S K P S 2015 1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
System of National Accounts (SNA) 2008 yang diterbitkan oleh United Nations (PBB) menyebutkan bahwa unit institusi domestik (residen) sebagai
pelaku aktivitas ekonomi dikelompokkan menjadi lima institusi (sektor) yaitu sektor korporasi non-finansial, sektor korporasi finansial, sektor pemerintahan umum, sektor Lembaga Non-profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) dan sektor umum rumah tangga.
Salah satu sektor domestik yakni korporasi non-finansial mencakup korporasi swasta non-finansial dan Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D) non-finansial. Jika dilihat lebih rinci, korporasi swasta non-finansial dibedakan menjadi korporasi swasta non-finansial berbadan hukum (seperti PT, PT Terbuka, Yayasan, Koperasi) dan korporasi non-finansial swasta tidak berbadan hukum (CV, Firma, UD, PD dan lain-lain).
Di Indonesia, dari sisi investasi non-finansial, kegiatan sektor korporasi swasta non-finansial merupakan bagian terbesar dan memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Sebagai penopang pembangunan ekonomi yang berdampak pada tumbuhnya perekonomian, perkembangan investasi di Indonesia menunjukkan keadaan yang menggembirakan. Selama periode tahun 2008 – 2013 total investasi di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 129,62 persen, yakni dari Rp. 1508,83 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp. 3.464,63 triliun pada tahun 2013.
Investasi tersebut dilakukan oleh pemerintah, perusahaan pemerintah non-finansial (BUMN/D), korporasi swasta non-non-finansial (bisnis), rumah tangga dan lembaga keuangan (korporasi finansial) yang masing-masing memiliki peran pada tahun 2008 sebesar 11,84 persen; 7,59 persen; 67,59 persen; 12,36 persen dan 0,61 persen.
Korporasi non-finansial tetap memegang peranan terbesar sebagai pelaku investasi nasional pada tahun 2013 dibandingkan dengan keempat institusi lainnya, yakni sebesar Rp 2.191,04 Triliun atau 63,24 persen dari total investasi. Sedangkan investasi yang dilakukan keempat institusi lainnya, yakni pemerintah sebesar Rp 256,75 triliun (7,41%); BUMN sebesar Rp 358,67 triliun (10,35%);
2 S K P S 2015
Rumah Tangga Sebesar Rp 229,55 Triliun (6,63%) dan lembaga keuangan sebesar Rp 428,62 triliun (12,37%). Lebih lengkapnya bisa dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan uraian di atas yang menunjukkan sangat pentingnya peranan korporasi swasta non-finansial dalam menopang pertumbuhan ekonomi, perlu disusun suatu laporan perusahaan swasta non-finansial yang akan sangat bermanfaat bagi banyak pihak baik pemerintah, pengusaha maupun pihak lain yang peduli terhadap perkembangan dunia bisnis Indonesia pada tahun 2013 dan 2014.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga pemerintah yang salah satu fungsinya adalah penyedia data ekonomi makro, telah melakukan upaya kompilasi data statistik korporasi/perusahaan swasta non-finansial melalui Survei Khusus Perusahaan Swasta Non-finansial (SKPS). Supaya kesinambungan proses pemantauan dan pengumpulan data terjaga, BPS melalui Subdirektorat Neraca Pemerintah dan Badan Usaha akan melaksanakan kembali SKPS pada tahun 2015, yang mencakup data laporan keuangan perusahaan swasta non-finansial tahun 2013 dan 2014.
Tabel 1. Perkembangan Investasi Nonfinansial di Indonesia Tahun 2008-2013
Tahun
Investasi Nonfinansial (Triliun Rp) Pemerintah BUMN Bisnis Rumah
Tangga Keuangan Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2008 178,64 114,54 1019,85 186,53 9,27 1508,83 (11,84) (7,59) (67,59) (12,36) (0,61) (100,00) 2009 186,6 110,37 1212,86 215,3 11,96 1737,09 (10,74) (6,35) (69,82) (12,39) (0,69) (100,00) 2010 168,11 233,11 1449,23 217,78 15,13 2083,36 (8,07) (11,19) (69,56) (10,45) (0,73) (100,00) 2011 219,9 130,45 1864,32 227,02 1,86 2443,55 (9,00) (5,34) (76,30) (9,29) (0,08) (100,00) 2012 275,23 292,72 2034,12 291,5 17,8 2911,37 (9,45) (10,05) (69,87) (10,01) (0,61) (100,00) 2013 256,75 358,67 2191,04 229,55 428,62 3464,63 (7,41) (10,35) (63,24) (6,63) (12,37) (100,00)
Sumber : Neraca Arus Dana 2013, diolah
S K P S 2015 3
1.2 Tujuan
SKPS 2015 bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai:
1. Karakteristik Korporasi/Perusahaan Swasta Non-finansial, antara lain tentang jenis usaha, struktur permodalan, tenaga kerja dan sebagainya.
2. Hasil transaksi usaha Korporasi/Perusahaan Swasta Non-finansial melalui laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari Neraca Akhir Tahun (Balance
Sheet) dan Laporan Laba/Rugi (Income Statement), sehingga dapat diketahui
struktur aktiva (aset/harta/kekayaan), struktur pasiva (kewajiban dan modal), output, input (biaya) dan sebagainya.
Data yang diperoleh dari informasi-informasi di atas akan digunakan untuk menyusun :
a. Struktur neraca-neraca pokok Korporasi/Perusahaan Swasta Non-finansial baik secara agregat maupun dirinci menurut lapangan usaha.
b. Struktur Neraca Arus Dana (NAD) sektor swasta non-finansial yang akan dikonsolidasikan ke dalam sistem NAD Indonesia.
c. Analisis deskriptif mengenai karakteristik usaha, struktur aktiva, struktur pasiva, output dan struktur biaya perusahaan sampel.
