IMPLEMENTASI STRATEGI PAIKEM PADA
MATA PELAJARAN PAI DI SDN KUTOREJO I
KABUPATEN NGANJUK
S K R I P S I
Oleh:
INTAN FITRIANA NURANI
NIM: D71212133
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ABSTRAK
Kata Kunci: Strategi PAIKEM, Pendidikan Agama Islam.
Intan Fitriana Nurani. Implementasi Strategi PAIKEM Pada Mata Pelajaran PAI Di SDN Kutorejo I Kabupaten Nganjuk, Skripsi, Program Studi Pendidikan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya.
Belajar pada hakekatnya adalah keterlibatan aktif siswa dalam memahami konsep-konsep, memecahkan masalah dan menemukan segala sesuatu untuk dirinya. Strategi yang digunakan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar harus mampu menunbuhkan kegiatan belajar bagi siswa. Strategi PAIKEM merupakan suatu pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Dalam penelitian terdapat dua rumusan masalah, yaitu: Bagaimana implementasi strategi PAIKEM pada mata pelajaran PAI di SDN Kutorejo I Kabupaten Nganjuk?, serta apa faktor pendukung dan penghambat implementasi strategi PAIKEM pada mata pelajaran PAI di SDN Kutorejo I Kabupaten Nganjuk?. Dan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mendiskripsikan implementasi strategi PAIKEM dalam proses pembelajaran PAI di SDN Kutorejo I Kabupaten Nganjuk dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat strategi PAIKEM pada pelajaran PAI di SDN Kutorejo I Kabupaten Nganjuk.
Berdasarkan paparan di atas, penelitian yang penulis lakukan ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif yang dilaksanakan di SDN Kutorejo I. Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, interview dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan deskriptif kualitatif.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii
PENGESAHANAN TIM PENGUJI ... iv
ABSTRAK ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
MOTTO ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Kegunaan Penelitian ... 4
E. Definisi Operasional ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Strategi PAIKEM ... 12
1. Pengertian Strategi PAIKEM ... 12
2. Landasan Yuridis Strategi PAIKEM ... 21
3. Karakteristik Strategi PAIKEM ... 23
4. Arti Penting Strategi PAIKEM ... 23
5. Indikator Penerapan Strategi PAIKEM ... 24
6. Alternatif Penerapan Strategi PAIKEM ... 27
7. Implementasi Penerapan Strategi PAIKEM ... 29
8. Aplikasi Praktis Implementasi Strategi PAIKEM Dalam Pembelajaran ... 30
B. Pendidikan Agama Islam ... 42
1. Definisi Pendidikan Agama Islam ... 42
2. Fungsi Pendidikan Agama Islam ... 44
3. Kurikulum Pendidikan Agama Islam ... 45
C.Implementasi Model Pembelajaran Tematik pada PAI ... 46
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 49
B. Subyek dan Objek Penelitian ... 51
C. Tahap-Tahap Penelitian ... 51
D. Sumber dan Data ... 53
F. Tehnik Analisis Data ... 59
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ... 63
1. Sejarah Singkat SDN Kutorejo I ... 63
2. Visi Misi dan Tujuan SDN Kutorejo I ... 64
3. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa SDN Kutorejo I ... 65
4. Struktur Organisasi SDN Kutorejo I ... 68
5. Sarana Dan Prasarana SDN Kutorejo I ... 69
6. Kurikulum SDN Kutorejo I ... 71
B. Deskipsi Data ... 72
1. Implementasi strategi PAIKEM pada mata pelajaran PAI di SDN Kutorejo I ... 72
2. Faktor pendukung implementasi strategi PAIKEM pada mata pelajaran PAI di IV SDN Kutorejo I ... 81
3. Faktor penghambat implementasi strategi PAIKEM pada mata pelajaran PAI di IV SDN Kutorejo I ... 83
C. Analisa Hasil Penelitian ... 84
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 87
B. Saran ... 88
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. Melalui
pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan
sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan
dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak baik
menjadi baik. Pendidikan mengubah semuanya. Begitu penting pendidikan
dalam Islam, sehingga merupakan suatu kewajiban perorangan.
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban memberikan
lingkungan belajar yang nyaman, kreatif dan menyenangkan bagi kegiatan
belajar siswa. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
kualitas dan kuantitas pengajarannya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk
sekreatif mungkin dalam penggunaan metode pembelajaran, pengorganisasian
kelas serta strategi belajar mengajar yang mampu menarik minat peserta
didik.
Untuk mencapai tujuan PAI, dalam proses belajar mengajar guru harus
mampu menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif. Guru juga harus
2
Keberadaan sekolah dasar merupakan sebagian dari pelaksanaan
pembelajaran yang ditetapkan oleh pemerintah, seperti dapat dicermati pada
beberapa ketentuan berikut:
Pasal 31 Ayat (1) Amandeman UUD 1945 secara tegas mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan” dan Ayat (2) menyatakan “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya”. Hal tersebut juga dikukuhkan dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 6 Ayat (1) yang menegaskan bahwa “Setiap warga negara yang berusia
tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.”
Dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam penguasaan strategi
pembelajaran merupakan hal yang paling penting bagi seorang guru, karena
strategi yang baik akan mampu mewujudkan tujuan pembelajaran.
Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena
untuk mempermudah proses pembelajaran, sehingga dapat mencapai hasil
yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan
terarah sehingga tujuan dari pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai.
Strategi pembelajaran sangat berguna, baik bagi guru maupun siswa.
Bagi guru, strategi dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang
3
strategi pembelajaran dapat mempermudah proses belajar, karena setiap
strategi pembelajaran dirancang untuk mempermudah belajar siswa.1
Strategi pembelajaran sebagai salah satu komponen pendidikan yang
terpenting juga sering mengalami perubahan. Strategi pembelajaran yang
dituntut pada saat ini adalah pembelajaran yang berpusat pada aktivitas siswa.
Dengan strategi pembelajaran tersebut banyak mengandung
langkah-langkah yang terencana dan bermakna luas dan mendalam serta berdampak
jauh ke depan dalam menggerakkan seseorang agar dengan kemampuan dan
kemauannya sendiri dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan
belajar.2
Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAIKEM), adalah sebuah pendekatan mengajar yang memungkinkan siswa
melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan,
sikap dan pemahaman berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk
pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan
dan efektif.
