• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN REDAKSI. Tata Letak : Asmaidi, S.Pd, M.Si. Tata Pelaksana Usaha : Irwansyah, ST, MT Hardisal, ST, M.Kom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN REDAKSI. Tata Letak : Asmaidi, S.Pd, M.Si. Tata Pelaksana Usaha : Irwansyah, ST, MT Hardisal, ST, M.Kom"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Penanggung Jawab

:

Dr. Muhammad Ilham Maulana, ST, MT

Dewan Penyunting

:

Prof. Dr. Ir. Ahmad Syuhada, M.Sc

Dr. Ir. Yuhanis Yunus, M.Eng

Dr. Muhammad Ilham Maulana, ST, MT

Penyunting Pelaksana

:

Nuzuli Fitriadi, ST, MT

Yusrizal, ST, MT

Khairuman, S.Kom, M. Kom

Resky Rusnanda, ST, MT

Devi Satria Saputra, SE.Ak, M.Si

Tata Letak

:

Asmaidi, S.Pd, M.Si

Tata Pelaksana Usaha

:

Irwansyah, ST, MT

Hardisal, ST, M.Kom

Alamat Redaksi

:

Jl. Merdeka Komplek Reklamasi Pantai Tapaktuan,

Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh. 23716

Telp. 0656-2310057

Email.

inotera@poltas.ac.id

Website.

www.poltas.ac.id

(3)

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah Nya sehingga Jurnal Inovasi Teknologi dan Rekayasa (Inotera) Volume 1 Nomor 1 Desember Tahun 2016 dapat diterbitkan. Jurnal ini sebagai wadah untuk menyebarluaskan hasil riset bidang inovasi teknologi rekayasa kepada para akademisi, pemerintah, praktisi, mahasiswa, dan lain-lain.

Dengan hadirnya jurnal Inotera ini, diharapkan akan semakin meningkatkan motivasi dosen untuk menulis dan mempublikasikan hasil penelitian sehingga dapat memberikan kontribusi berarti bagi pembangunan Indonesia.

Pada Volume 1 Nomor 1 Desember Tahun 2016 ini, Jurnal Inotera Politeknik Aceh Selatan menghadirkan sejumlah tulisan yang berisi isu‐isu yang menarik dan strategis. Jurnal edisi kali ini memuat 10 (sepuluh) artikel. Beberapa artikel dalam nomor kali ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih bagi perkembangan studi vokasi teknik.

Terbitnya nomor ini juga atas kerja keras dan perhatian dari banyak pihak. Oleh karena itu redaksi mengucapkan terimakasih kepada mitra yang telah menunggu lama untuk artikelnya diterbitkan. Redaksi juga mengharapkan masukan dan kiriman naskah‐naskah akademik serta tulisan ilmiah yang akan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. Kami selaku pengelola akan selalu melakukan pembenahan dan perbaikan agar Jurnal Inotera ini dapat diakui secara internasional. Semoga tulisan-tulisan dalam jurnal ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan memberikan banyak pencerahan untuk hal yang lebih baik.

Tapaktuan, Desember 2016

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

DEWAN REDAKSI i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

Penyelidikan Karakteristik Mekanik Tarik Paduan Aluminium Magnesium (Al-Mg) 1 Dengan Metode Pengecoran Konvensional

Fadly A. Kurniawan Nst dan Ikhwansyah Isranuri

Rancang Bangun Dapur Lebur Aluminium Kapasitas 20 Kg Skala Laboratorium 5

Din Aswan Amran Ritonga

Kajian Potensi Dan Rekomendasi Desa Lhok Rukam Berbasis Desa Wisata Sebagai 10 Salah Satu Alternatif Pembangunan Kota Tapaktuan

Resky Rusnanda, Elbi Sepriadi dan Muhammad Reza

Pengujian Kinerja Pencarian Data 17

Yulia Agustina Dalimunthe

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap harga Jual Produk Marmer Pada Politeknik Aceh Selatan 26

Devi Satria Saputra

Penyelidikan Karakteristik Lapisan Diamond Film Pahat Karbida Terhadap Pembebanan Mekanik 32 Pada Pembubutan Kering

Fransnazoan Sitorus, Armansyah Ginting, dan Basuki Wirjosentono

Pengembangan Pendekatan Matriks Hubungan untuk Pengukuran Similaritas 46

Fera Anugrani, Herman Mawengkang, Marwan Ramli

Klasifikasi Sinyal EMG pada Otot Tungkai Selama Berjalan Menggunakan Random Forest 51

Darma Setiawan Putra, Adhi Dharma Wibawa, dan Mauridhi Hery Purnomo

Pengujian Pirolisis Kayu Dengan Metode Hampa Udara Untuk Memproduksi Bahan Bakar Gas 57

Yusrizal dan Muhammad Idris

Teknik Watermaking Adaptif Menggunakan Micro Genetic Algorithm 64

(5)

PENYELIDIKAN KARAKTERISTIK MEKANIK TARIK PADUAN

ALUMINIUM MAGNESIUM (AL-MG) DENGAN METODE

PENGECORAN KONVENSIONAL

Fadly A. Kurniawan Nst

1

Ikhwansyah Isranuri

2

1.Staff Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknik Harapan, Medan 2. Staff Pengajar Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, USU Medan

Abstract

Making the Al-Mg alloy successfully done using conventional metal casting method. The composition of the investigated alloy is 98% - 2%, 96% - 4%, and 94% - 6% (Aluminum - Magnesium). From the tensile test results for the third composition of the alloy to alloy with the composition of the Al-Mg 98% -2% obtained modulus of elasticity of 4.44 GPa. For alloys with compositions of Al-Mg 96% -4%, obtained value of the modulus of elasticity of 4.46 GPa. As for Al-Mg alloy 94% -6%, obtained value of modulus of elasticity of 3.56 GPa. From the tensile test results above, it was found that the best modulus of elasticity obtained for both compositions, is 96% -4%.

Keywords: Al-Mg Alloys, Tensile Strength, Modulus of Elasticity. Abstrak

Pembuatan paduan Al-Mg dilakukan dengan menggunakan metode pengecoran. Komposisi paduan yang akan diteliti adalah 98% - 2%, 96% - 4%, dan 94% - 6% (perbandingan Aluminium - Magnesium). Dari hasil pengujian tarik didapatkan modulus elastisitas paduan Al-Mg dengan komposisi 98%-2% sebesar 4.44 GPa. Untuk paduan 96%-4% sebesar 4.46 GPa, dan untuk paduan 94%-6% sebesar 3.56 GPa. Hasil terbaik didapatkan dari komposisi 96%-4% yaitu sebesar 4,46 GPa.

Kata Kunci: Al-Mg Alloy, Kekuatan Tarik, Modulus Elastisitas. 1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas seluruhnya 5.193.250 km2, dan hampir dua pertiga wilayah Indonesia merupakan wilayah perairan dengan luas mencapai 3.287.010 km2. Kondisi ini tentunya membutuhkan pengelolaan, pemeliharaan dan pengamanan sehingga sumber daya yang dimiliki Indonesia tidak berpindah ke negara lain. Berdasarkan fakta tersebut, sangat perlu untuk mengembangkan sebuah pesawat udara tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle atau disingkat UAV) yang bertujuan sebagai sarana pendukung pemantauan keadaan wilayah Indonesia untuk mendapatkan data yang lebih detail, real time, cepat, dan murah. Pesawat Udara tanpa awak merupakan sebuah wahana terbang yang dikendalikan dari jarak jauh untuk melakukan misi tertentu.

Aluminium paduan telah lama digunakan pada aplikasi-aplikasi tertentu karena memiliki kombinasi sifat mekanis yang antara lain kekuatan yang tinggi, densitas yang rendah, durabilitas yang baik, kemampuan ketermesinan yang baik, dan juga biaya yang cukup kompetitif (Girisha, H.N, 2012).

Paduan Aluminiun Magnesium (Al-Mg) sebagai material akustik yg memiliki kemampuan absorpsi suara akan diuji dalam penelitian ini. Ada beberapa perbedaan sifat yang mendasar dari Aluminium (Al) dan Magnesium (Mg). Aluminium memiliki karakteristik ductile yang baik, ketahanan terhadap korosi, kemampuan cor yang baik, dan harga yang lebih murah. Sedangkan Magnesium memiliki sifat damping yang baik, densitas yang rendah sehingga lebih ringan, tetapi harga yang lebih mahal (Teng-Shih, 2010). Dengan penggabungan kedua jenis metal diatas, diharapkan didapatkan sebuah paduan yang memiliki karakteristik ductile yang baik, tahan terhadap korosi, ringan, dan memiliki sifat serap bunyi yang baik. Melalui penelitian akan dikembangkan sebuah prototipe propeller rendah bising pada pesawat tanpa awak dengan menggunakan material paduan Aluminium Magnesium (Al-Mg).

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai kekuatan tarik dari paduan Al-Mg pada beberapa komposisi yaitu 98%-2%, 96%-4%, dan 94%-6% (%Al: % Mg).

