BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan normatif manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan (memaksimumkan kekayaan pemilik), sedang nilai perusahaan dapat dilihat dari surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut , yaitu berupa penilaian obligasi dan saham. Sekuritas yang akan dinilai adalah obligasi, saham preferen, saham biasa. Ketiga jenis sekuritas ini disebut intrumen keuangan jangka panjang.Semua keputusan perusahaan adalah yang terkait dengan penilaian.
Menilai surat berharga Jangka panjang adalah menghitung harga pasar yang wajar saat ini. Atau dengan kata lain, kalau surat berharga tersebut saat ini (Present Value) akan dibeli, berapa harga yang wajar yang harus dibayarkan. Oleh karena itu perhitungannya akan menggunakan konsep Time Value of Money, khususnya rumus Present Value yang Ordinary Annuity. Angka-angka yang dilibatkan dalam perhitungan adalah nilai nominal (nilai yang tercantum dalam surat berharga tersebut) untuk surat berharga yang memiliki jatuh tempo, dan bunga/kupon (untuk obligasi), dividen (untuk saham). Pada prinsipnya nilai surat berharga adalah nilai sekarang dari seluruh aliran kas yang akan diterima oleh pembeli surat berharga.
Hal inilah yang melatar belakangi penyusunan makalah ini , lebih lanjut penjelasan mengenai Penilaian Sekuritas yang meliputi penilaian obligasi , saham preferen dan saham biasa akan dibahas dalam makaah ini secara lebih jelas dan terperinci.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang di atas , adapun permasalahan yang dibahas dalam makalah ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.2.1. Bagaimana konsep nilai dalam manajemen keuangan ? 1.2.2. Bagaimana menentukan nilai obligasi ?
1.2.3. Bagaimana menentukan nilai saham preferen ? 1.2.4. Bagaimana menentukan nilai saham biasa ?
1.3. Tujuan
Berdasarkan uraian pada latar belakang serta rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya , maka tujuan penyusunan makalah ini , yaitu:
1.3.1. Mengetahui konsep nilai dalam manajemen keuangan . 1.3.2. Menentukan nilai obligasi .
1.3.3. Menentukan nilai saham preferen . 1.3.4. Menentukan nilai saham biasa. 1.4. Kegunaan
Kegunaan dari penyusunan makalah ini , adalah sebagai berikut :
1.4.1. Dari aspek keilmuan (teoritis); makalah ini diharapkan agar menambah wawasan pengembangan ilmu, khususnya ilmu pengetahuan manajemen keuangan yang berkenaan dengan penilain sekuritas .
1.4.2. Dari aspek praktis; makalah ini diharapkan dapat membantu para siswa dalam memahami dan mengetahui cara menentukan penilaian sekuritas.
.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 . Konsep Nilai Dalam Manajemen Keuangan
Konsep nilai dalam manajemen keuangan meliputi , yaitu : 2.1.1. Nilai Likuidasi
Nilai Likuidasi (Liquidation Value) adalah jumlah uang yang dapat terlealisasi dari suatu penjualan aktiva, sekelompok aktiva, atau
aktiva perusahaan, jika penjualan tersebut terpisah dari kegiatan perusahaan atau nilai likuidasi juga data diartikan sebagai sejumlah uang yang dapat diperoleh karena suatu asset (sekelompok asset) dijual ketika perusahaan dilikuidasi (dibubarkan) .
2.1.2. Nilai Berkesinambungan
Nilai Berkesinambungan (Going Concern Value) adalah nilai perusahaan yang dijual sebagai operasi usaha yang berlanjut atau jual perusahaan sebagai suatu kegiatan perusahaan yang terus menerus menghasilkan arus kas positif .Nilai berkesinambungan juga dapat diartikan sebagai suatu jumlah uang tertentu yang dapat diperoleh dari perusahaan yang dijual, dengan asumsi perusahaan tetap beroperasi seperti semula.
