• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKT Konsol ICON 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKT Konsol ICON 2012"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk

DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012

(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

DAN

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

(2)
(3)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PERNYATAAN DIREKSI

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

LAPORAN KEUANGAN

1. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

1

2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian

3

3. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian

4

4. Laporan Arus Kas Konsolidasian

5

(4)
(5)
(6)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 DESEMBER 2012

(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2011 DAN 1 JANUARI 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Kas dan setara kas 2f,2i,2j,3,31,35 7.374.877.681 7.488.934.288 3.505.375.041

Piutang usaha - pihak ketiga – setelah

dikurangi penyisihan penurunan

nilai sebesar Rp 7.106.850.758 pada tahun 2012, Rp 3.780.545.533 pada tahun 2011 dan

Rp 5.016.827.533 pada tahun 2010 2f,2j,2o,4,31,35

31.612.192.143 31.334.585.540 11.655.616.851

Piutang lain-lain - pihak ketiga 2j,5,35 123.409.050 142.541.230 194.655.005

Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 127.406.221 pada tahun 2012,

2011 dan 2010 2k,2o,6

4.356.603.915 5.511.173.868 2.045.895.883

Biaya dibayar di muka 2l,7 164.229.971 484.518.776 698.789.788

Pajak dibayar di muka 2r - - 26.500.000

Uang muka - - 1.271.955.234

Jumlah Aset Lancar 43.631.312.760 44.961.753.702 19.398.787.802

ASET TIDAK LANCAR

Piutang pihak berelasi 2g,2j,29a,35 999.347.103 1.195.860.012 911.715.233

Investasi pada entitas asosiasi 2m,8 665.169.500 -

-Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi

penyusutan sebesar

Rp 22.532.971.322 pada tahun 2012, Rp 17.612.234.538 pada tahun 2011 dan Rp 12.618.240.892

pada tahun 2010 2n,2o,9

27.959.791.628 32.875.239.677 35.708.560.263

Taksiran tagihan pajak penghasilan 2r,28d 3.678.414.491 6.689.318.730 6.452.553.189

Aset tidak lancar lainnya 2f,2j,10,31,35 1.318.868.403 3.000.113.988 664.054.739

Aset pajak tangguhan 2r,28c 3.886.440.303 2.885.275.331 3.940.059.385

Jumlah Aset Tidak Lancar 38.508.031.428 46.645.807.738 47.676.942.809

(7)

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 DESEMBER 2012

(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2011 DAN 1 JANUARI 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

Utang bank jangka pendek 2f,2j,11,31,35 2.430.071.000 7.777.823.096 891.263.166

Utang usaha - pihak ketiga 2f,2j,12,31,35 16.810.382.577 20.873.060.348 10.281.117.991

Utang lain-lain - pihak berelasi 2g,2j,29b,35 6.093.153.518 6.142.253.518 1.379.991.901

Biaya masih harus dibayar 13 3.955.560.587 4.227.289.641 2.520.487.854

Provisi 2u,14 2.652.575.084 -

-Utang pajak 2r,28a 6.000.229.674 3.352.523.187 1.603.715.812

Pendapatan diterima di muka yang akan direalisasi dalam waktu satu

tahun 2j,15,29b 57.350.020 57.350.020 57.350.020

Uang muka pelanggan 2j,16 259.804.260 691.745.023 1.472.062.552

Bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun

Utang bank 2f,2j,17,31,35

4.226.505.689 3.781.850.864 2.931.992.341

Utang pembiayaan konsumen 2j,2o,18,35 161.251.399 149.614.696 289.885.173

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 42.646.883.808 47.053.510.393 21.427.866.810

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Utang jangka panjang - pihak berelasi 2j,29b,35 7.611.352.120 9.139.818.163 8.676.170.636

Pendapatan diterima di muka setelah dikurangi bagian yang terealisasi

dalam waktu satu tahun 2j,15,29b

1.070.533.698 1.127.883.718 1.185.233.739

Liabilitas imbalan paska kerja 2q,27 5.868.305.597 8.988.084.405 8.584.613.459

Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun

Utang bank 2f,2j,17,31,35

4.978.621.120 8.426.516.392 11.141.583.352

Utang pembiayaan konsumen 2j,18,35 154.618.870 228.522.376 40.151.137

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 19.683.431.405 27.910.825.054 29.627.752.323

JUMLAH LIABILITAS 62.330.315.213 74.964.335.447 51.055.619.133

EKUITAS

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham - nilai nominal

Rp 56,125 per saham

Modal dasar - 1.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor

penuh - 726.500.000 saham

pada tahun 2012 dan 2011 1e,20 40.774.812.500 40.774.812.500 14.031.250.000

Biaya emisi efek ekuitas 21 (1.224.457.299) (1.224.457.299) (1.224.457.299)

Selisih kurs setoran modal 21 (2.272.200.000) (2.272.200.000) (2.272.200.000)

Selisih nilai transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali 2e,22 (21.639.894.267) (21.639.894.267) 5.130.086.483

Defisit (7.507.602.624) (8.698.356.331) (9.400.725.604)