(6)

1.3. Paduan Aluminium– Magnesium (Al-Mg)

Aluminium banyak dipakai dengan paduan unsur lain sebab tidak kehilangan sifat ringan dan sifat-sifat mekanisnya, serta mampu cornya diperbaiki dengan menambah unsur-unsur lain. Unsur-unsur paduan yang ditambahkan pada aluminium selain dapat menambah kekuatan mekaniknya juga dapat memberikan sifat-sifat baik lainnya seperti ketahanan korosi dan ketahanan aus. Keberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan titik lebur logam paduan yang cukup drastis, dari 660oC hingga 450oC. Namun, hal ini tidak menjadikan aluminium paduan dapat ditempa menggunakan panas dengan mudah karena korosi akan terjadi pada suhu di atas 60oC. Keberadaan magnesium juga menjadikan logam paduan dapat bekerja dengan baik pada temperatur yang sangat rendah, di mana kebanyakan logam akan mengalami failure pada temperatur tersebut.

Aluminium alloy yang terdiri dari paduan utama Si dan Mg pada perbandingan tertentu akan terbentuk magnesium silica, yang akan membuat aluminium jenis ini mampu untuk dilakukan heat treatment, ketangguhan akan berkurang jika dibandingkan dengan paduan Aluminium Cu dan Zn. Silikon memiliki sifat yang getas dan dapat dengan mudah mengalami crack, seperti fatik terjadi didalam Alloy Al-Si terutama dengan pengintian dan pertumbuhan microcrack yang terdapat pada sekeliling fasa magnesium atau di dalam matriks aluminium (Ye.H, 2002).

2. Metode dan Peralatan

2.1. Pembuatan Spesimen Uji 2.1.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ingot Aluminium (Al) dan Magnesium (Mg) yang di lebur untuk memperoleh paduan material yang baru yaitu Aluminium-Magnesium (Al-Mg) yang akan digunakan sebagai material rendah bising pada propeller.

A b

Gambar 1. (a) Ingot Aluminium (b)Ingot Magnesium 2.1.2 Peralatan Pembuatan Spesimen

Penelitian ini diawali dengan melakukan peleburan ingot Aluminium dan Magnesium. Peleburan dilakukan di industri peleburan Aluminium. Setelah di dapatkan material hasil peleburan, kemudian dilakukan pengujian material di laboratorium.

Peralatan yang di gunakan dalam proses peleburan Aluminium dan Magnesium yang akan digunakan sebagai spesimen adalah:

1. Dapur Lebur

Dapur lebur digunakan sebagai tempat meleburkan material. Bahan bakar yang digunakan pada dapur lebur adalah kayu yang sebelumnya sudah dikeringkan. Kapasitas dapur lebur yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 liter (10 dm3).

2. Blower

Blower digunakan untuk menjaga temperatur peleburan yang dihasilkan dari panas pembakaran pada kayu bakar. Tanpa alat ini, maka panas yang dihasilkan dari proses pembakaran tidak terdistribusi dengan baik dan panas yang dihasilkan tidak maksimal.

3. Cetakan Pasir

Cetakan pasir dibuat dengan membentuk pasir kemudian dipadatkan agar hasil cetakan tidak berubah bentuk. Pasir yang digunakan adalah pasir alam atau pasir buatan yang mengandung tanah lempeng. Pasir ini dicampur pengikat khusus seperti air, bentonit, semen, resin ferol, minyak pengering. Bahan tersebut akan memperkuat dan mempermudah operasi pembuatan cetakan.

Gambar 2. Cetakan Pasir untuk pengecoran Aluminium-Magnesium (Al-Mg)

Proses pembuatan spesimen uji pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ingot Aluminium dan Magnesium di potong dengan menggunakan mesin dengan dimensi yang kecil. Pemotongan ini dilakukan untuk mempermudah menghitung perbandingan paduan Al dan Mg pada saat proses pengecoran.

2. Spesimen di timbang sesuai dengan jumlah % paduan yang akan dibuat.

3. Dapur lebur mulai dipanaskan.

4. Ingot Aluminium di masukkan ke dalam tungku peleburan, dan dileburkan hingga suhu 8000C. 5. Setelah Aluminium Mulai mencair, Magnesium

(7)

0.000000 2,000.000000 4,000.000000 6,000.000000 2 4 6 M od ul us El as tis itas rat a-rat a (M Pa ) Kandungan Mg (%)

sebelumnya Magnesium mengalami proses pemanasan awal.

6. Setelah kedua material mencair di dalam tungku peleburan, cairan material tersebut di berikan flux yang berguna untuk mengangkat kotoran/kerak pada cairan Aluminium Magnesium.

7. Proses selanjutnya adalah pencetakan dengan menggunakan cetakan pasir dan cetakan besi. 8. Paduan Al-Mg didinginkan secara alami.

2.2 Pengujian Tarik

Pengujian tarik pada penelitian ini berdasarkan standar ASTM D638, dengan ukuran spesimen diperlihatkan pada gambar 3.

Gambar 3. Bentuk spesimen uji tarik standar ASTM E8 untuk uji metal

Gambar 4. Standar Ukuran uji tarik standar ASTM E8 untuk uji metal

3. Hasil dan Pembahasan

3.1. Hasil Uji Tarik

Untuk mendapatkan perilaku mekanik paduan Al-Mg, dilakukan pengujian tarik untuk mendapatkan tegangan, regangan, dan modulus elastisitas material paduan Al-Mg. Material paduan Al-Mg pada penelitian ini akan menggunakan 3 (tiga) komposisi, yaitu:

1. Kompisisi 1. Degan komposisi Al-Mg (98% - 2%)

2. Komposisi 2. Dengan komposisi Al-Mg (96% - 4%)

3. Komposisi 3. Dengan komposisi Al-Mg (94% - 6%)

Tabel 1. Nilai Modulus Elastisitas

Komposi si Spesimen σ (MPa) e (%) E (MPa) E (Mean) Al 98% Mg 2% 1a 176,24 2,57 6846,47 4443,61 1b 154,45 4,23 3648,08 1c 165,83 5,85 2836,28 Al 96% Mg 4% 2a 160,76 2,36 6818,88 4646,04 2b 184,67 5,76 3205,44 2c 131,00 3,35 3913,80 Al 94 % Mg 6 % 3a 110,32 3,41 3238,37 3564,09 3b 128,97 3,94 3275,78 3c 110,62 2,65 4178,11

Grafik nilai modulus elastisitas rata-rata dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini.

Gambar 5. Grafik nilai modulus elastisitas rata-rata untuk setiap komposisi paduan Al-Mg

Gambar 5 memperlihatkan bahwa semakin besar penambahan unsur Magnesium di dalam Aluminium, maka modulus elastisitas yang terjadi akan semakin kecil. Terjadi kenaikan nilai modulus elastisitas pada variasi Al 96% - Mg 4%. Ini menunjukkan bahwa penambahan persen Mg dapat mengurangi tingkat keliatan paduan Al-Mg.

4. Kesimpulan

1. Metode pembuatan paduan Aluminium

Magnesium (Al-Mg)

Pembuatan paduan Al-Mg berhasil dilakukan dengan baik menggunakan metode pengecoran logam konvensional. Komposisi paduan yang diteliti adalah 98%-2%, 96%-4%, dan 94%-6% (perbandingan Aluminium-Magnesium). Pada proses pembuatan paduan Al-Mg, pertama yang dilebur ingot Aluminium. Setelah mencapai suhu 6500C, ingot Magnesium dimasukkan ke tungku lebur yang didalamnya sudah terdapat Aluminium. Kemudian paduan dibiarkan didalam tungku coran sampai suhu 8000C. selama menunggu sampai pada suhu optimal, paduan yang berada didalam tungku perlu dilakukan beberapa kali pengadukan untuk mendapatkan paduan yang tercampur sempurna. Setelah paduan menjadi campuran yang homogen, paduan Al-Mg cair ditungkan ke cetakan.

2. Karakteristik Mekanik terhadap Uji Tarik

Dari hasil pengujian tarik untuk ketiga komposisi paduan,didapatkan nilai modulus elastisitas sebagai berikut:Untuk paduan dengan komposisi Al-Mg 98%-2% didapatkan nilai modulus elastisitas sebesar 4443, 613 MPa. Untuk paduan dengan komposisi Al-Mg 96%-4%, didapatkan nilai modulus elastisitas sebesar 4466,039 Mpa. Sedangkan untuk paduan Al-Mg 94%-6%, didapatkan nilai Modulus elastisitas

(8)

sebesar 3564,086 MPa. Dari hasil pengujian tarik diatas, didapatkan modulus elastisat yang terbaik didapat untuk komposisi kedua, yaitu 96%-4%. Daftar Pustaka

[1] Anderson Jr dan Jhon D. Fundamental of

Aerodyamics. Boston : Mc.Graw-Hill. 1999. [2] Girisha, H.N dan K.V. Sharma. Effect of Magnesium

on Strength and Microstructure of Aluminium Copper Magnesium Alloy, International Journal of

Scientific & Engineering Research, volume 3, Issue

2, February 2012.

[3] Teng-Shih, SHIH, Jyun-Bo, dan Pai-Sheng WEI. Thermally-Formed Oxide on Magnesium and Magnesium Alloys. National Central University, Taiwan.

