• Tidak ada hasil yang ditemukan

PESAN DAKWAH DALAM NOVEL (Analisis Semiotik Charles Sanders Pierce Terhadap Novel Moga Bunda DiSayang Allah Karya Darwis Tere Liye).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PESAN DAKWAH DALAM NOVEL (Analisis Semiotik Charles Sanders Pierce Terhadap Novel Moga Bunda DiSayang Allah Karya Darwis Tere Liye)."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PESAN DAKWAH DALAM NOVEL

(Analisis Semiotik Charles Sanders Pierce

Terhadap Novel Moga Bunda DiSayang Allah Karya Darwis Tere Liye)

SKRIPSI

Diajukan kepada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Sebagai salah satu syarat penyusunan Skripsi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam

Disusun Oleh:

Febrianto AL Qossam B01210037

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM SURABAYA

2015 Motto

Jadikanlah kekecewaan masa lalu menjadi senjata sukses di masa depan

(2)

ii ABSTRAK

Febrianto AL Qossam, NIM. B01210037. Pesan Dakwah Dalam Novel Moga Bunda di Sayang Allah Karya Darwis Tere Liye (Analisis Semiotik Charles Sanders Pierce) Skripsi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Pesan Dakwah, Novel, Analisis Semiotik

Fokus masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah bagaimana makna pesan dakwah dalam novel “Moga Bunda di Sayang Allah” karya Darwis Tere Liye. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pesan dakwah dalam novel “Moga Bunda diSayang Allah”.

Untuk mengidentifikasi persoalan tersebut secara mendalam dan menyeluruh, penelitian ini menggunakan metode kualitatif non kancah, yakni menggunakan Analisis Semiotik Charles Sanders Pierce. Untuk mengetahui makna tersirat yang berupa bahasa simbolis seperti novel diperlukan sebuah kajian atau pendekatan tertentu. Analisis semiotik Charles Sanders Peirce menggunakan sign (tanda) untuk mengungkap sebuah makna. Represantemen (tanda) dibagi menjadi tiga, yakni Ikon, Indeks dan Simbol.

Dari hasil penelitian ini, bahwa pesan dakwah yang terdapat dalam novel Moga Bunda diSayang Allah ini meliputi tiga aspek, diantaranya: aspek keimanan, yang memuat tentang takdir Allah Swt, kemudian aspek akhlak karimah, yang memuat tentang sabar, serta aspek syari‟ah yang memuat tentang ibadah seseorang

diwaktu malam hari, namun yang kental akan pesan dakwahnya adalah dalam aspek aqidah, yang menjelaskan tentang keimanan seseorang dan percaya akan takdir yang diberikan oleh Allah Swt. Kemudian yang kedua adalah menganalisis teks menggunakan analisis semiotik Charles Sanders Peirce. Semiotika Charles Sanders Peirce membagi tanda menurut hubungan representamen (tanda) dengan objeknya (petanda) menjadi ikon, indeks dan simbol. Dalam penelitian ini, peneliti memberi tanda terhadap tiga aspek, yakni aspek aqidah, akhlak dan syari‟ah.

Karena keterbatasan pengetahuan dan literatur, maka diharapkan pada penelitian yang melanjutkan penelitian ini dengan metode yang sama memperoleh hasil yang lebih sempurna.

(3)

ii

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN ... v

ABSTRAK ... vi

BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Kajian Pesan Dakwah ... 13 BAB III : METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 33

B. Unit Analisis ... 35

C.Tahapan Penelitian ... 36

1.Identifikasi dan Penelitian Masalah Penelitian ... 36

2.Tehnik pengumpulan Data ... 37

3.Tehnik Analisis Data ... 38

(4)

iii

BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Penyajian Data ... 41

1.Deskripsi Novel Moga Bunda DiSayang Allah ... 41

2.Sinopsis Novel moga bunda DiSayang Allah ... 47

3.Sub bab Novel ... 49

B. Analisis Data ... 60

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 65

B. Rekomendasi ... 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(5)

ii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Novel sebagai salah satu dakwah bil qalam merupakan ungkapan fenomena sosial dalam aspek-aspek kehidupan yang dapat digunakan sebagai sarana mengenal manusia dan zamannya. Novel indonesia dalam kesusastraan indonesia modern muncul pada tahun 1920-an. Novel mengalami perkembangan pada tahun 1945 hingga saat ini yang disesuaikan dengan zaman yang dialami oleh novelis. Novel sastra kontemporer di indonesia muncul pada tahun 1970 dengan di latar

belakangi adanya suatu pergeseran nilai kehidupan secara menyeluruh. Persoalan kehidupan merupakan semangat munculnya sastra atau novel kontemporer. Dapat disimpulkan pengertian dan makna novel indonesia kontemporer adalah novel indonesia yang bentuknya menyimpang dari sistem penulisan fiksi di indonesia selama ini dan yang menggarap masalah fisik dan batin manusia dengan pola yang aneh tetapi dengan suasana dan imaji yang sangat menakjubkan.1

1 Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, (yogyakarta: graha Ilmu, 2010),

hlm. 65

Dalam kamus istilah sastra menuliskan, novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur latar rekaan yang menggelarkan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang, dan mengandung

nilai hidup, diolah dengan teknik kisahan dan ragaan yang yang menjadi dasar konvensi penulisan.2 Novel sebagai salah satu karya sastra diharapkan

(6)

iii

karya sastra (novel). Bahkan banyak karya sastra (novel) yang bersifat religius sebagaimana diungkapkan oleh Danarto bahwa tak sedikit karya sastra yang berangkat dari hadist nabi dan ayat-ayat AL Qur‟an. Jadi nilai spiritualitas di dalam karya sastra khususnya novel itu selalu bermuara pada agama atau nilai-nilai tradisi.

2 Ibid, 63

Salah satu contoh novel populer yang memuat nilai islami atau pesan dakwah di dalamnya yakni novel Negeri Lima Menara. Novel tersebut di angkat dari kisah nyata pengalaman pribadi dari sang penulis cendekiawan muslim yakni karya Ahmad Fuadi. Meskipun ia menerbitkan novel pertamanya, namun novel tersebut pernah menjadi best seller,

karena novel tersebut sebagai pemberi motivasi dan semangat belajar kepada anak-anak khususnya, selain itu banyak sekali orang-orang menganggap novel ini banyak menceritakan tentang dakwah di bidang pendidikan dan representasi terhadap pesantren.

Dari fenomena diatas, peneliti tertarik lebih dalam terhadap berdakwah melalui sastra dalam bentuk tulisan (novel). Salah satu novel yang peneliti tertarik dalam penyampaian pesan dakwahnya dengan novel yang berjudul “Moga bunda DiSayang Allah” karya Darwis Tere Liye. Dan pesan dakwah yang disampaikan dalam novel “Moga Bunda DiSayang Allah” ini adalah tentang sabar dalam menghadapi cobaan. Dan dengan berikhtiar dan berdo‟a, maka Allah akan

mempermudah jalan yang dilalui hambanya. Dalam hal ini telah dijelaskan dalam Al Qur‟an surat Ar Ra‟d ayat 11:

(7)

iv

“Moga Bunda DiSayang Allah” adalah salah satu karya sastra (novel) Darwis Tere Liye edisi kedua setelah novel “Hafalan Shalat Delisa”. Novel ini telah meraih best seller karena novel tersebut meledak dan sukses di pasaran. Dan dengan kepiawaiannya merangkai kata, cerita

dan makna tak heran jika beberapa karya (novel) yang di terbitkan telah diangkat menuju layar lebar karena keberhasilannya menggaet hati pembacanya, termasuk novel Moga Bunda di Sayang Allah. Novel ini bergenre sedih dan juga membawa banyak kebaikan bagi kita yang membacanya dan mengandung amanat yang dapat dipelajari dan dipakai dalam kehidupan.

“Moga bunda DiSayang Allah” menceritakan perjuangan seorang anak bernama melati yang mempunyai cacat fisik yakni buta, tuli, sekaligus bisu, karena

kecelakaan yang dialami pada 3 tahun yang lalu. Dengan segala keterbatasannya, anak tersebut tidak bisa menjalani hidup yang normal seperti anak-anak pada umumnya yang ia kenal hanyalah gelap dan sunyi, rasa ingin tau yang kuat

terkurung dalam dirinya tanpa bisa ia utarakan pada siapapun membuatnya mudah marah, membuat keluarganya sedih dengan penderitaannya, terutama apa yang dirasakan bunda terhadap anaknya (melati) yang semakin sedih melihat

penderitaan anaknya. Akan tetapi sosok bunda pada novel ini adalah ibu yang sangat sabar dalam menghadapi cobaan dan segala rintangan, berusaha keras tanpa menyerah demi kesembuhan anaknya. Dan juga tuan HK ayah dari melati dengan watak tegas, namun sayang terhadap keluarganya. Dalam novel ini

Karanglah perantara Allah SWT yang membuat melati melihat dunia dan isinya. Namun yang menjadikan novel ini menarik dan menggugah hati pembacanya ialah seorang anak yang mempunyai cacat fisik di

pertemukan dengan pemuda yang mengalami depresi berkepanjangan di rumah besar milik tuan HK. Dan ini merupakan cobaan Allah SWT terhadap hambanya. Dengan segala do‟a dan ihtiar seorang ibu, Allah memberikan jalan keluar dari penderitaan dan cobaan itu melalui seorang pemuda.

(8)

v

pernah diangkat di layar lebar selain dua karya Darwis Tere Liye yakni Hafalan Sholat Delisa dan Bidadari-bidadari di Surga.

