• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Tes Bahasa IAIN Gorontalo 09

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jenis Tes Bahasa IAIN Gorontalo 09"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

    

    

JENIS TES BAHASA

JENIS TES BAHASA

Burhan Nurgiyantoro

Burhan Nurgiyantoro

FBS/PPs Universitas Negeri Yogyakarta

FBS/PPs Universitas Negeri Yogyakarta

Gorontalo, 6 Juni 2009

▸ Baca selengkapnya: bahasa gorontalo selamat malam

(2)

Jenis Tes Bahasa

Jenis Tes Bahasa

Tes bahasa mengalami perkembangan dari waktu

Tes bahasa mengalami perkembangan dari waktu

ke waktu

ke waktu

Kemunculan dan perubahan penekanan dalam

Kemunculan dan perubahan penekanan dalam

tes bahasa dimaksudkan untuk memerbarui tes

tes bahasa dimaksudkan untuk memerbarui tes

sesuai dengan pandangan, pendekatan, dan

sesuai dengan pandangan, pendekatan, dan

fokus pembelajaran bahasa

fokus pembelajaran bahasa

Pembaruan yang dilakukan sering berdasarkan

Pembaruan yang dilakukan sering berdasarkan

kelemahan yang ada sebelumnya

kelemahan yang ada sebelumnya

Tetapi, betapapun kelemahan yang ada tetap saja

Tetapi, betapapun kelemahan yang ada tetap saja

tes-tes itu ada manfaatnya; jadi kita tak dapat

tes-tes itu ada manfaatnya; jadi kita tak dapat

meniadakan begitu saja

meniadakan begitu saja

Adanya unsur tumpang-tindih juga tidak dapat

Adanya unsur tumpang-tindih juga tidak dapat

dielakkan

(3)

1. Tes Diskret

Discrete point test: tes yang hanya menekankan/

menyangkut satu aspek kebahasaan pada satu waktu Tiap butir tes hanya untuk mengukur satu aspek

kebahasaan: fonologi, morfologi, sintaksis, kosakata Tes diskret juga dapat menyangkut tes keterampilan berbahasa

Dasar pemikiran tes diskret (juga dalam hal pengajaran) adalah teori strukturalisme (linguistik) dan behaviorisme (psikologi)

Kedua teori itu beranggapan bahwa keseluruhan dapat dipecah-pecah ke dalam bagian-bagian

Atau, keseluruhan adalah jumlah dari bagian-bagian

Tiap bagian tersebut (kebahasaan dan keterampilan) dapat diajarkan dan diteskan secara terpisah

(4)

Lanjutan…

Pandangan bahwa teori tes diskret dapat memecah-mecah unsur kebahasaan dan menghadirkannya dalam keadaan terisolasi, dianggap sebagai kelemahan tes diskret yang paling mencolok

Orang tidak mungkin belajar bahasa dalam situasi yang mutlak diskret dan terisolasi (tanpa konteks)

Lagi pula dalam hal belajar bahasa, keseluruhan belum tentu sama jumlah dari bagian-bagian

Ada kompetensi yang harus dimiliki seseorang yang di luar kebahasaan (: pendekatan komunikatif)

Kompetensi komunikatif memprasyaratakan kompetensi-kompetensi lain selain unsur bahasa, misalnya kompetensi-kompetensi sosial (faktor sosio-kultural)

Faktor sosio-kultural memegang peran penting dalam menunjang kompetensi omunikatif seseorang

(5)

Lanjutan…

Persoalan yang muncul: apakah tes diskret tidak perlu lagi dipergunakan di sekolah untuk mengukur kadar keberhasilan belajar bahasa siswa?

Teori baru dibangun atau sebagai reaksi teori sebelumnya; yang baru tak dapat sama sekali meninggalkan yang lama Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa tak dapat sama sekali meninggalkan pandangan strukturalisme Dalam tahap awal pembelajaran bahasa bagi orang dewasa, pengajaran unsur struktural bahasa masih amat dibutuhkan Orang tidak akan bisa begitu saja diajak berbicara bahasa asing sebelum memiliki pengetahuan tentang sistem bahasa itu

Artinya: pengajaran unsur bahasa masih diperlukan

Jika pengajaran unsur struktur masih dilakukan, tes diskret mau tidak mau masih juga diperlukan

(6)

2. Tes Integratif

2. Tes Integratif

 Integrative test: tes yang mengukur lebih dari unsur Integrative test: tes yang mengukur lebih dari unsur

kebahasaan atau satu keterampilan berbahasa dalam satu kebahasaan atau satu keterampilan berbahasa dalam satu

waktu waktu

 Dalam tes integratif, ada beberapa unsur kebahasaan atau Dalam tes integratif, ada beberapa unsur kebahasaan atau

keterampilan berbahasa yang harus harus dilibatkan, dan keterampilan berbahasa yang harus harus dilibatkan, dan

itu dipadukan itu dipadukan

 Dalam satu kali tes minimal ada dua aspek/keterampilan Dalam satu kali tes minimal ada dua aspek/keterampilan

yang diukur yang diukur

 Aspek-aspek kebahasaan tidak saling dipisahkan, Aspek-aspek kebahasaan tidak saling dipisahkan,

melainkan dipadukan sehingga ada keterkaitan melainkan dipadukan sehingga ada keterkaitan

antarunsur/antarketerampilan antarunsur/antarketerampilan

 Bahasa yang alamiah bukanlah kumpulan dari unsur-unsur Bahasa yang alamiah bukanlah kumpulan dari unsur-unsur

bahasa semata bahasa semata

 Dalam tes keterampilan bahasa, bahkan akan lebih baik jika Dalam tes keterampilan bahasa, bahkan akan lebih baik jika

juga mempertimbangkan aspek konteks juga mempertimbangkan aspek konteks

 Tes integratif memang sudah memadukan beberapa unsur Tes integratif memang sudah memadukan beberapa unsur

kebahasaan, tetapi belum tentu kontekstual kebahasaan, tetapi belum tentu kontekstual