[4] Toros Serkan, Fahrettin Ozturk, dan Ilyas Kacar. Review Warm Forming of Aluminium Magnesium Alloys. Elsevier. 2008.

(9)

RANCANG BANGUN DAPUR LEBUR ALUMINIUM KAPASITAS

20 KG SKALA LABORATORIUM

Din Aswan Amran Ritonga

(1

Program Studi Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan, Jl. H. M. Joni No. 70 C, Medan, Telp. (061) 7366804

E-mail: din.aswan@gmail.com

Abstract

Sand casting is one of the techniques of making products where the metal melted in a crucible and then poured into the mold cavity which is similar to the original shape of the cast product to be made. At this time a lot of research, especially aluminum foundry with a variety of fuels such as diesel, kerosene, LPG gas, coal and so on, both among universities as well as in a industrial research. To be able to do metal casting it must be equipped with tools that support smelting. This has led the authors to conduct design molten aluminum furnance with a capacity of 20 kg to laboratory scale with LPG gas fuel, given the lack of facilities available at the Laboratory of Production Process Dept. Mechanical Engineering Sekolah Tinggi Teknik Harapan.The author conducted a literature study and field surveys to learn about and see models of aluminum furnance design during design process. From the results obtained planning buster kitchen with kitchen-type Crucible, a kitchen with a diameter of 560 mm, 520 mm height kitchen, outside of the cup 220 mm diameter, 20 mm thick plate, cup height 355 mm.

Keywords: Sand casting, Crubicle, Aluminum, Fuel Abstrak

Pengecoran adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli dari produk cor yang akan dibuat. Pada saat ini banyak dilakukan penelitian pengecoran logam khususnya aluminium dengan berbagai macam bahan bakar seperti minyak solar, minyak tanah, gas LPG, batu bara dan sebagainya, baik dikalangan universitas maupun di suatu badan penelitian. Untuk dapat melakukan pengecoran logam maka harus dilengkapi dengan alat peleburan yang mendukung. Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan perencanaan dapur lebur aluminium dengan kapasitas 20 kg untuk skala laboratorium dengan bahan bakar gas LPG, mengingat masih minimnya fasilitas yang tersedia di Laboratorium Proses Produksi Teknik Sekolah Tinggi Teknik Harapan. Dalam melakukan perancang dapur lebur ini, penulis melakukan studi literatur dan survey lapangan untuk mempelajari dan melihat model-model rancang bangun dapur alumunium. Dari hasil perencanaan diperoleh dapur pelebur dengan tipe dapur Crucible, dengan diameter dapur 560 mm, tinggi dapur 520 mm, diameter luar cawan 220 mm, tebal cawan 20 mm, tinggi cawan 355 mm.

Kata kunci: Pengecoran Logam, Dapur lebur, Aluminium, Bahan Bakar.

1. Pendahuluan

Pengecoran adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli dari produk cor yang akan dibuat. Pada saat ini banyak dilakukan penelitian pengecoran logam khususnya aluminium dengan berbagai macam bahan bakar seperti minyak solar, minyak tanah, gas elpiji, batu bara dan sebagainya, baik dikalangan universitas maupun di suatu badan penelitian. Untuk dapat melakukan pengecoran logam maka harus dilengkapi dengan alat peleburan yang mendukung.

Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui media praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana mahasiwa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dengan adanya kegiatan pembelajaran di laboratorium, mahasiswa dapat mengamati secara langsung dan tidak hanya belajar menurut teori-teori yang ada. Laboratorium juga dapat digunakan sebagai tempat pameran atau display dari hasil-hasil percobaan atau penelitian yang telah dilakukan, agar memberi gambaran lebih bagi mahasiswa dan dapat

(10)

memotivasi untuk penelitian atau percobaan yang lebih baik.

Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis mencoba untuk melakukan perencanaan dan pembuatan dapur lebur almunium skala laboratorium dengan kapasitas 20 Kg. Rancang bangun dapur lebur bertujuan untuk mendapatkan tipe dapur lebur yang sesuai, menentukan dimensi dapur lebur alumunium, Menentukan bahan dapur lebur dan proses pabrikasi dapur lebur.

2. Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah studi literatur dan survey ke lapangan. Dari hasil studi literatur dan survey ke lapangan diperoleh gambaran mengenai dapur lebur yang akan dirancang.

Berdasarkan studi literatur, langkah-langkah yang digunakan untuk melakukan rancang bangun dapur lebur alumunium adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan tipe dapur.

Pemilihan tipe dapur lebur dilakukan berdasarkan pertimbangan kemudahan teknik pembuatannya, pemilihan bahan bakar yang digunakan dan pertimbangan biaya pembuatan. 2. Perencanaan Kapasitas Cawan Lebur

Sesuai dengan perencanaan dimana cawan lebur akan mampu menampung logan cair pada saat operasi peleburan dimana logam cair tidak akan tumpah melebihi ketinggian cawan lebur.

Kapasitas maksimum logam aluminium yang dapat di tampung pada cawan lebur adalah :

Wmaks = Vc.ρal …..………... (1)

Dimana :

Wmaks = Kapasitas maksimum cawan

ρa = Berat jenis aluminium

Vc = Volume cawan

3. Perencanaan Dinding Luar Dapur Lebur.

Dinding luar dalam pembuatan dapur, bahan yang dipergunakan yaitu plate baja karbon rendah. Dengan cara melakukan pemotongan drum oil. Ketebalan plate adalah 2,5 mm. Berat dinding luar adalah :

W3=berat dinding samping+berat dinding atas bawah

W3= π.Dd.t.xdl.ρ+2.π/4.Dd².xd2.ρ …………..……..(2)

Dimana :

Dd = Diameter dinding luar

t = Tinggi dinding luar yaitu Xd1= Tebal dinding samping

Xd2= Tebal dinding bawah dan atas

Ρ = berat jenis dinding 7833 kg/m³

4. Pemilihan Bahan Dapur Lebur

Pemilihan bahan dapur lebur, meliputi, pemilihan bahan cawan lebur, bahan dapur lebur, Castable yang merupakan bahan yang digunakan untuk pengecoran dinding dapur dan batu tahan api serta semen tahan api.

5. Pabrikasi Dapur Lebur.

Proses pabrikasi merupakan proses pembuatan dapur lebur, yaitu: 1. Pembuatan Cawan pelebur, 2. Pembuatan Dapur lebur.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Pemilihan Tipe Dapur

Dalam perancangan ini dipilih dapur pelebur dengan tipe dapur Crucible. Alasan pemilihan dapur lebur tipe crucible adalah :

a. Dapur crucible ini tidak memerlukan teknik pembuatan dan pengoperasian yang terlalu rumit dibanding dapur pelebur jenis lainnya, sehingga cocok digunakan untuk penelitian dan praktikum bagi labortorium foundry.

b. Dapur pelebur q ini dapat menggunakan bahan bakar yang murah seperti gas, minyak tanah, solar dan batu bara.

c. Cocok digunakan untuk melebur logam bukan besi yang mempunyai temperatur cair tidak terlalu tinggi seperti aluminium.

d. Mudah dalam pengoperasiannya terutama untuk pengambilan terak pada logam aluminium. e. Bahan-bahannya murah dan mudah didapat

sehingga biaya pembuatan dapur tidak terlalu tinggi.

Setelah diketahui alasan pemilihan tipe dapur peleburan alumunium yang akan direncanakan, kemudian dibuat model dapur lebur alumunium yang akan direncanakan, seperti terlihat pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Gambar Perencanaan Dapur Lebur

Keterangan Gambar: 1. Cawan pelebur 2. Batu Api SK 32 3. Tangkai pengangkat

(11)

4. Plat dinding luar 5. Ruang bakar 6. Dinding dalam

1. Perencanaan Kapasitas Cawan Lebur.

Dengan menggunakan rumus (1), diperoleh kapasitas maksimum cawan lebur adalah 21,69 Kg. Hasil perhitungan tersebut diperoleh dengan mengasumsikan diameter dalam cawan (Din) = 180

cm dan tinggi cawan (tin) = 315 cm. kapasitas

maksimum cawan yang diperoleh masih dibawah kapasitas perencanaan cawan lebur = 20 Kg.

2. Perencanaan Dinding Luar Dapur Lebur

Dinding luar dalam pembuatan dapur, bahan yang dipergunakan yaitu drum oli yang dipotong. Alasan pemilihannya adalah drum oli merupakan plat baja karbon rendah dengan ketebalan plat adalah 2,5 mm. Dimensi drum oli yang dipotong adalah diameter drum = 0,56 m, tinggi = 0,52 m dengan ketebalan dinding samping = 0,0025 m serta ketebalan dinding atas dan bawahnya = 0,003 m. Berdasarkan dimensi drum oli tersebut dan disubsitusikan ke dalam persamaan (2), diperoleh berat dinding luar dapur lebur adalah 29,47 kg.

3. Pemilihan Bahan Dapur Lebur

3.1. Cawan Dapur Lebur

Fungsi cawan lebur adalah tempat untuk logam cair selama proses peleburan berlangsung. Cawan lebur harus mempunyai titik cair yang jauh lebih tinggi dari titik logam yang akan dilebur. Pada perencanaan ini bahan cawan lebur yang dipakai adalah baja paduan karbon rendah AISI 1310. Pemilihan silinder baja ini sebagai cawan lebur didasarkan bahwa logam yang akan dilebur adalah aluminium dengan temperatur cair 660ºC, sedangkan silinder baja mempunyai titik lebur 1538ºC. Bentuk cawan lebur dapat dilihat pada gambar 2.

