur kandungannya, terdapat
keterkaitan yang saling mengikat satu sama lain, yakni dalam hal memelihara
dan mendidik anak.6
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat berarti bagi kehidupan
anak, karena dengan pendidikan anak dalam kiprahnya di dunia ini dapat
berbuat banyak. Melalui pendidikan pula anak berhasil memecahkan segala
persoalanyang dihadapi, ia akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan
baru yang bermanfaat dalam perjalanan hidupnya.7Hal ini berarti melalui
pendidikan lah seorang anak dapat mengenal berbagai hal. Baik pengetahuan
itu ia dapat dari gurunya, lingkungan sekolah, masyarakat, maupun orang
tuanya. Anak, menurut agama Islam dilahirkan dalam keadaan fithrah atau
suci seperti sebuah kertas kosong, kemudian orang tua dan lingkungannya lah
yang memberi warna pada kertas putih itu.Sebagaimana sabda Nabi Saw.
اَم
اور( ِِناَسِّجََُُو ِِنَرِّصَُ يَو ِِناَدِّوَهُ ي ُاَوَ بَاَف ةَرْطِفْلا ىَلَع ُدَلْوُ ي اَِا ٍدْوُلْوَم ْنِم
)ةرير يا نع ملسما
8Setiap anak yang dilahirkan mempunyai fithrah ilahiah, yaitu
kekuatan untuk mendekati Tuhan dan cenderung berperilaku baik.Ibarat
bangunan, fithrah adalah fondasi sehingga bangunan (manusia) yang berdiri
6
Ibid., h. 39
7
Ibid., h. 33
8
4
di atasnya mestinya adalah bangunan kebaikan.9Dalam hadits di atas
dijelaskan bahwa anak terlahir suci bak kertas putih, yang kemudian orang
tuanya lah yang mewarnainya. Secara tersirat dapat dikatakan bahwa proses
pewarnaan kertas itulah yang kita namakanproses pendidikan pada anak,
yaitu proses dimana kita menanamkan kebiasaan, kemampuan, dan
keterampilan serta kepribadian yang baik bagi anak. Baik itu oleh orang tua,
lingkungan, maupun guru.
Hadits di atas juga mengungkapkan tentang keharusan orang tua
memberikan pendidikan yang baik untuk anaknya.Bagi seorang anak, orang
tua adalah pendidik pertama dan lingkungan keluarga adalah lingkungan
pendidikan pertama baginya.Selain itu orang tua jugalah yang bertanggung
jawab untuk mendidik anak dan atas pendidikan anak.Dalam hal ini orang tua
harus memberikan pendidikan yang layak bagi anak dan menjamin anak
dididik oleh guru, orang tua kedua bagi anak, yang baik dan berkualitas.Anak
dalam bahasa Arab disebut sebagai al-thaff yang berarti lunak
ataulembut.Itulah sebabnya, anak dianggap sebagai sesuatu yang sangat
rentan(frangile), yakni gampang pecah atau patah kalau berbenturan dengan
suatubendakeras.10Anak adalah anugerah Allah yang merupakan amanat. Dia
adalah anggotakeluarga yang menjadi tanggung jawab orang tua sejak dia
9
Munif Chatib, Orangtuanya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2013), h. 4
10
5
dalam kandungansampai dalam batas usia tertentu, sebagaimana anak juga
merupakan salah satuanggota masyarakat yang wajib mendapat pelayanan
perlindungan.11
Adapun dari sudut pandang psikologi perkembangan, anak dibagi
menjadidua periode,yaitu masa anak kecil dan masa anak sekolah. Masa anak
kecilberusia 2,0 tahun sampai kurang lebih usia 6,0 tahun dan pada periode
masa anaksekolah berlangsung sejak usia 6,0 tahun sampai 12
tahun.12Sedangkan masaremaja bukan dikategorikan masa anak-anak karena
pada kedua masa ini anaksudah mengalami perubahan baik fisik maupun
psikis.Masa remaja jugakebanyakan orang menyebutnya sebagai masa
pubertas.Jelas berbeda sekalidengan masa anak kecil dan anak
sekolah.Dewasa ini banyak sekali problem-problem dalam pendidikan yang
terjadipada kehidupan anak yang mengalami krisis identitas diri dan
kemerosotan moral.Ini terlihat dari makin maraknya anak-anak pengguna
narkoba, pergaulan bebas,tindakan kekerasan yang dilakukakan anak-anak
seperti kasus bullying terhadapsesama teman di Sekolah Dasar maupun di
Madrasah Ibtidaiyah.
KomisiPerlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan fakta
bahwa anak menjadipelaku kekerasan mengalami kenaikan. Pada tahun 2014
11
M. Quraish Shihab, Secerah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama al- Qur’an, (Bandung: Mizan,
2013), cet. Ke-1, h. 100
12
6
tercatat 67 kasus anakyang menjadi pelaku kekerasan. Sementara pada 2015,
menjadi 79 kasus. Selainitu, anak sebagai pelaku tawuran mengalami
kenaikan dari 46 kasus di tahun 2014menjadi 103 kasus pada
2015.13Banyaknya kasus-kasus kemerosotan moral anak-anak ini
menimbulkantanda tanya besar dalam benak kita, mengapa anak-anak
sekarang seperti itu,sejauh mana pendidikan berperan membentuk
kepribadian anak, apa yang salahdengan pendidikan terhadap anak, serta
banyak lagi pertanyaan lainnya. Hal-haltersebutmemunculkan anggapan
bahwa ada yang salah dengan pendidikanterhadap anak, baik itu di keluarga,
di sekolah maupun di lingkungan anak ituberada.Kemudian yang menjadi
pertanyaan yang paling penting adalahbagaimana seharusnya mendidik
anak.Disini dapat dilihat bahwa begitu pentingnya pendidikan bagi
anak-anak,dan jelas pula bahwaanak-anak harus mendapatkan pendidikan yang
layak.Pendidikan anak adalah bimbingan yang diberikan dengan sengaja oleh
orangdewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani)
agarberguna bagi diri sendiri dan masyarakat. Dengan demikian, pendidikan
terhadapanak dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan
13
Ipak Ayu H Nurcaya, Catatan Akhir Tahun KPAI: Anak Sebagai Pelaku Kejahatan Meningkat,
7
pokok sebagaipembentukan manusia yang menjadi insan yang sempurna
(insan kamil) ataumemiliki kepribadian yang utama.14
Hampir semua unsur yang berkaitan dengan pendidikan anak
disinggungsecara implisit atau eksplisit oleh Alquran.Alquran sendiri
memberikankedudukan yang amat penting dalam kehidupan anak, yaitu
memberikan petunjukuntuk melindungi dan mendidik anak melalui orang tua
dan pendidik seperti yangdilakukan oleh Lukman Al-Hakim. Oleh karena itu,
seyogyanya pendidikanmenyentuh seluruh aspek yang bersinggungan
langsung dengan kebutuhanperkembangan individu anak-anak, baik dari ilmu
agama maupun ilmu umumagar mereka dapat hidup dan berkembang sesuai
