O
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
LAPORAN KEUANGAN
2013
108.01.422810
LAPORAN KEUANGAN
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013
TAHUN ANGGARAN 2013
AUDITED
Kata Pengantar ii
K
KKAAATTTAAAPPPEEENNNGGGAAANNNTTTAAARRR
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2013, Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang
mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian
Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha adalah salah satu Lembaga yang berkewajiban
menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan berupa Realisasi Anggaran,
Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha mengacu pada
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat yang telah direvisi dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas PMK Nomor 171/PMK.05/2007 serta Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2013 tentang Pedoman Penyusunan Laporan
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Informasi yang disajikan di dalamnya telah disusun sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Sehubungan dengan Laporan Keuangan TA 2013 ini, perlu kami kemukakan hal-hal
sebagai berikut:
1.
Laporan Realisasi Anggaran memberikan informasi tentang realisasi pendapatan dan belanja. Berdasarkan laporan ini, realisasi Pendapatan Negara dan Hibah TA 2013 (netto) adalah sebesar Rp16.115.519.084,00. Sementara itu, Realisasi Belanja Negara (netto) adalah sebesar Rp101.415.935.321,00 atau mencapai 89,46 persen dari yang dianggarkan dalamDIPA Komisi Pengawas Persaingan Usaha Tahun 2013;
2.
Neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2013. Dari Neraca tersebut diinformasikan bahwanilai Aset adalah sebesar Rp18.782.243.631,00 dan Kewajiban sebesar
Rp23.121.289,00sehingga Ekuitas Dana (kekayaan bersih) Komisi Pengawas Persaingan
Usaha TA 2013 adalah sebesar Rp18.759.122.342,00;
3. Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar pengguna laporan keuangan dapat
memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang hal-hal yang termuat dalam laporan
keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi uraian tentang kebijakan akuntansi,
penjelasan umum, penjelasan atas pos-pos Laporan Realisasi Anggaran dan penjelasan atas
Daftar Isi iv
D
DDAAAFFFTTTAAARRRIIISSSIII
Halaman
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel vi
Daftar Grafik ix
Daftar Singkatan x
Indeks Catatan atas Laporan Keuangan xi
Pernyataan Tanggung Jawab xiii
Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan xiv
I. Laporan Realisasi Anggaran Per 31 Desember 2013 1
II. Neraca Per 31 Desember 2013 2
III. Ringkasan 3
IV. Catatan atas Laporan Keuangan 5
A. Penjelasan Umum 5
A.1. Dasar Hukum 5
A.2. Kebijakan Teknis Kementerian Negara/Lembaga 5
A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan 11
A.4. Kebijakan Akuntansi 13
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 19
B.1. Penjelasan Umum Laporan Realisasi Anggaran 19
B.2. Penjelasan Per Pos Laporan Realisasi Anggaran 25
B.3. Catatan Penting/Pengungkapan Lainnya 32
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 34
C.1. Penjelasan Umum Neraca 34
C.2. Penjelasan Per Pos Neraca 36
C.3. Catatan Penting/Pengungkapan Lainnya 57
D. Pengungkapan Penting Lainnya 58
D.1. Temuan dan Tindak Lanjut Temuan BPK 58
D.2. Informasi Pendapatan dan Belanja Akrual 58
Daftar Isi v
Laporan-laporan Pendukung sesuai Peraturan Dirjen Perbendaharaan
Nomor PER-57/PB/2013
LRA Pendapatan dan LRA Pengembalian Pendapatan
LRA Belanja dan LRA Pengembalian Belanja
Neraca Percobaan
Laporan Barang Pengguna
Laporan Barang Pengguna Semesteran/Tahunan
Lampiran Laporan Keuangan dan Neraca BLU
Lampiran Laporan Rekening Pemerintah
Daftar Tabel vi
Tabel Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan TA 2012
Tabel Ringkasan Neraca Per 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012
Tabel Realisasi Pendapatan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA
2013 dan TA 2012
Tabel Realisasi Belanja Per Jenis Belanja – MAK TA 2013 dan TA 2012
Tabel Realisasi Belanja Per Program TA 2013 dan TA 2012
Tabel Rekapitulasi Jumlah Satker Menurut Eselon 1 Yang Menyampaikan
Laporan Keuangan/Laporan BMN
Tabel Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian Yang Diderita
Oleh Negara (Masuk TP/TGR) Bendahara
Tabel Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai TA 2013 dan TA 2012
Tabel Realisasi Belanja Barang TA 2013 dan TA 2012
Tabel Perbandingan Realisasi Belanja Barang TA 2013 dan TA 2012
Tabel Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2013 dan TA 2012
Daftar Tabel vii
Tabel Mutasi Piutang Bukan Pajak atas Denda Pelanggaran Persaingan
Usaha
Tabel Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang Bukan Pajak
Tabel Perhitungan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang Bukan
Pajak
Tabel Saldo Piutang Bukan Pajak
Tabel Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
Rugi
Tabel Perhitungan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian Lancar
Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
44. Tabel Saldo Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
Tabel Dana yang harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka
Daftar Tabel viii
57.
58.
59.