SDN Kutorejo I merupakan salah satu SD yang menerapkan strategi
PAIKEM yaitu pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga siswa mampu memahami dan
1
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 3
2
4
menguasai mata pelajaran dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dapat tercapai dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi strategi PAIKEM pada mata pelajaran PAI di
SDN Kutorejo I Kabupaten Nganjuk?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat implementasi strategi PAIKEM
pada mata pelajaran PAI di SDN Kutorejo I Kabupaten Nganjuk?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain:
1. Untuk mendiskripsikan implementasi strategi PAIKEM dalam proses
pembelajaran mata pelajaran PAI di SDN Kutorejo I Kabupaten Nganjuk.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat strategi PAIKEM
pada pelajaran mata pelajaran PAI di SDN Kutorejo I Kabupaten Nganjuk.
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan teoritik
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi
5
2. Kegunaan praktis
a. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi para aktivis pendidikan mengenai
model dalam pembelajaran.
b. Sebagai sumbangan pemikiran dan pertimbangan untuk membantu
lembaga dalam menggunakan strategi pembelajaran demi kemajuan
pendidikan.
c. Sebagai upaya bagi para guru untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki siswa serta meningkatkan kualitas pembelajaran khusunya di
SDN Kutorejo I Kabupaten Nganjuk.
E. Definisi Operasional
Agar terhindar dari kesalahfahaman akan pengertian judul diatas, maka
penulis menjelaskan batasan judul diatas sebagai berikut:
1. PAIKEM
PAIKEM merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran aktif adalah
pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara
fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual. Pembelajaran
inovatif adalah pembelajaran yang mampu menyeimbangkan fungsi otak
kiri dan kanan apabila dilakukan dengan cara mengintegrasikan
media/alat bantu terutama yang berbasis teknologi baru dalam proses
6
Pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang tidak hanya sekedar
melaksanakan dan menerapkkan kurikulum tapi menggunakan hasil
ciptaan/kreasi baru atau yang berbeda dengan sebelumnya. Pembelajaran
dikatakkan efektif apabila mampu mencapai sasaran/minimal mencapai
kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Pembelajaran menyenangkan
adalah pembelajaran yang dapat dinikmati oleh siswa (siswa merasa
nyaman, aman dan asyik).
Dari berbagai pengertian diatas, maka PAIKEM dapat didefinisikan
sebagai pendekatan mengajar yang digunakan bersama metode tertentu
dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan
sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan.3
a. Landasan Yuridis PAIKEM
Tinjauan yuridis formal di sini adalah dasar hukum yang melandasi
diterapkannya PAIKEM. Dalam hal ini adalah segala bentuk
perundangan dan peraturan serta kebijakan pendidikan yang berlaku di
negara Indonesia, yang didalamnya mengatur dan memberi rambu-rambu
tentang implementasi proses pendidikan yang berbasis PAIKEM.4
3
Mohammad Jauhar, Implementasi PAIKEM dari Behavioristik Sampai konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), cet.ke-1, h. 150
4
7
a) Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Beberapa pasal terkait antara lain terdapat pada:
Pasal 1, ayat 1:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Pasal 40, ayat 2:
“Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:
1) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis, dan dialogis;
2) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan
mutu pendidikan;
3) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya”.
b) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, antara lain:
Pasal 19, ayat 1:
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.
Pasal 28, ayat 1:
“Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
8
c) Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
beberapa pasal menyebutkan:
Pasal 1, ayat 1:
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan peserta didik usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.
Pasal 6:
“Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesinal bertujuan untuk
melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.
2. Pendidikan Agama Islam
Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan
agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,
memahami, menghayati, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan
untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.5
Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu sebagai
berikut:6
5
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 75
6
9
1. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar yakni suatu kegiatan
bimbingan, pengajaran atau latihan yang dilakukan secara berencana
dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
2. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan,dalam arti
ada yang dibimbing, diajari atau dilatih dalam peningkatan keyakinan,
pemahaman, penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran agama
Islam.
3. Pendidik atau guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) yang melakukan
kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan secara sadar terhadap
peserta didiknya untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.
Kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam diarahkan untuk
meningkatkan keyakinan, penghayatan, pemahaman, dan pengalaman
ajaran agama Islam dari peserta didik, yang di samping untuk membentuk
keshalehan sosial.
F. Sistematika Pembahasan
Agar penelitian ini dapat dipahami secara utuh, maka perlu disusun
sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab Pertama : Berisi pendahuluan yang menjelaskan tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
10
Bab Kedua : Berisi kajian pustaka yang menjelaskan. Pertama, tentang
tinjauan strategi PAIKEM, dengan sub pokok pengertian strategi PAIKEM,
landasan strategi PAIKEM, karakteristik strategi PAIKEM, arti penting
strategi PAIKEM, indikator penerapan strategi PAIKEM,implementasi
strategi PAIKEM dalam pembelajaran. Kedua, tentang pendidikan agama
Islam dengan sub pokok pembahasan definisi pendidikan agama Islam, fungsi
pendidikan agama Islam, kurikulum pendidikan agama Islam. Ketiga,
implementasi model pembelajaran tematik pada pendidikan agama Islam.
Bab Ketiga : Berisi metode penelitian, yang menjelaskan pendekatan dan
jenis penelitian, subyek dan objek penelitian, tahap-tahap penelitian, sumber
dan data, tehnik pengumpulan data dan tehnik analisis data.
Bab Keempat : Berisi tentang paparan data dan temuan penelitian, yang
mencakup gambaran umum obyek penelitian sejarah singkat berdirinya SDN
Kutorejo I, visi misi dan tujuan SDN Kutorejo I, keadaan guru, karyawan dan
siswa, sarana dan prasarana SDN Kutorejo I, Kurikulum SDN Kutorejo I.
Selanjutnya penyajian deskripsi data tentang implementasi strategi PAIKEM
pada mata pelajaran PAI di SDN Kutorejo I Kabupaten Nganjuk, faktor
pendukung implementasi strategi PAIKEM pada mata pelajaran PAI di SDN
Kutorejo I Kabupaten Nganjuk, dan faktor penghambat implementasi strategi
PAIKEM pada mata pelajaran PAI di SDN Kutorejo I Kabupaten Nganjuk.
11
Bab Kelima : Berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran dari
13
BAB II KAJIAN TEORI
A.Tinjauan Tentang PAIKEM 1. Definisi PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan
sebagai suatu pendekatan mengajar dengan menggunakan metode
pembelajaran dan media pengajaran yang sesuai dan disertai penataan
lingkungan sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran menjadi aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
Selain itu, PAIKEM juga memungkinkan siswa melakukan kegiatan
beragam untuk mengembangkan karakter dalam bersikap, mengembangkan
pemahaman, dan keterampilannya sendiri secara benar dan tanggung jawab.
