PEMENUHAN BAHAN BAKU BERMUTU
DARI PERIKANAN BUDIDAYA
Oleh:
Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya
01
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Indonesia berada di kawasan tropis yang memiliki keanekaragaman hayati ikan yang sangat besar, yang membuka peluang untuk pengembangan budidaya multi-spesies
02
LUAS LAHAN
Luas lahan perikanan budidaya masih luas, 17,91 juta hektar, dengan potensi pengembangan yang besar, karena tingkat pemanfaatan lahan baru mencapai 5,35%.
03
Komoditas
Unggulan
untuk
Ekspor dan Ketahanan Pangan
Komoditas unggulan perikanan budidaya memiliki daya saing yang tinggi di pasar ekspor dan mampu berperan sebagai penopang ketahanan pangan, seperti udang, nila, rumput laut, kerapu.
05
PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA
Perikanan budidaya berpotensi menyerap banyak tenaga kerja dan memunculkan wirausahawan baru Karena memiliki karakteristik kerakyatan, mudah diaplikasikan, dan cepat dipanen,
06
Digitalisasi Usaha Marikultur
Perikanan budidaya memanfaatkan teknologi 4.0 melalui automatisasi sistem produksi dan digitalisasi tata niaga, sehingga rantai pasok semakin efisien dan keuntungan pembudidaya meningkat.
KEKUATAN DAN PELUANG
PERIKANAN BUDIDAYA
04
SISTEM JAMINAN MUTU
Tersedianya sistem jaminan mutu produk akuakultur yang diterapkan mulai dari pembenihan hingga pembesaran, melalui penyusunan standar, penerapan sertifikasi CBIB, CPIB, CPPIB, registrasi pakan dan obat ikan, monitoring residu, dan surveillance penyakit ikan7
01
02
03
04
INOVASI TEKNOLOGI
PRODUKSI UNTUK
MENDORONG
EFISIENSI
MARKET-ORIENTED DAN
FOOD SAFETY UNTUK
MENJAMIN
KUALITAS
MENDORONG
KEBERLANJUTAN
EKONOMI,
SOSIAL & LINGKUNGAN
INTEGRASI
HULU-HILIR DAN
SINERGITAS
STAKEHOLDERS
Peningkatan produksi melalui intensifikasi lahan budidaya (revitalisasi tambak udang/bandeng dan model kluster sentra usaha)
Pengembangan komoditas unggulan bernilai ekonomis tinggi yang berorientasi pemenuhan kebutuhan pasar domestik dan ekspor
Fasilitasi permodalan, kemitraan, dan perlindungan usaha bagi kelompok pembudidaya dan industri perikanan budidaya
Sinkronisasi tata ruang perikanan budidaya berbasis Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP), Perda RZWP3K, dan RTRW
Inovasi teknologi, modernisasi, dan digitalisasi dalam sistem produksi dan rantai pasok industri perikanan budidaya
Penerapan sistem jaminan mutu produk perikanan budidaya melalui sertifikasi, standarisasi, dan traceability
Kemudahan akses perizinan dan investasi usaha bagi pelaku usaha serta didukung dengan regulasi yang kondusif
Sinergi dengan K/L, Pemda, BUMN, Swasta untuk menyediakan infrastruktur pendukung (listrik, air, jalan, cold storage, gudang, pelabuhan, bandara)
Efisiensi input produksi (induk, benih, pakan, obat, peralatan) dan penguatan prasarana (broodstock center, UPT, BBI, laboratorium)
Menjamin kualitas kesehatan ikan melalui pengendalian residu, surveillance/monitoring penyakit ikan, dan penggunaan input produksi yang sesuai ketentuan
Penerapan praktek akuakultur berwawasan lingkungan: Ecosystem Approach to Aquaculture (EAA), Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA), Penggunaan IPAL
Interkoneksi mata rantai bisnis di kawasan perikanan terintegrasi (industri pembenihan, pembesaran, pengolahan, distributor, dan pemasar lokal/ekspor)
Perekayasaan, percontohan, Peningkatan kompetensi SDM Mendorong kerjasama perdagangan
SISTEM JAMINAN MUTU NASIONAL
Mengapa
mutu harus
terjamin ?
