• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE CO-OP CO-OP DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV MI NAHDLATUL UMMAH SIDAYU GRESIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE CO-OP CO-OP DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV MI NAHDLATUL UMMAH SIDAYU GRESIK."

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

PENE DALAM MENING SISWA KELAS IV M

UNIVERSITAS I FAKUL PROGRAM STUDI

NERAPAN METODECO-OP CO-OP

NINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA IV MI NAHDLATUL UMMAH SIDAYU GRE

SKRIPSI

Oleh:

ATIK MUSLIYATI NINGSIH NIM. D07212004

S ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA ULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAI JUNI 2016

CARA RESIK

AYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Atik Musliyati Ningsih, 2016. Penerapan Metode Co-op co-op dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik. Skripsi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel Surabaya. Dosen Pembimbing, Zudan Rosyidi, SS. MA.

Kata Kunci : Metode Co-op co-op, Keterampilan Berbicara.

Keterampilan berbicara siswa kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu masih rendah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia bahwa dari 31 siswa, ada 51,7% atau 16 siswa yang belum tuntas dan 15 siswa sudah tuntas. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran monoton dan guru kurang variatif dalam

menggunakan metode. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode op

co-op dalam penelitian ini.

Rumusan masalah penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penerapan metode co-op co-op pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah Golokan Sidayu Gresik untuk meningkatkan keterampilan berbicara? (2) Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara Bahasa Indonesia siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik setelah

mengunakan metode co-op co-op?

PTK ini menggunakan model Kurt Lewin yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi

dan penilaian performance. Data yang terkumpul kemudian dianalisis.

Penerapan metode co-op co-op berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukkan

dari hasil observasi aktivitas guru dan siswa. Aktivitas guru mengalami peningkatan dari 75% pada siklus I menjadi 91% pada siklus II. Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari 72% pada siklus I menjadi 90% pada siklus II.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan berbicara siswa. Skor rata-rata kelas meningkat dari 73 pada siklus I menjadi 80,22 pada siklus II. Prosentase ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 61% kemudian meningkat pada siklus II sebesar 80,64%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode co-op co-op dapat

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...i

HALAMAN JUDUL... ii

HALAMAN MOTTO... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... vi

ABSTRAK... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI...x

DAFTAR TABEL...xiii

DAFTAR RUMUS... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tindakan yang Dipilih ... 7

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Lingkup Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian... 8

BAB II : KAJIAN TEORI A. Keterampilan Berbicara ... 10

1. Pengertian Keterampilan Berbicara ... 10

2. Tujuan Berbicara ... 11

3. Penilaian Keterampilan Berbicara ... 13

(8)

C. Tinjauan Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 16

1. Karakteristik Bahasa Indonesia ... 16

2. Materi Menyampaikan Pesan yang Diterima Melalui Telepon ... 18

BAB III : PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian... 21

B. Setting Penelitian... 24

C. Variabel yang Diteliti ... 25

D. Rencana Tindakan ... 25

E. Data dan Cara Pengumpulan... 33

F. Analisis Data ... 41

G. Indikator Kinerja ... 43

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 44

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46

1. Hasil Pra siklus ... 46

2. Hasil Siklus I ... 48

3. Hasil Siklus II ... 75

B. Pembahasan ... 99

1. Penerapan metodeco-op co-opdalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik... 99

2. Peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik dengan menggunakan metodeco-op co-op... 101

BAB V : SIMPULAN A. Simpulan ... 104

B. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA

(9)

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran.1 Sedangkan menurut Chair Alwasilah, bahasa merupakan alat komunikasi dalam proses berkomunikasi secara formal dan abstrak.2

Bahasa sebagai alat komunikasi pada prinsipnya digunakan oleh para pemakainya untuk membawa pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Kebutuhan pemakai bahasa adalah agar mampu merujuk objek ke dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama, keadaan, peristiwa, dan ciri-ciri benda dengan kata-kata tersebut ke dalam kalimat-kalimat sehingga mampu menyusun proposisi yaitu rangkaian kata yang membentuk prediksi tentang benda, orang atau peristiwa.3

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi seseorang dalam berinteraksi antar sesama. Dalam berinteraksi antar sesama, setiap negara di dunia ini memiliki bahasa persatuan masing-masing. Jika ingin berinteraksi antar sesama bangsa, maka harus menguasai bahasa persatuan yang dimilikinya. Seperti halnya kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki Bahasa Indonesia

1

Cormentyna Sitanggang, et al.,Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 116. 2

Chair Alwasilah,Sosiologi Bahasa,(Bandung: PT. Angkasa, 2004), 1. 3

(11)

2

sebagai bahasa persatuan. Jika ingin berinteraksi atau berkomunikasi antar sesama, maka harus mempelajari dan menguasai Bahasa Indonesia.

Dalam mempelajari Bahasa Indonesia, kita harus menguasai empat kemampuan berbahasa, diantaranya keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Walaupun keempat keterampilan tersebut harus ada dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, akan tetapi dari keempat keterampilan terdapat dua keterampilan yang merupakan dasar dari pembelajaran Bahasa Indonesia, salah satunya adalah keterampilan berbicara.

Keterampilan berbicara dianggap sebagai keterampilan yang sangat penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, karena berbicara merupakan suatu yang aplikatif dalam bahasa dan merupakan tujuan awal seseorang belajar suatu bahasa. Hanya saja, ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran berbicara ini, karena dua faktor tersebut memiliki dominasi keberhasilan pembelajaran berbicara. Dua faktor tersebut yaitu kemampuan dari seorang guru dan metode yang digunakannya.4

Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran apapun termasuk Bahasa Indonesia hendaklah bervariasi agar pembelajaran tidak monoton dan bisa membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan berbicaranya. Tetapi pada kenyataannya penggunaan metode yang tidak variatif telah ditemukan peneliti di MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik. Guru Bahasa Indonesia di sekolah tersebut lebih sering menggunakan metode

4

(12)

3

langsung dan melaksanakan pembelajaran apa adanya sesuai dengan yang ada di buku. Sehingga siswa yang memiliki keterampilan berbicara kurang baik cenderung sulit dalam menjelaskan atau mengungkapkan sesuatu yang ada dalam pikirannya.

Siswa kelas IV yang memiliki kesulitan dalam hal keterampilan berbicara ini terdapat 51,7%, artinya dari 31 siswa terdapat 16 siswa yang kesulitan. Hal tersebut dilihat dari hasil tes performance siswa. Diperoleh bahwa ketika siswa diminta untuk mengemukakan isi pesan dalam percakapan telepon dan mencontohkan penyampaian pesannya, ada 10 siswa yang keterampilan berbicaranya sudah bagus dalam melafalkan huruf dan menguasai konsep, lancar dalam berbicara, dan tepat dalam menggunakan pola tata bahasa. Ada 5 siswa yang pemahaman dan pelafalannya sudah bagus, namun struktur bahasanya kurang sesuai dengan pola tata bahasa dan kurang lancar dalam berbicara. Ada 16 siswa yang keterampilan berbicaranya kurang, masih terjadi kesalahan dalam menggunakan pola tata bahasa, pemahamannya masih kurang yaitu terkadang kalimat yang dibicarakan tidak sesuai dengan materi, kurangnya kelancaran dalam berbicara, dan terkadang pelafalannya tercampur dengan lafal daerah.5

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti akan melakukan penelitian tentang Penerapan Metode Co-op co-op dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV MI Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik.