Berikut ini akan disajikan pengertian PAIKEM lebih rinci:
a. Pembelajaran aktif
Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang memerlukan
keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional,
bahkan moral dan spiritual.1 Guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa agar siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan
1
Umi Kulsum, Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis PAIKEM, (Surabaya: Gena Pratama
14
melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung,
sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam membangun
pengetahuannya sendiri. Siswa aktif adalah siswa yang bekerja keras
untuk mengambil tanggung jawab lebih besar dalam proses belajarnya
sendiri.2 Sedangkan lingkungan belajar aktif adalah lingkungan
belajar, dimana para siswa secara individu didukung untuk terlibat
aktif dalam proses membangun model mentalnya sendiri, dari
informasi yang telah mereka peroleh.
Bonwell dan Eison memberikan beberapa contoh pembelajaran
aktif, misalnya, pembelajaran berpasang-pasangan, berdiskusi,
bermain peran, debat, studi kasus, terlibat aktif dalam kerja kelompok,
atau membuat laporan singkat, dan sebagainya.3
Paling sedikit ada tiga alasan mengapa belajar aktif perlu
diterapkan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Karakteristik anak
Pada dasarnya, anak dilahirkan dengan memiliki sifat ingin
tahu dan imajinasi. Sifat ingin tahu merupakan modal dasar bagi
perkembangan sikap kritis, dan imajinasi bagi perilaku kreatif.
2) Hakikat belajar
2Jamal Ma’mur Asmani,
7 Tips Aplikasi PAKEM, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011), cet.ke-2, h. 66
3
15
Belajar adalah proses menemukan dan membangun
makna/pengertian oleh si pembelajar, terhadap informasi dan
pengalaman, yang disaring melalui persepsi, pikiran, dan perasaan
si pembelajar.
3) Karakteristik lulusan yang dikehendaki
Untuk dapat bertahan dan berhasil dalam hidup, lulusan yang
diinginkan adalah generasi yang peka, mandiri, dan bertanggung
jawab. Peka berarti berpikir tajam, kritis, dan tanggap terhadap
pikiran dan perasaan orang lain. Mandiri berarti berani dan mampu
bertindak tanpa selalu tergantung pada orang lain. Bertanggung
jawab berarti siap menerima akibat dari keputusan dan tindakan
yang diambil.4
Pembelajaran dikatakan aktif apabila mengandung:
(a) Keterlekatan pada tugas (commitment)
Dalam hal ini, materi, metode, dan strategi pembelajaran
hendaknya bermanfaat bagi siswa, sesuai dengan kebutuhan
siswa, dan memiliki keterkaitan dengan kepentingan pribadi.
(b) Tanggung jawab (responsibility)
Dalam hal ini, sebuah proses belajar perlu memberikan
wewenang kepada siswa untuk berpikir kritis secara
bertanggung jawab, sedangkan guru lebih banyak
4
16
mendengarkan dan menghormati ide-ide siswa, serta
memberikan pilihan dan peluang kepada siswa untuk
mengambil keputusan sendiri.
(c) Motivasi (motivation)
Proses belajar hendaknya lebih mengembangkan motivasi
intrinsik siswa, yang dalam hal ini adalah hal dan keadaan
yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang dapat
mendorongnya untuk melakukan tindakan belajar. Dalam
perspektif psikologi kognitif, motivasi yang lebih signifikan
bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan
langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh
orang lain. Guru harus dapat menciptakan suasana yang
membangkitkan siswa terlibat aktif menemukan, mengolah,
dan membangun pengetahuan atau keterampilan menjadi
sebuah konsep baru yang benar.5
b. Pembelajaran inovatif
Mc Leod mengartikan inovasi sebagai: “something newly
introduced such as method or device”, berdasarkan definisi ini, segala
aspek (metode, bahan, perangkat, dan sebagainya) dipandang baru
atau bersifat inovatif apabila metode dan sebagainya berbeda atau
belum dilaksanakan oleh seorang guru meskipun semua itu bukan
5
17
barang baru bagi guru lain. Membangun pembelajaran yang inovatif
dapat dilakukan dengan cara-cara yang diantaranya menampung setiap
karakteristik siswa dan mengukur kemampuan atau daya serap setiap
siswa.6
Dalam hal ini, seorang guru bertindak inovatif dalam hal:
1) Menggunakan bahan atau materi baru yang bermanfaat dan
bermartabat;
2) Menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya baru;
3) Memodifikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi
pendekatan inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah,
dan lingkungan; dan
4) Melibatkan perangkat teknologi pembelajaran.7
Di sisi lain, siswapun bertindak inovatif dalam hal:
1) Mengikuti pembelajaran inovatif dengan aturan yang berlaku;
2) Berupaya mencari bahan atau materi sendiri dari sumber-sumber
yang relevan; dan
3) Menggunakan perangkat teknologi maju dalam proses belajar.
Selain itu, dalam menerapkan pembelajaran yang inovatif
diperlukan adanya beraneka ragam strategi pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam berbagai bidang studi.
6
Umi Kulsum, op.cit., h. 59
7
18
c. Pembelajaran kreatif
Kreatif berarti menggunakan hasil ciptaan atau kreasi baru atau
bahkan berbeda dengan sebelumnya. Pembelajaran kreatif adalah
kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasikan, melakukan
inovasi, dan hal-hal yang artistik lainnya.8 Kreatifitas adalah sebagai
kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan
menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah.
Dalam hal ini seorang guru harus mampu kreatif dalam arti:
1) Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang beragam;
2) Membuat alat bantu belajar yang berguna meskipun sederhana;
3) Memanfaatkan lingkungan;
4) Mengelola kelas dan sumber belajar; dan
5) Merencanakan proses dan hasil belajar.
Di sisi lain, siswapun dituntut untuk kreatif dalam hal:
1) Merancang atau membuat sesuatu; dan
2) Menulis atau mengarang.