Pendek
Tabel Ekuitas Dana Investasi
Tabel Diinvestasikan Dalam Aset Tetap
Tabel Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya
56
56
56
Daftar Grafik ix
D
DDAAAFFFTTTAAARRRGGGRRRAAAFFFIIIKKK
Halaman
Grafik A. Komposisi Penerimaan Negara Bukan Pajak TA 2013
Grafik B. Komposisi Realisasi Belanja Negara TA 2013 dan TA 2012
Grafik C. Komposisi Realisasi Belanja KPPU TA 2013 Menurut Jenis
Belanja
Grafik D. Komposisi Neraca
20
26
27
Daftar Grafik ix
D
DDAAAFFFTTTAAARRRGGGRRRAAAFFFIIIKKK
Halaman
Grafik A. Komposisi Penerimaan Negara Bukan Pajak TA 2013
Grafik B. Komposisi Realisasi Belanja Negara TA 2013 dan TA 2012
Grafik C. Komposisi Realisasi Belanja KPPU TA 2013 Menurut Jenis
Belanja
Grafik D. Komposisi Neraca
20
26
27
Daftar Singkatan x
DAFTAR SINGKATAN
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APBN-P : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
BLU : Badan Layanan Umum
BPK : Badan Pemeriksa Keuangan
BUN : Bendahara Umum Negara
DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
LRA : Laporan Realisasi Anggaran
MA : Mata Anggaran Penerimaan / Pengeluaran
PERDIRJEN : Peraturan Direktorat Jenderal
PMK : Peraturan Menteri Keuangan
PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak
SIMAK-BMN : Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara
SAI : Sistem Akuntansi Instansi
SAK : Sistem Akuntansi Keuangan
SAP : Standar Akuntansi Pemerintahan
SKPA : Surat Kuasa Pengguna Anggaran
TA : Tahun Anggaran
TAB : Tahun Anggaran Berjalan
TAYL : Tahun Anggaran Yang Lalu
TGR : Tuntutan Ganti Rugi
TPA : Tagihan Penjualan Angsuran
Indeks atas Catatan atas Laporan Keuangan xi
INDEKS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Halaman
LAPORAN REALISASI APBN
Pendapatan Negara dan Hibah
Catatan B.1.1.1 Hibah 25
Belanja Negara (Transaksi Kas)
Catatan B.2.1 Belanja Transaksi Kas (Netto) 26
Catatan B.2.1.1 Belanja Pegawai (Netto) 28
Catatan B.2.1.2 Belanja Barang (Netto) 29
Catatan B.2.1.3 Belanja Modal (Netto) 30
Belanja Negara (Transaksi Non Kas)
Catatan B.2.2 Transaksi Non Kas 31
NERACA
ASET
Aset Lancar
Catatan C.2.1 Aset Lancar 36
Catatan C.2.1.1 Piutang Bukan Pajak 37
Catatan C.2.1.1.1 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang Bukan Pajak 41
Catatan C.2.1.1.2 Piutang Bukan Pajak (netto) 42
Catatan C.2.1.2 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan
Ganti Rugi 42
Catatan
Catatan
C.2.1.2.1
C.2.1.2.2
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Bagian Lancar Tagihan
Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan
Ganti Rugi (netto)
44
44
Catatan C.2.1.3 Persediaan 45
Aset Tetap
Catatan C.2.2 Aset Tetap 46
Catatan C.2.2.1 Peralatan dan Mesin 46
Indeks atas Catatan atas Laporan Keuangan xii Piutang Jangka Panjang
Catatan C.2.3 Piutang Jangka Panjang 48
Catatan C.2.3.1 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti rugi 49
Catatan
Catatan
C.2.3.1.1
C.2.3.1.2
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (netto)
50
50
Aset Lainnya
Catatan C.2.4 Aset Lainnya 51
Catatan C.2.4.1 Aset Tak Berwujud 51
Catatan C.2.4.2 Aset Lain-lain 52
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Catatan C.2.5 Kewajiban Jangka Pendek 53
EKUITAS
Ekuitas Dana Lancar
Catatan C.2.6 Ekuitas Dana Lancar 54
Catatan C.2.6.1 Cadangan Piutang 55
Catatan
Catatan
C.2.6.2
C.2.6.3
Cadangan Persediaan
Dana Yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang
Jangka Pendek
55
56
Ekuitas Dana Investasi
Catatan C.2.7 Ekuitas Dana Investasi 56
Catatan C.2.7.1 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 56
L
L
L
A
A
A
P
P
P
O
O
O
R
R
R
A
A
A
N
N
N
R
R
R
E
E
E
A
A
A
L
L
L
I
I
I
S
S
S
A
A
A
S
S
S
I
I
I
A
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1
LAPORAN REALASI ANGGARAN
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 dan 31 DESEMBER 2012
(dalam rupiah)
Uraian Catatan
31 Desember 2013 31 Desember 2012
Anggaran Realisasi
% Realisasi terhadap Anggaran
Realisasi
PENDAPATAN
I. Penerimaan Negara Bukan Pajak B.2.1 0 16.115.519.084 0 8.870.120.117
Jumlah Pendapatan 0 16.115.519.084 0 8.870.120.117
BELANJA
I. Belanja Transaksi Kas
1. Belanja Pegawai B.2.2.1.1 25.278.000.000 21.412.988.153 84,71 21.682.495.000
2. Belanja Barang B.2.2.1.2 85.042.694.000 76.976.179.943 90,51 69.950.997.742
3. Belanja Modal B.2.2.1.3 3.037.581.000 3.026.767.225 99,64 6.448.203.373
Jumlah Belanja B.I 113.358.275.000 101.415.935.321 89,64 98.081.696.115 II. Belanja Transaksi Non Kas
1. Belanja Pegawai Non Kas 0 0 0 0
2. Belanja Barang Non Kas 0 17.557.017.055 0 0
3. Belanja Modal Non Kas 0 0 0 0
Jumlah Belanja B.II 0 17.557.017.055 0 0
N
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini 2 KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
NERACA
PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012
(dalam rupiah)
Nama Perkiraan Catatan 31 Desember 2013 31 Desember 2012 PenurunanKenaikan/
R
Ringkasan 3
R
RRIIINNNGGGKKKAAASSSAAANNN
Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007, Menteri/Pimpinan Lembaga selaku
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga (LKKL) yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan
Keuangan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal, dalam rangka penyusunan Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2013 ini telah disusun dan disajikan sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) TA 2013 dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja selama
periode 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2013.
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada 2013 terdiri dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (netto) sebesar Rp16.115.519.084,00. Sementara itu, realisasi Belanja Negara (netto) pada TA 2013 adalah sebesar Rp101.415.935.321,00 atau mencapai 89,46 persen dari anggarannya sebesar
Rp113.358.275.000,00. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA
2013 dan TA 2012 dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 1
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan TA 2012
Uraian
TA 2013 TA 2012 Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Real. Thdp.