Sifat-sifat bahan cawan lebur yang digunakan yaitu :

 Bahan : Baja paduan karbon

rendah AISI 1310  Titik cair : 1538ºC atau 1710 K  Konduktivitas panas : 43 W/mºC

 Kekuatan tarik : 95 kg/mm²

 Batas mulur : 40 kg/mm²

 Kekerasan : 170 HB

Gambar 2. Bentuk Cawan Lebur 3.2. Dapur Lebur

Dapur dalam rancangan ini berfungsi sebagai tempat dimana terjadinya proses pemanasan aluminium. Dalam pembuatan dapur, bahan yang dipergunakan yaitu plate baja karbon rendah. Alasan pemilihan plat baja karbon rendah adalah Mudah diperoleh dipasaran dan Proses pengerjaan tidak terlalu rumit. Berikut ini sifat-sifat dari bahan dapur lebur:

 Bahan : Baja karbon rendah AISI 1109  Titik cair : 1538ºC

 Konduktivitas panas : 54 W/mºC  Kekuatan tarik : 47 kg/mm²

 Kekerasan : 103 HB

3.3. Castable

Castable merupakan bahan yang digunakan untuk

pengecoran dinding dapur. Pada perancangan ini, Castable yang digunakan adalah Castable Caj-15. Alasan pemilihan

Castable titik cair untuk Castable ini bisa mencapai 1500ºC

atau 1773ºK.

3.4. Batu Tahan Api dan Semen Tahan Api

Batu tahan api berfungsi untuk menumpu dan menahan cawan pelebur agar tidak mudah bergetar. Batu tahan api ini mempunyai ketahanan terhadap suhu panas yang tinggi hingga mencapai 1700ºC. Batu tahan api dipasangkan dengan bahan perekat yaitu semen tahan api. Adapun karakteristik kedua bahan tersebut yaitu :

a) Bahan penyekat panas : Batu tahan api SK-32

Ukuran : 230 mm x 114 mm x

35 mm

Titik cair : 1710ºC atau 1983 K Konduktivitas panas : 0,69% W/mºC Berat jenis : 2,1 g/cm³

(12)

b) Bahan pengikat : Semen tahan api SK 32 Titk cair : 1710ºC atau 1983 K Konduktivitas panas : 1,1% W/mºC Berat jenis : 1,75 g/cm³

4. Pabrikasi Dapur Lebur

Peralatan yang digunakan pada proses pabrikasi dapat dilihat pada tabel 3.1. berikut:

Tabel 3.1. Peralatan Pabrikasi Dapur Lebur.

Nama Alat Kegunaan

Mesin Gerinda

Untuk memotong plat dan meratakan hasil-hasil las dan potongan gerinda Mesin Las Untuk menyambung besi atau pelat

pada saat membuat rangka

Meteran Digunakan untuk mengukur panjang atau lebar

Siku Digunakan untuk mengukur tegak lurus tiang dan sambungan

Gergaji Digunakan untuk memotong bahan Plywood Digunakan sebagai mal

Raskam Digunakan untuk pengaduk bahan cor

Amplas Digunakan untuk menghaluskan permukaan

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada proses pabrikasi dapur lebur dapat dilihat pada tabel 3.2. berikut

Tabel 3.2 Bahan Pabrikasi Dapur Lebur

Nama Bahan Kegunaan

Drum Sebagai rangka dasar pembentukan dapur lebur

Batu Api SK32

Sebagai dudukan dan penahan cawan lebur

Semen api SK32

Sebagai bahan perekat batu api SK32

Castable Sebagai bahan cor

Besi pipa 2 inc

Sebagai tangkai pengangkat

Adapun langkah-langkah dalam pembuatan dapur lebur aluminium sebagai berikut :

1. Pembuatan Cawan pelebur

Pembuatan cawan pelebur ini dengan menempah, ukuran diameter luar 220 mm, diameter dalam 180 mm, tebal dinding 20 mm,dan tingginya 355 mm.

2. Pembuatan Dapur lebur

- Memotong plat drum diameter 560 mm setinggi 520 mm

- Memotong besi pipa diameter 49 mm dengan panjang 160 mm sebanyak 1 buah 130 sebanyak 2 buah

- Menggerinda besi pipa dan drum yang sudah dipotong

- Kemudian menyambung besi pipa keplat drum dengan cara pengelasan

- Memasang anker pada plat drum bagian dalam sebagai penahan agar Castable yang sudah dicor tidak mudah retak atau pecah

- Mencampur Castable dengan air dengan perbandingan 2 : 1 hingga campuran merata - Melakukan pengecoran keliling plat drum dan

lantai plat drum bagian dalam dengan ketebalan cor 70 mm

- Memasang batu api SK32 diatas lantai dapur yang sebelumnya telah dicor Castable

- Memasang batu api SK32 di dinding coran sebagai penahan cawan lebur agar cawan lebur tetap presisi saat pemindahan dan proses peleburan

- Melakukan proses akhir dengan cara pengamplasan di semua bagian-bagian yang tidak rata

- Mengecat bagian-bagian luar dapur lebur. Gambar hasil rancang bangun dapur lebur alumunium dengan kapasitas 20 kg dapat dilihat pada gambar 3, berikut

Gambar 3. Dapur Lebur Alumunium

4. Kesimpulan dan Saran

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan alasan-alasan pemilihan dapur lebur, maka diperoleh

1. Jenis dapur

- Dapur yang digunakan adalah dapur pelebur jenis crusibel

- Sumber panas yang digunakan oleh dapur untuk mencairkan aluminium berasal dari kompor dengan bahan bakar minyak tanah. 2. Cawan lebur

- Bahan :Baja paduan karbon

rendah AISI1310 - Tinggi cawan : 355 mm

- Diameter cawan : 220 mm

- Tebal cawan : 20 mm

(13)

3. Dimensi dapur

- Bahan :Baja paduan karbon

rendah AISI1109 - Diameter dinding luar :560 mm

- Tebal dinding luar : 2,5 mm - Tinggi Dapur : 520 kg 4. Bahan tahan api

- Batu tahan api SK-32 Ukuran :

Panjang : 230 mm

Lebar : 114 mm

Tebal : 35 mm

- Bahan pengikat semen api SK-32 - Castable CAJ-15 Jarefu

4.2. Saran

Untuk lebih menyempurnakan pembahasan mengenai perancangan dan pabrikasi ini adalah : 1. Dilakukan pengujian terhadap hasil pabrikasi

yang telah dilakukan.

2. Dilakukan analisa kebutuhan bahan bakar terhadap hasil rancang bangun yang telah dikerjakan.

Daftar Pustaka

[1] B. H. Amstead, Sriati. 1989. Teknologi Mekanik, Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

[2] F.A. Lewis. 1976. Aluminium Allow Casting and

Foundry. Jhon Willey and Sons, New York

[3] George E. Dieter. 1986. Metalurgi Mekanik, Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

[4] Holman, J.P. 1986. Perpindahan Kalor. Erlangga, Jakarta.

[5] Joseph E. Shingley. 1986. Perencanaan Teknik Mesin. Erlangga, Jakarta

[6] Lithel Richard. 1982. Metal Working Technology. McGraw Hill, Inc. New York.

[7] Tata Surdia, Shinroku Saito. 1995. Pengetahuan Bahan

Teknik. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

[8] Tata Surdia, Kenji Chijiwa. 1995. Teknik Pengecoran

(14)

KAJIAN POTENSI DAN REKOMENDASI DESA LHOKRUKAM

BERBASIS DESA WISATA, SEBAGAI ALTERNATIF

PEMBANGUNAN KOTA TAPAKTUAN

Resky Rusnanda, Elbi Sepriady, Muhammad Reza

E-mail: official_reskyrusnanda@gmail.com

Abstract

South Aceh district with all its natural potencies, is really a high-developed tourism sector area because supported for its geographic. Then Tapaktuan is very well-known with its tourism object such as Tapak Kaki Tuan Tapa which also become the symbol of South Aceh district. It’s not the only tourism object priority but also there are still many tourism objects such as like located at Lhokreukam. Whose potential tourism object. Instead, Lhokreukam is still less-developed. That’s why this research is conducted to give development strategies toward Lhokreukam due to become rural tourism as the new tourism destination in South Aceh. This research uses SWOT analysis as the method. The research finding is offering the strategic developed recommendation plan as a tourism village. In a result, all the potencies Lhokreukam can be well-developed and sustainable, instead could be other choices tourist destination in South Aceh.