B.Rumusan Masalah

Dari gambaran di atas, penulis memperoleh tentang masalah yang akan diteliti. Maka peneliti fokus pada permasalahan adalah Bagaimanakah pesan dakwah dalam novel Moga Bunda DiSayang Allah karya Darwis Tere Liye?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitan dalam hal ini adalah untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah di atas. Maka tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pesan dakwah dalam novel Moga Bunda di Sayang Allah karya Darwis tere Liye.

D. Manfaat Penelitian 1.Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan lebih luas terhadap perkembangan khazanah keilmuan, khususnya dalam hal menganalisis pesan dakwah dalam novel menggunakan pisau analisis semiotik.

2.Secara Praktis a.Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang cara berdakwah melalui tulisan dan menjadi pengalaman tersendiri bagi peneliti serta sebagai syarat untuk menyelesaikan program S1 jurusan Komunikasi dan penyiaran islam fakultas dakwah dan komunikasi.

b.Bagi khalayak

(9)

vi

Allah” karya Darwis Tere Liye, yakni untuk lebih sabar menghadapi cobaan yang dilimpahkan oleh Allah SWT dan keteguhan hati untuk menghadapi segala macam cobaan serta kita harus bersyukur dengan segala nikmat ataupun kekurangan yang diberikan Allah SWT.

E.Definisi Konseptual 1.Pesan

Pesan merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.3

3 Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan praktek (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1992), hal 18. 4 Toto Tasmoro, Komunikasi Dakwah (jakarta: Gaya

media Pratama, 1997), hal 9 5 Susanto Astrid, Komunikasi Dalam Teori Dan

Praktek (Bandung: Bina Cipta, 1997), hal 7

Pesan adalah merupakan sesuatu yang bisa disampaikan dari seseorang kepada orang lain, baik secara individu maupun kelompok yang dapat berupa buah pikiran, keterangan, pernyataan dari sebuah sikap.4

Sementara Astrid mengatakan bahwa pesan adalah ide, gagasan, informasi, dan opini yang dilontarkan seorang komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk mempengaruhi komunikan ke arah sikap yang diinginkan oleh

komunikator.5 2.Dakwah

Ditinjau dari segi bahasa “Dakwah” berarti : panggilan, seruan atau ajakan. Dakwah juga menjadikan perilaku muslim dalam menjalankan islam sebagai agama rahmatan lil alamin yang harus didakwahkan kepada seluruh manusia, yang dalam prosesnya melibatkan unsur : da‟i (subjek), maddah (materi),

(10)

vii

bertentangan dengan sumber utamanya yaitu, Al Qur‟an dan Hadist. Sedangkan pesan dakwah yang menjadi fokus penelitian ini adalah pesan dakwah yang terkandung dalam novel Moga Bunda di Sayang Allah karya Darwis Tere Liye. 6 Wahidin Saputra, pengantar Ilmu Dakwah. (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,

2012),h 1-3.

3. Novel Moga Bunda DiSayang Allah

Novel “Moga Bunda DiSayangAllah” merupakan karya Darwis Tere Liye yang kedua setelah “Hafalan Sholat Delisa”. Kedua novel tersebut berdasarkan kisah nyata, bahkan telah meraih best seller serta pernah diangkat ke layar lebar. Novel ini diilhami kisah nyata dari Hellen Adams keller di Alabama (1880-1968). Keller lahir 27 juni 1880, dari ayah kapten Arthur H Keller dan Ibu Kate Adams Keller. Ia

sebenarnya tidak terlahir buta dan tuli (sekaligus bisu), hingga usia 19 bulan ketika semua keterbatasan itu datang.

Judul novel ini “Moga Bunda DiSayang Allah” maksudnya adalah seorang ibu yang sangat tegar dalam menghadapi cobaan dan dengan kasih sayang melimpah kepada anak tersayangnya. Dengan segala keterbatasan, sang ibu tidak pernah menyerah demi kesembuhan anaknya. Doa dan ihtiar sang ibu, Allah memberikan jalan keluar dari penderitaan dan cobaan itu melalui seorang pemuda. Tokoh dalam cerita ini,salah seorang ibu yang sangat sabar dalam menghadapi cobaan dan segala rintangan,berusaha keras tanpa menyerah demi kesembuhan anaknya. Ada juga seorang tokoh pemuda yaitu karang adalah seorang yang berhati baik dan hangat yang sangat sayang pada anak-anak dan juga seorang yang sangat pandai.juga ada tuan Hk yaitu ayah melati,beliau orang yang sangat penyayang dan penuh kesabaran.7

7 http://mirzajajak.blogspot.com

(11)

viii

menghadapi kehidupan pasti ada cobaan dan kita pasti

bisa melewati cobaan itu karena Allah akan memberikan cobaan yang pasti umatnya akan bisa mengatasinya.

4.Analisis Semiotik

Kata semotika berasal dari kata Yunani semeion, yang berarti tanda. Maka semiotika berarti ilmu tanda. Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi pengguna tanda.8

8 Aart Van Zoest, Semiotika Tentang Tanda, Cara Kerjanya Dan Apa Yang Kita

Lakukan Dengannya, (Jakarta: yayasan Sumber Agung, 1993), hal 1 9 Fahri

Firdaus, Semiotika: Tanda Dan Makna, www.Perspektif.htm

“Semiotika merupakan bidang studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja (dikatakan juga semiologi). Dalam memahami studi tentang makna setidaknya terdapat tiga unsur utama yakni; (1) tanda, (2) acuan tanda, dan (3) pengguna tanda. Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsikan indera kita, tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri, dan bergantung pada pengenalan oleh penggunanya sehingga disebut tanda.9 Ada dua tokoh penting dalam semiotika, yaitu Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Peirce. Dalam hal ini peneliti menggunakan semiotika Charles Sanders Peirce sebagai pisau analisis.

Peirce melihat ada tiga hal penting dalam semiotika yang bisa dijelaskan melalui tanda, objek dan interpretan. Peirce juga berpendapat bahwa “Penginterpretasi harus mensulapi bagian dari sebuah tanda. Dia menulis bahwa tanda adalah sesuatu yang berdiri untuk seseorang atau sesuatu yang mencerminkan suatu kapasitas atau kepentingan tertentu.10

10 Arthur Asa Berger, Media Analysis Technique: Second Edition, (Yogyakarta:

(12)

ix F. Sistematika Pembahasan

Untuk memberikan sistematika pada skripsi ini, maka perlu adanya sistematika pembahasan. Dalam pemaparan skripsi ini setidaknya ada 5 bab pembahasan yang disusun secara sistematis : BAB I PENDAHULUAN bab ini merupakan bab pertama dari skripsi yang terdiri dari 6 subbab, yakni : Latar belakang merupakan fenomena sosial yang mendasari penelitian, rumusan masalah merupakan akar permasalahan dalam penelitian ini dan selanjutnya akan dijawab pada bab 4, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konseptual serta sistematika pembahasan

BAB II KAJIAN TEORITIK bab ini merupakan kajian kepustakaan yang membahas tentang kajian teoritik yang terkait dengan judul penelitian, yaitu tentang pesan dakwah, pengertian tentang novel, novel

sebagai media pesan dakwah, kajian tentang analisis semiotik dan penelitian dahulu yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN bab ini berisikan tentang pendekatan dan jenis penelitian, unit analisis, tahap-tahap penelitian dan teknik analisis data BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA pada bab ini akan membahas tentang analisis isi pesan dakwah yang terkandung dalam novel “Moga Bunda DiSayang Allah” Karya Darwis Tere Liye dan pada bab ini akan menjawab rumusan masalah pada penelitian ini.

BAB V PENUTUP bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan tentang kesimpulan dan saran yang terkait dengan penelitian ini.

(13)

ii BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Kajian Pesan Dakwah 1.Pengertian Dakwah

Dakwah secara bahasa berasal dari da‟wah ( وعذ لا ) yang mempunyai makna bermacam-macam, diantaranya adalah memanggil, mendorong, minta tolong, memohon, mendatangkan, mendoakan dan menyeru.11 Dakwah secara bahasa mempunyai makna bermacam-macam :

11Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009),

hal 6

1)Memanggil dan menyeru, seperti dalam firman allah Q.S. Yunus ayat 25 :

ج

Artinya: “Allah menyeru

(manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang Lurus (Islam).” 2) Menegaskan atau membela, baik terhadap yang benar ataupun yang salah, yang positif ataupun yang negatif.

3) Suatu usaha berupa perkataan ataupun perbuatan untuk menarik seseorang kepada suatu aliran atau agama tertentu. 4) Do‟a (permohonan), seperti dalam firman allah “Aku mengabulkan permohonan orang jika ia meminta kepada -KU”.

(14)

iii

2006), hal. 4-5 13 Wahidin Saputra, Pegantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), hal. 1-2 14 Akhmad Mubarak, Psikologi Dakwah,

(Jakarta: Pustaka Firdaus), hal. 19

Dakwah menurut Syaikh Ali Mahfudz, dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin memberikan definisi dakwah sebagai berikut : dakwah islam yaitu; mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk (hidayah), menyeru mereka berbuat kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan didunia dan akhirat.13

Adapun menurut Faizah dan lalu Muchsin Efendi dalam bukunya Psikologi Dakwah mengutip pendapat Muhammad Al-Khaydar Husayn dalam kitabnya ad-da‟wa ila al-islah mengatakan bahwa, dakwah adalah mengajak kebajikan dan melarang kepada kemungkaran agar mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.14

Secara umum, definisi dakwah yang telah dikemukakan banyak para ahli menunjuk pada kegiatan manusia yang

bertujuan perubahan positif dalam diri manusia. Perubahan positif ini diwujudkan dengan peningkatan iman, mengingat sasaran dakwah adalah iman. Sebab dakwah adalah sebagai kegiatan yang cenderung mengarah pada pelaksanaannya.15 15 Moch. Ali Aziz, Ilmu dakwah, hal. 10 16 Toto Tasmoro, Komunikasi Dakwah

(Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), hal. 9. 17 Asep Kusnawan, Komunikasi Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press, 2004), hal. 4

2.Pengertian Pesan Dakwah

Pesan adalah merupakan sesuatu yang bisa disampaikan dari seseorang kepada orang lain, baik secara individu maupun kelompok yang dapat berupa buah pikiran, keterangan, pernyataan dari sebuah sikap.16

(15)

iv

Artinya : “(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pembuat perhitungan.”