5

(13)

4

Metode Co-op co-op termasuk salah satu metode pembelajaran yang berkelompok (kooperatif). Siswa-siswi belajar bersama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas dengan penekanan pada saling support diantara anggota.6 Alasan peneliti menggunakan metode co-op co-op karena selain belum diterapkan di kelas ini, metode tersebut juga merupakan metode yang mengharuskan siswa untuk mempelajari sub topik materi yang telah dipilihnya secara mandiri, sehingga siswa akan merasa mempunyai kewajiban dan harus bisa mempelajari sub topik tersebut untuk diajarkan kepada tim yang lain. Selain alasan tersebut, peneliti juga telah melakukan kajian dari penelitian-penelitian terdahulu bahwa metode co-op co-optelah memberikan hasil yang baik.

Hasil dari penelitian-penelitian terdahulu antara lain; Pertama,

penelitian dari Christina Laelaem yang berjudul Penerapan Metode Pembelajaran Co-op co-opuntuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Cerita Siswa Kelas V SDN Masangan Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN yang berjumlah 22 siswa. sedangkan instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah lembar observasi, tes, dan hasil wawancara. Hasil penelitian ini bahwa kemampuan membaca cerita siswa kelas V SDN Masangan mengalami peningkatan secara signifikan. Hal tersebut dapat diketahui dari ketuntasan belajar siswa mulai dari pra siklus sebesar 57,95%,

6

(14)

5

siklus I sebesar 65,68%, dan siklus II sebesar 78,18%, peningkatan sebesar 21% dari pra siklus sampai tindakan siklus II.7

Kedua, penelitian dari Amiruddin yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op co-op pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri 106178 Desa Baru Kecamatan Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 106178 Desa Baru sebanyak 27 orang siswa. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pada siklus I diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal yaitu 16 orang siswa (59%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 67. Sedangkan pada siklus II diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebanyak 26 orang siswa (96%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 82,2. Dengan demikian maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 106178 Desa Baru Kec. Batang Kuis pada pelajaran matematika.8

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Venny Yekti Handayani yang berjudulPeningkatan Pemahaman Konsep Perjuangan Masa Penjajahan Belanda di Pulau Jawa Melalui MetodeCo-op co-op.Subjek penelitian ini

7

Christina,Penerapan Metode Pembelajaran Co-op co-op untuk meningkatkan kemampuan

membaca cerita siswa kelas V SDN Masangan Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan, (Pasuruan: 2010).

8

Amiruddin,Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model

(15)

6

adalah siswa kelas V SD Negeri Krendetan yang berjumlah 19 siswa. Sumber datanya adalah dokumentasi, hasil observasi, hasil angket, tes, dan hasil wawancara. Nilai rata-rata kelas yaitu sebelum tindakan sebesar 6,6, pada siklus I naik menjadi 68,7, dan pada siklus II naik menjadi 89,2, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metodeco-op co-opdapat meningkatkan pemahaman konsep perjuangan masa penjajahan Belanda di Pulau Jawa pada siswa kelas V SD Negeri Krendetan Purworejo tahun ajaran 2012/2013.9 Kelebihan dari metodeco-op co-opini adalah dapat meningkatkan keberanian dan kemandirian siswa serta melatih siswa untuk lebih aktif. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah sulit untuk diterapkan pada kelas yang gemuk dan membutuhkan persiapan yang matang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang akan diuraikan peneliti adalah keterampilan berbicara siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik. Peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode co-op co-op pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah Golokan Sidayu Gresik untuk meningkatkan keterampilan berbicara?

9

Venny Yekti, et al.,Peningkatan Pemahaman Konsep Perjuangan Masa Penjajahan Belanda di

(16)

7

2. Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara Bahasa Indonesia siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik setelah mengunakan metodeco-op co-op?

C. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh peneliti pada siswa kelas IV dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu dengan meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan mengunakan metode co-op co-op. Pada metode co-op co-op siswa dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalam menguasai mata pelajaran Bahasa Indonesia, karena dengan metode co-op co-op siswa dapat melatih kemandirian dan keberanian untuk mengungkapkan sesuatu atau pendapat. Maka peneliti dalam hal ini mengajak peserta didik agar mudah dalam hal keterampilan berbicara Bahasa Indonesia melalui penerapan metode tersebut.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat di tentukan tujuan penelitian diantaranya, sebagai berikut:

(17)

8

2. Mengetahui peningkatan keterampilan berbicara Bahasa Indonesia siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ummah Sidayu Gresik setelah mengunakan metodeco-op co-op.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya akurat, permasalahan tersebut di atas akan dibatasi pada hal-hal tersebut dibawah ini:

1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas IV MI Nahdlatul Ummah Golokan Sidayu Gresik semester II tahun ajaran 2015/2016, karena kelas ini terdapat kesulitan dalam hal keterampilan berbicara.

2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV Semester II materi menyampaikan pesan dengan Kompetensi Dasar 6.2 Menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon sesuai dengan isi pesan

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai acuan bagi penulis lain dalam menyusun karya ilmiah mengenai penerapan metode

(18)

9

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

1) Dapat meningkatkan keprofesionalan peneliti dalam mengajar. 2) Peneliti dapat berbagi metode dalam pembelajaran, terutama

metode co-op co-op dalam mengajarkan materi menyampaikan pesan.

b. Bagi Siswa

1) Dapat meningkatkan penguasaan materi menyampaikan pesan. 2) Dapat memudahkan siswa dalam menerima materi

menyampaikan pesan karena menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.

3) Dapat berinteraksi dengan kelompok diskusinya dan bekerja sama dengan baik.

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia.

(19)

0

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Keterampilan Berbicara

1. Pengertian Keterampilan Berbicara

Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan.10 Menurut pendapat lain, keterampilan adalah kelebihan atau kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk mampu menggunakan akal, fikiran, ide, dan kreatifitasnya dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu.11

Sedangkan pengertian berbicara adalah pengucapan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.12 Pendapat lain diungkapkan Nuraeni bahwa berbicara merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan dari pembicara ke pendengar.13

Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara adalah kecakapan atau keahlian yang dimiliki seseorang dalam mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata yang menghasilkan suatu informasi atau gagasan.

10

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka).

11

Sikaladi, “Definisi dan Pengertian Keterampilan”(Juli, 2013).

http://keterampilansikaladi.blogspot.co.id/2013/07/definisi-atau-pengertian-keterampilan.html?m=1

12

Acep Hermawan,Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2011), hlm. 135. 13

(20)

✁✁

Kecakapan dalam mengungkapkan suatu informasi/ gagasan atau yang disebut dengan keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, karena keberanian untuk berbicara, bertanya dan mengungkapkan gagasan sangat mendukung dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia.14

2. Tujuan Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara memiliki tujuan utama yaitu agar para pelajar mampu berkomunikasi secara lisan dengan baik dan wajar, maka sudah seharusnya pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin disampaikan, pembicara harus mengevaluasi efek komunikasinya terhadap pendengarnya.

Tujuan umum dari keterampilan atau kemahiran berbicara adalah sebagai berikut :

1) Membiasakan murid bercakap-cakap dengan bahasa yang fasih. 2) Membiasakan murid menyusun kalimat yang timbul dari dalam

hati dan perasaannya dengan kalimat yang benar dan jelas.

3) Membiasakan murid memilih kata atau kalimat, lalu menyusunnya dalam bahasa yang indah, serta memperhatikan penggunaan kata pada tempatnya.15

✂✄

Nuraeni,Pembelajaran Bahasa Indonesia SD dan Apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia, (Yogyakarta : PT BPG, 2002), 87.