Keamanan
pangan
Hak
Konsumen
&
tanggung
jawab
produsen
Persyaratan
Internasional
& negara
pembeli
Ekspor
Pasar
Lokal
Aturan nasional
•
UU Perikanan No 31 tahun 2004
•
UU Pangan No. 7/1996 Jo. No 18 tahun 2012
•
UU Perlindungan Konsumen No 8 tahun 1999
•
PP No 28 tahun 2004 tentang Keamanan Pangan
•
Kep MKP 02/2007 tentang CBIB
•
Per MKP 19/2010 tentang Pengendalian SJMKHP
•
Per MKP no. 52A tentang SJMKHP
Internasional
•
Codex Alimanterius Commission (FAO-WHO) Food
Hygiene, Fish & Fishery Product dll
•
FAO Code of Conduct Responsible Fisheries
(CCRF), Aquaculture Certification, dll
•
OIE Organisasi Kesehatan Ikan Dunia
Aquatic Animal Health Code, Penggunaan
antibiotic bertanggung jawab,
Persyaratan negara buyer
•
Aturan Uni Eropa 852
Good Hygienic Practice
, 83/2005 Feed hygiene, dll
•
SIMP (Seafood Import Monitoring
Progam): Traceability
•
GAP (Good Aquaculture Practices)
•
SJMKHP & implementasinya:
•
CBIB
•
Residu
•
Ketelusuran
•
GAP (Good Aquaculture Practices)
•
Ketelusuran
•
Biosecurity
NEGARA LAIN: Korea, Rusia, China
SISTEM JAMINAN MUTU NASIONAL
PERLINDUNGAN
(K3LH)
DAYA SAING
MUTU
Kepatuhan
Kesesuaian
Kepercayaan
konsensus minimal,
statik
kemungkinan
terbaik, dinamis
KRITERIA
INFRASTRUKTUR
MUTU
PENDEKATAN
SISTEMATIK
Peran Pemerintah:
Standardisasi
Sertifikasi
Akreditasi
Pemerintah
Konsumen
Pelaku usaha
KKP/BSN
KAN
Lembaga
Sertifikasi
Pasar Internasional
Pasar lokal
KETERLIBATAN PARA PIHAK DALAM SISTEM JAMINAN MUTU
•
Peran Pemerintah untuk memastikan berjalannya 3 proses: (i) Standarisasi; (ii) Sertifikasi; dan (iii) Akreditasi
•
Badan Standarisasi Nasional (BSN) menjadi koordinator standardisasi dan pendamping bagi KKP untuk fungsi
standarisasi dan sertifikasi. BSN juga mendampingi KKP dalam membina pelaku usaha untuk penerapan standar serta
mengikuti penilaian kesesuaian (sertifikasi, inspeksi, pengujian) untuk membuktikan pemenuhan standar
•
Komite Akreditasi Nasional (KAN) memastikan kegiatan penilaian kesesuaian tsb telah memenuhi persyaratan ISO 17000
•
Untuk pembuktian pemenuhan standar, dilakukan penilaian kesesuaian kepada pelaku usaha yang bisa dalam bentuk
inspeksi pengujian maupun sertifikasi
SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL
PERIKANAN BUDIDAYA
Keamanan
Pangan
Metal, pecahan kaca, Rambut, patahan kuku
BEBAS BAHAYA FISIK
Keamanan
Lingkungan
Bakteri, virus, parasite, biotoxin baik untuk
manusia atau hewan
BEBAS BAHAYA BIOLOGI
Libah, pestisida, antibiotic, zat warna
BEBAS BAHAYA KIMIA
SISTEM JAMINAN MUTU DAN
KEAMANAN HASIL
PERIKANAN (SJMKHP)
BIDANG BUDIDAYA
Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan Budidaya
PROGRESS SISTEM JAMINAN MUTU PRODUK PERIKANAN BUDIDAYA
SNI Perbenihan
• Induk & benih 90 SNI
• Pengemasan 12 SNI
SNI Produksi 95 SNI
• 5 SNI CBIB
• 90 SNI Pembesaran
SNI Pakan 23 SNI
• Bahan Baku
• Pakan
• CPPIB
SNI Metode Uji 70 SNI
SNI Sarana & prasarana 43 SNI
4.111 Unit pembudidayaan
bersertifikat CBIB
748 Unit pembenihan bersertifikat CPIB
444 Obat Ikan terdaftar
1.377 pakan terdaftar
4. SARANA BUDIDAYA
5. KOMPETENSI PERSONIL
3. PENILAIAN KESESUAIAN
2. MANAJEMEN
PROSES PRODUKSI
1.