dengan ajaran agama Islam yangSu’dan mengungkapkan pendidikan anak di
dalam Islam dalam tigaklasifikasi, yaitu pendidikan anak-anak dibawah usia
satu tahun, pendidikan anakanakdi bawah usia lima tahun atau balita dan
pendidikan anak sekolah.15Makna pendidikan tidaklah semata-mata
menyekolahkan anak ke sekolahuntuk menimba ilmu dan pengetahuan
namun lebih luas dari itu. Seorang anakakan tumbuh berkembang dengan
baik manakala ia memeroleh pendidikan yangparipurna (komprehensif) agar
ia kelas menjadi manusia yang berguna bagimasyarakat, bangsa, negara dan
agama. Anak yang demikian ini adalah anak yangsehat dalam arti luas, yaitu
14
Dindin Jamaludin, Paradigma Pendidikan Anak Dalam Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), cet. Ke-1, h. 40
15
8
sehat fisik, mental emosional, mental intelektual,mental sosial, dan mental
spiritual.Pendidikan itu sendiri sudah harus dilakukansedini mungkin di
rumah sampai di luar rumah, formal di institusi pendidikan dannon formal di
masyarakat.16Berdasarkan masalah dan beberapa konsep mengenai
pendidikan dapatdiartikan bahwa proses pengajaran yang dilakukan orang
dewasa secara sadar,dalam membimbing anak didik menuju kebaikan dan
kesiapan yang matang untukmenghadapi kedewasaan. Untuk itu, manusia
dituntut menciptakan konseppengajaran yang baik, sehingga dapat
menciptakan kebahagiaan dan kesenangananak pada usianya.Allah
swt.berfirman dalam QS. al Maidah ayat 35 yangberbunyi sebagai berikut:
ْ باَو َاّا اوُقا تا اوَُمآ َنيِذالا اَهّ يَأ ََ
ْمُكالَعَل ِِليِبَس ِِ اوُدِاَجَو َةَليِسَوْلا ِْيَلِإ اوُغَ ت
َنوُحِلْفُ ت
Implikasi dari ayat tersebut dalam pendidikan anak adalah
pelaksanaanpengajaran dibutuhkan adanya konsep yang tepat, guna
menghantarkantercapainya tujuan yang dicita-citakan.Hal yang perlu diingat
dari sisi anakadalah pendidikan bukan sekedar mempersiapkan anak untuk
bisa berhitung,membaca dan menulis. Tetapi fungsi pendidikan anak sejak
dini sebenarnyaadalah membantu mengembangkan semua potensi anak dan
meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan,
16Su’dan,
9
dan daya cipta, rasa sertakarsa agar dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dan untukpertumbuhan serta perkembangan
selanjutnya.Dengan katalain tidak ada hambatan yang lebih besar dalam
membangun bangsa melebihi kegagalan dalam pendidikan anak. Berdasarkan
dari uraian di atas, peneliti kemudian bermaksud untuk melakukan penelitian
guna mengetahui lebih jauh lagi tentang konsep pendidikan anak
menurutZakiyah Dradjat yang kemudian akan dilakukan studi komperatif
mengenai konsep pendidikan menurut Abdullah Nashih Ulwan. Dengan itu,
dalam penelitian ini memberi judul“ Konsep Pendidikan Anak Menurut
Abdullah Nashih Ulwan dan Implementasinya di SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo”
B. Rumusan Masalah
Dari kerangka penelitian latar belakang masalah di atas dapat dirinci sebagai
berikut:
1. Bagaimana konsep pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan ?
2. Bagaimana implementasinya konsep pendidikan anak di SD Negeri
Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peniliti ini adalah:
1. Ingin mengetahui konsep pendidikan anak menurut Abdullah Nashih
10
2. Ingin mengetahui implementasi pendidikan anak di SD Negeri
Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo
D. Kegunaann Penelitian
Adapun kegunaan penelitian dari skripsi ini diharapkan dapat
memberi manfaat, antara lain:
1. Manfaat teoritis
a. Adapun hasil penelitian ini diharapkan untuk mengembangkan teori
pendidikan anak yang bersumber dari pendapat Abdullah Nashih
Ulwan dan implementasinya di SD Negeri Kandangan Kecamatan
Krembung Kabupaten Sidoarjo.
b. Hasil penelitian ini diharapkan untuk mengetahui konsep pendidikan
anak.
c. Penelitian ini sebagai evaluasi diri agar menjadi anak yang lebih baik
akhlaknya.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini data digunakan sebagai informasi dan tambahan
pengetahuan mengenai pendidikan anak yang kemudian bisa
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bagi peneliti yaitu sebagai salah satu syarat kelulusan dalam
menyelesaikan program sarjana di jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri
11
c. Adapun penelitian ini dapat dijadikan bahan literatur atau referensi
baru untuk memberi wawasan tambahan bagi peneliti selanjutnya.
E. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian terdahulu kali ini penulis akan mendeskripsikan beberapa karya skripsi sebelumnya yang ada kaitannya tentang konsep mendidik anak, di antaranya:
1. Skripsi, Konsep Pendidikan Agama Anak dalam Keluarga menurut M.
Quraish Shihab, oleh Firman, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Antasari Banjarmasin, Jurusan Pendidikan Agama Islam, 2014. Penelitian
ini menyimpulkan bahwa Quran adalah kitab pendidikan. Dengan
Quran sebagai kitab pendidikan, orang tua mendapat tuntunan dari
Al-Quran dalam mendidik anak sehingga anak mempunyai kemampuan
untuk mengembangkan potensi diri, bermanfaat untuk agama, keluarga,
orang lain, dan masyarakat. Kemudian membangun anak yang
berakhlakul karimah, berkepribadian Islam sesuai dengan Al-Quran dan
Hadits dengan mempertebal iman dan takwa. Orang tua merupakan kunci
utama pendidikan anak dalam keluarga. Perlindungan terhadap anak
dalam sisi agama menuntut adanya pendidikan agama bagi anak di rumah
dan di lembaga pendidikan dimana dia belajar.
2. Skripsi, Konsep Pendidikan Anak menurut Persfektif M. Quraish Shihab,
oleh Raudhatul Jannah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari
12
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kitab pendidikan mengacu pada
Al-Quran. Nilai-nilaipendidikan yang menjadi acuan bagi semua pendidik
adalah pendidikan aqidah, ibadah, dan akhlak kepada anak. Orangtua dan
masyarakat harus membiasakan diri juga dalam kebajikan dan menjauhi
segala perbuatan buruk. Karena sikap mereka akan menjadi pembentuk
sikap, perilaku, dan kepribadian anak di masa depan.
