• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menciptakan berbagai macam jenis teknologi yang canggih. Dengan adanya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dapat menciptakan berbagai macam jenis teknologi yang canggih. Dengan adanya"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman yang sangat cepat, manusia yang maju sehingga dapat menciptakan berbagai macam jenis teknologi yang canggih. Dengan adanya teknologi menyebabkan terjadinya globlisasi pasar. Globalisasi adalah satu proses untuk meletakkan dunia dibawah satu unit yang sama tanpa dibatasi oleh sempadan dan kedudukan geografi sebuah Negara. Adanya globalisasi membuat dunia perdagangan semakin terbuka.

Untuk menghadapi globalisasi pasar, kita harus bisa mencari peluang yang ada. Hal ini disebabkan oleh banyaknya tantangan yang harus dihadapi berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki masing-masing industri dalam menghadapi ketatnya persaingan. Hanya perusahaan yang memiliki skala operasi global yang dapat terus-menerus memiliki peluang mempertahankan dan mempertinggi tingkat pertumbuhannya.

Didalam menghadapi kondisi perekonomian yang seperti saat ini, banyak perusahaan baik yang berskala besar maupun kecil, lebih memperhatikan masalah manajemen pendanaan, disamping masalah-masalah lainnya, seperti pemasaran, personalia, maupun produksi untuk mecapai tujuan usahanya. Hal ini disebabkan

(2)

karena jika suatu perusahaan bermasalah pada manajemen pendanaan bisa mempengaruhi manajemen lainnya.

Manajemen pendanaan pada hakekatnya menyangkut keseimbangan finansial didalam perusahaan yakni keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang dibutuhkan beserta mencari susunan kualitatif dari aktiva dan pasiva tersebut dengan sebaik-baiknya.

Pemilihan susunan kualitatif dari aktiva akan menentukan struktur kekayaan perusahaan, sedangkan pemilihan susunan kualitatif dari pasiva akan menentukan struktur finansial (struktur pendanaan) dan struktur modal perusahaan (Bambang, 1995:13).

Pada prinsipnya, setiap perusahaan membutuhkan dana. Dana perusahaan digunakan untuk menjalankan usaha, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pemenuhan dana tersebut dapat berasal dari sumber intern atupun sumber ekstern. Namun umumnya perusahaan cenderung menggunakan modal sendiri sebagai modal parmanen ketimbang modal asing yang hanya digunakan sebagai pelengkap apabila dana yang diperlukan kurang mencukupi. Karena itu, para manajer keuangan dengan tetap memperhatikan cost of capital perlu menentukan struktur pendanaan dalam upaya menetapkan apakah kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dengan modal sendiri ataukah dipenuhi dengan modal asing.

Dalam melakukan keputusan pendanaan, perusahaan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi sumber-sumber dana ekonomis

(3)

guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya. Untuk itu, dalam penetapan struktur pendanaan, perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai variabel yang mempengaruhinya. Weston dan Brigham (1985:198) mengemukakan beberapa variabel yang mempengaruhi struktur pendanaan perusahaan; tingkat pertumbuhan penjualan yang akan datang, stabilitas penjualan yang akan datang, struktur industri saingan, struktur aktiva perusahaan, posisi pengendalian dan sikap terhadap resiko para pemiliki dan manajemen, sikap para pemberi pinjaman terhadap perusahaan dan industri.

Menurut Weston dan Copeland (1989:3) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi struktur pendanaan dari perusahaan adalah tingkat pertumbuhan penjualan, stabilitas penjualan, karakteristik industri, struktur aktiva, sikap manajemen dan sikap pemberi pinjaman. Selain itu, R. Agus (1998:326) mengemukakan bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi struktur pendanaan adalah tingkat penjualan, struktur asset, tingkat pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan pajak, attitude management, kondisi intern perusahaan.

