• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAK 2012 – PPID DPD RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAK 2012 – PPID DPD RI"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

iv IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam rangka memberikan dukungan yang profesional dan andal serta

transparan dan dapat dipertanggungjawabkan dalam optimalisasi pelaksanaan

tugas konstitusional DPD RI, maka sejalan dengan Renstra 2010 – 2014

Sekretariat Jenderal DPD RI telah dirumuskan sasaran berikut target sasarannya serta disusun rencana kinerja dan penetapan kinerja tahun 2012.

Realisasi dari penetapan kinerja tersebut dituangkan dalam LAKIP Sekretariat Jenderal DPD RI. Dalam LAKIP tersebut ada beberapa perbedaan

antara target sasaran yang tertuang dalam Renstra dengan penetapan kinerja tahun 2012. Hal ini disebabkan adanya dinamika pembahasan di Alat

Kelengkapan DPD dan dukungan anggaran yang tersedia.

Pada sasaran Meningkatnya Efektifitas Dukungan Keahlian

Sekretariat Jenderal DPD RI terhadap Fungsi Legislasi DPD RI secara umum realisasi atau tingkat capaian sasaran tersebut rata-rata sebesar 163%.

Capaian kinerja yang melebihi target tersebut karena pada indikator Jumlah Keputusan DPD RI tentang Pandangan dan Pendapat serta Pertimbangan

DPD RI atas suatu RUU dipengaruhi oleh banyaknya aspirasi masyarakat mengenai usulan Daerah Otonomi Baru dan banyaknya RUU yang dibahas

oleh DPR RI memerlukan pandangan pendapat/pertimbangan dari DPD RI terkait dengan bidang tugas DPD RI.

Pada sasaran Meningkatnya Efektivitas Dukungan Keahlian

Sekretariat Jenderal DPD RI terhadap Fungsi Anggaran DPD RI realisasi atau tingkat capaian sasaran tersebut rata-rata mencapai 266,5 %. Capaian yang melebihi target tersebut karena adanya tambahan materi pembahasan di

DPR RI yang memerlukan pertimbangan DPD RI yaitu menyangkut asumsi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal untuk RAPBN 2013.

Pada sasaran Meningkatnya Efektivitas Dukungan Keahlian

Sekretariat Jenderal DPD RI terhadap Fungsi Pengawasan DPD RI

(2)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

v

penyusunan pandangan, pendapat/pertimbangan terhadap RUU yang sedang dibahas di DPR RI.

Pada sasaran Meningkatnya Efektivitas Dukungan Keahlian

Sekretariat Jenderal DPD RI terhadap Penyusunan Pedoman Tata Kerja Lembaga / Non RUU DPD RI. Penyusunan pedoman dimaksud dilakukan dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas Anggota DPD RI yang masih perlu dilakukan penyempurnaan dan melengkapi pedoman yang belum tersusun. Realisasi atau tingkat capaian sasaran tersebut sebesar 129%.

Pada sasaran Meningkatnya Efektivitas Dukungan Teknis

Administratif Sekretariat Jenderal DPD RI terhadap Kebutuhan DPD RI, realisasi atau tingkat capaian sasaran tersebut di atas rata-rata sebesar 89,8

%. Pencapaian target sasaran yang belum optimal tersebut dikarenakan usulan anggaran untuk pembangunan Gedung Kantor DPD RI tidak mendapat persetujuan dari DPR RI. Jumlah unit kerja yang menerapkan sistim informasi

baru mencapai 87 % (realisasi 7 unit kerja dari 8 unit kerja yang ditargetkan).

Pada sasaran Meningkatnya Pemahaman Masyarakat Dan Parlemen

Negara Lain terhadap Peran Dan Fungsi DPD RI, realisasi atau tingkat capaian sasaran tersebut rata-rata sebesar 126,5%. Capaian yang melebihi target tersebut karena banyaknya aspirasi masyarakat dan daerah yang masuk

pada saat kegiatan anggota DPD RI di daerah, dan alat kelengkapan DPD RI

baik melalui website maupun yang disampaikan secara langsung, dan dikelola

berdasarkan pedoman penyusunan, pengolahan dan analisis aspirasi masyarakat dan daerah.

Pada sasaran Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan dan

Kinerja di Lingkungan Sekretariat Jenderal DPD RI, realisasi atau tingkat capaian sasarannya belum dapat diketahui karena masih dalam proses penilaian dari BPK dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi. Pada tahun 2011 Sekretariat Jenderal DPD RI mendapatkan penghargaan tertinggi yaitu WTP dalam pengelolaan keuangan.

Dan untuk Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mendapatkan nilai capaian CC.

Pada sasaran Meningkatnya Kualitas SDM Aparatur Sekretariat

(3)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

vi

82,1%. Capaian kinerja tersebut karena diklat teknis yang diikuti oleh pegawai Sekretariat Jenderal DPD RI telah dilaksanakan sesuai target. Sedangkan

untuk pendidikan S1 pada tahun 2012 tidak ditargetkan, karena pendidikan S1 dimulai tahun 2009 dan akan lulus pada tahun 2014.

Selain dari sasaran kinerja tersebut di atas, mengenai akuntabilitas

keuangan tahun 2012, dari pagu anggaran DPD RI sebesar Rp. 589.847.420.000 (Lima ratus delapan puluh sembilan milyar delapan ratus empat puluh tujuh juta empat ratus dua puluh ribu rupiah) dapat direalisasikan

sebesar Rp. 523.451.412.165 (Lima ratus dua puluh tiga milyar empat ratus

lima puluh satu juta empat ratus dua belas ribu seratus enam puluh lima rupiah) atau sebesar 88,74%.

Hasil penilaian terhadap pemantauan pelaksanaan rencana

pembangunan tahun 2012 yang dilakukan oleh Kementerian PPN/Bappenas per tanggal 30 Januari 2013 yaitu untuk penilaian terhadap capaian realisasi

kinerja DPD RI 99,06 % mendapatkan peringkat 3 (tiga), sedangkan untuk

(4)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

i

KATA PENGANTAR

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) dibentuk melalui

perubahan ketiga Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

dilandasi semangat untuk mengembangkan demokrasi di Indonesia dengan

prinsip check and balances dan untuk mendorong percepatan pembangunan

daerah.

Untuk memberikan dukungan teknis, administratif, dan keahlian terhadap

pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI dibentuk Sekretariat Jenderal DPD RI

berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan

Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD, dan Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 51 Tahun 2005 tentang Sekretariat Jenderal DPD RI, yang

ditindaklanjuti dengan Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 1 Tahun

2005, kemudian disempurnakan dengan Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI

Nomor 1 Tahun 2008, dan Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 2 Tahun

2012 tentang Perubahan Pertama Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor

1 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal DPD RI

serta Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 01 Tahun 2011 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia

di Provinsi.

Pengaturan kelembagaan DPD RI periode kedua (2009-2014), diatur

dengan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan

DPRD. Dalam aturan tersebut tugas-tugas dan fungsi DPD RI semakin

bertambah dan berkembang, lebih intensif dan DPD RI diharapkan akan semakin

efektif. Hal ini menjawab tuntutan dan harapan dari masyarakat dan daerah agar

DPD RI semakin optimal memberikan kontribusi dalam penyelenggaraan

kehidupan ketatanegaraan. Dengan demikian, semakin mendesak pula

kebutuhan dukungan kesekretariatan yang lebih optimal, profesional dan

akuntabel sesuai dengan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik.

Sejalan dengan dinamika politik, serta penyelenggaraan tugas-tugas dan

fungsi DPD RI yang semakin berkembang dan intensif itu maka upaya penguatan

(5)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

ii

maupun peningkatan kualitas SDM, serta dukungan kelengkapan kerja terus

ditata dengan sebaik-baiknya, sistematis dan dalam proses yang simultan.

Terkait dengan kedudukan Sekretariat Jenderal yang melekat pada lembaga

DPD RI, maka hal-hal yang merupakan bagian dari fungsi dan wewenang DPD

RI juga merupakan pijakan kerja dari jajaran Sekretariat Jenderal.

Dalam memberikan dukungan tersebut, Sekretariat Jenderal DPD RI

berupaya menerapkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Akuntabilitas sebagai salah satu asas dalam tata kelola pemerintahan yang baik

(good governance) merupakan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas

suatu lembaga. Untuk itu, dalam manajemen pemerintahan yang berbasis

kinerja, penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

merupakan salah satu kewajiban bagi setiap lembaga pemerintah sebagai bentuk

pertanggungjawaban lembaga pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah.