Mengenai risalah-risalah Allah ini, Moh Natsir membaginya dalam tiga bagian pokok, yaitu :

1)Menyempurnakan hubungan manusia dengan khaliq Nya, hablum minallah atau mu‟amalah ma‟al khaliq.

2)Menyempurnakan hubungan manusia dengan sesama manusia hamlumminan-nas atau mu‟amalah ma‟al khalqi.

3)Mengadakan keseimbangan (tawazun) antara kedua itu, dan mengaktifkan kedua-duanya sejalan dan berjalin.

Apa yang disampaikan oleh Moh. Natsir itu sebenarnya adalah termasuk dalam tujuan daripada komunikasi dakwah dimana pesan-pesan dakwah hendaknya dapat mencapai sasaran utama dari kesempurnaan hubungan antara manusia (khalqi) dengan penciptanya (Khaliq) dan mengatur keseimbangan diantara hubungan tersebut (tawazun). Sedangkan yang dimaksudkan dengan pesan-pesan dakwah itu sendiri sebagaimana yang digariskan oleh Al Qur‟an adalah berbentuk pernyataan maupun pesan (risalah) Al Qur‟an dan Sunnah. Karena Al Qur‟an dan sunnah itu sudah diyakini sebagai all encompassing

the way of life bagi setiap tindakan kehidupan muslim, maka pesan-pesan dakwah

juga meliputi hampir semua bidang kehidupan itu sendiri. Tidak ada satu bagianpun dari aktivitas islam terlepas dari sorotan risalah ini.18

(16)

v

42-43 19 Moh. Ali Aziz, Edisi revisi Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Media Group,

2009), hal 318-319. 20 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam,

(Surabaya : Al Ikhlas, 1983), h. 60

Pada prinsipnya, pesan apapun dapat dijadikan sebagai pesan dakwah selama tidak bertentangan dengan sumber utamanya, yaitu Al-Qur‟an dan Hadits. Dengan demikian, semua pesan yang bertentangan terhadap Al Qur‟an dan Hadits tidak dapat disebut sebagai pesan dakwah. Semua orang dapat berbicara tentang moral, bahkan dengan mengutip ayat Al-Qur‟an sekalipun. Akan tetapi, jika hal itu dimaksudkan untuk pembenaran atau dasar bagi kepentingan nafsunya semata, maka demikian itu bukan termasuk pesan dakwah. 19

Berkaitan dengan pesan-pesan yang bersumber pada Alqur‟an dan al Hadis dalam dakwah, pesan-pesan itu masuk dalam unsur materi dakwah. Materi dakwah sebagai pesan dakwah merupakan isi ajakan, anjuran dan ide gerakan dalam rangka mencapai tujuan dakwah. Sebagai isi ajakan dan idea gerakan

dimaksudkan agar manusia mau menerima dan memahami serta mengikuti ajaran tersebut, sehingga ajaran Islam ini benar-benar diketahui, difahami, dihayati dan selanjutnya diamalkan sebagai pedoman hidup dan kehidupannya.20

Pada dasarnya materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu:21

21 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, h. 60. 22 Zaky Mubarok

Latif, dkk., Akidah Islam, (Jogjakarta : UII Press, 2001), hh. 78-79.

a. Masalah keimanan (Aqidah) b.Masalah keislaman (Syari‟ah) c. Masalah budi pekerti (Akhlak)

a. Aqidah

(17)

vi

sehari-hari. Aqidah adalah merupakan fondasi ajaran Islam yang sifatnya pasti dan mutlak kebenarannya. Pembahasan ini berkisar pada aqidah yang terumuskan dalam rukun iman yang enam yaitu, iman kepada Allah, iman kepada Malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul-rasulNya, iman kepada hari Akhir dan iman kepada Qada‟ dan Qadar Allah.22

Masalah aqidah ini secara garis besar ditunjukkan oleh Rasulullah SAW. dalam sabdanya: ا ا ا ا اا ا ا ب ا ا ا ا ا ا اا ا ب ا ا ا ا - ا يخ لا - Artinya : I a adalah e gkau per aya kepada Allah, alaikat-malaikat- Nya,

kitab-kitab-Nya, rosul-rosul-Nya, hari akhir dan percaya adanya ketentuan Allah

ya g aik aupu ya g uruk . H‘.Bukhari .23

23 Al Imam Zainudin Ahmad bin Abd al Lathif, Mukhtashar Shahih al Bukhari,

terjemah oleh Ahmad Zainudi, Ringkasan Hadits Shahih al Bukhari, (Jakarta :

Pustaka Amani, 2002) h. 28.

b.Syari‟ah

Dari segi bahasa syari‟ah berarti “jalan yang harus dilalui”, adapun menurut istilah adalah ketentuan hukum Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam. Syariah dapat dibagi menjadi beberapa bidang, yaitu:

1). Ibadah

Adalah aturan tentang hubungan manusia dengan Allah. Ibadah dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a). Ibadah Mahdhah, yaitu aturan-aturan tentang tata cara hubungan manusia dengan Allah, seperti yang tercantum atau terumuskan dalam rukun Islam yang kelima.

(18)

vii 2). Muamalah

Adalah aturan tentang hubungan manusia dengan manusia dalam rangka memenuhi kepentingan atau kebutuhan hidupnya, baik yang primer atau yang sekunder. Contohnya adalah berdagang, pernikahan, dan lain sebagainya.24 Hal ini dijelaskan dalam sabda Nabi saw. :

لا ا ا ع ا ع ا لا ع ا , ع: لا و ل و ل ل ع ا ا

ا: ع ا ل و ا ا لا ا اا ل ا ا ا ا اا ا ا ا اا ا ا ا ل ا ا ا ا ا لا ا ا ا

24 Zaky Mubarok Latif, dkk., Akidah Islam, (Jogjakarta : UII Press, 2001), h. 79. 25

Al Imam Zainudin Ahmad bin Abd al Lathif, Mukhtashar Shahih al Bukhari,

terjemah oleh Ahmad Zainudi, Ringkasan Hadits Shahih al Bukhari, h. 28.

Artinya : Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin Al-Khaththab radhiallahu

a hu a, eliau erkata, aku e de gar ‘asulullah shallallahu alaihi wa salla ersa da, Isla didirikan di atas lima perkara; syahadat laa ilaaha illallah dan

Muhammad rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke

Baitullah di Mekkah , da erpuasa ‘a adha . H‘. Bukhari Musli .25

Hadits di atas mencerminkan hubungan antara manusia dengan Allah. Artinya masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah syari‟ah bukan saja terbatas pada ibadah kepada Allah, akan tetapi masalah yang berkenaan dengan pergaulan hidup antara sesama manusia sangat diperlukan juga. Seperti hukum jual beli, berumah tangga, bertetangga, warisan, kepemimpinan, dan amal-amal saleh lainnya. Demikian juga larangan-larangan Allah seperti minum-minuman keras, berzina, mencuri dan sebagainya termasuk pula masalah-masalah yang menjadi materi dakwah Islam (nahi „anil munkar).26

26 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, h. 62.

c. Akhlak

(19)

viii

makna “budi pekerti”. Adapun menurut istilah, akhlak berarti ilmu untuk

menetapkan ukuran segala perbuatan manusia, baik atau buruk, benar atau salah, hak atau bathil. Sedangkan menurut Imam Ghazali dalam bukunya Ihya

Ulumuddin menyatakan sebagai berikut:

خل ا ع ع ا اى ف ا ا ع ا ل ا ا و ا ا ا اا ى لا ا .

Artinya : Akhlak ialah sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang menimbulkan

segala perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pikiran dan

perti a ga . 27

27 Anwar Masy’ari, Akhlak Al Qur a , (Surabaya : PT Bina Ilmu, 1990), h. 3. 28

Anwar Masy’ari, Akhlak Al Qur a , h. 4. 29 Departemen Pendidikan dan

kebudayaan, Ensiklopedia Indonesia (Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve, 1991), hal.

2408

Adapun tujuan akhlak adalah menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna, dan membedakannya dari makhluk-makhluk lainnya. Akhlak hendak menjadikan orang berakhlak baik, bertindak tanduk yang baik terhadap manusia, terhadap sesama makhluk dan terhadap Tuhan.28

B.Kajian tentang Novel 1.Pengertian Novel

Novel merupakan jenis kesusastraan antara roman dan cerita pendek, dengan jalan cerita yang sederhana. Sedikit pelaku utamanya dan dipusatkan sebagai keseluruhan yang lebih kuat daripada roman, tetapi lebih dramatis daripada cerita pendek.29

Dalam kamus besar bahasa indonesia novel adalah karangan yang panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang

(20)

ix

golongan, yaitu karya serius dan karya hiburan. Pendapat demikian memang benar tapi juga ada kelanjutannya. Yakni bahwa tidak semua yang mampu memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya yang indah, menarik dan dengan demikian juga memberikan hiburan pada kita. Tetapi ia tidak juga dituntut lebih dari itu. Novel syarat utamanya adalah bahwa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang habis membacanya.