2.1.3. Nilai Buku
Nilai buku dibagi menjadi dua , yaitu :
 Nilai buku aktiva adalah nilai akuntansi suatu aktiva, harga perolehan aktiva dikurangi dengan akumulasi depresiasinya.  Nilai buku perusahaan adalah nilai ekuitas saham biasa, total
aktiva dikurangi dengan seluruh utang dan saham preferen yang terdaftar dalam neraca.
2.1.4. Nilai Pasar
Nilai pasar (market value) adalah nilai pasar suatu sekuritas yang secara aktif diperdagangkan, merupakan harga terakhir yang dilaporkan pada saat saham diperdagangkan. Untuk saham yang tidak secara aktif diperdagangkan, harga pasar estimasi sudah cukup memadai . Nilai pasar dibagi menjadi dua, yaitu :
 Nilai pasar aktiva yaitu harga pasar aktiva jika diperdagangkan.
 Nilai pasar perusahaan yaitu nilai yang lebih tinggi antara likuidasi dengan nilai going concern perusahaan.
2.1.5. Nilai Intrinsik
Nilai intrisik surat berharga –yaitu nilai apa yang seharusnya dimiliki oleh suatu surat berharga berdasarkan fakta yang jelas. Nilai
ini adalah nilai sekarang dari aliran arus kas yang diberikan ke investor, yang didiskontokan dengan tingkat pengembalian yang diminta yang sesuai untuk resiko yang dilibatkan. Nilai intrinsik suatu sekuritas menunjukkan nilai ekonomisnya.Nilai intrinsik sebaiknya didasarkan pada fakta seperti aktiva perusahaan, laba, dan faktor-faktor lainnya yang mendukung prospek perusahaan. Jika pasar efisien dan data selalu tersedia, harga pasar akan berfluktuasi disekitar nilai intrinsik.
2.2 . Obligasi
2.2.1. Pengertian Obligasi
Obligasi adalah sekuritas yang menunjukan utang perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut.Obligasi termasuk utang jangka jangka panjang yaitu utang yang jangka waktu penembaliannya lebih dari satu tahun.Obligasi punya nilai nominal/ pari yaitu nilai yang tertera pada kertas obligasi tersebut sampai jatuh tempo, yaitu tanggal ditetapkan yang pada tanggal tesebut, nilai pari obligasi harus dilunasi.
Kewajiban perusahaan pada pemegang obligasi yang memiliki jatuh tempo meliputi , yaitu :
 Membayar bunga tetap sebesar tingkat bunga yang dihitung dari nilai nominalnya pada setiap periode.
 Membayar sebesar nilai nominal pada saat obligasi jatuh tempo.
Pendekatan nilai untuk penilaian sekuritas jangka panjang adalah dengan menghitung nilai intrinsic suatu surat berharga yaitu dengan menggunakan nilai sekarang dari aliran-aliran kas masa yang akan dating.
2.2.2. Jenis- Jenis Obligasi
Penilaian obligasi meliputi perhitungan nilai sekarang (kapitalisasi) aliran kas yang dijanjikan oleh obligasiyang bersangkutan. Penilaian jenis-jenis obligasi :
a) Perpetual Bond (Tidak memiliki jatuh tempo)
Nilai Perpetual Bond : Nilai sekarang (PV) dari seluruh bunga/kupon yang diterima sepanjang umur obligasi. (catatan:
umur obligasi tidak terbatas, karena tidak memiliki jatuh tempo, sehingga umur obligasi adalah ∞ tahun. )
Thn 0 1 2 3 4 dst……. …….∞ :---:---:---:---:---: …. ……..: Cf I1 I2 I3 I4……….I∞
V0 I Dinilai sekarang dengan faktor bunga kd Dinilai sekarang dengan faktor bunga kd
V0 = I
[
1− 1
(
1−kd)
kd
]
Di mana:
 Cf = aliran kas yang diterima, berasal dari bunga obligasi (I); I = i x Nominal. I1 = I2 = I3 dst.