Menindaklanjuti kebijakan pemerintah mengenai manajemen yang

berbasis kinerja tersebut, Sekretariat Jenderal DPD RI dalam menjalankan

fungsinya, juga berpedoman pada Rencana Strategis (Renstra) tahun 2010–2014

sebagai orientasi kerja jajaran Sekretariat Jenderal DPD RI dalam menjawab

tuntutan dan perkembangan lingkungan strategis.

LAKIP tahun 2012 yang disusun oleh Sekretariat Jenderal DPD RI ini

menyajikan berbagai tingkat capaian keberhasilan maupun hambatan dalam

upaya Sekretariat Jenderal DPD RI memberikan dukungan yang optimal,

profesional dan akuntabel kepada lembaga dan Anggota DPD RI.

Laporan ini mungkin jauh dari sempurna, namun diharapkan masyarakat

dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang

hasil kerja Sekretariat Jenderal DPD RI.

Semoga bermanfaat.

Jakarta, Maret 2013

Plt. Sekretaris Jenderal DPD RI,

(6)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………... i

DAFTAR ISI……….. iii

IKHTISAR EKSEKITIF ……….. iv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……….…………..

B. Kelembagaan DPD RI ………...

C. Mekanisme Pelaksanaan Tugas dan Fungsi DPD RI ..….…...

D. Kelembagaan Sekretariat Jenderal DPD RI ..………….………….….

E. Sistimatika Penyajian ……….………

1 3 8 13 16

BAB II. RENCANA STRATEGIS

A. Rencana Strategis 2010-2014 ... B. Komponen Perencanaan Strategis ... C. Indikator Kinerja Utama ... ... D. Rencana Kinerja Tahun 2012 ... E. Penetapan Kinerja Tahun 2012...

18 21 42 45 46

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

A. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2012... B. Akuntabilitas Keuangan Tahun 2012...

48 77

BAB IV. PENUTUP…..…..……….………... 84

LAMPIRAN

A. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal DPD RI berdasarkan Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 1 Tahun 2008 B. Struktur Organisasi Kantor DPD RI di Provinsi berdasarkan

Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 1 Tahun 2011 C. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal DPD RI berdasarkan

Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 2 Tahun 2012 D. Rencana Strategis Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2010-2014 E. Rencana Kinerja Tahun 2012

(7)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) lahir dalam sistem

ketatanegaraan Indonesia, melalui Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar 1945,

yang diputuskan pada tanggal 21 November 2001. Dewan Perwakilan Daerah

Republik Indonesia (DPD RI) adalah lembaga perwakilan yang merepresentasikan

daerah memiliki arti penting dan strategis dalam sistem ketatanegaraan di

Indonesia. Dalam melaksanakan fungsinya DPD RI diharapkan dapat

mengaktualisasikan prinsip saling mengawasi dan menyeimbangkan (checks and

balances) antar lembaga legislatif. Keberadaan DPD RI diharapkan berperan

mendorong proses pembangunan dan kemajuan daerah serta mengakomodasikan

aspirasi masyarakat dan daerah secara luas dalam proses pengambilan keputusan

atas berbagai kebijakan di tingkat nasional.

Kehadiran DPD RI berdasarkan Pasal 22D UUD 1945, sebagai lembaga

legislatif, selain DPR dan MPR, yang pengaturan lebih lanjut mengenai

kelembagaan legislatif tersebut pada periode pertama 2004-2009 diatur dalam

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR,

DPR, DPD dan DPRD dan periode kedua (2009-2014) diatur dalam

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD.

Sesuai pasal 223 dalam Undang-Undang Nomor 27 tahun 2009 tentang

MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3), DPD RI mempunyai fungsi terutama dalam hal

pengajuan usul, pandangan pendapat dan pertimbangan pembahasan kepada DPR

RI mengenai RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan

daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan

sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan

perimbangan keuangan pusat dan daerah.

Selain itu fungsi DPD RI ikut dalam pemberian pertimbangan RUU tentang

anggaran pendapatan dan belanja negara dan RUU yang berkaitan dengan pajak,

pendidikan dan agama dan juga ikut dalam pengawasan dan pelaksanaan UU

(8)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

2

Keanggotaan DPD RI terdiri atas wakil daerah provinsi yang dipilih melalui

pemilihan umum, setiap provinsi diwakilkan oleh 4 (empat) orang Anggota.

Keanggotaan DPD RI periode 2004-2009 berjumlah 128 orang dari 32 Provinsi.

Sedangkan keanggotaan DPD RI periode 2009-2014 yang merupakan hasil Pemilu

Legislatif 2009 terdapat penambahan keanggotaan DPD RI dari Provinsi Sulawesi

Barat, sehingga keanggotaan DPD RI 2009-2014 berjumlah 132 orang dari 33

Provinsi.

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas DPD RI, pasal 99

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susduk MPR, DPR, DPD dan DPRD,

mengatur sebagai berikut :

1. Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas DPD RI dibentuk sekretariat

jenderal yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden, dan personalnya terdiri

atas pegawai negeri sipil;

2. Sekretariat Jenderal DPD RI organisasinya harus disusun sesuai dengan

perkembangan ketatanegaraan untuk meningkatkan kualitas, produktivitas, dan

kinerja pelaksanaan fungsi dan tugas DPD RI.

Sekretariat Jenderal DPD RI dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51

Tahun 2005 pada tanggal 3 Agustus 2005 tentang pembentukan Sekretariat

Jenderal DPD RI, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Sekretaris Jenderal DPD

RI Nomor 1 Tahun 2005 tanggal 21 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Sekretariat Jenderal DPD RI yang kemudian dilakukan pengembangan unit

kerja tingkat eselon II dari 7 (tujuh) unit kerja menjadi 9 (sembilan) unit kerja,

sehingga diganti dengan Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 01 Tahun

2008 yang ditetapkan tanggal 30 Desember 2008 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Sekretariat Jenderal DPD RI.

Sejalan dengan pentahapan kompleksitas tugas-tugas DPD RI, maka

organisasi kesekretariatan sebagai sistem pendukung juga berkembang dengan

makin kompleksnya beban tugas dalam dukungan kepada DPD RI, Sekretariat

Jenderal DPD RI kembali melakukan penyesuaian struktur organisasi dengan

penambahan 1 (satu) unit kerja eselon II yaitu Inspektorat sebagaimana tertuang

dalam Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 02 Tahun 2012 yang

ditetapkan tanggal 2 Juli 2012 tentang Perubahan Pertama Peraturan Sekretaris

Jenderal DPD RI Nomor 01 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Sekretariat Jenderal DPD RI. Selain itu pada tahun 2011 telah di bentuk Organisasi

(9)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

3

Jenderal DPD RI Nomor 01 Tahun 2011 yang ditetapkan tanggal 22 September

2011.

Dalam menyelenggarakan tugas pemberian dukungan administrasi dan

keahlian kepada pimpinan dan para anggota DPD RI, Sekretariat Jenderal DPD RI

sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, melaksanakan kebijakan yang

transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Pertanggung

jawaban dimaksud, diwujudkan dengan membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Jenderal DPD RI tahun 2012 berdasarkan

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009. LAKIP merupakan instrumen penting bagi

lembaga/kantor untuk mengukur hasil kerja menurut kebutuhan sasaran kerja dan

target group atau pihak-pihak yang terkait termasuk konstituen untuk Anggota DPD

RI. Begitupun bagi Sekretariat Jenderal, akuntabilitas juga akan direferensikan pada

kepentingan masyarakat dan Anggota DPD RI sendiri.

Dalam Penyusunan LAKIP Sekretariat Jenderal DPD RI, berdasarkan pada

Renstra 2010 – 2014 dengan komponen Renstra seperti Visi, Misi, Tujuan dan

sasaran yang diukur oleh indikator kinerja setiap tahunnya dan pada LAKIP tersebut

telah ada penetapan kinerja tahun 2012. Selain Renstra, disusun akuntabilitas

kinerja adalah uraian yang menjawab dan menerangkan Kinerja Sekretariat

Jenderal DPD RI, yang dilaporkan dari unit yang paling bawah sampai dengan unit

yang paling tinggi yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta

keterangan atau pertanggungjawaban.