30 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:

Balai Pustaka, 2000), hal. 788

2.Sejarah Novel

Novel indonesia di dalam kesusastraan indonesia modern muncul pada tahun 1920-an. Novel mengalami perkembangan pada tahun 1945 hingga saat ini yang disesuaikan dengan zaman yang dialami oleh novelis. Novel sastra kontemporer di indonesia muncul pada tahun 1970 dengan dilatar belakangi adanya suatu

pergeseran nilai kehidupan secara menyeluruh. Persoalan kehidupan merupakan semangat munculnya sastra atau novel kontemporer. Dapat

disimpulkan pengertian dan makna novel indonesia kontemporer adalah novel indonesia yang bentuknya menyimpang dari sistem penuisan fiksi di indonesia selama ini dan yang menggarap masalah fisik dan batin manusia dengan pola yang aneh tetapi dengan suasana dan imaji yang sangat menakjubkan.31 Namun dengan semua perkembangan yang terjadi dari masa ke masa membuat novel menjadi semakin menarik dengan tampilan desain yang silih berganti hasil kreatifitas penulis masa kini yang menyesuaikan dengan para pembaca di zaman ini. Respon masyarakat terhadap novel pun mengalami peningkatan sangat pesat dengan banyaknya novel best seller yang sangat laris diburu oleh pembaca. Novel yang bisa berbentuk fiksi dan non fiksi ini selalu bisa menggugah dan menyentuh hati para pembaca setelah membacanya. Secara naluriah para pembaca akan merasa tersentuh dan termotivasi dari kisah-kisah yang di ceritakan dari novel tersebut. 31 Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),

(21)

x 3.Unsur-unsur Novel

Dalam sebuah novel, terdapat unsur-unsur pembangun novel yang secara tradisional dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu, unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Kedua unsur ini yang digunakan sebagai bahan untuk mengkaji dan membicarakan novel atau karya sastra.

a. Unsur Intrinsik : unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri, terdiri dari alur, setting, tema, bahasa, dan juga tokoh. Tokoh dalam novel

berfungsi sangat penting dikarenakan melalui tingkah laku tokohlah, seorang pembaca mampu memahami seluk beluk novel.32

b.Unsur Ekstrinsik : unsur-unsur yang berada diluar cerita tetapi mempunyai pengaruh terhadap karya sastra yang dihasilkan. Antara lain psikologi, politik, sejarah, filsafat, agama dan pendidikan.33

4.Penokohan dalam novel

32 M. Atar Semi, Anatomi Tokoh, (Padang: Angkasa Raya 1988), hal. 39 33 Esten

Mursal, Sastra dan Tradisi Sub Kultur, (Bandung: Angkasa 1982), hal. 20-22 34

Burhan Nugriyantoro, Teori Pengkajian fiksi, hal 165

Tokoh cerita (character) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam satu karya naratif atau drama yang kemudian di tafsirkan oleh pembaca sebagai seseorang yang memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang di ekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.34

Dilihat dari peranan dan tingakt pentingnya, tokoh dibagi menjadi dua: pertama tokoh utama (main character/central character), tokoh utama adalah tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus menerus sehingga terasa mendominasi sebagian besar cerita. Kedua, tokoh tambahan (periperichal character), tokoh tambahan adalah

tokoh yang hanya di munculkan sekali atau beberapa kali saja dalam cerita.35 35 Josip Novakovich, terj. Fahmi Yamami, Berguru pada sastrawan dunia, hal 176

(22)

xi 5Novel Sebagai Media Pesan Dakwah

Dakwah melalui tulisan bisa dikemas secara popular dan disebarluaskan di media massa, misalnya, koran, majalah, tabloid, novel maupun buletin. Dengan

demikian dakwah bisa diterima oleh massa yang sebanyak-banyaknya.36 Menyampaikan pesan dakwah melalui novel merupakan salah satu metode

berdakwah yang efektif, dengan merangkai kata yang sederhana dan menyelipkan pesan-pesan dakwah didalam novel membuat mad‟u sebagai pembaca tergugah dengan isi dalam novel tersebut. Selain itu usia berdakwah lewat tulisan jauh lebih panjang dibandingkan dengan berdakwah lewat lisan, karena meskipun orang yang menulis dakwahnya terhadap hasil karyanya berupa novel atau buku tersebut telah tiada, setidaknya mad‟u (pembaca) dapat mengambil pelajaran dari materi dakwah sang penulis.

C. Kajian Tentang Analisis Semiotik

Kata semotika berasal dari kata Yunani semeion, yang berarti tanda. Maka semiotika berarti ilmu tanda. Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang

berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi pengguna tanda.37 Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda. Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat

komunikatif. Ia mampu menggantikan sesuatu yang lain yang dapat dipikirkan atau dibayangkan.

37 Aart Van Zoest, Semiotika Tentang Tanda, Cara Kerjanya Dan Apa Yang Kita

Lakukan Dengannya, (Jakarta: yayasan Sumber Agung, 1993), hal 1 38 Aart Van

Zoest, Semiotika Tentang Tanda, Cara Kerjanya Dan Apa Yang Kita Lakukan

Dengannya, (Jakarta: yayasan Sumber Agung, 1993), hal x

(23)

xii

tersebut. Semiotika dapat diterapkan dalam bidang apa saja dimana tanda digunakan dan mencakup baik suatu representasi dan interpretasi, suatu

denotantum dan interpretant.38 Semiotika menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinand de Saussere (1857-1913) dan Charles Sanders Peirce (1839-1914). Kedua tokoh tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak mengenal satu sama lain.

Semiotika (Semiotics) didefinisikan oleh Ferdinand de Saussere di dalam Course in General Linguistics, sebagai ilmu yang mengkaji tentang

tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial.39 Semiotika sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami dunia sebagai sistem hubungan yang

memiliki unit dasar yang disebut dengan “tanda”. Saussure mengemukakan dua konsep dalam semiotika, yaitu penanda dan petanda. Keduanya, mengaklerisasi “tanda”. Jadi dalam setiap “tanda” ada dua unsur “penanda” dan “petanda”. Penanda adalah konsep akustik/suara/kalimat. Sedangkan petanda adalah konsep mental. Pendapat Saussure mempengaruhi sejumlah pemikiran seperti Derrida, Barthes, Baudrillard.

39 Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika, Tafsir Cultural Studies Atas Matinya

Mana, (Yogyakarta:Jalasutra, 2003), hal 256 40 Arthur Asa Berger, Media Analysis

Technique: Second Edition, (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000),

hal 4

Sedangkan Peirce melihat ada tiga hal penting dalam semiotika yang bisa dijelaskan melalui tanda, objek dan interpretan. Peirce juga berpendapat bahwa “Penginterpretasi harus mensulapi bagian dari sebuah tanda. Dia menulis bahwa tanda adalah sesuatu yang berdiri untuk seseorang atau sesuatu yang

mencerminkan suatu kapasitas atau kepentingan tertentu.40

Merujuk teorinya Peirce, maka tanda-tanda dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik. Diantaranya: Ikon, Indeks dan Simbol. Ikon adalah hubungan tanda dan acuannya yang mempunyai kemiripan dan sifat yang sama dengan objek yang ditunjuk. Indeks adalah hubungan antara tanda dengan objeknya didasarkan pada kontinguitas atau

(24)

xiii

pada konvensi sosial.41 Charles Sanders Pierce membuat trikonomi tanda. Ketiga trikonomi tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut. Bagan Trikotomi Pierce (Hubungan tanda dengan objeknya) yang di jelaskan Sobur (2009:34) dan Danesi (2012:34)

41 Zaimar, O.K.S, Semiotik dan penerepannya dalam karya sastra, (Jakarta: Pusat

Bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2008), hal. 5

Tanda Ikon Indeks Simbol dapat di lihat, di dengar, dsb)

Persamaan (kesamaan) Hubungan sebab akibat

(25)

xiv Contoh Gambar-gambar,

patung-patung, tokoh besar, foto Ronald Reagen, dst

Asap/api,

gejala/penyakit, bercak merah/campak, dst.

Kata-kata isyarat, simbol matematika, simbol sosial

Proses Dapat dilihat Dapat diperkirakan Harus dipelajari

D. Kajian Penelitian yang Relevan

Kajian penelitian terkait merupakan pemaparan hasil penelusuran laporan penelitian yang relevan dengan permasalahan penelitian yang dilakukan.42 Dalam kajian penelitian pustaka ini, peneliti akan mamaparkan hasil penelitian terdahulu yang mempunyai kesamaan maupun perbedaan dengan penelitian ini yakni pesan dakwah dalam novel Moga Bunda diSayang Allah karya Darwis Tere Liye dalam studi analisis semiotik Charles Sanders Pierce.

42 Panduan Penulisan Skripsi Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam,

(Surabaya: Jurusan KPI Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, 2011) hal. 38

Hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Bahrudin mahasiswa

Komunikasi dan Penyiaran Islam konsentrasi media cetak dakwah dengan judul skripsi “Pesan Dakwah dalam novel “Penakluk Badai” karya Aguk Irawan MN (Studi Analisis Wacana teun A Van Dijk)”.