Jumlah Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Entitas

Induk 8.130.658.310 6.939.904.603 6.263.953.580

Kepentingan non-pengendali 19 11.678.370.665 9.703.321.390 9.756.157.898

JUMLAH EKUITAS 19.809.028.975 16.643.225.993 16.020.111.478

JUMLAH LIABILITAS DAN

(8)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2012 2011

PENDAPATAN USAHA 2p,23

122.456.590.211 109.383.644.774

BEBAN POKOK PENDAPATAN 2p,24 (99.535.624.138) (95.014.121.308)

LABA BRUTO 22.920.966.073 14.369.523.466

BEBAN USAHA 2p

Beban umum dan administrasi 25 (22.067.605.977) (13.160.563.462)

Beban keuangan 26 (2.682.300.117) (2.401.453.496)

Pendapatan keuangan 26 1.281.543.578 937.023.026

Pendapatan usaha lainnya - bersih 26 665.194.341 2.541.231.311

Jumlah Beban Usaha (22.803.168.175) (12.083.762.621)

LABA SEBELUM PAJAK

PENGHASILAN 117.797.898 2.285.760.845

MANFAAT (BEBAN) PAJAK

PENGHASILAN 2r

Kini 28b (602.155.403) (607.862.276)

Tangguhan 28c 1.663.413.851 (1.054.784.054)

Jumlah Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan 1.061.258.448 (1.662.646.330)

LABA TAHUN BERJALAN 1.179.056.346 623.114.515

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Keuntungan aktuarial kumulatif imbalan paska

kerja 2g,27 2.648.995.515

-Pajak penghasilan tangguhan terkait 2r,28c (662.248.879)

-PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN

TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK 1.986.746.636

-LABA KOMPREHENSIF TAHUN

BERJALAN 3.165.802.982 623.114.515

Laba komprehesif neto yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik Perusahaan 1.190.753.707 675.951.023

Kepentingan non-pengendali 1.975.049.275 (52.836.508)

3.165.802.982 623.114.515 Laba per saham dasar yang dapat

(9)

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012

(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Ekuitas yang Dapat Diatriibusikan kepada Pemilik Entitas Induk

Saldo per 1 Januari 2011 14.031.250.000 (1.224.457.299) (2.272.200.000) 5.130.086.483 - (9.400.725.604) 6.263.953.580 9.756.157.898 16.020.111.478

Bagian laba bersih PT Gama Wahyu Abadi yang dibukukan sebagai modal proforma yang berasal dari transaksi restrukturisasi

dengan entitas sepengendali - - - (26.418.250) - 26.418.250 - - -

Penambahan saham baru sehubungan dengan

penggabungan usaha 26.743.562.500 - - (5.103.668.233 21.639.894.267 - - - -

Laba komprehensif untuk tahun yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2011 - - - 675.951.023 675.951.023 (52.836.508) 623.114.515

Saldo per 31 Desember 2011 40.774.812.500 (1.224.457.299) (2.272.200.000) - 21.639.894.267 (8.698.356.331) 6.939.904.603 9.703.321.390 16.643.225.993

Laba komprehensif untuk tahun yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2012 - - - 1.190.753.707 1.190.753.707 1.975.049.275 3.165.802.982

(10)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2012 2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan dari pelanggan 118.273.381.600 90.130.760.355 Penerimaan restitusi pajak 3.280.848.347 -

Pembayaran bunga (2.097.993.606) (455.956.485)

Pembayaran kepada pemasok, karyawan dan pihak lain (106.655.887.388) (87.887.456.935) Kegiatan operasional lainnya (3.229.685.308) (4.307.038.354) Kas Bersih yang Diperoleh dari (digunakan untuk)

Aktivitas Operasi 9.570.663.645 (2.519.691.419)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Hasil penjualan aset tetap 330.502.545 975.667.771 Perolehan aset tetap (660.847.150) (2.454.538.000) Investasi saham pada Entitas Asosiasi (825.000.000) - Kas Bersih yang Diperoleh dari (digunakan untuk)

Aktivitas Investasi (1.155.344.605) (1.478.870.229)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penurunan (kenaikan) piutang pihak berelasi 158.145.089 (284.144.779) Kenaikan (penurunan) utang pihak berelasi (314.412.526) 4.861.390.485 Kenaikan (penurunan) pinjaman (8.373.108.210) 3.404.875.189 Kas Bersih yang Diperoleh dari (digunakan untuk)

Aktivitas Pendanaan (8.529.375.647) 7.982.120.895

KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS (114.056.607) 3.983.559.247

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 7.488.934.288 3.505.375.041

(11)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

1. U M U M

a. Perusahaan

PT Island Concepts Indonesia Tbk. (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No. 3 tanggal 11 Juli 2001 dari Evi Susanti Panjaitan S.H., Notaris di Tabanan, Bali. Akta tersebut kemudian diubah melalui Akta Pemasukan, Pengeluaran dan Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan No. 14 tanggal 12 September 2002 dari Notaris yang sama. Kedua Akta ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 23 April 2003 dalam Surat Keputusan No. C-08791 HT.01.01.TH.2003 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 Tambahan No. 9004 tanggal 10 September 2004. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan terakhir dengan Akta Notaris No. 9 tanggal 20 Juni 2012 dari Yurisa Martanti, S.H., MH, Notaris di Jakarta, yang antara lain dilakukan sehubungan dengan persetujuan rencana perubahan status Perusahaan kembali menjadi Perseroan Penanaman Modal Asing.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, Perusahaan menjalankan usahanya dalam bidang jasa akomodasi. Disamping itu, melalui PT Patra Supplies and Services (PSS), Entitas Anak, Perusahaan menjalankan kegiatan jasa katering dan jasa pemeliharaan fasilitas perkotaan.