Struktur pendanaan merupakan salah satu keputusan penting dari manejer pendanaan dalam meningkatkan profitabilitas bagi kemakmuran pemilik perusahaan. Oleh karena itu, kemakmuran para pemegang saham dapat dijadikan sebagai dasar analisis dan tindakan rasional dalam proses pembuatan keputusan. Untuk itu, bagi suatu perusahaan dalam memutuskan modal mana yang akan

(4)

diambil, apakah sebaiknya menggunakan modal sendiri ataukah dengan modal asing, secara finansial penambahan modal tersebut harus dapat meningkatkan kemakmuran pemilik.

Dengan mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel struktur pendanaan dan pengaruhya bersama beban bunga dan return on asset terhadap rentabilitas modal sendiri, dapat membantu PT. HM. Sampoerna, tbk dalam menentukan bagaimana seharusnya pemenuhan kebutuhan dana harus dilakukan sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham (pemilik) dapat tercapai melalui peningkatan rentabilitas modal sendiri.

Berdasarkan pemikiran di atas, peneliti tertarik untuk meneliti variabel-variabel yang mempengaruhi struktur pendanaan dan pengaruhnya bersama beban bunga, return on asset terhadap rentabilitas modal sendiri pada PT. HM. Sampoerna, tbk di Bursa Efek Jakarta.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah analisis struktur pendanaan dan rentabilitas modal sendiri adalah:

1) Apakah ada pengaruh signifikan dari variabel struktur aktiva, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, beban pajak, dan laba ditahan terhadap struktur pendanaan pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna, tbk.

(5)

2) Apakah ada pengaruh signifikan variabel struktur pendanaan, beban bunga dan return on asset terhadap rentabilitas modal sendiri pada PT. HM. Sampoerna, tbk.

3) Variabel apakah yang paling berpengaruh terhadap struktur pendanaan pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna, tbk.

4) Variabel apakah yang paling berpengaruh terhadap rentabilitas modal sendiri pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna, tbk.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini, antara lain :

1) Perusahaan yang akan diteliti hanya PT. H.M. Sampoerna, tbk.

2) Laporan keuangan yang akan digunakan adalah laporan keuangan dari tahun 1991 sampai tahun 2002. Masa krisis dimasukkan karena bagi perusahaan yang bergerak dibidang industri rokok tidak terlalu berpengaruh. Hal ini disebabkan masih adanya minat atau kebutuhan masyarakat akan rokok.

3) Program komputer yang digunakan untuk menganalisis data adalah Excel dan Eviews 3.0.

4) Struktur pendanaan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya (Weston dan Copeland, 1989:3).

(6)

5) Rentabilitas Modal Sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto, 1995:44).

6) Metode Two-Stage Least Square (TSLS) adalah metode dengan dua persamaan yang simultan.

1.4 Tujuan Penelitian

1) Untuk menginvestigasi pengaruh variabel struktur aktiva, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, beban pajak, dan laba ditahan terhadap struktur pendanaan pada PT. HM. Sampoerna, tbk.

2) Untuk menginvestigasi pengaruh variabel struktur pendanaan, beban bunga dan return on asset terhadap rentabilitas modal sendiri pada PT. HM. Sampoerna, tbk.

3) Untuk mengetahui dari kelima variabel yang mempengaruhi struktur pendanaan, variabel manakah yang paling berpengaruh signifikan terhadap struktur pendanaan pada PT. HM. Sampoerna, tbk.

4) Untuk mengetahui dari ketiga variabel yang mempengaruhi rentabilitas modal sendiri, variabel manakah yang paling berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri pada PT. HM. Sampoerna, tbk.

(7)

1.5 Manfaat Penelitian

1) Sebagai bahan masukan manejer pendanaan untuk dijadikan pertimbangan dalam penentuan struktur pendanaan dan upaya meningkatan rentabilitas modal sendiri pada PT. HM. Sampoerna, tbk.

2) Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, informasi dan wawasan teoritis khususnya masalah struktur pendanaan dan pengaruh struktur pendanaan, beban bunga dan return on asset terhadap rentabilitas modal sendiri.

1.6 Hipotesis

1) Diduga struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, beban pajak, laba ditahan berpengaruh signifikan terhadap struktur pendanaan pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna.

2) Diduga struktur pendanaan, beban bunga dan return on assets berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna.