Kesamaan dalam penelitian ini terletak pada pembahasan pesan dakwah dalam novel, namun yang menjadi perbedaan adalah analisis teks yang

dipakai, dalam penelitian ini analisis yang dipakai adalah studi analisis wacana Teun A Van Dijk, sedangkan peneliti menggunakan studi analisis semiotik Charles Sanders Pierce.

(26)

xv

Ilmu Komunikasi, 2013 dengan judul skripsi Representasi Kejujuran Dalam Iklan Rokok L.A Lights Versi Kampanye (Analisis Semiotik pendekatan Charles Sanders Pierce).

Yang menjadi kesamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama menggunakan Analisis Semiotik dengan pendekatan Charles Sanders Pierce. Namun

perbedaannya adalah meneliti ke dalam audio visual yakni iklan rokok yang tayang di televisi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizki Amalia Nur Anwari skripsi tahun 2013, dengan judul skripsi "Pesan Dakwah Rubrik Kisah Hikmah Tabloid Nurani Edisi 560 Oktober III 2011 Menurut Tinjauan Kode Etik Jurnalistik".

Dalam penelitian ini perbedaannya terletak pada meneliti sebuah tabloid dengan menggunakan kode etik jurnalistik, namun kesamaannya adalah sama-sama meneliti tentang media cetak.

Peneliti menggunakan semua bahan skripsi di atas sebagai acuan guna membantu peneliti dalam melakukan penelitian pesan dakwah melalui novel. Meskipun sebagian memiliki penelitian yang sama, yakni dalam teks komunikasi media massa, namun masing-

masing penelitian memiliki perbedaan tersendiri yang terletak pada jenis medianya (Koran, puisi, internet, novel dan lain sebagainya), dan analisis yang beragam (Analisis struktural, wacana, semiotik, isi dan lain sebagainya).

(27)

ii BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Setelah memperoleh sedikit gambaran tentang kerangka berpikir ilmiah, kita memasuki pemahaman lebih lanjut mengenai metode penelitian ilmiah.43 Metode penelitian disini diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sebagai upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran.

43 Mardalis, Metode penelitian suatu pendekatan proposal (Jakarta: Bumi

Aksara, 1995), hal 24 44 Syaiful Azwar, Metodologi Penelitian (Jakarta: Pustaka

Pelajar,2001), hal 5

Dalam melakukan penelitian untuk memperoleh fakta yang dipercaya

kebenarannya, maka metode penelitian itu menjadi sangat penting. Dikarenakan sebuah penelitian dapat dinilai valid atau tidaknya itu berdasarkan ketetapan-ketetapan penggunaan metode penelitiannya. Dalam dunia penelitian, kita mengenal berbagai jenis penelitian antara lain: penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.44 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berakar pada latar ilmiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai instrumen pengumpul data dan mengandalkan analisis data secara induktif, mengarah pada penemuan teori, bersifat deskriptif, lebih

mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangannya bersifat sementara dan kesimpulan penelitian disepakati oleh peneliti dan subyek yang diteliti.45 Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis teks dengan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian yang digunakan adalah analisis semiotik dengan teori semiotika Charles Sanders Pierce sebagai alat untuk menganalisis teks. Oleh sebab itu peneliti tertarik menggunakan analisis semiotik Charles Sanders Pierce untuk

(28)

iii Darwis Tere Liye.

45 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1996), hal 26 46 Arthur Asa Berger, Media Analysis Technique:

Second Edition (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal 4

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda. Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif. Pierce melihat ada tiga hal penting dalam semiotika yang yang bisa dijelaskan melalui tanda, objek, interpretan. Pierce juga berpendapat bahwa “penginterpretasi harus mensulapi bagian dari sebuah tanda. Dia menulis bahwa tanda adalah sesuatu yang berdiri untuk seseorang atau sesuatu yang mencerminkan suatu kapasitas atau

kepentingan tertentu.46

Peneliti menggunakan semiotika Charles Sanders Pierce sebagai landasan teori. Alasan peneliti menggunakan teori Charles S Pierce dalam penelitian ini karena berdasarkan fakta Zoest bahwa pierce

merupakan ahli filsafat dan ahli logika.47. Teori darinya menjadi teori mutakhir dan banyak dipakai dalam berbagai bidang tidak lepas dari gagasan yang bersifat menyeluruh (mengaitkan unsur tanda secara logis), serta deskripsi struktural dari semua penandaan.48

47 Sudjiman, Panuti, Zoest, V.A. (ed), Serba-serbi Semiotika (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 1996), hal 1 48 Sobur, Semiotika komunikasi

(bandung: Rosdakarya, 2009), hal 97 49 Imam Suprayogo, metodologi penelitian

Sosial-Agama (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hlm 49

B.Unit Analisis

(29)

iv

Allah, dimana isi pesan dakwah yang menjadi titik pesan utama dalam novel “Moga Bunda DiSayang Allah dan tidak mengungkap semua pesan yang

disampaikan dalam novel tersebut. Dengan meneliti pesan dakwah menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Pierce.

C. Tahapan Penelitian

Tahap-tahap penelitian adalah serangkaian proses penelitian dimana peneliti dari awal yaitu merasa menghadapi masalah, berupaya untuk memecahkan masalah sampai akhirnya mengambil keputusan yang berupa kesimpulan bagaimana hasil penelitiannya, tahap-tahap penelitian memang harus serasi kait mengkait dan dukung mendukung satu sama lain sehingga merupakan jalinan urutan langkah yang sistematis, sehingga demikian di peroleh bobot hasil penelitian yang kwalifait.50 Berikut tahapan penelitian yang dilakukan peneliti :

50 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (jakarta: Bumi

Aksara, 1997), hlm 57

1.Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian

Dalam hal ini peneliti tertarik untuk mencari dan mengidentifikasi dari berbagai buku-buku fiksi (novel) yang didalamnya mengandung pesan dakwah. Dan peneliti melihat novel “Moga Bunda Disayang Allah” didalamnya terdapat pesan dakwah yang disisipkan. Sehingga novel tersebut menjadi obyek penelitian dengan pesan dakwah dalam novel “Moga Bunda Disayang Allah”.

2.Tehnik pengumpulan data

Pengumpulan data adalah suatu langkah dalam suatu aktifitas penelitian untuk mencari data dan mengumpulkannya sebagai acuan obyek penelitian.

(30)

v

a. Data Primer merupakan data utama atau data pokok yang digunakan peneliti yang menjadi obyek penelitian. Dalam hal ini data pokok yang dijadikan oleh peneliti ialah Novel “Moga Bunda DiSayang Allah” karya Darwis Tere Liye.

b.Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer, yakni data yang berkaitan dengan penelitian seperti hasil penelitian sebelumnya, data kepustakaan seperti buku – buku islam atau dakwah yang berkaitan dengan masalah yang akan di teliti.

c. Mempelajari dokumen dan penelitian terdahulu yang mempunyai kesamaan maupun perbedaan yang berkaitan dalam penelitian ini baik dari segi pemilihan media maupun metode penelitian.

3.Tehnik Analisis Data

Setelah peneliti membaca isi dari novel “Moga Bunda DiSayang Allah”, selanjutnya pada tahapan ini peneliti mengumpulkan data yang ada kaitannya dengan penelitian ini, sehingga peneliti dapat mengolahnya dengan memakai analisis semiotik Charles Sanders pierce.

Novel Moga Bunda DiSayang Allah Karya Darwis Tere Liye

Pesan dakwah

(31)

vi Analisis Semiotik Charles Sanders Pierce

Simbol Indeks Ikon

Semiotika Charles Sanders Pierce membagi tanda menurut hubungan representamen (tanda) dengan objeknya (petanda) menjadi ikon, indeks dan simbol. Ikon adalah hubungan tanda dan acuannya yang mempunyai kemiripan dan sifat yang sama dengan objek yang ditunjuk. Indeks adalah hubungan antara tanda dengan objeknya didasarkan pada kontinguitas atau sebab akibat. Simbol adalah hubungan antara tanda dengan objeknya didasarkan pada konvensi sosial.51

51 Zaimar, O.K.S, Semiotik dan penerepannya dalam karya sastra, (Jakarta: Pusat

Bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2008), hal. 5 52 Zaimar, O.K.S, Semiotik

dan penerepannya dalam karya sastra, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional 2008), hal. 4 53 Marcel, Pesan, Tanda, dan Makna, hal. 32.

(32)

vii Sign

Interpretan Objek

Pierce menyebut tanda sebagai representamen, sedangkan konsep, benda, gagasan yang di acunya sebagai objek. Makna (Impresi, Kogitasi dan perasaan) yang diperoleh dari sebuah tanda, Pierce mengistilahkannya sebagai Interpretan.53

4.Kesimpulan

(33)

ii BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Penyajian Data

Data-data yang di sajikan dalam hal ini merupakan data dari deskripsi, sinopsis serta sub tema novel “Moga Bunda DiSayang Allah”. Namun tidak semua sub tema yang diambil dalam novel tersebut. Sub tema yang dijadikan dalam penelitian ini adalah penyampaian pesan yang kental akan pesan dakwahnya.

1.Deskripsi Novel Moga Bunda DiSayang Allah

Novel “Moga Bunda DiSayang Allah” adalah salah satu hasil karya Tere Liye. Novel ini pertama kali di terbitkan pada bulan november 2006 oleh penerbit Republika. Karena banyaknya minat dari para pembaca terhadap karya-karya besar Tere Liye, novel ini mencapai cetakan ke-17 pada bulan April 2013 Banyak karya-karya novel Tere Liye yang sudah terbit hingga menjadi best seller bahkan diangkat menjadi film. Namun novel beliau senantiasa memberikan nasehat dengan cara yang unik melalui kisah-kisah yang di tuangkan dalam novelnya, inilah yang membedakan dengan novel-novel pengarang lain dengan novel-novel karya beliau.