 V0 = Nilai Obligasi/harga yang wajar saat ini .
 kd= tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pembeli obligasi (biaya obligasi bagi perusahaan) .
 Karena (1 + kd)∞ sama dengan ∞, maka 1/ (1 + kd)∞ = 0, sehingga rumus di atas dapat disederhanakan menjadi :
 V = I/ kd Contoh:
Sebuah perpetual bond dengan nominal Rp1.500,00, memberi bunga/kupon = 10%. Berapakah harga yang wajar dari obligasi ini, kalau pembeli meminta keuntungan (kd) sebesar 12%?
Jawab:
 I = 10% x Rp1.500,00 = Rp150,00 V0 = Rp150,00/12% = Rp1.250,00
Obligasi terjual dengan diskon, karena harga pasarnya lebih rendah dari nilai nominalnya (Buying at discount).
 Kalau kd = 10 %, maka V0 = Rp150,00/10% = Rp1.500,00
Obligasi terjual samadengan nilai nominalnya (Buying at par).
 Kalau kd = 8 %, maka V0 = Rp150,00/8% = Rp1.875,00 Obligasi terjual dengan premium, karena harga pasarnya lebih tinggi dari nilai nominalnya (Buying at premium).
b) Maturity Bond (Memiliki Jatuh Tempo)
Thn 0 1 2 3 4
:---:---:---:---: Cf1I1I2 I3 I4
Cf 2 Pelunasan
Ada dua jenis Maturiry Bond , yaitu:
i. Maturity Bond yang Memberi Bunga (Non Zero Coupon Bond).
Ada dua macam aliran kas yang diterima pembeli, yaitu pendapatan bunga dan pembayaran pelunasan dari perusahaan penerbit obligasi pada saat jatuh tempo. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Nilai Obligasi yang wajar= PV dari bunga + PV dari Nominal (pelunasan)
Contoh:
Sebuah maturity bond dengan nominal Rp1.500,00, memberi bunga/kupon = 10%. Umur obligasi (jatuh tempo) 4 tahun kemudian. Berapakah harga yang wajar dari obligasi ini, kalau pembeli meminta keuntungan (kd) sebesar 12%? Jawab : V0= 150
[
1− 1 (1+12 )4 12]
= 455,60 PV Pelunasan = Rp1.500,00 / (1 + 12%)4 = 953,28ii. Maturity Bond yang Tidak Memberi Bunga ( Zero Coupon Bond).
Obligasi yang tidak membayar bunga tetapi hanya membayar nominal saat jatuh tempo.Zero coupon bond biasanya dijual dengan harga dibawah nilai nominalnya
V0 = Nilai nominal obligasi saat tempo/(1+kd)n
Contoh:
Sebuah perusahaan mengeluarkan zero coupon bond dengan nilai nominal Rp 5.000,-dengan umur 5 tahun. Jika investor menginginkan return 14%, berapa ia akan menilai obligasi tersebut?
Jawab:
V0 = Nilai nominal obligasi saat tempo/(1+kd)n
= 5000/(1+14%)5
= 2.596,84 2.3 . Saham Preferen
2.3.1. Pengertian Saham Preferen
Saham Preferen adalah campuran yang dalam berbagai hal sangat mirip dengan obligasi dan dalam hal lain mirip dengan saham biasa. Saham preferen memiliki karakteristik sama dengan perpetual bond .Deviden saham preferen mirip dengan pembayaran bunga obligasi karena jumlahnya tetap dan umumnya harus dibayar lebih dahulu sebelum deviden saham biasa. Saham preferen mirip dengan saham biasa dalam hal tidak mempunyai tanggal jatuh tempo dan tidak bias tembus karena bersifat abadi atau perpeptuitas.