3. Skripsi, Pendekatan Pendidikan Anak dalam Novel Hafalan Shalat Delisa
Karya Tere Liye, oleh Muhammad Hakim, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Jurusan PAI, 2013. Hasil penelitian ini menyebutkan ada lima
pendekatan dalam mendidik anak. Pendekatan pertama, mendidik anak
dengan keteladanan, yaitu orang tua harus lemah lembut dan berbudi
luhur, bisa menahan diri dari amarah, sabar, dan memiliki hati yang
penuh kasih sayang. Kedua, mendidik anak dengan pembiasaan yang
baik. Ketiga, mendidik anak dengan mengajarkan ilmu pengetahuan dan
dialog dengan berbagai persoalan. Keempat, mendidik anak dengan
memberikan perhatian dan pengawasan. Kelima, mendidik anak dengan
memberikan hukuman yang sifatnya mendidik, dan memberikan ganjaran
berupa motivasi, senyuman, atau hadiah.
4. Skripsi, Studi Komparasi Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah
Darajat Terhadap Pendidikan Agama Islam pada Anak, oleh Rendi
13
Syarif Hidayatullah, 2013. Penelitian ini membahas pendidikan agama
Islam pada anak menurut Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat,
kemudian membandingkan keduanya dan menghasilkan perbedaan dan
persamaan keduanya.
5. Siti Zulaikha mahasiswi jurusan Pendidikan Guru Madrasah
IbtidaiyahFakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari Banjarmasin,
yangberjudul Konsep Pendidikan Anak Menurut Al-Ghazali dalam
KitabAyyuha Al-Walad. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa
konseppendidikan anak menurut Al-Ghazali dalam kitab Ayyuha
al-Waladadalah sebuah usaha dalam melakukan pendidikan, makna
pendidikan diibaratkan menyerupai pekerjaan seorang petani yang
senantiasamembuang duri dan mencabut rumput-rumput yang tumbuh
dicelahcelahdiantara tanamannya, maka dengan itu tanamannya akan
hidupsegar dan akan menghasilkan hasil yang sempurna. Sedangkan
metodemendidik anak menurut Al-Ghazali adalah lebih menitikberatkan
denganpemberian nasehat akan tetapi hendaknya jika seseorang yang
sukamemberikan nasehat kepada orang lain hendaklah orang itu
jugamengamalkan isi nasehat tersebut. Ajaran-ajaran Al-Ghazali
lebihcenderung kepada prinsip ajaran sufi (penyucian jiwa) sebab hal ini
akanmendekatkan manusia kepada Tuhannya. Namun perbedaan
14
danpemikirannya mengenai pendidikan anak dengan fokus pendidikan
anakdi sekolah yang berbeda jauh dengan penelitian tersebut yang
berfokuspada pendidikan anak di keluarga yang menggali pemikiran
Al-Ghazali.
F. Definisi Operasional
Untuk memahami pengertian dalam penulisan skripsi ini, maka
penulis memberikan beberapa istilah yang terkandung dalam judul skripsi ini.
Adapun judul skripsi adalah Konsep Pendidikan Anak Menurut Abdullah Nashih Ulwan dan Implementasinya di SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo
1. Konsep
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsep berarti
rancangan, ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret,
atau gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar
bahasa yang digunakan akal budi untuk memahami hal-hal lain.17 Konsep
juga dapat berarti ide umum, pengertian, ataupun pemikiran.18 Adapun
Konsep yang penulis maksudkan disini adalah ide/gagasan, pengertian,
17
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 520.
18
15
gambaran secara umum dan gambaran abstrak mengenai pendidikan anak,
meliputi pengertian dan komponen pendidikan anak.
2. Pendidikan
Pendidikanjuga berarti usaha yang dilakukan dengan sengaja dan
sistematis untukmemotivasi, membina, membantu, serta membimbing
seseorang untukmengembangkan segala potensinya sehingga ia mencapai
kualitas diriyang lebih baik.19
3. Anak
Anak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti keturunan
yang kedua atau manusia yang masih kecil.20 Adapun anak yang penulis
maksudkan disini ialah keturunan kedua, masih dalam masa pertumbuhan
dan belum dewasa. Dalam memberikan batasan mengenai pengertian
“anak” ini penulis mengacu pada penjelasan mengenai pendidikan “anak”
dalam kitab karangan Nashih Ulwan ini. Dimana Nashih Ulwan
menyebutkan pembahasan dalam kitabnya mencakup pendidikan anak
hingga anak mencapai usia taklif,21 yakni pada usia 15 tahun dan
selambat-lambatnya 17 tahun bagi perempuan dan 18 tahun bagi laki-laki.22
Sedangkan pengertian anak menurut Zakiyah Dradjat adalah Anak adalah
19
Hamdani dan Beni Ahmad Saebani, Op.Cit., h.2
20
Tim Pusat Bahasa Departeman Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 41.
21
Abdullah Nashih Ulwan, ...Pendidikan Anak dalam Islam 1, op. cit., h. xxiv. 22
16
anak yang berada pada periode masa anak sekolahberlangsung sejak usia
6,0 tahun sampai 12 tahun. Rentang usia inidisebut masa sekolah karena
sudah menamatkan Taman Kanak-Kanaksebagailembaga persiapan
bersekolah sebenarnya. Rentang usia ini jugadisebut masa matang belajar
karena anak sudah berusaha mencapaisesuatu tetapi perkembangan
aktivitas bermain yang hanya bertujuanuntuk mendapatkan kesenangan
pada waktu melakukan aktivitas itusendiri.
3. Abdullah Nashih Ulwan
Seorang tokoh muslim yang dilahirkan pada 1928, merupakan pemikir
dan pemerhati pendidikan dan dakwah Islam. Beliau memperoleh gelar
doktor dari Universitas Al-Sand Pakistan pada 1982.Beliau telah menulis
beberapa karya baik itu yang berkisar pada masalah dakwah dan
pendidikan maupun karya yang menyangkut kajian Islam.Tarbiyah
al-Aulād fī al-Islām merupakan salah satu karya beliau dalam bidang dakwah
dan pendidikan.23
23
BAB II KAJIAN TEORI
A. Biografi Abdullah Nashih Ulwan
1. Biografi singkat Abdullah Nashih Ulwan
Dr. Abdullah Nashih Ulwan adalah seorang ulama’, faqih, da’I dan
pendidik. Ia dilahirkan di Desa Qadhi’Askar di kota Halab, Suriah pada
tahun 1347 H/1928 M, di sebuah keluarga yang taat beragama, yang sudah
terkenal dengan ketakwaan dan keshalehannya. Nasabnya sampai kepada
Al-Husasin bin Ali bin Abi Thalib.Ia menamatkan sekolah dasarnya di
desanya. Setelah lulus sekolah dasar, ayahnya menyekolahkan ke sekolah
Khusruwiyyah untuk belajar ilmu-ilmu syari’ah, pada tahun 1943 M. Ia
belajar kepada guru-guru besar seperti, Syaikh Raghib Ath-Thabbakh, hmad
Asy-Syama’ dan Ahmad „Izzuddin Al-Bayanuni. Di sana ia pun bertemu
dengan Dr. Mushtafa As-Siba’i.