Novel “Moga Bunda DiSayang Allah” diilhami kisah nyata dari Hellen Adams Keller (Alabama, 1880-1968). Keller lahir 27 Juni 1880, Ivy Green, Tuscumbia, dengan ayah kapten Arthur H Keller dan ibu Kate Adams Keller. Ia sebenarnya tidak terlahir buta dan tuli (sekaligus bisu), hingga usia 19 bulan ketika semua keterbatasan itu datang. 54 Katalog Dalam Terbitan (KTD) Moga Bunda DiSayang Allah/Tere Liye Jakarta: Republika Penerbit, 2006 vi+306 halaman 20.5 x 13.5 cm Di terbitkan oleh: Republika penerbit Jl. Raya Margasatwa No. 12 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan Telp. (021) 7819127, 7819128 Fax. (021) 7817702 Anggota IKAPI DKI Jakarta

54 Tere Liye, Moga Bunda di Sayang Allah, (Jakarta: Republika, 2006), hal 304

(34)

iii Penulis : Tere Liye

Front Cover : Soraya Intercine Films Back Cover : Mano Wolfie

Layout : Nr Alfian Editor : Andriyati

Cet. I, Nove 2006 Cet. VII, Apr 2010 Cet. XIII, Mar 2012

Cet. II, Mar 2007 Cet. VIII, Jan 2011 Cet. XIV, juni 2012

Cet. III, Okt 2007 Cet. IX, Mei 2011 Cet. XV, Nov 2012

Cet. IV, Jun 2008 Cet. X, Jul 2011 Cet. XVI, Feb 2013

Cet. V, Jul 2009 Cet. XI, Nov 2011 Cet. XVII, April 2013

Cet. VI, Jan 2010 Cet. XII, Des 2011

Profil penulis novel Moga Bunda DiSayang Allah Nama : Darwis

Nama Pena : Tere Liye

Email : darwisdarwis@yahoo.com

(35)

iv

Tere Liye lahir dan besar di pedalaman Sumatera, pada tanggal 21 Mei 1979. Tere Liye menyelesaikan masa pendidikan dasar sampai SDN2, SMP, dan SMN2 Kikim Timur, Sumatera selatan, kemudian melanjutkan ke SMUN 9 Bandar Lampung, setelah itu ia meneruskan ke Universitas Indonesia dan mengambil jurusan Ekonomi.

Karya-karyanya :

a. Mimpi-mimpi Si Patah hati (Penerbit Addprint, 2005) b.Moga Bunda diSayang Allah (Penerbit Republika, 2005) c. Hafalan Shalat Delisa (Penerbit Republika, 2005)

d.Cintaku Antara Jakarta dan Kuala Lumpur (Penerbit Addprint, 2006) e. The Gogons Series : James & Incridible Incodents (Gramedia Pustaka Umum, 2006)

f. Sang Penandai (penerbit Serambi, 2007)

g.Bidadari-bidadari Surga (penerbit Republika, 2008) h.Senja Bersama Rosie (Penerbit, Grafindo, 2008)

i.Rembulan Tenggelam di Wajahmu (Grafindo, 2006 & Republika, 2009) j.Burlian (Penerbit Republika, 2009)

k.Pukat (Penerbit Republika, 2010)

l.Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (Gramedia Pustaka Umum, 2010)

m.Eliana, Serial Anak-anak Mamak (Penerbit Republika, 2010)

n.Ayahku (Bukan) Pembohong (Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2011) o.Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah (Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2012)

p.Negeri Para Bedebah (Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2012) q.Berjuta Rasanya (Penerbit Republika, 2012)

r. Sepotong hati Yang Baru (Penerbit Republika, 2012)

(36)

v t.Amelia (Penerbit Republika, 2013)

u.Negeri di Ujung Tanduk (Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2013) v.Bumi (Penerbit, Gramedia Pustaka Utama, 2014)

w. Dikatakan Atau Tidak Dikatakan Itu Tetap Cinta (Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2014)

x.Rindu (Penerbit Republika, 2014)

2.Sinopsis Novel Moga Bunda DiSayang Allah

Dalam Novel ini diceritakan seorang anak bernama Melati penderita buta dan tuli untuk bisa mengenali dunia, dan juga perjuangan seorang pemuda bernama Karang untuk bisa keluar dari perasaan bersalah setelah kematian 18 anak

didiknya dalam kecelakaan kapal. Melati bocah berusia 6 tahun yang buta dan tuli sejak dia berusia 3 tahun. Selama 3 tahun ini dunia melati gelap. Dia tidak

memiliki akses untuk bisa mengenal dunia dan seisinya. Mata, telinga semua tertutup baginya. Melati tidak pernah mendapatkan cara untuk mengenal apa yang ingin dikenalnya. Rasa ingin tahu yang dipendam bertahun tahun itu akhirnya memuncak, menjadikan Melati menjadi frustasi dan sulit dikendalikan. Melati hanya bisa mengucap Baa dan Maa. Orang tuanya berusaha berbagai macam cara untuk bisa mengendalikan Melati.

Pak Guru karang, seorang pemuda yang suka mabuk dan sering bermurung diri di kamar rumah ibu gendut yang akhirnya menjadi guru Melati. Karang sebenarnya hampir kehilangan semangat hidupnya setelah 18 anak didiknya tewas dalam kecelakaan perahu. Perasaan bersalahnya hampir setiap hari menghantuinya selama 3 tahun terakhir. Dia bahkan hampir tidak berminat ketika ibunya Melati memintanya untuk membimbing Melati. Tapi demi cintanya terhadap

(37)

vi

bisa melihat? Bahkan untuk menangis saja Melati tidak bisa menemukan kosakata yang benar. Dunia Melati benar-benar gelap. Melati tidak mempunyai akses untuk tahu. Tidak mempunyai cara untuk mengenal apa yang ingin dia kenal. Setiap kali ada yang menyentuh tubuh Meklati maka dia akan marah, mengamuk dan meklemparkan apa saja yang tercapai oleh tangannya.

Karang hampir putus asa. Lalu keajaiban datang ketika air mancur membasuh lembut telapak tangan Melati. Melati merasakan aliran air di sela jemarinya. Saat itulah untuk pertama kalinya Karang melihat Melati tertawa. Karang akhirnya mengerti, melalui telapak tangan itulah karang menuliskan kata Air, dan

meletakkan telapak tangan Melati kemulutnya dan berkata A-I-R. Melati akhirnya mengerti benda yang menyenangkan itu bernama air. Melalui telapak tangan Melati, air mancur yang mengalir di tangan dan sela-sela jarinya berhasil

mencukilnya. Melalui telapak tangan itulah semua panca indera disitu. Akhirnya dunia Melati tidak lagi gelap. Dia bisa

mengenali orang tuanya, dia bisa mengenali kursi, sendok, pohon dan sebagainya.55

55 http://tarymaniest.blogspot.com/

3.Sub bab Novel

Sub bab novel yang diuraikan adalah mengandung pesan dakwah. Berikut beberapa sub bab dalam novel Moga Bunda di Sayang Allah : PERTEMUAN PERTAMA Lima belas detik berlalu, karang sudah berdiri takzim di bawah pintu ruang makan. Menatap sekitar. Mata tajamnya menyapu seluruh isi ruangan. Bunda dan tuan HK menoleh. Pagi ini, karang datang mengenakan pakaian yang lebih bersih dari kesehariannya. Sweater lengan panjang berwarna hitam. Celana katun juga berwarna hitam.

Karang menolehkann kepalanya. Menatap gadis kecil itu. Tajam. Bagai seekor elang dari atas pohon raksasa yang menatap kelinci berlarian di padang stepa dua ratus meter jaraknya. Tanpa ekspresi. Sedetik. Dua detik. Lima detik. Lima belas detik. Setengah menit. Membuat tuan Hk, bunda dan Salamah mengernyit

(38)

vii dirinya.

“Ba... baa.... Maaaa...” melati masih sibuk menumpahkan isi mangkuk dengan adukan tangan. Mata hitam biji buah lecinya berputar-putar. Mulutnya terbuka, memperlihatkan gigi kelincinya. Rambut ikalnya bergoyang. Mana peduli dan mana tahu melati kalau ada tamu di meja makan mereka pagi ini.

“Makannya pelan-pelan, sayang!” Bunda tersenyum, memperbaiki posisi mangkuk yang hampir jatuh di tepi meja.

“Apakah ia selalu makan seperti ini? Tidak ada bedanya dengan seekor binatang saat makan?” Karang berkata dingin, memotong gerakan tangan bunda.

“Tuan HK seketika meletakkan sendoknya, “Ma‟af, apa yang anda bilang barusan?”

“Saya pikir anda tahu kalau melati buta dan tuli! Saya pikir anda tahu keterbatasan melati. Jadi makan seperti apa yang anda harapkan darinya?” Tuan HK berkata tajam.

“Anak ini memang buta dan tuli, Tuan! Tapi bukan berarti ia tidak berotak. Hanya binatang tidak berotaklah yang tidak memiliki adab makan. Mengaduk-aduk makanannya. Bahkan monyet terlatih pun bisa menggunakan sendok-garpu!” karang mendesis tidak kalah tajamnya. Sedikitpun tidak mempedulikan intonasi dan gestur wajah amat tersinggung tuan HK barusan.