3) Diduga struktur aktiva yang paling berpengaruh signifikan terhadap struktur pendanaan pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna.

4) Diduga struktur pendanaan yang paling berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna.

(8)

1.7 Metodologi Penelitian

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

Ada berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini digunakan dua cara untuk mengumpulkan data antara lain:

1. Data Sekunder

Metode penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan konsep-konsep teoritis mengenai “Analisis variabel–variabel yang mempengaruhi struktur pendanaan dan pengaruhnya bersama beban bunga, return on asset terhadap rentabilitas modal sendiri pada PT. H.M. Sampoerna”, agar dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas dalam melakukan pembahasan masalah. Untuk data-datanya penulis mengambil dari buku Capital Directory Market Indonesian (CDMI) di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

2. Koresponden

Koresponden adalah suatu cara mengumpulkan data dengan cara mengirim berita kepada pengelola perusahaan melalui email. Penulis mengirim email kepada pengelola perusahaan yaitu bapak Sutardi selaku humas PT Hanjaya Mandala Sampoerna untuk mendapatkan informasi dan keterangan-keterangan tentang PT Hanjaya Mandala Sampoerna serta buku annual report yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian.

(9)

Email tersebut dibalas oleh bapak Sutardi dan beliau juga mengirimkan annual report yang penulis perlukan.

1.7.2 Metode Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini untuk mengambil sampel digunakan sampling aksidental. Sampling aksidental adalah teknik penentuan sample, berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan penulis dapat digunakan sebagai sample, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan sumber data.

1.7.3 Metode Analisis Data

Setelah memperoleh data yang dibutuhkan, kemudian dianalisis dengan cara sebagai berikut :

1) Rentabilitas Modal Sendiri

Dalam mencari atau menghitung prosentase rentabilitas modal sendiri, dapat menggunakan rumus, sebagai berikut (Riyanto Bambang, 1995:44) :

Laba sesudah pajak

Rentabilitas Modal Sendiri = x 100% Modal sendiri

(10)

2) Struktur Pendanaan

Struktur pendanaan dapat diketahui dengan menggunakan rumus, sebagai berikut (Masidonda, 8):

Total Hutang

Struktur Pendanaan = x 100% Total Modal sendiri

3) Struktur Aktiva

Struktur aktiva dapat diketahui dengan menggunakan rumus, sebagai berikut (Masidonda, 9):

Aktiva Tetap

Struktur Aktiva = x 100% Total Aktiva

4) Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan dapat diketahui dengan rumus, sebagai berikut (Masidonda, 9):

Penjualan t

Pertumbuhan Penjualan = x 100% Penjualan t – 1

5) Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Masidonda, 9).

6) Beban Pajak

Beban pajak dapat diketahui dengan menggunakan rumus, sebagai berikut (Masidonda, 9):

(11)

Beban Pajak

Beban Pajak = x 100% Laba sebelum pajak

7) Laba ditahan

Laba ditahan merupakan pengukuran besarnya laba ditahan yang dinyatakan dalam prosentase dapat di ketahui dengan menggunakan formula (1-c) dimana c = % laba dibagi (Masidonda, 10).

8) Beban Bunga

Beban bunga dapat diketahui dengan menggunakan rumus, sebagai berikut (Masidonda, 10): Beban Bunga Beban Bunga = x 100% Total Hutang 9) Return on asset

Return on asset dapat diketahui dengan membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak dengan total aktiva (Masidonda, 10).

EBIT

Return on asset = x 100% Total Aktiva

10) Metode Two-Stage Least Square

Pada penelitian ini penghitungan regresi dilakukan dua langkah. Karena antar variabel hubungannya adalah simetri rekursif (Masidonda, 10). Regresi berganda dengan dua persamaan tunggal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

(12)

(1) SP = a0 + a1 SA + a2 SG + a3 FZ + a4 Tax + a5 LYD + f (2) RMS = b0 + b1 Y + b2 bunga + b3 ROA + e

Dimana : SP = Struktur Pendanaan SA = Struktur aktiva

SG = Pertumbuhan penjualan FZ = Ukuran perusahaan Tax = Beban pajak LYD = Laba yang ditahan

RMS = Rentabilitas Modal Sendiri Bunga = Beban bunga

ROA = Return on Assets

Model di atas merupakan model simultan. Estimasi model tersebut menggunakan metode two stage least square (TSLS). Metode two stage least square digunakan untuk meminimalkan bias simultan yang ada dalam model simultan tersebut. Sehingga yang akan diteliti lebih lanjut hanya persamaan kedua saja.