✂☎

(21)

✆✝

Pembelajaran dalam melatih keterampilan berbicara harus mampu memberikan kesempatan kepada setiap individu mencapai tujuan yang dicita-citakan. Tujuan keterampilan berbicara akan mencakup pencapaian hal-hal berikut:16

a. Kemudahan Berbicara

Peserta didik harus mendapat kesempatan yang besar untuk berlatih berbicara hingga mampu mengembangkan keterampilan ini secara wajar, lancar, dan menyenangkan, baik di dalam kelompok kecil maupun dihadapan pendengar umum yang lebih besar jumlahnya. Para peserta didik perlu mengembangkan kepercayaan yang tumbuh melalui latihan.

b. Kejelasan

Dalam hal ini peserta didik berbicara dengan tepat dan jelas, baik artikulasi maupun diksi kalimat-kalimatnya. Gagasan yang diucapkan harus tersusun dengan baik. Dengan latihan berdiskusi yang mengatur cara berfikir yang logis dan jelas, kejelasan berbicara tersebut dapat dicapai.

c. Bertanggung Jawab

Latihan berbicara yang bagus, menekankan pembicara untuk bertanggung jawab agar berbicara secara tepat, dan dipikirkan dengan sungguh-sungguh mengenai apa yang menjadi topik pembicaraan,

✞6

Iskandarwassid, Dadang Sunendar,Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Remaja

(22)

✟✠

tujuan pembicaraan, siapa yang diajak berbicara, dan bagaimana situasi pembicaraan serta momentumnya.

d. Membentuk Pendengaran yang Kritis

Latihan berbicara yang baik sekaligus mengembangkan keterampilan menyimak secara tepat dan kritis juga menjadi tujuan utama program ini. Di sini peserta didik perlu belajar untuk dapat mengevaluasi kata-kata, niat, dan tujuan pembicara.

e. Membentuk Kebiasaan

Kebiasaan berbicara tidak dapat dicapai tanpa kebiasaan berinteraksi dalam bahasa yang dipelajari atau bahkan dalam bahasa ibu. Tujuan keterampilan berbicara seperti yang dikemukakan di atas akan dapat dicapai jika program pengajaran dilandasi prinsip-prinsip yang relevan, dan pola KBM yang membuat para peserta didik secara aktif mengalami kegiatan berbicara.

3. Penilaian keterampilan berbicara

Keberhasilan suatu kegiatan tentu memerlukan penilaian. Pengajaran keterampilan berbicara merupakan salah satu kegiatan dalam pembelajaran. Untuk menilai keterampilan berbicara seseorang sekurang-kurangnya harus ada enam yang diperhatikan, yaitu:17

a) Lafal, yaitu ketepatan dalam mengucapkan kata.

b) Struktur bahasa, yaitu ketepatan susunan kata dan kalimat yang diucapkan.

✡☛

(23)

☞✌

c) Kefasihan, yaitu kelancaran seseorang dalam berbicara.

d) Pemahaman terhadap topik yang dipelajari atau yang diucapkan.

B. MetodeCo-op co-op

Co-op co-opmerupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang berorientasi pada tugas pembelajaran dan siswa mengendalikan apa dan bagaimana mempelajari bahan yang harus ditugaskan kepada mereka. Setiap siswa mempunyai topik mini yang harus diselesaikan dan setiap kelompok memberikan kontribusi yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.

Metode Co-op co-opmemberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil, pertama untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka dan dunia dan selanjutnya memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi pemahaman baru itu dengan teman-teman sekelasnya.

Menurut Slavin, model ini menempatkan tim dalam kooperasi antara satu dengan yang lainnya untuk mempelajari sebuah topik di kelas.18 Di sini, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan moderator dalam mengambil simpulan pada saat diskusi berlangsung. Dengan mempelajari sendiri, mendiskusikan, menemukan dan menghayati sendiri konsep-konsep penting yang terkandung dalam materi yang dibahas, diharapkan dapat meningkatkan

✍8

(24)

✎✏

pemahaman siswa dan menumbuhkan rasa percaya diri, serta keterampilan sosial mereka, di samping peningkatan hasil belajar siswa itu sendiri.

Adapun langkah-langkah dari metode Co-op co-op adalah sebagai berikut :

1. Guru melakukan presentasi singkat terkait garis besar tema pembelajaran. 2. Setiap kelompok siswa memilih topik pembelajaran yang sesuai dengan

tema pembelajaran.

3. Kemudian mereka membaginya menjadi sejumlah subtopik sesuai jumlah siswa dalam kelompok. Setiap siswa satu subtopik.

4. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab dalam mempelajari dan mengajarkan bahan ajar dalam subtopik yang dipelajarinya kepada anggota satu timnya.

5. Setiap tim kemudian melakukan presentasi di hadapan seluruh kelas. 6. Refleksi bagi seluruh kelas.19

Kelebihan dari metodeCo-op co-opadalah sebagai berikut : a. Dapat mendorong keberanian siswa dalam berbicara.

b. Dapat menjadikan siswa percaya diri.

c. Dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kerja sama antar siswa. Kekurangan dari metodeCo-op co-opadalah sebagai berikut : a. Tidak dapat diterapkan pada kelas besar.

✑9

(25)

✒6

b. Dapat menimbulkan kondisi kelas yang ramai sehingga membuat siswa kurang berkosentrasi dalam menyampaikan penjelasannya kepada temannya.

C. Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Karakteristik Bahasa Indonesia

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, sekaligus mengembangkan kemampuan beripikir kritis dan kreatif. Peserta didik dimungkinkan untuk memperoleh kemampuan berbahasanya dari bertanya, menjawab, menyanggah, dan beradu argumen dengan orang lain. Sebagai alat ekspresi diri, bahasa Indonesia merupakan sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan keinginan yang dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk menyatakan dan memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai tempat dan situasi.20

Kegiatan pembelajaran berbahasa Indonesia, terdapat 4 komponen yang harus dicapai oleh siswa yaitu :

20

Permendikbud No.57 Tahun 2014 tentang Kurikulum SD,“Pedoman Pembelajaran Tematik

(26)

✓✔

a. Mendengar : keterampilan mendapatkan keterangan, kabar dengan menggunakan alat indra telinga dan dilakukan dengan sungguh-sungguh.

b. Menulis : keterampilan membuat huruf dan angka yang disusun menurut aturan tertentu sehinggga terkandung maksud di dalamnya. c. Membaca : keterampilan menangkap penjelasan dari sesuatu yang

tertulis.

d. Berbicara : keterampilan mengeluarkan kata-kata yang bermakna. Namun dalam penelitian ini peneliti hanya mengamati masalah dalam komponen berbicara.

Adapun tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah agar peserta didik dapat :

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.

b. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

c. Memahami bangsa Indonesia dan dapat menggunakan dengan tepat dan efektif dalam berbagai tujuan.

d. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

(27)

✕8

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah dan intelektual manusia Indonesia.21

2. Materi

Telepon merupakan salah satu alat komunikasi. Dengan telepon jarak antara dua orang yang berbicara terasa semakin dekat. Namun, kita perlu memerhatikan salam, menyebutkan identitas dengan jelas, menyebutkan orang yang dicari, menyampaikan tujuan, menutup pembicaraan dengan sopan.

Cara menggunakan telepon sebagai berikut: a. Angkatlah gagang telepon

b. Luruskan bagian gagang telepon untuk telinga dan bagian untuk berbicara! ingat lho, jangan terbalik.

c. Dengarkan nada panggil. Bila tidak ada nada panggil berarti telepon tidak dapat digunakan.

d. Tekan nomor telepon yang dituju!

e. Tunggulah sampai terdengar suara halo atau salam!

Pesan adalah perintah, nasihat, permintaan, amanat yang

disampaikan melalui orang lain. Jika mendapat pesan, kamu harus

menyampaikannya, karena itu adalah amanat.

Apa yang akan kamu lakukan, jika mendapat pesan tapi kamu lupa

untuk menyampaikannya? Agar tidak lupa, ikuti langkah-langkah berikut.

a. Dengarkan pesan baik-baik.