1.3 Ruang Lingkup dan Cakupan
SKPS 2015 dilaksanakan di tiga belas provinsi terpilih, yaitu Provinsi Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Adapun sasaran SKPS 2015 ini adalah Korporasi Swasta Non-finansial berbadan hukum dan tidak berbadan hukum. Sedangkan lapangan usaha yang dicakup meliputi:
a. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan b. Pertambangan dan Penggalian
c. Industri Pengolahan d. Listrik, Gas dan Air Bersih e. Bangunan
f. Perdagangan, Hotel dan Restoran g. Pengangkutan dan Komunikasi
4 S K P S 2015
i. Jasa-jasa Swasta, mencakup Jasa Sosial dan Kemasyarakatan (termasuk pendidikan dan kesehatan) serta Jasa Hiburan dan Rekreasi
1.4 Jadwal Kegiatan
a. Persiapan dan Perencanaan
1. Penyusunan Metodologi, Pedoman Pencacahan & Daftar Isian 2. Penggandaan Pedoman Pencacahan dan Daftar Isian... 3. Pengiriman Dokumen ke Daerah...
b. Pelaksanaan
1. Pengambilan sampel... 2. Pencacahan... 3. Pemeriksaan dan pengawasan... 4. Pengolahan di daerah... 5. Pengiriman hasil pengolahan...
c. Analisa dan Penyajian
1. Rekonsiliasi hasil pengolahan daerah... 2. Tabulasi... 3. Analisis dan Penulisan Laporan... 4. Penggandaan dan Diseminasi Laporan...
Januari – Februari 2015 Maret – April 2015 April 2015 April 2015 Mei – Agustus 2015 Juni – September 2015 Juni – September 2015 Juli – Oktober 2015 Oktober - November 2015 Oktober - November 2015 November - Desember 2015 Desember 2015
Cakupan survei ini utamanya ditujukan untuk
Korporasi Swasta Non-finansial induk atau tunggal, yang
memiliki jumlah aset/harta cukup besar dan mempunyai
laporan keuangan berupa Neraca Akhir Tahun dan Laporan
Laba/Rugi yang diterbitkan secara berkala dan teratur.
S K P S 2015 5
II. METODOLOGI SURVEI
2.1. Jumlah Responden
Tabel 2. Daftar Alokasi Sampel SKPS Tahun 2015 Menurut Provinsi Dan Lapangan Usaha
Provinsi Lapangan Usaha Jumlah Pe rta n ia n Pe rta m b a n g a n d a n Pe n g g a lia n In d u s tri Pe n g o la h a n L is tr ik , G a s & Ai r Be rs ih Ba n g u n a n Pe rd a g a n g a n , Hot e l & Re s to ra n Pe n g a n g k u ta n & Ko m u n ik a s i Pe rs e waa n Ba n g u n a n & J a s a Pe ru s a h a a n J a s a -j a s a Swa s ta (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Sumatera Utara 27 2 24 1 12 14 10 5 5 100 Riau 15 29 14 0 8 6 1 1 1 75 Sumatera Selatan 14 20 15 0 10 8 4 3 2 75 DKI Jakarta 0 2 48 2 51 45 33 33 36 250 Jawa Barat 23 4 58 3 11 27 14 2 7 150 Jawa Tengah 17 1 28 1 8 12 5 2 2 75 DI Yogyakarta 15 1 12 1 15 13 8 6 6 75 Jawa Timur 19 3 29 1 8 23 7 3 6 100 Bali 18 1 8 1 7 18 13 3 7 75 Kalimantan Selatan 12 16 5 0 5 6 5 1 0 50 Kalimantan Timur 6 40 16 0 4 5 3 1 0 75 Sulawesi Selatan 27 7 11 1 8 11 7 3 1 75 Sulawesi Tenggara 19 5 3 0 8 7 5 1 1 50 Jumlah 211 131 271 11 152 195 114 64 75 1225 2.2. Pemilihan Sampel
Jumlah sampel SKPS 2015 sebanyak 1225 responden dan tersebar di tiga belas provinsi terpilih. Alokasi sampel menurut lapangan usaha dilakukan secara proporsional berdasarkan struktur ekonomi di masing-masing provinsi terpilih. Dengan pemilihan sampel sedemikian rupa diharapkan data yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi perekonomian secara nasional. Alokasi sampel per provinsi ditunjukkan oleh tabel 2 di atas.
Hasil SKPS tahun 2015 akan disajikan menurut lapangan usaha, sehingga diharapkan target sampel menurut lapangan usaha yang ditunjukkan oleh tabel di atas dapat tercapai. Apabila penentuan sampel menurut lapangan usaha seperti
6 S K P S 2015
yang tertera pada tabel di atas tidak dapat dipenuhi, maka dapat dialokasikan ke sektor non-finansial swasta lainnya dengan tetap memperhatikan keterwakilan setiap lapangan usaha.
2.3. Teknik Pencacahan
Pencacahan dilakukan dengan cara kunjungan. Petugas dari BPS Provinsi mendatangi setiap Korporasi/Perusahaan Swasta Non-finansial yang terpilih sesuai sampel. Daftar isian yang mencakup keterangan umum perusahaan harus diisi petugas pada saat wawancara. Untuk jenis data seperti Neraca Akhir Tahun dan Laporan Laba/Rugi, petugas diharapkan meminta atau mengkopi laporan keuangan perusahaan tersebut.
2.4. Petugas Lapangan
Pencacahan SKPS 2015 akan dilakukan oleh staf yang ditugaskan oleh BPS Provinsi terpilih. Jika tidak ada staf BPS dapat ditugaskan KSK atau mitra kerja dan dibekali dengan surat tugas. Petugas pengawas SKPS 2015 adalah tenaga teknis BPS provinsi yang berpengalaman mengawasi berbagai aktivitas survei BPS utamanya Kepala Seksi Neraca Konsumsi.
