• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN CHECK FIXTURE BRACKET SPRING DI PT. GEMALA KEMPA DAYA JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN DAN PEMBUATAN CHECK FIXTURE BRACKET SPRING DI PT. GEMALA KEMPA DAYA JAKARTA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN CHECK FIXTURE

BRACKET SPRING

DI PT. GEMALA KEMPA DAYA JAKARTA

Agung Dwi Hantoro

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta

Email : [email protected]

ABSTRAK

Nowadays, the manufacture industry is expanding very fast, specially in developing country as Indonesia. The request of product from customers increase. Based on this condition, PT. Gemala Kempa Daya as one of manufacture industry in Indonesia takes a big step to increase production capacity. Two of components that assembled in PT. Gemala Kempa Daya are bracket spring number three and four. PT. Gemala Kempa Daya has applied conventional procces to check bracket spring. It spent a lot of time. As the answer some tools of check fixture plug gauge are made to check that components. Check fixture plug gauge is a tool that used to help checking procces dimension of a component perfectly. This tool has two parts, there are GO and NO GO. So that the result of checking procces will get bracket spring in good condition or bad condition. The aim of this study is to reduce operational time and to create work effectively by using check fixture.

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PT. Gemala Kempa Daya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan komponen otomotif underbody khususnya pembuatan frame assy dan presspart. Sebagai salah satu perusahaan produsen dibidang komponen otomotif, PT. Gemala Kempa Daya mempunyai banyak customer baik dalam negeri maupun diluar negeri.

Beberapa komponen yang dirakit di PT. Gemala Kempa Daya diproduksi oleh rekanan. Salah satu komponen yang diproduksi oleh perusahaan rekanan adalah bracket

spring. Bracket spring ini kemudian

akan dirakit di area line assy PT. Gemala Kempa Daya. Karena komponen ini cukup vital, maka kualitas dari komponen ini harus benar-benar diperhatikan baik itu dari segi visual maupun dimensi.

(2)

Selama ini proses pengecekan masih menggunakan cara manual, yaitu dengan menggunakan alat ukur

vernier caliper dan height gauge.

Pengukuran dengan cara konvensional seperti ini cukup beresiko terhadap kemungkinan produk yang NG (Not

Good). Dengan metode pengukuran

secara konvensional, maka operator yang melakukan proses pengecekan harus benar-benar menguasai penggunaan alat ukur. Selain itu waktu yang dibutuhkan dalam pengecekan sebuah bracket spring dengan alat ukur konvensional juga cukup lama, sehingga kurang efisien. Karena berbagai alasaan tersebut maka diperlukan sebuah alat yang mampu untuk mengurangi total waktu pengecekan sebuah bracket spring, dengan tidak mengurangi kualitas pengecekan yang distandarkan. Alat yang dimaksud adalah sebuah check

fixture.

B. TUJUAN

Merancang dan membuat alat bantu pengecekan dimensi pada

bracket spring yaitu berupa check fixture dan menguji efektifitas dari alat check fixture yang telah dibuat di line quality control receiving spare parts

PT. Gemala Kempa Daya.

C. BATASAN MASALAH

Permasalahan pada penelitian ini dibatasi dengan batasan sebagai berikut:

1. Alat check fixture bracket spring ini hanya akan digunakan di PT. Gemala Kempa Daya.

2. Membahas mengenai pembuatan dan sistem kerja alat.

3. Membahas mengenai pengujian alat.

4. Tidak membahas mengenai biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan alat dan perawatan alat.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian ini diantaranya:

1. Penelitian ini sebagai sarana untuk mendalami bidang manufaktur, khususnya dalam pembuatan sebuah check fixture.

2. Pembuatan check fixture ini dapat meningkatkan efisiensi biaya dalam proses produksi, yaitu dengan mempercepat proses pengecekan komponen bracket spring di PT. Gemala Kempa Daya

(3)

II. DASAR TEORI A. BRACKET SPRING

Bracket spring adalah komponen

yang berfungsi sebagai dudukan pegas daun pada chassis kendaraan. Komponen ini cukup penting karena menyangkut kenyamanan dan keselamatan dalam berkendara. Pemakaian bracket spring pada kendaraan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

B. PENGUKURAN

Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah diketahui nilainya, misalnya dengan besaran standart. Pekerjaan membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur. Sedangkan pembandingnya yang disebut sebagai alat ukur. Pengukuran banyak sekali dilakukan dalam bidang teknik atau industri. Sedangkan alat ukurnya sendiri banyak sekali jenisnya tergantung dari banyak

faktor, misalnya objek yang diukur serta hasil yang di inginkan.