PRODUK/HASIL
BUDIDAYA
JENIS STANDAR PERIKANAN BUDIDAYA
Ex: SNI kerapu Ukuran, bentuk,
kapan panen, kualitas
Ex:
-
SNI CBIB, ada 5 yaitu SNI CBIB
Udang, Rumput Laut, Ikan
Laut di KJA, Ikan Air Tawar,
Ikan Hias
-
SNI CPIB
Ex: SNI 19011 Bagaimana melakukan audit
atau evaluasi unit budidaya
Ex: SNI pakan, SNI benih, SNI Induk
Ex: SKKNI
(Standar kompetensi kerja nasional)
Standar
Perikanan
Budidaya
1
MANFAAT PENERAPAN STANDAR
Jaminan Mutu Produk / Jasa
Peningkatan daya saing
produk dan mendorong
persaingan dagang yang sehat
Melindungi konsumen
(kesehatan, keselamatan dan
keamanan pangan, serta
lingkungan yang bekernjutan
Mencegah pemalsuan
Meningkatkan kemampuan
pelaku usaha dalam
menciptakan inovasi
Meningkatkan kepastian
usaha, kelancaran dan
efisiensi transaksi
perdagangan di dalam
maupun di luar negeri
Sebagai dasar sertifikasi
SERTIFIKASI
PERIKANAN BUDIDAYA
IndoGAP
(2018)
CBIB
CPIB
CPPIB
LSPro
(2019-2020)
Akre
ditasi
GSSI
bench
mark
1. Harmonisasi IndoGAP dengan standar Internasional: FAO Gudelines for
Aquaculture Certification
2. Penyiapan Lembaga Sertifikasi sesuai ISO 17065 LS Proses
3. Benchmark Pengakuan GSSI (Global Sustainable Seafood Initiative)
DIAKUI
SECARA
INTERNASIONAL
PENDAFTARAN OBAT IKAN
PREMIX : 235
Dasar Hukum : Permen KP Nomor 1 tahun 2019 tentang Obat Ikan
FARMASETIK: 77
BIOLOGI (KIT DIAGNOSA) : 29
BIOLOGI (VAKSIN): 16
PROBIOTIK : 80
HERBS/ NATURAN
MEDICINES : 7
PROFILE PENYEDIA:
PRODUSEN
: 30 Perusahaan
IMPORTIR
: 107 Perusahaan
EKSPORTIR
: 3 perusahaan
PENDAFTARAN OBAT
10 Hari kerja
Uji Mutu
Uji lapang bila zaf aktifnya belum pernah ada
atau belum terdaftar di Indonesia
Menerapkan prinsip-prinsip CPOIB
Data teknis obat
3
DJPB melakukan pengawasan atas:
pemenuhan kewajiban menjaga
konsistensi
penerapan prinsip cara pembuatan obat ikan
yang baik (CPOIB);
pemenuhan kewajiban menjaga
konsistensi
mutu obat ikan.
PENGAWASAN OBAT IKAN
Audit Mutu Oleh DG Sante Uni Eropa
PENDAFTARAN PAKAN IKAN
20 Hari kerja
Uji Mutu, Uji lapang bila mutunya dibawah SNI pakan, Menerapkan
prinsip-prinsip CPPIB, Data teknis pakan
Pakan terdaftar 1377 merk
No.
Jenis Pakan
Berlaku per Juni 2020
1
Bandeng
86
2
Bawal
2
3
Bawal Bintang
7
4
Benih
159
5
Campuran
1
6
Gabus
1
7
Gurame
18
8
Ikan Hias
271
9
Induk
4
10
Jelawat
1
11
Kakap
22
12
Kerapu
27
13
Lele
125
14
Lobster
0
15
Mas
77
16
Nila
117
17
Patin
54
18
Sidat
21
19
Udang Galah
1
20
Udang Vaname
359
21
Udang windu
23
22
Kobia
1
TOTAL
1377
CPPIB (Cara Pembuatan Pakan Ikan yang Baik)
Pelayanan 15 Hari kerja
CPPIB: 60 perusahaan (28 industri; 38 pakan mandiri)
Jumlah pabrik pakan 445 (41 industry; 404 pakan mandiri (393
Kelompok & 11 UPT))
Pengendalian Pakan Ikan
Dasar Hukum: Permen KP No. 55/2018 tentang Pakan Ikan
REGISTRASI DAN PENGENDALIAN PAKAN IKAN
4
Pengawasan Pakan Ikan Dilakukan terhadap
1.