“Tuan, bukan hanya kita yang lelah, anak ini juga lelah bertahun-tahun lamanya. Merasakan segala keinginan yang memenuhi seluruh otaknya. Bertahun-tahun rasa ingin tahu itu membuncah setiap senti kepalanya. Bertahun-tahun mulutnya ingin bicara tapi hanya sengau yang keluar. Matanya ingin melihat tapi hanya gelap. Telinganya ingin mendengar tapi hanya senyap....”

“Anak ini tidak pernah menemukan jawabannya, tuan. Ia tidak pernah

mendapatkan akses untuk tahu. Tidak pernah mendapatkan cara untuk mengenal apa yang ingin dikenalnya! Energi itu semakin lama semakin besar.

Menggelembung tak tertahankan. Rasa frustasi itu semakin lama semakin sesak sehingga berubah menjadi marah! Anak ini semakin sering marah, bukan?

(39)

Sendok-viii

garpupun ia tidak mengerti. Bedanya kita mengerti bagaimana kita menyalurkan energi marah dengan baik. Anak tuan tidak! Ia benar-benar frustasi. Dan

seseorang harus mengajarinya menemukan cara agar ia bisa mengenal dunia dan seisinya.” Karang membungkuk mengambil sendok yang dibantingkan melati tadi, lantas kasar menunjukkannya ke depan wajah tuan HK.

“Tahukah tuan hal yang paling menyedihkan di dunia ini? Bukan! Bukan seseorang yang cacat atau memilik keterbatasan fisik. Bukan itu! Melainkan seseorang yang sehat, normal, sempurna fisiknya, tapi justru memiliki keterbatasan akal pikiran. Bebal. Bodoh.”

“Tidak. Itu tidak ada hubungannya dengan tingkat kecerdasan. Itu lebih karena persaan sombong, angkuh, merasa paling hebat, sok tahu, dan sebagainya.

Penyakit keterbatasan akal pikirannya. Melati memang tuli dan buta, tapi ia sama sekali tidak memiliki keterbatasan akal pikiran.”

SATU MINGGU BERLALU

“Percuma, Melati!” Suara karang mendadak serak,

“Percuma.... Kalau kau tidak suka keputusan ayah-ibumu, kau masih bisa berontak melawan. Kau bisa berteriak, merajuk, atau pergi sekalian. Kalau kau tersiksa oleh sesuatu, kau juga masih bisa memutuskan melawan, menukar kehidupan dengan kebebasan... kau tetap masih bisa menyumpahinnya, memakinya.”

“Tapi urusan ini benar-benar percuma, Melati... Kau marah dengan keterbatasan ini, kau marah karena tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, kau ingin marah. Berteriak. Tapi tidak ada gunanya. Tak ada gunanya memaki tuhan, tidak ada gunanya meneriaki-Nya. Dan begitulah hidup ini....” Suara karang semakin serak.”

“begitulah kehidupan ini, kau tidak pernah berhak bertanya atas keputusan Yuhan. Kita mengenal kehidupan demokratis, kebebasan memilih, kebebasan keinginan, diajarkan langsung oleh-Nya melalui kitab suci, tapi ironisnya justru tidak ada kata demokratis, tidak ada kesempatan memilih dengan takdir milik-Nya. Kau tidak berhak protes. Tidak sama sekali!”

(40)

ix

Adil. Yaa, Tuhan Maha Adil. Sebab kita terlalu bebal maka kita-lah yang tidak tahu di mana letak keadilan-Nya, tidak tahu apa maksudnya. Kalau kita tidak pernah mengerti, itu jelas karena kita terlalu tolol, bukan berarti Tuhan tidak adil. Tuhan selalu benar.” Karang tertunduk pelan, mendekap kepala Melati.

“B-a-a-a.... Ba....” melati menggerung lirih, rambut ikalnya yang lirih, rambut ikalnya yang luruh mengenai wajah Karang.

“Kau ingin marah? Marahlah, Sayang. Berteriaklah! Tapi semua itu percuma. Tidak ada izin demonstrasi untuk Tuhan. Tidak ada pengadilan banding, tidak ada petisi, abolisi, grasi dan sebagainya. Keputusan Tuhan tidak bisa diganggu-gugat! 100% pasti adil! 100% pasti baik bagi kita. Ya Allah, padahal apa salahnya anak ini? Umurnya baru enam tahun. Matanya buta,

telinganya tuli, seluruh dunia terputus darinya. Apa salahnya anak ini?” Suara karang terputus tertunduk menatap keramik.

Bunda sudah mengusap matanya. Tergugu. Menangis dibalik pintu kaca. Semua pemandangan ini menyedihkan. Amat menyedihkan. Ya Allah, pemuda itu benar. Apa salah putrinya? Itu pertanyaan bertubi-tubi keluar dari kepalanya sejak dulu.

Pertanyaan yang ia hamparkan di potong sajadah saat dua pertiga malam waktu mulia-Mu. Atau semua ini salahnya? Salah suaminya? Salah keluarga mereka?” “Lihatlah anak ini!” karang melanjutkan kalimatnya, berkata semakin serak, “Ya Tuhan, seharusnya ia seriang anak-anak lain, sesenang anak-anak kecil

menggemaskan lain. Tapi tak ada baginya sekarang hanya gelap. Hitam. Lengang. Baik, baiklah! Aku mengerti.... Tentu saja ini tetap adil baginya. Amat adil malah, meski aku sungguh tidak tahu di mana letak keadilannya....”

Karang terdiam. Menghembuskan napas perlahan.

“Dengarkan aku, sayang... Kita akan membuat keadilan itu terlihat! Kita akan membuatnya terlihat agar semua orang di dunia mengerti. Menjadi saksinya! Karena tidak setiap hari Tuhan berbaik hati menunjukkannya. Kita akan

membuatnya terlihat, Melati. P-a-s-t-i....” Kaarang mengusap rambut ikal gadis kecil

(41)

x

Bunda menangis tertahan di depan pintu kaca. Salamah tertunduk, berpikir, kalimat tamu aneh menyebalkan barusan, meski tidak banyak yag dimengertinya amat menusuk hati. Bagaimana tidak? Berani sekali tamu sialan ini menyumpahi tuhan!

Kekuatan itu selama ini seperti anugerah! Itulah pembayaran pertama Tuhan atas

jual-beli masa depan yang dilakukannya. Karang bisa berpikir, melihat, dan merasakan apa yang sedang kanak-kanak pikir, lihat dan rasakan. Dan sekejap tadi, seluruh perasaan Melati yang terkulai memeluknya pindak ke kepalanya, seperti sengat setrum listrik sejuta voltase. Ia bisa melihatnya. Sempurna merasakannya. Persis seperti apa perasaan Melati yang ada dalam dekapannya. Hanya beberapa detik memang, tapi sempurna mengungkungnya.

“Ibu, semua urusan ini sedikit pun belum terlihat ujung terangnya. Kalimat itu benar sekali, jika ingin menyembuhkan bisul, pecahkan saja sekalian! Sakit

memang. Tapi cepat atau lambat bisul itu juga tetap akan pecah. Banyak sekali

orang-orang yang takut melakukannya. Berpikir terlalu panjang, berhitung

terlalu rumit! Padahal setelah bisulnya pecah, malah berseru lega.

Benar-benar omong kosong menyedihkan manusia yang setiap hari justru

sombong atas kehebatan otaknya!

GADIS LESUNG PIPIT

(42)

xi

langsung telepon tuan HK di pabrik. Lagipula tuan HK selalu pesan agar ia lapor langsung kepadanya dan Tuan HK tidak suka dengan pemabuk, apalagi pemabuk tersebut berada di dalam rumahnya.

“Aku harap kau mengerti, Anakku. Salamah akan membantu mengemasi barang-barang. Biarlah, biarlah melati sendiri dengan keterbatasannya. Biarlah ya Allah, kalau itu sudah keputusan-Mu. Sudah menjadi takdir-Mu. Kami akan bersiap

menerima apa-adanya”

“Omong kosong, Nyonya. Tidak ada yang pergi sekarang!” “Aku mohon mengertilah, Anakku!”

“Aku akan tetap di sini, Nyonya...” Bunda HK menyeka pipinya.

“Aku akan tetap di sini, Nyonya! Memastikan Melati memiliki kesempatan

melawan takdir menyakitkan miliknya! Tahu dari mana tentang keputusan Tuhan? Bah! Melati punya kesempatan lebih banyak dibandingkan siapapun, bahkan dibandingkan dengan kesempatan kita melemparkan bola mengenai anak tangga pualam itu!” karang menunjuk anak tangga berjarak enam meter dari meja makan dengan sendoknya.

“Kau mungkin benar, Anakku. Janji-janji itu juga mungkin benar. Semua harapan ini juga mungkin benar.... Tapi aku sudah amat lelah.... sudah amat penat.... setiap malam bersimpuh, berharap, mengirimkan beribu kata do‟a, tapi tetap tak ada kunjung

ada kabar baiknya. Mungkin semua memang berakhir seperti ini....” Bunda menahan sedan tangisnya.

“Lantas apa yang akan Nyonya lakukan? Mengirim melati ke rumah sakit jiwa? Mengirim ke sekolah luar biasa?”

“Omong kosong Nyonya! Melati masih memiliki kesempatan. Ia tidak akan menghabiskan hidupnya hanya dengan menggerung seperti seekor lebah, meraba-raba sekitar seperti moncong musang, melati tidak akan menghabiskan hidupnya untuk dikasihani. Ia tidak akan pergi ke rumah sakit jiwa untuk belajar menyulam seperti anak-anak lain! Ia tetap di sini, berjuang demi masa depannya,

(43)

xii

tiga tahun benar-benar mengatakan sebuah kalimat. Matanya berkilat tajam. Dan ucapan itu sungguh menusuk hati bunda. Bunda tak kuasa menahan tangisnya, terisak.