 Tes yang kontekstual lazimnya bersifat Tes yang kontekstual lazimnya bersifat

(7)

Lanjutan…

Lanjutan…

Tes pragmatik/komunikatif pasti integratif, tetapi

Tes pragmatik/komunikatif pasti integratif, tetapi

tes integratif belum tentu pragmatik

tes integratif belum tentu pragmatik

Tes integratif yang tidak kontekstual masih

Tes integratif yang tidak kontekstual masih

terisolasi, mirip-mirip dengan tes diskret, belum

terisolasi, mirip-mirip dengan tes diskret, belum

mencerminkan penggunaan bahasa yang alamiah

mencerminkan penggunaan bahasa yang alamiah

Berbagai tes unsur kebahasaan yang diteskan

Berbagai tes unsur kebahasaan yang diteskan

minimal berada dalam konteks kalimat, atau

minimal berada dalam konteks kalimat, atau

konteks yang lebih besar

konteks yang lebih besar

Dilihat dari sudut pembelajaran bahasa dewasa

Dilihat dari sudut pembelajaran bahasa dewasa

ini, tes integratif terlihat lebih menjanjikan

ini, tes integratif terlihat lebih menjanjikan

daripada tes diskret

daripada tes diskret

Walau demikian, pemilihan tes haruslah

Walau demikian, pemilihan tes haruslah

disesuaikan dengan pendekatan, metode, dan

disesuaikan dengan pendekatan, metode, dan

teknik, bahkan juga bahan pembelajaran, yang

teknik, bahkan juga bahan pembelajaran, yang

dipergunakan dalam pembelajaran bahasa di

dipergunakan dalam pembelajaran bahasa di

kelas

(8)

3. Tes Pragmatik

3. Tes Pragmatik

Tes pragmatik berangkat dari pandangan bahwa Tes pragmatik berangkat dari pandangan bahwa

bahasa adalah alat berkomunikasi, maka seseorang

bahasa adalah alat berkomunikasi, maka seseorang

dinyatakan memiliki kompetensi berbahasa adalah jika

dinyatakan memiliki kompetensi berbahasa adalah jika

mampu mempergunakan bahasa itu dalam konteks

mampu mempergunakan bahasa itu dalam konteks

yang sesungguhnya

yang sesungguhnya

Tes pragmatik: pendekatan dalam tes keterampilan Tes pragmatik: pendekatan dalam tes keterampilan berbahasa untuk mengukur seberapa baik pembelajar

berbahasa untuk mengukur seberapa baik pembelajar

mampu mempergunakan elemen bahasa sesuai

mampu mempergunakan elemen bahasa sesuai

dengan konteks berbahasa yang sesungguhnya

dengan konteks berbahasa yang sesungguhnya

Tes pragmatik: Tes pragmatik: prosedur/tugas yang menuntut prosedur/tugas yang menuntut

pembelajar menghasilkan urutan unsur bahasa sesuai

pembelajar menghasilkan urutan unsur bahasa sesuai

dengan pemakaian bahasa secara nyata, dan

dengan pemakaian bahasa secara nyata, dan

sekaligus menuntut pembelajar menghubungkannya

sekaligus menuntut pembelajar menghubungkannya

dengan konteks ekstralinguistik

dengan konteks ekstralinguistik

Dalam tes pragmatik Dalam tes pragmatik tak ada lagi tes struktur/kosakata tak ada lagi tes struktur/kosakata secara tersendiri

secara tersendiri, tetapi semua unsur kebahasaan , tetapi semua unsur kebahasaan terlibat dan langsung dikaitkan dengan unsur

terlibat dan langsung dikaitkan dengan unsur

ekstralinguistik sekaligus

(9)

Lanjutan…

Lanjutan…

Dalam kehidupan berbahasa ada dua hal yang Dalam kehidupan berbahasa ada dua hal yang terlibat:

terlibat: konteks linguistikkonteks linguistik dan dan ekstralinguisikekstralinguisik

Konteks linguistik: bahasa sebagai lambang verbal Konteks linguistik: bahasa sebagai lambang verbal dengan segala unsurnya

dengan segala unsurnya

Konteks ekstralinguistik: dunia atau sesuatu yang di Konteks ekstralinguistik: dunia atau sesuatu yang di luar bahasa, sesuatu yang disampaikan lewat media luar bahasa, sesuatu yang disampaikan lewat media

bahasa bahasa

Dalam kehidupan berbahasa terdapat Dalam kehidupan berbahasa terdapat hubungan hubungan sistematis dan timbal-balik

sistematis dan timbal-balik antara kedua konteks antara kedua konteks tersebut

tersebut

Ada berbagai hal di luar bahasa yang berpengaruh Ada berbagai hal di luar bahasa yang berpengaruh terhadap pemilihan wujud bahasa dalam

terhadap pemilihan wujud bahasa dalam

berkomunikasi, dan itulah yang disebut sebagai berkomunikasi, dan itulah yang disebut sebagai

faktor penentu atau pragmatik

faktor penentu atau pragmatik

Faktor pragmatik/faktor penentu ada banyak Faktor pragmatik/faktor penentu ada banyak

jenisnya, misalnya siapa yang berkomunikasi, apa jenisnya, misalnya siapa yang berkomunikasi, apa

tujuan komunikasi, masalah yang dikomunikasikan, tujuan komunikasi, masalah yang dikomunikasikan,