Keywords: Tourism, Tourism Region, Tourism Potential, rural Tourism. Abstrak

Kabupaten aceh selatan dilihat dari potensi alamnya, sektor priwisata sangat produktif untuk dikembangkan, karena didukung oleh letak geografisnya. Tapaktuan sangat dikenal dengan objek wisata tapak kaki tuan tapa yang juga merupakan simbol dari Kabupaten Aceh Selatan. Bukan hanya objek wisata tersebut, banyak objek wisata lainnya yang ada di Tapaktuan menjadi objek wisata andalan salah satunya di desa Lhokreukam yang memiliki potensi wisata yang tinggi. Namun sayangnya pengembangan pariwisata di desa tersebut belum optimal. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk memberikan strategi pengembangan desa lhokreukam menjadi desa wisata sebagai salah satu destinasi wisata baru di Aceh Selatan. Adapaun metode yang di gunakan adalah analisis SWOT. Hasil dari penelitian ini adalah adanya rekomendasi strategi perencanaan pengembangan desa lhokreukam menjadi desa wisata, sehingga semua potensi wisata yang ada di desa tersebut dapat di kembangkan secara optimal dan berkelanjutan, dan menjadi alternatif pilihan berwisata yang ada di kabupaten Aceh Selatan bagi wisatawan.

Kata Kunci : Pariwisata, Kawasan Wisata, Potensi Wisata, Desa wisata.

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu potensi yang dapat mendukung kemajuan sebuah kota. Keberhasilan pariwisata dikaitkan dengan potensi pariwisata itu sendiri, dimana pariwisata mampu mendorong masyarakat terlibat secara aktif dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan, salah satunya penghasil utama devisa daerah. Kegiatan pariwisata juga memiliki multiplier efect yang cukup besar, artinya, keberhasilan pembangunan sektor pariwisata akan memacu dan mendorong sektor lain untuk berkembang cepat seperti, sektor prindustrian, perdagangan, dan sektor tenaga kerja. Oleh karena itu meningkatnya perkembangan pariwista akan membantu meningkatkan pembangunan kota, karena

sektor pariwisata merupakan sektor dibidang ekonomi kreatif.

Kabupaten Aceh Selatan khususnya di Kota Tapaktuan di lihat dari potensi alamnya, sektor pariwisata sangat produktif untuk dikembangkan, karena di dukung oleh letak geografisnya, di tambah lagi dengan kultur masyarakat lokalnya yang kental dan ramah. Dalam pengembangan pariwisata selama ini, tapaktuan sangat dikenal dengan objek wisataTapak Kaki TuanTapa yang juga merupakan simbol dari Kota Tapaktuan. Bukan hanya itu, hampir di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Selatan memiliki potensi objek wisata yang baik, namun sayangnya, potensi wisata yang ada di kecamatan maupun di desa kurang di manfaatkan dan dikembangkan secara optimal.

Dalam rangka mendukung otonomi desa menjadi desa yang mandiri, maka suatu desa harus dapat

(15)

mengembangkan potensi dan kelestarian alam yang ada di desa tersebut. Maka perlu disadari bahwa keberhasilan suatu desa adalah merupakan partisipasi masyarakat dan langsung akan dirasakan oleh masyarakat itu sendiri.

Merujuk dari potensi alam dan budaya yang ada di kabupaten Aceh Selatan, salah satu desa yang memiliki potensi untuk dikembangkan dibidang pariwisata adalah Desa Lhoukreukam. Desa yang berada di Kecamatan Tapaktuan ini, memiliki potensi alam dan budaya masyarakat lokal yang masih terjaga, memiliki letak geografis yang strategis, memiliki objek wisata pasir setumpuk yang alami, aktivitas pertanian dan perikanan, dan adanya kuliner khas di desa tersebut.

Berdasarkan keseluruhan potensi yang dimiliki oleh desa tersebut, maka strategi pengembangan desa lhoukreukam sangat cocok di kembangkan menjadi desa wisata, dimana suatu desa dikatakan Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara aksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu stuktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku [1].

2. Dasar Teori

2.1. Pariwisata

Perkataan pariwisata berasal dari bahasa sansekerta dengan rangkaian suku kata “pari” = banyak, ditambah dengan “wis“ = melihat, dan “ata” = tempat. Jadi, pariwisata merupakan terjemahan dari “melihat banyak tempat”. Indonesia pada awalnya mengenal pariwisata dengan mempergunakan bahasa asing yaitu “tourism”. Perubahan istilah “tourism” menjadi “pariwisata” dipopulerkan ketika dilangsungkan musyawarah nasional [2].

Pengertian pariwisata juga dijelaskan oleh beberapa ahli wisata, diantaranya: pariwisata adalah kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya [3] . Sedangkan menurut Matheison & Wall yang dikutip oleh Chris Cooper mengatakan bahwa pariwisata adalah perjalanan sementara ke destinasi di luar rumah dan tempat kerja, aktivitas yang dilakukan selama tinggal di tempat tersebut dengan menggunakan fasilitas yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan turis [4].

Dari beberapa definisi tentang pariwisata, Darmaji berbependapat bahwa dari definisi yang dikemukaan oleh para ahli wisata dapat diambil unsur dari pariwisata itu sendiri, dan unsur-unsur tersebut adalah adanya kegiatan mengunjungi suatu tempat, bersifat sementara, ada sesuatu yang ingin dilihat dan dinikmati, dilakukan perseorangan atau kelompok, mencari kesenagan, dan adanya fasilitas di tempat wisata [1].

2.2 Jenis– Jenis Pariwisata

Jenis – jenis pariwisata yang ada tidak terlepas dari adanya daya tarik wisata pada suatu daerah, berupa [5] :

− Sumber daya tarik yang bersifat alami, seperti pemandangan alam, lingkungan hidup, flora, fauna, danau, lembah, gunumg, dan lain-lain. − Sumber daya buatan manusia, seperti

peninggalan budaya, arkeologi, candi, arca, dan lain-lain.

− Sumber daya tarik yang bersifat non alami, seperti norma, tradisi, kebiasaan, pandangan hidup, keagamaan, kepercayaan, supranatural, dan lain-lain.

Jenis – jenis pariwisatanya sendiri dapat dikategorikan menjadi 6 kategori, yakni [5]:

1. Wisata Budaya (Cultural Tourism) 2. Wisata Konvensi (Convention Tourism) 3. Wisata Kesehatan (Recuperiational Tourism) 4. Wisata Bahari (Coastal Tourism)

5. Wisata Alam (Rural Tourism) 6. Wisata Kota (Tourism in Urban Area) 7. Wisata Ziarah

2.3 Pengembangan Pariwisata

Suatu obyek pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar obyek tersebut diminati pengunjung [6], yaitu :

a. Something to see adalah obyek wisata

tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa di lihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain obyek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan untuk berkunjung di obyek tersebut.

b. Something to do adalah agar wisatawan

yang melakukan pariwisata di sana bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal di sana.

c. Something to buy adalah fasilitas untuk

wisatawan berbelanja yang pada umumnya adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan sebagai buah tangan.

2.4 Kawasan Pariwisata

Pengertian kawasan pariwisata ini juga diungkapkan oleh seorang ahli yaitu Inskeep sebagai area yang dikembangkan dengan penyediaan fasilitas dan pelayanan lengkap (untuk rekreasi/relaksasi, pendalaman suatu pengalaman/kesehatan) [7].

Kawasan pariwisata merupakan salah satu bagian dari kawasan budidaya yang ditetapkan dengan

(16)

fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, manusia, warisan budaya dan sumber daya buatan. Adapun kriteria kawasan pariwisata menurut Sandy adalah: (1) Pertama, kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk kegiatan pariwisata, tidak menganggu kelestarian budaya, keindahan alam dan lingkungan; (2) Kedua, kawasan yang apabila digunakan untuk kegiatan pariwisata, secara ruang dapat memberikan manfaat, antara lain: meningkatkan devisa dari pariwisata dan mendayagunakan investasi yang ada disekitarnya dan mendorong kegiatan lain yang ada disekitarnya; (3) Ketiga, memiliki kemampuan untuk tetap melestarikan nilai warisan budaya, adat istiadat, kesenian dan mutu keindahan lingkungan alam; (4) Keempat, memiliki kemampuan untuk mendorong dan meningkatkan perkembangan kehidupan ekonomi (multiplier effect) dan sosial budaya; (5) Kelima, memiliki kemampuan berkembang sesuai dengan segmen pasar manca negara maupun domestik [8].

2.5 Desa Wisata

Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara aksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu stuktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Desa wisata juga merupakan sebuah kawasan pedesaan yangmemiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. di kawasan ini, penduduknya masih memeiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asri. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turutmewarnai sebuah kawasan desa wisata. Diluar faktor-faktor tersebut, alam dan lingkungan yang masih asli dan terjaga merupakan salah satu faktor penting dari sebuah kawasan tujuan wisata [8].

Selain keunikan, kawasan desa wisata juga harus memiliki berbagai fasilitas untuk menunjang sebagai kawasan tujuan wisata. berbagai fasilitas ini akan mempermudah para pengunjung desa wisata dalam melakukan kegiatan wisata. fasilitas-fasilitas yang sebaiknya dimiliki oleh kawasan desa wisata antara lain adalah sarna transportasi, telekomunikasi, kesehatan, dan juga akomodasi. Khusus untuk sarana akomodasi, desa wisata menyediakan sarana penginapan berua pondok wisata (home stay) hingga para pengunjung pun turut merasakan suasana pedesaan yang masih asli [8].

