• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep pendidikan anak usia 6-12 tahun menurut Abdullah Nashih Ulwan dan implementasinya di SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsep pendidikan anak usia 6-12 tahun menurut Abdullah Nashih Ulwan dan implementasinya di SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo."

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP PENDIDIKAN ANAK USIA 6-12 TAHUN MENURUT ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN IMPLEMENTASINYA DI SD NEGERI

KANDANGAN KECAMATAN KREMBUNG KABUPATEN SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

UMI NUR MA’RUFAH NIM. D91212179

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

KONSEP PENDIDIKAN ANAK USIA 6-12 MENURUT ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN IMPLEMENTASINYA DI SD NEGERI KANDANGAN KECAMATAN KREMBUNG KABUPATEN SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan program sarjana Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

UMI NUR MA’RUFAH NIM. D91212179

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Umi Nur Ma’Rufah (D91212179), Konsep Pendidikan Anak Usia 6-12 Tahun

Menurut Abdullah Nashih Ulwan dan Implementasinya di SD Negeri Kandangan.

Kata Kunci : Konsep, Pendidikan, Anak

Pembimbing : Prof. Dr. H. Ali Mas’ud, M. Ag, M. Pd. I

Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Untuk memelihara fitrah tersebut, manusia harus mengetahui nilai baik dan buruknya sesuatu yang didapatkan melalui pendidikan. Pendidikan merupakan sebuah proses pembelajaran atau pendewasaan anak sehingga otak dan pemikirannya berkembang. Untuk itu, pendidikan menjadi kebutuhan primer bagi manusia. Namun dewasa ini, walaupun sebagian besar anak- anak mengenyam pendidikan baik di sekolah maupun di masyarakat, seringkali kejadian- kejadian buruk tetap terjadi seperti tawuran, narkoba, perzinaan dan sebagainya. Itu terjadi dikarenakan nilai moral yang rendah dan pemahaman agama yang dangkal. Oleh karena itu pendidikan agama juga dinilai sangat penting untuk menjadikan akhlak seseorang menjadi lebih baik. Karena agama adalah sebuah pedoman dalam perjalanan hidup di dunia. Akan tetapi untuk menerapkan nilai- nilai pendidikan agama tersebut memerlukan konsep dan cara tepat agar dapat terserap degan baik.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1

B. Rumusan masalah ... 9

C. Tujuan penelitian ... 9

D. Kegunaan penelitian ... 10

E. Penelitian terdahulu ... 11

(9)

BAB II: Kajian Teori

A. Biografi Abdullah Nashih Ulwan ... 17

1. Biografi singkat Abdullah Nashih Ulwan ... 17

2. Karya- karya Abdullah Nashih Ulwan ... 18

BAB III: Metode Penelitian A. Pendekatan dan jenis penelitian ... 20

B. Kehadiran Peneliti ... 23

C. Lokasi Peneliti ... 24

D. Sumber Data ... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Teknik Analisis Data ... 30

G. Pengecekan Keabsahan Data ... 32

H. Tahap- Tahap Penelitian ... 34

BAB IV: Paparan Data dan Analisis Penelitian A. Paparan Data 1. Profil SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo a. Letak dan Luas Bangunan ... 39

b. Visi, Misi dan Tujuan ... .. 40

c. Struktur Organisasi Komite Sekolah ... 41

d. Keadaan Warga sekolah ... 41

e. Sarana dan Prasarana... .. 44

(10)

1)Pengertian pendidikan ... 45

2)Pengertian anak ... 51

3)Pengertian pendidikan anak ... 52

3. Implementasi Konsep Pendidikan Anak Usia 6-12 Tahun Menurut Abdullah Nashih Ulwan di SDN Kandangan

Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo ... 67

B. Analisis Penelitian

1. Analisis Terhadap Konsep Pendidikan Anak Usia 6-12 Tahun Menurut Abdullah Nashih Ulwan

a. Tujuan Pendidikan Anak Menurut Abdullah Nashih

Ulwan... 71

b. Materi Pendidikan Anak Menurut Abdullah Nashih

Ulwan... 79

c. Metode Pendidikan Anak Menurut Abdullah Nashih

Ulwan... 96

(11)

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ... 109

B. Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.

20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.1Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap

individu.Pendidikan berperan dalam membentuk karakter, jati diri, akhlak

mulia, keterampilan, serta kemampuan berpikir (kecerdasan) bagi individu.

Pendidikan merupakan usaha pengembangan kualitas diri manusia

dalam segala aspeknya.Pendidikan sebagai aktifitas yang disengaja untuk

mencapai tujuan tertentu dan melibatkan berbagai faktor yang saling

berkaitan antara satu dan lainnya sehingga membentuk satu sistem yang

saling mempengaruhi.2Pendidikan meliputi perbuatan atau usaha generasi tua

untuk mengalihkan (melimpahkan) pengetahuannya, pengalamannya,

kecakapan seta keterampilannyakepada generasi muda, sebagai usaha untuk

1

Undang- undang sistem pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 3

2

(13)

2

menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah

maupun rohaniah.3

Ditelusuri dari segi bahasa, kata pendidikan, sebagai kata benda,

menurut W.J.S Poerwadarminta dalam Anas Salahudin, berarti proses

perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.4

Sementara itu, di dalam bahasa Arab kata ini mencakup beberapa pengertian,

antara lain “tarbiyah, tahzīb, ta’līm, ta’dīb, siyasat, mawa’izh, „ada

ta’awwud, dan tadrib”. Istilah tarbiyah, tahzīb, dan ta’dīb sering

dikonotasikan sebagai pendidikan.Ta’līm diartikan pengajaran, siyasat

diartikan siasat, pemerintahan, politik, atau pengaturan. Muwa’izh diartikan

pengajaran.„Ada ta’awwud diartikan pembiasaan, dan tadrib diartikan

pelatihan.5

Secara istilah, tarbiyah, ta’dīb, dan ta’līm memiliki perbedaan dari

segi penekanan.Kata ta’dīb, lebih menekankan pada penguasaan ilmu yang

benar dalam diri seseorang agar menghasilkan kemantapan amal dan tingkah

laku yang baik.Kata at-tarbiyah difokuskan pada bimbingan anak supaya

berdaya dan tumbuh kelengkapan dasarnya serta dapat berkembang secara

sempurna.Kata ta’līm, titik tekannya pada penyampaian ilmu pengetahuan

3

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 84-85

4

Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan, ibid, h. 18

5

(14)

3

yang benar, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan pemahaman

amanah kapada anak.Apabila ditilik dari segi unsur kandungannya, terdapat

keterkaitan yang saling mengikat satu sama lain, yakni dalam hal memelihara

dan mendidik anak.6

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat berarti bagi kehidupan

anak, karena dengan pendidikan anak dalam kiprahnya di dunia ini dapat

berbuat banyak. Melalui pendidikan pula anak berhasil memecahkan segala

persoalanyang dihadapi, ia akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan

baru yang bermanfaat dalam perjalanan hidupnya.7Hal ini berarti melalui

pendidikan lah seorang anak dapat mengenal berbagai hal. Baik pengetahuan

itu ia dapat dari gurunya, lingkungan sekolah, masyarakat, maupun orang

tuanya. Anak, menurut agama Islam dilahirkan dalam keadaan fithrah atau

suci seperti sebuah kertas kosong, kemudian orang tua dan lingkungannya lah

yang memberi warna pada kertas putih itu.Sebagaimana sabda Nabi Saw.