Ia mendapatkan ijazah sekolah menengah atas syari’ah pada tahun
1949 M. Lalu ia meneruskan studinya di Universitas Al-Azhar Asy-Syarif
dan menyelesaikan S1-nya di Fakultas Ushuluddin pada tahun 1952 M.
Kemudian pada tahun 1954 M, ia menyelesaikan S2-nya. Lalu kembali ke
Halab dan bekerja sebagai pengajar materi Pendidikan Islam di sekolah
menengah atas di sana. Lalu ia pergi ke Yordania dan tinggal di sana.
18
Al-Malik „Abdul Aziz. Di sanalah ia menyelesaikan S3-nya dan
mendapatkan gelar Doktor dalam bidang fikih dan dakwah. Ia terus bekerja
di sana sampai meniggal dunia pada hari sabtu, 5 Muharram 1398 H/ 29
Agustus 1987 M, di Jeddah. Jenazahnya dibawa ke Mekkah lalu dikuburkan
di sana. Jenazahnya dishalatkan setelah shalat ashar.
2. Karya- Karya Abdullah Nashih Ulwan
a. Adab Al- Khitbah wa Az-Zifaf wa Huquq Az-Zaujain
b. Ahkam Az-Zakah Ala Dhau’ Al-Madzahib Al-Arba’ah
c. Akhalqiyah Ad-Da’iyah
d. Al-Ukhuwah Al-Islamiyah
e. Al-Islam Syari’ah Az-Zaman wa Al-Makan
f. Al-Islam wa Al-Jins
g. Al-Islam wa Al-Hubb
h. Al-Islam wa Al-Qadhiyyah Al-Filisthiniyyah
i. Af’al Al-Insan baina Al-Jabr wa Al-Ikhtiyar
j. Ila Kulli Abin Ghayur
k. Ila Waratsati Al-Anbiya’ a Ad-Du’ah ilallah
l. Baina Al-„Amal Al-Fardi wa Al-„Amal Al-Jama’i
m.Tarbiyyah Al-Aulad fi Al-Islam
n. Ta’addud Az-Zaujat fi Al-Islam wa Hikmah Ta’addud Zaujat An-Nabi
19
p. „Aqabat Az-Zawaj wa Thuruq Mu’alajatiha
q. „Aqabat fi Thariq Ad-Du’ah
r. Shalahuddin Al-Ayyubi Bathal Hithin wa Muharrir Al-Quds min
Ash-Salabiyyin
s. Shifat Ad-Da’iyah An-Nafsiyyah
t. Syubuhat wa Rudud Haula Al-Aqidah Ar-Rabbaniyyah wa Ashl Al-Insan
u. Silsilah Madrasah Ad-Du’ah Fushul min Fiqh Ad-Da’wah wa Ad
-Da’iyah
v. Daur Asy-Syabab fi Hamli Risalah Al-Islam
w.Ruhaniyah Ad-Da’iyah
x. Ad-Da’wah Al-Islamiyyah wa Al-Inqadz Al-Alami
y. Hina Yajidu Al-Mu’min Halawah Al-Iman
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan
terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan
informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas masalah yang sedang
diteliti.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan dua metode yaitu: pertama,
menggunakan "Library Research" yang mana metode dalam penelitian ini nantinya
menggunakan teori-teori yang diambil dari buku literatur yang mendukung dan
relevan dengan judul skripsi ini. Kedua, peneliti menggunakan penelitian lapangan
yang sesuai dengan obyek yang peneliti pilih. Dalam bab ini memuat tentang
pendekatan dan jenis penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Tahap-tahap
penelitihan, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif adalah
21
dari orang-orang yang diamati.52 Sehingga peneliti terlibat langsung dalam proses
penelitian mulai dari awal sampai akhir penelitian, yang melibatkan guru sebagai
praktisi dan teman sejawat (guru senior) sebagai pengamat.53
Menurut Strauss dan Corbin penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis
penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau
bentuk hitungan lainnya. Selanjutnya, dipilihnya penelitian kualitatif karena
kemantapan peneliti berdasarkan pengalaman penelitiannya dan metode kualitatif
dapat memberikan rincian yang lebih kompleks tentang fenomena yang sulit
diungkapkan oleh metode kuantitatif.
Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller dalam bukunya
Moleong dikatakan bahwa penelitian kualitatif diartikan sebagai penelitian yang
tidak mengadakan perhitungan. Pendapat ini muncul karena pengamatan
kualitatif dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif. Pengamatan kuantitatif
melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Sedangkan kualitatif
(kwalitas) menunjuk segi alamiah yang dipertentangkan dengan kuantum atau
jumlah tersebut. Masih di dalam bukunya Moleong ada beberapa pendapat lain
dalam mendefinisikan penelitian kualitatif, antara lain menurut Denzin dan
Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi
52
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3
53
22
dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada dalam
penelitian kualitatif, metode yang biasa dimanfaatkan adalah wawancara,
pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.
Dari kajian beberapa pendapat tersebut, Moleong menyimpulkan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.54
Pada dasarnya penelitian ini adalah penelitian lapangan, yang
dilaksanakan di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo
Jawa Timur. Sebagaimana pendapat Guba dan Loncoln, yang dikutip Suharsini
Arikunto yakni Kebenaran itu hanya dari lapangan,55 yaitu merefleksikan kondisi
sebenarnya yang ada di SDN Kandangan. Maka untuk mendukung penelitian ini
diperlukan data-data yang berhubungan dengan situasi umum di SDN Kandangan
Kecamatan Krembung, dalam hal ini yang dikhususkan adalah pendidikan anak
usia Dasar (6-12 Tahun). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi
secara langsung di lapangan yang merupakan suatu cara mengadakan penelitian
yang dilakukan terhadap sekumpulan obyek tertentu dalam suatu jangka tertentu.
54
I GAK Wardani, Penelitian Tindakan Kelas, Ibid..h. 6
55
23
Dalam penelitian ini ditunjang pula dengan library research (kepustakaan) yaitu
sumber data yang berupa buku-buku atau literatur yang berkaitan dengan
pembahasan
B. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen utama, yaitu
sebagai pelaksana, pengamat, dan sekaligus sebagai pengumpul data. Sebagai
pelaksana, peneliti melaksanakan penelitian ini di SDN Kandangan Kecamatan
Krembung Kabupaten Sidoarjo. Peneliti berperan sebagai pengamat untuk
mengamati bagaimana implementasi dari konsep pendidikan anak usia Dasar
menurut Abdullah Nashih Ulwan di SDN Kandangan tersebut. Dalam penelitian
kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat
pengumpul data utama.