1.7.4 Pengujian Hipotesis

Agar persamaan regresi tersebut dapat menjawab hipotesis dari penelitian maka di uji dengan tahapan sebagai berikut :

(13)

a. Uji Tanda

Uji tanda digunakan untuk menentukan apakah antara nilai-nilai yang terpasang terdapat perbedaan yang signifikan. Namun demikian, besaran-besaran (nilai) yang sesungguhnya tidak dipakai, melainkan secara sederhana hanya menggunakan tanda + (plus) dan – (minus). Apabila kedua nilai yang berpasangan tidak berbeda (sama besarnya), maka pasangan nilai yang bersangkutan tidak dihitung dan sisa pasangan nilai-nilai yang berbeda saja yang dipakai dalam uji ini.

b. Uji Signifikasi

Uji Signifikasi ini bertujuan untuk menguji apakah besarnya koefisien regresi yang diperoleh cukup signifikan secara uji statistik. Uji ini terdiri dari tiga hal yaitu :

1) Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Uji t dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a). Merumuskan bentuk hipotesis

Ho : ß = 0 (koefisien regresi tidak signifikan) Ha : ß ≠ 0 (koefisien regresi signifikan)

(14)

b). Menentukan besarnya α c). Hitung nilai t dengan rumus :

b – ß

t =

Sb

Dimana : ß = Slope dari garis regresi populasi b = Distribusi sampling

Sb = Standard error of the regression d). Kriteria penolakan dengan penerimaan hipotesis :

Uji t dilakukan dengan cara nilait t sig : α, kemudian akan diketahui apakah Ho : akan diterima atau ditolak.

Kriteria keputusan :

a. Jika t sig lebih kecil dari α, maka Ho diterima (signifikan) b. Jika t sig lebih besar dari α, maka Ho ditolak (tidak signifikan) Pada penelitian ini uji t dilakukan dengan menggunakan program eviews 3.0.

2) Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen yang digunakan secara bersama-sama signifikan atau tidak signifikan terhadap variabel dependen. Uji F dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(15)

a). Merumuskan bentuk hipotesis

Ho : ß = 0 (koefisien regresi tidak signifikan) Ha : ß ≠ 0 (koefisien regresi signifikan) b). Menentukan besarnya α

c). Hitung nilai F dengan rumus : F hit =

(

(

)

)

k n R k − − − 2 1 1

Dimana : k = Jumlah Variabel n = Jumlah Data

R2 = Koefisien Determinan

d). Kriteria penolakan dengan penerimaan hipotesis :

Uji t dilakukan dengan cara nilait F sig : α, kemudian akan diketahui apakah Ho : akan diterima atau ditolak.

Kriteria keputusan : Ho diterima bila α < F sig Ho ditolak bila α > F sig

Pada penelitian ini uji F dilakukan dengan menggunakan program eviews 3.0.

3) Uji R2 (Koefisien determinasi)

Uji ini dilakukan untuk mengukur presentase variabilitas yang dijelaskan oleh variabilitas X. Nilai untuk R2 adalah 0 atau 1. Untuk

(16)

R2 = 0 mempunyai arti bahwa tidak ada variabilitas Y yang dapat dijelaskan oleh X (tidak ada korelasi antara Y dan X). Sedangkan untuk R2 dapat disimpulakan bahwa variabilitas dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas independent adalah sebesar R2 atau variabilitas dependen yang dipengaruhi variabilitas independen sebesar R2, sedangkan sisanya sebesar 1 - R2 adalah variabilitas dependen yang tidak dapat dijelaskan oleh variabilitas independen.

c. Uji Terhadap Asumsi Klasik

Uji ini berguna untuk membuktikan apakah persamaan regresinya betul-betul dapat memenuhi asumsi klasik yang terdiri :

1). Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent. Untuk mengetahui apakah terdapat multiko dalam model regresi, ada tiga pedoman yaitu :

a). Apabila korelasi antara dua variabel bebas lebih tinggi disbanding korelasi salah satu atau kedua variabel bebas tersebut dengan variabel terikat (Pindyk & Rubinfeld, 1990:89).