اَم

اور( ِِناَسِّجََُُو ِِنَرِّصَُ يَو ِِناَدِّوَهُ ي ُاَوَ بَاَف ةَرْطِفْلا ىَلَع ُدَلْوُ ي اَِا ٍدْوُلْوَم ْنِم

)ةرير يا نع ملسما

8

Setiap anak yang dilahirkan mempunyai fithrah ilahiah, yaitu

kekuatan untuk mendekati Tuhan dan cenderung berperilaku baik.Ibarat

bangunan, fithrah adalah fondasi sehingga bangunan (manusia) yang berdiri

6

Ibid., h. 39

7

Ibid., h. 33

8

(15)

4

di atasnya mestinya adalah bangunan kebaikan.9Dalam hadits di atas

dijelaskan bahwa anak terlahir suci bak kertas putih, yang kemudian orang

tuanya lah yang mewarnainya. Secara tersirat dapat dikatakan bahwa proses

pewarnaan kertas itulah yang kita namakanproses pendidikan pada anak,

yaitu proses dimana kita menanamkan kebiasaan, kemampuan, dan

keterampilan serta kepribadian yang baik bagi anak. Baik itu oleh orang tua,

lingkungan, maupun guru.

Hadits di atas juga mengungkapkan tentang keharusan orang tua

memberikan pendidikan yang baik untuk anaknya.Bagi seorang anak, orang

tua adalah pendidik pertama dan lingkungan keluarga adalah lingkungan

pendidikan pertama baginya.Selain itu orang tua jugalah yang bertanggung

jawab untuk mendidik anak dan atas pendidikan anak.Dalam hal ini orang tua

harus memberikan pendidikan yang layak bagi anak dan menjamin anak

dididik oleh guru, orang tua kedua bagi anak, yang baik dan berkualitas.Anak

dalam bahasa Arab disebut sebagai al-thaff yang berarti lunak

ataulembut.Itulah sebabnya, anak dianggap sebagai sesuatu yang sangat

rentan(frangile), yakni gampang pecah atau patah kalau berbenturan dengan

suatubendakeras.10Anak adalah anugerah Allah yang merupakan amanat. Dia

adalah anggotakeluarga yang menjadi tanggung jawab orang tua sejak dia

9

Munif Chatib, Orangtuanya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2013), h. 4

10

(16)

5

dalam kandungansampai dalam batas usia tertentu, sebagaimana anak juga

merupakan salah satuanggota masyarakat yang wajib mendapat pelayanan

perlindungan.11

Adapun dari sudut pandang psikologi perkembangan, anak dibagi

menjadidua periode,yaitu masa anak kecil dan masa anak sekolah. Masa anak

kecilberusia 2,0 tahun sampai kurang lebih usia 6,0 tahun dan pada periode

masa anaksekolah berlangsung sejak usia 6,0 tahun sampai 12

tahun.12Sedangkan masaremaja bukan dikategorikan masa anak-anak karena

pada kedua masa ini anaksudah mengalami perubahan baik fisik maupun

psikis.Masa remaja jugakebanyakan orang menyebutnya sebagai masa

pubertas.Jelas berbeda sekalidengan masa anak kecil dan anak

sekolah.Dewasa ini banyak sekali problem-problem dalam pendidikan yang

terjadipada kehidupan anak yang mengalami krisis identitas diri dan

kemerosotan moral.Ini terlihat dari makin maraknya anak-anak pengguna

narkoba, pergaulan bebas,tindakan kekerasan yang dilakukakan anak-anak

seperti kasus bullying terhadapsesama teman di Sekolah Dasar maupun di

Madrasah Ibtidaiyah.

KomisiPerlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan fakta

bahwa anak menjadipelaku kekerasan mengalami kenaikan. Pada tahun 2014

11

M. Quraish Shihab, Secerah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama al- Qur’an, (Bandung: Mizan,

2013), cet. Ke-1, h. 100

12

(17)

6

tercatat 67 kasus anakyang menjadi pelaku kekerasan. Sementara pada 2015,

menjadi 79 kasus. Selainitu, anak sebagai pelaku tawuran mengalami

kenaikan dari 46 kasus di tahun 2014menjadi 103 kasus pada

2015.13Banyaknya kasus-kasus kemerosotan moral anak-anak ini

menimbulkantanda tanya besar dalam benak kita, mengapa anak-anak

sekarang seperti itu,sejauh mana pendidikan berperan membentuk

kepribadian anak, apa yang salahdengan pendidikan terhadap anak, serta

banyak lagi pertanyaan lainnya. Hal-haltersebutmemunculkan anggapan

bahwa ada yang salah dengan pendidikanterhadap anak, baik itu di keluarga,

di sekolah maupun di lingkungan anak ituberada.Kemudian yang menjadi

pertanyaan yang paling penting adalahbagaimana seharusnya mendidik

anak.Disini dapat dilihat bahwa begitu pentingnya pendidikan bagi

anak-anak,dan jelas pula bahwaanak-anak harus mendapatkan pendidikan yang

layak.Pendidikan anak adalah bimbingan yang diberikan dengan sengaja oleh

orangdewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani)

agarberguna bagi diri sendiri dan masyarakat. Dengan demikian, pendidikan

terhadapanak dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan

13

Ipak Ayu H Nurcaya, Catatan Akhir Tahun KPAI: Anak Sebagai Pelaku Kejahatan Meningkat,

(18)

7

pokok sebagaipembentukan manusia yang menjadi insan yang sempurna

(insan kamil) ataumemiliki kepribadian yang utama.14

Hampir semua unsur yang berkaitan dengan pendidikan anak

disinggungsecara implisit atau eksplisit oleh Alquran.Alquran sendiri

memberikankedudukan yang amat penting dalam kehidupan anak, yaitu

memberikan petunjukuntuk melindungi dan mendidik anak melalui orang tua

dan pendidik seperti yangdilakukan oleh Lukman Al-Hakim. Oleh karena itu,

seyogyanya pendidikanmenyentuh seluruh aspek yang bersinggungan

langsung dengan kebutuhanperkembangan individu anak-anak, baik dari ilmu

agama maupun ilmu umumagar mereka dapat hidup dan berkembang sesuai

dengan ajaran agama Islam yangSu’dan mengungkapkan pendidikan anak di

dalam Islam dalam tigaklasifikasi, yaitu pendidikan anak-anak dibawah usia

satu tahun, pendidikan anakanakdi bawah usia lima tahun atau balita dan

pendidikan anak sekolah.15Makna pendidikan tidaklah semata-mata

menyekolahkan anak ke sekolahuntuk menimba ilmu dan pengetahuan

namun lebih luas dari itu. Seorang anakakan tumbuh berkembang dengan

baik manakala ia memeroleh pendidikan yangparipurna (komprehensif) agar

ia kelas menjadi manusia yang berguna bagimasyarakat, bangsa, negara dan

agama. Anak yang demikian ini adalah anak yangsehat dalam arti luas, yaitu

14

Dindin Jamaludin, Paradigma Pendidikan Anak Dalam Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), cet. Ke-1, h. 40

15

(19)

8

sehat fisik, mental emosional, mental intelektual,mental sosial, dan mental

spiritual.Pendidikan itu sendiri sudah harus dilakukansedini mungkin di

rumah sampai di luar rumah, formal di institusi pendidikan dannon formal di

masyarakat.16Berdasarkan masalah dan beberapa konsep mengenai

pendidikan dapatdiartikan bahwa proses pengajaran yang dilakukan orang

dewasa secara sadar,dalam membimbing anak didik menuju kebaikan dan

kesiapan yang matang untukmenghadapi kedewasaan. Untuk itu, manusia

dituntut menciptakan konseppengajaran yang baik, sehingga dapat

menciptakan kebahagiaan dan kesenangananak pada usianya.Allah

swt.berfirman dalam QS. al Maidah ayat 35 yangberbunyi sebagai berikut:

ْ باَو َاّا اوُقا تا اوَُمآ َنيِذالا اَهّ يَأ ََ

ْمُكالَعَل ِِليِبَس ِِ اوُدِاَجَو َةَليِسَوْلا ِْيَلِإ اوُغَ ت

َنوُحِلْفُ ت

Implikasi dari ayat tersebut dalam pendidikan anak adalah

pelaksanaanpengajaran dibutuhkan adanya konsep yang tepat, guna

menghantarkantercapainya tujuan yang dicita-citakan.Hal yang perlu diingat

dari sisi anakadalah pendidikan bukan sekedar mempersiapkan anak untuk

bisa berhitung,membaca dan menulis. Tetapi fungsi pendidikan anak sejak

dini sebenarnyaadalah membantu mengembangkan semua potensi anak dan

meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan,

16Su’dan,

(20)

9

dan daya cipta, rasa sertakarsa agar dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya dan untukpertumbuhan serta perkembangan

selanjutnya.Dengan katalain tidak ada hambatan yang lebih besar dalam

membangun bangsa melebihi kegagalan dalam pendidikan anak. Berdasarkan

dari uraian di atas, peneliti kemudian bermaksud untuk melakukan penelitian

guna mengetahui lebih jauh lagi tentang konsep pendidikan anak

menurutZakiyah Dradjat yang kemudian akan dilakukan studi komperatif

mengenai konsep pendidikan menurut Abdullah Nashih Ulwan. Dengan itu,

dalam penelitian ini memberi judul“ Konsep Pendidikan Anak Menurut

Abdullah Nashih Ulwan dan Implementasinya di SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo”

B. Rumusan Masalah

Dari kerangka penelitian latar belakang masalah di atas dapat dirinci sebagai

berikut:

1. Bagaimana konsep pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan ?

2. Bagaimana implementasinya konsep pendidikan anak di SD Negeri

Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan peniliti ini adalah:

1. Ingin mengetahui konsep pendidikan anak menurut Abdullah Nashih

(21)

10

2. Ingin mengetahui implementasi pendidikan anak di SD Negeri

Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo

D. Kegunaann Penelitian

Adapun kegunaan penelitian dari skripsi ini diharapkan dapat

memberi manfaat, antara lain:

1. Manfaat teoritis

a. Adapun hasil penelitian ini diharapkan untuk mengembangkan teori

pendidikan anak yang bersumber dari pendapat Abdullah Nashih

Ulwan dan implementasinya di SD Negeri Kandangan Kecamatan

Krembung Kabupaten Sidoarjo.

b. Hasil penelitian ini diharapkan untuk mengetahui konsep pendidikan

anak.

c. Penelitian ini sebagai evaluasi diri agar menjadi anak yang lebih baik

akhlaknya.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini data digunakan sebagai informasi dan tambahan

pengetahuan mengenai pendidikan anak yang kemudian bisa

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Bagi peneliti yaitu sebagai salah satu syarat kelulusan dalam

menyelesaikan program sarjana di jurusan Pendidikan Agama Islam,

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri

(22)

11

c. Adapun penelitian ini dapat dijadikan bahan literatur atau referensi

baru untuk memberi wawasan tambahan bagi peneliti selanjutnya.

E. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu kali ini penulis akan mendeskripsikan beberapa karya skripsi sebelumnya yang ada kaitannya tentang konsep mendidik anak, di antaranya:

1. Skripsi, Konsep Pendidikan Agama Anak dalam Keluarga menurut M.

Quraish Shihab, oleh Firman, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN

Antasari Banjarmasin, Jurusan Pendidikan Agama Islam, 2014. Penelitian

ini menyimpulkan bahwa Quran adalah kitab pendidikan. Dengan

Quran sebagai kitab pendidikan, orang tua mendapat tuntunan dari

Al-Quran dalam mendidik anak sehingga anak mempunyai kemampuan

untuk mengembangkan potensi diri, bermanfaat untuk agama, keluarga,

orang lain, dan masyarakat. Kemudian membangun anak yang

berakhlakul karimah, berkepribadian Islam sesuai dengan Al-Quran dan

Hadits dengan mempertebal iman dan takwa. Orang tua merupakan kunci

utama pendidikan anak dalam keluarga. Perlindungan terhadap anak

dalam sisi agama menuntut adanya pendidikan agama bagi anak di rumah

dan di lembaga pendidikan dimana dia belajar.

2. Skripsi, Konsep Pendidikan Anak menurut Persfektif M. Quraish Shihab,

oleh Raudhatul Jannah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari

(23)

12

Penelitian ini menyimpulkan bahwa kitab pendidikan mengacu pada

Al-Quran. Nilai-nilaipendidikan yang menjadi acuan bagi semua pendidik

adalah pendidikan aqidah, ibadah, dan akhlak kepada anak. Orangtua dan

masyarakat harus membiasakan diri juga dalam kebajikan dan menjauhi

segala perbuatan buruk. Karena sikap mereka akan menjadi pembentuk

sikap, perilaku, dan kepribadian anak di masa depan.

3. Skripsi, Pendekatan Pendidikan Anak dalam Novel Hafalan Shalat Delisa

Karya Tere Liye, oleh Muhammad Hakim, Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan, Jurusan PAI, 2013. Hasil penelitian ini menyebutkan ada lima

pendekatan dalam mendidik anak. Pendekatan pertama, mendidik anak

dengan keteladanan, yaitu orang tua harus lemah lembut dan berbudi

luhur, bisa menahan diri dari amarah, sabar, dan memiliki hati yang

penuh kasih sayang. Kedua, mendidik anak dengan pembiasaan yang

baik. Ketiga, mendidik anak dengan mengajarkan ilmu pengetahuan dan

dialog dengan berbagai persoalan. Keempat, mendidik anak dengan

memberikan perhatian dan pengawasan. Kelima, mendidik anak dengan

memberikan hukuman yang sifatnya mendidik, dan memberikan ganjaran

berupa motivasi, senyuman, atau hadiah.

4. Skripsi, Studi Komparasi Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah

Darajat Terhadap Pendidikan Agama Islam pada Anak, oleh Rendi

(24)

13

Syarif Hidayatullah, 2013. Penelitian ini membahas pendidikan agama

Islam pada anak menurut Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat,

kemudian membandingkan keduanya dan menghasilkan perbedaan dan

persamaan keduanya.

5. Siti Zulaikha mahasiswi jurusan Pendidikan Guru Madrasah

IbtidaiyahFakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari Banjarmasin,

yangberjudul Konsep Pendidikan Anak Menurut Al-Ghazali dalam

KitabAyyuha Al-Walad. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa

konseppendidikan anak menurut Al-Ghazali dalam kitab Ayyuha

al-Waladadalah sebuah usaha dalam melakukan pendidikan, makna

pendidikan diibaratkan menyerupai pekerjaan seorang petani yang

senantiasamembuang duri dan mencabut rumput-rumput yang tumbuh

dicelahcelahdiantara tanamannya, maka dengan itu tanamannya akan

hidupsegar dan akan menghasilkan hasil yang sempurna. Sedangkan

metodemendidik anak menurut Al-Ghazali adalah lebih menitikberatkan

denganpemberian nasehat akan tetapi hendaknya jika seseorang yang

sukamemberikan nasehat kepada orang lain hendaklah orang itu

jugamengamalkan isi nasehat tersebut. Ajaran-ajaran Al-Ghazali

lebihcenderung kepada prinsip ajaran sufi (penyucian jiwa) sebab hal ini

akanmendekatkan manusia kepada Tuhannya. Namun perbedaan

(25)

14

danpemikirannya mengenai pendidikan anak dengan fokus pendidikan

anakdi sekolah yang berbeda jauh dengan penelitian tersebut yang

berfokuspada pendidikan anak di keluarga yang menggali pemikiran

Al-Ghazali.

F. Definisi Operasional

Untuk memahami pengertian dalam penulisan skripsi ini, maka

penulis memberikan beberapa istilah yang terkandung dalam judul skripsi ini.