(10)

Lanjutan…

Lanjutan…

Tes pragmatik mengukur kemampuan berbahasa Tes pragmatik mengukur kemampuan berbahasa pembelajar dalam konteks yang sesungguhnya

pembelajar dalam konteks yang sesungguhnya

Namun, itu harus ada kesesuaian dengan metode Namun, itu harus ada kesesuaian dengan metode pembelajaran bahasa

pembelajaran bahasa

Pembelajaran bahasa haruslah menekankan pada Pembelajaran bahasa haruslah menekankan pada kemampuan berbahasa, bukan sistem bahasa

kemampuan berbahasa, bukan sistem bahasa

Dengan begitu ada keselarasan antara model Dengan begitu ada keselarasan antara model

pembelajaran dan model penilaian

pembelajaran dan model penilaian

Namun, pada praktiknya tidak mudah mengreaikan Namun, pada praktiknya tidak mudah mengreaikan

pembelajaran bahasa yang benar-benar kontekstual dan

pembelajaran bahasa yang benar-benar kontekstual dan

komunikatif

komunikatif

Artinya, Artinya, pembelajaran “penggunaan bahasa”, pembelajaran “penggunaan bahasa”,

kemampuan berbahasa, masih saja artifisial, namun itu

kemampuan berbahasa, masih saja artifisial, namun itu

sudah lebih baik daripada yang benar-benar diskret dan

sudah lebih baik daripada yang benar-benar diskret dan

terisolasi

terisolasi

Tes pragmatik yang masih berwujud penggunaan dalam Tes pragmatik yang masih berwujud penggunaan dalam konteks artifisial juga sudah lebih baik daripada yang

konteks artifisial juga sudah lebih baik daripada yang

benar-benar diskret yang hanya bertujuan mengukur

benar-benar diskret yang hanya bertujuan mengukur

pengetahuan tentang sistem

(11)

Contoh Tes Pragmatik

Contoh Tes Pragmatik

Ada banyak model dan contoh, dan salah satunya adalah tes Ada banyak model dan contoh, dan salah satunya adalah tes tes cloze tes cloze (

(cloze testcloze test))

Tes jenis ini baik dipakai untuk pemahaman bacaan; tes pemahaman Tes jenis ini baik dipakai untuk pemahaman bacaan; tes pemahaman

wacana dengan tes objektif berkorelasi secara positif dengan hasil tes cloze

wacana dengan tes objektif berkorelasi secara positif dengan hasil tes cloze

Tes cloze adalah tes yang berupa pengisian kembali kata-kata ke-n yang Tes cloze adalah tes yang berupa pengisian kembali kata-kata ke-n yang sengaja dihilangkan dalam sebuah wacana

sengaja dihilangkan dalam sebuah wacana

Kata-kata yang dihilangkan biasanya kata yang ke-5, ke-6, ke-7Kata-kata yang dihilangkan biasanya kata yang ke-5, ke-6, ke-7

Untuk dapat mengisi tempat-tempat kosong, pembelajar harus memahami Untuk dapat mengisi tempat-tempat kosong, pembelajar harus memahami makna wacana

makna wacana

Teknik penyekoran: teknik kata eksak (jawaban siswa harus sama dengan Teknik penyekoran: teknik kata eksak (jawaban siswa harus sama dengan kata asli yang dihilangkan) dan teknik kelayakan konteks (jawaban siswa

kata asli yang dihilangkan) dan teknik kelayakan konteks (jawaban siswa

tidak harus persis dengan kata asli sepanjang dimungkin secara konteks)

tidak harus persis dengan kata asli sepanjang dimungkin secara konteks)

Teknik kelayakan konteks lebih menguntungkan; semua kata yang Teknik kelayakan konteks lebih menguntungkan; semua kata yang mempunyai peluang sebagai jawaban benar diperingkat (diskala; 1-4)

mempunyai peluang sebagai jawaban benar diperingkat (diskala; 1-4)

Tes cloze juga baik untuk menilai tingkat kesulitan wacana bagi Tes cloze juga baik untuk menilai tingkat kesulitan wacana bagi pembelajar level tertentu: jika jawaban benar siswa

pembelajar level tertentu: jika jawaban benar siswa ≥75%, wacana itu ≥75%, wacana itu tergolong mudah; jika ≤20% tergolong sulit

tergolong mudah; jika ≤20% tergolong sulit

Jika yang diteskan itu sampel dari wacana yang panjang, hasil tes itu Jika yang diteskan itu sampel dari wacana yang panjang, hasil tes itu mencerminkan tingkat kesulitan wacana secara keseluruhan
(12)

4. Tes

Komunikatif

Sebenarnya ada tumpang-tindih antara tes pragmatik

dan tes komunikatif; bahkan tak jarang keduanya

disamakan

Keduanya sama-sama berpandangan bahwa

pembelajaran dan tes bahasa haruslah berangkat dari

penggunaan bahasa yang sesungguhnya, bukan tes

tentang sistem bahasa dan dalam keadaan terisolasi

Kedua jenis tes ini sama-sama menekankan pentingnya

tes kemampuan berbahasa (kinerja bahasa, performansi

bahasa), dan bukan tes terhadap unsur-unsur bahasa

(diskret)