B. Kelembagaan DPD RI

1. Fungsi, Tugas, dan Wewenang DPD RI

Posisi dan peran DPD RI dalam sistem ketatanegaraan Indonesia tercermin dari

fungsi, tugas, dan wewenangnya sesuai mandat Pasal 22D, pasal 23E dan pasal

23F Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yaitu:

a. Dapat mengajukan RUU tertentu (otonomi daerah, hubungan pusat dan

daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,

pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta

perimbangan keuangan pusat dan daerah);

b. Ikut membahas RUU tertentu (otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,

(10)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

4

sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan

keuangan pusat dan daerah);

c. Memberikan pertimbangan atas RUU yang berkaitan dengan pajak,

pendidikan, agama, dan RAPBN;

d. Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu, pelaksanaan

APBN, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil

pengawasannya kepada DPR .

e. Menerima dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan keuangan negara oleh

BPK

Selain itu diatur pula pada Pasal 23 F ayat (1), yang menetapkan tugas DPD RI

untuk memberikan pertimbangan kepada DPR RI dalam pemilihan anggota BPK

RI.

Fungsi, tugas, dan wewenang DPD RI selanjutnya diatur lebih rinci dalam

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD,

serta Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan.

Dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 diatur pula hubungan

kelembagaan antara DPD RI dengan DPR RI, Pemerintah, Pemerintah Daerah

dan DPRD serta penyediaan kantor DPD RI di ibukota provinsi.

2. Alat-alat Kelengkapan DPD RI dan Kelompok DPD di MPR

Untuk kelancaran pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang DPD RI, telah

ada pembagian tugas yang diatur dalam Tata Tertib DPD RI yang diputuskan

setelah pelantikan Anggota DPD RI pada periode 2009-2014, yang beberapa

kali mengalami perubahan terakhir dengan Peraturan DPD RI Nomor 2 Tahun

2012 tanggal 5 April 2012 tentang Tata Tertib. Pembagian tugas tersebut

dalam bentuk Alat-alat kelengkapan DPD RI yang terdiri dari Pimpinan DPD RI,

Panitia Musyawarah, Komite I sampai dengan IV, Panitia Perancang

Undang-Undang, Panitia Urusan Rumah Tangga, Badan Kehormatan, Panitia

Akuntabilitas Publik, Panitia Hubungan Antar Lembaga, dan Panitia Khusus,

selain itu, DPD RI membentuk Kelompok DPD di MPR.

a. Pimpinan DPD RI, merupakan kesatuan yang bersifat kolektif, terdiri atas 1

(11)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

5

mempunyai tugas antara lain memimpin sidang, menyusun rencana kerja,

menjadi juru bicara DPD RI, serta melaksanakan dan memasyarakatkan

putusan DPD RI, mengadakan konsultasi dengan Presiden dan pimpinan

lembaga lain, mewakili DPD RI di pengadilan, melaksanakan keputusan DPD

RI berkenaan dengan penetapan sanksi atau rehabilitasi anggota,

menetapkan arah dan kebijakan umum anggaran DPD RI, dan

menyampaikan laporan kinerja dalam sidang paripurna.

b. Panitia Musyawarah bertugas antara lain merancang dan menetapkan jadwal

acara serta kegiatan DPD RI termasuk sidang dan rapat; merancang rencana

kerja lima tahunan sebagai program dan arah kebijakan DPD RI selama 1

(satu) masa keanggotaan; memberikan pendapat kepada Pimpinan DPD RI

dalam menentukan garis kebijaksanaan yang menyangkut pelaksanaan

tugas dan wewenang DPD RI; menentukan penanganan terhadap

pelaksanaan tugas DPD RI oleh alat kelengkapan DPD RI. Anggota Panitia

Musyawarah berasal dari masing-masing provinsi, kecuali provinsi yang telah

diwakili oleh ketua salah satu alat kelengkapan DPD RI dan berjumlah 33

orang. Pimpinan Panitia Musyawarah adalah Pimpinan DPD RI.

c. Komite merupakan panitia kerja yang dibentuk oleh DPD RI dan merupakan

alat kelengkapan yang bersifat tetap. Anggota komite berjumlah 33 orang

yang mencerminkan keterwakilan setiap provinsi yang ditetapkan oleh sidang

paripurna pada permulaan masa kegiatan DPD RI dan pada setiap

permulaan tahun sidang, kecuali pada permulaan tahun sidang terakhir dari

masa keanggotaan DPD RI. Pimpinan Komite (I, II, III, IV) terdiri atas satu

orang ketua dan dua orang wakil ketua yang mencerminkan wilayah barat,

tengah, dan timur Indonesia yang dipilih dari dan oleh Anggota DPD RI

dalam rapat pleno masing-masing alat kelengkapan.

Ruang lingkup tugas 4 (empat) Komite mencakup bidang legislasi, anggaran,

dan pengawasan. Seluruh anggota, kecuali Pimpinan DPD RI, wajib

bergabung ke dalam salah satu Komite.

Tugas keempat Komite tersebut meliputi :

 Komite I : Pemerintahan Daerah; Hubungan Pusat dan Daerah serta

antar daerah; Pembentukan, Pemekaran, dan Penggabungan Daerah;

(12)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

6

Hukum, HAM dan ketertiban umum; permasalahan daerah di wilayah

perbatasan negara.

 Komite II : Pertanian dan perkebunan; perhubungan; kelautan dan

perikanan; energi dan sumber daya mineral; kehutanan dan lingkungan

hidup; pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan daerah tertinggal;

perindustrian dan perdagangan; penanaman modal; dan pekerjaan

umum.

 Komite III : Pendidikan; agama; kebudayaan; kesehatan; pariwisata;

pemuda dan olah raga; kesejahteraan sosial; pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak; dan ketenagakerjaan.

 Komite IV : Anggaran pendapatan dan belanja negara; pajak dan

pungutan lain; perimbangan keuangan pusat dan daerah; pertimbangan

hasil pemeriksaan keuangan negara dan pemilihan anggota BPK;

lembaga keuangan; koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah.

d. Panitia Perancang Undang-Undang bertugas untuk merencanakan dan

menyusun program serta urutan prioritas pembahasan usul rancangan

undang-undang; membahas usul Rancangan Undang-Undang berdasarkan

program prioritas yang telah ditetapkan; melakukan kegiatan pembahasan,

harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi usul Rancangan

Undang-Undang yang disiapkan DPD RI; melakukan pembahasan,

perubahan/penyempurnaan Rancangan Undang-Undang yang secara

khusus ditugaskan oleh Panitia Musyawarah dan/atau Sidang Paripurna;

melakukan pembahasan Rancangan Undang-Undang dari DPR RI atau

presiden yang secara khusus ditugaskan oleh Panitia Musyawarah dan/atau

Sidang Paripurna; koordinasi, konsultasi dan evaluasi dalam rangka

mengikuti perkembangan materi usul rancangan undang-undang yang

dibahas oleh Komite. Keanggotaan Panitia Perancang Undang-Undang

berjumlah 33 orang anggota terdiri dari perwakilan 1 (satu) orang dari

masing-masing provinsi.

e. Panitia Urusan Rumah Tangga yang bertugas antara lain membantu

Pimpinan DPD RI dalam menentukan kebijakan kerumahtanggaan DPD RI,

termasuk kesejahteraan Anggota dan Pegawai Sekretariat Jenderal,

membantu Pimpinan dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

(13)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

7

Pimpinan DPD RI dalam merencanakan dan menyusun kebijakan anggaran

DPD RI, mengawasi pengelolaan anggaran yang dilaksanakan sekretariat

jenderal; melaksanakan hal lain yang berhubungan dengan urusan

kerumahtanggaan DPD RI yang ditugaskan oleh Pimpinan DPD RI

berdasarkan hasil rapat Panitia Musyawarah. Keanggotaan Panitia Urusan

Rumah Tangga berjumlah 33 orang anggota terdiri dari perwakilan 1 (satu)

orang dari masing-masing provinsi.

f. Badan Kehormatan bertugas antara lain melakukan penyelidikan dan

verifikasi atas pengaduan terhadap Anggota dan mengambil keputusan atas

hasil penyelidikan dan verifikasi tersebut, melakukan evaluasi dan

penyempurnaan peraturan DPD RI tentang tata tertib dan kode etik DPD RI.