Anggaran Realisasi Pendapatan Negara
dan Hibah 0 16.115.519.084 0 8.870.120.117
Belanja Rupiah Murni 113.358.275.000 101.415.935.321 89,46 98.081.696.115
Belanja Hibah 0 0 0 0
Jumlah Belanja 113.358.275.000 101.415.935.321 89,46 98.081.696.115
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana per 31
Desember 2013 dan dibandingkan dengan posisi keuangan entitas per 31 Desember 2012.
Jumlah Aset per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp18.782.243.631,00 yang terdiri dari Aset Lancar
sebesar Rp3.179.758.728,00, Aset Tetap sebesar Rp9.035.489.642,00 dan Aset Lainnya sebesar
Rp6.566.995.261,00.
Ringkasan 4
jangka pendek.
Sementara itu, jumlah Ekuitas Dana Neto per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp18.759.122.342,00
yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp3.156.637.439,00dan Ekuitas Dana Investasi sebesar
Rp15.602.484.903,00.
Ringkasan Neraca per 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012 dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 2
Ringkasan Neraca per 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam Rupiah)
3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau
analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Termasuk
pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi
Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar
atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31
Desember 2013, Pendapatan Negara dan Hibah dan Belanja Negara diakui berdasarkan basis kas, yaitu
diakui pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari rekening kas negara.
Dalam penyajian Neraca untuk periode per tanggal 31 Desember 2013, nilai Aset, Kewajiban, dan Ekuitas
Dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu diakui pada saat diperolehnya hak atas dan timbulnya
kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari rekening kas
negara.
URAIAN 31 Des 2013 31 Des 2012 Kenaikan/Penurunan
Rp %
ASET
Aset Lancar 3.179.758.728 5.315.893.884 (2.136.135.156) (40,18)
Aset Tetap 9.035.489.642 25.189.633.646 (16.154.144.004) (64,13)
Aset Lainnya 6.566.995.261 9.555.353.189 (2.988.357.928) (31,27)
Jumlah Aset 18.782.243.631 40.060.880.719 (21.278.637.088) (53,12) KEWAJIBAN
Kewajiban Jk. Pendek 23.121.289 233.049.151 (209.927.862) (90,08)
Jumlah Kewajiban 23.121.289 233.049.151 (209.927.862) (90,08) EKUITAS DANA
Ekuitas Dana Lancar 3.156.637.439 5.082.844.733 (1.926.207.294) (37,90)
Ekuitas Dana Investasi 15.602.484.903 34.744.986.835 (19.142.501.932) (55,09)
Catatan atas Laporan Keuangan – Umum 5
I
IIVVV...CCCAAATTTAAATTTAAANNNAAATTTAAASSSLLLAAAPPPOOORRRAAANNNKKKEEEUUUAAANNNGGGAAANNN
A. PENJELASAN UMUM
Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penentuan Jumlah,
Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Terutang;
6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
7. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.06/2010 tentang Kualitas Piutang
Kementerian Negara/Lembaga dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih;
9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2009 tentang Tata Cara
Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual pada Laporan Keuangan;
10. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-82/PB/2011 tentang Pedoman
Akuntansi Penyusunan Piutang Tak Tertagih Pada Kementerian Negara/Lembaga;
11. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-85/PB/2011 tentang
Penatausahaan Piutang Negara Bukan Pajak Pada Satuan Kerja Kementerian
Negara/Lembaga;
12. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-42/PB/2012 tentang Penambahan
dan Perubahan Akun Non Anggaran dan Neraca pada Bagan Akun Standar; dan
13. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2013 tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
Rencana
Strategis
A.2. KEBIJAKAN TEKNIS KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
A.2.1 RENCANA STRATEGIS KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
Komisi Pengawas Persaingan Usaha merupakan lembaga Negara yang mengemban amanat
untuk melaksanakan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Dalam peranannya sebagai lembaga pengawas, Komisi
Catatan atas Laporan Keuangan – Umum 6
kesadaran dan perubahan perilaku pelaku usaha dan implementasi kebijakan persaingan usaha
oleh pengambil kebijakan serta peningkatan kinerja perekonomian berupa peningkatan
kesejahteraan rakyat (welfare improvement).
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, tugas Komisi meliputi:
a. Melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
b. Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat
sebagaimana diatur dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 24;
c. Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi dominan yang
dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat
sebagaimana diatur dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal 28;
d. Mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Komisi sebagaimana diatur dalam pasal 36;
e. Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
f. Menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan Undang-undang ini;
g. Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden dan Dewan
Perwakilan Rakyat.
Tolok ukur keberhasilan Komisi Pengawas Persaingan Usaha bukan pada banyaknya perkara
yang ditangani, namun pada perannya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Harapan KPPU sebagai lembaga Negara pelaksana Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999
dituangkan dalam Visi KPPU “Terwujudnya Ekonomi Nasional yang Efisien dan Berkeadilan untuk Kesejahteraan Rakyat”.
Untuk mewujudkan visi tersebut, KPPU menetapkan misi yaitu Mewujudkan Persaingan Usaha
yang Sehat melalui:
1. Pencegahan dan penindakan ;
2. Internalisasi nilai-nilai persaingan usaha; dan
3. Penguatan kelembagaan.
Nilai-nilai dasar yang dijunjung tinggi oleh KPPU dan menjadi landasan dalam mewujudkan Visi
dan Misinya, adalah:
1. Profesional;
2. Independen;
3. Kredibel;
4. Transparan; dan
Catatan atas Laporan Keuangan – Umum 7
Sesuai dengan UU Nomor 5 Tahun 1999 Pasal 3, dalam mencapai visi dan menjalankan misinya,
tujuan umum yang hendak dicapai Komisi Pengawas Persaingan Usaha adalah:
1. Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah
satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat;
2. Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang
sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi
pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah dan pelaku usaha kecil;
3. Mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan
oleh pelaku usaha; dan
4. Terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.
Dalam rangka mewujudkan Visi, Misi, dan Tujuannya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha
menetapkan Strategi sebagai berikut:
1. Pencegahan dan Penindakan dengan fokus pada sektor-sektor strategis;
2. Internalisasi nilai-nilai persaingan usaha kepada semua pemangku kepentingan; dan
3. Kelembagaan yang efektif dan efisien.
Ketiga strategi di atas diturunkan ke dalam beberapa Sasaran Strategis yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Strategi 1:
Pencegahan dan Penindakan dengan fokus pada sektor-sektor strategis, dengan sasaran
strategisnya adalah:
1. Peningkatan efektifitas monitoring terhadap pelaku usaha dan kebijakan persaingan;
2. Peningkatan kualitas penegakan hukum persaingan usaha;
3. Peningkatan efektifitas pelaksanaan investigasi terhadap pelaku usaha atau kegiatan
usaha; dan
4. Peningkatan efektifitas pengawasan merger dan akuisisi.
Strategi 2
Internalisasi nilai-nilai persaingan usaha kepada semua pemangku kepentingan dengan
sasaran strategisnya adalah:
1. Pengarusutamaan nilai-nilai persaingan usaha sehat;
2. Peningkatan kualitas saran dan pertimbangan kepada pembuat kebijakan; dan
3. Peningkatan kualitas kajian industri dan ekonomi.
Strategi 3:
Kelembagaan yang efektif dan efisien dengan sasaran strategisnya adalah:
1. Pembangunan jejaring dengan lembaga lain yang memberikan nilai tambah;
Catatan atas Laporan Keuangan – Umum 8
3. Peningkatan kualitas SDM, tata organisasi, dan layanan operasional;
4. Peningkatan kualitas pengawasan internal terhadap aparatur, anggaran, dan kinerja
KPPU; dan
5. Penataan kelembagaan yang selaras dengan reformasi birokrasi.
Sasaran strategis tersebut merupakan penjabaran lebih lanjut dari strategi KPPU untuk mencapai
Sasaran Strategis Utama (ultimate goal) yaitu: “Terciptanya iklim persaingan usaha yang sehat”. Selanjutnya berdasarkan penjelasan tersebut diatas, dapat dijelaskan hubungan antara
strategi dengan sasaran strategis yang dijabarkan dalam gambar berikut:
STRATEGI
SASARAN STRATEGIS
Pencegahan dan Penindakan dengan fokus pada sektor-sektor strategis
Peningkatan efektifitas monitoring terhadap pelaku usaha usaha dan kebijakan persaingan
Peningkatan kualitas penegakan hukum persaingan usaha
Peningkatan efektifitas pelaksanaan investigasi terhadap pelaku usaha atau kegiatan usaha
Peningkatan efektifitas pengawasan merger dan akusisi
Internalisasi nilai-nilai persaingan usaha kepada semua pemangku
kepentingan
Pengarusutamaan nilai-nilai persaingan usaha sehat
Peningkatan kualitas saran dan pertimbangan kepada pembuat kebijakan
Peningkatan kualitas kajian industri dan ekonomi
Kelembagaan yang efektif dan efisien
Pembangunan jejaring dengan lembaga lain yang memberikan nilai tambah
Peningkatan kualitas perencanaan dan pengelolaan anggaran
Peningkatan kualitas SDM, tata organisasi, dan layanan operasional
Peningkatan kualitas pengawasan internal terhadap aparatur, anggaran, dan kinerja KPPU
Penataan kelembagaan yang selaras dengan reformasi birokrasi
Guna mengkomunikasikan strategi kepada seluruh elemen dalam organisasi, Komisi Pengawas
Persaingan Usaha memvisualisasikan pola keterkaitan antar sasaran strategis tersebut ke dalam
Catatan atas Laporan Keuangan – Umum 9
Catatan atas Laporan Keuangan – Umum 10 Pendapatan A.2.2 PENDAPATAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (netto)
Pendapatan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA Anggaran 2013 berupa Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp16.115.519.084,00 terdiri atas:
1. Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtanganan) serta
Pendapatan dari Penjualan sebesar Rp 198.380.000,00;
2. Pendapatan Iuran dan Denda Rp15.658.247.840,00;
3. Pendapatan Lain-Lain Rp68.924.862,00;
4. Pendapatan Pelunasan Piutang Rp10.767.494,00; dan
5. Pendapatan Anggaran Lain-lain Rp179.198.888,00.
Rincian Pendapatan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2013 yang berupa Penerimaan
Negara Bukan Pajak dapat dilihat dalam tabel berikut:
Pendapatan Lain-lain 68.924.862 43.718.571 25.206.291 57,66
Pendapatan Pelunasan Piutang 10.767.494 57.234.056 (46.466.562) (81,19)
Pendapatan Anggaran Lain-lain 179.198.888 16.350.000 162.848.888 996,02 Realisasi Pendapatan (bruto) 16.190.519.084 8.870.120.117 7.320.398.967 82,53 Pengembalian Pendapatan
Iuran dan Denda
75.000.000 0 75.000.000
Realisasi Pendapatan (netto) 16.115.519.084 8.870.120.117 7.245.398.967 81,68
Belanja A.2.3 BELANJA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (netto)
Belanja Komisi Pengawas Persaingan Usaha meliputi belanja pegawai, belanja barang, dan
belanja modal. Realisasi belanja Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2013 sebesar Rp101.415.935.321,00 atau mencapai 89,46 persendari pagu anggaran TA 2013, terdiri dari:
1. Belanja Pegawai sebesar Rp21.412.988.153,00 atau 84,71 persen dari pagu;
2. Belanja Barang sebesar Rp76.976.179.943,00 atau 90,51 persen dari pagu;
3. Belanja Modal sebesar Rp3.026.767.225,00 atau 99,64 persen dari pagu.
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Per Jenis Belanja dan Per Program dapat dilihat sebagai
Catatan atas Laporan Keuangan – Umum 11 Tabel 4
Realisasi Belanja Per Jenis Belanja – MAK TA 2013 dan TA 2012
Kode
25.278.000.000 21.418.321.278 84,73 26.124.857.000 21.711.820.000 83,11
52 Belanja Barang 85.042.694.000 78.262.028.297 92,03 79.652.744.000 71.175.142.649 89,36
53 Belanja Modal 3.037.581.000 3.026.767.225 99,64 8.161.305.000 6.448.203.373 79,01
Transaksi Non Kas
113.358.275.000 120.264.133.855 106,09 113.938.906.000 99.335.166.022 87,18
Pengembalian Belanja 0 1.291.181.479 0 0 1.253.469.907 0 Realisasi Belanja
(netto)
113.358.275.000 118.972.952.376 104,95 113.938.906.000 98.081.696.115 86,08
Tabel 5
Realisasi Belanja Per Program TA 2013 dan TA 2012
Kode
113.358.275.000 101.415.935.321 89,46 113.938.906.000 98.081.696.115 86,08
Jumlah 113.358.275.000 101.415.935.321 89,46 113.938.906.000 98.081.696.115 86,08
A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2013 merupakan laporan yang
mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh entitas akuntansi Komisi Pengawas
Persaingan Usaha. Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha disusun
berdasarkan data/laporan keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha.