Benarlah. Jika kalian sedang bersedih, jika kalian sedang terpagut masa lalu enyakitkan, penuh penyesalan seumur hidup, salah satu obanya adalah dengan menyadari masih banyak orang lain yang lebih sedih dan mengalami kejadian lebih menyakitkan dibandingkan kalian. Masih banyak orang lain yang tidak lebih beruntung dibanding kita. Itu akan memberikan pengertian bahwa hidup ini belum berakhir. Itu membuat kita selalu meyakini: setiap satu makhluk berhak atas satu harapan.

Bunda tetap menggeleng. Satu biilur air matanya jatuh mengenai meja. Bukan itu masalahnya. Masalahnya, pagi ini Bunda akhirnya tiba di garis batas rasa putus

asanya. Ya Allah, apakah kesabaran itu ada batasnya? Jika ada, maka apa ia tetap bisa dibilang sabar jika sudah tiba dibatasnya? Seperti janji-Mu dalam

kitab. Jika „ya‟, kami sungguh tidak mengerti di mana batasnya. Ajarkan kami. Berikan label berapa persen seperti petunjuk spedometer mobil untuk setiap

ujian, untuk setiap kesabaran, dengan demikian hati kami pasti lebih kuat.

KEAJAIBAN TELAPAK TANGAN

Dan itulah yang sedang dilihat melati saat ini.

Ketika telapak tangannya terjulur ke depan. Ketika air mancur membasuh lembut tangannya. Megalir ringan di sela-sela jemarinya. Gelap itu mendadak di gantikan tarian sejuta aurora. Melati sempurna tergugu. Tidak. Ia tidak pernah melihat cahaya seindah ini. C-a-h-a-y-a. Ia bisa melihatnya.

Saat itulah!

(44)

xiii malam. Indah memesona tak-terkatakan!

B.Analisis Data (Analisis pesan dakwah dalam novel Moga Bunda diSayang Allah)

Setelah objek penelititan telah di paparkan dalam penyajian data, selanjutnya data akan diuraikan dengan menggunakan materi dakwah. Namun peneliti menemukan pesan dakwah dalam masalah aqidah dan masalah akhlak.

Setelah diuraikan pesan dakwah dalam novel Moga Bunda diSayang Allah menggunakan materi dakwah, selanjutnya peneliti menganalisis pesan dakwah dengan menggunakan analisis semiotik Charles Sanders Pierce. Dengan

menggunakan tanda untuk mengungkap makna. Pierce membagi represantamen (tanda) menjadi tiga, yakni ikon, indeks dan simbol.

a. Aqidah

Aqidah atau keyakinan ditautkan dengan rukun iman yang menjadi asas seluruh ajaran islam. Dalam novel “Moga Bunda diSayang Allah” tersebut, terdapat pesan dakwah dalam aspek aqidah. Seperti penggalan novel ini :

“Aku akan tetap di sini, Nyonya! Memastikan Melati memiliki kesempatan

melawan takdir menyakitkan miliknya! Tahu dari mana tentang keputusan Tuhan? Bah! Melati punya kesempatan lebih banyak dibandingkan siapapun, bahkan dibandingkan dengan kesempatan kita melemparkan bola mengenai anak tangga pualam itu!” karang menunjuk anak tangga berjarak enam meter dari meja makan dengan sendoknya.

Dalam kutipan tersebut, mengajarkan kita bahwa beriman kepada takdir akan menjadi manusia yang besar hati, kuat, semangat dan tabah dalam menghadapi ujian-ujian dan musibah. Dengan aqidah yang teguh dan mantab merupakan sumber kekuatan bagi seorang muslim dalam melakukan kegiatan dan melahirkan semangat berjuang menanggulangi setiap kesukaran dan bahaya.

(45)

xiv

yang hendak dicapai ia yakin bahwa yang diinginkannya itu adalah benar. Ia tidak bersikap ragu-ragu dan pendiriannya pun tak tergoncahkan oleh siapapun juga, bahkan kepada

orang-orang di sekitarnya. Sebagaimana yang di ajarkan dalam Al Qur‟an :

Artinya :

bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah

keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Ayat tersebut diatas juga berkaitan dengan isi cerita dalam novel ini tentang keajaiban yang dialami Melati saat ia mendapatkan aksesnya mengenal dunia, karena keteguhan hati Karang untuk berusaha menyembuhkan keterbasan Melati dan do‟a.

Indeks : dari penggalan cerita diatas terdapat adanya hubungan sebab akibat, bahwa seorang pemuda bernama

(46)

xv

Dari penggalan cerita diatas terdapat kata “takdir” yang mempunyai makna Sebagai bagian dari tanda kekuasaan Allah yang harus diimani sebagaimana dikenal dengan rukun iman yang ke enam.

b.Akhlak

Novel Moga Bunda di Sayang Allah Terdapat beberapa pesan dakwah dalam aspek akhlaq. Salah satunya adalah sabar. Akhlaq tersebut terdapat di dalam karakter Bunda Melati, dimana ia menghadapi cobaan, yakni keterbatasan Melati yang tak kunjung sembuh. Terdapat dalam kutipannya :

“Ba... Ma... A....” Melati Berseru, sudah berjalan sembarang arah.

“Kita sarapan, Sayang!” Bunda mendekatinya, gemetar meraih tangan Melati. Membimbingnya berjalan.

Seperti dijelaskan dalam Al-Qur‟an surat Muhammad ayat 31 :

Artinya:

dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami

menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.

Sabar adalah suatu perbuatan yang mulia. Sabar merupakan amalan yang mengantarkan pelakunya kepada kasih sayang Allah SWT. Saat diberi cobaan atau ujian kita harus senantiasa bersabar. Begitu pula saat diberi kenikmatan dan kebahagiaan kita harus senantiasa bersyukur.

Indeks : dari penggalan cerita di atas, terdapat karakter bunda yang sabar menuntunnya berjalan karena Melati memiliki keterbatasan yang tidak bisa membuatnya berjalan sendiri.

(47)

xvi

Seorang karakter ibu yang sabar menghadapi cobaan dan kasih sayang terhadap anaknya.

(48)

ii BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan dan uraian yang telah dipaparkan oleh peneliti, maka peneliti mengambil kesimpulan atas dasar rumusan masalah dalam penelitian ini, yakni : Bagaimana pesan dakwah dalam novel “Moga Bunda diSayang Allah” karya Darwis Tere Liye?

Maka peneliti memperoleh jawaban dari rumusan masalah diatas berupa beberapa pesan dakwah dalam novel Moga Bunda diSayang Allah melalui analisis teks dengan menggunakan materi dakwah, yakni aqidah dan akhlaq.

1.Akidah

“Aku akan tetap di sini, Nyonya! Memastikan Melati memiliki kesempatan

melawan takdir menyakitkan miliknya! Tahu dari mana tentang keputusan Tuhan? Bah! Melati punya kesempatan lebih banyak dibandingkan siapapun, bahkan dibandingkan dengan kesempatan kita melemparkan bola mengenai anak tangga pualam itu!” karang menunjuk anak tangga berjarak enam meter dari meja makan dengan sendoknya.

2.Akhlaq

“Ba... Ma... A....” Melati Berseru, sudah berjalan sembarang arah.

“Kita sarapan, Sayang!” Bunda mendekatinya, gemetar meraih tangan Melati. Membimbingnya berjalan.

Setelah peneliti menguraikan pesan-pesan dakwah menggunakan materi dakwah, selanjutnya peneliti menggunakan analisis semiotik Charles Sanders Peirce untuk mengungkap sebuah makna berupa tanda, yakni ikon, indeks dan simbol.

(49)

iii

maka Peneliti membagi tanda kedalam aspek aqidah dan aspek akhlak

B.Rekomendasi

Dengan adanya hasil penelitian ini, peneliti memberikan rekomendasi kepada para peneliti selanjutnya untuk dapat lebih memperdalam hasil penelitian ini, karena peneliti menyadari sepenuhnya bahwa hasil dari penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu peneliti selanjutnya hendaknya lebih memahami dan mendalami isi masalah yang telah dijadikan subjek kajian dalam penelitian ini tentunya dengan merujuk pada

hasil penelitian yang sudah ada, dengan harapan agar penelitian yang dihasilkan nantinya dapat menjadi lebih baik.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan struktur yang terdapat pada novel MBDA, (2) mendeskripsikan konflik batin yang dikaji dengan teori psikologi sastra pada

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan struktur yang terdapat pada novel MBDA, (2) mendeskripsikan konflik batin yang dikaji dengan teori psikologi sastra pada

CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE LIYE: KAJIAN..

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan: (1) pemakaian diksi dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye, (2) pemakaian gaya bahasa yang terdapat

Linguistik, kesejarahan, sosial masyarakat, psikologis, kebutuhan kata baru,perbedaan bidang pemakaian atau lingkungan, pengaruh bahasa asing, tanggapan pemakai bahasa dan

Bunda HK dalam novel Moga Bunda Disayang Allah adalah tokoh yang menjadi ibu dari Melati, Dia merupakan sosok ibu yang penuh tanggung jawab dan menjadi seorang istri

menyerah meskipun hampir selama satu bulan tidak ada hasil yang memuaskan dalam mendidik Melati dan yang terakhir selalu meyakinkan semua keluarga Melati karena

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan dan menjelaskan struktur novel Moga Bunda Disayang Allah, (2) mendeskripsikan dan menjelaskan aspek kepribadian id