Keanggotaan Badan Kehormatan berjumlah 17 (tujuh belas) orang.

g. Panitia Akuntabilitas Publik, Keanggotaan Panitia Akuntabilitas Publik

berjumlah (33) tiga puluh tiga orang, yang mencerminkan keterwakilan setiap

provinsi yang ditetapkan dalam sidang paripurna DPD RI. Pimpinan Panitia

Akuntabilitas Publik merupakan satu kesatuan pimpinan yang bersifat

kolektif. Pimpinan Panitia Akuntabilitas Publik terdiri atas seorang ketua dan

dua orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh anggota Panitia Akuntabilitas

Publik. Tugas Panitia Akuntabilitas Publik adalah melakukan penelaahan

lanjutan terhadap temuan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan

yang disampaikan kepada DPD RI, menampung dan menindaklanjuti

pengaduan masyarakat terkait dugaan korupsi dan malladministrasi dalam

pelayanan publik; menyiapkan laporan dan rekomendasi untuk disampaikan

dalam sidang paripurna.

h. Panitia Hubungan Antar Lembaga, bertugas membina, mengembangkan dan

meningkatkan hubungan persahabatan dan kerjasama antara DPD RI

dengan lembaga sejenis, lembaga pemerintah maupun lembaga non

pemerintah, baik bilateral maupun multilateral; mengkoordinasikan kegiatan

kunjungan kerja yang dilakukan oleh alat kelengkapan baik regional

maupuninternasional, memberikan saran atau usul kepada Pimpinan tentang

kerjasama antara DPD RI dengan lembaga sejenis, baik bilateral maupun

multilateral. Keanggotaan Panitia Hubungan Antar-Lembaga berjumlah 33

(14)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

8

i. Panitia Khusus bersifat sementara dan bertugas melaksanakan tugas

tertentu dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh Sidang Paripurna,

seperti Pansus Bidang Perpajakan, Pansus Papua, Pansus Perubahan Iklim,

Pansus Lumpur Lapindo, Pansus RUU Bidang Politik, Pansus Penataan

Ruang, Pansus Pemerintahan Aceh, Pansus DKI Jakarta, Pansus

Pendidikan, Pansus Ambalat dan Daerah Perbatasan, serta Pansus

Pembangunan Perdesaan. Keanggotaan Panitia Khusus berjumlah paling

sedikit 11 (sebelas) orang dan sebanyak-banyaknya 17 (tujuh belas) orang.

j. Kelompok Anggota DPD di MPR bertugas membawa misi kelembagaan DPD

RI yang dibawa kepada lembaga MPR dan mengartikulasikannya dalam

perluasan misi dimaksud kepada masyarakat dalam kerangka kepentingan

nasional. Anggota Pimpinan Kelompok DPD di MPR berjumlah 33 orang

anggota terdiri dari perwakilan 1 orang dari masing-masing provinsi. Anggota

Pimpinan Kelompok DPD di MPR dipimpin oleh 1 orang Ketua,8 orang Wakil

Ketua, 1 orang sekretaris, 7 orang wakil sekretaris dan 16 anggota pimpinan.

C. Mekanisme Pelaksanaan Tugas dan Fungsi DPD RI

Pelaksanaan Tugas dan Fungsi DPD RI yaitu legislasi, anggaran dan

pengawasan dilakukan melalui tahapan-tahapan pembicaraan. Dalam tahapan

penyusunan keputusan DPD RI, pembahasan dilakukan melalui 2 tingkat

pembicaraan yaitu :

- Tingkat I pembahasan dilakukan oleh alat kelengkapan DPD RI;

- Tingkat II pembahasan dan pengambilan keputusan dalam Sidang

Paripurna DPD RI.

Beberapa bentuk keputusan DPD RI adalah sebagai berikut :

- Keputusan tentang usul Prolegnas

- Keputusan tentang legislasi

- Keputusan tentang pengawasan

Keputusan DPD RI tentang legislasi dan usul Prolegnas tersebut disampaikan

kepada DPR RI sebelum dilakukan pembahasan antara DPR RI, DPD RI dan

Pemerintah pada pembahasan tingkat I.

 Penyusunan RUU Inisiatif DPD RI

Mekanisme pembahasan RUU usul inisiatif DPD RI pada pembicaraan

(15)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

9

komprehensif, dimulai dengan penyusunan inventarisasi materi

(Kunker, RDP/U, Raker), penyusunan naskah akademik dan draft

RUU, Uji Sahih, Peer Review/Telaahan Sejawat dengan pakar, dan

Finalisasi Naskah Akademik dan Draft RUU serta terakhir dilakukan

Harmonisasi.

Pada pembicaraan tingkat II dilakukan pembahasan dan pengambilan

keputusan dalam Sidang Paripurna DPD RI.

Mekanisme pembahasan dan penyusunan RUU Inisiatif DPD RI

sebagaimana Gambar 1.1

Gambar 1.1 : Dukungan Tahapan Penyusunan RUU Usul Inisiatif

Sekretariat Jenderal bersama-sama dengan Tim Ahli bertugas menyusun

draft rancangan undang-undang beserta naskah akademiknya yang disusun

melalui pengkajian dan penelusuran informasi yang diperlukan melalui

diskusi, seminar, aspirasi masyarakat, lokakarya, dan bentuk-bentuk

pertemuan lainnya;

 Penyusunan Pertimbangan, Pandangan dan Pendapat DPD RI atas RUU

Tertentu maupun terhadap HAPSEM BPK dan pengajuan calon anggota

BPK.

RUU sesuai Prolegnas

RUU dari aspirasi masyarakat

KOMITE SIDANG PARIPUR NA

Diterima

Ditolak

Inventarisasi Materi Penyusunan

Naskah Akademik Penyusunan

Draft RUU Uji Sahih / Uji

Publik Penyempurnaan

Naskah Akademik dan Draft RUU

KOMITE/ PPUU

SIDANG PARIPURNA

Diterima

Diterima dengan perubahan

Ditolak

PPUU

(Memperbaiki) PIMPINAN DPD PIMPINAN DPR PPUU dan

(16)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

10

Pandangan dan pendapat serta Pertimbangan DPD RI terhadap RUU

disusun berdasarkan permintaan secara formal dari DPR RI/Pemerintah

melalui Surat dari DPR RI atau Presiden.

Mekanisme pembahasan pertimbangan, pandangan dan pendapat DPD RI

terhadap RUU tertentu pada pembicaraan tingkat I dilakukan melalui

beberapa tahapan proses yaitu pengantar musyawarah, Inventarisasi materi

(Kunker, RDP/U, Raker) dan Finalisasi.

Sedangkan Khusus untuk pembahasan pertimbangan pencalonan

keanggotaan BPK pada pembicaraan tingkat I, dilakukan melalui kegiatan fit

dan proper test.

Pada pembicaraan tingkat II dilakukan pembahasan dan pengambilan

keputusan dalam Sidang Paripurna DPD RI.

Untuk membantu tugas DPD dalam penyusunan Pandangan dan Pendapat

serta Pertimbangan sekretariat jenderal melalukan kegiatan menampung

hasil diskusi, curah pendapat atau penjelasan ide/gagasan mengenai

perlunya disusun keputusan DPD RI tentang pandangan/pertimbangan DPD

RI terhadap suatu rancangan undang-undang yang diajukan oleh

DPR/Pemerintah.