2.6 Komponen Desa Wisata

Sebuah desa dapat dikatakan sebagai desa wisata apabila memiliki beberapa komponen yang memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata, seperti dijelaskan di bawah ini :

1) Atraksi

Atraksi, atau juga dikenal dengan istilah daya tarik wisata, di suatu desa adalah seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta kondisi fisisk lokasi desa yang memungkinkan wisatawan berpartisipasi aktif. Maksud dari pengertian di aytas adalah keaslian kondisi desa tersebut yang menjadi daya tarik sebuah desa wisata, sertamemungkinkan wisatawan melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak biasa.

2) Fasilitas

Fasilitas adalah sumber daya yang khusus dibuat karena mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam aktivitasnya di desa wisata. fasilitas-fasilitas yang dibuat ini dapat memanfaatkan sumber daya yang telah dimiliki desa, atau membuat sesuatu yang baru sesuai kebutuhan namun tidak meninggalkan karakteristik dan keunikan desa tersebut. Beberapa contoh fasilitas desa wisata yang umum adalah sebagai berikut; (1) Pertama, Fasilitas Perkemahan; (2) Kedua, Fasilitas makan-minum; (3) Ketiga, Pusat Jajanan dan Cinderamata; (4) Keempat, Pusat Pengunjung.

3) Aktivitas Wisata

Aktivitas wisata adalah apa yang dikerjakan wisatawan selama keberadaan mereka di daerah tujuan dalam waktu setengah hari sampai berminggu-minggu. Beberapa aktivitas wisatayangdapat dilakukan di desa wisata adalah sebagai berikut: (a) menikmati pemandangan, (b) memasak dengan tungku, (c) memancing, (d) Berburu, (e) bersepeda, (f) Hiking dan lain-lain.

4) Pengembangan Umum

Pengembangan umum adalah sebuah upaya yang dilakukan berdasarkan perencanaan untuk menciptakan sebuah daerah tujuan wisata yang memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan. Beberapa upaya pengembangan umum yang utama yaitu [8]:

 Pembagian Zona/Area.

Pembagian zona dapat dilakukan dengan membagi zona berdasarkan fungsinya, misalnya zona atraksi, zona fasilitas, zona akomodasi, dan zona asli (zona yg tidak dibangun untuk kepentingan pariwisata).

 Pengelolaan Pengunjung.

Pengelolaan pengunjung adalah pengaturan pola aktivitas, alur kedatangan hingga kepulangan wisatawan, dan lain-lain. Beberapa teknik dalam pengelolaan pengunjung adalah ; (1) Pembatasan terhadap jumlah area yangdigunakan; (2) Penyebaran area yang digunakan bagi wisatawan; (3) pemusatan Area; (4)Pembatasan lama tinggal; (5) Pemanfaatan area secara bergantian/musiman; (6) Pembatasan jumlah pengunjung; (7) Penentuan harga masuk; (8) Pengaturan arus pengunjung. Dengan menerapkan teknik-teknik pengelolaan pengunjung dengan baik,

(17)

tentunya dapat memberikan manfaat terhadap aspek dalam desa.

 Pelayanan Interpretasi

Pelayanan interpretasi adalah sebuah komnukiasi yang betujun untuk menyampaikkan informasi melalui berbagai media penyampaian baik maupun tidak langsung. Beberapa tekni interpretasi yaitu : (1) Brosur dan selebaran; (2) Pemandu wisata; (3) Perjalanan wisata yang dipandu; (4) Tourist Information Centre; (4) Kuesioner.

2.7 Kriteria Desa Wisata

Berdasakan dari tujuan mengenai desa wisata maka dalam menentukan kriteria sebuah desa menjadi desa wisata adalah :

1) Atraksi wisata; yaitu semua yang mencangkup alam, budaya dan hasil ciptaan manusia. Atraksi yang dipilih adalah yang paling menarikdan atraktif di desa.

2) Jarak Tempuh; adalah jarak tempuh dari kawasan terutama tempat tinggan wisatawan dan juga jarak tempuh dari ibukota provinsi dan jarak dari ibukota kabupaten.

3) Besaran Desa; menyangkut masalah-masalah jumlah rumah, jumlah penduduk, karakteristik dan luas wilayah desa. Kriteria ini berkaitan dengan daya dukung kepariwisataan pada suatu desa.

4) Sistem Kepercayaan dan kemasyaratan; merupakan aspek penting mengingat adanya aturan-aturan yang khusus pada komunitas sebuah desa.

5) Ketersediaan infratuktur; meliputi fasilitas dan pelayanan transportasi, listrik, air bersih, drainase, telpon, dan sebagainya.

Masing-masing kriteria digunakan untuk melihat karakteristik utama suatu desa untuk kemudian menentukan apakah suatu desa akan menjadi desa dengan tipe berhenti sejenak, tipe one day trip atau tipe tinggal inap.

3. Metoda Penelitian

Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif, adapun yang menjadi variabel penelitian adalah sesuai dengan konsep desa wisata yakni dari segi atraksi wisata, amenitas, aksesibilitas, besaran desa, sistem kepercayaan masyarakat. dimana hasil pengamatan dari keseluruhan variabel, di analisis dengan menggunakan Matrik SWOT. Dimana analisis SWOT memberikan suatu pandangan dasar tentang kondisi yang dihadapai sehingga di dapatkan strategi yang tepat dan rekomendasi yang baik.

4. Desa Lhokreukam

4.1. Kondisi Geografis dan Ekonomi

Gambar 1. Peta lokasi DesaLhokreukam Sumber: Google map

Desa Lhokreukam terletak dikawasan lembah, terdiri dari 158 KK, dengan jumlah rumah 153 rumah. Dari segi ekonomi, mayoritas penduduk di desa ini dapat dilihat dari aspek mata pencaharian, dimana mata pencaharian penduduk local adalah mengandalakan sector pertanian dan kelautan.

4.2. Potensi Wisata di Desa Lhokreukam

Desa lhokreukam memiliki potensi wisata yang cukup tinggi untuk dikembangkan, karena di dukung oleh letak geografi dari desa tersebut. Lhokreukam memiliki pantai yang cukup panjang dengan hamparan pasir yang masih asri. Objek wisata lainnya yang dapat kita temui di Desa Lhokreukam adalah Pantai Pasir Setumpuk yang menawarkan suasana pantai yang berbeda dan tersembunyi karena terletak jauh dari pemukiman penduduk.

Gambar 2. Objek Wisata Pasir Setumpuk Sumber : Google

(18)

5. Hasil dan Pembhasan

5.1 Analisis atraksi dan fasilitas

Untuk mengetahui lokasi desa wisata dilakukan dengan mengidentifikasi atraksi-atraksi wisata yang terdapat di daerah tersebut.

Tabel 1. Atraksi – atraksi wisata di Desa Lhokreukam

Sumber : Peneliti, 2015 5.2. Analisis SWOT

Analisis SWOT dimaksudkan untuk memperjelas semua kekuatan dan kelemahan yang dapat di identifikasi guna memberikan rekomendasi pengembangan berdasarkan potensi-potensi yang tersedia.

a. Analisis Faktor Internal dan eksternal dengan menggunakan skala likert

Tabel 2. Faktor Internal

Sumber : Peneliti

Analisis faktor-faktor eksternal meliputi faktor peluang dan ancaman. Adapun nilai dari masing-masing faktor tersebut adalah untuk faktor peluang (O) mendapatkan nilai 28 dan untuk faktor ancaman (T) dengan nilai 11. Dari nilai yang diperoleh tampak jelas bahwa untuk aderah Aceh Selatan khususnya desa wisata menjadi potennsial untuk dikembangkan salah satunya di Desa Lhokreukam.

b. Analisis dengan Menggunakan Matrix SWOT. Analisis ini adalah analisis matrix SWOT guna menentukan alternative strategi. Matrix ini disusun oleh faktor-faktor kekuatan (S), kelemahan (W), peluang (O) dan ancaman (T) yang merupakan penyusunan faktor-faktor strategis analisis internal dan eksternal.

(19)

Hasil dari analisa matrix SWOT dapat dirumuskan strategi SO yang merupakan perpaduan antara faktor kekuatan dan peluang dengan alternative sebagai berikut : 1) meningkatkan pemasaran wisata. 2) Menjadikan desa lhoreukam sebagai desa wisata yang berciri khas. 3) Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap wisatawan. 4) Memelihara mutu daya tarirk wisata. 5) meningkatkan dan mengembangkan usaha kecil sebagai basis penghidupan bagi masyarakat lhokreukam. 6) Mensinergikan segenap stakeholder untuk menjadikan pilot project desa wisata lhokreukam.

Strategi WO merupakan perpaduan dari faktor kelemahan dan peluang memberikan alternative strategi sebagai berikut : 1) Meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat. 2) Membangun kerja sama antar seluruh elemen masyarakat okal untuk mengembangkan desa wisata lhokreukam. 3) Mengupayakan adanya penjaga keamanan di sekitar lokasi. 4) Melakukan promosi kawasan desa wisata lhokreukam. Melakukan training soft skill pada masayrakat local. 5) pembangunan infrastuktur, serta sara dan prasarana pendukung pariwisata.