Tampaknya, adanya perbedaan itu lebih disebabkan oleh

penamaan yang diberikan oleh orang yang berbeda

(13)

Lanjutan…

Tes komunikatif dilakukan sejalan dengan penggunaan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa

Pendekatan ini menekankan pada pembelajaran bahasa sesuai dengan fungsi-fungsi bahasa untuk keperluan berkomunikasi Penggunaan bahasa (atau komunikasi dengan bahasa) dapat bersifat aktif-reseptif (menyimak, membaca) dan aktif-produktif (berbicara, menulis)

Dalam sebuah tes komunikatif terlibatkan semua aspek bahasa (whole language) sebagaimana halnya orang berkomunikasi yang juga melibatkan seluruh unsur kebahasaan

Penggunaan bahasa yang otentik (authentic language)

menjadisemacam keniscayaan, dan itu juga terlihat dalam tes bahasa

Bahasa otentik adalah bahasa yang dijumpai dalam penggunaan bahasa yang sesungguhnya dalam berkomunikasi sehari-hari

(14)

Lanjutan…

Wujud tes komunikatif adalah tes pemahaman dan

penggunaan bahasa dalam konteks yang jelas; jadi ia berupa tes kemampuan berbahasa (skills)

Konteks haruslah dikreasikan sedemikian rupa dengan

melibat berbagai faktor penentu sehingga pembelajar tahu apa wujud bahasa yang mesti dipergunakan sesuai dengan konteks itu

Misalnya, tes pemahaman terhadap sebuah dialog

(menyimak), maka harus dapat dikenali siapa yang berbicara, bagaimana situasi, topik pembicaraan, dll

Tes terhadap komponen bahasa, misalnya kosakata atau struktur, jika diperlukan, boleh dilakukan tetapi tetap harus berdasarkan konteks; hal ini misalnya terkait dengan tujuan remidial

Artinya, kosakata dan struktur itu diambil dari konteks tertentu Dalam tes prakomunikatif, terutama dalam tes pembelajaran

(15)

5. Tes Otentik

5. Tes Otentik

Sebagaimana halnya portofolio, sejak era KBK/KTSP,

penilaian otentik (authetic assessment) kini sedang naik daun Dalam arti disarankan dan banyak digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa

Portofolio juga merupakan salah bentuk penilaian otentik Penilaian otentik mementingkan penilaian proses dan hasil sekaligus

Dengan demikian, seluruh tampilan siswa dalam rangkaian KBM dapat dinilai secara objektif, apa adanya, dan tidak semata-mata hanya berdasarkan hasil akhir (produk) saja

Lagi pula amat banyak kinerja siswa yang ditampilkan selama KBM sehingga penilaiannya haruslah dilakukan selama dan sejalan dengan berlangsungnya kegiatan pembelajaran

(16)

Tes Otentik lanjutan…

Tes Otentik lanjutan…

Cara penilaian juga bermacam-macam, nontes dan tes

dan kapan saja

Misalnya dengan cara: tes (ulangan), penugasan,

wawancara, pengamatan, angket, catatan

lapangan/harian, portofolio, dll

Penilaian yang dilakukan lewat berbagai cara

(model), menyangkut berbagai ranah, serta

meliputi proses dan produk inilah yang

kemudian disebut sebagai penilaian otentik

Otentik dapat berarti dan sekaligus menjamin:

objektif

nyata, konkret

(17)

Tes Otentik lanjutan…

Tes Otentik lanjutan…

Tes otentik dapat dimaknakan bermaca-macam,

tergantung oleh siapa dan untuk lingkup apa, namun umumnya bersifat saling melengkapi

Penilaian otentik menunjuk pada pemberian tugas kepada pembelajar untuk menampilkan kemampuannya

mempergunakan bahasa target secara bermakna dan kemudian dinilai

AA: a form of assessment in which students are asked to perform real-world tasks that demonstrate meaningful

application of essential knowledge and skills (John Mueller, 2008)

AA: performance assessment call upon the examinee to demonstrate specific skills and competencies, that is, to

(18)

Tes Tradisional vs Tes Otentik

Tes Tradisional vs Tes Otentik

Penilaian tes tradisional (TT) lebih banyak menanyakan

penguasaan pengetahuan lewat bentuk-bentuk tes

objektif

Karakteristik TT menurut Mueller (2008):

Misi sekolah adalah mengembangkan warga negara yang produktif

Untuk menjadi warga negara produktif, seseorang harus menguasai disiplin keilmuan dan keterampilan tertentu

Maka, sekolah mesti mengajarkan siswa disiplin keilmuan dan keterampilan tersebut

Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran, guru harus mengetes siswa untuk mengetahui tingkat penguasaan keilmuan dan keterampilan itu

(19)

Tes Tradisional vs Tes Otentik lanjutan …

Tes Tradisional vs Tes Otentik lanjutan …

Karakteristik tes otentik (T0):

Misi sekolah adalah mengembangkan warga negara yang produktif

Untuk menjadi warga negara produktif, seseorang harus mampu menunjukkan penguasaan melakukan sesuatu secara bermakna dalam dunia nyata

Maka, sekolah mesti mengembangkan siswa untuk dapat mendemonstrasikan kemampuan/keterampilan melakukan sesuatu

Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran, guru harus meminta siswa melakukan aktivitas tertentu secara

bemakna yang mencerminkan aktivitas di dunia nyata

Assessment drives the curriculum; the teachers first determine the tasks that student will perform to

(20)

Tradisional ……….. 0tentik

Tradisional ……….. 0tentik

Selecting a Response .…….. Performing a Task

Contrived …………. ……….. Real-life

(21)

Mengapa Penilaian Otentik

Mengapa Penilaian Otentik

Dipergunakan?