Mekanisme pembahasan Pertimbangan, Pandangan dan Pendapat DPD RI

sebagaimana Gambar 1.2

Gambar 1.2 : Dukungan Tahapan Pembahasan Pandangan dan Pendapat, serta Pertimbangan Non RAPBN

KOMITE Penyampaian Pengantar Musyawarah Pimpinan DPD pada Pleno

Inventarisasi Materi dengan kegiatan Kunker dan

RDP/RDPU/Raker

Finalisasi perumusan Pandangan dan Pendapat/Pe rtimbangan

Sidang Paripurna DPD untuk Pengambilan Putusan

Staf Ahli Anggota menyu sun DIM

DPR dan

PRESIDEN KOMITE Pengambilan

Keputusan Surat dari

Presiden / Pimpinan DPR

(17)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

11

Proses pembahasan Pertimbangan untuk tindaklanjut HAPSEM BPK

sebagaimana gambar 1.3

Gambar 1.3 : Dukungan Tahapan Pembahasan Pertimbangan atas Tindaklanjut HAPSEM BPK

Proses pembahasan Pertimbangan untuk pencalonan anggota BPK

sebagaimana gambar 1.4

Gambar 1.4 : Dukungan Tahapan Pembahasan Penyusunan Pertimbangan Atas Pencalonan Anggota BPK

PIMPINAN Kriteria seleksi - Kompetensi

masalah Finalisasi

(18)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

12

Proses pembahasan Pertimbangan DPD RI terhadap RAPBN sebagaimana

gambar 1.5

Gambar 1.5 : Dukungan Tahapan Pembahasan Penyusunan Pertimbangan Atas RAPBN

PRA PEMBAHASAN

 Aspirasi masyarakat dan daerah yang diperoleh pada saat masa reses  Musrembang provinsi masing-masing

anggota

 Raker dengan Pemda  seminar

HASIL KAJIAN BO

PLENO

Pertimbangan DPD thdp :  Asumsi Makro dan

pokok-pokok kebijakan Fiskal

 Dana Transfer ke daerah

( bulan Juli )

PLENO KOMITE IV

Pertimbangan DPD terhadap APBN

( 14 hari sebelum diputuskan DPR )

(19)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

13

Tahapan penyusunan hasil pengawasan DPD RI sebagaimana disebutkan

dalam Gambar 1.6

Gambar 1.6 : Dukungan Tahapan Penyusunan Hasil Pengawasan DPD RI

D. Kelembagaan Sekretariat Jenderal DPD RI

Sekretariat Jenderal DPD RI dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2005 tentang Sekretariat Jenderal Dewan

Perwakilan Daerah Republik Indonesia dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2003

tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD dan telah diganti

dengan Undang-Undang Nomor 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan

DPRD serta Keputusan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 2

tahun 2012 tentang Tata Tertib, memiliki tugas yaitu memberikan dukungan teknis,

administratif dan keahlian, serta melaporkan secara tertulis pelaksanaan tugasnya

selama Tahun Sidang sebelumnya kepada Pimpinan pada setiap permulaan Tahun

Sidang dalam Sidang Paripurna.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2005 tanggal 3 Agustus

2005 tentang Sekretariat Jenderal DPD RI dan ditindaklanjuti dengan Peraturan

Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 1 Tahun 2005 tanggal 21 Desember 2005

tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal DPD RI. Sekretariat

Jenderal DPD RI mempunyai tugas menyelenggarakan dukungan teknis

administratif dan keahlian kepada DPD RI. Dalam pelaksanaan tugasnya

Sekretariat Jenderal DPD RI dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal dan dibantu

seorang Wakil Sekretaris Jenderal yang membawahi 6 (enam) Biro dan 1 (satu)

Pusat, 27 Bagian/Bidang dan 58 Subbagian/Subbidang.

Dengan meningkatnya beban kerja dan perubahan mekanisme kegiatan

Dewan, dilakukan pengembangan Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal DPD RI

KOMITE

Menentukan UU yang akan diawasi

Inventarisasi Materi dengan kegiatan kunker, RDP,RDPU, Raker

Finalisasi penyusunan Hasil Pengawasan

SIDANG PARIPURNA Pengambilan

Putusan

Staf Ahli Anggota menyusun DIM

DPR dan PRESIDEN KOMITE

(20)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

14

yang ditetapkan dalam Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 1 Tahun 2008,

dengan Perubahan struktur Biro dan Pusat menjadi 6 (enam) Biro dan 3 (tiga)

Pusat, 35 (tiga puluh lima) Bagian/Bidang dan 79 (tujuh puluh sembilan)

Subbagian/Subbidang, Struktur Organisasi berdasarkan Peraturan Sekretaris

Jenderal DPD RI Nomor 1 Tahun 2008.

Sekretariat Jenderal DPD RI telah melaksanakan reorganisasi lembaga pada

tahun 2012 dan ditetapkan dengan Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan

Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2012 yang ditetapkan pada

tanggal 2 Juli 2012 Tentang Perubahan Pertama Peraturan Sekretaris Jenderal

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal DPD RI. Reorganisasi tersebut

meliputi penataan organisasi Sekretariat Jenderal DPD RI sesuai dengan kebutuhan

yaitu terbentuknya Unit Inspektorat (penguatan unit kerja Pengawasan Internal)

yaitu meningkatkan fungsi pengawasan yang semula berada di unit eselon III

menjadi unit eselon II dan pengisian jabatan struktural inspektur telah dilaksanakan

pada tanggal 26 Desember 2012.

Tugas Pokok dan Fungsi

Sekretariat Jenderal DPD RI mempunyai tugas menyelenggarakan dukungan

teknis administratif dan keahlian kepada DPD RI.

Dukungan teknis administratif yang diberikan Sekretariat Jenderal meliputi :

a) Penyelenggaraan administrasi dan keprotokolan lembaga dan hal-hal yang

berkaitan dengan dukungan kelembagaan, keanggotaan dan seluruh kegiatan

DPD RI;

b) Perencanaan program dan anggaran untuk kegiatan DPD RI;

c) Pengelolaan anggaran DPD RI;

d) Penyiapan seluruh dukungan dalam rangka kegiatan sidang, dan rapat-rapat;

e) Pelaksanaan tata kelola kearsipan dan risalah;

f) Pemberian dukungan keahlian, referensi dan jaringan kerja;

g) Pengelolaan dan pemberian informasi sesuai kebutuhan masyarakat

berkenaan dengan informasi kegiatan DPD RI seperti penyebarluasan

hasil-hasil keputusan DPD RI, penerimaan kunjungan anak sekolah, dan

masyarakat yang ingin mengetahui tentang DPD RI dan lain-lain yang relevan

(21)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

15

h) Penyiapan dukungan pelaksanaan tugas berupa fasilitas gedung, ruang rapat,

dan peralatan yang dikoordinasikan dengan Badan Pengelola Fasilitas

parlemen;

i) Penyiapan dukungan teknologi informasi;

j) Penyiapan jaringan kerja;

k) Penyiapan materi atau bahan-bahan bagi Pimpinan dalam rangka koordinasi

Pimpinan DPR RI, DPD RI dan MPR RI tentang gedung dan fasilitas fisik; dan

l) Tugas lain-lain menurut kebutuhan pimpinan dan lembaga sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Dukungan keahlian yang diberikan Sekretariat Jenderal DPD RI meliputi :

a) Penampungan hasil diskusi, curah pendapat atau penjelasan ide/gagasan

mengenai perlunya disusun rancangan undang-undang;

b) Pengkajian dan penelusuran informasi yang diperlukan melalui diskusi,

seminar, aspirasi masyarakat, lokakarya, dan bentuk-bentuk pertemuan

lainnya;

c) Penyusunan draft naskah/dokumen akademik;

d) Penyusunan draf rancangan undang-undang sesuai dengan ide atau gagasan

dari pemrakarsa;

e) Pemberian dukungan keahlian kepada alat kelengkapan pada saat

sidang-sidang atau rapat-rapat pembahasan di DPD dan DPR;

f) Pemberian dukungan teknis kepada Komite dan/atau Panitia Perancang

Undang-Undang pada saat sidang atau rapat didaerah;

g) Pelaksanaan tugas keahlian lainnya dalam rangka pelaksanaan tugas dan

wewenang DPD RI.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Jenderal DPD RI sebagai

aparatur pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung

kepada Pimpinan DPD RI memiliki fungsi sebagai berikut :

a) Koordinasi dan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas unit organisasi di

lingkungan Sekretariat Jenderal DPD RI;

b) Pemberian dukungan administratif dan keahlian di bidang pelayanan Pimpinan,

persidangan, hubungan masyarakat dan daerah, dukungan keahlian di bidang

(22)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

16

c) Pembinaan dan pelaksanaan perencanaan serta pengawasan internal,

administrasi keanggotaan, kepegawaian, ketatausahaan, perlengkapan,

kerumahtanggaan, dan keuangan di lingkungan DPD RI.