Kantor Perusahaan terletak di Jl. Raya Petitenget No. 469, Kerobokan, Kuta, Badung, Bali. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada April 2005. Lokasi utama kegiatan usaha Perusahaan adalah di Villas Bali Island, Jl. Raya Petitenget No. 469, Kerobokan, Kuta, Badung, Bali.

b. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan

Susunan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012, berdasarkan Akta Notaris No. 8 tanggal 20 Juni 2012 dari Yurisa Martanti, S.H., MH adalah sebagai berikut:

Komisaris

Komisaris Utama : Marzuki Usman

Komisaris : A. Sulistyawati

Komisaris Independen : R. Rivai M. Noer

Direktur

Direktur Utama : Dodi Prawira Amtar

Direktur : Putu Agung Prianta

Direktur : Octavianus Kuntjoro

Direktur : Graham James Bristow

Bapak Marzuki Usman mengundurkan diri pada tanggal 29 Oktober 2012 dan posisinya digantikan sementara oleh A. Sulistyawati berdasarkan rapat dewan komisaris tanggal 12 Nopember 2012.

Susunan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, berdasarkan Akta Notaris No. 54 tanggal 20 Juni 2011 oleh M. Nova Faisal S.H., M.Kn., adalah sebagai berikut:

Komisaris

Komisaris Utama : Marzuki Usman Komisaris : Graham James Bristow

Komisaris : A. Sulistyawati

(12)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

1. U M U M (Lanjutan)

b. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan (Lanjutan)

Direktur

Direktur Utama : Dodi Prawira Amtar

Direktur : Putu Agung Prianta

Direktur : Octavianus Kuntjoro

Susunan komite audit dan sekretaris Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

31 Desember 2012 31 Desember 2011

Ketua : R. Rivai M. Noer R. Rivai M. Noer

Anggota : Tony Silitonga, MBA Tony Silitonga, MBA

Anggota : W.R. Kaminski W.R. Kaminski

Kepala Unit Audit Internal : Maxwell Morris Hunt Maxwell Morris Hunt Sekretaris Perusahaan : Widya Laksana Widya Laksana

Jumlah gaji dan tunjangan lainnya yang diberikan kepada Komisaris dan Direksi Perusahaan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

Komisaris : 1.564.290.000 536.910.200

Direksi : 1.143.438.010 3.189.053.605

Jumlah 2.707.728.010 3.725.963.805

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan dan Entitas Anak masing-masing mempunyai 114 orang dan 138 orang karyawan tetap (tidak diaudit).

c. Penawaran Umum Saham Perusahaan

Pada tanggal 22 Desember 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dengan suratnya No. 1303/III/PMA/2004 untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat sebanyak 125.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 112,50 per saham dan harga penawaran Rp 112,50 per saham.

d. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian

(13)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

1. U M U M (Lanjutan)

e. Penggabungan Usaha PT Gama Wahyu Abadi ke dalam PT Island Concepts Indonesia Tbk.

Berdasarkan Akta No. 52 tanggal 20 Juni 2011 M. Nova Faisal S.H., M.Kn., Perusahaan dan PT Gama Wahyu Abadi (GWA) setuju untuk melakukan penggabungan usaha dimana GWA secara hukum terlikuidasi setelah penggabungan berlaku efektif.

Pada tanggal 16 Juni 2011, Perusahaan menerima surat Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) tentang pemberitahuan efektifnya Pernyataan Penggabungan Usaha yang tertuang dalam surat No. S-6710/BL/2011.

Perubahan anggaran dasar Perusahaan berkaitan dengan penggabungan usaha, sebagaimana dituangkan dalam Akta No. 53 tanggal 20 Juni 2011, yang dibuat dihadapan Notaris M. Nova Faisal, S.H., M.Kn. telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-36158.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 19 Juli 2011.

Berdasarkan laporan penilaian saham No. 041D-VAL-VI/2011 tanggal 10 Juni 2011, KJPP Rengganis, Hamid & Rekan berpendapat bahwa Nilai Pasar Wajar 100% saham Perusahaan per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 8.047.047.000 atau sebesar Rp 32,19 per saham.

Berdasarkan laporan penilaian saham No. 041E-VAL-VI/2011 tanggal 10 Juni 2011, KJPP Rengganis, Hamid & Rekan berpendapat bahwa Nilai Pasar Wajar 100% saham GWA pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 15.337.092.000 atau sebesar Rp153.370,92 per saham.