C. CHECK FIXTURE

Check fixture adalah sebuah alat

ukur yang dapat digunakan untuk pengecekan dimensi lubang hasil proses manufaktur. Alat ini dapat memberikan hasil pengecekan yang teliti karena alat ini dibuat menyesuaikan dengan toleransi ukuran yang terdapat pada benda kerja yang akan diukur. Pada alat ini terdapat 2 bagian yaitu Go untuk bagian yang dapat melewati lubang dan No Go untuk bagian yang tidak dapat melewati lubang.

D. BAJA PERKAKAS

Baja perkakas merupakan jenis baja yang digunakan untuk membentuk material dalam pemesinan sehingga didesain untuk memiliki nilai kekerasan yang tinggi dan nilai ketahanan aus yang tinggi. Selain itu baja perkakas harus memiliki stabilitas

(4)

dimensi yang tinggi dan tidak mudah mengalami cracking. Baja perkakas mengandung unsur paduan seperti :

Chromium, Molybdenum, Tungsten, Mangan, dan Vanadium dalam kadar

yang cukup tinggi sehingga dibutuhkan perlakuan khusus melalui prosesnya untuk mendapatkan paduan karbida yang tepat dalam matrik martensit temper disesuaikan dengan aplikasinya. Adapun aplikasi dari baja perkakas dapat ditemukan pada peralatan permesinan seperti alat

cutting, shearing, forming, drawing, extrusion, dan rolling.

III METODOLOGI PENELITIAN

Observasi yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan mengamati secara langsung pada objek yang diteliti, misalnya dengan melakukan take time pengecekan komponen, mempelajari hasil pengecekan komponen pada check

sheet, mempelajari laporan bulanan,

dan berkonsultasi dengan pembimbing di perusahaan. Observasi dilaksanakan di line Quality Control Receiving

Spare Parts PT. Gemala

Kempa Daya Jakarta Timur.

Dari hasil observasi diketahui bahwa proses pengecekan dimensi pada beberapa komponen seperti

bracket spring 03 dan 04 masih

dilakukan secara konvensional yaitu dengan menggunakan alat ukur seperti

vernier caliper.

Alat ukur yang digunakan untuk pengecekan yaitu:

a. Height gauge dengan ketelitian hingga 0.01mm

b. Inside vernier caliper dengan

ketelitian hingga 0.01mm

(5)

c. Bevel protactor dan magnetic jig untuk mengatur sudut 90°

Cara pengecekan dimensi: 1. Bracket spring 03

a. Mengukur diameter lubang 28 +0.052/0 dengan menggunakan

inside vernier caliper.

Pengukuran dilakukan pada kedua lubang yang berdiameter 28mm.

b. Mengukur jarak 68.9 ± 0.2 dengan menggunaan inside vernier caliper. Posisi alat ukur

harus benar-benar tegak lurus terhadap bidang yang diukur.

c. Mengukur diameter lubang 13 +0.043/0 dengan menggunakan

inside vernier caliper

d. Mengatur posisi bracket spring dengan menggunakan magnetic

block dan dibantu dengan bevel protactor.

e. Mengukur jarak antara titik pusat lubang 28mm dan titik pusat lubang 13mm dengan menggunakan height gauge.