Strategi ST yang merupakan perpaduan faktor kekuatan dan ancaman memberikan alternative strategi yaitu 1) Menciptakan pengalaman yang baik ketika berkunjung ke lhokreukam. 2) pembangunan sarana kerbersihan. 3) meyakinkan masyarakat bahwa desa wisata adalah salah satu faktor pendukung kemajuan desa mereka.

Startegi yang terakhir adalah strategi WT yang merupakan petimbangan faktor kelemahan dan

ancaman dengan cara rutin melakukan promosi desa wisata, menjaga mutu kawasan wisata.

6. Kesimpulan dan Rekomendasi

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan pariwisata pedesaan di desa lhokreukam masih mengandalkan daya tarik alam, yaitu pantai pesisir, pasir setumpuk dan wisata bahari bawah lautnya dan sesuai dengan teori mengenai desa wisata, desa ini sangat cocok untuk dikembangkan sebagai desa wisata berdasarkan komponen dari desa wisata itu sendiri.

Adapun rekomendasi masterplan perencanaan desa wisata lhokreukam adalah sebagaiberikut :

Gambar 3. Letak Geografis Desa Lhokrukam

Gambar 4. Rekomendasi Penzonaan Kawasan

(20)

Gambar 6. Rekomendasi rencana pintu gerbang

Gambar 7. Rekomendasi akses jalan menuju desa

Gambar 8. Rekomendasi landmark desa

Gambar 9. Rekomendasi Jalan setapak dalam desa

Daftar Pustaka

[1] Nuryanti, Wiendu. Concept, perspective and Challenges Tourism, Gajah Mada University Press,

Yogyakarta, 1993.

[2] Darmaji, R.S. Istilah-istilah Dunia Pariwisata, PT. Pradnya, 1992.

[3] Richardson, john and martin Fluker, Understanding

and managing Tourism, Australia : Person Education,

2004.

[4] Cooper, et. Al, Tourism Principle and pratice, 3nd ed, Perntice hall, Newyork, 2005.

[5] Sukawi, Mencari Potensi Kota Lama Semarang,Enclosure Volume 7 No. 1, 2008

[6] Yoeti, Oka, Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, Jakarta : PT. Pradnya Paramita, 2002.

[7] Inskeep, Edward, Tourism Planning: An Integrated

and sustainable Approach,Van Nostrand Reinhold,

New York, Inc, 1991.

[8] Sastropoetro. Santoso, Partisipasi, Komunikasi Dan

Persuasi Dan Disiplin DalamPembangunan Nasional,

(21)

PENGUJIAN KINERJA PENCARIAN DATA

Yulia Agustina Dalimunthe

Staf Pengajar Sistem Informasi STT-Harapan

E-mail: Yuliaagustina_dalimunthe@yahoo.co.id

Abstract

The database is already a mandatory requirement for program makers in designing an application relating to records or transactions that require continuous data, the database is used as a data center that can be used to take out a policy in the future. Database must consider many factors ranging from storage, security, ease of accessing the database, the database selection of many factors used speed is the most important factor in the selection of database. PostgreSQL and MySQL is a database that is widely used to store data, the database is usually combined with programming language that is easy to use ENTER to store panin formations. Postgresql and Mysql database will be made based on the speed and search from the corresponding tables in each database. Keywords: Database, PostgreSQL, MySQL.

Abstrak

Database sudah merupakan kebutuhan wajib bagi para pembuat program dalam merancang suatu aplikasi yang berkaitan dengan record-record atau pun transaksi yang membutuhkan data yang berkelanjutan, database digunakan sebagai pusat data yang bias digunakan untuk mengambil suatu kebijakan kedepannya.Pemilihan database tentunya mempertimbangkan banyak factor mulai dari kapasitas penyimpanan, keamanan, kemudahan pengaksesan database, dari banyak factor pemilihan database yang digunakan kecepatan merupakan faktor yang paling utama dalam pemilihan database.PostgreSQL dan MySQL merupakan database yang banyak digunakan untuk menyimpan data, database tersebut biasanya dikombinasikan dengan bahasa pemrograman sehingga mudah digunakan untuk menyim panin formasi yang di inginkan.Pengujian database Postgresql dan Mysql akan dilakukan berdasarkan kecepatan dan pencarian data dari tabel yang sesuai di masing-masing database.

Kata Kunci: Database, PostgreSQL, MySQL.

1. Pendahuluan

Database atau juga sering disebut sebagai basis data adalah kumpulan dari item-item data yang saling berhubungan satu dengan lainnya yang diorganisasikan berdasarkan sebuah skema atau struktur tertentu, tersimpan dihardware komputer dan dengan software untuk melakukan manipulasi untuk kegunaan tertentu (Dewi Kusumawati, 2015).

Database adalah suatu aplikasi yang menyimpan sekumpulan data untuk membuat, mengakses, mengatur, mencari, dan menyalin data yang ada didalamnya(Gregorius Agung, 2014).

Database adalah kumpulan informasi yang terorganisasi dan disajikan untuk tujuan khusus. Basis data terkomputerisasi dapat di up-date, file bisa terorganisasi, dan informasi dapat dibaca, dicari dengan cepat, dan di retrieve menggunakan komputer (Tominanto, 2013).

Softwareuntuk melakukan manipulasi pada

database disebut dengan Database Management

System (DBMS) (Dewi Kusumawati, 2015).

DBMS adalah bagian perangkat lunak yang didesain untuk mempermudah pekerjaan dalam

pengolahan data. Dengan penyimpanan data ke dalam suatu DBMS, akan lebih mudah daripada menyimpannya ke dalam sistem file. DBMS dapat digunakan untuk mengolah data secara efisien (Tominanto, 2013).

Banyaknya database yang beredar di pasaran membuat banyak programmer bebas memilih jenis

database yang bisa dipergunakan untuk membuat

program aplikasi database, tetapi dari sekian banyak database yang beredar, ada beberapa database yang merupakan database favorit yang banyak dipergunakan oleh software developer beberapa diantaranya adalah MySQL, Microsoft SQL Server, SQLite, Microsoft Access, dan PostgreSQL untuk pembahasan pada tugas akhir ini penulis menggunakan database MySQL dan PostgreSQL( Gregorius Agung, 2014).

2. PostgresSQL

PostgreSQL atau disebut Postgres merupakan

salah satu dari sekian banyak database besar yang ada, yang menawarkan skalabilitas, keluwesan, dan kinerja yang tinggi bagi user.

(22)

Postgres pertama kali muncul pada tahun 1996.PostgresSQL merupakan database server untuk mengolah data yang bersifat open source, dan memiliki lisensi GPL (General Public License) serta merupakan salah satu dari sekian banyak database

server yang ada.

Postgres adalah ORDBMS (Object Relational

Database Management System) yang bersifat open source(Dewi Kusumawati, 2015).

Beberapa fitur PostgreSQL adalah sebagai berikut :

1. Inheritance, dimana satu table dapat diturunkan

model dan beberapa karakteristik dari table lainnya.

2. Multi Version Concurrency Control (MVCC),

dimana user diberi data snapshot ketika suatu perubahan dilakukan sampai commit.

3. Rules, dimana suatu query DML yang

dikirimkan ke serverakan mengalami penulisan ulang (rewrite). Ini terjadi sebelum diproses lebih lanjut oleh query planner.

4. Dan berbagai fitur lainnya.

Adapun beberapa kelebihan yang dimiliki PostgreSQL adalah sebagai berikut:

1. Forking (arsitektur multiproses) yang dimana

memiliki kestabilan yang tinggi.

2. Dalam kondisi load tinggi (jumlah koneksi simultan yang besar) yang dimana PostgreSQL mendukung locking dilevel rendah.

3. Memiliki fitur OO yang dimana OO ini seperti pewarisan tabel dan tipe data, mendefenisikan sebuah tabel yang mewarisi defenisi tabel lain. 4. Menyedikan hampir semua fitur-fitur dalam

pengolahan database.

5. Memiliki tipe data geometri seperti : titik, garis, poligon, lingkaran.

6. Memiliki kemampuan mendefenisikan field sebagai array.

7. Memiliki hampir semua fasilitas standar yang biasa diinginkan.

8. Memiliki rule yang dimana tindakan custom saat dieksekusi bisa didefenisikan saat tabel di

insert,update,ataupun delete.

9. Memiliki kemampuan konektifitas pada database dan hampir semua database pada Linux.

10. Memiliki kemampuan menampung data spasial, sehingga bisa digunakandalam pembuatan situs berbasis Web GIS.

11. Memiliki lisensi GPL(General Public License) didistribusikan secara gratis.

12. Mendukung banyak jenis bahasa pemrograman. 13. Alternatif bagi sistem data open sourcelain

seperti MySQL.

PostgreSQL merupakan salah satu DBMS yang digunakan untuk menyimpan data dan bersifat open source.Untuk dapat menyimpan data spasial, PostgreSQL membutuhkan plugin tambahan yaitu PostGIS.

Tipe data PostGreSQL antara lain:

1. numerik (integer dan numeric).

2. string atau teks (char dan VarChar).

3. interval.

4. timestamp.

5. date.

Selain itu PostGreSQL juga menyediakan tipe data geometrik terutama dalam kaitannya untuk PostGIS dan byte (Nasytha Nur, et al, 2014).