2.3.2. Menentukan Nilai saham Preferen yang Wajar
Saham preferen tidak ada pernyataan saat jatuh tempo, namun memberikan dividen secara tetap (fixed dividend ), dan pemegang saham preferen mempunyai hak mendapatkan dividen kumulatif .Rumus perhitungannya sama dengan perpetual bond , tetapi simbol berbeda.
Rumusnya :
V0= Dp/kp
Dimana :
Dp = dividen saham preferen.
kp = keuntungan yang diminta oleh pembeli saham.
Sebuah saham preferen dengan nominal Rp2.000,00, memberi dividen = 10% (D = Rp200,00). Berapakah harga yang wajar dari saham ini, kalau pembeli meminta keuntungan (kp) sebesar 12%? Jawab:
V0 = Rp200,00/12%
= Rp1.666,67 Saham terjual dengan diskon. 2.4 . Saham Biasa
2.4.1. Pengertian Saham Biasa
Saham biasa menunjukan kepemilikan dalam suatu perusahaan (PT) tapi bagi investor tertentu selembar saham biasa hanya selembar kertas yang di bedakan dengan 2 ciri :
 Ia memberi hak pada pemiliknya atas deviden tetapi hanya jika perusahaan memiliki laba yang merupakan sumber dana bagi pembayaran deviden dan jika manajemen memilih membayar deviden dari pada manehan seluruh laba.
 Saham dapat dijual pada suatu saat dikemudian hari dengan harapan harga lebih tinggi daripada harga belinya.
2.4.2. Prinsip Menentukan Nilai Saham Biasa Yang Wajar
Pemegang saham biasa dapat memilih untuk memegang/memiliki untuk selamanya (tidak memiliki jatuh tempo), atau memegang/memiliki untuk jangka waktu tertentu, kemudian dilepas/dijual (memiliki jatuh tempo). Oleh karena itu cara menghitung harga yang wajar juga menggunakan dua cara, sesuai dengan pilihan pemegang saham.
i. Dipegang/Dimiliki Selamanya
Jika pemegang saham memutuskan untuk mempertahankan saham yang dibeli tidak akan dilepas untuk selamanya, maka karakteristik saham tersebut sama dengan perpetual bond . Untuk menghitung harga yang wajar dari saham biasa dapat menggunakan rumus perpetual bond tetapi dengan simbul yang bebeda .
V0 = D1/ke
Contoh:
Sebuah saham biasa dengan nominal Rp2.000,00, memberi dividen = 10% (D1 = Rp200,00). Berapakah harga
yang wajar dari saham ini, kalau pembeli meminta keuntungan (ke) sebesar 12%?
Jawab:
V0 = D1/ke=200/12% =1.666,67(terjual dengan diskon)
ii. Dipegang/Dimiliki Untuk Jangka Waktu Tertentu
Jika pemegang saham memutuskan untuk membeli saham tersebut dan beberapa waktu (tahun/bulan) dilepas/dijual kembali, maka karakteristik saham biasa ini sama dengan maturity bond. Untuk menghitung harga yang wajar saat ini (V0) bisa menggunakan logika perhitungan
untuk kasus maturity bond . Contoh:
Sebuah saham biasa dengan nominal Rp2.000,00, memberi dividen = 10% (D1 = Rp200,00). Saham biasa
tersebut 3 tahun kemudian akan dijual kembali dengan perkiraan harga pasar saat itu (V3) adalah Rp2.100.
Berapakah harga yang wajar dari saham ini, kalau pembeli meminta keuntungan (ke) sebesar 12%?