21

(28)

✖9

b. Tulis pesan yang kamu terima.

c. Sampaikan pesan dengan sopan.

Perhatikan percakapan telepon berikut ini:

Winda terpilih menjadi anggota paduan suara di sekolahnya. Ia akan

pergi berlatih di sekolah. Sore itu, sebelum berangkat ia menelepon

temannya yang bernama Santi. Ia akan menanyakan ihwal latihan paduan

suara tersebut.

Winda : Halo, selamat sore.

Santi : Selamat sore.

Winda : Saya Winda, bisa bicara dengan Santi?

Santi : Oh, kamu Win. Ini saya, Santi. Apa kabar, Win?

Winda : Kabarku baik-baik saja. Bisa tidak kalau aku titip pesan buat

Siska?

Santi : Bisa saja, pesan apa?

Winda : Pak Erwin tadi pesan kepada saya, agar Siska membawa pianika

untuk latihan paduan suara sore nanti.

Santi : Baiklah kalau begitu, nanti akan aku sampaikan.

Winda : Terima kasih banyak, San.

Santi : Sama-sama.

Winda : Selamat sore.

(29)

✗0

Dalam menyampaikan pesan, kalian harus mengetahui isi dan pesan

yang akan disampaikan kepada orang yang berkepentingan dan pesan

(30)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

tindakan kelas (PTK). Alasan peneliti memilih penelitian tindakan kelas

karena banyak sekali manfaatnya. Selain peneliti akan memperoleh banyak

pengalaman tentang praktek pembelajaran secara efektif, PTK juga

bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman peneliti dan guru terhadap

pembelajaran yang menjadi tugas utamanya, serta dapat mengembangkan dan

melakukan inovasi pembelajaran sehingga pembelajaran yang dilakukan

senantiasa tampak baru di kalangan peserta didik dan meningkatnya kualitas

pembelajaran.22

PTK adalah suatu kegiatan penelitian yang mencermati sebuah objek

dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu yang berbentuk

rangkaian siklus untuk memperoleh data atau informasi, dengan tujuan dan

bermanfaat dalam meningkatkan mutu bagi suatu hal yang diminati.23Pada

intinya PTK merupakan penelitian untuk memperbaiki suatu kelas yang

memiliki suatu masalah.

PTK mempunyai karakteristik meliputi; (1) bersifat siklus; (2) bersifat

longitudinal; (3) bersifat partikular spesifik; (4) bersifat parsipatoris; (5)

bersifat emik (bukan etik); (6) bersifat kolaboratif atau kooperatif; (7) bersifat

kauistik; (8) menggunakan konteks alamiah kelas; (9) mengutamakan

22

Mulyasa, Praktek Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009)

23

(31)

22

kecukupan data buka keterwakilan; (10) bermaksud mengubah kenyataan,

dan situasi pembelajaran menjadi lebih baik dan memenuhi harapan, bukan

bermaksud membangun teori dan menguji hipotesis; (11) mengidentifikasi,

menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar

pembelajaran bermutu; (12) meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru

dalam masalah-masalah pembelajaran; (13) mengeksplorasi dan membuahkan

kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran.

Selain mempunyai karakteristik, PTK juga mempunyai prinsip-prinsip

meliputi; (1) tidak mengganggu KBM; (2) tidak menyita waktu; (3)

metodologi andal; (4) merupakan masalah guru; (5) konsisten terhadap

prosedur etika; (6) permasalahan terkait dalam misi sekolah.

Adapun model dalam PTK ini antara lain; (1) model Kurt Lewin; (2)

model Kemmis dan Mc Taggart; (3) model John Elliot; (4) model Dave

Ebbut. Dari beberapa model tersebut, peneliti memilih model dari Kurt

Lewin. Alasan peneliti memilih model Kurt Lewin karena model ini memiliki

langkah-langkah yang lebih mudah dan lebih sederhana jika dibandingkan

dengan model PTK lain yang lebih detail.

Model penelitian tindakan dari Kurt Lewin yaitu berbentuk spiral dari

siklus yang satu ketika ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.24 Secara keseluruhan,

empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu siklus PTK yang

digambarkan dalam bentuk spiral, seperti pada gambar di bawah ini.

24

(32)

[image:32.595.135.506.109.568.2]

23

Gambar 3.1 Alur PTK Model Kurt Lewin

Penelitian ini direncanakan dengan mengimplementasikan penelitian

tindakan kelas model Kurt Lewin yang meliputi komponen-komponen:

1. Perencanaan

Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilakukan adalah membuat

rencana pelaksanaan pembelajaran, mempersiapkan media pembelajaran,

lembar observasi yang diperlukan di kelas, mempersiapkan instrumen

untuk menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

2. Tindakan

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan tindakan yang telah

dirumuskan dalam RPP dalam situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

3. Pengamatan

Pada tahap ini, yang harus dilakukan peneliti adalah mengamati

(33)

24

4. Refleksi

Pada tahap ini, yang harus dilakukan peneliti adalah mencatat

hasil observasi, mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil

pembelajaran, mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan

penyusunan rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK tercapai.25

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan di MI Nahdlatul

Ummah yang terletak di desa Golokan kecamatan Sidayu kabupaten

Gresik.

2. Waktu penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan pada minggu pertama

dan kedua bulan maret pada tahun pelajaran 2015/2016.

3. Subjek penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Nahdlatul Ummah Golokan Sidayu

Gresik. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumah 31

siswa, terdiri dari 18 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.

Kebanyakan dari siswa mengalami kesulitan dalam hal keterampilan

berbicara mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini, metode

pembelajaran yang digunakan sebagai solusi dalam masalah tersebut

adalah metode co-op co-op dan metode ini belum pernah diterapkan pada

25

(34)

25

sekolah ini. Kompetensi Dasar yang digunakan dalam penelitian adalah

Menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon sesuai isi pesan.

C. Variabel yang Diteliti

Variabel yang menjadi sasaran dalam PTK ini adalah penerapan

metode co-op co-op terhadap materi menyampaikan pesan yang diterima

melalui telepon pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV. Disamping

variabel tersebut masih ada beberapa variabel yang lain yaitu:

1. Variabel input : Siswa kelas IV MI Nahdlatul Ummah Golokan

Sidayu Gresik.

2. Variabel proses : Penerapan metode co-op co-op

3. Variabel output : Keterampilan berbicara materi menyampaikan

pesan yang diterima melalui telepon mata pelajaran Bahasa Indonesia.

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan model siklus. Setiap

siklus terdiri atas beberapa tahap, antara lain: tahap membuat rencana

tindakan, melaksanakan tindakan, mengadakan pengamatan atau observasi,

dan mengadakan refleksi.

Peneliti memilih model siklus karena apabila pada awal pelaksanaan

adanya kekurangan, maka peneliti bisa mengulang dengan siklus kedua untuk

(35)

26

belum berhasil, maka peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya sampai apa

yang diinginkan berhasil.

Siklus I

1. Menyusun Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini peneliti membuat rancangan RPP, mempersiapkan

media kertas yang berisi topik atau materi yang akan dibahas,

mempersiapkan instrumen untuk menganalis data mengenai proses

pembelajaran berlangsung dan hasil tindakan yaitu lembar observasi guru

dan siswa, dan instrumen penilaian.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini peneliti (guru) melaksanakan pembelajaran dengan

materi menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon dengan

menerapkan metode co-op co-op. Adapun kegiatan yang dilakukan guru

pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Pendahuluan

1) Guru mengondisikan siswa agar tertib, dengan megatur tempat

duduk siswa.

2) Guru mengucapkan salam.

3) Guru dan siswa berdoa bersama kemudian dilanjutkan dengan guru

menanyakan kabar atau kesehatan siswa.