8
Lif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, PAIKEM GEMBROT, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya,
19
Adapun ciri-ciri kepribadian kreatif berdasarkan survei
kepustakaan oleh Supriadi (1985) mengidentifikasikan 24 ciri
kepribadian kreatif, yaitu:
(a) Terbuka terhadap pengalaman baru;
(b) Fleksibel dalam berfikir dan merespons;
(c) Bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan;
(d) Menghargai fantasi;
(e) Tertarik kepada kegiatan-kegiatan kreatif;
(f) Mempunyai pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh
orang lain;
(g) Mempunyai rasa ingin tahu yang besar;
(h) Toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak
pasti;
(i) Berani mengambil resiko yang diperhitungkan;
(j) Percaya diri dan mandiri;
(k) Memiliki tanggung jawab dan komitmen kepada tugas;
(l) Tekun dan tidak mudah bosan;
(m) Tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah;
(n) Kaya akan inisiatif;
(o) Peka terhadap situasi lingkungan;
(p) Lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan daripada masa
20
(q) Memiliki citra diri dan stabilitas emosional yang baik;
(r) Tertarik kepada hal-hal yang abstrak, kompleks, holistik, dan
mengandung teka-teki;
(s) Memiliki gagasan yang orisinal;
(t) Mempunyai minat yang luas;
(u) Menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat dan
konstruktif bagi pengembangan diri;
(v) Kritis terhadap pendapat orang lain;
(w) Senang mengajukan pertanyaan yang baik; dan
(x) Memiliki kesadaran etik moral dan estetik yang tinggi.9
d. Pembelajaran efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mencapai sasaran atau
minimal mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Disamping itu, yang terpenting adalah banyaknya pengalaman dan hal
baru yang didapat baik oleh siswa maupun guru. Dan untuk
mengetahui keefektifan sebuah proses pembelajaran, maka pada setiap
akhir pembelajaran perlu dilakukan evaluasi, tapi evaluasi disini
bukan sekedar tes untuk siswa, melainkan semacam refleksi,
perenungan yang dilakukan oleh guru dan siswa, dan didukung oleh
data catatan guru.10
9
Ibid., h. 4
10
21
e. Pembelajaran menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan perlu dipahami secara luas,
bukan berarti hanya ada lelucon, banyak bernyanyi, atau tepuk tangan
yang meriah. Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran
yang dapat dinikmati siswa. Siswa merasa nyaman, aman, dan asyik.
Perasaan yang mengasyikkan mengandung unsur dorongan
keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu.11
Adapun ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan,
adalah:
1) Adanya lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat
tegang, aman, menarik, dan tidak membuat siswa ragu melakukan
sesuatu meskipun keliru untuk mencapai keberhasilan yang tinggi;
2) Terjaminnya ketersediaan materi pelajaran dan metode yang
relevan;
3) Terlibatnya semua indera dan aktivitas otak kiri dan kanan;
4) Adanya situasi belajar yang menantang bagi siswa untuk berpikir
jauh ke depan dan mengeksplorasi materi yang sedang dipelajari;
Adanya situasi belajar emosional yang positif ketika para siswa
belajar bersama, dan ketika ada humor, dorongan semangat, waktu
istirahat, dan dukungan yang antusias.12
11
Umi Kulsum, op.cit., h. 63
12
22
2. Landasan Yuridis Strategi PAIKEM
Tinjauan yuridis formal di sini adalah dasar hukum yang melandasi
diterapkannya PAIKEM. Dalam hal ini adalah segala bentuk
perundangan dan peraturan serta kebijakan pendidikan yang berlaku di
negara Indonesia, yang didalamnya mengatur dan memberi rambu-rambu
tentang implementasi proses pendidikan yang berbasis PAIKEM.13
Berbagai bentuk regulasi dan kebijakan pendidikan yang dimaksud
meliputi:
a) Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Beberapa pasal terkait antara lain terdapat pada:
Pasal 1, ayat 1:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Pasal 40, ayat 2:
“Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:
1) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis, dan dialogis;
2) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan
mutu pendidikan;
3) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya”.
13
23
b) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, antara lain:
Pasal 19, ayat 1:
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.
Pasal 28, ayat 1:
“Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.
c) Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
beberapa pasal menyebutkan:
Pasal 1, ayat 1:
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan peserta didik usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.
Pasal 6:
24
3. Karakteristik PAIKEM
Sebagai strategi pembelajaran di sekolah PAIKEM memiliki
karakteristik-karakteristik antara lain:
a. Berpusat pada siswa
b. Belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu.
c. Belajar secara berkesinambungan dan tuntas.14
d. Memberikan pengalaman langsung
e. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
f. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
g. Bersifat Fleksibel
h. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
4. Arti Penting PAIKEM
Ada 2 alasan perlunya pendekatan PAIKEM diterapkan di sekolah,
yakni:
a. PAIKEM lebih memungkinkan siswa dan guru sama-sama aktif
terlibat dalam pembelajaran. Selama ini hanya guru yang aktif
sementara para siswanya pasif sehingga pembelajaran menjemukan,
tidak menarik, tidak menyenangkan bahkan kadang menakutkan bagi
siswa.
14
25
b. PAIKEM lebih memungkinkan guru dan siswa berbuat kreatif
bersama. Guru berupaya segala cara untuk melibatkan siswa secara
kreatif dalam pembelajaran. Sementara itu, siswa juga didorong agar
kreatif dalam berinteraksi dengan sesama teman, guru, materi
pelajaran, dan segala alat bantu belajar sehingga hasil pembelajaran
meningkat.15
5. Indikator Penerapan PAIKEM
Dalam penerapan PAIKEM oleh pendidik dapat dilihat dan
dicermati berbagai indikasi yang muncul pada saat proses belajar
mengajar dilaksanakan, diantaranya dapat dilihat pada beberapa indikator
berikut:16
TABEL 2.1
INDIKATOR DAN PRINSIP-PRINSIP PENERAPAN PAIKEM
INDIKATOR PROSES PENJELASAN METODE
4. Penataan meja kursi.
8. Lingkungan sekitar.
28
6. Alternatif Cara Penerapan PAIKEM
Cara mengimplementasika PAIKEM mencakup berbagai kegiatan
yang terjadi selama proses pembelajaran. Pada saat yang sama,
kemampuan yang seharusnya dikuasai guru untuk menciptakan keadaan
yang lebih baik harus dimunculkan. Berikut ini disajikan tabel beberapa
contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru yang saling
bersesuaian.17
TABEL 2.2
TINGKAT KEMAMPUAN GURU
YANG HARUS DIKUASAI DALAM PEMBELAJARAN
KEMAMPUAN GURU KEGIATAN PEMBELAJARAN
Guru merancang dan mengelola kegiatan pembelajaran yang
mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran
f. Berkunjung ke luar kelas
Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam
Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misalnya:
a. Alat yang tersedia atau yang dibuat
17
Tim Penulis, Materi Pendidikan dan Pelatihan profesi Guru (PLPG), Kementrian Pendidikan
e. Menulis laporan/hasil karya lain
dengan kata-kata sendiri Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan
gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan
Melalui:
a. Diskusi
b. Lebih banyak pertanyaan terbuka
c. Hasil karya yang merupakan
pemikiran siswa sendiri
b. Bahan pelajaran disesuaikan dengan
kemampuan kelompok tersebut
c. Tugas perbaikan atau pengayaan
diberikan
30
pembelajaran dengan pengalaman siswa sehari-hari
memanfaatkan pengalamannya sendiri
b. Siswa menerapkan hal yang
dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
Menilai kegiatan pembelajaran dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus
a. Guru memantau kerja siswa
b. Guru memberikan umpan balik
7. Implementasi Strategi PAIKEM.
Dalam mengimplementasikan PAIKEM, guru perlu memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
a. Memahami sifat yang dimiliki siswa
b. Mengenal siswa secara perorangan
c. Memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar
d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah
e. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang
menarik
f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
g. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
31
h. Membedakan antara fisik dengan aktif mental.18
i. Memahami perkembangan kecerdasan siswa.19
8. Aplikasi Praktis Implementasi Strategi PAIKEM Dalam Pembelajaran
Berikut ini akan disajikan beberapa metode dan strategi
pembelajaran PAIKEM sebagi alternatif yang dapat digunakan oleh
guru untuk dapat mengaktifkan siswa. Guru diharapkan dapat
melakukan pengembangan, modifikasi, improvisasi, atau mencari
strategi yang dipandang lebih tepat. Aplikasi berbagai metode dan
strategi tersebut dapat disimak dalam deskripsi prosedur dan
langkah-langkah teknis sebagai berikut:
a. Everyone is a teacher here (setiap orang adalah guru)
Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas
secara keseluruhan dan secara individual. Strategi ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan sebagai guru bagi
kawan-kawannya.
Langkah-langkah:
18
Jamal Ma’mur Asmani, op.cit., h. 99-104
19
32
1) Bagikan secarik kertas kepada seluruh siswa. Setiap siswa diminta
untuk menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang
sedang dipelajari di kelas.
2) Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada
setiap siswa. Pastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal
yang ditulis sendiri. Minta mereka untuk membaca dalam hati
pertanyaan dalam kertas tersebut kemudian memikirkan
jawabannya.
3) Minta siswa secara sukarela untuk membacakan pertanyaan
tersebut dan menjawabnya.
4) Setelah jawaban diberikan, mintalah siswa lainnya untuk
menambahkan.
5) Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya.
b. Active debate (debat aktif)
Debat dapat menjadi suatu model pembelajaran yang dapat
mendorong pemikiran dan perenungan terutama kalau siswa
diharapkan mampu mempertahankan pendapat yang bertentangan
dengan keyakinan mereka sendiri. Strategi ini secara aktif dapat
melibatkan semua siswa di dalam kelas bukan hanya pelaku debatnya
saja.20
20
33
Langkah-langkah:
1) Kembangkan sebuah pertanyaan yang kontroversial yang berkaitan
dengan materi pelajaran.
2) Bagi kelas kedalam dua tim. Mintalah satu kelompok berperan
sebagai pendukung atau kelompok yang “pro” dan kelompok lain menjadi penantang atau “kontra”.
3) Berikutnya buat dua sampai empat sub kelompok dalam
masing-masing kelompok debat. Setiap sub kelompok diminta untuk
mengembangkan argumen yang mendukung masing-masing posisi,
atau menyiapkan urutan daftar argumen yang dapat mereka seleksi
atau diskusikan. Di akhir diskusi setiap sub kelompok memilih
seorang juru bicara.
4) Siapkan beberapa kursi untuk para juru bicara pada kelompok pro
dan kelompok kontra. Sedangkan siswa lain duduk dibelakang juru
bicara. Mulailah debat dengan cara juru bicara mempresentasikan
pandangan mereka. Proses ini disebut argumen pembuka.
5) Setelah mendengarkan argumen pembuka, hentikan debat dan
kembali ke sub kelompok. Setiap sub kelompok diminta untuk
mempersiapkan argumen yang menolak argumen pembuka dari
kelompok lawan. Setiap sub kelompok memilih juru bicara
34
6) Lanjutkan kembali debat. Juru bicara yang saling berhadapan
diminta untuk memberi argumen penentang. Ketika debat
berlangsung, peserta yang lain didorong untuk memberi catatan
yang berisi usulan argumen atau bantahan. Siswa diperbolehkan
untuk bersorak atau bertepuk tangan untuk masing-masing
argumen dari wakil kelompok mereka.
7) Pada saat yang tepat akhiri debat. Tidak perlu menentukan
kelompok mana yang menang, buatlah kelas melingkar, pastikan
bahwa kelas terintegrasi dengan meminta mereka duduk
berdampingan dengan mereka yang berada di kelompok lawan.
Diskusikan apa yang telah dipelajari oleh siswa dari pengalaman
debat tersebut. Minta siswa untuk mengidentifikasi argumen yang
paling baik menurut mereka.
c. Card sort (sortir kartu)
Pembelajaran dengan sortir kartu merupakan bentuk kegiatan
kolaboratif yang dapat digunakan untuk mengajarkan suatu konsep,
karakteristik klasifikasi, fakta tentang obyek atau mereview ilmu yang
telah diperoleh sebelumnya. Gerakan fisik yang dominan dalam
strategi ini dapat meminimalisir kelas yang kelelahan.
Langkah-langkah:
1) Setiap siswa diberi potongan kertas yang berisi informasi atau
35
2) Mintalah siswa untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas
untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama (kita dapat
mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan
siswa menemukan sendiri).
3) Siswa dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan
kategori masing-masing di depan kelas.
4) Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan
poin-poin penting terkait dengan materi yang sedang dipelajari.
Minta setiap kelompok untuk melakukan penjelasan tentang
kategori yang mereka selesaikan.
d. Critical incident (pengalaman penting)
Metode ini digunakan untuk memulai pelajaran. Tujuan dari
penggunaan strategi ini adalah untuk melibatkan siswa sejak awal
dengan melihat pengalaman mereka. Strategi ini dapat digunakan
secara maksimal pada semua mata pelajaran yang bersifat praktis.21
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Sampaikan kepada siswa topik atau materi yang akan dipelajari;
2) Beri kesempatan beberapa menit kepada siswa untuk mengingat
pengalaman mereka yang tidak terlupakan berkaitan dengan materi
yang ada;
3) Tanyakan pengalaman apa yang menurut mereka tidak terlupakan;
21
36
4) Sampaikan materi pelajaran dengan mengaitkan pengalaman siswa
dengan materi yang akan disampaikan.
e. Index Card Match (pencocokan kartu indeks)
Ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau
ulang materi pelajaran. Cara ini memungkinkan siswa untuk
berpasangan dan memberi pertanyaan kepada temannya. Adapun
prosedurnya, sebagai berikut:
1) Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun
yang diajarkan di kelas. Buatlah kartu pertanyaan dengan jumlah
yang sama dengan setengah jumlah siswa.