Pada masa yang akan datang kegiatan Sekretariat Jenderal DPD RI harus

mampu mengantisipasi perkembangan dinamika ketatanegaraan dan semakin

kompleksnya persoalan-persoalan daerah yang membutuhkan penanganan DPD RI

dalam upaya menjembatani kepentingan pusat dan daerah. Untuk itu perlu

dilakukan penguatan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian. Penguatan

dimaksud dilakukan baik melalui konsolidasi dan formulasi kerja internal,

terpenuhinya jumlah SDM yang profesional, dukungan sarana dan prasarana kerja;

serta membangun komunikasi dan hubungan kerja dengan lembaga terkait.

Keseluruhan upaya tersebut dilakukan melalui perencanaan yang terpadu

dan berkelanjutan dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya kemampuan

antisipatif dan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab yang dilaksanakan

untuk mendukung DPD RI, sehingga DPD RI dapat memenuhi perannya sebagai

lembaga Perwakilan Daerah, Legislatif dan DPD RI dapat menjalankan tugasnya

secara efektif, serta dapat mengukur dan mengevaluasi pencapaiannya melalui

umpan balik yang terorganisasi dan sistematis sebagaimana ditetapkan dalam

Rencana Strategis Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2010-2014.

E. Sistematika Penyajian

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan

pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI selama tahun 2012. Capaian

kinerja (performance result) 2012 tersebut dibandingkan dengan penetapan kinerja

(performance agreement) 2012 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi.

Analisis capaian kinerja terhadap rencana kinerja memungkinkan diidentifikasinya

sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang.

Penyusunan LAKIP Sekretariat Jenderal DPD RI disusun dengan berpedoman

kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja

dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI

(23)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

17 Bab I – Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, arti penting keberadaan

lembaga DPD RI, mekanisme pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI,

kesekretariatan DPD RI dalam mendukung pelaksanaan tugas-tugas konstitusional

DPD RI, dan sistematika LAKIP Sekretariat Jenderal DPD RI tahun 2012.

Bab II – Rencana Strategis, menjelaskan mengenai rencana strategis DPD RI dan rencana strategis Sekretariat Jenderal DPD RI 2010-2014, Komponen perencanaan

strategis yang didalamnya terdapat visi, misi, isu umum kemasyarakatan,

isu-isu strategis kelembagaan, tujuan dan sasaran, cara mencapai tujuan dan sasaran,

indikator kinerja utama Sekretariat Jenderal DPD RI 2010-2014, Rencana Kinerja

Tahun 2012, Penetapan Kinerja Tahun 2012.

Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan evaluasi kinerja, penetapan kinerja, pengukuran kinerja dan analisis pencapaian akuntabilitas kinerja

(perbandingan-perbandingan), aspek keuangan dan penganggaran serta strategi pemecahan.

Bab IV – Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI tahun 2012 dan menguraikan rekomendasi

(24)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

18 BAB II

RENCANA STRATEGIS

A. Rencana Strategis 2010-2014

Pasal 22D UUD 1945 menegaskan bahwa Dewan Perwakilan Daerah

Republik Indonesia (DPD RI) merupakan lembaga legislatif, disamping DPR

dan MPR yang menyelenggarakan fungsi legislasi. DPD RI dibentuk dengan

tujuan untuk memperjuangkan secara konstitusional aspirasi dan kepentingan

masyarakat dan daerah dari seluruh penjuru nusantara.

Pengaturan lebih lanjut terhadap kelembagaan DPD RI untuk masa

periode kedua 2009-2014 ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 27 tahun

2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD. UU ini telah memberi fondasi yang

cukup kuat bagi peran-peran konstitusional DPD RI, di mana UU ini telah

membawa perubahan pada mekanisme kerja DPD dalam pelaksanaan fungsi

legislasi (penyusunan Usul RUU tertentu, Pandangan dan Pendapat serta

Pertimbangan atas UU tertentu) dan fungsi pengawasan atas pelaksanaan UU

tertentu. Pelaksanaan tugas konstitusionalnya dijabarkan lagi kedalam

Peraturan DPD Nomor 01/DPD RI/I/2009-2010 sebagaimana diubah dengan

Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 05/DPD

RI/IV/2009-2010 tentang Tata Tertib DPD RI dan terakhir dirubah dengan

Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

2012 tanggal 5 April 2012 tentang Tata Tertib di mana pelaksanaan tugasnya

dilaksanakan oleh alat kelengkapan DPD.

Fungsi-fungsi konstitusional DPD RI dalam rangka memperjuangkan

aspirasi masyarakat dan daerah dalam tataran kebijakan nasional,

dilaksanakan berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) DPD RI tahun

2010-2014 yang memuat prioritas strategis DPD.

Persoalan-persoalan daerah dan bangsa pada kondisi kekinian dan

masa depan melalui penyerapan aspirasi masyarakat dari seluruh penjuru

(25)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

19

lembaga perwakilan sebagai panduan terhadap sasaran perjuangan politik

DPD RI kedepan dirumuskan dalam Rencana Strategis kepada

capaian-capaian strategis.

Renstra DPD RI 2010-2014 ini memberikan arah bagi DPD RI untuk

mencapai tujuan pelaksanaan tugas-tugas konstitusionalnya meliputi

penyusunan RUU usul Inisiatif DPD RI, Pandangan dan Pendapat,

Pertimbangan dan fungsi Pengawasan. Renstra DPD RI mencakup visi, misi

dan isu-isu umum kemasyarakatan.

Visi DPD RI yaitu:

Terwujudnya Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) sebagai Lembaga Legislatif dalam Sistim Tata Negara Indonesia yang

kuat dan efektif dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerah

menuju masyarakat Indonesia yang bermartabat, berkesetaraan,

berkeadilan, dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik

Indonesia

Misi DPD RI yaitu :

1. Memperjuangkan penataan sistem ketatanegaraan untuk memperkuat

sistem check and balances melalui perubahan tahap ke-5 UUD RI 1945;

2. Mengoptimalkan fungsi, tugas, dan wewenang DPD RI dalam mengajukan

usul, ikut membahas, memberikan pertimbangan UU tertentu, dan

melakukan pengawasan atas UU;

3. Memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerah untuk mewujudkan

pemerataan pembangunan bangsa yang bermartabat, sejahtera,

berkeadilan dan berkesinambungan serta berwawasan lingkungan dalam

wadah NKRI;

4. Meningkatkan sinergi dan interaksi serta kerjasama anggota DPD RI

dengan para pemangku kepentingan untuk efektifitas perjuangan aspirasi

dan kepentingan daerah dalam kebijakan nasional;

5. Mendorong pemerintah pusat untuk memberi perhatian yang lebih besar

(26)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

20

6. Mendorong pemerintah daerah mengidentifikasi dan menyusun strategi

dalam mengatasi isu-isu dan persoalan penting di daerah;

7. Meningkatkan kinerja politik Anggota DPD RI melalui Institusional building,

capacity building dan image building;

8. Melakukan sosialisasi DPD RI melalui berbagai terobosan kegiatan yang

terprogram tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan wewenang DPD didukung

oleh Sekretariat Jenderal DPD RI yang berfungsi sebagai sistem pendukung

pelaksanaan tugas DPD. Sekretariat Jenderal DPD mempunyai tugas

memberi dukungan teknis, administratif dan keahlian; dan memiliki wewenang

untuk mengelola kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian serta

dukungan lainnya bagi tugas-tugas DPD termasuk mengelola sarana dan

prasarana Kantor DPD di daerah sebagaimana disebutkan dalam Peraturan

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tanggal 5

April 2012 tentang Tata Tertib.

Untuk mencapai dukungan terhadap pelaksanaan tugas lembaga DPD,

Sekretariat Jenderal DPD menyusun perencanaan jangka menengah maupun

rencana tahunan sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra)

Sekretariat Jenderal DPD RI.

Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan

Daerah Republik Indonesia mencakup: visi, misi, tujuan, kebijakan, program

jangka menengah dan Indikator Kinerja Utama (IKU). Renstra merupakan

suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun

waktu satu sampai lima tahun secara sistematis dan berkesinambungan

(27)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

21 B. Komponen Perencanaan Strategis

1. Visi

Sesuai dengan komponen Renstra, Sekretariat Jenderal DPD RI telah

mempunyai Visi, yaitu cara pandang jauh ke depan kemana lembaga

Sekretariat Jenderal DPD RI harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif, dan

inovatif. Visi adalah gambaran yang menantang tentang keadaan masa

depan yang diinginkan. Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan

strategis merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan suatu

organisasi.