Berdasarkan metode dan tata cara konversi saham, maka Perusahaan menerbitkan saham baru dengan nilai nominal Rp 56,125 per saham. Dengan demikian konversi saham GWA dalam Perusahaan adalah setiap pemegang 1 (satu) saham GWA dengan nilai nominal Rp 100.000 per saham mendapatkan 4.765 saham baru dengan nilai nominal Rp 56,125 per saham.

f. Susunan Pemegang Saham Sebelum dan Sesudah Penggabungan Usaha

Susunan pemegang saham Perusahaan sebelum dan pada tanggal penggabungan usaha adalah sebagai berikut: Island Regency Grup Ltd. 56.562.000 22,62 - - - 56.562.000 7,79 Island Regency Club Inc. 48.500.000 19,40 - - - 48.500.000 6,68 Graham James Bristow 32.000.000 12,80 - - - 32.000.000 4,40 Francis Street Pty. Ltd. 16.500.000 6,60 - - - 16.500.000 2,27 Masyarakat 96.438.000 38,58 - - - 96.438.000 13,27 Ir. Frans Bambang

(14)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

1. U M U M (Lanjutan)

g. Entitas Anak

Perusahaan merupakan entitas induk yang memiliki sebuah Entitas Anak (secara bersama-sama untuk selanjutnya disebut “Grup”). Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan mempunyai kepemilikan saham secara langsung pada Entitas Anak sebagai berikut:

Domisili dan

Persentase Kepemilikan Efektif Dan Jumlah Aset Sebelum Eliminasi

Entitas Anak Jenis Usaha Tahun Operasi

Komersial

31 Desember 2012

31 Desember 2011 PT Patra Supplies and Services

(PSS)

Perusahaan memiliki PSS melalui penggabungan usaha dengan PT Gama Wahyu Abadi (Catatan 1e).

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

a. Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, serta Peraturan No. VIII.G.7 sebagaimana terlampir dalam surat keputusan No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012, yang terdapat di dalam Peraturan dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”). Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011 secara prospektif atau retrospektif.

b. Penerapan PSAK dan ISAK Baru

Penerapan Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2012

Pada tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) baru dan revisi yang efektif sejak tanggal tersebut.

Penerapan standar dan interpretasi baru atau revisi, yang relevan dengan operasi Grup dan memberikan dampak pada laporan keuangan konsolidasian, adalah sebagai berikut:

PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”

(15)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)  

b. Penerapan PSAK dan ISAK Baru (Lanjutan)

Penerapan Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2012 (Lanjutan)

PSAK 60, “Instrumen Keuangan: “Pengungkapan”

Standar yang direvisi ini memperkenalkan pengungkapan baru terkait dengan instrumen keuangan. Standar ini tidak berdampak pada klasifikasi dan penilaian atas instrumen keuangan Grup.

Grup telah menyertakan pengungkapan baru agar sesuai dengan persyaratan dari standar.

Lain-lain

Penerapan dari standar dan interpretasi baru/revisi berikut, tidak menimbulkan perubahan besar terhadap kebijakan akuntansi Grup dan efek material jumlah yang dilaporkan atas periode berjalan atau periode sebelumnya:

 PSAK 10 : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

 PSAK 13 : Properti Investasi

 PSAK 16 : Aset Tetap

 PSAK 26 : Biaya Pinjaman

 PSAK 30 : Sewa

 PSAK 46 : Pajak Penghasilan

 PSAK 50 : Instrumen Keuangan: Penyajian

 PSAK 55 : Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

 PSAK 56 : Laba per Saham

 ISAK 25 : Hak Atas Tanah

 ISAK 56: Laba per Saham

Standar akuntansi dan interpretasi baru atau revisi, yang relevan terhadap kegiatan operasi Perusahaan dan Entitas Anak, yang telah dipublikasikan dan diwajibkan untuk tahun yang dimulai sejak atau setelah 1 Januari 2013 adalah sebagai berikut:

 Penyesuaian PSAK 60 : Instrumen Keuangan: Pengungkapan

 PSAK 38 : Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali

Grup masih mengevaluasi dampak yang mungkin timbul atas penerbitan standar akuntansi keuangan tersebut

Penerapan Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2011

Grup menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) lainnya yang berlaku efektif mulai 1 Januari 2011 sebagai berikut:

   

(16)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)  

b. Penerapan PSAK dan ISAK Baru (Lanjutan)

Penerapan Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2011 (Lanjutan)

dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan. Standar ini memperkenalkan laporan laba rugi komprehensif yang menggabungkan semua pendapatan dan beban yang diakui dalam laporan laba rugi secara bersama-sama dengan “pendapatan komprehensif lain”.

(2) PSAK No. 3 (Revisi 2010), Laporan Keuangan Interim dan ISAK No. 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai, mengatur isi minimum dan prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran laporan keuangan interim.

(3) PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian Perusahaan, dan akuntansi untuk investasi pada Entitas Anak, pengendalian bersama entitas, dan perusahaan asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.