4) Guru memotivasi siswa dengan melakukan ice breaking berupa

(36)

27

5) Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengalaman

sehari-hari siswa.

6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut

dan ruang lingkup materi yang akan dipelajari.

b. Kegiatan Inti

1) Siswa mendengarkan penjelasan guru terkait materi atau tema

pembelajaran yang akan didiskusikan yaitu materi menyampaikan

pesan yang diterima melalui telepon.

2) Siswa dibagi menjadi lima kelompok.

3) Setiap kelompok siswa memilih topik pembelajaran yang sesuai

dengan pembelajaran. Kemudian mereka membaginya menjadi

sejumlah subtopik sesuai jumlah siswa dalam kelompok dan setiap

siswa mendapat satu subtopik.

4) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab dalam mempelajari

dan mengajarkan bahan ajar dalam subtopik yang dipelajarinya

kepada teman satu timnya.

5) Setiap tim kelompok melakukan presentasi di depan kelas. Pada

tahap ini, guru menilai performance dari presentasi siswa sebagai

penilaian non tes.

6) Setiap kelompok menanggapi hasil presentasi kelompok lain.

7) Siswa diberikan penguatan dan umpan balik oleh guru.

c. Kegiatan Penutup

(37)

28

2) Siswa diajak secara bersama-sama merefleksikan materi yang telah

diajarkan pada hari ini.

3) Siswa diberikan kegiatan tindak lanjut dengan membaca materi

yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya secara individu di

rumah masing-masing.

4) Guru dan siswa berdoa bersama.

5) Guru mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam.

3. Tahap Observasi

Tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap

berlangsungnya proses pembelajaran Bahasa Indonesia materi

menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon di kelas IV MI

Nahdlatul Ummah Golokan Sidayu Gresik untuk pengumpulan data

proses pembelajaran yang akan dianalisis dan diolah. Hal yang dilakukan

peneliti adalah mengamati dan mencatat aktivitas guru dan siswa. Dalam

pengamatan atau observasi tersebut, guru menggunakan instrumen

penelitian berupa lembar observasi siswa dan guru. Lembar pengamatan

ini diisi oleh peneliti dan dilaksanakan saat proses pembelajaran

berlangsung.

4. Refleksi

a. Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan selama proses

(38)

29

b. Melaksanakan pertemuan untuk mendiskusikan dengan guru mata

pelajaran tentang hasil temuan-temuan yang diperoleh dalam proses

pembelajaran berlangsung.

c. Jika dalam siklus pertama penelitian ini belum berhasil atau masih

banyak hal-hal yang perlu diperbaiki, maka peneliti akan melakukan

revisi untuk perbaikan pada siklus kedua.

Siklus II

1. Menyusun Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini peneliti membuat rancangan RPP yang merupakan

perbaikan dari RPP siklus I, mempersiapkan media kertas yang berisi

topik atau materi yang akan dibahas, mempersiapkan reward,

mempersiapkan instrumen untuk menganalis data mengenai proses

pembelajaran berlangsung dan hasil tindakan yaitu lembar pedoman yang

berupa pertanyaan-pertanyaan untuk wawancara, lembar observasi guru

dan siswa, dan instrumen penilaian keterampilan berbicara.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini peneliti (guru) melaksanakan pembelajaran dengan

materi menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon sesuai dengan

RPP. Adapun kegiatan yang dilakukan guru pada siklus II adalah sebagai

berikut:

a. Pendahuluan

1) Guru mengondisikan siswa agar tertib, dengan megatur tempat

(39)

30

2) Guru mengucapkan salam.

3) Guru dan siswa berdoa bersama kemudian dilanjutkan dengan guru

menanyakan kabar atau kesehatan siswa.

4) Guru memotivasi siswa dengan melakukan ice breaking berupa

tepuk diam, tepuk semangat, dan nyanyian-nyanyian.

5) Apersepsi.

6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut

dan ruang lingkup materi yang akan dipelajari.

b. Kegiatan Inti

1) Siswa mendengarkan kembali penjelasan guru terkait materi

menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon untuk

mereview.

2) Perwakilan tiga siswa diminta guru untuk mempraktekkan

percakapan tentang menyampaikan pesan yang diterima melalui

telepon di depan kelas. Sedangkan siswa yang lain

memperhatikannya.

3) Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru

terkait percakapan yang dipraktekkan temannya.

4) Siswa dibagi menjadi lima kelompok.

5) Perwakilan setiap kelompok siswa maju ke depan untuk memilih

topik pembelajaran yang disediakan guru. Kemudian mereka

membaginya menjadi sejumlah subtopik sesuai jumlah siswa dalam

(40)

31

6) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab dalam mempelajari

dan menyampaikan materi dalam subtopik yang dipelajarinya

kepada teman satu timnya.

7) Bagi kelompok yang semua anggotanya sudah mengajarkan atau

menyampaikan subtopik yang dipelajarinya kepada satu timnya dan

siap untuk presentasi ke depan kelas, mereka dengan serempak

teriak “horey.. kami siap !”

8) Setiap tim kelompok melakukan presentasi di depan kelas. Pada

tahap ini, guru menilai performance dari presentasi siswa sebagai

penilaian non tes.

9) Setiap kelompok menanggapi hasil presentasi kelompok lain.

10)Tiga kelompok pertama yang presentasi akan mendapatkan reward

dari guru.

11)Siswa diberikan penguatan dan umpan balik oleh guru.

c. Kegiatan Penutup

1) Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

2) Mengadakan evaluasi (beberapa siswa menyampaikan pendapatnya

tentang pembelajaran yang telah berlangsung dan perbedaan antara

pembelajaran pertama dan kedua)

3) Siswa diajak secara bersama-sama merefleksikan materi yang telah

(41)

32

4) Siswa diberikan kegiatan tindak lanjut dengan membaca materi

yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya secara individu di

rumah masing-masing.

5) Guru dan siswa berdoa bersama.

6) Guru mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam.

3. Tahap Observasi

Tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap

berlangsungnya proses pembelajaran Bahasa Indonesia materi

menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon untuk pengumpulan

data proses pembelajaran yang akan dianalisis dan diolah. Hal yang

dilakukan peneliti adalah mengamati dan mencatat aktivitas guru dan

siswa. Dalam pengamatan atau observasi tersebut, guru menggunakan

instrumen penelitian berupa lembar observasi siswa dan guru. Lembar

pengamatan ini diisi oleh peneliti dan dilaksanakan saat proses

pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Menganalisa dan mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran

yang telah dilakukan pada siklus 2. Jika hasil dari pembelajaran siklus 2

telah mencapai indikator kinerja maka tidak perlu di lakukan siklus

(42)

33

E. Data dan Cara Pengumpulan

1. Sumber Data

a. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru

dan siswa.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil performance siswa ketika

proses pembelajaran berlangsung.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diambil atau dilakukan peneliti

adalah teknik observasi, wawancara, non tes, dokumentasi. Teknik

pengumpulan data tersebut dilakukan oleh peneliti diupayakan agar

mendapatkan data yang valid, maka peneliti melakukan pengumpulan

data dengan cara diantarannya sebagai berikut:

a. Observasi

Metode observasi adalah suatu teknik penelitian yang

dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap suatu obyek

baik secara langsung maupun tidak langsung.26 Metode observasi

dalam penelitian ini digunakan untuk pengumpulan data mengenai

aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran, penerapan

metode co-op co-op. Oleh karena itu, diperlukan lembar observasi

guru dan siswa.