Dipergunakan?

John Mueller (2008) menyebutkan sedikitnya

ada empat alasan mengapa kita perlu

menggunakan penilaian otentik:

Authentic Assessments are Direct Measures

Authentic Assessments Capture Constructive Nature of

Learning

Authentic Assessments Integrate Teaching, Learning

and Assessment

(22)

Bagaimana Mengembangkan Penilaian

Bagaimana Mengembangkan Penilaian

Otentik

Otentik

Sekali lagi:

Authentic Assessment:

Students are asked to

perform real-world tasks that demonstrate

meaningful application of essential knowledge

and skills

Langkah-langkah pertimbangan pengembangan

penilaian otentik dapat dilakukan dengan

(23)

Langkah Pengembangan Tes Otentik

Langkah Pengembangan Tes Otentik

Questions to Ask:

1) What should students know and be able to do? This list of knowledge and skills becomes your . . . STANDARDS

2) What indicates students have met these standards? To determine if students have met these standards, you will design or select relevant . . .

AUTHENTIC TASKS

3) What does good performance on this task look like?

To determine if students have performed well on the task, you will identify and look for characteristics of good

performance called . . . CRITERIA

4) How well did the students perform?

To discriminate among student performance across criteria, you will create a . . .

RUBRIC

5) How well should most students perform?

The minimum level at which you would want most students to perform is your ... 6) What do students need to improve upon?

Information from the rubric will give students feedback and allow you to ...

(24)

Tes Otentik Kebahasaan

Tes Otentik Kebahasaan

Penilaian otentik hasil pembelajaran bahasa tentulah juga terkait dengan fungsi bahasa yang sebagai sarana

berkomunikasi

Jadi, ia lebih terkait penilaian kompetensi komunikatif daripada kompetensi linguistik

Dalam penilaian model ini, siswa dituntut untuk benar-benar menghasilkan bahasa sebagaimana halnya dalam komunikasi sehari-hari dengan mempertimbangkan

berbagai faktor pragmatik

Faktor pragmatik itu bermacama-macam: situasi (tingkat keformalan penuturan, tujuan, lawan tutur, substansi

tuturan, saluran komunikasi, dll)

(25)

Tes Otentik Kebahasaan lanjutan… Tes Otentik Kebahasaan lanjutan…

Jadi, faktor gagasan (substansi penuturan) yang terkandung dalam penuturan mesti ada dan harus dipertimbangkan dalam penilaian

Selain itu, tingkat keformalan (formal—nonformal) juga amat menentukan

Dari sinilah kemudian muncul istilah: berbahasa Indonesia secara baik dan benar

Baik berarti sesuai dengan faktor pragmatik, benar sesuai dengan kaidah

Namun, yang lebih disarankan untuk diujikan di sekolah dalam bentuk tugas-tugas yang harus dilakukan siswa/mhs adalah produksi bahasa yang benar

Lewat cara itu pengetahuan kebahasaan (kompetensi linguistik) siswa/mhs sekaligus dapat diketahui

(26)

Tes Otentik Kebahasaan lanjutan… Tes Otentik Kebahasaan lanjutan…

Dengan demikian, penilaian ketepatan penggunaan bahasa, sekaligus juga berarti ketepatan gagasan atau kebermaknaan Tanpa keduanya, itu hanya berati belajar berbahasa dalam situasi terisolasi, dan itu belum tentu dengan realitas

kehidupan berbahasa di masyarakat Atau, minimum belum teruji

Pengungkapan hasil belajar bahasa tersebut sebenarnya dapat dilakukan dalam semua mata kuliah

Bahkan juga lewat mata-mata kuliah nonkebahasaan dan kesastraan, misalnya lewat berbagai tugas menulis

(Sebetulnya tugas-tugas menulis untuk mata-mata kuliah umum dapat juga dipakai sebagai salah satu sumber data penilaian kemampuan berbahasa mhs)

Namun, yang paling praktis dan terlihat lebih konkret adalah lewat mata-mata kuliah keterampilan berbahasa

(27)

Tes Otentik Kebahasaan lanjutan… Tes Otentik Kebahasaan lanjutan…

Bagaimana perbandingan bobot penyekoran antara unsur bahasa dan gagasan?