Kedudukan peneliti dalam penelitian kulitatif ialah sebagai perencana,
pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia
menjadi pelapor hasil penelitianya. Pengertian instrumen atau alat penelitian
disini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian.
Namun, instrumen penelitian disini dimaksudkan sebagai alat pengumpul data
seperti tes pada penelitian kuantitatif.56
56
24
Sugiyono mengatakan peneliti kualitatif sebagai human instrument,
berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan
data dan membuat kesimpulan atas temuannya.57
Dalam proses penelitian kualitatif peneliti secara intensif mengamati
kegiatan dan aktifitas sasaran dalam proses kegiatan yang dilakukan, sehingga
peneliti memperoleh informasi pengamatan dan wawancara yang diperlukan
mengenai proses pendidikan anak usia dasar yang dilakukan di SDN Kandangan
Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Hal ini sesuai dengan kutipan
Mulyana dari Denzin yaitu “ pengamat berperan serta merupakan strategi
lapangan memadukan analisis dokumen, wawancara dengan responden dan
informan, partisipasi dan observasi langsung dan instropeksi”58
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Kandangan Kecamatan Krembung
Kabupaten Sidoarjo yang merupakan salah satu Sekolah dasar yang cukup
berkambang di kecamatan Krembung. Selain itu peneliti juga merupakan alumni
dari sekolah tersebut dan lokasi dari sekolah itu dekat dengan tempat tinggal
57
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , Ibid, h.168
58
25
peneliti sehingga dapat dikatakan bahwa penetiti kurang lebihnya telah mengenal
dengan baik mengenai sekolahan tersebut.
D. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu datanya dibagi kedalam
kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.59 Sumber data dalam
penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh. Apabila peneliti
menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka
sumber data disebut responden yaitu orang yang merespon atau menjawab
pertanyaan peneliti, baik pertanyaan lisan maupun non lisan. Apabila peneliti
menggunakan tehnik observasi, maka sumber datanya adalah berupa benda,
gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka
dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data, sedang isi catatan subjek
penelitian atau veriabel penelitian.60
59
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , Ibid, h. 157
60
26
Sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi :
1. Sumber data utama (primer) yaitu sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data.61 Dalam hal ini data primer adalah data yang
diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari informan melalui
pengamatan, catatan lapangan dan interview dari narasumber. Adapun yang
menjadi sumber data utama pada penelitian ini adalah guru yang mengajar di
SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Selain itu juga
menggunakan sumber dari buku Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak
Dalam Islam, Jawa Tengah: Penerbit Insan Kamil Solo, 2012.
2. Sumber data tambahan ( sekunder ), merupakan sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang
lain atau lewat dokumen.62 Sumber sekunder dalam penelitian ini diperoleh
atau diambil dari literatur-literatur lain berupa buku-buku yang berkaitan erat
dengan penelitian. Seperti Abdullah Nashih Ulwan, Kaidah – Kaidah Dasar,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya: 1992. Selain itu data sekunder juga
diperoleh dari SDN Kandangan, yaitu tentang:
a. Letak dan wilayah di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten
Sidoarjo.
61
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RND, (Bandung: Alfabeta, 2005), h.308
62
27
b. Struktur dan jumlah siswa di SDN Kandangan Kecamatan Krembung
Kabupaten Sidoarjo.
c. Sarana dan prasarana SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten
Sidoarjo.
E. Teknik Pengumpulan Data
Tidak ada satu penelitipun yang tidak melewati proses pengumpulan data.
Banyak metode yang dapat digunakan dan biasanya disesuaikan dengan jenis
penelitianya. Dalam manajemen sarana dan prasarana dalam meningkatkan
kualitas pendidikan dan sesuai dengan penelitian kualitatif, maka dalam
penelitian ini mengumpulkan data dengan cara:
1. Metode observasi atau pengamatan
Yaitu menatap kejadian, gerak dan proses.63 Metode ini sebagai alat
pengumpulan data dimaksud observasi yang dilakukan secara sistematis
bukan observasi secara kebetulan saja. Dalam hal ini peneliti mengamati
implementasi konsep pendidikan anak usia dasar menurut Abdullah Nashih
Ulwan yang diterapkan di SDN Kandangan Kecamatan Krembung. Yaitu
yang berupa proses kegiatan, sikap dan perilaku yang dilakukan oleh guru
dalam proses pembelajaran, seperti pembelajaran yang baik terhadap siswa,
pemberian teguran atau sanksi bagi siswa yang melanggar aturan sebagai
pembelajaran baginya, dan lain-lain.
63
28
Sehingga dengan menggunakan metode ini akan diperoleh data
mengenai implementasi pendidikan anak usia dasar sesuai dengan konsep
yang dirumuskan oleh Abdullah Nashih Ulwan yang dilaksanakan di SDN
Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.
2. Metode wawancara mendalam (indept interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.64
Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan
Cuba, antara lain mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi,
perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan,
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami pada
masa lalu, memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan
untuk dialami pada masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah dan
memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun
bukan manusia (triangulasi) dan memverifikasi, mengubah dan memperluas
konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.65
64
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , Ibid, h. 186
65
29
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara mendalam
kepada guru yang ada di SDN Kandangan, yang sedang melakukan proses
pembelajaran terhadap siswa di dalam kelas, Kepala Sekolah, dan beberapa
Staf atau Karyawan di SDN Kandangan. Pada saat wawancara dengan kepala
sekolah dan beberapa Staf atau Karyawan di SDN Kandangan yang
ditanyakan adalah tentang informasi profil sekolah dan juga sejumlah
informasi terkait dengan siswa. Sedangkan pada saat wawancara dengan guru
bidang studi adalah segala hal tentang implementasi konsep pendidikan anak
usia dasar perspektif Abdullah Nashih Ulwan yang dilaksanakan di SDN
Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.
3. Metode dokumentasi
Akhir- akhir ini orang membedakan dokumen dan record. Guba dan
Lincoln mendefinisikan seperti berikut. Record adalah setiap pernyataan
tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian
suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Dokumen ialah setiap bahan
tertulis maupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya
permintaan seorang penyidik. Pembahasan disini di arahkan pada dokumen
dalam arti jika peneliti menemukan record, tentu saja perlu dimanfaatkan.
Dokumen biasanya dibagi atas dokumen pribadi dan dokumen resmi.
Dokumen pribadi dapat berupa buku harian, surat pribadi dan otobiografi.