(4) PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”, mensyaratkan informasi dilaporkan dalam setiap segmen operasi sesuai dengan informasi yang dilaporkan secara regular kepada pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya.

(5) PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, mensyaratkan pengungkapan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan.

(6) PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”, menjelaskan transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan dampaknya. Grup menerapkan secara prospektif PSAK ini untuk transaksi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau setelah awal periode/tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011.

(7) PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”, mengatur akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kegiatan tertentu. Pendapatan diakui ketika kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke ekuitas, mengakibatkan kenaikan ekuitas, dan manfaat ini dapat diukur secara andal. Jumlah yang ditagih untuk kepentingan pihak ketiga bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke ekuitas dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas.

(8) PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”, mengatur tentang prosedur yang digunakan oleh entitas untuk meyakinkan bahwa nilai tercatat aset tidak melebihi nilai yang dapat dipulihkan. Suatu aset nilai tercatatnya melebihi nilai yang dapat dipulihkan apabila nilai tercatatnya melebihi nilai yang dapat dipulihkan melalui pemakaian dan penjualan aset tersebut. Jika ini yang terjadi, maka aset tersebut diturunkan nilainya dan pernyataan ini mengharuskan entitas untuk mengakui kerugian penurunan nilai aset. PSAK ini juga mengatur kapan entitas harus memulihkan kerugian penurunan nilai aset yang telah diakui dan pengungkapan yang diperlukan.

(17)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)  

b. Penerapan PSAK dan ISAK Baru (Lanjutan)

Penerapan Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2011 (Lanjutan)

Berikut ini adalah PSAK dan ISAK baru dan revisi yang relevan dan telah diterapkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, namun tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup:

(1) PSAK No. 8 (Revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan (2) PSAK No. 15 (Revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi (3) PSAK No. 19 (Revisi 2010), Aset Tak Berwujud

(4) PSAK No. 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

c. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (“Rp”) yang juga merupakan mata uang fungsional Grup.

d. Prinsip-prinsip Konsolidasi dan Kombinasi Bisnis

Prinsip Konsolidasi

Efektif 1 Januari 2011, Grup secara retrospektif menerapkan PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali untuk beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif, yaitu: (i) kerugian anak perusahaan yang mengakibatkan akun kepentingan nonpengendali bersaldo defisit; (ii) kehilangan pengendalian atas anak perusahaan; (iii) perubahan dalam bagian kepemilikan anak perusahaan yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan pengendalian yang ada; dan (v) konsolidasi anak perusahaan yang dibatasi dalam jangka waktu yang panjang.

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Entitas Anak.

Seluruh saldo dan transaksi akun antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah dieliminasi.

Entitas Anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian.

(18)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

d. Prinsip-prinsip Konsolidasi dan Kombinasi Bisnis

Prinsip Konsolidasi

Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas kecuali, dalam keadaan yang jarang, dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Dalam kondisi tertentu, pengendalian juga ada ketika Grup memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas.

Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada Kepentingan Non pengendali (KNP) (sebelumnya dikenal sebagai hak minoritas) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.

Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas Anak, maka Grup:

(1) menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak; (2) menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;

(3) menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; (4) mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;

(5) mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;

(6) mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi; dan

(7) mereklasifikasi bagian induk perusahaan atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari anak-anak perusahaan yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan.

Kombinasi Bisnis

(19)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

d. Prinsip-prinsip Konsolidasi dan Kombinasi Bisnis (Lanjutan)

Kombinasi Bisnis (Lanjutan)

Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Grup mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi.

Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pada tanggal akuisisi pihak pengakuisisi mengukur kembali nilai wajar kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam komponen laba rugi.

Imbalan kontinjensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontinjensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam komponen laba rugi atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontinjensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas.

Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah yang diakui untuk KNP atas aset bersih teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika nilai agregat tersebut lebih kecil dari nilai wajar aset neto Entitas Anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam komponen laba rugi.

Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi, dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Perusahaan dan/atau Entitas Anak yang diharapkan akan menerima manfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi dialokasikan ke UPK tersebut.

Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka

goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat

operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.

e. Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Akuisisi entitas yang merupakan entitas sepengendali dicatat dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest) sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2004) “Akuntansi Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Berdasarkan PSAK No. 38 tersebut, pengalihan aset, liabilitas, saham dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali pada dasarnya tidak menghasilkan laba atau rugi bagi grup atau bagi perusahaan individu yang berada di bawah grup, dan karenanya restrukturisasi tersebut tidak menimbulkan perubahan substansi ekonomi atas kepemilikan aset, liabilitas, saham dan instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan. Dengan metode penyatuan kepemilikan tersebut, pengalihan aset dan liabilitas dicatat sebesar nilai tercatatnya.

(20)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

e. Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Saldo STRES dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai laba atau rugi yang direalisasi pada saat (1) hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi, (2) pelepasan aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak lain yang tidak sepengendali. Sebaliknya, jika ada transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama maka saling hapus dilakukan antara saldo yang ada dengan yang baru, sehingga menimbulkan saldo baru atas akun ini.