2) Pada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atas masing-masing
pertanyaan itu.
3) Campurkan dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali
agar benar-benar tercampur aduk.
4) Berikan satu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini
merupakan latihan pencocokan. Sebagian siswa mendapatkan
pertanyaan tinjauan dan sebagian lain mendapatkan kartu
jawabannya.
5) Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan mereka. Bila
sudah terbentuk pasangan, perintahkan siswa yang berpasangan itu
37
6) Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan
tiap pasangan untuk memberikan kuis kepada siswa yang lain
dengan membacakan keras-keras pertanyaan mereka dan
menantang siswa lain untuk memberikan jawabannya.
f. Cooperative script
Salah satu metode pembelajaran, dimana siswa bekerja
berpasangan dan bergantian secara lisan untuk mengikhtisarkan
bagian-bagian dari materi yang dipelajari.22 Berikut
langkah-langkahnya:
1) Guru membagi siswa kedalam sejumlah pasangan;
2) Guru membagikan wacana atau materi dan siswa membaca dan
membuat ringkasannya;
3) Guru dan siswa menetapkan siswa yang pertama berperan sebagai
pembicara dan siswa-siswa lain yang berperan sebagai pendengar;
4) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya;
5) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi
pendengar dan sebaliknya;
6) Simpulan dibuat oleh siswa bersama guru;
7) Penutup.
g. Modelling
38
Modelling adalah metode yang dikembangkan berdasarkan
prinsip bahwa seseorang dapat belajar melalui pengamatan perilaku
orang lain. Strategi belajar modelling berangkat dari teori belajar
sosial yang juga disebut belajar melalui observasi atu menurut Arends
disebut juga dengan teori pemodelan tingkah laku.23
Langkah-langkah modelling menurut Bandura, sebagai berikut:
1) Guru (model) memberi contoh kegiatan tertentu (demonstrasi) di
depan siswa, kemudian siswa melakukan observasi terhadap
keterampilan guru pada lembar observasi yang telah disediakan;
2) Guru bersama siswa mendiskusikan hasil pengamatan yang
dilakukan
3) Guru menjelaskan struktur langkah-langkah kegiatan demonstrasi
yang telah diamati oleh peserta didik;
4) Siswa ditugasi untuk menyiapkan langkah-langkah kegiatan
demonstrasi
h. Student teams achievement division (STAD)
Suatu pendekatan pembelajaran yang mengacu pada belajar
kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa
dengan sistem menggunakan presentasi setiap minggu. Siswa dibagi
menjadi kelompok, dimana setiap kelompok harus heterogen. Setiap
23
39
anggota tim harus dapat menuntaskan materi pelajarannya dan
kemudian saling membantu untuk memahami bahan pelajaran melalui
tutorial, kuis, diskusi, dan sebagainya.24
Langkah-langkah:
1) Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri atas 4-5 orang
secara heterogen;
2) Guru menyajikan pelajaran;
3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok. Anggota yang sudah paham dapat
menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam
kelompok itu paham;
4) Guru memberikan kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa.
Pada saat menjawab kuis para siswa tidak diperbolehkan saling
membantu;
5) Memberi evaluasi;
6) Kesimpulan.
i. Question student have (pertanyaan dari siswa)
Teknik ini merupakan teknik yang mudah untuk dilakukan dan
dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa.
Teknik ini menggunakan elisitasi dalam memperoleh partisipasi siswa
secara tertulis.
24
40
Langkah-langkah:
1) Bagikan potongan-potongan kertas kepada siswa,
2) Minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang
berkaitan dengan materi pelajaran,
3) Setelah semua selesai membuat pertanyaan masing-masing diminta
untuk memberikan kertas yang berisi pertanyaan kepada teman
disamping kirinya. Dalam hal ini jika posisi duduk siswa adalah
lingkaran, maka nantinya akan terjadi gerakan perputaran kertas
searah jarum jam. Jika posisi duduk mereka berderet sesuai dengan
posisi mereka asalkan semua siswa dapat giliran untuk membaca
semua pertanyaan dari teman-temannya,
4) Pada saat menerima kertas dari teman disampingnya, siswa diminta
untuk membaca pertanyaan yang ada. Jika pertanyaan itu juga
ingin dia ketahui jawabannya, maka dia harus memberi tanda
centang, jika tidak ingin diketahui atau tidak menarik, berikan
langsung kepada teman disamping kiri. Dan begitu seterusnya
sampai semua soal kembali kepada pemiliknya,
5) Ketika kertas pertanyaan tadi kembali kepada pemiliknya, siswa
diminta untuk menghitung tanda centang yang ada pada kertasnya.
Pada saat ini carilah pertanyaan yang mendapat tanda centang
41
6) Beri respon kepada pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan;a)
jawaban langsung secara singkat, b) menunda jawaban sampai pada
waktu yang tepat atau waktu membahas topik tersebut. Jawaban
secara pribadi dapat diberikan di luar kelas.
7) Jika waktu cukup, minta beberapa orang siswa untuk membacakan
pertanyaan yang ia tulis meskipun tidak mendapat tanda centang
yang banyak kemudian beri jawaban.
8) Kumpulkan semua kertas. Besar kemungkinnan ada
pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab pada pertemuan berikutnya.
j. Diskusi kelas
Diskusi mempunyai arti suatu situasi dimana guru dengan siswa
atau siswa dengan siswa yang lain saling bertukar pendapat secara
lisan, saling berbagi gagasan dan pendapat.25 Adapun
langkah-langkahnya adalah:
1) Menyampaikan tujuan dan mengatur setting, dengan cara guru
menyampaikan tujuan pembelajaran khusus dan menyiapkan siswa
untuk berpartisipasi.
2) Guru mengarahkan fokus diskusi dengan menguraikan
aturan-aturan dasar, mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal, menyajikan
situasi yang tidak dapat segera dijelaskan, atau menyampaikan isu
diskusi.
25
42
3) Guru memonitor antar aksi, mengajukan pertanyaan,
mendengarkan gagasan siswa, menanggapi gagasan, melaksanakan
aturan dasar, membuat catatan diskusi, dan menyampaikan gagasan
sendiri.
4) Guru menutup diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan
makna diskusi yang telah diselenggarakan kepada siswa.