Adapun judul skripsi adalah Konsep Pendidikan Anak Menurut Abdullah Nashih Ulwan dan Implementasinya di SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo

1. Konsep

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsep berarti

rancangan, ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret,

atau gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar

bahasa yang digunakan akal budi untuk memahami hal-hal lain.17 Konsep

juga dapat berarti ide umum, pengertian, ataupun pemikiran.18 Adapun

Konsep yang penulis maksudkan disini adalah ide/gagasan, pengertian,

17

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 520.

18

(26)

15

gambaran secara umum dan gambaran abstrak mengenai pendidikan anak,

meliputi pengertian dan komponen pendidikan anak.

2. Pendidikan

Pendidikanjuga berarti usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

sistematis untukmemotivasi, membina, membantu, serta membimbing

seseorang untukmengembangkan segala potensinya sehingga ia mencapai

kualitas diriyang lebih baik.19

3. Anak

Anak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti keturunan

yang kedua atau manusia yang masih kecil.20 Adapun anak yang penulis

maksudkan disini ialah keturunan kedua, masih dalam masa pertumbuhan

dan belum dewasa. Dalam memberikan batasan mengenai pengertian

“anak” ini penulis mengacu pada penjelasan mengenai pendidikan “anak”

dalam kitab karangan Nashih Ulwan ini. Dimana Nashih Ulwan

menyebutkan pembahasan dalam kitabnya mencakup pendidikan anak

hingga anak mencapai usia taklif,21 yakni pada usia 15 tahun dan

selambat-lambatnya 17 tahun bagi perempuan dan 18 tahun bagi laki-laki.22

Sedangkan pengertian anak menurut Zakiyah Dradjat adalah Anak adalah

19

Hamdani dan Beni Ahmad Saebani, Op.Cit., h.2

20

Tim Pusat Bahasa Departeman Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 41.

21

Abdullah Nashih Ulwan, ...Pendidikan Anak dalam Islam 1, op. cit., h. xxiv. 22

(27)

16

anak yang berada pada periode masa anak sekolahberlangsung sejak usia

6,0 tahun sampai 12 tahun. Rentang usia inidisebut masa sekolah karena

sudah menamatkan Taman Kanak-Kanaksebagailembaga persiapan

bersekolah sebenarnya. Rentang usia ini jugadisebut masa matang belajar

karena anak sudah berusaha mencapaisesuatu tetapi perkembangan

aktivitas bermain yang hanya bertujuanuntuk mendapatkan kesenangan

pada waktu melakukan aktivitas itusendiri.

3. Abdullah Nashih Ulwan

Seorang tokoh muslim yang dilahirkan pada 1928, merupakan pemikir

dan pemerhati pendidikan dan dakwah Islam. Beliau memperoleh gelar

doktor dari Universitas Al-Sand Pakistan pada 1982.Beliau telah menulis

beberapa karya baik itu yang berkisar pada masalah dakwah dan

pendidikan maupun karya yang menyangkut kajian Islam.Tarbiyah

al-Aulād fī al-Islām merupakan salah satu karya beliau dalam bidang dakwah

dan pendidikan.23

23

(28)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Biografi Abdullah Nashih Ulwan

1. Biografi singkat Abdullah Nashih Ulwan

Dr. Abdullah Nashih Ulwan adalah seorang ulama’, faqih, da’I dan

pendidik. Ia dilahirkan di Desa Qadhi’Askar di kota Halab, Suriah pada

tahun 1347 H/1928 M, di sebuah keluarga yang taat beragama, yang sudah

terkenal dengan ketakwaan dan keshalehannya. Nasabnya sampai kepada

Al-Husasin bin Ali bin Abi Thalib.Ia menamatkan sekolah dasarnya di

desanya. Setelah lulus sekolah dasar, ayahnya menyekolahkan ke sekolah

Khusruwiyyah untuk belajar ilmu-ilmu syari’ah, pada tahun 1943 M. Ia

belajar kepada guru-guru besar seperti, Syaikh Raghib Ath-Thabbakh, hmad

Asy-Syama’ dan Ahmad „Izzuddin Al-Bayanuni. Di sana ia pun bertemu

dengan Dr. Mushtafa As-Siba’i.

Ia mendapatkan ijazah sekolah menengah atas syari’ah pada tahun

1949 M. Lalu ia meneruskan studinya di Universitas Al-Azhar Asy-Syarif

dan menyelesaikan S1-nya di Fakultas Ushuluddin pada tahun 1952 M.

Kemudian pada tahun 1954 M, ia menyelesaikan S2-nya. Lalu kembali ke

Halab dan bekerja sebagai pengajar materi Pendidikan Islam di sekolah

menengah atas di sana. Lalu ia pergi ke Yordania dan tinggal di sana.

(29)

18

Al-Malik „Abdul Aziz. Di sanalah ia menyelesaikan S3-nya dan

mendapatkan gelar Doktor dalam bidang fikih dan dakwah. Ia terus bekerja

di sana sampai meniggal dunia pada hari sabtu, 5 Muharram 1398 H/ 29

Agustus 1987 M, di Jeddah. Jenazahnya dibawa ke Mekkah lalu dikuburkan

di sana. Jenazahnya dishalatkan setelah shalat ashar.

2. Karya- Karya Abdullah Nashih Ulwan

a. Adab Al- Khitbah wa Az-Zifaf wa Huquq Az-Zaujain

b. Ahkam Az-Zakah Ala Dhau’ Al-Madzahib Al-Arba’ah

c. Akhalqiyah Ad-Da’iyah

d. Al-Ukhuwah Al-Islamiyah

e. Al-Islam Syari’ah Az-Zaman wa Al-Makan

f. Al-Islam wa Al-Jins

g. Al-Islam wa Al-Hubb

h. Al-Islam wa Al-Qadhiyyah Al-Filisthiniyyah

i. Af’al Al-Insan baina Al-Jabr wa Al-Ikhtiyar

j. Ila Kulli Abin Ghayur

k. Ila Waratsati Al-Anbiya’ a Ad-Du’ah ilallah

l. Baina Al-„Amal Al-Fardi wa Al-„Amal Al-Jama’i

m.Tarbiyyah Al-Aulad fi Al-Islam

n. Ta’addud Az-Zaujat fi Al-Islam wa Hikmah Ta’addud Zaujat An-Nabi

(30)

19

p. „Aqabat Az-Zawaj wa Thuruq Mu’alajatiha

q. „Aqabat fi Thariq Ad-Du’ah

r. Shalahuddin Al-Ayyubi Bathal Hithin wa Muharrir Al-Quds min

Ash-Salabiyyin

s. Shifat Ad-Da’iyah An-Nafsiyyah

t. Syubuhat wa Rudud Haula Al-Aqidah Ar-Rabbaniyyah wa Ashl Al-Insan

u. Silsilah Madrasah Ad-Du’ah Fushul min Fiqh Ad-Da’wah wa Ad

-Da’iyah

v. Daur Asy-Syabab fi Hamli Risalah Al-Islam

w.Ruhaniyah Ad-Da’iyah

x. Ad-Da’wah Al-Islamiyyah wa Al-Inqadz Al-Alami

y. Hina Yajidu Al-Mu’min Halawah Al-Iman

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan

informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas masalah yang sedang

diteliti.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan dua metode yaitu: pertama,

menggunakan "Library Research" yang mana metode dalam penelitian ini nantinya

menggunakan teori-teori yang diambil dari buku literatur yang mendukung dan

relevan dengan judul skripsi ini. Kedua, peneliti menggunakan penelitian lapangan

yang sesuai dengan obyek yang peneliti pilih. Dalam bab ini memuat tentang

pendekatan dan jenis penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Tahap-tahap

penelitihan, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif adalah

(32)

21

dari orang-orang yang diamati.52 Sehingga peneliti terlibat langsung dalam proses

penelitian mulai dari awal sampai akhir penelitian, yang melibatkan guru sebagai

praktisi dan teman sejawat (guru senior) sebagai pengamat.53

Menurut Strauss dan Corbin penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis

penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau

bentuk hitungan lainnya. Selanjutnya, dipilihnya penelitian kualitatif karena

kemantapan peneliti berdasarkan pengalaman penelitiannya dan metode kualitatif

dapat memberikan rincian yang lebih kompleks tentang fenomena yang sulit

diungkapkan oleh metode kuantitatif.

Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller dalam bukunya

Moleong dikatakan bahwa penelitian kualitatif diartikan sebagai penelitian yang

tidak mengadakan perhitungan. Pendapat ini muncul karena pengamatan

kualitatif dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif. Pengamatan kuantitatif

melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Sedangkan kualitatif

(kwalitas) menunjuk segi alamiah yang dipertentangkan dengan kuantum atau

jumlah tersebut. Masih di dalam bukunya Moleong ada beberapa pendapat lain

dalam mendefinisikan penelitian kualitatif, antara lain menurut Denzin dan

Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi

52

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3

53

(33)

22

dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada dalam

penelitian kualitatif, metode yang biasa dimanfaatkan adalah wawancara,

pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.

Dari kajian beberapa pendapat tersebut, Moleong menyimpulkan bahwa

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.54

Pada dasarnya penelitian ini adalah penelitian lapangan, yang

dilaksanakan di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo

Jawa Timur. Sebagaimana pendapat Guba dan Loncoln, yang dikutip Suharsini

Arikunto yakni Kebenaran itu hanya dari lapangan,55 yaitu merefleksikan kondisi

sebenarnya yang ada di SDN Kandangan. Maka untuk mendukung penelitian ini

diperlukan data-data yang berhubungan dengan situasi umum di SDN Kandangan

Kecamatan Krembung, dalam hal ini yang dikhususkan adalah pendidikan anak

usia Dasar (6-12 Tahun). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi

secara langsung di lapangan yang merupakan suatu cara mengadakan penelitian

yang dilakukan terhadap sekumpulan obyek tertentu dalam suatu jangka tertentu.

54

I GAK Wardani, Penelitian Tindakan Kelas, Ibid..h. 6

55

(34)

23

Dalam penelitian ini ditunjang pula dengan library research (kepustakaan) yaitu

sumber data yang berupa buku-buku atau literatur yang berkaitan dengan

pembahasan

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen utama, yaitu

sebagai pelaksana, pengamat, dan sekaligus sebagai pengumpul data. Sebagai

pelaksana, peneliti melaksanakan penelitian ini di SDN Kandangan Kecamatan

Krembung Kabupaten Sidoarjo. Peneliti berperan sebagai pengamat untuk

mengamati bagaimana implementasi dari konsep pendidikan anak usia Dasar

menurut Abdullah Nashih Ulwan di SDN Kandangan tersebut. Dalam penelitian

kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat

pengumpul data utama.

Kedudukan peneliti dalam penelitian kulitatif ialah sebagai perencana,

pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia

menjadi pelapor hasil penelitianya. Pengertian instrumen atau alat penelitian

disini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian.

Namun, instrumen penelitian disini dimaksudkan sebagai alat pengumpul data

seperti tes pada penelitian kuantitatif.56

56

(35)

24

Sugiyono mengatakan peneliti kualitatif sebagai human instrument,

berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,

melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan

data dan membuat kesimpulan atas temuannya.57

Dalam proses penelitian kualitatif peneliti secara intensif mengamati

kegiatan dan aktifitas sasaran dalam proses kegiatan yang dilakukan, sehingga

peneliti memperoleh informasi pengamatan dan wawancara yang diperlukan

mengenai proses pendidikan anak usia dasar yang dilakukan di SDN Kandangan

Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Hal ini sesuai dengan kutipan

Mulyana dari Denzin yaitu “ pengamat berperan serta merupakan strategi

lapangan memadukan analisis dokumen, wawancara dengan responden dan

informan, partisipasi dan observasi langsung dan instropeksi”58

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Kandangan Kecamatan Krembung

Kabupaten Sidoarjo yang merupakan salah satu Sekolah dasar yang cukup

berkambang di kecamatan Krembung. Selain itu peneliti juga merupakan alumni

dari sekolah tersebut dan lokasi dari sekolah itu dekat dengan tempat tinggal

57

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , Ibid, h.168

58

(36)

25

peneliti sehingga dapat dikatakan bahwa penetiti kurang lebihnya telah mengenal

dengan baik mengenai sekolahan tersebut.

D. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland sumber data utama dalam penelitian

kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu datanya dibagi kedalam

kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.59 Sumber data dalam

penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh. Apabila peneliti

menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka

sumber data disebut responden yaitu orang yang merespon atau menjawab

pertanyaan peneliti, baik pertanyaan lisan maupun non lisan. Apabila peneliti

menggunakan tehnik observasi, maka sumber datanya adalah berupa benda,

gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka

dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data, sedang isi catatan subjek

penelitian atau veriabel penelitian.60

59

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , Ibid, h. 157

60

(37)

26

Sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi :

1. Sumber data utama (primer) yaitu sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data.61 Dalam hal ini data primer adalah data yang

diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari informan melalui

pengamatan, catatan lapangan dan interview dari narasumber. Adapun yang

menjadi sumber data utama pada penelitian ini adalah guru yang mengajar di

SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Selain itu juga

menggunakan sumber dari buku Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak

Dalam Islam, Jawa Tengah: Penerbit Insan Kamil Solo, 2012.

2. Sumber data tambahan ( sekunder ), merupakan sumber data yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang

lain atau lewat dokumen.62 Sumber sekunder dalam penelitian ini diperoleh

atau diambil dari literatur-literatur lain berupa buku-buku yang berkaitan erat

dengan penelitian. Seperti Abdullah Nashih Ulwan, Kaidah – Kaidah Dasar,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya: 1992. Selain itu data sekunder juga

diperoleh dari SDN Kandangan, yaitu tentang:

a. Letak dan wilayah di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten

Sidoarjo.

61

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RND, (Bandung: Alfabeta, 2005), h.308

62

(38)

27

b. Struktur dan jumlah siswa di SDN Kandangan Kecamatan Krembung

Kabupaten Sidoarjo.

c. Sarana dan prasarana SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten

Sidoarjo.

E. Teknik Pengumpulan Data

Tidak ada satu penelitipun yang tidak melewati proses pengumpulan data.

Banyak metode yang dapat digunakan dan biasanya disesuaikan dengan jenis

penelitianya. Dalam manajemen sarana dan prasarana dalam meningkatkan

kualitas pendidikan dan sesuai dengan penelitian kualitatif, maka dalam

penelitian ini mengumpulkan data dengan cara:

1. Metode observasi atau pengamatan

Yaitu menatap kejadian, gerak dan proses.63 Metode ini sebagai alat

pengumpulan data dimaksud observasi yang dilakukan secara sistematis

bukan observasi secara kebetulan saja. Dalam hal ini peneliti mengamati

implementasi konsep pendidikan anak usia dasar menurut Abdullah Nashih

Ulwan yang diterapkan di SDN Kandangan Kecamatan Krembung. Yaitu

yang berupa proses kegiatan, sikap dan perilaku yang dilakukan oleh guru

dalam proses pembelajaran, seperti pembelajaran yang baik terhadap siswa,

pemberian teguran atau sanksi bagi siswa yang melanggar aturan sebagai

pembelajaran baginya, dan lain-lain.

63

(39)

28

Sehingga dengan menggunakan metode ini akan diperoleh data

mengenai implementasi pendidikan anak usia dasar sesuai dengan konsep

yang dirumuskan oleh Abdullah Nashih Ulwan yang dilaksanakan di SDN

Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.