3. MySQL

My Structured Query Language (MySQL) adalah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL atau DBMS yang multithtread, multiuser, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi (GPL)General Public License(Tominanto, 2013).

MySQL memiliki beberapa keistimewaan, antara lain :

1. Portabilitas yang dimana MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, dan masih banyak lagi.

2. Memiliki lisensi GPL(General Public License) didistribusikan secara gratis.

3. Multi-userdimana MySQL dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu yang bersamaan. 4. Memiliki performance tuning dimana memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu. 5. Memiliki beragam tipe data seperti signed /

unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan lain-lain.

6. Memilikioperator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query).

7. Memiliki beberapa lapisan keamanan seperti level

subnetmask, namahost, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi.

8. Memiliki kemampuan menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 miliar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.

9. MySQL menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT) dalam melakukan koneksifitas.

10. MySQL memiliki lebih dari dua puluh bahasa dalam mendeteksi pesan kesalahan dapat mendeteksi pesan kesalahan, meski pun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya. 11. Memilikiantar muka (interface) terhadap berbagai

aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).

(23)

12. Dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool)yang dapat digunakan untuk administrasi basis data. 13. Memilikistruktur tabel yang lebih fleksibel dalam

menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun

Oracle(Rivaldi Masuara, 2015).

Kemampuan lain yang dimiliki MySQL adalah mampu mendukung Relasional Database Manajemen System (RDBMS), sehingga dengan kemampuan ini MySQL akan mampu menangani data-data sebuah perusahaan yang berukuran sangat besar hingga berukuran Giga Byte(Tominanto, 2013).

MySQL adalah RDBMS yang cepat dan mudah digunakan, serta sudah banyak digunakan untuk berbagai kebutuhan ( Gregorius Agung, 2014). hal-hal yang membuat MySQL populer :

1. berlisensiopen source, sehingga penggunaan secara gatis.

2. Program yang powerfull dan menyediakan fitur yang lengkap.

3. Berbentuk standar bahasa data SQL.

4. Bekerja dengan baik dengan sistem operasi lain seperti bahasa pemograman PHP, PERL, C, C++, dan lain-lain.

5. Bekerja dengan baik bahkan dengan data set yang banyak.

6. Mendukung banyak database, sampai 50 juta baris atau lebih dalam suatu table.

4. Metode Pencarian Data

Pengujian kinerja database MySQL dan PostgreSQL pada sistem yang dirancang penulis hanya berdasarkan waktu atau biasa disebut dengan

execution time. Pengujian dilakukan menggunakan 2

(dua) database yang berbeda dan tentunya memiliki struktur database yang berbeda baik dari cari pengaksesan dan koneksinya, untuk memudahkan pengujian dibuat beberapa aturan sehingga pengujian akan lebih mudah dilakukan, beberapa aturannya adalah sebagai berikut :

1. Masing-masing memiliki sebuah database dengan nama harapan.

2. Tabel pada database harapan diberi nama tabel uji yang memiliki sebuah field nama denga tipe

char ukuran 100.

3. Field pada tabel tidak memiliki primary key dan index key.

4. Record yang disimpan sebanyak 20 karakter

dengan kombinasi huruf besar, huruf kecil dan angka.

5. Record yang disimpan dihasilkan dari proses

pengambilan file text yang berisi karakter acak dengan setiap barisnya terdiri dari 20 karakter. 6. Konektivitas ke service database menggunakan

ODBC sehingga pengaturan koneksi ke MySQL ataupun PostgreSQL dilakukan di OBDC.

7. Koneksi yang dilakukan pada visual basic.net

2010 menggunakan ADODB untuk MySQL dan

PostgreSQL.

Aturan ataupun kondisi dari pengujian tersebut akan diterapkan pada sistem yang dirancang, untuk pengujian kecepatan baik dari proses penyisipan dan pencarian pesan dapat diliat dari tabel jumlah record dibawah ini :

Tabel 1. Jumlah dan Waktu Pengujian Penyisipan

Tabel diatas merupakan hasil pengujian yang dilakukan secara manual dengan menggunakan perintah insert didalam database PostgreSQL dan MySQL, perintah dijalankan pada query editor bawaan PostgreSQL dan sedangkan MySQL digunakan software navicat sebagai software tambahan untuk management database MySQL.

Waktu eksekusi dari tabel penyisipan diatas berbeda untuk setiap komputer dan bergantung kepada processor dan memori yang tersedia, analisa berikutnya adalah pencarian data atau record yang ada didalam tabel. Untuk pencarian data dikarenakan data yang dimiliki oleh masing-masing tabel belum tentu sama maka pencarian akan dilakukan berdasarkan kemiripan karakter yang ada didalam tabel PostgreSQL maupun MySQL, berikut hasil pencariannya dengan jumlah huruf 2 karakter sampai dengan 4 karakter dengan record yang ada didalam tabel sebanyak 100000 record.

Tabel 2 Waktu Pengujian Pencarian

Pengujian pencarian dilakukan dengan menggunakan SQL Query PostgreSQL dan navicat, waktu hasil pencarian juga bisa berbeda tergantung kecepatan processor dan memori yang digunakan.

Perancangan sistem merupakan gambaran dari sistem yang akan dibuat dalam hal ini adalah aplikasi pengujian kecepatan database PostgreSQL dan MySQL dalam hal penyisipan dan pencarian.

Use case class digunakan untuk memodelkan

dan menyatakan unit fungsi/layanan yang disediakan oleh sistem (or bagian sistem : subsistem atau class) ke pemakai, berikut adalah use case diagram yang

(24)

penulis untuk memodelkan sistem yang akan dirancang :

Gambar 1. Use Case Diagram Sistem

Class diagram digunakan untuk menampilkan

kelas-kelas dan paket-paket di dalam sistem. Class

diagram memberikan gambaran sistem secara statis

dan relasi antar mereka. Biasanya, dibuat beberapa

class diagram untuk sistem tunggal. Beberapa

diagram akan menampilkan subset dari kelas-kelas dan relasinya. Dapat dibuat beberapa diagram sesuai dengan yang diinginkan untuk mendapatkan gambaran lengkap terhadap sistem yang dibangun.

Class diagram adalah alat perancangan terbaik

untuk tim pengembang. Diagram tersebut membantu pengembang mendapatkan struktur sistem sebelum kode ditulis, dan membantu untuk memastikan bahwa sistem adalah desain terbaik, berikut adalah

class diagram dari aplikasi yang dirancang :

Gambar 2. Class Diagram Sistem

Perancangan program digunakan untuk menggambarkan desain dari program yang akan

dirancang, pada aplikasi ini terdiri dari 5 (lima) buah

form yang bisa digunakan dimulai dari form login

sampai dengan form tentang penulis, berikut adalah rancangannya :

1. Desain Form Login

Desain Form login merupakan desain dari sistem yang digunakan sebagai security form bagi pengguna sistem, berikut adalah desain dari sistem yang dirancang :

Gambar 3. Desain Form Login

Adapun keterangannya sebagai berikut : 1. Judul dari form yang dirancang.

2. Menampilkan gambar icon dari form yang dirancang.

3. Judul dari form.

4. Textbox yang digunakan untuk memasukkan

username.

5. Textbox yang digunakan untuk memasukkan

password.

6. Tombol untuk login berdasarkan username dan

password.

7. Tombol untuk keluar dari aplikasi. 2. Desain Form Utama

Desain form utama merupakan desain dari form utama yang digunakan untuk memanggil form yang ada, berikut adalah desain dari form utama yang dirancang :

Gambar 4. Desain Form Utama

Adapun keterangannya sebagai berikut : 1. Judul dari form utama yang dirancang.

Gambar

Gambar 3. Bentuk spesimen uji tarik standar ASTM E8 untuk uji metal
Gambar 2. Bentuk Cawan Lebur
Gambar  hasil  rancang  bangun  dapur  lebur alumunium dengan kapasitas 20 kg dapat dilihat pada gambar 3, berikut
Gambar 1. Peta lokasi DesaLhokreukam Sumber: Google map
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rangkuman Hasil Wawancara Pengembangan sumber daya manusia pada masyarakat pesisir pantai di Kecamatan Tabukan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe untuk saat ini

Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk mengurangi laba

Penelitian ini menggunakan analisis data panel dengan metode Fixed Effect Model (FEM). Metode ini dipilih karena merupakan model terbaik berdasarkan beberapa hasil uji

Kemudian pada peraturan pelaksanaannya diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Kep.235/Men/2003 Tanggal 31 Oktober 2003

Lokasi pemasangan/pemeliharaan PJU dengan akses yang cukup sulit seperti melewati gang-gang kecil sehingga dapat menghambat proses penanganan

Setelah wawancara dengan keluarga penderita tersebut, mereka mengatakan tidak mengetahui bahwa penyakit kusta merupakan penyakit menular, disamping itu

Gambar IV.5 Use Case Diagram Mengelola Data Seleksi Karyawan dan Info lowongan Halaman Administrator

1) Untuk menginvestigasi pengaruh variabel struktur aktiva, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, beban pajak, dan laba ditahan terhadap struktur pendanaan pada PT. 2)