26

(43)

[image:43.595.138.515.157.701.2]

34

Tabel 3.1

Format lembar observasi siswa

No Indikator / Aspek yang di Amati

Skor Penilaian

1 2 3

1 PERSIAPAN

Siswa dibangkunya waktu pelajaran akan dimulai Kerapian siswa dalam berseragam

Siswa sudah siap untuk belajar dengan bukunya

2 KEGIATAN PENDAHULUAN

Siswa menjawab salam

Siswa berdo’a bersama

Siswa menjawab kabar hari ini

Siswa bersemangat setelah guru memberikan motivasi dengan bernyanyi

Siswa merespon apersepsi / motivasi yang diberikan oleh guru

Siswa mendengarkan saat tujuan pembelajaran

disampaikan

3 KEGIATAN INTI

Siswa memusatkan perhatian pada saat guru menjelaskan materi menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon Siswa antusias ketika diperkenalkan dan dijelaskan oleh guru materi menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon

Siswa membentuk kelompok dan memilih topik yang disediakan oleh guru dengan tertib

Setiap kelompok membagi beberapa sub topik sesuai dengan anggota kelompoknya dengan tertib

Setiap anggota kelompok mengerjakan tugas/ mempelajari sub topiknya dengan semangat dan tertib

Siswa menyampaikan hasil tugasnya kepada kelompoknya dengan semangat dan tertib

Setiap kelompok mempresentasikan hasilnya di depan kelas dengan tepat

Siswa menyimak hasil presentasi kelompok lain

4 PENUTUP

Siswa menyimpulkan materi menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon sesuai isi pesan

Siswa dan guru melakukan refleksi pembelajaran yang telah berlangsung

Siswa membaca do’a bersama

(44)

35

Keterangan:27

Pengisian lembar observasi siswa dengan memberi tanda checklist (√)

a. Jika tingkat partisipasi peserta didik terhadap aspek yang diamati

81%-100% atau menunjukkan sikap yang positif = 3

b. Jika tingkat partisipasi peserta didik terhadap aspek yang diamati

61%-80% atau menunjukkan sikap yang cukup positif = 2

c. Jika tingkat partisipasi peserta didik terhadap aspek yang diamati

kurang dari 61% atau menunjukkan sikap yang kurang positif = 1

Tabel 3.2

Format lembar observasi guru

No Kegiatan Skor

4 3 2 1

1 KEGIATAN PENDAHULUAN

1) Guru mengondisikan siswa agar tertib, dengan megatur tempat duduk siswa.

2) Guru mengucapkan salam.

3) Guru dan siswa berdoa bersama kemudian

dilanjutkan dengan guru menanyakan kabar atau kesehatan siswa.

4) Guru memotivasi siswa dengan melakukan ice breaking berupa nyanyian-nyanyian.

5) Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengalaman sehari-hari siswa.

6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada

pertemuan tersebut dan ruang lingkup materi yang akan dipelajari.

2 KEGIATAN INTI

7) Siswa mendengarkan penjelasan guru terkait

materi atau tema pembelajaran yang akan didiskusikan.

8) Siswa dibagi menjadi lima kelompok.

9) Setiap kelompok siswa memilih topik

pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran.

Kemudian mereka membaginya menjadi

sejumlah subtopik sesuai jumlah siswa dalam kelompok dan setiap siswa mendapat satu subtopik.

10) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab

27

[image:44.595.129.519.184.735.2]
(45)

36

dalam mempelajari dan mengajarkan bahan ajar dalam subtopik yang dipelajarinya kepada teman satu timnya.

11) Setiap tim kelompok melakukan presentasi di depan kelas.

12) Setiap kelompok menanggapi hasil presentasi kelompok lain.

13) Siswa diberikan penguatan dan umpan balik oleh guru.

3 KEGIATAN PENUTUP

14) Siswa dan guru menyimpulkan materi yang

telah dipelajari.

15) Siswa diajak secara bersama-sama

merefleksikan materi yang telah diajarkan pada hari ini.

16) Siswa diberikan kegiatan tindak lanjut dengan membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya secara individu di rumah masing-masing.

17) Guru dan siswa berdoa bersama.

18) Guru mengakhiri pelajaran dan mengucapkan

salam.

���� �� ��ℎ� =skor perolehan skor maksimal x 100

Keterangan:28

Pengisian lembar observasi Guru dengan memberi tanda checklist (√)

1 = Kurang (tidak dilakukan, tidak efektif, tidak tepat waktu). 2 = Cukup (dilakukan, tidak efektif dan tidak tepat waktu). 3 = Baik (dilakukan, kurang efektif, tidak tepat waktu). 4 = Sangat Baik (dilakukan, efektif, tepat waktu).

b. Dokumentasi

Dokumentasi ialah laporan tertulis yang berupa gambar,

dokumen-dokumen resmi, foto mengenai peristiwa yang isinya

memberikan penjelasan atas gambaran terhadap suatu peristiwa.

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan

data-data foto serta rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang ada

28

(46)

37

pada proses pembelajaran kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul

Ummah dengan penerapan metode co-op co-op yang bertujuan

sebagai penunjang hasil penelitian.

c. Wawancara

Wawancara merupakan metode penelitian dengan

menggunakan pertanyaan-pertanyaan.29 Peneliti menggunakan teknik

wawancara ini untuk pengumpulan data pendapat guru dan siswa

mengenai penerapan metode co-op co-op dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan pedoman wawancara

[image:46.595.135.525.180.570.2]

kepada siswa dan guru.

Tabel 3.3

Lembar pedoman wawancara Pra siklus kepada siswa

Nama Siswa :

Tanggal :

1. Apakah kalian suka pelajaran Bahasa Indonesia?

2. Menurut kalian apakah mudah dalam belajar Bahasa Indonesia terutama materi

menyampaikan pesan telepon?

3. Apakah kalian selalu memperhatikan guru kalian saat menerangkan pelajaran

Bahasa Indonesia?

4. Apakah kalian merasa butuh untuk belajar Bahasa Indonesia?

29

(47)

[image:47.595.138.523.127.712.2]

38

Tabel 3.4

Lembar pedoman wawancara setelah siklus kepada siswa

Nama Siswa :

Tanggal :

1. Apakah kamu suka materi menyampaikan pesan telepon?

2. Kesulitan apa yang kamu hadapi dalam mempelajari materi menyampaikan pesan

telepon?

3. Bagaimana tanggapan kalian terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan

metode co-op co-op?

4. Apakah kalian lebih mudah memahami materi menyampaikan pesan telepon

ketika menggunakan metode co-op co-op?

Tabel 3.5

Lembar pedoman wawancara pra siklus kepada guru

Nama Guru :

Tanggal :

1. Apa pendapat anda terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia terutama materi

menyampaikan pesan melalui telepon?

2. Metode apa yang anda gunakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi

menyampaikan pesan melalui telepon?

3. Apakah kendala yang Bapak dan siswa alami saat menerapkan metode/media

yang anda gunakan?

4. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas IV saat Bapak menyampaikan materi

menyampaikan pesan melalui telepon?

5. Apakah siswa kelas IV sangat aktif saat anda menyampaikan pelajaran?

Tabel 3.6

Lembar pedoman wawancara setelah siklus kepada guru

Nama Guru :

Tanggal :

1. Bagaimana menurut Bapak tentang metode co-op co-op?

2. Apakah Bapak mengetahui tentang langkah-langkah dalam menerapkan

metode co-op co-op?

3. Menurut Bapak apakah keuntungan menerapkan metode co-op co-op ini dalam

pembelajaran bahasa Indonesia materi menyampaikan pesan telepon di kelas IV?

4. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan metode

(48)

39

d. Non Tes

Non tes merupakan alat ukur yang sistematik untuk melihat

tingkat keberhasilan keterampilan berbicara. Non tes digunakan

peneliti untuk mendapat data keterampilan berbicara dengan materi

menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon kelas IV MI

Nahdlatul Ummah dengan menerapkan metode co-op co-op. Oleh

[image:48.595.135.524.264.682.2]

karena itu diperlukan rubrik penilaian performance.