30
lembaga masyarakat tertentu yang digunakan oleh kalangan sendiri, majalah,
buletin, pernyataaan dan berita yang disiarkan kepada media massa.66
Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan yang
terkait dengan permasalahan. Metode ini membantu penulis untuk
memperoleh informasi dan data tentang profil tempat penelitian yaitu SDN
Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.
4. Metode penelusuran kepustakaan (library research).
Metode penelusuran kepustakaan yaitu dengan jalan melakukan
penelitian terhadap sumber-sumber tertulis67. Dalam penelitian ini dilakukan
dengan mengkaji dokumen atau sumber-sumber tertulis seperti buku-buku,
majalah dan artikel.
F. Teknik Analisis Data
Bogdan dan Biklen seperti yang dikutip oleh Lexy J. Moleong dalam
bukunya mengatakan bahwa analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan
jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan
66
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , Ibid, h. 216-219
67
31
pola,menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa
yangdapat diceritakan kepada orang lain68
Proses analisis data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Reduksi Data.
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.69
2. Display data atau penyajian data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.70
68
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2006), h. 248
69
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RND, Ibid, h. 338
70
32
3. Menarik kesimpulan atau verifikasi
Sejak awal pengumpulan data peneliti harus membuat
simpulan-simpulan sementara. Dalam tahap akhir, simpulan-simpulan-simpulan-simpulan tersebut harus
dicek kembali (diverifikasi) pada catatan yang telah dibuat oleh peneliti dan
selanjutnya kearah simpulan yang mantap. Penarikan simpulan bisa jadi
diawali dengan simpulan tentative yang masih perlu disempurnakan. Setelah
data masuk terus menerus dianalisis dan diverifikasi tentang kebenarannya,
akhirnya didapat simpulan akhir lebih bermakna dan lebih jelas.
Simpulan adalah intisari dari temuan penelitian yang menggambarkan
pendapat-pendapat terakhir yang berdasarkan pada uraian-uraian sebelumnya.
Simpulan akhir yang dibuat harus relevan dengan fokus penelitian, tujuan
penelitian dan temuan penelitian yang sudah dilakukan pembahasan71
G. Pengecekan Keabsahan Data
Menurut Moleong yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa
setiap keadaan harus memenuhi:72
1. Mendemonstrasikan nilai yang benar
2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, dan
71
YatimRiyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif (Surabaya: UNESA University Press, 2007), h. 33
72
33
3. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari
prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusankeputusannya.
Pengecekan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu
terdiri atas derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan,kebergantungan, dan
kepastian. Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik pemeriksaan
sendiri-sendiri. Moleong berpendapat bahwa: “Dalam penelitian diperlukan suatu
teknik pemeriksan keabsahan data”.73 Sedangkan untuk memperoleh keabsahan
temuan perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Presistent Observation (Ketekunan Pengamatan)
Yaitu mengadakan observasi secara terus menerus terhadap objek
penelitian guna memahami gejala lebih mendalam terhadap berbagai aktivitas
yang sedang berlangsung di lokasi penelitian. Ketekunan pengamatan
dilakukan dengan cara mengamati dan membaca secaracermat sumber data
penelitian sehingga data yang diperlukan dapat diidentifikasikan. Selanjutnya
dapat diperoleh deskripsi-deskripsi hasil yang akurat dalam proses perincian
maupun penyimpulan.
73
34
H. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian adalah langkah-langkah atau cara-cara peneliti
mengadakan penelitian untuk mencari data. Dalam penyusunan skripsi ini,
langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pra Lapangan
a. Menyusun rancangan penelitian. Dalam hal ini telah penulis lakukan
dengan membuat proposal penelitian yang diajukan sebagai prasyarat
penulisan skripsi.
b. Memilih lapangan, dengan pertimbangan SDN Kandangan Kecamatan
Krembung Kabupaten Sidoarjo merupakan sekolah yang di dalamnya
yang telah menerapkan konsep pendidikan anak usia dasar perspektif
Abdullah Nashih Ulwan.
c. Mengurus perijinan ke Fakultas Tabiyah kemudian memasukkan izin
penelitian tersebut secara informal ke SDN Kandangan Kecamatan
Krembung Kabupaten Sidoarjo.
d. Melakukan penjajakan lapangan. Tahap ini merupakan orientasi
lapangan, namun dalam hal-hal tertentu peneliti telah menilai keadaan
lapangan. Maksud dari penjajakan lapangan ini adalah peneliti berusaha
melakukan penyesuaian dan mengenal segala unsur lingkungan sosial,
fisik, keadaan alam dan situasi di SDN Kandangan Kecamatan Krembung
35
e. Memilih dan memanfaatkan informan yang akan membantu peneliti
untuk kelancaran dan ketelitian dalam mencari data dalam penelitian.
Informan yang dipilih oleh peneliti adalah Kepala sekolah, Staf atau
Karyawan, dan guru di SDN Kandangan Kecamatan Krembung
Kabupaten Sidoarjo.
f. Menyiapkan perlengkapan penelitian seperti alat tulis, alat perekam dan
kamera.
g. Persoalan etika penelitian. Dalam hal ini peneliti menyesuaikan diri
serta „membaca’ baju adat, kebiasaan dan kebudayaannya, kemudian
„untuk sementara’ peneliti menerima seluruh nilai dan norma yang ada
dalam masyarakat penelitiannya agar tidak terjadi kendala dalam
penelitian. Karena etika dalam penelitian sangat penting karena akan
membantu kelancaran peneliti dalam mencari data.
2. Tahap pekerjaan lapangan
a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri. Dalam memasuki
pekerjaan di lapangan peneliti memahami latar penelitian terlebih dahulu.
Disamping itu perlu mempersiapkan diri, baik secara fisik maupun secara
mental. Dalam hal penampilan peneliti berusaha untuk menyesuaikan
dengan kebiasaan, adat, tata cara, dan kultur latar penelitian dan peneliti
berusaha akrab dengan subjek, dengan demikian peneliti dapat
36
b. Mengadakan observasi langsung terhadap pelaksanaan pendidikan dalam
kandungan dengan melibatkan beberapa informan untuk memperoleh
data.
c. Memasuki lapangan, dengan mengamati berbagai fenomena proses
pendidikan anak usia dasar dan wawancara dengan beberapa pihak yang
bersangkutan. Dan juga peneliti mengakrabkan hubungan dengan subjek
dan berperan serta dalam kegiatan dilapangan agar tidak ada dinding
pemisah sehingga peneliti dapat dengan mudah mendapatkan data yang
dibutuhkan.
d. Berperan serta sambil mengumpulkan data. Alat penelitian penting yang
biasanya digunakan ialah catatan lapangan (field note). Catatan lapangan
ini tidak lain daripada catatan yang dibuat oleh peneliti sewaktu
mengadakan pengamatan, wawancara, atau menyaksikan suatu kejadian
tertentu.