Jawab: PVdividen= 200
[
1− 1 (1+12 )3 12]
= 480,37 PV dariV3= Rp2.100,00 / (1 + 12%)3 =1.494,74Nilai Saham (V0) = 1.975,11 (terjual
dengan diskon)
2.4.3. Penilaian Saham Biasa Berdasarkan Asumsi Dividen
Setiap perusahaan pasti akan diusahakan untuk berkembang (tumbuh), pertumbuhan ini akan mempengaruhi nilai perusahaan (nilai saham). Pertumbuhan pada dividen dibagi menjadi dua , yaitu : i. Dividen Bertumbuh Secara Konstan (Constant Growth
Model)
Dividen bertumbuh secara konstan yaitu dividen yang tumbuh sesuai dengan tingkat pertumbuhan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan setiap tahun selalu sama .Model ini mengasumsikan bahwa dividen tumbuh pada suatu tingkat
tertentu (g) / konstan .Model ini cocok untuk perusahaan yang mature dengan pertumbuhan yang stabil. Rumus dividen bertumbuh secara konstan ,yaitu :
P0 = D0(1+g)/Ks-g
Model ini disebut Gordon model sesuai dgn nama penemunya Myron J Gordo
Dimana :
P0= Harga saham
D0 = Nilai dividen terakhir
g = tingkat pertumbuhan perusahaan
Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham tsb Contoh :
Dengan menggunakan Gordon Model, kita dapat menghitung harga saham A, apabila diketahui dividen terakhir adalah Rp 1,82. Tingkat pertumbuhan perusahaan diperkirakan sebesar 10%.Investor mensyaratkan return sebesar 16%, berapa harga saham A?
Jawab:
P0 = D0(1+g)/Ks-g
= 1,82(1+0,10)/0,16-0,10 = 33,33
ii. Dividen Tumbuh Secara Tidak Konstan (Nonconstant Growth Rate)
Umumnya, tingkat pertumbuhan dividen tidak konstan karena kebanyakan perusahaan - perusahaan mengalami life cyles (early-faster growth, faster than economy, then match with economy’s growth, then slower than economy’s growth).
Langkah - langkah Perhitungan Nonconstant Growth, yaitu :
1. Menentukan estimasi pertumbuhan dividen (g).
2. Menghitung present value dividen selama periode dimana dividen tumbuh tidak konstan.
3. Menghitung nilai saham pada periode pertumbuhan tidak konstan.
4. Menjumlahkan (2) dan (3) untuk mendapatkan P0 .
Contoh :
Perusahaan Hayo selama ini membagikan dividen yang jumlahnya bervariasi. Perusahaan memperkirakan kenaikan
pendapatan sebesar 20% per tahun selama 2 tahun mendatang, tetapi setelah itu pendapatan akan menurun menjadi 5% per tahun sampai waktu tak terhingga. Pemilik perusahaan menginginkan return sebesar 18%.Dividen terakhir yang dibagikan adalah Rp 200/ lembar.Berapakah harga saham perusahaan tsb sekarang?
Jawab :  D1 = D0 (1+ 0,20) = 200 (1,20) = 240  D2 = D0 (1+0,20)2 = 200 (1,44) = 288  PV (D1, D2) = 240/(1+0,18)+288/(1+0,18)2 = 203,39 + 206,84= 410,23  P2 = D3/Ks – g = D2 (1+0,05) /0,18 – 0,05  = 302,40/0,18-0,05 = 2.326  PVP2 = 2.326/(1+0,18)2 = 1.670,5  P0 = 410,23+ 1.670,5 = 2.080,73
2.4.4. Tingkat Pengembalian yang Diharapkan Oleh Pemegang Saham Biasa
Pembahasan tentang nilai surat berharga sebelumnya dimaksudkan untuk mencari niali intrinsik (V) semua sekuritas dengan cara mengkapitalisasi semua pendapatan yang diperoleh dengan discount rate atau required return tertentu sesuai dengan resiko yang ada pada masing-masing sekuritas. Jika pasar tidak sempurna sulit memprediksi nilai intrinsik, Oleh karena itu, semua nilai intrinsik (V) pada setiap persamaan penilaian sekuritas diganti dengan nilai pasar (P0) .Market required rate of return inilah yang
disebut yield (tingkat pendapatan) .Yield suatu sekuritas akan menyamakan antra semua arus kas yang didiskontokan (discounted cash inflows) dan harga pasar pada saat ini.