5) Guru melakukan tanya jawab singkat tentang proses diskusi itu dan
menyuruh para siswa untuk memeriksa proses diskusi.
k. Ceramah plus
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang
menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung
dengan metode lainnya.26 Dalam hal ini antara lain: a) metode
ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT), b) metode ceramah plus
diskusi dan tugas (CPDT), dan c) metode ceramah plus demonstrasi
dan latihan (CPDL). Adapun tahapannya metode campuran ini
idealnya dilakukan secara tertib, yaitu:
1) Penyampaian materi oleh guru.
2) Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa,
mengadakan diskusi, kegiatan memperagakan dan latihan.
3) Pemberian tugas kepada siswa.
l. Gallery walk (pameran berjalan)
26
43
Adapun tujuan dari penerapan metode ini adalah, untuk
membangun kerja sama kelompok (cooperative learning) dan saling
memberi apresiasi dan koreksi dalam belajar.27 Adapun
langkah-langkah penerapannya, sebagai berikut:
1) Peserta dibagi dalam beberapa kelompok
2) Masing-masing kelompok diberi kertas
3) Tentukan topik/tema pelajaran
4) Hasil kerja kelompok ditempel di dinding
5) Masing-masing kelompok berputar mengamati hasil kerja
kelompok lain
6) Salah satu wakil kelompok menjelaskan setiap apa yang ditanyakan
oleh kelompok lain
7) Koreksi bersama-sama
8) Klarifikasi dan penyimpulan.
B. Pendidikan Agama Islam
1. Definisi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan adalah bimbingan atau didikan secara sadar oleh
pendidik terhadap perkembangan anak didik, baik jasmani ataupun
rohani, menuju terbentuknya kepribadian yang utama28. Definisi tersebut
27
Ismail SM, op.cit., h. 89
28
44
sangat sederhana meskipun secara substansi telah mencerminkan
pemahaman tentang proses pendidikan. Menurut definisi ini, pendidikan
hanya terbatas pada pengembangan pribadi anak didik oleh pendidik.
Menurut M.H. Arifin, pengertian pendidikan Islam dengan
sendirinya adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh
aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah.29
Pendidikan islam adalah segala upaya atau proses pendidikan yang
dilakukan untuk membimbing tingkah laku manusia baik individu
maupun sosial, untuk mengarahkan potensi baik potensi dasar (fitrah)
maupun ajar yang sesuai dengan fitrahnya melalui proses intelektual dan
spiritual berlandaskan nilai islam untuk mencapai kebahagiaan hidup
didunia dan akhirat.30
Dari uraian definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
agama islam adalah merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik
dalam mempersiapkan peserta didik untuk menyakini, memahami, dan
mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau
pelatihan, yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.31
29
M.H. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h. 11.
30
M. Suyudi, Pendidikan Dalam Persfektif Al-Qur’an, (Yogjakarta: Mikraj,2005), h. 55.
31
45
Untuk itu pendidikan agama islam memiliki tugas yang sangat berat,
yaitu bukan hanya untuk menyakini, memahami, dan mengamalkan
ajaran islam tetapi juga menumbuhkembangkan potensi yang ada
seoptimal mungkinserta mengarahkannya sesui dengan ajaran-ajaran
islam.
2. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Fungsi pendidikan agama islam untuk sekolah/ madrasah sebagai
berikut:
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta
didik kepada Allah Swt. yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbungkembangkan lebih
lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan
agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara
optimal sesuai dengan tingkat kecerdasannya.
b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialdan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
46
dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
seutuhnya.
f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan dan keagamaan secara umum
(alam nyata dan nirnyata), sistem dan fungsionalnya.
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama islam agar bakat tersebut dapat
dikembangkan secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendidri dan oranag lain.32
3. Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Jika ditelusuri berdasarkan asal katanya, istilah kurikulum
(curriculum) berasal dari bahasa latin. Kata currir bermakna pelari dan
curere memiliki makna tempat berpacu.
Dalam bahasa arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan
manhaj yang berarti jalan terang yang dilalui manusia pada berbagai
bidang kehidupan, sedangkan dalam kurikulum pendidikan dalam kamus
32
47
terbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan
acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan
pendidikan.33
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu program pendidikan yang
direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan
pendidikan tertentu.34 Kurikulum memiliki dua fungsi:
a. Sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang
diinginkan;
b. Sebagai pedoman dan mengatur kegiatan pendidikan sehari-hari.
C. Implementasi Strategi PAIKEM pada Mata Pelajaran PAI
Para pendidik telah mengetahui banyak strategi-strategi pembelajaran
yang diterapkan disekolah. Pendidik juga menyadari bahwa peserta didik
mempunyai bermacam-macam cara belajar dan berbeda satu sama lain.
Menurut siswa usia sekolah dasar bahwa pembelajaran yang tidak
membosankan yang menurut mereka gampang untuk dipahami.
Siswa belajar dengan baik, apabila guru mengembangkan, memodifikasi,
dan menyesuaikan kurikulum dengan kecenderungan siswa. Tetapi pada
umumnya, batasan kurikulum pemerintah perlu diikuti. Buku-buku pegangan
sering hanya menjadi panduan kurikulum atau acuan bagi guru.
33
Ibid., h. 34.
34
48
Bagaimanapun guru memiliki kesempatan untuk bekerja sama memutuskan
cara terbaik demi mencapai tujuan.
Dengan penerapan strategi PAIKEM, guru dapat merencanakan
rangkaian pengalaman dan kegiatan yang memungkinkan semua anak
menggunakan kecerdasan mereka dalam belajar. Pembelajaran dengan
strategi PAIKEM perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Guru perlu
merancang sebelumnya bagaimana pembelajaran akan dijalankan serta apa
yang harus dilakukan guru dan siswa dalam pembelajaran tersebut.
Penerapan PAIKEM sebagai tahapan strategis pencapaian kompetensi,
kegiatan PAIKEM perlu didesain dan dilaksanakan secara efektif dan efisien
sehingga memperoleh hasil yang maksimal.
Dalam pelaksananaan pembelajaran dengan strategi PAIKEM suasana
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah hal yang
sangat diperlukan. Oleh sebab itu, pengaturan tempat belajar seperti kelas
yang tertata rapi, pengaturan tempat duduk siswa secara individu ataupun
kelompok dan media pembelajaran seperti penggunaan media gambar, video
tentang keteladanan nabi sangat berpengaruh.