Secara sederhana penilaian berbahasa secara otentik dapat

dibedakan secara dikhotomis ke dalam unsur bentuk (bahasa) dan isi (gagasan)

Jawabannya adalah tergantung level pembelajar yang akan dinilai dan jenis karya yang dinilai

Semakin tinggi level mereka, misalnya mahasiswa tingkat tinggi, semakin tinggi pula skor bobot unsur gagasan

Jenis karya seperti skripsi dan laporan penelitian, bobot unsur gagasan mestinya, lebih tinggi

Tugas mengarang yang bertujuan melatih kemampuan menulis siswa/mhs, bobot unsur bahasa yang lebih tinggi, atau minimun sama

Perbandingan unsur bahasa dan gagasan itu

(28)

Tes Otentik Kebahasaan lanjutan…

Tes Otentik Kebahasaan lanjutan…

• Unsur substansi (isi, gagasan) dan bentuk (aspek

kebahasaan dan ejaan) tersebut haruslah dirinci ke dalam sub-subunsur

• Sub-subunsur ini merupakan kriteria dan atau indikator yang secara nyata akan dinilai tingkat capaiannya

• Tiap kriteria diikuti skor yang menunjukkan tingkat capaian, misalnya 1-5

• Untuk memudahkan penilaian biasanya digunakan rubrik

• Rubrik adalah sebuah skala penyekoran (scoring scale) yang dipergunakan untuk menilai kinerja subjek didik untuk tiap kriteria terhadap tugas-tugas tertentu

• Rubrik dapat digunakan untuk menilai berbagai tampilan kinerja berbahasa siswa, termasuk kinerja bersastra

(29)

Contoh Rubrik Penilaian Kemampuan Berpidato

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Ketepatan Lafal dan Intonasi 2. Ketepatan Diksi

3. Ketepatan Stuktur Gramatikal 4. Stile Penuturan

5. Kewajaran dan Kelancaran 6. Ketepatan Gagasan

7. Keakuratan Gagasan 8. Keluasan Gagasan

(30)

Permasalahan Kita

Permasalahan Kita

Tes bahasa seperti apa atau yang bagaimana yang

Tes bahasa seperti apa atau yang bagaimana yang

mesti kita kembangkan?

mesti kita kembangkan?

Jika telah muncul teori atau cara baru, teori/cara

Jika telah muncul teori atau cara baru, teori/cara

sebelumnya sering terlihat tidak cocok atau

sebelumnya sering terlihat tidak cocok atau

ketinggalan

ketinggalan

Pada prinsipnya, semua jenis tes di atas dapat

Pada prinsipnya, semua jenis tes di atas dapat

dipergunakan tergantung pada tujuan (kompetensi!)

dipergunakan tergantung pada tujuan (kompetensi!)

yang akan diukur capaiannya

yang akan diukur capaiannya

Dalam kasus jenis bahasa, penamaan itu sebenarnya

Dalam kasus jenis bahasa, penamaan itu sebenarnya

mengandung unsur tumpang tindih, tergantung siapa

mengandung unsur tumpang tindih, tergantung siapa

yang mempergunakannya mula-mula

yang mempergunakannya mula-mula

Bukankah sebenarnya tes pragmatik, tes komunikatif,

Bukankah sebenarnya tes pragmatik, tes komunikatif,

dan tes otentik mempunyai banyak kesamaan

(31)

Permasalahan kita lanjtan …

Permasalahan kita lanjtan …

Tes tradisional pun dapat digunakan secara berdampingan

Tes tradisional pun dapat digunakan secara berdampingan

dengan tes otentik

dengan tes otentik

Di fakultas bahasa dan sastra, mhs tidak hanya

Di fakultas bahasa dan sastra, mhs tidak hanya

dibelajarkan mempergunakan bahasa, tetapi juga

dibelajarkan mempergunakan bahasa, tetapi juga

pengetahuan tentang bahasa (mhs harus menguasai

pengetahuan tentang bahasa (mhs harus menguasai

sistem bahasa target)

sistem bahasa target)

Sistem bahasa target (kompetensi linguistik) = disiplin

Sistem bahasa target (kompetensi linguistik) = disiplin

keilmuan = tepat dites dengan cara tradisional

keilmuan = tepat dites dengan cara tradisional

Kemampuan mempergunakan bahasa target secara

Kemampuan mempergunakan bahasa target secara

meaningful (kompetensi komunikatif) = proficient at

meaningful (kompetensi komunikatif) = proficient at

performing meaningful the tasks = tepat dites dengan

performing meaningful the tasks = tepat dites dengan

cara otentik

cara otentik

Jadi, tergantung mata kuliah yang diampun

Jadi, tergantung mata kuliah yang diampun

masing-masing dosen: MK keilmuan atau MK Keterampilan

masing dosen: MK keilmuan atau MK Keterampilan

(32)

Permasalahan kita lanjutan

Permasalahan kita lanjutan

Tes yang dipergunakan di sekolah atau PT mestinya tidak

Tes yang dipergunakan di sekolah atau PT mestinya tidak

lepas dari kurikulum yang sedang berlaku

lepas dari kurikulum yang sedang berlaku

Dewasa ini di dunia pendidikan Indonesia, orang baru

Dewasa ini di dunia pendidikan Indonesia, orang baru

bersibuk-sibuk ria dengan KBK/KTSP

bersibuk-sibuk ria dengan KBK/KTSP

Kurikulum tersebut menekankan pentingnya capaian

Kurikulum tersebut menekankan pentingnya capaian

kompetensi untuk melakukan sesuatu sesuai dengan mata

kompetensi untuk melakukan sesuatu sesuai dengan mata

pelajaran

pelajaran

Jadi, tekanannya adalah

Jadi, tekanannya adalah proficient at doing somethingproficient at doing something, dan , dan itu berarti (=) penggunaan tes otentik ditekankan

itu berarti (=) penggunaan tes otentik ditekankan

Jadi, mata-mata kuliah yang lebih bernuansa teori, di

Jadi, mata-mata kuliah yang lebih bernuansa teori, di

samping mempergunakan tes-tes tradisional, ada baiknya

samping mempergunakan tes-tes tradisional, ada baiknya

juga memberikan tugas-tugas tertentu yang bernuansa tes

juga memberikan tugas-tugas tertentu yang bernuansa tes

otentik

otentik

Mata-mata kuliah keterampilan tentu harus

Mata-mata kuliah keterampilan tentu harus

mempergunakan tes otentik, tetapi untuk keperluan

mempergunakan tes otentik, tetapi untuk keperluan

diagnosis & perbaikan kesalahan, tes kompetensi linguistik

diagnosis & perbaikan kesalahan, tes kompetensi linguistik

(teoretis) dapat juga dimanfaatkan

(33)