Pada TA 2013 ini, Komisi Pengawas Persaingan Usaha memperoleh anggaran yang berasal dari
APBN sebesar Rp113.358.275.000,00 yang seluruhnya merupakan anggaran untuk 1 (satu)
satuan kerja pusat/KP. Jumlah satuan kerja di lingkup Komisi Pengawas Persaingan Usaha
Catatan atas Laporan Keuangan – Umum 12 Tabel 6
Rekapitulasi Jumlah Satker Menurut Eselon 1 Yang Menyampaikan Laporan Keuangan/ Laporan BMN
No Kode
Eselon I Uraian
Jumlah Jenis Kewenangan
Jumlah Satker
KP KD DK TP
M TM M TM M TM M TM
1. 422810 Sekretariat
Jenderal
M - - - 1 Satker
Jumlah 1 Satker
Keterangan:
M = Menyampaikan LK TM = Tidak menyampaikan LK
SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Kementerian Negara/ lembaga (LKKL)
yang terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran disusun berdasarkan penggabungan Laporan Realisasi
Anggaran entitas akuntansi yang berada di bawah Komisi Pengawas Persaingan Usaha.
Laporan Realisasi APBN terdiri dari Pendapatan Negara dan Hibah dan Belanja.
2. Neraca
Neraca disusun berdasarkan penggabungan neraca entitas akuntansi yang berada di bawah
Komisi Pengawas Persaingan Usaha dan disusun melalui SAI.
3. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang pendekatan penyusunan
laporan keuangan, penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang
disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca dalam rangka pengungkapan yang
memadai.
Catatan atas Laporan Keuangan – Umum 13 Kebijakan
Akuntansi
A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Laporan Realisasi Anggaran disusun menggunakan basis kas yaitu basis akuntansi yang
mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima pada
Kas Umum Negara (KUN) atau dikeluarkan dari KUN.
Penyajian aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca diakui berdasarkan basis akrual, yaitu
pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas
atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari KUN.
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2013 telah mengacu pada Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dalam penyusunan Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat
di lingkungan pemerintahan.
Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Komisi
Pengawas Persaingan Usaha adalah:
Pendapatan (1) Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuitas dana lancar dalam
periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada
KUN. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan sesuai dengan jenis
pendapatan.
Belanja (2) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam
periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
Pemerintah Pusat. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus
pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan di muka laporan keuangan menurut
klasifikasi ekonomi/jenis belanja, sedangkan di Catatan atas Laporan Keuangan, belanja
disajikan menurut klasifikasi organisasi dan fungsi.
Aset (3) Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa
depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat, serta
Catatan atas Laporan Keuangan – Umum 14
untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara
karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya
alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada
saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah.
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, dan Aset Lainnya.
Aset Lancar a. Aset Lancar
Aset lancar ini terdiri dari kas, piutang, dan persediaan. Kas yang dimaksud mencakup
kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan dipakai, atau dimiliki
untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta
asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah
dikeluarkan surat keputusan penagihannya.
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh
tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai bagian lancar
TPA/TGR.
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang
yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
Persediaan dicatat di neraca berdasarkan:
- harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
- harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; dan
- harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya
seperti donasi/rampasan.
Aset Tetap b. Aset Tetap
Aset tetap mencakup seluruh aset yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk
kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap
dilaporkan pada neraca Kementerian Negara/Lembaga per 31 Desember 2013
berdasarkan harga perolehan.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi, yaitu:
(a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang
nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000,00; dan
(b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari
Rp10.000.000,00;
Catatan atas Laporan Keuangan – Umum 15
di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah,
jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang
bercorak kesenian.
Piutang
Jangka
Panjang
c. Piutang Jangka Panjang
Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan
lebih dari 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Termasuk dalam Piutang Jangka
Panjang adalah Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi dan Penyisihan
Piutang Tidak Tertagih - Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi.
Piutang jangka panjang Komisi Pengawas Persaingan Usaha terdiri dari piutang atas
denda ikatan dinas yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan lebih dari 12 (dua
belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
Aset Lainnya
Kewajiban
d. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, dan
aset tetap. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud dan Aset Lain-lain.
Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud
fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan
untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Tak Berwujud meliputi
software komputer; lisensi dan franchise; hak cipta (copyright), paten, goodwill, dan hak
lainnya, hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang.
Aset Lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam TPA,
Tagihan TGR, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, maupun Dana yang Dibatasi
Penggunaannya. Aset lain-lain dapat berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari
penggunaan aktif pemerintah.
(4) Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam konteks
pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan
pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga
internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang
bekerja pada pemerintah. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai
konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban
Catatan atas Laporan Keuangan – Umum 16 Ekuitas Dana
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk
dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Utang Perhitungan Fihak
Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, Utang Bunga (accrued interest) dan
Utang Jangka Pendek Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk
dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal
pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban
pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian karena
perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar,
diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut.
(5) Ekuitas Dana
Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan utang
pemerintah. Ekuitas dana diklasifikasikan Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi.
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan utang jangka pendek. Ekuitas
Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang.