2.5. Penanggung Jawab
Penanggung jawab di tingkat pusat adalah Sub Direktorat Neraca Pemerintah dan Badan Usaha, Direktorat Neraca Pengeluaran BPS RI. Sedangkan penanggung jawab daerah adalah Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik di bawah koordinasi Kepala BPS Provinsi.
2.6. Pengolahan Data SKPS
Pengolahan data untuk Survei SKPS dilakukan di masing-masing provinsi. Softcopy hasil pengolahan Survei SKPS agar dikirim ke BPS RI sesuai jadwal yang ditetapkan dengan melampirkan hasil scan laporan keuangannya.
S K P S 2015 7
III. KONSEP DEFINISI DAN CARA PENGISIAN DAFTAR ISIAN (KUESIONER)
Untuk memudahkan pengisian daftar isian (kuesioner) SKPS 2015 yang terdiri dari enam blok, berikut ini diberikan pedoman pengisiannya. Untuk memperlancar pengecekan dan pemeriksaan tulislah daftar isian ini dengan huruf kapital.
BLOK I. PENGENALAN TEMPAT
Rincian 1 s/d 5: Isikan nama provinsi, kabupaten/kota, nama perusahaan, alamat lengkap perusahaan dan nomor telepon/email/fax pada tempat yang tersedia.
BLOK II. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN
Tujuan blok ini adalah untuk mengetahui keterangan umum/karakteristik usaha Perusahaan Swasta Non-finansial sampel.
Rincian 1: Tahun Mulai Beroperasi Secara Komersial
Isikan tahun pertama kali perusahaan melakukan operasi kegiatan usaha secara komersial, pada tempat yang tersedia.
Rincian 2: Struktur Modal (%)
Isikan persentase besarnya modal perusahaan tahun 2014. Tulis sesuai status permodalannya apakah modal pemerintah, swasta asing, swasta nasional atau lainnya, pada tempat yang tersedia. Jumlah struktur modal sama dengan 100%.
Modal pemerintah, swasta asing, swasta nasional dan lainnya, adalah besarnya modal atau saham perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah, swasta asing, swasta nasional dan lainnya.
Rincian 3: Bentuk Badan Usaha
Lingkari salah satu bentuk badan usaha yang tersedia sesuai dengan bentuk badan usaha perusahaan. Bentuk Badan Usaha adalah status yang dimiliki oleh suatu kegiatan ekonomi berdasarkan akte pendiriannya yang dikeluarkan oleh notaris, berupa akte notaris atau berdasarkan suatu keputusan dari pejabat instansi yang berwenang.
8 S K P S 2015
Bentuk badan usaha tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perseroan Terbatas (PT) adalah bentuk badan hukum perusahaan yang didirikan dengan modal yang terbagi dalam saham-saham, dan pemegang saham bertanggung jawab terbatas pada nilai nominal saham yang dimiliki. Dalam menjalankan kegiatannya pemegang saham ikut serta berperan sesuai dengan besar-kecilnya jumlah saham yang dimiliki, atau berdasarkan perjanjian antar pemegang saham. Bentuk badan hukum ini disahkan oleh notaris.
2. PT Terbuka adalah perseroan terbatas yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal (go public).
3. Koperasi adalah perusahaan yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan. Bentuk badan hukum koperasi ini dikeluarkan dan disahkan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
4. CV/Firma adalah bentuk badan usaha perusahaan perorangan yang modalnya dimiliki oleh beberapa orang dan digunakan untuk menjalankan usaha bersama dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Bentuk badan usaha ini disahkan oleh notaris. 5. Lainnya adalah bentuk badan usaha yang belum termasuk
kategori di atas seperti yayasan dan sebagainya. Rincian 4: Lapangan Usaha Dari Kegiatan Utama
Lingkari salah satu jenis lapangan usaha yang tersedia sesuai dengan kegiatan utama perusahaan, yaitu bergerak di lapangan usaha/kegiatan Pertanian, Pertambangan & Penggalian, Industri Pengolahan, Listrik Gas dan Air Bersih, Bangunan, Perdagangan Hotel & Restoran, Pengangkutan & Komunikasi, Persewaan Bangunan dan Jasa Perusahaan, serta Jasa-jasa Swasta sesuai dengan konsep PDRB. Apabila satu perusahaan mempunyai dua kegiatan atau lebih, tentukanlah kegiatan utama perusahaan tersebut sesuai dengan pendapatan usaha yang paling besar nilainya.
S K P S 2015 9
Rincian 5: Produk (barang/jasa) Utama
Isikan jenis produk perusahaan yang paling tinggi nilainya. Rincian 6: Pendapatan Usaha
Isikan pendapatan usaha perusahaan tahun 2013 dan 2014 dalam jutaan rupiah.
Pendapatan Usaha adalah penjumlahan dari pendapatan utama dan pendapatan lainnya dari perusahaan.
Pendapatan Utama merupakan pendapatan dari hasil penjualan produk utama dengan kriteria nilai yang paling tinggi. Jika nilainya ternyata sama, maka yang diperhitungkan adalah volume fisik dan waktu pengerjaan.
Pendapatan Lainnya merupakan pendapatan dari hasil penjualan produk sekunder yang dihasilkan selain produk utama.
Produk Sekunder terdiri dari produk ikutan dan produk sampingan. a. Produk Ikutan adalah barang dan jasa yang dihasilkan bersama
dengan produk utama atas penggunaan teknologi tunggal.
b. Produk Sampingan adalah barang dan jasa yang dihasilkan sejalan dengan produk utama tapi dengan menggunakan teknologi yang berbeda.