Penilaian Kemampuan

Penilaian Kemampuan

Bersa

Bersa

s

s

tra

tra

Di PT mata-mata kuliah yang termasuk rumpn

Di PT mata-mata kuliah yang termasuk rumpn

kesastraan bermacam, ada yang tinggi kadar

kesastraan bermacam, ada yang tinggi kadar

teorinya dan ada yang lebih kadar praktiknya

teorinya dan ada yang lebih kadar praktiknya

Teori berarti kurang langsung kurang banyak

Teori berarti kurang langsung kurang banyak

menyentuh teks-teks kesastraan, sedang praktik

menyentuh teks-teks kesastraan, sedang praktik

berarti lebih banyak menyentuh dan berhubungan

berarti lebih banyak menyentuh dan berhubungan

langsung dengan teks-teks

langsung dengan teks-teks

Jika mengikuti dikhotomi tes tradisional dan tes

Jika mengikuti dikhotomi tes tradisional dan tes

otentik di atas, mata-mata kuliah jenis pertama lebih

otentik di atas, mata-mata kuliah jenis pertama lebih

tepat (banyak) menggunakan tes tradisional, sedang

tepat (banyak) menggunakan tes tradisional, sedang

jenis kedua otentik

jenis kedua otentik

Namun, karena kini sedang ngetren penggunaan

Namun, karena kini sedang ngetren penggunaan

penilaian otentik, mata kuliah jenis teoretis pun

penilaian otentik, mata kuliah jenis teoretis pun

disarankan juga memanfaatkan penilaian otentik

disarankan juga memanfaatkan penilaian otentik

Bentuknya dapat apa saja: penugasan, pembuatan

Bentuknya dapat apa saja: penugasan, pembuatan

laporan, ringkasan buku, pengamatan, dll sepanjang

laporan, ringkasan buku, pengamatan, dll sepanjang

proses KBM

(34)

Penilaian Kemampuan Bersastra

Penilaian Kemampuan Bersastra

lanjutan …

lanjutan …

Sebagaimana halnya dengan tes kemampuan berbahasa

Sebagaimana halnya dengan tes kemampuan berbahasa

yang menekankan unjuk kerja bahasa, tes kemampuan

yang menekankan unjuk kerja bahasa, tes kemampuan

bersastra mestinya juga menekankan kemampuan unjuk

bersastra mestinya juga menekankan kemampuan unjuk

kerja kesastraan

kerja kesastraan

Itu artinya harus secara langsung “berhubungan”,

Itu artinya harus secara langsung “berhubungan”,

“memperlakukan”, dan “menyikapi” teks-teks

“memperlakukan”, dan “menyikapi” teks-teks

kesastraan

kesastraan

Hal ini memang lebih tertuju untuk mata-mata praktik

Hal ini memang lebih tertuju untuk mata-mata praktik

kesastraan, tetapi mata kuliah teoretis harus mendukung

kesastraan, tetapi mata kuliah teoretis harus mendukung

Praktik memperlakukan berbagai teks kesastraan,

Praktik memperlakukan berbagai teks kesastraan,

misalnya pada MK Kritik Sastra, Kajian Puisi, Kajian Fiksi,

misalnya pada MK Kritik Sastra, Kajian Puisi, Kajian Fiksi,

Stilistika, dll harus diprasyarati pengetahuan kesastraan

Stilistika, dll harus diprasyarati pengetahuan kesastraan

(kompetensi kesastraan)

(kompetensi kesastraan)

Itulah antara lain yang membedakan perlakuan teks

Itulah antara lain yang membedakan perlakuan teks

kesastraan di kalangan akademikus dan yang bukan

kesastraan di kalangan akademikus dan yang bukan

Kita sering berangkat dari teori tertentu dalam

Kita sering berangkat dari teori tertentu dalam

pengkajian dan penyikapan terhadap teks-teks

pengkajian dan penyikapan terhadap teks-teks

kesastraan

(35)

Penilaian Kemampuan Bersastra

Penilaian Kemampuan Bersastra

lanjutan …

lanjutan …

Walau bermediakan bahasa, teks kesastraan tidak Walau bermediakan bahasa, teks kesastraan tidak

semata-mata berurusan dengan bahasa, karena ada unsur-unsur lain, mata berurusan dengan bahasa, karena ada unsur-unsur lain, misalnya keindahan, yang mesti juga diapresiasi

misalnya keindahan, yang mesti juga diapresiasi

Unsur-unsur lain itu hanya dapat diperoleh, dirasakan, atau Unsur-unsur lain itu hanya dapat diperoleh, dirasakan, atau dinikmati jika kita/mhs/siswa membaca secara langsung teks dinikmati jika kita/mhs/siswa membaca secara langsung teks kesastraan

kesastraan

Maka, tugas dan penilaian yang berkaitan dengan pembacaan Maka, tugas dan penilaian yang berkaitan dengan pembacaan langsung teks-teks itu harus menjadi prioritas utama