2. Bracket spring 04

a. Mengukur diameter lubang 28 +0.030/0 dengan menggunakan

(6)

b. Mengukur jarak 68.6 ± 0.2 dengan menggunakan inside

vernier caliper. Posisi alat ukur

harus benar-benar tegak lurus terhadap bidang yang diukur.

c. Mengukur diameter lubang 13 +0.043/0 dengan menggunakan

inside vernier caliper

d. Mengukur jarak antara titik pusat lubang 28mm dan titik pusat lubang 13mm dengan

height gauge.

IV PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT

4.1. Perancangan Alat a. Pemilihan Material

Dalam pemilihan material ini terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembuatan sebuah check fixture, yaitu material harus :

1) Memiliki kekerasan permukaan yang tinggi (high surface hardness). 2) Ketahanan aus yang baik

(good wear resistance) 3) Tangguh (good toughness) 4) Mudah dalam proses

pemesinan (Good

machinability),

Dari beberapa kriteria yang disebutkan diatas, terdapat beberapa material yang dapat digunakan untuk pembuatan

check fixture. Beberapa material

tersebut untuk standar JIS adalah: 1) SKS 93

2) SKS 3 3) SKD 11 4) SKD 12

Dikarenakan kemudahan dalam mendapatkan material di daerah Jakarta Timur, dan harga yang bersaing maka diputuskan

(7)

material yang digunakan adalah jenis SKS 3.

b. Baja Perkakas SKS 3

Material SKS 3 merupakan salah jenis baja perkakas pengerjaan dingin (cold-work

tool steel) yang termasuk dalam

JIS G 4404 alloy tool steel dan biasa digunakan dalam pembuatan berbagai macam bentuk dies, alat ukur, dan berbagai macam bentuk check

fixture/ gauge. Karakteristik dari

material baja SKS 3 adalah sebagai berikut :

a. Kekerasan permukaan yang tinggi (high surface hardness), setelah proses tempering

b. Ketahanan aus yang baik (good wear resistance)

c. Tangguh (good toughness) d. Mudah dalam proses

pemesinan (Good machinability), dan

e. Tingkat sensitivitas terhadap panas yang rendah (lower

heat sensitivity)

Komposisi material baja SKS 3 yaitu : C Si Mn Cr V W 0.90-1.05 0.15-0.35 1.00-1.20 0.50-0.70 0.05-0.15 0.50-0.70

Berikut merupakan daftar komparasi material SKS 3 :

CHN JERMAN USA JPN UK PERANCIS

GB DIN AISI JIS BS NF

9CrWMn 1.2510 O1 SKS

3 BO1 90MCW5

c. Penentuan dimensi check fixture

Penentuan dimensi check

fixture ini berdasarkan pada

dimensi benda kerja yang akan diukur. Disini penulis menentukan dimensi dengan melihat pada check sheet

pengecekan bracket spring 03 dan 04 yang terdapat pada check

sheet yang sudah tersedia di line receiving. Panjang check fixture

dibuat berdasarkan panjang benda kerja yang akan diukur, tanpa mengitung besar momen yang ada.

(8)

Dikarenakan harus mengukur jarak antara titik pusat lubang 28mm dan titik pusat lubang 13mm, maka penulis membuat dimensi check fixture dengan hitungan sebagai berikut :

Keterangan : Jarak seharusnya = 18 ± 0.2 mm Diameter Lubang = 28mm, maka jari-jari = 14 mm Diameter Lubang = 13mm, maka jari-jari = 6.5 mm

Maka apabila diukur dengan menggunakan height gauge: (18mm – 6.5mm) + 14mm = 25.5 ± 0.2 mm

d. Pembuatan Gambar Teknik Setelah material dan dimensi check fixture ditentukan, langkah berikutnya adalah pembuatan gambar teknik rancangan check fixture. Pembuatan desain check fixture ini dengan menggunakan autodesk inventor 2005.

4.2. Pembuatan Alat

Setelah bentuk rancangan gambar teknik dari alat check fixture telah disetujui dan mewakili item pengecekan bracket spring, maka proses berikutnya adalah membuat alat tersebut dengan menggunakan mesin manufaktur. Proses pembuatan alat ini sendiri dilakukan di PT. Tokyo Seiko Indonesia dengan proses sebagai berikut :

1. Menentukan material yang akan dibuat, yaitu baja jenis SKS 3 (JIS)

2. Memotong material sesuai dengan spesifikasi ukuran yang akan dibuat dengan menggunakan alat potong

(9)

3. Melakukan proses machining

dengan menggunakan lathe machine.