2. Metode wawancara mendalam (indept interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan

pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu.64

Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan

Cuba, antara lain mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi,

perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan,

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami pada

masa lalu, memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan

untuk dialami pada masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah dan

memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun

bukan manusia (triangulasi) dan memverifikasi, mengubah dan memperluas

konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.65

64

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , Ibid, h. 186

65

(40)

29

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara mendalam

kepada guru yang ada di SDN Kandangan, yang sedang melakukan proses

pembelajaran terhadap siswa di dalam kelas, Kepala Sekolah, dan beberapa

Staf atau Karyawan di SDN Kandangan. Pada saat wawancara dengan kepala

sekolah dan beberapa Staf atau Karyawan di SDN Kandangan yang

ditanyakan adalah tentang informasi profil sekolah dan juga sejumlah

informasi terkait dengan siswa. Sedangkan pada saat wawancara dengan guru

bidang studi adalah segala hal tentang implementasi konsep pendidikan anak

usia dasar perspektif Abdullah Nashih Ulwan yang dilaksanakan di SDN

Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.

3. Metode dokumentasi

Akhir- akhir ini orang membedakan dokumen dan record. Guba dan

Lincoln mendefinisikan seperti berikut. Record adalah setiap pernyataan

tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian

suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Dokumen ialah setiap bahan

tertulis maupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya

permintaan seorang penyidik. Pembahasan disini di arahkan pada dokumen

dalam arti jika peneliti menemukan record, tentu saja perlu dimanfaatkan.

Dokumen biasanya dibagi atas dokumen pribadi dan dokumen resmi.

Dokumen pribadi dapat berupa buku harian, surat pribadi dan otobiografi.

(41)

30

lembaga masyarakat tertentu yang digunakan oleh kalangan sendiri, majalah,

buletin, pernyataaan dan berita yang disiarkan kepada media massa.66

Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan yang

terkait dengan permasalahan. Metode ini membantu penulis untuk

memperoleh informasi dan data tentang profil tempat penelitian yaitu SDN

Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.

4. Metode penelusuran kepustakaan (library research).

Metode penelusuran kepustakaan yaitu dengan jalan melakukan

penelitian terhadap sumber-sumber tertulis67. Dalam penelitian ini dilakukan

dengan mengkaji dokumen atau sumber-sumber tertulis seperti buku-buku,

majalah dan artikel.

F. Teknik Analisis Data

Bogdan dan Biklen seperti yang dikutip oleh Lexy J. Moleong dalam

bukunya mengatakan bahwa analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan

jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan

66

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , Ibid, h. 216-219

67

(42)

31

pola,menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa

yangdapat diceritakan kepada orang lain68

Proses analisis data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data.

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.69

2. Display data atau penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.70

68

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2006), h. 248

69

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RND, Ibid, h. 338

70

(43)

32

3. Menarik kesimpulan atau verifikasi

Sejak awal pengumpulan data peneliti harus membuat

simpulan-simpulan sementara. Dalam tahap akhir, simpulan-simpulan-simpulan-simpulan tersebut harus

dicek kembali (diverifikasi) pada catatan yang telah dibuat oleh peneliti dan

selanjutnya kearah simpulan yang mantap. Penarikan simpulan bisa jadi

diawali dengan simpulan tentative yang masih perlu disempurnakan. Setelah

data masuk terus menerus dianalisis dan diverifikasi tentang kebenarannya,

akhirnya didapat simpulan akhir lebih bermakna dan lebih jelas.

Simpulan adalah intisari dari temuan penelitian yang menggambarkan

pendapat-pendapat terakhir yang berdasarkan pada uraian-uraian sebelumnya.

Simpulan akhir yang dibuat harus relevan dengan fokus penelitian, tujuan

penelitian dan temuan penelitian yang sudah dilakukan pembahasan71

G. Pengecekan Keabsahan Data

Menurut Moleong yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa

setiap keadaan harus memenuhi:72

1. Mendemonstrasikan nilai yang benar

2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, dan

71

YatimRiyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif (Surabaya: UNESA University Press, 2007), h. 33

72

(44)

33

3. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari

prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusankeputusannya.

Pengecekan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu

terdiri atas derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan,kebergantungan, dan

kepastian. Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik pemeriksaan

sendiri-sendiri. Moleong berpendapat bahwa: “Dalam penelitian diperlukan suatu

teknik pemeriksan keabsahan data”.73 Sedangkan untuk memperoleh keabsahan

temuan perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Presistent Observation (Ketekunan Pengamatan)

Yaitu mengadakan observasi secara terus menerus terhadap objek

penelitian guna memahami gejala lebih mendalam terhadap berbagai aktivitas

yang sedang berlangsung di lokasi penelitian. Ketekunan pengamatan

dilakukan dengan cara mengamati dan membaca secaracermat sumber data

penelitian sehingga data yang diperlukan dapat diidentifikasikan. Selanjutnya

dapat diperoleh deskripsi-deskripsi hasil yang akurat dalam proses perincian

maupun penyimpulan.

73

(45)

34

H. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian adalah langkah-langkah atau cara-cara peneliti

mengadakan penelitian untuk mencari data. Dalam penyusunan skripsi ini,

langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Lapangan

a. Menyusun rancangan penelitian. Dalam hal ini telah penulis lakukan

dengan membuat proposal penelitian yang diajukan sebagai prasyarat

penulisan skripsi.

b. Memilih lapangan, dengan pertimbangan SDN Kandangan Kecamatan

Krembung Kabupaten Sidoarjo merupakan sekolah yang di dalamnya

yang telah menerapkan konsep pendidikan anak usia dasar perspektif

Abdullah Nashih Ulwan.

c. Mengurus perijinan ke Fakultas Tabiyah kemudian memasukkan izin

penelitian tersebut secara informal ke SDN Kandangan Kecamatan

Krembung Kabupaten Sidoarjo.

d. Melakukan penjajakan lapangan. Tahap ini merupakan orientasi

lapangan, namun dalam hal-hal tertentu peneliti telah menilai keadaan

lapangan. Maksud dari penjajakan lapangan ini adalah peneliti berusaha

melakukan penyesuaian dan mengenal segala unsur lingkungan sosial,

fisik, keadaan alam dan situasi di SDN Kandangan Kecamatan Krembung

(46)

35

e. Memilih dan memanfaatkan informan yang akan membantu peneliti

untuk kelancaran dan ketelitian dalam mencari data dalam penelitian.

Informan yang dipilih oleh peneliti adalah Kepala sekolah, Staf atau

Karyawan, dan guru di SDN Kandangan Kecamatan Krembung

Kabupaten Sidoarjo.

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian seperti alat tulis, alat perekam dan

kamera.

g. Persoalan etika penelitian. Dalam hal ini peneliti menyesuaikan diri

serta „membaca’ baju adat, kebiasaan dan kebudayaannya, kemudian

„untuk sementara’ peneliti menerima seluruh nilai dan norma yang ada

dalam masyarakat penelitiannya agar tidak terjadi kendala dalam

penelitian. Karena etika dalam penelitian sangat penting karena akan

membantu kelancaran peneliti dalam mencari data.

2. Tahap pekerjaan lapangan

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri. Dalam memasuki

pekerjaan di lapangan peneliti memahami latar penelitian terlebih dahulu.

Disamping itu perlu mempersiapkan diri, baik secara fisik maupun secara

mental. Dalam hal penampilan peneliti berusaha untuk menyesuaikan

dengan kebiasaan, adat, tata cara, dan kultur latar penelitian dan peneliti

berusaha akrab dengan subjek, dengan demikian peneliti dapat

(47)

36

b. Mengadakan observasi langsung terhadap pelaksanaan pendidikan dalam

kandungan dengan melibatkan beberapa informan untuk memperoleh

data.

c. Memasuki lapangan, dengan mengamati berbagai fenomena proses

pendidikan anak usia dasar dan wawancara dengan beberapa pihak yang

bersangkutan. Dan juga peneliti mengakrabkan hubungan dengan subjek

dan berperan serta dalam kegiatan dilapangan agar tidak ada dinding

pemisah sehingga peneliti dapat dengan mudah mendapatkan data yang

dibutuhkan.

d. Berperan serta sambil mengumpulkan data. Alat penelitian penting yang

biasanya digunakan ialah catatan lapangan (field note). Catatan lapangan

ini tidak lain daripada catatan yang dibuat oleh peneliti sewaktu

mengadakan pengamatan, wawancara, atau menyaksikan suatu kejadian

tertentu.