Pemenuhan kewajiban melaksanakan prinsip CPPIB dilakukan
dengan pemeriksaan lapangan.
2.
Pemenuhan kewajiban menjaga konsistensi mutu dilakukan paling
sedikit 2 (dua) kali dalam setahun;
3.
Pemenuhan kewajiban memiliki sertifikat CPPIB;
4.
Pemenuhan kewajiban pelaporan;
5.
Sertifikat pendaftaran pakan ikan dilakukan dengan pengujian
sampel Pakan Ikan yang telah mendapat Sertifikat Pendaftaran
Pakan Ikan di laboratorium terakreditasi atau ditunjuk oleh Direktur
Jenderal;
6.
Pengujian mutu dilakukan melalui pengambilan sampel sesuai
parameter pengujian saat pendaftaran pakan ikan.
Lokasi Monitoring Residu
19
PROVINSI
1. Aceh; 2. North Sumatera; 3. South Sumatera;
4.
Lampung;
5. Banten; 6. West Java; 7. Central
Java; 8. DI Yogyakarta;
9. East Java;
10. Bali; 11.
West Nusa Tenggara; 12. West Kalimantan; 13. East
Kalimantan; 14. North Kalimantan; 15. South
Kalimantan; 16. SouthEast Sulawesi; 17. Central
Sulawesi; 18. West Sulawesi; 19. South Sulawesi
1
2
3
4
Udang
Lele/Patin
Bandeng
Nila
1
2
3
4
Komoditas Monitoring Residu
MONITORING RESIDU
LABORATORIUM ACUAN DAN PENGUJIAN RESIDU TAHUN 2020
NO
LABORATORIUM NRMP
PENUGASAN
1 BBPBAT Sukabumi, Jawa Barat (LA) A1, A3, A6, B3c 2 LP2IL Serang (LA) A6, B1, B2a, B3a, B3e
3 BUSKI PM (LA) B3c
4 PMP2KP Banyuwangi, Jawa Timur (LP) A6,B3c 5 PPISHP DKI Jakarta (LP) B3c
6 PMP2KP Surabaya, Jawa Timur (LP) A6, B1, B3c 7 BBPBAP Jepara, Jawa Tengah A6
8 BBPBL Lampung A6
9 BPBAP Situbondo, Jawa Timur A6
10 PT. Mutu Agung Lestari A6, B1, B2a, B3a, B3c, B3e 11 PT. SGS Indonesia A6, B1, B2a, B3c, B3e
12 PT. Angler BioChemLab A1, A3, A6, B1, B2a, B3a, B3c, B3e 13 PMHP Medan, Sumatera Utara B3C
14 UPT Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pasuruan
A6 15 PMHP Provinsi Kalimantan Barat B3c
HASIL UJI NON COMPLIANCE 2011- 2019
TAHUN
REALISASI SAMPEL
NON
COMPLIANCE
PERSENTASE
(%)
2011
2995
70
2,3
2012
3513
36
1,02
2013
3664
14
0,38
2014
4129
15
0,36
2015
4351
0
0
2016
4365
5
0,11
2017
6776
4
0.06
2018
5053
0
0
2019
2575
2
0,08
2020
5000
???
??
96%
compliance
NOTIFIKASI UE HASIL UJI PRODUK PERIKANAN INDONESIA
-0 notifikasi : tidak pernah ada
masalah produk perikanan budidaya
Indonesia yang dieskpor ke UE
-RASSF adalah sistem peringatan
dini terhadap ketidaksesuaian produk
yang masuk ke UE
1. Penggunaan Induk Unggul / Benih Bermutu;
2. Jaminan Induk Unggul;
3. Registrasi Pakan dan Obat Ikan;
4. Monev Pakan Buatan;
5. Pembinaan Pakan Mandiri;
6. Monitoring Residu, Bahan-bahan Cemaran pada hasil budidaya;
7. Monitoring dan Pengendalian Kesehatan Ikan dan Lingkungan;
8. Pembinaan dan Sertifikasi CPIB/CBIB/CPPIB;
9. Implementasi IndoGap; dan
10. Pembinaan Kawasan Budidaya yang Berkelanjutan.
24