Tabel 3.7

Rubrik penilaian mengemukakan isi pesan

Nama siswa Aspek Yang Dinilai

Lafal Struktur

bahasa

Kefasihan Pemahaman

3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1

Tabel 3.8

Kriteria penilaian rubrik penilaian30

Kriteria Skor

3 2 1

Lafal Kejelasan dan ketepatan pengucapan dapat dipahami

Sesekali terjadi kesalahan sehingga timbul kesukaran memahami

Susah dipahami

30

(49)

40 Struktur bahasa Tidak membuat kesalahan Sedikit sekali membuat kesalahan Sering membuat kesalahan, sehingga kadang-kadang mengaburkan pengertian

Kefasihan Pembicaraan lancar sekali

Pembicaraan tersendat-sendat tapi tidak tertenti

Pembicaraan sering terhenti dan pendek-pendek

Pemahaman Dapat memahami percakapan dan berbicara sesuai dengan isi Dapat memahami sebagian besar percakapan Tidak mampu memahami maksud percakapan

Skor Maksimal : 12

Nilai = skor perolehan x 100 (Rumus 3.1) 12

Tabel 3.9

Rubrik penilaian mencontohkan penyampaian pesan

Nama siswa Aspek Yang Dinilai

Lafal Struktur

bahasa

Kefasihan Pemahaman

3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1

Tabel 3.10

Kriteria penilaian rubrik penilaian

Kriteria Skor

3 2 1

Lafal Kejelasan dan ketepatan pengucapan dapat dipahami Sesekali terjadi kesalahan sehingga timbul kesukaran memahami Susah dipahami Struktur bahasa Tidak membuat kesalahan

Sedikit sekali membuat kesalahan Sering membuat kesalahan, sehingga kadang-kadang mengaburkan pengertian

[image:49.595.141.526.113.747.2]
(50)

41

lancar sekali sendat tapi tidak

tertenti

terhenti dan pendek-pendek

Pemahaman Dapat memahami percakapan dan berbicara sesuai dengan isi

Dapat memahami sebagian besar percakapan

Tidak mampu memahami maksud percakapan

Skor Maksimal : 12

Nilai = skor perolehan x 100 (Rumus 3.2) 12

F. Analisis Data

Analisis data dalam PTK bisa dilakukan dengan analisis kualitatif dan

analisis kuantitatif. Analisis data kualitatif dapat digunakan untuk

menentukan peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang

dilakukan guru. Sedangkan analisis data kuantitatif digunakan untuk

menentukan peningkatan keterampilan berbicara siswa sebagai pengaruh dari

setiap tindakan yang dilakukan guru. Berikut adalah penjelasannya:

1. Analisis data kualitatif

Analisis data kualitatif bisa dilakukan dengan melalui tiga tahap.

Berikut adalah tahap-tahap yang perlu dilakukan adalah:

a. Reduksi data

Reduksi data yaitu kegiatan menyeleksi data sesuai dengan

fokus masalah. Peneliti melakukan pengelompokan atau kategorisasi

data berdasarkan fokus penelitian, data dipilih dan dipilah-pilah sesuai

rumusan masalah dan tujuan penelitian.31

b. Beberan (display)

31

(51)

42

Beberan yaitu peneliti mendeskripsikan data sehingga data yang

telah terorganisir jadi bermakna. Mendeskripsikan data bisa dilakukan

dalam bentuk naratif, membuat grafik atau menyusunnya dalam

bentuk tabel.

c. Penafsiran/ pemaknaan

Penafsiran/ pemaknaan oleh peneliti yaitu membuat kesimpulan

berdasarkan deskripsi data. Proses analisis dan interpretasi data dalam

PTK diarahkan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan

untuk menjawab rumusan masalah dan pertanyaan penelitian.32

2. Analisis data kuantitatif

a. Untuk interpretasi terhadap penyekoran atau hasil nilai yang

diperoleh dari lembar observasi siswa dan guru digunakan ketetapan

[image:51.595.134.514.247.618.2]

penilaian terhadap aktivitas siswa dan guru sebagai berikut:

Tabel 3.11

Kriteria ketetapan penilaian aktivitas siswa dan guru33

Tingkat keberhasilan Kriteria

Nilai 80 – 100 Nilai 60 - 79 Nilai kurang dari 60

Baik Cukup Kurang

b. Untuk menghitung prosentase ketuntasan keterampilan berbicara

secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut :34

� � � �= ��� � � � �

��� � 100% (Rumus 3.3)

32

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Kencana, 2009), 106.

33

Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013), 130.

34

(52)

43

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, seorang

siswa dikatakan mencapai ketuntasan atau berhasil apabila telah

mencapai taraf nilai 70. Sedangkan, kelas dapat dikatakan tuntas

belajar apabila di dalam kelas tersebut terdapat 75% siswa yang telah

mencapai nilai KKM ≥ 70.

c. Untuk mengetahui rata-rata keterampilan berbicara kelas pada

digunakan rumus sebagai berikut :

� � � �= ������ � � � � � ���

��� � � ��� 100% (Rumus 3.4)

Suatu kelas dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai

nilai rata-rata kelas minimal 70.35

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk

mngetahui tingkat keberhasilan kegiatan penelitian tindakan kelas dalam

meningkatkan atau memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Indikator

kinerja harus realistik dan dapat diukur (jelas cara mengukurnya).36

Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah sebagai berikut:

1. Setelah penelitian, keterampilan berbicara siswa pada pelajaran Bahasa

Indonesia materi menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon

meningkat yaitu mencapai KKM ≥ 70. Dilihat dari pengukuran sebelum

35

Moh. Hanif, Guru Mata Pelajaran Bhasa Indonesia Kelas IV, wawancara pribadi, MI Nahdlatul

Ummah Sidayu Gresik, 05 Oktober 2015.

36

(53)

44

mengunakan metode co-op co-op dan sesudah mengunakan metode

co-op co-co-op.

2. Skor rata-rata keterampilan berbicara kelas pada materi menyampaikan

pesan yang diterima melalui telepon menjadi ≥ 70.

3. Meningkatnya persentase siswa yang mencapai kriteria ketuntasan

minimal belajar ≥ 75%.

4. Nilai observasi aktivitas siswa minimal mencapai 80

5. Nilai observasi aktivitas guru minimal mencapai 80

H. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi. Disini

yang menjadi kolaborator adalah guru yang bersangkutan. Selain menjadi

kolaborator guru juga berperan sebagai observator bersama-sama dengan

peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Mereka bertanggung jawab

penuh pada penelitian tindakan kelas ini. Peneliti dan kolaborator terlibat

sepenuhnya dalam perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi pada

tiap-tiap siklusnya. Adapun tim peneliti dalam penelitian ini adalah:

1. Guru kolaborasi

Nama : Moh. Hanif, S.Pd.I sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

kelas IV di MI Nahdlatul Ummah Golokan Sidayu Gresik.

Tugas : Bertanggung jawab atas semua jenis kegiatan pembelajaran,

(54)

45

observasi siswa dan guru, serta terlibat dalam perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi.