Didalam konteks kehidupan bernegara, visi Sekretariat Jenderal DPD RI

memainkan peran dilihat dari sudut pandang perspektif kelembagaan,

Sekretariat Jenderal DPD RI adalah kesekretariatan lembaga negara yang

berfungsi sebagai sistem pendukung dan merupakan integrasi dari

berbagai unsur yang terdiri atas kelembagaan, kepegawaian, dan

ketatalaksanaan guna memberi dukungan administratif dan keahlian yang

optimal, baik dari aspek manajerial, sumber daya manusia, maupun

dukungan sarana dan prasarana kerja serta sumber daya lainnya yang

ditata dan dikelola secara konsisten dan dilaksanakan secara simultan.

Visi Sekretariat Jenderal DPD RI mencerminkan gambaran keadaan dan

kondisi yang ingin diwujudkan pada tahun 2014, yang sekaligus

merefleksikan kesinambungan upaya memberikan dukungan kepada

lembaga DPD RI dalam rangka pengembangan dan pemantapan

penyelenggaraan otonomi daerah, yaitu:

“PROFESIONAL DAN ANDAL DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN ADMINISTRATIF DAN KEAHLIAN BAGI PELAKSANAAN TUGAS

KONSTITUSIONAL DPD RI”

Profesional diartikan bahwa setiap pegawai memiliki kompetensi, kreatif dan inovatif dalam menjaga dan meningkatkan kapasitas pelayanan

kepada lembaga DPD RI; menjamin standar akurasi dan ketepatan yang

tinggi dalam advis prosedural (accurate and prompt); mengembangkan

(28)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

22

procedural based); mempublikasikan rangkaian hasil kerja, prosedur dan

sumber-sumber justifikasi kegiatan DPD RI; fasilitasi program informasi dan

pendidikan yang efektif sebagai bentuk dukungan fungsional legislasi; dan

memaksimalkan serta menjaga akses dari semua elemen pelayanan dan

informasi.

Andal diartikan sebagai terciptanya kepercayaan (trust) dan kepuasan

(satisfied) dari pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap segenap

unsur Sekretariat Jenderal dalam dukungan teknis, administratif dan

keahlian yang diberikan.

2. Misi

Untuk mewujudkan visi organisasi yang telah ditetapkan maka harus

ditindaklanjuti dengan penetapan misi organisasi. Misi adalah pernyataan

yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai. Misi

merupakan fokus organisasi yang tersusun secara baik, menetapkan

tujuan yang unik dan mendasar, yang membuat suatu produk/jasa yang

dihasilkan berbeda serta menunjukkan cakupan kegiatan yang ditawarkan

serta pasar/konsumen yang dilayani. Sekretariat Jenderal DPD RI

mengejawantahkan hal-hal tersebut dalam cakupan misinya.

Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan dari kesekretariatan

DPD RI dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa

organisasi Sekretariat Jenderal DPD RI kepada suatu fokus. Misi

menjelaskan mengapa organisasi Sekretariat Jenderal DPD RI itu ada, apa

yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya. Dalam konteks

organisasi publik, proses perumusan misi harus juga memperhatikan

masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dan memberikan

peluang untuk penyesuaian sesuai dengan tuntutan lingkungan.

Misi sebagai pernyataan cita-cita merupakan landasan kerja yang harus

diikuti dan seharusnya mendukung keseluruh misi organisasi. Sesuai

dengan penjelasan misi sebagaimana tersebut di atas, dan untuk

mendukung visi, maka misi Sekretariat Jenderal DPD RI adalah:

(29)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

23

b. Membangun SDM aparatur yang profesional, kompeten, dan

berintegritas;

c. Meningkatkan kapasitas struktur kelembagaan dan ketatalaksanaan

Sekretariat Jenderal;

d. Membangun pemahaman masyarakat luas tentang keberadaan DPD

RI.

Hal ini semata-mata merujuk pada tugas pokok dan fungsi kesekretariatan

yang telah ditetapkan dalam perundang-undangan yang berlaku dimana

mengharuskan suatu bentuk pelayanan yang bersifat komprehensif dan

simultan, sehingga semua misi yang dirumuskan tersebut mengharuskan

sifat simultan dalam gerak laju dan irama organisasi kesekretariatan dalam

menuju performa dan tujuan organisasi yang diinginkan.

3. Isu-isu Umum Kemasyarakatan

Selain Visi dan Misi sebagai komponen Rencana strategi, DPD RI juga

memiliki 13 Isu Strategis adalah sebagai berikut :

Isu Strategis 1 :

Otonomi Daerah Untuk kesejahteraan masyarakat.

Isu Strategis 2 :

Pembangunan Infrastruktur dan Pendayagunaan Sumber Daya Alam

Nasional Sebagai Prime Mover Pertumbuhan perekonomian Daerah dan

Pemerataan kesejahteraan Rakyat .

Isu Strategis 3 :

Peningkatan Dana Transfer ke Daerah.

Isu Strategis 4 :

Perwujudan Hak-Hak Rakyat di daerah Atas Pelayanan Sosial Dasar

Dalam Bidang Pendidikan.

Isu Strategis 5 :

Perwujudan keadilan dan Kesetaraan Gender, jaminan Sosial

(30)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

24 Isu Strategis 6 :

Perlindungan dan Pemajuan Hak-Hak Adat, Budaya Lokal, dan

Keanekaragaman Daerah.

Isu Strategis 7 :

Penghayatan dan Pengamalan Nilai-Nilai Agama dan Pancasila Yang

Mampu Menjawab Persoalan Bangsa.

Isu Strategis 8 :

Peningkatan Efektifitas Pencegahan dan Pemberantasan dan Korupsi.

Isu Strategis 9 :

Pertimbangan Rancangan anggaran pendapat dan belanja negara.

Isu Strategis 10 :

Pengawasan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan belanja Negara dan

Pemeriksaan Keuangan Negara.

Isu Strategis 11 :

Pertimbangan Atas Pemilihan Calon Anggota BPK.

Isu Strategis 12 :

Penyusunan Program serta Urusan Prioritas Pembahasan RUU Sebagai

Usul Inisiatif DPD RI Dalam Prolegnas.

Isu Strategis 13 :

Penyusunan RUU yang berazas Demokrasi dan Desentralisasi Demi

Mewujudkan Persatuan, Permusyawaratan, dan Keadilan bagi Daerah dan

Masyarakat.

4. Isu-isu strategis kelembagaan

Terdiri dari 3 isu strategis, meliputi :

Isu Strategis 1 :

Penguatan Fungsi dan Kewenangan DPD RI sebagai lembaga Perwakilan.

Isu Strategi 2 :

Peningkatan Kinerja DPD RI melalui Institusional building, Capacity

Building, dan Image Building.

Isu Strategi 3 :

(31)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

25 5. Tujuan dan Sasaran

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi.

Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam waktu 5

(lima) tahun. Tujuan organisasi harus konsisten dengan tugas dan

fungsinya. Secara kolektif, tujuan organisasi menggambarkan arah

strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai

tugas dan fungsi organisasi. Tujuan organisasi mempertajam fokus

pelaksanaan misi lembaga. Tujuan organisasi meletakkan kerangka

prioritas untuk memfokuskan arah semua program dan aktivitas organisasi

dalam melaksanakan misinya. Tujuan organisasi mewakili tujuan umum

seluruh unit organisasi di lingkungannya.

Tujuan organisasi menggambarkan isu-isu strategis yang merupakan

keprihatinan yang ingin diatasi oleh seluruh unsur organisasi. Oleh karena

itu pelaksanaannya akan mendorong sinergi antar semua unit organisasi.

Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, dan program

serta kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Oleh sebab itu, tujuan

harus dapat menyediakan dasar yang kuat untuk menetapkan indikator

kerja kegiatan.

Penetapan tujuan dan sasaran organisasi pada umumnya didasarkan

kepada faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan

visi dan misi. Hal ini dimaksudkan agar instansi pemerintah tersebut

mampu mencapai tujuan dan sasarannya, sehingga tidak ada suatu

sasaran ataupun aktivitas yang terbengkalai atau tidak tercapai, karena

dengan mengetahui faktor-faktor kunci keberhasilan berarti organisasi

tersebut telah mengetahui apa kelebihan/kekuatannya untuk mencapai

suatu sasaran dan aktivitas serta tidak melakukan suatu kegiatan dimana

ada kekurangan/kelemahannya.