(17)

b). Gujarati (1995:335) lebih tegas mengatakan, “Bila korelasi antara dua variabel bebas melebihi 0,8 maka multikolinearitas menjadi masalah yang serius”.

c). Adanya statistik F dan koefisien determinasi yang signifikan namun diikuti dengan banyaknya statistik t yang tidak signifikan. Perlu diuji apakah sesungguhnya X1 atau X2 secara sendiri-sendiri tak mempunyai pengaruh terhadap Y; atau adanya multikolinearitas yang serius menyebabkan koefisien mereka menjadi tidak signifikan. Bila dengan menghilangkan salah satu, yang lainnya menjadi signifikan, besar kemungkinan ketidaksignifikanan variabel tersebut disebabkan adanya multikolinearitas yang serius (Ananta, 1987:91).

2). Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas.

(18)

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi adalah dengan uji white. Bila nilai χ2 hitung (nilai Obs* R Squared) > nilai χ2 tabel, missal dengan derajat kepercayaan α=5%, baik untuk cross terms maupun no cross terms, maka dapat disimpulkan model empirik diatas tidak lolos uji heteroskedastisitas (Kuncoro, 2004:108).

3). Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Untuk menguji normalitas dalam model empirik dapat dilakukan dengan statistik Jarque-Bera (JB). Semakin kecil nilai probabilitas statistik JB (mendekati 0.000), kita dapat menolak hipotesis bahwa residual berdistribusi normal (Kuncoro, 2004:94).

4). Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

(19)

dinamakan ada problem autokorelasi. Dasar-dasar pengambilan keputusannya dengan menggunakan DW sebagai berikut :

• Bila nilai DW lebih besar daripada batas atas (Upper bound, U), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol. Artinya tidak ada autokorelasi positif.

• Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah (Lower Bound, L), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol. Artinya ada autokorelasi positif.

• Bila nilai DW terletak diantara batas atas dan batas bawah, maka tidak dapat disimpulkan.

1.8 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan tentang manajemen keuangan, struktur modal, struktur pendanaan, rentabilitas modal sendiri, metode Two-Stage Least Square, pengukuran skewness.

(20)

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam bab ini berisi tentang bursa efek Jakarta (tempat pengambilan data) dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna (perusahaan yang diteliti), serta kondisi umum struktur pendanaan dan rentabilitas modal sendiri.

BAB IV ANALISIS DATA

Dalam bab ini menguraikan tentang pengolahan data terhadap hasil penelitian dengan metode Two Stage Least Square (TSLS) dan pengujian asumsi-asumsi klasik.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang ditujukan sebagai bahan pertimbangan.

Referensi

Dokumen terkait

Disc memiliki granul atau butiran-butiran menyerupai pasir yang rapat, juga oral plate dan Oral shield (Ophiuridae).. Tidak terdapat

Anemia Defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena

ADAM MIKHAEIL BIN MOHD ZULKIFLI SEKOLAH KEBANGSAAN BUKIT TOK BENG ADIBAH NUR AQILAH BINTI RUSLI SK KERANDANG. AHMAD

Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk

04 SISTEM JAMINAN MUTU Tersedianya sistem jaminan mutu produk akuakultur yang diterapkan mulai dari pembenihan hingga pembesaran, melalui penyusunan standar, penerapan sertifikasi

Gereja Nossa Senhora do Rosario adalah tempat di mana warga sipil dari seluruh sub- distrik di Covalima mengungsi dari Januari sampai September 1999 karena anggota

DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari system, dimana data disimpan, proses apa