3. Tahap analisis data
a. Analisis selama pengumpulan data. Peneliti membuat analisis sementara
selama mengumpulkan data yang diperoleh dari catatan lapangan dan
komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi,
37
b. Analisis setelah pengumpulan data. Dari data yang dikumpulkan peneliti
disusun menjadi sebuah laporan dari hasil penelitian dan dikemas menjadi
skripsi.
Berdasarkan uraian diatas mengenai metodologi penelitian yang digunakan
dalam skripsi ini, pada intinya dapat disimpulkan secara ringkas oleh peneliti
bahwa pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
menggunakan desain diskriftif kualitatif, dengan menggunakan metode library
research dan penelitian lapangan. Sehingga kehadiran peneliti di lapangan sangat
penting dan diperlukan secara optimal Lokasi penelitian ini dilakukan peneliti di
SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Adapun data yang
peneliti paparkan berasal dari kepala Sekolah, Staf atau karyawan dan guru yang
ada di SDN Kandangan Kecamatan Krembung. Prosedur pengumpulan data yang
peneliti pakai adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan.
Wawancara yang dilakukan secara mendalam yang tak terstruktur, namun
sebelumnya peneliti menyiapkan pertanyaan-pertanyaan pokok untuk membantu
wawancara.
Adapun tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu tahap
pra-lapangan, tahap pekerjaan lapangan dan tahap analisis data. Setelah data
terkumpul, dilakukan analisa dengan menggunakan analisis diskriftif kualitatif
dengan pertimbangan bahwa penalitian ini berusaha menggambarkan dan
38
implementasi pendidikan anak usia dasar perspektif Abdullah Nashih Ulwan
yang dilaksanakan di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten
Sidoarjo, sehingga lebih mudah dipahami. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam Proses Analisis data ini adalah reduksi data, Display data ( Penyajian
data), verifikasi (menarik kesimpulan). Dalam penelitian diperlukan suatu teknik
pemeriksaan keabsahan data, sedangkan untuk memperoleh keabsahan temuan
perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik presistent observation
BAB IV
PAPARAN DATA DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Paparan Data
Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan, data tentang profil SD
Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo diperoleh
dengan menggunakan metode dokumentasi. Selain itu, peneliti juga
menggunakan metode library research untuk menjawab rumusan masalah
yang pertama yaitu konsep pendidikan anak menurut Abdullah Nashih
Ulwan. Sedangkan untuk rumusan masalah yang kedua implementasiya di
SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo, maka
metode yang peneliti gunaka adalah observasi dan interview.
1. Profil SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo
a. Letak dan Luas Bangunan
Dipandang dari sisi geografis, letak SD Negeri Kandangan
Kecamatan Krembung memiliki jarak kurang lebih 12 (dua belas)
kilometer dari jarak ke Kabupaten Sidoarjo. Luas bangunan SD Negeri
Kandangan adalah L: 20 m, P: 40 m. Adapun identitas sekolah yaitu:
1) Nama Sekolah : SDN Kandangan
40
Terakredetasi A
3) NSS : 101050205013
4) NPSN : 20502279
5) NSB : 101050205010
6) Alamat : Jl. Raya Kandangan
b. Visi, Misi dan Tujuan
Visi: Menciptakan siswa berpendidikan yang berkualitas berdasarkan
iman dan taqwa
Misi: Melaksanakan pembelajaran secara aktif, kreatif, efesien dan
menyenangkan.
Melaksanakan evaluasi secara terprogram dan berkelanjutan.
Membudidayakan kebiasaan bekerja dan meningkatkan kinerja
yang profesional.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif
dan berkeahlian.
Menumbuhkan, menerapkan ajaran agama islam dalam
kehidupan sehari- hari serta mewujudkan kepribadian dan budi
pekerti yang luhur.
Tujuan: Meningkatkan kualitas layanan kepada siswa melalui
pembelajaran.
41
Meningkatkan kinerja sumber daya manusia.
Menimbulkan penghayatan terhadap ajaran agama, budaya
bangsa sehingga berakhlakul karimah.
Menimbulkan semangat atau dedikasi yang tinggi untuk
menciptakan prestasi kepada seluruh warga sekolah.
c. Struktur Organisasi Komite Sekolah
1) Ketua: Suyono, S. Pd
2) Wakil Ketua : Sumartono
3) Kepala Sekolah: Tohari, S. Pd
4) Wakil Kepala Sekolah : Moh. Afandi, S. Pd
5) Sekretaris: Muh. Sya’roni
6) Bendahara: Nur Said
d. Keadaan Warga Sekolah
Warga sekolah yang dimaksud di sini adalah semua anggota
yang berperan dalam lingkungan sekolah, yang terdiri dari kepla
sekolah, guru, staf atau karyawan dan siswa. Akan tetapi yang menjadi
point utama adalah siswa karena merupakan salah satu aset terpenting
dalam suatu sekolah sehingga perlu mendapatkan perhatian yang besar,
utamanya dalam hal peningkatan kemampuan dan potensi yang
dimiliki oleh siswa sehingga dapat menjadi generasi penerus bangsa
42
Data siswa di SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten
[image:53.609.155.522.190.508.2]Sidoarjo adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Murid Berdasarkan Kelas
NO KELAS L P JUMLAH
1 I 5 8 13
2 II 8 5 13
3 III 17 6 23
4 IV 16 13 29
5 V 12 6 18
6 VI 18 11 29
JUMLAH 76 49 125
Sumber : dokumen SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo
Berhubungan dengan tingkat ekonomi di SD Negeri Kandangan
Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo setiap siswa memang memiliki
tingkat ekonomi keluarga yang berbeda. Akan tetapi mayoritas tingkat ekonomi
siswa di SDN Kandangan adalah murid kurang mampu. Hal ini dapat dilihat
43
Tabel 4.2
Jumlah Murid Berdasarkan Tingkat Ekonomi
NO URAIAN LAKI- LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 Murid Mampu 2 8 10
2 Murid Kurang Mampu 69 36 105
3 Murid Tidak Mampu 5 5 10
JUMLAH 76 49 125
Sumber : dokumen SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo
Sehubungan dengan judul penelitian ini maka kiranya perlu juga
dipaparkan mengenai data guru dan staf di SD Negeri Kandangan Kecamatan
Krembung Kabupaten Sidoarjo. Sebagaimana berikut :
Tabel 4.3 Data guru dan Staf
NO Kepala Sekolah GURU STAF JUMLAH
PNS Non PNS PNS Non PNS PNS Non PNS
1 1 - 6 4 - 1 12
[image:54.609.137.561.202.624.2]
44
e. Sarana dan Prasana
Sarana dan Prasana yang ada di SDN Kandangan Kecamatan
Krembung Kabupaten Sidoarjo sudah dapat memenuhi dan membantu
kelancaran kegiatan pembelajaran, walaupun keadaannya bisa dibilang
sangat sederhana. Adapun sarana dan prasana yang menunjang
belangsungnya proses pembelajaran tersebut dapat diihat pada tabel
[image:55.609.163.497.256.636.2]berikut ini:
Tabel 4.4
Sarana dan prasarana
NO NAMA JUMLAH KONDISI
1 Mushollah 0 -
2 Kantor 2 baik
3 Aula 0 -
4 Kelas 6 baik
5 Kamar mandi 4 baik
6 Koperasi 1 baik
7 UKS 1 baik
8 Perpustakaan 1 baik
9 Kantin 0 -
10 Laboratorium 1 baik
11 Lapangan 1 baik
45
2. Konsep Pendidikan Anak Usia 6-12 Tahun Menurut Abdullah Nashih Ulwan
a. Pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan
1) Pengertian pendidikan menurut Abdullah Nashih Ulwan
Abdullah Nashih Ulwan menyebut pendidikan dengan istilah
tarbiyah1. Selain istilah tarbiyah, istilah lain yang semakna dengan
makna pendidikan, yang penulis temukan dalam kitab Tarbiyah
al-Aulād fī alIslām ini diantaranya ta’dīb2, ta’līm3, taujīh4, dan
al-ishlāh.5Namun yang paling banyak terdapat ialah istilah tarbiyah.