Rincian 7: Total Harta (Aktiva)
Isikan total harta perusahaan tahun 2013 dan 2014 dalam jutaan rupiah. Isian ini direkap dari Total Harta Neraca Akhir Tahun (NAT) Blok III.
Total Harta adalah penjumlahan dari seluruh harta perusahaan, yaitu harta lancar dan harta tidak lancar.
Harta adalah seluruh harta perusahaan baik berwujud maupun tidak berwujud yang mempunyai nilai uang, dan memberikan manfaat bagi pemiliknya di masa mendatang. Secara umum dapat dikatakan harta adalah kekayaan (sumber daya) yang dimiliki perusahaan dan mempunyai nilai uang.
Harta Lancar adalah bagian harta yang dimiliki perusahaan berupa uang tunai dan harta lain yang dapat ditukarkan ke dalam uang tunai dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Termasuk disini adalah:
10 S K P S 2015
kas, piutang, persediaan, surat-surat berharga yang dapat diperjual-belikan, biaya-biaya dibayar dimuka dan harta lainnya.
Harta Tidak Lancar terdiri dari harta tetap berwujud, harta tetap tak berwujud dan harta lain-lain.
- Harta Tetap Berwujud adalah harta yang memiliki substansi nyata dan berumur lebih dari satu tahun. Tujuan pemilikan harta tetap berwujud adalah untuk operasi perusahaan jangka panjang, seperti: tanah, bangunan dan gedung, investasi kantor, kendaraan, mesin dan peralatan pabrik dan sebagainya.
- Harta Tetap Tak Berwujud adalah harta yang tidak memiliki substansi nyata yang nilainya timbul karena hak-hak yang diperoleh dari kepemilikan harta tersebut dan dapat digunakan lebih dari satu tahun, seperti: hak paten, goodwill, franchise, lisensi dan lainnya.
Rincian 8: Jumlah Tenaga Kerja (orang)
Isikan jumlah tenaga kerja perusahaan tahun 2013 dan 2014.
Jumlah Tenaga Kerja adalah banyaknya tenaga kerja tetap dan tidak tetap yang biasanya bekerja setiap harinya di perusahaan ini.
BLOK III. NERACA AKHIR TAHUN (NAT) PERUSAHAAN
A. HARTA (AKTIVA) adalah seluruh kepemilikan perusahaan baik berwujud maupun tak berwujud yang mempunyai nilai uang dan memberikan manfaat bagi pemiliknya di masa mendatang. Secara umum dapat dikatakan bahwa harta adalah kekayaan (sumber daya) yang dimiliki oleh perusahaan dan mempunyai nilai uang. Harta terdiri dari Harta lancar dan Harta tidak lancar (Investasi Jangka Panjang, Harta Tetap Berwujud, Harta Tetap Tak Berwujud dan Harta Lain-Lain).
A.1 HARTA LANCAR adalah bagian harta yang dimiliki oleh perusahaan berupa uang tunai dan harta lain yang dapat ditukarkan ke dalam uang tunai dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Termasuk disini adalah: Kas, Investasi Jangka Pendek, Piutang Jangka Pendek, Wesel Tagih, Persediaan, Biaya Dibayar di Muka, Cadangan Piutang Tak Tertagih dan Harta Lancar lainnya.
S K P S 2015 11
1. Kas adalah uang yang ada yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk perusahaan yang relatif besar biasanya kas dipisahkan menjadi kas di perusahaan (cash on hands) dan kas di bank (cash in bank).(1.1 + 1.2). 1.1 Kas di Perusahaan (cash on hands) adalah uang tunai yang disimpan di kas perusahaan baik dalam bentuk rupiah ataupun mata uang asing (yang telah dikonversikan setara rupiah).
1.2 Kas di Bank (cash in bank) adalah uang tunai yang merupakan saldo rekening giro yang disimpan di bank dalam bentuk rupiah ataupun mata uang asing.
2. Investasi Jangka Pendek adalah penanaman modal yang dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk deposito berjangka, saham, surat-surat berharga, emas, valuta asing dan lain-lain guna memperoleh pendapatan tambahan secara periodik atau keuntungan atas penjualan kembali harta tersebut. Harta ini dikuasai untuk sementara waktu (kurang dari 1 tahun). Investasi Jangka Pendek terdiri dari Deposito Berjangka, Surat-surat Berharga dan Investasi Jangka Pendek Lainnya (2.1 s/d 2.3).
2.1 Deposito adalah simpanan yang menghasilkan bunga dengan batas waktu tertentu dan dibuktikan dengan sertifikat yang dikeluarkan atas nama pemilik deposito tersebut.
2.2 Saham adalah saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas. Wujud saham berupa selembar kertas yang menerangkan siapa pemiliknya.
2.3 Investasi Jangka Pendek Lainnya adalah penanaman modal (dalam rupiah atau mata uang asing) yang dilakukan oleh perusahaan di luar deposito, saham dan obligasi.
3. Piutang Jangka Pendek adalah hak atau tagihan perusahaan kepada perusahaan lain yang akan dimintakan pembayarannya jika sudah jatuh tempo (kurang dari 1 tahun). Piutang jangka pendek terdiri dari Piutang Usaha, Piutang Pegawai, Piutang dari Perusahaan Afiliasi1, Piutang
Ragu-Ragu dan Piutang Jangka Pendek Lainnya.
12 S K P S 2015
4. Wesel Tagih adalah janji tertulis tanpa syarat pihak lain pada perusahaan untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu. Wesel ini dapat diperjualbelikan.