3. Tahap analisis data

a. Analisis selama pengumpulan data. Peneliti membuat analisis sementara

selama mengumpulkan data yang diperoleh dari catatan lapangan dan

komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi,

(48)

37

b. Analisis setelah pengumpulan data. Dari data yang dikumpulkan peneliti

disusun menjadi sebuah laporan dari hasil penelitian dan dikemas menjadi

skripsi.

Berdasarkan uraian diatas mengenai metodologi penelitian yang digunakan

dalam skripsi ini, pada intinya dapat disimpulkan secara ringkas oleh peneliti

bahwa pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan

menggunakan desain diskriftif kualitatif, dengan menggunakan metode library

research dan penelitian lapangan. Sehingga kehadiran peneliti di lapangan sangat

penting dan diperlukan secara optimal Lokasi penelitian ini dilakukan peneliti di

SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Adapun data yang

peneliti paparkan berasal dari kepala Sekolah, Staf atau karyawan dan guru yang

ada di SDN Kandangan Kecamatan Krembung. Prosedur pengumpulan data yang

peneliti pakai adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan.

Wawancara yang dilakukan secara mendalam yang tak terstruktur, namun

sebelumnya peneliti menyiapkan pertanyaan-pertanyaan pokok untuk membantu

wawancara.

Adapun tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu tahap

pra-lapangan, tahap pekerjaan lapangan dan tahap analisis data. Setelah data

terkumpul, dilakukan analisa dengan menggunakan analisis diskriftif kualitatif

dengan pertimbangan bahwa penalitian ini berusaha menggambarkan dan

(49)

38

implementasi pendidikan anak usia dasar perspektif Abdullah Nashih Ulwan

yang dilaksanakan di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten

Sidoarjo, sehingga lebih mudah dipahami. Langkah-langkah yang dilakukan

dalam Proses Analisis data ini adalah reduksi data, Display data ( Penyajian

data), verifikasi (menarik kesimpulan). Dalam penelitian diperlukan suatu teknik

pemeriksaan keabsahan data, sedangkan untuk memperoleh keabsahan temuan

perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik presistent observation

(50)

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISIS PENELITIAN

A. Paparan Data

Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan, data tentang profil SD

Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo diperoleh

dengan menggunakan metode dokumentasi. Selain itu, peneliti juga

menggunakan metode library research untuk menjawab rumusan masalah

yang pertama yaitu konsep pendidikan anak menurut Abdullah Nashih

Ulwan. Sedangkan untuk rumusan masalah yang kedua implementasiya di

SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo, maka

metode yang peneliti gunaka adalah observasi dan interview.

1. Profil SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo

a. Letak dan Luas Bangunan

Dipandang dari sisi geografis, letak SD Negeri Kandangan

Kecamatan Krembung memiliki jarak kurang lebih 12 (dua belas)

kilometer dari jarak ke Kabupaten Sidoarjo. Luas bangunan SD Negeri

Kandangan adalah L: 20 m, P: 40 m. Adapun identitas sekolah yaitu:

1) Nama Sekolah : SDN Kandangan

(51)

40

Terakredetasi A

3) NSS : 101050205013

4) NPSN : 20502279

5) NSB : 101050205010

6) Alamat : Jl. Raya Kandangan

b. Visi, Misi dan Tujuan

Visi: Menciptakan siswa berpendidikan yang berkualitas berdasarkan

iman dan taqwa

Misi: Melaksanakan pembelajaran secara aktif, kreatif, efesien dan

menyenangkan.

Melaksanakan evaluasi secara terprogram dan berkelanjutan.

Membudidayakan kebiasaan bekerja dan meningkatkan kinerja

yang profesional.

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif

dan berkeahlian.

Menumbuhkan, menerapkan ajaran agama islam dalam

kehidupan sehari- hari serta mewujudkan kepribadian dan budi

pekerti yang luhur.

Tujuan: Meningkatkan kualitas layanan kepada siswa melalui

pembelajaran.

(52)

41

Meningkatkan kinerja sumber daya manusia.

Menimbulkan penghayatan terhadap ajaran agama, budaya

bangsa sehingga berakhlakul karimah.

Menimbulkan semangat atau dedikasi yang tinggi untuk

menciptakan prestasi kepada seluruh warga sekolah.

c. Struktur Organisasi Komite Sekolah

1) Ketua: Suyono, S. Pd

2) Wakil Ketua : Sumartono

3) Kepala Sekolah: Tohari, S. Pd

4) Wakil Kepala Sekolah : Moh. Afandi, S. Pd

5) Sekretaris: Muh. Sya’roni

6) Bendahara: Nur Said

d. Keadaan Warga Sekolah

Warga sekolah yang dimaksud di sini adalah semua anggota

yang berperan dalam lingkungan sekolah, yang terdiri dari kepla

sekolah, guru, staf atau karyawan dan siswa. Akan tetapi yang menjadi

point utama adalah siswa karena merupakan salah satu aset terpenting

dalam suatu sekolah sehingga perlu mendapatkan perhatian yang besar,

utamanya dalam hal peningkatan kemampuan dan potensi yang

dimiliki oleh siswa sehingga dapat menjadi generasi penerus bangsa

(53)

42

Data siswa di SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten

[image:53.609.155.522.190.508.2]

Sidoarjo adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data Murid Berdasarkan Kelas

NO KELAS L P JUMLAH

1 I 5 8 13

2 II 8 5 13

3 III 17 6 23

4 IV 16 13 29

5 V 12 6 18

6 VI 18 11 29

JUMLAH 76 49 125

Sumber : dokumen SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo

Berhubungan dengan tingkat ekonomi di SD Negeri Kandangan

Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo setiap siswa memang memiliki

tingkat ekonomi keluarga yang berbeda. Akan tetapi mayoritas tingkat ekonomi

siswa di SDN Kandangan adalah murid kurang mampu. Hal ini dapat dilihat

(54)

43

Tabel 4.2

Jumlah Murid Berdasarkan Tingkat Ekonomi

NO URAIAN LAKI- LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Murid Mampu 2 8 10

2 Murid Kurang Mampu 69 36 105

3 Murid Tidak Mampu 5 5 10

JUMLAH 76 49 125

Sumber : dokumen SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo

Sehubungan dengan judul penelitian ini maka kiranya perlu juga

dipaparkan mengenai data guru dan staf di SD Negeri Kandangan Kecamatan

Krembung Kabupaten Sidoarjo. Sebagaimana berikut :

Tabel 4.3 Data guru dan Staf

NO Kepala Sekolah GURU STAF JUMLAH

PNS Non PNS PNS Non PNS PNS Non PNS

1 1 - 6 4 - 1 12

[image:54.609.137.561.202.624.2]
(55)

44

e. Sarana dan Prasana

Sarana dan Prasana yang ada di SDN Kandangan Kecamatan

Krembung Kabupaten Sidoarjo sudah dapat memenuhi dan membantu

kelancaran kegiatan pembelajaran, walaupun keadaannya bisa dibilang

sangat sederhana. Adapun sarana dan prasana yang menunjang

belangsungnya proses pembelajaran tersebut dapat diihat pada tabel

[image:55.609.163.497.256.636.2]

berikut ini:

Tabel 4.4

Sarana dan prasarana

NO NAMA JUMLAH KONDISI

1 Mushollah 0 -

2 Kantor 2 baik

3 Aula 0 -

4 Kelas 6 baik

5 Kamar mandi 4 baik

6 Koperasi 1 baik

7 UKS 1 baik

8 Perpustakaan 1 baik

9 Kantin 0 -

10 Laboratorium 1 baik

11 Lapangan 1 baik

(56)

45

2. Konsep Pendidikan Anak Usia 6-12 Tahun Menurut Abdullah Nashih Ulwan

a. Pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan

1) Pengertian pendidikan menurut Abdullah Nashih Ulwan

Abdullah Nashih Ulwan menyebut pendidikan dengan istilah

tarbiyah1. Selain istilah tarbiyah, istilah lain yang semakna dengan

makna pendidikan, yang penulis temukan dalam kitab Tarbiyah

al-Aulād fī alIslām ini diantaranya ta’dīb2, ta’līm3, taujīh4, dan

al-ishlāh.5Namun yang paling banyak terdapat ialah istilah tarbiyah.