Penyisihan
Piutang Tak
Tertagih
(6) Kebijakan Akuntansi atas Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar
persentase tertentu dari akun piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Penilaian
kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan perkembangan
upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Kualitas piutang didasarkan pada kondisi
masing-masing piutang pada tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 201/PMK.06/2010 tentang Kualitas Piutang Kementerian Negara/Lembaga dan
Catatan atas Laporan Keuangan – Umum 17
Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan
Pertama tidak dilakukan pelunasan.
10%
Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan
Kedua tidak dilakukan pelunasan.
50%
Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan.
100%
2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan
Piutang Negara/DJKN.
(7) Penyusutan Aset Tetap
· Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan
pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang
Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
· Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: Ø Tanah
Ø Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)
Ø Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang
untuk dilakukan penghapusan.
· Nilai yang disusutkan pertama kali adalah nilai yang tercatat dalam pembukuan per 31 Desember 2012 untuk aset tetap yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2012.
Sedangkan untuk Aset Tetap yang diperoleh setelah 31 Desember 2012, nilai yang
disusutkan adalah berdasarkan nilai perolehan.
· Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
· Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap
semester selama Masa Manfaat.
· Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka
Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.
Catatan atas Laporan Keuangan – Umum 18 Tabel 8
Masa Manfaat
Kelompok Aset Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 Tahun
Gedung dan bangunan 10 s.d. 50 Tahun
Jalan, Irigasi dan Jaringan 5 s.d. 40 Tahun
Aset Tetap Lainnya (Alat Musik
Modern)
4 Tahun
Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 19 B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
B.1. Pendapatan Negara dan Hibah (netto)
Realisasi Pendapatan
Negara (netto)
Rp16.115.519.084,00
Pendapatan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2013 dan TA 2012 yang berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) masing-masing sebesar Rp16.115.519.084,00 dan Rp8.870.120.117,00 dengan rincian sebagaimana disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 9
Realisasi Pendapatan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2013 dan TA 2012
Uraian TA 2013 TA 2012 Kenaikan/
(Penurunan)
% Naik/ (Turun)
Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtanganan serta Pendapatan dari Penjualan)
198.380.000 338.119.000 (139.739.000) (41,33)
Pendapatan Iuran dan Denda 15.733.247.840 8.414.698.490 7.318.549.350 86,97
Pendapatan Lain-lain 68.924.862 43.718.571 25.206.291 57,66
Pendapatan Pelunasan Piutang 10.767.494 57.234.056 (46.466.562) (81,19) Pendapatan Anggaran Lain-lain 179.198.888 16.350.000 162.848.888 996,02 Realisasi Pendapatan (bruto) 16.190.519.084 8.870.120.117 7.320.398.967 82,53 Pengembalian Pendapatan
Iuran dan Denda 75.000.000 0 75.000.000 0
Realisasi Pendapatan (netto) 16.115.519.084 8.870.120.117 7.245.398.967 81,68
Berdasarkan Tabel 9, realisasi Pendapatan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2013
mengalami kenaikan sebesar Rp7.245.398.967,00 atau 81,68 persen dibandingkan TA 2012.
Kenaikan ini antara lain disebabkan oleh peningkatan yang cukup signifikan atas pendapatan
yang berasal dari pembayaran denda persaingan usaha dan pembayaran denda ikatan dinas.
Komposisi PNBP Komisi Pengawas Persaingan Usaha juga dapat disajikan dengan grafik di
Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 20
Grafik A. Komposisi Penerimaan Negara Bukan Pajak TA 2013
Realisasi
(i) Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtanganan) serta
Pendapatan dari Penjualan
Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtanganan) berupa
pendapatan dari pemindahtanganan BMN Lainnya sebesar Rp198.380.000,00.
Besarnya realisasi Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN dirinci dalam tabel di bawah ini:
Tabel 10
1. Bendahara Pengeluaran 03-01-2013 03-01-2013 2.550.000
2. Bendahara Pengeluaran 16-01-2013 16-01-2013 1.050.000
3. Bendahara Pengeluaran 16-01-2013 16-01-2013 5.100.000
4. Bendahara Pengeluaran 19-07-2013 19-07-2013 1.400.000
5. Bendahara Pengeluaran 25-07-2013 25-07-2013 1.900.000
6. Bendahara Pengeluaran 30-07-2013 30-07-2013 91.380.000
7. Bendahara Pengeluaran 31-07-2013 31-07-2013 95.000.000
Jumlah 198.380.000
Pendapatan dari pemindahtanganan BMN ini berasal dari hasil lelang barang inventaris
Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 21 Realisasi Pendapatan
Iuran dan Denda
sebesar
Rp15.658.247.840,00
(ii) Pendapatan Iuran dan Denda
Pendapatan Iuran dan Denda Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2013 berasal dari
Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha sebesar
Rp15.658.247.840,00.
Tabel 11
Realisasi Pendapatan Iuran dan Denda
Jenis Pendapatan Iuran dan Denda Jumlah (Rp)
Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha
15.733.247.840
Realisasi Pendapatan Iuran dan Denda 15.733.247.840
Pengembalian Pendapatan 75.000.000
Realisasi Pendapatan Iuran dan Denda (netto) 15.658.247.840
Pada TA 2013 terdapat kelebihan pembayaran piutang denda pelanggaran di bidang
persaingan usaha atas nama PT Pondasi Karya Megah sebesar Rp75.000.000,00. Dalam
pelaksanaan proses pengembalian pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan
usaha ini KPPU berkoordinasi dengan pihak eksternal yaitu Direktorat Jenderal Pengelolaan
Kas Negara dan KPPN Jakarta I untuk penerbitan SPM pengembalian kelebihan pembayaran
denda pelanggaran di bidang persaingan usaha dengan Nomor SPM 02935 dan Nomor
SP2D 3693601F (terlampir).
Rincian Realisasi Pendapatan Denda atas Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha dapat
dilihat pada Lampiran I.