5. Persediaan (Inventori) adalah persediaan yang dikuasai oleh unit yang menghasilkan untuk digunakan dalam proses lebih lanjut, dijual, atau diberikan pada pihak lain, atau digunakan dengan cara lain. Merupakan persediaan yang berasal dari pihak lain, yang akan digunakan sebagai input antara atau dijual kembali tanpa mengalami proses lebih lanjut. Persediaan ini meliputi persediaan bahan baku, barang dalam proses, barang dalam perjalanan dan barang hasil produksi yang siap untuk dijual. Serta dikurangi dengan persediaan barang usang (5.1 - 5.2) 6. Biaya Dibayar Dimuka adalah biaya-biaya yang belum merupakan
kewajiban perusahaan untuk membayar pada periode tersebut. Namun perusahaan sudah membayarnya terlebih dahulu. Biaya dibayar dimuka terdiri dari Biaya Bunga, Premi Asuransi, Sewa, Pajak dan Biaya Lainnya.
7. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu adalah perkiraan penilaian atas piutang yang timbul karena piutang debitor yang diragukan pelunasannya. Perkiraan ini merupakan pengurangan aset (contra
assets) atas perkiraan piutang ragu-ragu.
8. Harta Lancar Lainnya adalah aktiva lancar selain yang telah disebutkan.
A.2 HARTA TIDAK LANCAR adalah bagian harta yang dimiliki oleh perusahaan yang jangka waktu pemakaiannya lama. Termasuk disini adalah Investasi Jangka Panjang, Harta Tetap Berwujud, Harta Tetap Tak Berwujud, dan Harta Lain-Lain. (A.2.9 s/d A.2.19)
9. Deposito Berjangka: konsep idem R.2.2.1 tetapi jangka waktu lebih dari satu tahun.
10. Investasi Jangka Panjang adalah penanaman modal yang dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk saham, obligasi, atau surat berharga lainnya dengan tujuan untuk digunakan dalam waktu lebih dari satu tahun. (10.1+10.2+10.3).
S K P S 2015 13
10.1 Investasi Dalam Bentuk Saham adalah penanaman modal yang dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk saham-saham yang dikeluarkan perusahaan lain. Penanaman modal ini ditujukan, misalnya untuk ikut serta menjadi pemilik perusahaan yang mengeluarkan saham-saham tersebut.
10.2 Investasi Dalam Bentuk Obligasi adalah penanaman modal yang dilakukan perusahaan dalam bentuk obligasi yang dikeluarkan perusahaan lain. Penanaman modal ini ditujukan misalnya, agar perusahaan mendapat laba yang teratur di masa mendatang. 10.3 Investasi Jangka Panjang Lainnya penanaman modal yang
dilakukan perusahaan dalam bentuk surat berharga selain saham & obligasi, misalnya reksadana.
11. Piutang Tidak Lancar adalah hak atau tagihan perusahaan kepada perusahaan lain yang akan dimintakan pembayarannya jika sudah jatuh tempo (lebih dari satu tahun). Piutang jangka panjang terdiri dari Piutang Usaha, Piutang Pegawai, Piutang dari Perusahaan Afiliasi, Piutang dan Piutang Jangka Panjang Lainnya.
12. Harta Tetap Berwujud adalah harta yang memiliki substansi nyata dan berumur lebih dari 1 tahun. Tujuan pemilikan harta tetap berwujud adalah untuk operasi perusahaan dalam jangka panjang. Harta tetap berwujud ini terdiri dari tanah, bangunan, perlengkapan kantor, mesin & peralatan pabrik, kendaraan, sumur kilang minyak/tambang, tanaman menghasilkan dan harta tetap berwujud lainnya (12.1 s/d 12.8).
12.1 Tanah adalah harta tetap yang umurnya tak terbatas seperti tanah untuk bangunan perusahaan, tanah pertanian dan lainnya. Tanah dinilai berdasarkan nilai perolehan2. Untuk harta ini tidak
dikenakan penyusutan (non depreciable).
12.2 Bangunan adalah harta tetap berupa bangunan yang umurnya terbatas dan dapat diganti dengan harta sejenis jika habis penggunaannya. Kelompok harta ini dikenakan penyusutan (depreciable). Harta ini dinilai atas harga perolehan.
2 Nilai perolehan adalah harga beli ditambah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan
14 S K P S 2015
12.3 Perlengkapan Kantor adalah harta tetap berupa perlengkapan kantor, yang umurnya terbatas dan dapat diganti dengan harta sejenis jika habis penggunaannya. Kelompok harta ini dikenakan penyusutan (depreciable). Harta ini dinilai atas harga perolehan. 12.4 Mesin dan Peralatan Pabrik adalah harta tetap berupa mesin dan peralatan pabrik, yang umurnya terbatas dan dapat diganti dengan harta sejenis apabila habis penggunaannya. Untuk kelompok aktiva ini dikenakan penyusutan (depreciable). Aktiva ini dinilai atas harga perolehan.
12.5 Kendaraan adalah harta tetap berupa kendaraan, yang umurnya terbatas dan dapat diganti dengan harta sejenis apabila habis penggunaannya. Untuk kelompok harta ini dikenakan penyusutan (depreciable). Harta ini dinilai atas harga perolehan.
12.6 Sumur Kilang Minyak/Tambang adalah harta tetap berupa sumur kilang minyak/tambang, yang umurnya terbatas dan dapat diganti dengan harta sejenis apabila habis penggunaannya. Untuk kelompok harta ini dikenakan penyusutan (depreciable). Harta ini dinilai atas harga perolehan. 12.7 Tanaman Menghasilkan/Belum Menghasilkan adalah harta tetap berupa tanaman yang dapat menghasilkan, yang umurnya terbatas dan dapat diganti dengan harta sejenis apabila habis penggunaannya. Untuk kelompok harta ini dikenakan deplesi. Harta ini dinilai atas harga perolehan.