Yield to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian (return) investasi dalam surat berharga jangka panjang, jika surat berharga tersebut dibeli sebesar harga pasar saat ini dan dipegang/dimiliki sampai dengan saat jatuh tempo. Disebut juga sebagai internal rate of return (IRR) dari surat berharga jangka panjang tersebut.
Secara matematis IRR ini menunjukkan discount rate yang menyamakan present value semua pembayaran bunga dan pembayaran pokok pinjaman (sebesar nilai nominalnya) pada saat jatuh tempo dengan harga pasar saat ini. Untuk menghitung YTM tersebut menggunakan interpolasi.
Contoh:
Saat ini harga pasar (V0) dari sebuah saham biasa adalah Rp6.000,00,
degan dividen yang diharapkan tumbuh (g) dengan 9% pertahun. Tahun depan saham ini diharapkan memberi dividen sebesar Rp240,00. Hitung YTM dari saham biasa tersebut.
Jawab:
Rumus harga yang wajar dari saham biasa dengan teori pertumbuhan adalah:
V0 = D1/ke-g
menghitung YTM saham biasa berarti menghitung keaham tersebut. Dengan modifikasi matematik maka rumus di atas dapat di ubah menjadi:
ke =(D1/ V0 )+g ke
=(240/ 6000)+9% =4%+9%
BAB III
KESIMPULAN
Obligasi adalah surat pengakuan utang yang dikeluarkan oleh atauperusahaan atau lembaga-lembaga lain sebagai pihak yang behutang yang mempunyai nilai nominal tertentu dan kesanggupan untuk membayar bunga secara periodik atas dasar persentase tesebut yang tetap. Saham preferen (preferen stock) adalah saham yang disertai dengan preferensi tertentu diatas saham biasa dalam hal pembagian dividend dan pembagian kekayaan dalam pembubaran perusahaan.Saham biasa, saham merupakan bukti kepemilikan.Seseorang yangmempunyai saham suatu perusahaan berarti dia memiliki perusahaan tersebut. Pemegang saham berhak atas dividend jika diveden tersebut dibayarkan.
Pembahasan tentang nilai surat berharga sebelumnya dimaksudkan untuk mencari niali intrinsik (V) semua sekuritas dengan cara mengkapitalisasi semua pendapatan yang diperoleh dengan discount rate atau required return tertentu sesuai dengan resiko yang ada pada masing-masing sekuritas. Jika pasar tidak sempurna sulit memprediksi nilai intrinsik, Oleh karena itu, semua nilai intrinsik (V) pada setiap persamaan penilaian sekuritas diganti dengan nilai pasar (P0atau
DAFTAR PUSTAKA
Agustinn Citra .2012 .Manajemen Keuangan . [online] .tugas-tugasanakkuliahan.blogspot.com/2012/03/mk.html [ 06 Nopember 2014].
Damayanti . 2010. Penilaian Obligasi dan Saham . [online].http://damayanti10.wordpress.com/2010/03/04/penilaian-obligasi-dan-saham/.html [06 Nopember 2014].
Kurniawan Hepi . 2009.Penilain Surat Berharga Jangka Panjang . [PPT].http://www.academia.edu/9034059/PENILAIAN_SURAT_BERHARGA_J
ANGKA_PANJANG. html [06 Nopember 2014].
Ratnasari Reza . 2013. Tugas Manajemen Keuangan . [online] .
http://rezajulyratnasari.blogspot.com/2013/06/tugas-manajemen-keuangan.html
LAMPIRAN
Jurnal yang berjudul Pengaruh Dividen Per Sahre , Return On Equity , Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periodik 2006-2010 disusun oleh Rescyana Putri Hutami.