Adapun istilah “pendidikan”, sebagaimana hasil konferensi

pendidikan Islam Dunia ke-1 di King Abdul Aziz University pada

1977 yang dikutip Kamrani Buseri bahwa istilah pendidikan dalam

Islam semakna dengan istilah tarbiyah, ta’līm, dan ta’dīb.6 Dindin

Jamaluddin dalam mendefinisikan ketiga istilah tersebut menyebutkan

kata ta’dīb, lebih menekankan pada penguasaan ilmu yang benar

1

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyah al-Aulād fī al-Islām, (Beirut: Daar al-Fikr, cet ke-2, 1978),

h. 5.

2

Ibid., h. 65

3

Ibid., h. 63

4

Ibid., h. 133

5

Ibid., h. 63

6

Kamrani Buseri, Dasar, Asas, dan Prinsip Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Aswaja Presindo,

(57)

46

dalam diri seseorang agar menghasilkan kemantapan amal dan

tingkah laku yang baik. Kata at-tarbiyah difokuskan pada bimbingan

anak supaya berdaya dantumbuh kelengkapan dasarnya serta dapat

berkembang secara sempurna.Kata ta’līm, titik tekannya pada

penyampaian ilmu pengetahuan yang benar, pemahaman, pengertian,

tanggung jawab, dan pemahaman amanah kapada anak. Menurut

Dindin Jamaluddin, ketiga istilah tersebut, apabila ditilik dari segi

unsur kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling mengikat satu

sama lain, yakni dalam hal memelihara dan mendidik anak.7

Kata ta’dīb berasal dari kata addaba yang berarti memberi

adab atau mendidik8, artinya kata ta’dīb ini lebih pada mendidik

adab.Akan tetapi Naquib al-Attas dalam Ahmad Tafsir berpendapat,

kata ta’dīb merupakan kata yang paling tepat menggambarkan makna

pendidikan.Kata ta’dīb merupakan masdar dari kata kerja addaba

yang berarti pendidikan.Dari kata addaba kemudian diturunkan juga

kata adabun.Dari kata adab inilah al-Attas kemudian mendefinisikan

pendidikan sebagai pengenalan dan pengakuan yang secara

berangsur-angsur ditanamkan ke dalam manusia, tentang tempat-tempat bagi

segala sesuatu di dalam tatanan wujud sehingga hal ini membimbing

7

Dindin Jamaluddin, Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 39.

8

(58)

47

ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan di dalam tatanan

wujud tersebut.9Kata ta’līm berasal dari kata „allama yang berarti

mengajarkan, melatih, dan memberi tanda.10 Kata ta’līm ini,

mencakup pengetahuan teoritis, mengulang kaji secara lisan, dan

menyuruh melaksanakan pengetahuan itu. Ta’līm mencakuppula

aspek-aspek pengetahuan lainnya serta keterampilan yang dibutuhkan

dalam kehidupan serta pedoman berperilaku.11Kata tarbiyah, oleh

Kamrani Buseri dijelaskan berasal dari tiga kata.Raba-yarbu, yang

artinya bertambah (Zāda) dan tumbuh (namā). Raba-yarby, dengan

timbangan khafa-yakhfy, yang berarti terbit (nasya’a) dan

berkembang (tara’ra’a). Serta rabba-yarubbu, dengan timbangan

madda-yamuddu, dengan arti memperbaikinya (ashlahahu), dan

memimpin urusannya (wa tawalla amrahu), dan melatihnya (wa

saasahu), dan menjaganya (wa qāma alaihi), dan memeliharanya (wa

raa’ahu).12Selain itu kata tarbiyah juga berasal dari kata rabbā

-yurabbῑdengan timbangan shallā-yushallῑ, yang berarti memelihara.13

9

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 29.

10

Mahmud Yunus, Kamus ..., op. cit., h. 277

11

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan ..., op. cit., h. 31

12

Kamrani Buseri, Dasar, Asas, ..., op.cit., h. 70

13

(59)

48

Abuddin Nata menjelaskan bahwa kata yang biasa digunakan

sebagai akar dari kata tarbiyah adalah kata “rabb” yang dalam

alQuran selalu digunakan sebagai perbuatan Tuhan. Tuhan lah yang

mendidik dalam arti membina, mengarahkan, mengawasi, mengatur,

memelihara, menggerakkan, dan sebagainya terhadap seluruh alam

ciptaan-Nya, seperti langit dan bumi.Kata dalam alQuran untuk

menunjukkan peran mendidik ini ialah kata rabbaya.14 Sebagaimana

terdapat dalam firman Allah dalam surah al-Isra ayat 24:

اًرِغَص ِِاَيّ بَر اَمَك اَمُهَْْْرا ِّبَر ْلُقَو ِةَّْْرلا َنِم ِّلّذلا َحاََج اَمََُ ْضِفْخاَو

Ayat di atas menyebutkan tentang mendo‟akan kedua

orangtua kepada Allah sebagaimana mereka telah mendidik sewaktu

kecil.Ayat tersebut juga menunjukkan pengasuhan dan pendidikan

orangtua terhadap anak-anaknya, yang tidak hanya pada aspek

jasmani, tetapi juga pada aspek rohani.15Menurut Maududi dalam

Abdurrahman Shaleh, “mendidik dan memelihara” merupakan salah

satu dari sekian banyak makna implisit yang terkandung dalam kata

rabb.Sementara Qartubi dalam Abdurrahman Shaleh menyebut kata

14

Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru-Murid, Studi Pemikiran

Tasawuf al-Ghazali, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001), h. 46-47

15


Gambar

 Tabel 4.1
  Tabel 4.3 Data guru dan Staf
 Tabel 4.4
gambar yang

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan proses bongkar muat yang meliputi waktu antar kedatangan kapal masuk dalam antrian, data demand per

Oleh karena itu, untuk mengetahui penyebab terjadinya hal tersebut diperlukan adanya sebuah penelitian mengenai analisis kepuasan dan loyalitas pengunjung di Kawasan Wisata

Perjalanan panjang praktik hukum acara perdata di Indonesia sehingga berjalan paralel mengikuti perkembangan teknologi dan informasi sehingga hukum menjadi tidak

Learning, Self-Learning (V-Class), Diskusi Kelompok - Tugas 5 coding, Lempel-Ziv) berikut formatnya dengan benar - Mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan kompresi

Data kemampuan komunikasi matematis siswa, Data kemampuan komunikasi yang digunakan diperoleh dari hasil posttest yang dilakukan diakhir pembelajaran pada kelas VII-D

2 (2019) 200 Berdasarkan hasil survey, observasi awal dan wawancara di SDN Tenggerejo II Kec.Kedungpring Kab.Lamongan proses pembelajaran matematika masih bersifat teacher

Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X7 SMA Negeri 2 Siak Hulu untuk KD 5.1 Memahami pernyataan

Berdasarkan uraian tentang nilai perkembangan, ketercapaian KKM dan KKM indikator dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika siswa meningkat sehingga dapat menjawab