Berdasarkan PSAK 38 (Revisi 2004), dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan yang diakuisisi untuk periode terjadinya restrukturisasi tersebut dan untuk periode perbandingan yang disajikan, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah perusahaan tersebut telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan tersebut.

f. Penjabaran Mata Uang Asing

Pembukuan Grup diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan.

Keuntungan atau kerugian selisih kurs atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun yang disesuaikan dengan bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dengan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada akhir tahun.

Kurs mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia sebagai berikut:

2012 2011

Dolar Amerika Serikat 9.670 9.068

g. Transaksi Pihak Berelasi

Pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Grup:

1. langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, jika suatu pihak:

- mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Grup;

- memiliki kepentingan dalam Grup yang memberikan pengaruh signifikan atas Grup; atau - memiliki pengendalian bersama atas Grup;

2. Perusahaan asosiasi;

3. perusahaan ventura bersama dimana Grup sebagai venturer;

(21)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

g. Transaksi Pihak Berelasi (Lanjutan)

5. anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (1) atau (4);

6. entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama, dipengaruhi secara signifikan oleh, atau dimana hak suara signifikan atas entitas tersebut, langsung maupun tidak langsung, dimiliki oleh individu seperti diuraikan dalam butir (4) atau (5); atau

7. suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari Grup, atau entitas lain yang terkait dengan Grup.

Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu diatur oleh Bapepam-LK melalui Peraturan Nomor IX.E.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK nomor : Kep-521/BL/2008, tanggal 12 Desember 2008, yang menyatakan antara lain:

a. Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis Perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris, pemegang saham utama Perusahaan dalam suatu transaksi yang dapat merugikan Perusahaan karena adanya penetapan harga yang tidak wajar.

b. Perusahaan yang melakukan transaksi afiliasi wajib melakukan keterbukaan informasi, kecuali:

 Penggunaan setiap fasilitas yang diberikan oleh Perusahaan atau Perusahaan Terkendali kepada komisaris, direktur, dan pemegang saham utama yang juga sebagai karyawan yang langsung berhubungan dengan tanggung-jawab mereka terhadap Perusahaan tersebut dan sesuai dengan kebijakan Perusahaan, serta telah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham;

 Transaksi antara Perusahaan baik dengan karyawan, direksi atau komisaris Perusahaan tersebut maupun dengan karyawan, direksi atau komisaris Perusahaan Terkendali, dan transaksi antara Perusahaan Terkendali baik dengan karyawan, direksi atau komisaris Perusahaan Terkendali tersebut maupun dengan karyawan, direksi atau komisaris Perusahaan dengan persyaratan yang sama, sepanjang hal tersebut telah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam transaksi tersebut termasuk pula manfaat yang diberikan oleh Perusahaan atau Perusahaan Terkendali kepada semua karyawan, direksi atau komisaris dengan persyaratan yang sama, menurut kebijakan yang ditetapkan Perusahaan; dan/atau

 Imbalan, termasuk gaji, iuran dana pensiun, dan/atau manfaat khusus yang diberikan kepada komisaris, direktur dan pemegang saham utama yang juga sebagai karyawan, jika jumlah secara keseluruhan dari imbalan tersebut diungkapkan dalam laporan keuangan berkala.

Berdasarkan PSAK No. 07, semua transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan tingkat harga dan persyaratan normal, sebagaimana dilakukan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, maupun tidak, telah diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan untuk masing-masing akun.

h. Penggunaan Estimasi

(22)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

i. Kas dan Setara Kas

Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya, dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.

j. Instrumen Keuangan

Efektif 1 Januari 2010, Grup menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pelaporan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Dalam penerapan standar ini, Grup telah mengidentifikasi sejumlah penyesuaian transisi sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 mengenai Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

Selanjutnya, sehubungan dengan telah efektifnya PSAK No. 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian dan PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, sejak 1 Januari 2012, Grup telah mengevaluasi dampak revisi PSAK-PSAK tersebut dan menyimpulkan bahwa dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian tidak material.

Sehubungan dengan diberlakukannya PSAK No. 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan, Grup telah menerapkan pengungkapan atas instrumen keuangan pada laporan keuangan konsolidasian.

Grup mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Grup menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrumen keuangan diakui pada tanggal penyelesaian.

Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan termasuk biaya transaksi, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

(23)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

j. Instrumen Keuangan (Lanjutan)

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Grup mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih.

Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, dan liabilitas keuangan lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Grup hanya memiliki aset keuangan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang serta liabilitas keuangan dalam kategori liabilitas keuangan lain-lain. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tidak diungkapkan.

Penentuan Nilai Wajar

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid

price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid

price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk

mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present

value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi,

(24)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

j. Instrumen Keuangan (Lanjutan)

Setelah pengukuran awal

Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Grup mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni setelah pengukuran awal) dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masing-masing transaksi, Grup menerapkan metode pengakuan setelah pengukuran awal yang sesuai.

Aset Keuangan

Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset tersedia untuk dijual.

Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, kategori ini meliputi kas dan setara kas, deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha, piutang lain-lain dan piutang pihak berelasi.