Dengan mengacu pada pernyataan visi dan misi serta isu-isu dan analisis

strategis, dapat ditetapkan tujuan organisasi sebagai suatu kondisi yang

akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5

(32)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

26

Tujuan organisasi harus konsisten dengan tugas pokok dan fungsinya,

serta menjadi arah perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan

yang akan dilakukan dalam rangka merealisasikan misi. Tujuan ditetapkan

untuk mempertajam pelaksanaan misi Sekretariat Jenderal DPD RI serta

meletakkan prioritas dan memberikan arah program dan kegiatan yang

akan dilaksanakan.

Tujuan dari Sekretariat Jenderal adalah dalam rangka mendukung

kelancaran pelaksanaan tugas lembaga DPD itu sendiri yaitu untuk

mewujudkan DPD RI sebagai lembaga legislatif dalam sistim tata negara

Indonesia yang kuat dan efektif dalam memperjuangkan aspirasi

masyarakat dan daerah menuju masyarakat Indonesia yang bermartabat,

berkesetaraan, berkeadilan, dan sejahtera dalam wadah NKRI.

Penetapan tujuan Sekretariat Jenderal tidak terlepas dari tantangan yang

dihadapi lima tahun kedepan sebagaimana dirumuskan dalam RPJMN

2010-2014 yaitu :

1. Melaksanakan secara optimal fungsi-fungsi DPD dalam melaksanakan

penyusunan legislasi, pengawasan dan penganggaran;

2. Mendorong terbentuknya rumah aspirasi melalui sekretariat DPD di

daerah di 33 provinsi;

3. Memperjuangkan aspirasi rakyat dalam membantu proses

pembangunan dan kemajuan daerah;

4. Peningkatan profesionalitas dan kapasitas lembaga legislatif dan

peningkatan kapasitas komunikasi politik;

5. Memperkuat kapasitas sekretariat internal lembaga perwakilan.

Tujuan Sekretariat Jenderal DPD RI yang hendak dicapai yaitu :

1. Terwujudnya kualitas dukungan teknis persidangan dan

substansi/materi sidang DPD RI yang efektif;

2. Meningkatkan kapasitas Sekretariat Jenderal DPD RI dalam mendukung

pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan;

3. Terwujudnya pemahaman masyarakat luas terhadap keberadaan DPD

(33)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

27

4. Terwujudnya kualitas akuntabilitas di lingkungan Sekretariat Jenderal

DPD RI;

5. Terwujudnya profesionalitas, kompetensi dan integritas SDM.

Tujuan dalam Renstra 2010-2014 adalah sejalan apa yang telah ditetapkan

dalam RPJMN 2010-2014.

Selanjutnya sasaran merupakan target/hasil konkrit yang harus dicapai

oleh organisasi dalam kurun waktu tertentu dengan rumusan yang lebih

spesifik dan terukur dengan waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran

merupakan penjabaran dari tujuan yang akan dicapai atau dihasilkan oleh

Sekretariat Jenderal DPD RI dalam jangka waktu 1 (satu) tahun, 1 (satu)

semester, 1 (satu) triwulan. Fokus utama penetapan sasaran adalah untuk

alokasi pembiayaan dan sumber daya dalam kegiatan–kegiatan Sekretariat

Jenderal DPD RI.

Pada Tahun 2011 Sekretariat Jenderal DPD RI telah mendapatkan

penilaian LAKIP Tahun Anggaran 2011, kemudian dari hasil penilaian

tersebut ada beberapa rekomendasi dari Kemen PAN dan RB sebagai

berikut :

1. Rumusan sasaran harus berorientasi outcome dan bersifat strategis

yaitu apa yang ingin dicapai berkaitan dengan tugas dan fungsi

Sekretariat Jenderal DPD dalam memberikan dukungan keahlian dan

teknis administratif kepada DPD;

2. Rumusan sasaran merupakan peningkatan dalam pencapaian tujuan

3. Sasaran tidak berorientasi kegiatan ( untuk Sekretariat Jenderal) tetapi

berorientasi outcome;

4. Rumusan indikator kinerja berorientasi outcome dan berkaitan dengan

tugas dan fungsi sekretariat jenderal DPD dalam memberikan dukungan

keahlian dan teknis administratif;

5. Rumusan indikator kinerja harus spesifik dan tidak dalam bentuk

kegiatan.

Berdasarkan rekomendasi tersebut, maka Sekretariat Jenderal DPD RI

menyusun beberapa perubahan terhadap sasaran dan indikator kinerja

(34)

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2012

28 Tabel 2.1. Perubahan SasaranKegiatan Sekretariat Jenderal DPD RI

SASARAN AWAL SASARAN PERUBAHAN KETERANGAN

1. Tersedianya

rancangan Putusan

DPD tentang

legislasi yang

mengakomodir kepentingan daerah yang tepat waktu

a. Meningkatnya efektivitas

dukungan keahlian

Sekretariat Jenderal DPD RI terhadap fungsi legislasi DPD RI

Rumusan revisi sasaran

dimaksudkan untuk

peningkatan dan disesuaikan dengan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal DPD RIyaitu dukungan keahlian

b. Meningkatnya efektivitas

dukungan keahlian

Sekretariat Jenderal DPD RI terhadap fungsi anggaran DPD RI

2. Tersedianya Putusan

DPD bidang

pengawasan terhadap

pelaksanaan UU

tertentu yang

mengakomodir aspirasi masyarakat dan daerah

c. Meningkatnya efektivitas

dukungan keahlian

Sekretaria Jenderal DPD RI terhadap fungsi pengawasan DPD RI

3. Meningkatnya sistem

manajemen dan

mekanisme kerja

DPD sesuai dengan kebutuhan lembaga DPD

d. Meningkatnya efektivitas

dukungan keahlian

Sekretariat Jenderal DPD RI

terhadap penyusunan

pedoman tata kerja/non RUU DPD RI

4. Tersedianya kajian dari staf ahli/tim ahli dan unit pendukung DPD

Substansi telah masuk dalam

dukungan terhadap

pelaksanaan fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan

5. Tersedianya sarana dan prasarana kerja

yang memadai

sebagai pendukung kinerja Dewan di ibukota negara dan di ibukota Provinsi

e. Meningkatnya efektivitas dukungan teknis administratif Sekretariat Jenderal DPD RI terhadap kebutuhan DPD RI

Perubahan rumusan sasaran

dimaksudkan untuk

peningkatan dan disesuaikan dengan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal DPD RI

yaitu dukungan teknis

administratif

6. Meningkatnya

koordinasi dengan

lembaga negara,

lembaga Pemerintah, Pemerintah Daerah

dan stakeholders di

pusat dan daerah

f. Meningkatnya pemahaman

masyarakat dan parlemen negara lain terhadap peran dan fungsi DPD RI

Butir 6 dan butir 7

digabungkan dengan

rumusan yang berorientasi outcome

7. Meningkatnya

Gambar

Gambar 1.1 : Dukungan Tahapan Penyusunan RUU Usul Inisiatif
Gambar 1.2 : Dukungan Tahapan Pembahasan Pandangan dan
Gambar 1.4
gambar 1.5 Gambar 1.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2013, seperti tersebut dibawah ini :. PELAKSANAAN

Kepada seluruh peserta Pengadaan Jasa Konsultansi yang merasa keberatan atas ditetapkannya pemenang tersebut di atas, dapat mengajukan sanggahan secara online kepada Pokja

Pada hari ini Jumat tanggal Tujuh Belas bulan Oktober tahun Dua Ribu Empat Belas(17- 10-2014) pukul 09.00 Wib, bertempat di PDAM Lematang Enim, Panitia Pengadaan Barang/Jasa

Pelaksanaan penambahan penyertaan modal Negara ke dalam modal saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kertas Kraft Aceh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dilakukan menurut

[r]

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. © Erma Aniska Fauziah 2014

Hubungan antara Sudut Awal dengan Kecepatan Sudut, dan Power Tungkai dengan Waktu Reaksi pada Staggered Feet Placement ………... ERMA ANISKA

City Project: By monitoring saline levels, this project will allow local officials to assess the impact of salinity in high risk wards, improve public. awareness, and allow for