2. Peneliti

Nama : Atik Musliyati Ningsih

Status : Mahasiswa

Tugas : Menyusun perencanaan tindakan, observasi, dan refleksi,

pelaksana kegiatan, membuat lembar observasi, menyusun

instrumen penilaian keterampilan berbicara siswa, menilai

instrumen keterampilan berbicara siswa, melakukan diskusi

(55)

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pra Siklus

Kegiatan pra siklus dilakukan dengan melakukan wawancara

kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Guru mata pelajaran

tersebut mengatakan bahwa masalah utama terkait dengan keterampilan

berbicara. Beliau menganalisis dari hasil performance siswa bahwa ada 15

siswa yang tuntas dan 16 siswa belum tuntas. Selain itu, beliau

menjelaskan bahwa ada 10 siswa yang keterampilan berbicaranya sudah

bagus dalam melafalkan huruf dan menguasai konsep, lancar dalam

berbicara, dan tepat dalam menggunakan pola tata bahasa. Ada 5 siswa

yang pemahaman dan pelafalannya sudah bagus, namun struktur

bahasanya kurang sesuai dengan pola tata bahasa dan kurang lancar dalam

berbicara. Ada 16 siswa yang keterampilan berbicaranya kurang, masih

terjadi kesalahan dalam menggunakan pola tata bahasa, pemahamannya

masih kurang yaitu terkadang kalimat yang dibicarakan tidak sesuai

dengan materi, kurangnya kelancaran dalam berbicara, dan terkadang

pelafalannya tercampur dengan lafal daerah. Berikut adalah hasil

(56)

[image:56.595.140.500.143.631.2]

49

Tabel 4.1

Nilai performance siswa kelas IV MI Nahdlatul Ummah Golokan Sidayu

No Nama Nilai Ket.

1 Ahmad Fauzi 55 TT

2 Ahmad Shohibul Ainil Khamal 65 TT

3 Ainur Rosidah 75 T

4 Amellia 78 T

5 Andriani Lestari Safitri 80 T

6 Belani Duliya Insani 65 TT

7 Fara Nindya Az Zahra 50 TT

8 Fika Wardatul Janah 80 T

9 Khildan Ash Kahfi 82 T

10 Moh Agung Wahyudi 78 T

11 Moh Idam Kholid 58 TT

12 M.Ilham Cahaya Putra 58 TT

13 Mohamad Satrio 62 TT

14 M. Andriyan Alviansyah 58 TT

15 Mohammad Imamudin Masyhuri 76 T

16 Moh Kholid Noval Basmalah 71 T

17 Muh.Zidni Al Kautsyar 56 TT

18 Nayla Mabrurah 65 TT

19 Nur Aisyiah Umaniyah 78 T

20 Putri Diana Lisa 80 T

21 Selva Nabila Rahma 60 TT

22 Siska Dwi Ramadhani 60 TT

23 Zakhiyatur Romadloni 78 T

24 Nur Arifa Islamiyah 85 T

25 Vindi Maftuhatun Nadiyah 82 T

26 Rafi Akmal Hakim 52 TT

27 Lailiyatun Nuzula 80 T

28 Muhammad Kurniawan 50 TT

29 Munjiyah Millati 71 T

30 Nayla Waridatul Bariroh 60 TT

31 Alifah Putri Azizah 55 TT

Jumlah seluruh nilai 2.117

Jumlah siswa yang tuntas 15

Jumlah siswa yang belum tuntas 16

Rata-rata nilai semua siswa 68,29

Prosentasi ketuntasan belajar 48,3 %

Dari tabel 4.1 nilai pra siklus keterampilan berbicara siswa pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menyampaikan pesan yang

diterima melalui telepon yakni ada 15 siswa yang tuntas dan ada 16 siswa

(57)

50

klasikal yaitu 48,3 % dengan nilai rata-rata 67,80. Berikut keterangan

perhitungan pada tabel diatas:

T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

a. Keterangan rata-rata kelas:

�� � − � �= � �� � � � � �

� � � �

= 2.117 31 = 68,29

b. Keterangan prosentase ketuntasan siswa secara klasikal:

� � = � � � � �

� � %

= 15x 100% 31

= 48,3%

2. Siklus I

Kegiatan siklus I dilakukan pada tanggal 01Maret 2016 di kelas IV

MI Nahdlatul Ummah Golokan Sidayu Gresik pada jam ke 5 dan 6. Siklus

pertama terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi seperti berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran yang dilengkapi dengan instrumen penilaian. Instrumen

(58)

51

mengemukakan isi pesan yang terdapat dalam percakapan tersebut dan

mencontohkan penyampaian pesan yang diterima.

Selain instrumen penilaian, RPP juga dilengkapi lampiran

materi percakapan telepon yang terdiri dari lima topik. Setiap topiknya

terdiri atas enam sub topik dan ada juga yang terdiri atas tujuh sub

topik. Hal ini dikarenakan ada satu kelompok yang berjumlah tujuh

siswa. Lampiran materi itu akan dipotong-potong sebanyak 31.

Nantinya potongan-potongan itu akan dibagikan kepada siswa untuk

dijadikan sebagai media. Berikut adalah tabel nama-nama topik dan

sub topik materi percakapan dengan tema menyampaikan pesan yang

diterima melalui telepon:

Tabel 4.2 Nama-nama sub topik

Nama Topik Nama Sub topik

Sekolah Kerja kelompok di sekolah

Berangkat ke sekolah Main drama di sekolah Buku ketinggalan di sekolah Mengerjakan PR di sekolah Izin tidak masuk sekolah

Perpustakaan Bawa buku ke ruangan

Menjaga perpustakaan Mengembalikan buku

Kerja kelompok di perpustakaan Undangan acara orientasi Mengembalikan buku

Liburan Saudara liburan ke rumah

Liburan ke pantai

Liburan ke kebun binatang

Nitip kaos ke teman yang liburan di Malioboro Berangkat liburan

Berangkat ke pantai bersama

Kebersihan Gotong royong membersihkan selokan

Menjaga kebersihan

Kerja bakti membersihkan kelas Membersihkan rumah

Mencuci piring

[image:58.595.138.513.245.754.2]
(59)

52

Seminar kebersihan

Kesehatan Menjaga kesehatan

Seminar kesehatan

Makan makanan yang bergizi Senam olahraga

Makan tepat waktu Jangan jajan sembarangan

Setelah peneliti menyusun RPP, kemudian dokumen RPP

divalidasikan kepada Ibu Wahyuniati, M.Si sebagai validator. Hasil

dari uji validasi RPP tersebut yaitu mendapatkan skor 3 dalam

kategori baik dengan keterangan dapat digunakan dengan revisi kecil.

Revisi kecil tersebut terletak pada kegiatan inti langkah-langkah

pembelajaran dan pedoman penskoran.

Selain validasi RP

Gambar

Gambar 3.1 Alur PTK Model Kurt Lewin
Tabel 3.1
  Tabel 3.2 Format lembar observasi guru
Tabel 3.3 Lembar pedoman wawancara Pra siklus kepada siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penyataan umum yang subjektif berkaitan dengan kapasitas mental manusia untuk memahami penyataan Allah di dalam alam dan sejarah, sementara penyataan khusus yang subjektif

Berdasarkan angka 1 s/d 9 di atas, kami Pokja Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada ULP Kabupaten Bengkulu Utara, bertempat di Sekretariat ULP mengumumkan

[r]

Sejumlah upaya telah dilakukan untuk mengembangkan alternatif yang sesuai untuk mengatasi dampak yang merugikan dari penggunaan antibiotik Propolis merupakan bahan

Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa

Bahan yang digunakan dalam campuran pembuatan genteng polimer adalah. menggunakan ban dalam bekas , Polipropilena (PP), aspal iran

Perkawinan atau pernikahan dalam hukum islam bukannya hal yang disunnahkan tetapi juga sakral, nikah juga menjadi ibadah yang menyempurnakan ibadah.. Maka dari itu bagi kamu yang

mozart, terdapat 5 subjek mahasiswa pada kelompok kontrol yang mengalami peningkatan tingkat kecemasan dan 10 subjek mahasiswa pada kelompok kontrol yang mengalami