4. Melakukan proses machining

dengan milling machine.

5. Memberi nama pada check

fixture dengan menggunakan

Marker Tool.

6. Melakukan surface hardening pada check fixture di PT. Sanyo Steel.

7. Melakukan proses machining

dengan menggunakan grinding

machine.

Grinding machine ini

mempunyai tingkat ketelitian hingga 2.5 mikron.

4.3. Pengujian Check Fixture Bracket Spring

Setelah alat selesai dibuat dan disertifikasi di PT. Mitutoyo , langkah selanjutnya yaitu melakukan proses pengujian. Proses pengujian ini dilakukan di Line Outsourcing

Receiving PT. Gemala Kempa Daya.

Proses pengujian ini melibatkan dua orang operator yang setiap operatornya melakukan pengecekan selama tiga kali dan diambil waktu rata-rata dari keduanya.

Proses pengecekan bracket spring dengan menggunakan alat bantu

check fixture adalah sbb:

a. Pengukuran diameter lubang 28mm H8/ H9

(10)

b. Pengukuran diameter lubang 13 +0.043/0 dan distance 18mm

c. Pengukuran distance 68.6 ± 0.2 dan 68.9 ± 0.2

Hasil tike time pengecekan

bracket spring dengan menggunakan check fixture adalah :

Dari hasil tike time yang telah dilakukan diatas, didapatkan hasil rata-rata waktu pengecekan yang dibutuhkan untuk satu bracket spring adalah 1.5 menit.

V KESIMPULAN A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah alat bantu pengecekan check fixture

Bracket Spring berhasil dibuat. Alat

ini dapat mengurangi total waktu pengecekan hampir 200% dan mengurangi resiko kesalahan akibat salah dalam penggunaan alat ukur.

B A

(11)

Kelebihan menggunakan alat ini:

1. Waktu pengecekan menjadi lebih cepat yaitu ± 2 kali lebih cepat.

2. Cara pengecekan menjadi lebih mudah.

3. Resiko kesalahan pengecekan menjadi lebih kecil.

4. Karena material check fixture lebih kuat dibanding dengan alat ukur inside vernier caliper sehingga relatif lebih awet.

B. Saran

Setelah penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini, maka penulis mengajukan saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan kepada PT. Gemala Kempa Daya untuk perancangan pembuatan alat bantu pengecekan supaya dibuat dari material yang lebih ringan tetapi tetap mempertahankan mutu dari alat, sehingga diharapkan operator yang melakukan proses pengecekan tidak merasa berat ketika membawa alat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mitra, Amiava. 1998. Fundamental Of

Quality Control And Improvement. 2nd Edition. New Jersey : Prentice-Hall

Inc

2. Motor, Ford. 2003. Measurement

System Analysis. 3rd Edition. New

Jersey : General Motor Corporation 3. Kalpakjian , Serope. 2006.

Manufacturing, Engineering &

Technology, Fifth Edition, Upper Saddle River, NJ.

4. 2008. Basic Training For New

Employee. Jakarta : Learning Center

IGP group

5. 2002. Basic Training Hand Out PT

GKD. Jakarta : Learning Center IGP

group

6. 2002. Technical Training PT GKD. Jakarta : Learning Center IGP group

Referensi

Dokumen terkait

a) Dari hasil uji coba sistem dapat memberikan kemudahan dalam pencatatan pegawai sesuai dengan posisi, golongan jabatan dan departemen. b) Dari sistem yang telah

reliabilitas untuk melihat sejauh mana alat ukur (instrumen) dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Budiyono, Bernard NM (2004) dan Mittal dan Leonard (1999)

Kebutuhan informasi berikut ini didapatkan dari hasil wawancara dengan pihak HR & GA PT. Daya Adicipta Mustika. 1) Informasi tentang daftar pegawai yang akan