12.8 Harta Tetap Berwujud Lainnya adalah harta tetap berwujud selain kategori harta tetap berwujud yang telah disebutkan. 13. Akumulasi Penyusutan adalah total penyusutan atas harta tetap
berwujud yang dinilai dengan metode tertentu. Akumulasi penyusutan merupakan contra assets dari nilai perolehan harta tetap berwujud untuk mendapatkan nilai buku harta tersebut pada periode tertentu. 14. Akumulasi Deplesi adalah total penyusutan yang diakui dan dicatat
atas berkurangnya nilai perolehan dari sumber-sumber alam yang dieksploitasi seperti hutan, tanah tambang dan lain-lain.
S K P S 2015 15
15. Nilai Buku Harta Tetap Berwujud adalah total harta tetap berwujud dikurangi dengan penyusutan dan deplesi. (12-13-14)
16. Harta Tetap Tidak Berwujud adalah suatu harta yang tidak memiliki substansi nyata yang nilainya timbul karena hak-hak yang diperoleh dari kepemilikan harta tersebut dan dapat digunakan lebih dari 1 tahun. Harta tetap tak berwujud terdiri dari hak paten, biaya praoperasi (riset dan pengembangan) serta instalasi program (set up).
16.1 Hak Paten adalah hak ekslusif yang diberikan pemerintah kepada pencipta barang dan jasa untuk memproduksi dan memasarkan suatu barang dan jasa tertentu disertai perlindungan hukum dari pemalsuan dan peniruan. Hak Paten terdiri dari Goodwill, Franchise, Lisensi dan Trade Mark.
Goodwill adalah suatu kelebihan yang dimiliki oleh suatu
perusahaan dibanding perusahaan lain (seperti: letak perusahaan yang strategis, manajemen perusahaan yang baik, produk unggul yang sudah dikenal masyarakat, dan lainnya).
Franchise adalah hak kelola pendistribusian barang atau jasa
kepada masyarakat konsumen yang dijual kepada pihak lain dengan standarisasi mutu, misalnya pengelolaan Kentucky
Fried Chicken.
Lisensi adalah izin khusus dari pribadi atau perusahaan kepada
pribadi atau perusahaan lain, misalnya hak menerbitkan, hak memperdagangkan barang dan jasa dan lain-lain.
Trade Mark adalah hak menggunakan suatu tanda pengenal
atau simbol dari suatu barang yang diusahakan dan disahkan oleh pemerintah serta dilindungi terhadap kemungkinan ditiru atau dipalsukan.
16.2 Biaya Praoperasi adalah biaya-biaya yang terjadi sebelum dimulainya kegiatan usaha komersial perusahaan. Yang termasuk ke dalam kelompok biaya ini, antara lain: biaya riset dan pengembangan, dan biaya ditangguhkan lainnya. Biaya praoperasi dikapitalisasi dan diamortisasi dalam jangka waktu dan metode tertentu.
16 S K P S 2015
Biaya Riset dan Pengembangan adalah biaya yang dikeluarkan untuk riset, percobaan, analisa, penyajian serta berbagai kegiatan yang bertujuan meningkatkan segala aspek operasi perusahaan.
Biaya Ditangguhkan adalah pengeluaran yang belum merupakan biaya dalam tahun buku yang sedang berjalan, tetapi masih tercatat sebagai harta.
17. Akumulasi Amortisasi adalah total penyusutan atas harta tetap tak berwujud sesuai nilai perolehan. Akumulasi ini merupakan contra
assets dari nilai perolehan harta tersebut pada periode tertentu.
18. Nilai Buku Harta Tetap Tidak Berwujud adalah nilai harta tetap tidak berwujud dikurangi dengan nilai amortisasi.
19. Harta Tidak lancar Lainnya adalah harta lain-lain yang tidak digolongkan ke dalam kelompok harta perusahaan yang telah disebutkan sebelumnya. Harta lain-lain terdiri dari Pinjaman Karyawan, Hak Sewa Jangka Panjang, Uang Jaminan dan Lainnya (17.1 s/d 17.4). 19.1 Pinjaman Karyawan adalah perusahaan meminjamkan sejumlah hartanya kepada karyawannya, sehingga menjadi bagian harta bagi perusahaan tersebut.
19.2 Hak Sewa Jangka Panjang adalah hak sewa atas penggunaan tanah, bangunan/gedung, mesin-mesin atau barang bergerak lainnya untuk suatu periode jangka panjang.
19.3 Uang Jaminan adalah perusahaan mempercayakan atau menyimpankan sejumlah uang kepada pihak lain untuk keamanan uang tersebut.
19.4 Lainnya adalah harta jangka panjang selain kategori harta lain-lain yang telah disebutkan (misalnya: aktiva pajak tangguhan). B. KEWAJIBAN DAN MODAL terdiri dari Kewajiban dan Modal. (B1 + B2).
B.1 KEWAJIBAN adalah kewajiban atau hutang perusahaan untuk melunasi suatu jumlah hutang atau melaksanakan suatu kewajiban kepada pihak lain jika telah jatuh tempo. Kewajiban terdiri dari Kewajiban Lancar (jangka pendek) dan Kewajiban Jangka Panjang (B.1.1 + B.1.2).
S K P S 2015 17
B.1.1 Kewajiban Lancar adalah hutang jangka pendek yang diperkirakan harus dilunasi kurang dari 1 tahun. Kewajiban Lancar terdiri dari bermacam-macam hutang dan Kewajiban Lancar Lainnya (1 s/d 7).
1. Hutang Usaha adalah hutang perusahaan (berupa rupiah atau valuta asing) kepada pihak lain karena perusahaan membeli barang atau jasa secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu kurang dari 1 tahun. 2. Hutang Bank/Kredit Modal Kerja adalah pinjaman untuk modal kerja
perusahaan (baik dalam rupiah atau valuta asing) yang diperoleh dari bank berdasarkan permohonan perusahaan tersebut, biasanya mempunyai jangka waktu kurang dari 1 tahun.