Penerapan strategi PAIKEM tidak lepas dari peranan guru yang
berwawasan luas, memiliki kreatifitas tinggi, rasa percaya diri yang tinggi
serta guru yang dituntut untuk terus menggali ilmu pengetahuan yang
49
Dalam pembelajaran PAI, penerapan strategi PAIKEM sangat membantu
dalam proses belajar mengajar dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dalam
kegiatan proses belajar. Strategi ini melibatkan aktivitas peseserta didik yang
tinggi. Metode yang digunakan adalah observasi, diskusi kelompok,
eksperimen, ekplorasi, simulasi, dan sebagainya.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dikemukakan bahwa
penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PAI di SDN Kutorejo I
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Kata metode berasal dari bahasa Yunani Metodos, yang berasal dari dua suku kata “Meta” yang artinya menuju, melalui, sesudah, mengikuti, dan
“Hodos” yang artinya jalan, cara, atau arah. Sehingga metode dalam arti luas
adalah cara bertindak menurut sistem atau aturan tertentu.1 Sedangkan kata
penelitian menurut Sutrinso Hadi adalah proses untuk memperoleh hakekat
ilmu dan pengembangannya dengan menggunakan metode ilmiah.2
Metode penelitian adalah cara atau teknis yang dijalankan untuk
memproleh fakta, dalam prinsip sabar, hati-hati dan sistematis untuk
mewujudkan kebenaran. Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.3
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian lapangan berupa penelitian kualitatif yang bersikap deskriptif non
1
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja Gravindo Persada, 2002), h. 41
2
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta: Andi Offset, 1991), h. 4
3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
51
statistik. Prosedur penelitian ini menghasilkan data deskriptif, ucapan atau
lisan dan perilaku untuk dapat diamati dari orang-orang (subyek) itu sendiri.4
Penelitian sosial menggunakan format deskriptif kualitatif bertujuan untuk
menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, dan berbagai
fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek
penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri,
karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun
fenomena tertentu.
Format deskripstif kualitatif pada umumnya dilakukan pada penelitian
dalam bentuk studi kasus. Studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan
secara intensif, terinci, dan mendalam terhadap suatu organisasi,
lembaga/gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus
hanya meliputi daerah atau subyek yang sangat sempit tetapi dari sifat
penelitian, penelitian kasus lebih mendalam.5
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif,
memgingat fokus penelitiannya adalah Implementasi Strategi PAIKEM Pada
Mata Pelajaran PAI SDN Kutorejo I Kabupaten Nganjuk. Pendekatan ini
merupakan suatu proses pengumpulan data secara sistematis dan intensif
untuk memperoleh pengetahuan tentang bagaimana Implementasi Strategi
4
Robert Bogdan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), h.
21-22.
5
52
PAIKEM Pada Mata Pelajaran PAI SDN Kutorejo I Kabupaten Nganjuk, serta
apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan Implementasi Strategi
PAIKEM Pada Mata Pelajaran PAI SDN Kutorejo I Kabupaten Nganjuk.
Jadi dalam penelitian ini, penulis berusaha memaparkan dan memberi
gambaran tentang pembelajaran PAI dengan menggunakan Strategi PAIKEM
di SDN Kutorejo I.
B.Subyek dan Objek Penelitian
Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan,
disamping sebagai subjek peneliti bertindak sebagai alat (instrument)
sekaligus pengumpul data yang utama. Dalam penelitian ini peneliti hadir
untuk menentukan data yang diperoleh dalam hubungannya dengan
penggunaan Strategi PAIKEM, dimana dalam penelitian ini peneliti
menentukan hari penelitian untuk dapat terlibat langsung dalam proses belajar
mengajar pelajaran PAI di SDN Kutorejo I kabupaten Nganjuk yang
merupakan salah satu sekolah yang dalam pembelajarannya telah
menggunakan Strategi PAIKEM.
C. Tahap-Tahap Penelitian Tahap Pra Lapangan
53
Pada tahap ini peneliti membuat latar belakang masalah penelitian dan
alasan dilaksanakannya penelitian.
b. Memilih tempat penelitian
Pada tahap ini peneliti memilih lokasi penelitian yang sesuai dengan judul
yang diambil peneliti.
c. Mengurus perizinan
Setelah menentukan lokasi penelitian, peneliti mengurus izin yang telah
disetujui oleh Dekan Fakultas Tarbiyah.
d. Meninjau keadaan lapangan
Pada tahap ini peneliti mulai berinteraksi dengan fenomena yang ada di
lapangan dan mempelajari keadaan real lapangan.
Tahap Pekerjaan Lapangan
a. Latar belakang penelitian
Memahami latar belakang penelitian adalah hal yang harus diperhatikan
agar apa yang diteliti sesuai dengan keadaan yang terjadi di lapangan.
b. Pengumpulan data
Setelah peneliti mulai berinteraksi dengan lapangan, peneliti juga berperan
serta dan berinteraksi dengan keadaan lapangan.
54
Data yang telah terkumpul dari hasil wawancara (interview) dan
pengamatan (observasi) diidentifikasi agar memudahkan peneliti dalam
menganalisis sesuai tujuan yang diinginkan.
Tahap Akhir Penelitian
a. Penyajian data dalam bentuk deskriptif.
b. Menganalisis data sesuai dengan tujuan yang dicapai.
D. Sumber dan Data
Data adalah segala informasi mengenai variable yang akan diteliti. Data
dalam penelitian ini merupakan data kualitatif yang dipahami sebagai data
yang tidak bias diukur atau dinilai dengan angka secara langsung. Data
kualitatif adalah data yang berupa informasi kenyataan yang terjadi di
lapangan.6 Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah
subjek dari mana data dapat diperoleh.7 Dalam penelitian ini, sumber data
yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Kata-kata dan tindakan
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai
merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan
tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan foto, atau
6
Andi Prastowo, Menguasai Tehnik-Tehnik Koleksi Data Penelitian Kualitatif, Jogjakarta: DIVA
Press, 2010),h. 13
7
55
film. Dalam penelitian ini yang termasuk sumber data kata-kata adalah
hasil wawancara atau interview dengan Kepala Sekolah, Guru PAI, dan
sumber lain yang relevan.
2. Sumber tertulis
Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber
tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari
arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi sekolah.
3. Foto
Sekarang ini foto sudah lebih banyak dipakai sebagai alat untuk
penelitian kualitatif karena dapat dipakai dalam berbagai keperluan. Foto
menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan
untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara
induktif.8
Dalam penelitian ini, sumber data foto berupa foto yang berkaitan
dengan penerapan Strategi PAIKEM dalam pelajaran PAI SDN Kutorejo I
Kabupaten Nganjuk.
Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Sumber Data Primer
8