Adapun istilah “pendidikan”, sebagaimana hasil konferensi
pendidikan Islam Dunia ke-1 di King Abdul Aziz University pada
1977 yang dikutip Kamrani Buseri bahwa istilah pendidikan dalam
Islam semakna dengan istilah tarbiyah, ta’līm, dan ta’dīb.6 Dindin
Jamaluddin dalam mendefinisikan ketiga istilah tersebut menyebutkan
kata ta’dīb, lebih menekankan pada penguasaan ilmu yang benar
1
Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyah al-Aulād fī al-Islām, (Beirut: Daar al-Fikr, cet ke-2, 1978),
h. 5.
2
Ibid., h. 65
3
Ibid., h. 63
4
Ibid., h. 133
5
Ibid., h. 63
6
Kamrani Buseri, Dasar, Asas, dan Prinsip Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Aswaja Presindo,
46
dalam diri seseorang agar menghasilkan kemantapan amal dan
tingkah laku yang baik. Kata at-tarbiyah difokuskan pada bimbingan
anak supaya berdaya dantumbuh kelengkapan dasarnya serta dapat
berkembang secara sempurna.Kata ta’līm, titik tekannya pada
penyampaian ilmu pengetahuan yang benar, pemahaman, pengertian,
tanggung jawab, dan pemahaman amanah kapada anak. Menurut
Dindin Jamaluddin, ketiga istilah tersebut, apabila ditilik dari segi
unsur kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling mengikat satu
sama lain, yakni dalam hal memelihara dan mendidik anak.7
Kata ta’dīb berasal dari kata addaba yang berarti memberi
adab atau mendidik8, artinya kata ta’dīb ini lebih pada mendidik
adab.Akan tetapi Naquib al-Attas dalam Ahmad Tafsir berpendapat,
kata ta’dīb merupakan kata yang paling tepat menggambarkan makna
pendidikan.Kata ta’dīb merupakan masdar dari kata kerja addaba
yang berarti pendidikan.Dari kata addaba kemudian diturunkan juga
kata adabun.Dari kata adab inilah al-Attas kemudian mendefinisikan
pendidikan sebagai pengenalan dan pengakuan yang secara
berangsur-angsur ditanamkan ke dalam manusia, tentang tempat-tempat bagi
segala sesuatu di dalam tatanan wujud sehingga hal ini membimbing
7
Dindin Jamaluddin, Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 39.
8
47
ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan di dalam tatanan
wujud tersebut.9Kata ta’līm berasal dari kata „allama yang berarti
mengajarkan, melatih, dan memberi tanda.10 Kata ta’līm ini,
mencakup pengetahuan teoritis, mengulang kaji secara lisan, dan
menyuruh melaksanakan pengetahuan itu. Ta’līm mencakuppula
aspek-aspek pengetahuan lainnya serta keterampilan yang dibutuhkan
dalam kehidupan serta pedoman berperilaku.11Kata tarbiyah, oleh
Kamrani Buseri dijelaskan berasal dari tiga kata.Raba-yarbu, yang
artinya bertambah (Zāda) dan tumbuh (namā). Raba-yarby, dengan
timbangan khafa-yakhfy, yang berarti terbit (nasya’a) dan
berkembang (tara’ra’a). Serta rabba-yarubbu, dengan timbangan
madda-yamuddu, dengan arti memperbaikinya (ashlahahu), dan
memimpin urusannya (wa tawalla amrahu), dan melatihnya (wa
saasahu), dan menjaganya (wa qāma alaihi), dan memeliharanya (wa
raa’ahu).12Selain itu kata tarbiyah juga berasal dari kata rabbā
-yurabbῑdengan timbangan shallā-yushallῑ, yang berarti memelihara.13
9
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 29.
10
Mahmud Yunus, Kamus ..., op. cit., h. 277
11
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan ..., op. cit., h. 31
12
Kamrani Buseri, Dasar, Asas, ..., op.cit., h. 70
13
48
Abuddin Nata menjelaskan bahwa kata yang biasa digunakan
sebagai akar dari kata tarbiyah adalah kata “rabb” yang dalam
alQuran selalu digunakan sebagai perbuatan Tuhan. Tuhan lah yang
mendidik dalam arti membina, mengarahkan, mengawasi, mengatur,
memelihara, menggerakkan, dan sebagainya terhadap seluruh alam
ciptaan-Nya, seperti langit dan bumi.Kata dalam alQuran untuk
menunjukkan peran mendidik ini ialah kata rabbaya.14 Sebagaimana
terdapat dalam firman Allah dalam surah al-Isra ayat 24:
اًرِغَص ِِاَيّ بَر اَمَك اَمُهَْْْرا ِّبَر ْلُقَو ِةَّْْرلا َنِم ِّلّذلا َحاََج اَمََُ ْضِفْخاَو
Ayat di atas menyebutkan tentang mendo‟akan kedua
orangtua kepada Allah sebagaimana mereka telah mendidik sewaktu
kecil.Ayat tersebut juga menunjukkan pengasuhan dan pendidikan
orangtua terhadap anak-anaknya, yang tidak hanya pada aspek
jasmani, tetapi juga pada aspek rohani.15Menurut Maududi dalam
Abdurrahman Shaleh, “mendidik dan memelihara” merupakan salah
satu dari sekian banyak makna implisit yang terkandung dalam kata
rabb.Sementara Qartubi dalam Abdurrahman Shaleh menyebut kata
14
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru-Murid, Studi Pemikiran
Tasawuf al-Ghazali, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001), h. 46-47
15