3. Hutang Pajak adalah beban yang dikenakan atas penghasilan, kekayaan, transaksi/sumber-sumber lainnya dari perusahaan untuk dibayarkan kepada pemerintah.
4. Hutang yang Masih Harus Dibayar adalah hutang yang masih harus dibayarkan perusahaan kepada pihak lain untuk kepentingan perusahaan. Hutang-hutang ini terdiri dari hutang sewa dan hutang bunga. Misalnya hutang pajak, bunga, sewa.
5. Uang Muka dari Langganan adalah sejumlah uang dari pihak lain (pemesan) yang dititipkan kepada perusahaan. Dalam hal ini perusahaan melakukan penyelesaian order dari pihak lain tersebut dengan memperhitungkan termin yang diajukan.
6. Hutang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo Kurang dari 1 Tahun adalah kewajiban atau hutang perusahaan kepada pihak lain dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun) namun pembayaran pinjaman tersebut harus dilakukan secara berangsur sesuai dengan tanggal pembayaran (dalam satu tahun).
7. Kewajiban Lancar Lainnya adalah selain kategori kewajiban lancar yang telah disebutkan.
B.1.2 Kewajiban Jangka Panjang adalah kewajiban atau hutang perusahaan kepada pihak lain yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun (8 s/d 12).
18 S K P S 2015
8. Hutang Usaha adalah hutang perusahaan (berupa rupiah atau valuta asing) kepada pihak lain karena perusahaan membeli barang atau jasa secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun. 9. Hutang Bank/Kredit Modal Kerja (Investasi) adalah pinjaman yang
diperoleh pihak perusahaan dari bank berdasarkan permohonan perusahaan tersebut. Pinjaman bank dalam kategori ini biasanya mempunyai jangka lebih dari satu tahun dan digunakan untuk kredit investasi perusahaan. Rincian ini terdiri dari nilai hutang jangka panjang setelah dikurangi pokok cicilan hutang yang sudah dibayar atau jatuh tempo dalam waktu satu tahun pada periode yang sama.
10. Hutang Sewa Guna Usaha adalah beban sewa atas penggunaan tanah, bangunan/gedung, mesin-mesin, peralatan dan kendaraan yang dikuasai dan digunakan berdasarkan kontrak dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
11. Hutang Pajak Tangguhan adalah konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak kewajiban. 12. Setoran Jaminan adalah uang jaminan yang diterima dari pihak lain oleh perusahaan dengan ketentuan sesuai perjanjian yang telah disepakati kegunaannya untuk menjamin keamanan/kelancaran transaksi dari barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
13. Kewajiban Jangka Panjang Lainnya adalah selain kategori kewajiban jangka panjang yang telah disebutkan sebelumnya.
B.2 MODAL adalah sumber dana peusahaan baik yang berasal dari pemilik maupun kreditor. Sumber dana ini digunakan untuk membeli harta-harta yang digunakan dalam operasi perusahaan. Dengan demikian baik pemilik maupun kreditor berhak atas kekayaan perusahaan.
14. Modal Saham Ditempatkan dan Disetor adalah sebagian dari modal dasar yang telah ditentukan kepemilikannya di dalam akta pendirian atau perubahannya sebagai pemegang saham dan telah disetorkan oleh para pemegang sahamnya tersebut.
S K P S 2015 19
15. Tambahan Modal Disetor merupakan tambahan penyertaan modal yang diterima oleh perusahaan.
16. Saldo Laba/Rugi yang Ditahan mencakup Saldo Laba/Rugi yang dicadangkan dan yang belum dicadangkan.
16.1 Saldo Laba/Rugi yang Dicadangkan adalah sebagian atau keseluruhan laba/rugi yang tidak dibagikan kepada pemilik (stockholders) maupun pemegang (shareholders) saham perusahaan dalam bentuk dividen. Jumlah laba/rugi dicadangkan ini digunakan oleh perusahaan untuk memperbesar modal dan pengembangan usaha.
16.2 Saldo Laba/Rugi yang Belum Dicadangkan adalah saldo laba/rugi neto yang belum ditentukan penggunaannya.
17. Modal Lain-lain yaitu modal yang tidak tercakup dalam item sebelumnya.
BLOK IV. LAPORAN LABA/RUGI PERUSAHAAN
1. Pendapatan Utama merupakan pendapatan dari hasil penjualan produk utama dengan kriteria nilai yang paling tinggi atau volume fisik maupun waktu pengerjaannya yang paling besar.
2. Pendapatan Lainnya merupakan pendapatan dari hasil penjualan produk sekunder (produk ikutan + produk sampingan) yang dihasilkan selain produk utama.
Produk Ikutan adalah barang & jasa yang dihasilkan bersama dengan produk utama atas penggunaan teknologi tunggal.
Produk Sampingan adalah barang & jasa yang dihasilkan sejalan dengan produk utama tapi menggunakan teknologi yang berbeda.
3. Pendapatan Usaha merupakan penjumlahan pendapatan utama dan pendapatan lainnya (1+2).
4. Biaya Pokok Penjualan (cost of goods sold/cost of sales) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dan mempersiapkan barang sampai siap dijual yaitu penjumlahan biaya pokok produksi, persediaan awal barang jadi dan pembelian barang jadi dikurangi dengan
20 S K P S 2015
persediaan akhir barang jadi dan pemakaian sendiri. (4.1 + 4.2 + 4.3 - 4.4 – 4.5).
4.1 Biaya Pokok Produksi adalah penjumlahan biaya produksi, dan persediaan awal barang dalam proses dikurangi dengan persediaan akhir barang dalam proses (4.1.a + 4.1.b - 4.1.c).