Realisasi atas
Pendapatan
Lain-lain
Rp68.924.862,00
(iii) Pendapatan Lain-Lain
Pendapatan Lain-Lain Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2013 sebesar
Rp68.924.862,00 berupa Pendapatan atas Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Tahun
Anggaran Yang Lalu (TAYL). Rincian besarnya realisasi Pendapatan atas Penerimaan
Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 22
Rincian Pendapatan atas Penerimaan Kembali Belanja Tahun Anggaran Yang Lalu
No. Uraian Tanggal
Pendapatan Pelunasan Piutang berupa Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian
yang Diderita Oleh Negara TA 2013 yaitu sebesar Rp10.767.494,00 yang terdiri atas:
a. Dalam pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
TA 2012, terdapat temuan berupa Belanja Perjalanan Dinas Dalam Negeri yang tidak
dapat diyakini kebenarannya sebesar Rp4.285.250,00 yang berasal dari kelebihan
pembayaran tiket pesawat perjalanan dinas dalam negeri dan sebesar Rp709.514,00
yang berasal dari kelebihan pembayaran tiket karena perbedaan antara harga tiket
dengan kuitansi perjalanan dinas luar negeri. Biro Pengawasan Internal Komisi
Pengawas Persaingan Usaha merekomendasikan untuk menindaklanjuti temuan tersebut
dengan mengembalikan kelebihan belanja perjalanan dinas tersebut dan
menyetorkannya ke Kas Negara. Temuan tersebut telah ditindaklanjuti dan atas
kelebihan belanja perjalanan dinas telah disetorkan ke Kas Negara.
b. Dalam pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan Satuan Kerja Komisi Pengawas
Persaingan Usaha TA 2009, terdapat temuan berupa kemahalan harga pembelian toner
printer senilai Rp20.035.400,00. Pihak ketiga menyetujui untuk mengganti kerugian
Negara tersebut dengan mengangsur setiap bulan dan menyetorkannya ke Kas Negara.
Pada TA 2013 pihak ketiga yang terdiri atas CV Umpu Company, CV Mitra Adi Jaya, CV
Gunung Tuan, CV Kalimpanang, CV Mardika Tara telah menyetorkan ke Kas Negara
sebesar Rp2.272.730,00; dan
c. Terdapat kerugian Negara atas kehilangan Barang Milik Negara berupa laptop di Kantor
Perwakilan Daerah (KPD) Manado. Tim Penyelesaian Kerugian Negara
Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 23
tersebut dengan membayar sebesar harga pasar laptop yang hilang, yaitu sebesar
Rp3.500.000,00. Sdr. Mario menyetujui dan telah menyetorkan ke Kas Negara pada
tanggal 29 Oktober 2013.
Tabel di bawah ini menyajikan rincian realisasi Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas
Kerugian yang Diderita Oleh Negara (Masuk TP/TGR) Bendahara:
Tabel 13
Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang Diderita Oleh Negara (Masuk TP/TGR) Bendahara
1. Retno Suprihandayani 24-06-2013 24-06-2013 137.797
2. Anang Triyono 24-06-2013 24-06-2013 1.883.250
3. Setya Budi Yulianto a/n
14. Mario Haymond Wungow 29-10-2013 29-10-2013 3.500.000
15. Deswin Nur 18-12-2013 18-12-2013 137.797
16. Deswin Nur 18-12-2013 18-12-2013 433.920
Jumlah 10.767.494
Pendapatan Anggaran Lain-Lain Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2013 sebesar
Rp179.198.888,00 berupa Pendapatan atas Denda Ikatan Dinas dan Reklasifikasi atas
Kelebihan Pengembalian Uang Persediaan. Besarnya realisasi Pendapatan Anggaran
Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 24
Pengembalian Uang Persediaan 31-12-2013 31-12-2013 136.689.795
Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 25 Hibah
B.1.1Hibah
Komisi Pengawas Persaingan Usaha menerima bantuan hibah dalam bentuk jasa dari Japan
International Cooporation Agency (JICA) yang berlaku efektif tanggal 21 September 2009 sampai
dengan tanggal 21 September 2013 sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Serah Terima
Hibah Berupa Jasa Nomor 1561/SJ/IX/2013 tanggal 10 September 2013 dengan detail sebagai
berikut:
Atas hibah tersebut diatas, Komisi Pengawas Persaingan Usaha melakukan pengurusan
permohonan permintaan nomor registrasi hibah melalui Surat Nomor 1616/SJ/IX/2013 dan
pengesahan hibah melalui Surat Nomor 96/KPA/X/2013 ke Direktorat Jenderal Pengelolaan
Utang, Kementerian Keuangan. Selanjutnya Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang,
Kementerian Keuangan menanggapinya dengan menerbitkan registrasi hibah Nomor 74212601
pada tanggal 4 Oktober 2013 melalui Surat Nomor S-1386/PU.6/2013 dan telah dilakukan
pengesahan hibah pada tanggal 20 Desember 2013 dengan Nomor
SP3HLBJS-0497/pu.6/2013.
Selanjutnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Komisi Pengawas Persaingan Usaha
menindaklanjutinya dengan melakukan pengesahan hibah ke KPPN Jakarta I dengan
menerbitkan Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga
(MPHL-BJS) dengan Nomor 07574/KPPU/2013 pada tanggal 31 Desember 2013. Atas permohonan
persetujuan Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga
(MPHL-BJS) tersebut, KPPN Jakarta I telah melakukan persetujuan dengan menerbitkan Persetujuan
Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga Nomor
581293H/018/701 pada tanggal 31 Desember 2013.
Rp113.358.275.000,00 dan terealisasi sebesar Rp101.415.935.321,00 atau mencapai 89,46
persen dari pagu setelah dikurangi pengembalian belanja. Realisasi Belanja Negara Komisi
Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 26
Transaksi Kas 113.358.275.000 101.415.935.321 89,46 113.938.906.000 98.081.696.115 86,08 Jumlah 113.358.275.000 101.415.935.321 89,46 113.938.906.000 98.081.696.115 86,08
Komposisi realisasi Belanja juga dapat disajikan seperti grafik di bawah ini:
90.000.000.000
Grafik B. Komposisi Realisasi Belanja Negara TA 2013 dan TA 2012
Realisasi Belanja Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2013 (netto) hanya mencapai sebesar
89,46 persen dibandingkan anggaran yang tersedia antara lain disebabkan oleh:
a. Belanja Pegawai tidak terserap secara optimal karena beberapa posisi pejabat struktural pada
Sekretariat Komisi Pengawas Persaingan Usaha belum terisi dan sejumlah pegawai
mengundurkan diri;
b. Fluktuasi jumlah perkara pelanggaran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 yang ditangani
Komisi Pengawas Persaingan Usaha.