langsung teks-teks itu harus menjadi prioritas utama

Tugas dan tes harus ditekankan pada hal-hal yang menuntut Tugas dan tes harus ditekankan pada hal-hal yang menuntut siswa untuk benar-benar “memperlakukan” teks-teks

siswa untuk benar-benar “memperlakukan” teks-teks kesastraan

kesastraan

Istilah memperlakukan dapat dioperasionalkan menjadi: Istilah memperlakukan dapat dioperasionalkan menjadi: membaca, memahami, memparafrase, menganalisis, membaca, memahami, memparafrase, menganalisis, menuliskan kembali, membuat, menulis resensi, dll menuliskan kembali, membuat, menulis resensi, dll tergantung indikator yang dibuat

tergantung indikator yang dibuat

Ada baiknya setiap mata kuliah mewajibkan mhs harus Ada baiknya setiap mata kuliah mewajibkan mhs harus

membaca dan membuat laporan sekian puluh teks kesastraan membaca dan membuat laporan sekian puluh teks kesastraan Selain itu, penilaian lewat karya nyata mhs, misalnya lewat Selain itu, penilaian lewat karya nyata mhs, misalnya lewat publikasi di media massa, harus sudah diketengahkan

(36)

Penilaian Kemampuan Bersastra

Penilaian Kemampuan Bersastra

lanjutan …

lanjutan …

Untuk kegiatan pembelajaran & penilaian di kelas, kita

Untuk kegiatan pembelajaran & penilaian di kelas, kita

dihadapkan pada kenyataan teks-teks kesastraan lazimnya

dihadapkan pada kenyataan teks-teks kesastraan lazimnya

panjang shg tidak mudah “memperlakukan”-nya di sekolah,

panjang shg tidak mudah “memperlakukan”-nya di sekolah,

kecuali puisi

kecuali puisi

Untuk itu, tugas-tugas yang “memperlakukan” novel, cerpen,

Untuk itu, tugas-tugas yang “memperlakukan” novel, cerpen,

cer1ta klasik, drama yang relatif panjang sebaiknya dilakukan di

cer1ta klasik, drama yang relatif panjang sebaiknya dilakukan di

luar jam pelajaran sebagai tugas rumah

luar jam pelajaran sebagai tugas rumah

Tugas yang diberikan harus jelas: harus mengapakan teks

Tugas yang diberikan harus jelas: harus mengapakan teks

kesastraan itu dan sedapat mungkin melibatkan berbagai genre

kesastraan itu dan sedapat mungkin melibatkan berbagai genre

(fiksi, puisi, cerita lama, teks drama)

(fiksi, puisi, cerita lama, teks drama)

Misalnya: meringkas cerita/membuat sinopsis, menganalisis unsur

Misalnya: meringkas cerita/membuat sinopsis, menganalisis unsur

karakter/moral, membuat parafrase, menulis dengan sudut

karakter/moral, membuat parafrase, menulis dengan sudut

pandang lain, menulis resensi, dll termasuk menghadiri

pandang lain, menulis resensi, dll termasuk menghadiri

pementasan drama atau baca puisi di tempat tertentu

pementasan drama atau baca puisi di tempat tertentu

Hasil kerja siswa/mhs sebagian harus dibaca dan diberi

Hasil kerja siswa/mhs sebagian harus dibaca dan diberi

tanggapan

tanggapan

Tanggapan tidak menyalahkan siswa/mhs karena akan mematikan

Tanggapan tidak menyalahkan siswa/mhs karena akan mematikan

motivasi, tetapi lebih mempertanyakan argumentasi

motivasi, tetapi lebih mempertanyakan argumentasi

Penilaian kesastraan haruslah diusahakan yang berkadar

Penilaian kesastraan haruslah diusahakan yang berkadar

apresiatif tinggi atau paling tidak sedang walau dengan bentuk

apresiatif tinggi atau paling tidak sedang walau dengan bentuk

ujian objektif (PG)

(37)

TERIMA

TERIMA

KASIH

KASIH

SELAMAT BERKARYA

SELAMAT BERKARYA

SEMOGA BERMANFAAT

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini sejalan dan didukung dengan hasil penelitian Marliana dan Almunawaroh (2018) yang menyatakan bahwa variabel Risiko Sistematik tidak berpengaruh

terjadinya kehilangan tanah (Widjajani, 2006). Penelitian kehilangan tanah oleh air hujan pada kawasan hutan jati sudah banyak dilakukan namun perhatian terhadap tipologi

Pada tingkat industri perbankan syariah Indonesia diperoleh hasil yang tidak konsisten mendukung antara satu sama lain sehingga diperlukan kehati- hatian dalam

Meningkatnya kinerja sektor pertanian juga diikuti oleh peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Riau pada triwulan I 2017 tercatat sebesar 103,5 atau lebih

Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian herbisida paraquat diklorida per−oral terhadap pembengkakan hepatosit

Pada saat penyusunan kajian teoritis dalam dalam mendekati fenomena (tindakan pembelajaran di kelas), strategi yang dipakai peneliti untuk mengumpulkan dan membangun

Setiap pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pemidaan rehabilitasi terhadap pengguna atau pemakai narkotika juga didasari oleh setiap bukti dan saksi-saksi yang ada

Menurut Michalakis (2009) sangat dipengaruhi oleh waktu dibandingkan dengan suasana lingkungan saat dilakukan pengukuran setting ekspansi. Hal ini dikarenakan adanya