4.1.a Biaya Produksi bagi perusahaan yang bergerak di lapangan usaha industri pengolahan adalah penjumlahan Pemakaian Bahan Baku dan Penolong, Upah dan Gaji Tenaga Kerja Produksi dan Biaya Pabrikasi (Overhead Cost) (4.1.a.1 s/d 4.1.a.3).
Biaya Pabrikasi terdiri dari biaya-biaya produksi langsung, seperti penyusutan alat-alat produksi, biaya listrik dan air untuk produksi, biaya pemeliharaan alat-alat produksi dan biaya produksi lainnya (4.1.a.3.1 s/d 4.1.a.3.4). Bagi perusahaan yang bergerak di lapangan usaha perdagangan, biaya produksi ini meliputi harga beli barang dagangan ditambah biaya lain seperti biaya transportasi dan penyimpanan.
4.1.b Persediaan Awal Barang dalam Proses adalah jumlah barang dalam proses yang ada di perusahaan pada awal periode pencatatan.
4.1.c Persediaan Akhir Barang dalam Proses adalah jumlah barang dalam proses yang ada di perusahaan pada akhir periode pencatatan.
4.2 Persediaan Awal Barang Jadi adalah jumlah barang jadi yang ada di perusahaan pada awal periode pencatatan.
4.3 Pembelian Barang Jadi adalah jumlah pembelian barang jadi dari pihak lain oleh perusahaan pada periode pencatatan.
4.4 Persediaan Akhir Barang Jadi adalah jumlah barang jadi yang ada di perusahaan pada akhir periode pencatatan.
4.5 Pemakaian Sendiri adalah jumlah barang jadi yang ada di perusahaan yang digunakan untuk konsumsi perusahaan itu sendiri.
5. Laba/Rugi Bruto Usaha merupakan pengurangan pendapatan usaha dengan biaya pokok penjualan (3-4).
S K P S 2015 21
6. Biaya Administrasi dan Penjualan merupakan penjumlahan biaya administrasi umum dan biaya penjualan (6.1 s/d 6.15).
Biaya Administrasi dan Umum adalah biaya yang bersifat umum dalam perusahaan, misalnya upah dan gaji tenaga kerja tak langsung, biaya listrik, air & telepon, pemeliharaan, asuransi, iuran, sumbangan dan lain-lain.
Biaya Penjualan adalah semua biaya yang terjadi dalam hubungan dengan menjual dan memasarkan barang dan jasa seperti biaya promosi dan iklan, VAT (PPN) dan pajak penjualan (PPn) serta diskon dan lain-lain.
7. Laba/Rugi Neto Usaha merupakan pengurangan Laba/Rugi Bruto Usaha dengan Biaya Usaha (5-6).
8. Selisih Pendapatan dengan Biaya di Luar Usaha adalah pendapatan di luar usaha dikurangi dengan biaya di luar usaha (8.1 - 8.2).
8.1 Pendapatan di Luar Usaha adalah pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan utama perusahaan. Termasuk dalam kelompok pendapatan ini antara lain: jasa giro, laba selisih kurs, keuntungan penjualan harta, pendapatan sewa dan lain-lain (8.1.a s/d 8.1.j).
8.2 Biaya di Luar Usaha adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan secara langsung dengan kegiatan utama perusahaan (8.2.a s/d 8.2.g).
9. Laba (Rugi) Sebelum Pajak yaitu penjumlahan Laba/Rugi neto usaha & selisih pendapatan dan biaya di luar usaha (7+8).
10. Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang diperoleh perusahaan.
11. Laba/Rugi Setelah Pajak merupakan pengurangan Laba/Rugi Sebelum Pajak dengan Pajak Penghasilan (9-10).
12. Pembayaran Dividen adalah bagian laba yang diterima oleh pemilik/pemegang saham perusahaan. Bagian ini berasal dari keuntungan yang diperoleh perusahaan selama menjalankan kegiatannya dalam satu periode.
13. Cadangan adalah bagian laba yang digunakan sebagai cadangan perusahaan.
14. Tambahan Modal adalah bagian laba yang digunakan sebagai tambahan modal perusahaan.
22 S K P S 2015
15. Saldo Laba/Rugi Tahun Lalu bagian laba/rugi tahun lalu yang belum digunakan oleh perusahaan.
16. Laba Ditahan adalah Laba/Rugi bersih dikurangi pembayaran dividen ditambah sisa Laba/Rugi tahun lalu (15+11-12-13-14).
BLOK V. CATATAN
Tuliskan hal-hal yang penting yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan.
BLOK VI. KETERANGAN PETUGAS DAN RESPONDEN
Tujuan blok ini adalah selain untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab dalam pengisian daftar isian (kuesioner) ini dan kapan dilakukan pencacahan serta pemeriksaan, juga untuk melihat keabsahan pencacahan.
Isikan nama, tanggal pencacahan/pemeriksaan/pengawasan serta tanda tangan pencacah dan pemeriksa/pengawas. Responden juga diminta untuk membubuhkan tanda tangan dan cap perusahaan (jika ada) pada tempat yang tersedia.
S K P S 2015 23
DIAGRAM ALUR PELAKSANAAN DAN TUJUAN SKPS 2015
Sampel Perusahaan Sampel Provinsi SKPS Perusahaan (Korporasi) Swasta Berbadan Hukum Non Koperasi Perusahaan (Korporasi) Swasta Berbadan Hukum Koperasi Laporan Laba/ Rugi Neraca Akhir Tahun Neraca Akhir Tahun Laporan Laba/ Rugi
Neraca Arus Dana Sektor Swasta Non
Finansial dan Koperasi
Neraca Pokok Korporasi Swasta Non Finansial dan
Koperasi