Liabilitas Keuangan

Liabilitas Keuangan Lain-lain

Kategori ini merupakan liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

(25)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

j. Instrumen Keuangan (Lanjutan)

Liabilitas keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga efektif atas premi, diskonto, dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, kategori ini meliputi utang bank (jangka pendek dan panjang), utang pembiayaan konsumen, utang usaha dan utang lain-lain.

Saling Hapus Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Grup saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, manajemen Grup menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai.

(1) Aset Keuangan pada Biaya Perolehan Diamortisasi

Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.

Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

(26)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

j. Instrumen Keuangan (Lanjutan)

Penurunan Nilai Aset Keuangan

(1) Aset Keuangan pada Biaya Perolehan Diamortisasi (Lanjutan)

Jika pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut.

(2) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual

Penelaahan penurunan nilai atas instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual mencakup penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian penurunan nilai tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui di ekuitas.

Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan (1) Aset Keuangan

Aset keuangan (atau bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika:

a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;

b. Grup tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung liabilitas kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau

c. Grup telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.

(27)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

j. Instrumen Keuangan (Lanjutan)

(1) Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, dibatalkan, atau telah kadaluarsa. Jika liabilitas keuangan tertentu digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal. Pengakuan timbulnya liabilitas keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

k. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan (acquisition cost) dan nilai realisasi bersihnya. Biaya perolehan meliputi harga beli material dan biaya lainnya yang timbul sampai persediaan dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipakai (present location and condition). Biaya perolehan barang jadi terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya langsung lainnya dan biaya overhead yang dinyatakan sebesar nilai yang terkait dengan produksi. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan biaya penjualannya. Biaya perolehan ditentukan menggunakan basis metode “masuk pertama keluar pertama” (in first-out), kecuali persediaan barang konsumsi di lokasi Kerinci yang menggunakan metode rata-rata, dikurangi dengan penyisihan dan penurunan nilai untuk persediaan usang dan bergerak lambat. Penyisihan untuk persediaan usang dan bergerak lambat ditentukan berdasarkan estimasi pemakaian masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang. Pemakaian masing-masing jenis persediaan dicatat sebagai beban pada periode digunakan.

Penyisihan persediaan usang dan penyisihan kerugian penurunan nilai persediaan dibentuk untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi bersih.

l. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

m. Entitas Asosisasi

Entitas asosiasi adalah suatu entitas, yang bukan merupakan entitas anak ataupun pengendalian bersama entitas, tetapi Grup memiliki pengaruh signifikan. Entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.

(28)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

m. Entitas Asosisasi (Lanjutan)

Pada setiap tanggal pelaporan, Grup menentukan apakah terdapat bukti objektif bahwa telah terjadi penurunan nilai pada investasi pada entitas asosiasi. Jika demikian, maka Grup menghitung besarnya penurunan nilai sebagai selisih antara jumlah yang terpulihkan dan nilai tercatat atas investasi pada entitas asosiasi dan mengakui selisih tersebut pada “bagian atas laba/(rugi) bersih entitas asosiasi” di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi kecuali transaksi tersebut memberikan bukti penurunan nilai atas aset yang ditransfer. Kebijakan akuntansi entitas asosiasi disesuaikan jika diperlukan untuk memastikan konsistensi dengan kebijakan yang diterapkan oleh Grup.

n. Aset Tetap

Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.

Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Setelah pengukuran awal, aset tetap diukur dengan metode biaya.

Penyusutan aset tetap Perusahaan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan umur manfaat aset tetap sebagai berikut:

Umur Manfaat Tarif Penyusutan

Bangunan dan prasarana 20 – 25 4% - 5%

Taman dan infrastruktur 2 50%

Peralatan kantor 2 – 5 25% - 50%

Perabot kantor 4 – 5 20% - 25%

Kendaraan 4 – 5 20% - 25%

Barak sementara 7 14,3%

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.

(29)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

n. Aset Tetap (Lanjutan)

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.

Nilai residu, umur manfaat, dan metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.

o. Penurunan Nilai Aset

Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup menelaah apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat uji penurunan nilai aset perlu dilakukan, maka Grup membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.

Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang secara signifikan independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dinyatakan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai “Rugi penurunan nilai”. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menghitung nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, transaksi pasar kini juga diperhitungkan, jika tersedia.

Jika transaksi pasar kini tidak tersedia, Grup menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini harus didukung oleh metode penilaian tertentu

(valuation multiples) atau indikator nilai wajar lain yang tersedia.

Kerugian penurunan nilai, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya.

(30)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

p. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan manfaat ekonomis akan mengalir ke Grup dan pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan tersebut harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui:

Pendapatan diakui pada saat penyerahan jasa kepada pelanggan. Uang muka yang diterima dari pelanggan dan pendapatan diterima dimuka akan diakui sebagai pendapatan pada saat jasa diserahkan.

Pendapatan sewa diakui sejalan dengan berlalunya waktu atau selama periode sewa atau penggunaan aset yang bersangkutan.

Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).

Pendapatan bunga dan beban bunga dari instrumen keuangan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif.

Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelah pengakuan penurunan nilai tersebut diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan pada saat perhitungan penurunan nilai.

Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan atau penerbitan instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian diamortisasi sepanjang umur instrumen keuangan menggunakan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi terkait aset keuangan, dan sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi terkait liabilitas keuangan.

q. Imbalan Paska Kerja

Grup telah menerapkan Standar Akuntansi Keuangan Imbalan Kerja, yaitu PSAK No. 24 (Revisi 2010). Perusahaan mencatat kewajiban imbalan paska kerja berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UUK) yang berlaku efektif sejak 25 Maret 2003. Kewajiban ditentukan berdasarkan penilaian atas kewajiban imbalan paska kerja dengan menggunakan metode projected unit

credit. Imbalan paska kerja untuk tahun berjalan dicerminkan pada laporan laba rugi komprehensif

konsolidasian dan laporan posisi keuangan konsolidasian.

Kriteria pengakuan dan pengukuran kewajiban Grup terhadap karyawannya sebagaimana diuraikan diatas, mengacu kepada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 57 yang mengatur tentang pengakuan dan pengukuran kewajiban estimasi, kewajiban kontinjensi, dan aset kontinjensi.

Grup akan memiliki kewajiban yang sama berupa pembayaran uang pesangon, uang penghargaan kerja dan uang pengganti hak terhadap karyawan tetap, apabila terjadi penghentian/pemutusan kerja terhadap karyawan tersebut dimasa yang akan datang.

(31)

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011)

(Angka disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

r. Perpajakan

Perusahaan menghitung pajak penghasilan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46, tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban.

Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang, sedangkan aset pajak tangguhan yang berasal dari manfaat pajak masa mendatang dan saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi akan diakui apabila besar kemungkinan jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan manfaat pajak masa mendatang dan saldo rugi fiskal masih dapat dipakai. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau, jika mengajukan keberatan atau banding, pada saat keputusan atas keberatan atau banding tersebut telah ditetapkan.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Penghasilan (beban) pajak penghasilan merupakan jumlah agregat (i) pajak kini (current tax) dan (ii) pajak tangguhan (deferred tax) yang diperhitungkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Akun ini disajikan dengan merinci unsur-unsur beban pajak kini dan penghasilan (beban) pajak tangguhan.

Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban di dalam laporan keuangan konsolidasian dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak penghasilan tangguhan menggunakan metode liabilitas neraca. Namun, pajak penghasilan tangguhan tidak diperhitungkan jika timbul dari pengakuan awal aset atau kewajiban dari transaksi selain penggabungan perusahaan yang pada saat transaksi tidak mempengaruhi laba atau rugi akuntansi atau pajak.

Beban pajak kini merupakan perhitungan kewajiban pajak penghasilan badan Perusahaan pada satu tahun fiskal sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia, dengan memperhitungkan (a) penghasilan neto komersial, (b) penghasilan yang dikenakan PPh final dan yang tidak termasuk obyek pajak, (c) penyesuaian fiskal positif dan negatif, dan (d) pengurangan penghasilan neto.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan yang timbul dari hasil perhitungan pendapatan (beban) pajak tangguhan pada tanggal laporan posisi keuangan, disajikan tersendiri sebagai aset atau kewajiban ‘tidak lancar’ (non current) dan jumlahnya di-offset dan disajikan secara neto.

s. Segmen Usaha

Gambar

Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan dan Entitas Anak yang tercatat dalam laporan keuangan konsolidasian

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Abdurrahman Wahid setelah tidak menjadi Presiden, diantaranya foto penganugerahan Honoris Causa di Universitas Soka, Jepang pada tahun 2002.. Pada tahun 2003, diantaranya

Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui bahwa mayoritas keluarga yang memiliki balita di puskesmas hamparan perak dalam kategori gizi baik sebanyak 278 responden

Narasumber-1 yang mengatakan bahwa kepercayaan penuh diberikan kepada Narasumber-2 untuk memimpin perusahaan, Narasumber-1 percaya Narasumber-2 akan mampu memimpin

Dalam rangka mendapatkan gambaran pelayanan GPIB Jemaat “CINERE” Depok melalui evaluasi tahunan dan memberi masukkan dalam rangka pembuatan dan penetapan Program Kerja &

Missouri Matematics Project (MMP) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII Negri 6 Medan T.P 2017/2018 (2)Untuk mengetahui berapa persen pengaruh model

Hasil pengukuran Return Loss antena mikrostrip rectangular patch array diatas menunjukkan rentang frekuensi 1775 - 1825 MHz memiliki nilai Return Loss dibawah

Hasil pengujian bare fiber strain sensor dan packaged strain sensor baik secara perhitungan maupun secara eksperimen menghasilkan trend grafik yang sama yaitu semakin

turunan estrogen yang jenisnya etinilestradiol). 5) Tidak mencegah infeksi menular seksual. 8) Kerusakan hati, kerusakan fungsi hati, atau hepatitis. 9) Perempuan dengan