B.2.1Belanja Transaksi Kas (netto)
Menurut jenis belanja, anggaran Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2013 dan realisasinya
adalah sebagai berikut:
a. Belanja Pegawai dengan anggaran sebesar Rp25.278.000.000,00 dan realisasi Belanja
Pegawai sebesar Rp21.412.988.153,00 atau 84,71 persen dari pagu.
b. Belanja Barang dengan anggaran sebesar Rp85.042.694.000,00 dan realisasi sebesar
Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 27
c. Belanja Modal dengan anggaran sebesar Rp3.037.581.000,00 dan realisasi sebesar
Rp3.026.767.225,00 atau 99,64 persen dari pagu.
Realisasi Belanja Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2013 menurut jenis belanja dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
51 Belanja Pegawai 25.278.000.000 21.412.988.153 84,71 52 Belanja Barang 85.042.694.000 76.976.179.943 90,51
53 Belanja Modal 3.037.581.000 3.026.767.225 99,64 Jumlah Transaksi Kas 113.358.275.000 101.415.935.321 89,46
Komposisi realisasi Belanja Pemerintah menurut Jenis Belanja juga dapat disajikan seperti grafik
di bawah ini:
Grafik C. Komposisi Realisasi Belanja KPPU TA 2013 Menurut Jenis Belanja
Realisasi belanja TA 2013 mengalami kenaikan sebesar 3,39 persen dibandingkan realisasi
belanja pada TA 2012. Kenaikan ini tidak signifikan, hal ini disebabkan antara lain karena volume
kegiatan yang dilaksanakan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha pada TA 2013 cenderung
konstan dibandingkan volume kegiatan pada TA 2012.
Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 28
51 Belanja Pegawai 21.412.988.153 21.682.495.000 (1,24) 52 Belanja Barang 76.976.179.943 69.950.997.742 10.04 53 Belanja Jasa 3.026.767.225 6.448.203.373 (53,06)
Jumlah Transaksi Kas 101.415.935.321 98.081.696.115 3,39
Pengembalian Belanja
Pengembalian Belanja Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2013 sebesar
Rp1.291.181.479,00 yang berasal dari:
1) Pengembalian Belanja Honorarium sebesar Rp5.333.125,00;
2) Pengembalian Belanja Barang Non Operasional sebesar Rp45.633.983,00;
3) Pengembalian Belanja Jasa sebesar Rp89.060.000,00; dan
4) Pengembalian Belanja Perjalanan Dalam Negeri sebesar Rp1.086.227.991,00 dan
Pengembalian Belanja Perjalanan Luar Negeri sebesar Rp64.926.380,00.
Rp21.412.988.153,00 dan Rp21.682.495.000,00. Berdasarkan Tabel 19, realisasi Belanja
Pegawai mengalami penurunan sebesar 1,24 persen dari realisasi Belanja Pegawai TA 2012.
Penurunan tersebut disebabkan antara lain karena terdapatnya posisi pejabat struktural pada
Sekretariat Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang belum terisi serta adanya sejumlah
pegawai yang mengundurkan diri, sehingga berdampak pada kurang optimalnya penyerapan
Belanja Pegawai yang telah dialokasikan untuk membayar gaji.
Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 29 Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai TA 2013 dan TA 2012
Kode 51 Belanja Pegawai 21.418.321.278 21.711.820.000 (1,35)
Realisasi Belanja (bruto) 21.418.321.278 21.711.820.000 (1,35)
Pengembalian Belanja 5.333.125 29.325.000 (81,81)
Realisasi Belanja (netto) 21.412.988.153 21.682.495.000 (1,24)
Realisasi Belanja Barang
Rp76.976.179.943,00
B.2.1.2 Belanja Barang (netto)
Anggaran Belanja Barang Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2013 sebesar
Rp85.042.694.000,00 dengan realisasi sebesar Rp76.976.179.943,00 atau 90,51 persen dari
pagu anggarannya yang terdiri dari:
a. Belanja Barang Operasional sebesar Rp4.204.407.000,00 dengan realisasi
Rp4.042.425.436,00 atau 96,15 persen dari pagu;
b. Belanja Barang Non Operasional Rp9.696.731.000,00 dengan realisasi Rp8.335.558.918,00
atau 86,43 persen dari pagu;
c. Belanja Jasa sebesar Rp24.666.414.000,00 dengan realisasi Rp22.615.671.455,00 atau
92,05 persen dari pagu;
d. Belanja Pemeliharaan sebesar Rp2.807.199.000,00 dengan realisasi Rp2.787.160.125,00
atau 99,29 persen dari pagu;
e. Belanja Perjalanan Dalam Negeri Rp38.906.723.000,00 dengan realisasi
Rp35.044.168.192,00 atau 92,86 persen dari pagu; dan
f. Belanja Perjalanan Luar Negeri sebesar Rp4.761.220.000,00 dengan realisasi
Rp4.151.195.817,00 atau 88,55 persen dari pagu.
Tabel 21
Operasional 4.204.407.000 4.042.425.426 96,15 3.825.292.000 2.984.211.794 78,01 Belanja Barang Non
Operasional 9.696.731.000 8.335.558.918 86,43 13.508.206.000 11.541.459.345 85,50 Belanja Jasa 24.666.414.000 22.615.671.455 92,05 22.926.475.000 20.166.191.290 88,02 Belanja Pemeliharaan 2.807.199.000 2.787.160.125 99,29 2.480.947.000 2.298.653.198 92,65 Belanja Perjalanan
Dalam Negeri 38.906.723.000 35.044.168.192 92,86 34.417.665.000 30.795.522.803 92,68 Belanja Perjalanan
Luar Negeri 4.761.220.000 4.151.195.817 88,55 2.494.159.000 2.164.959.312 90,84 Jumlah 113.358.275.000 101.415.935.321 89,46 113.938.906.000 98.081.696.115 86,08