BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Di zaman yang semakin modern ini isu pemasanan global yang menjadi perhatian utama di dunia penelitian. Banyak penelitian diarahkan untuk mengurangi dampak terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang terus bermunculan salah satunya disebabkan oleh penggunanan perangkat komputasi yang berlebihan. Bila dikaitkan dengan kelestarian lingkungan, daya listrik yang dari tahun ke tahun semakin meningkat dalam hal penggunaanya, peningkatan penggunaan daya listrik ini patut diperhatikan bagi semua kalangan masyarakat tentunya apabila penggunaan tidak dilakukan secara bijak.
Salah satu yang dapat disimpulkan bahwa IT menjadi salah satu masalah dalam pemelihaan kelestarian lingkungan. Dengan adanya gerakan Save Our
Earth dengan upaya Green Earth, hal ini menjadikan salah satu bentuk
kesadaran agar semua masyarakat peduli terhadap lingkungannya. Solusi perwujudan diantara banyaknya program ramah lingkungan pada pemanfaatan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah
Green Computing. Istilah Green Computing ini diciptakan oleh U.S. Enviromental Protection Agency yang meluncurkan program Energy Star
yang fokus terhadap bagaimana cara memanfaatkan konsumsi energi yang dipakai pada penggunaan komputer dan teknologi yang semakin berkembang agar lebih efisien. Label Energy Star banyak terdapat pada perangkat monitor/display dan notebook. Dan program ini telah banyak diterapkan di negara-negara Eropa dan Asia (Rouse,2010)
Green Computing atau yang juga disebut Green IT merupakan sebuah agenda
dalam melakukan pemakaian energi secara efisien (AIIA,2009). Dengan pemakaian energi yang efisien tersebut dapat dicapai dengan cara mengurangi pembuangan dan pemakaian yang tidak perlu. Namun dalam hal tertentu seperti investasi untuk hal yang baru, diperlukan teknologi efisiensi energi yang lebih. Teknologi efisiensi yang lebih tersebut membutuhkan biaya yang
lebih besar. Jika ditelusuri dari sudut padang dan ekonomi,banyaknya pengeluaran energi global pada industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menyumbang 2-3 % emisi CO2 di dunia. Pengguna energi utama pada bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah data center.
Data center merupakan fasilitas yang digunakan untuk menempatkan sistem
komputer dan komponen terkait lainnya, seperti sistem penyimpanan data dan telekomunikasi. Data center sendiri adalah aset berharga bagi perusahaan, karena didalamnya tersimpan berbagai data penting yang dimiliki oleh perusahaan.
Gambar I- 1 Konsumsi Daya Pada Data Center
(Storageio, 2012)
Pada gambar I-1 dijelaskan bahwa konsumsi daya pada Data Center terbesar terdapat pada Cooling/HVAC (Heating, Ventilation, and Air
Conditioning/Refrigeration) sekitar 50-60 % yang bertujuan untuk menjaga
agar temperatur tetap dalam keadaaan rendah dan konstan serta menyebarkan titik-titik panas yang dibuat oleh perangkat yang terletak pada Data Center. Adapun komponen umum dari HVAC yaitu kondesor, evaporator,
kompresor, filter udara, humidifer, air/coolant.
Data Center yang identik dengan kebutuhan daya listrik yang sangat besar
dalam proses komputasi secara berkelanjutan, sehingga berdampak pada permasalahan energi. Menurut U.S Environmental Protection Agency (EPA) dan Energy Star, bahwa di Amerika serikat data center mengkonsumsi 100 miliar kWh atau sekitar 7,4 miliar dollar per tahun. Sumber utama dari konsumsi besar pada data center yaitu pada sistem pendinginan hampir 30%
dari total konsumsi energi, sumber daya computer dan elemen-elemen jaringan.
Seperti yang terdapat pada gambar I-2 dari low carbon partner tahun 2013 dijelaskan bahwa penggunaan terbesar energi terdapat pada cooling system (sistem pendinginan) yaitu sebesar 38 % kemudian prosesor sebanyak 15 % dan server lainnya yaitu 15 % juga.
Gambar I- 2 Penggunaan Energi Pada Data Center (Partner, 2013) Menurut International Data Corporation (IDC) dan Gartner, Inc. Bahwa setiap investasi perangkat keras di Data Center senilai US$1, muncul tambahan biaya sebesar US$0,5 pada power dan sistem pendinginan (cooling
system). Gartner, Inc. bahkan International Data Corporation (IDC)
memprediksi separuh dari Data Center pada tahun 2008 di dunia ini kekurangan kapasitas power dan sistem pendinginan akibat krisis energi. Dari permasalahan yang ada tersebut dibutuhkan model baru dari data center yang ramah lingkungan yang disebut Green Data Center.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau biasa disingkat LIPI merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian Republik Indonesia yang di
koordinasi oleh Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (RISTEKDIKTI) . Pusat Informasi dan Dokumentasi Ilmiah (PDII) Merupakan Organisasi dibawah naungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). PDII-LIPI sendiri memiliki data yang berisi jurnal,
E-Proceeding, hasil penelitian, dan buku- buku dan juga koleksi audio dan
visual yang dimanfaatkan oleh pemakai di perpustakaan yang ada di LIPI. Beberapa tahun belakangan ini ada masalah yang dihadapi oleh PDII-LIPI ini yaitu sistem Pendinginan yang terdapat pada Data Center PDII-PDII-LIPI masih tidak beraturan dan belum memenuhi standar TIA-942. Akibatnya permasalahan pada sistem pendinginan tersebut dapat mengakibatkan
overheat pada hardware di Data Center dan mengakibatkan Server down
yang sangat mempengaruhi proses bisnis di PDII-LIPI tersebut. Selain itu di PDII-LIPI belum menerapkan penggunaan teknologi raised floor yang berfungsi untuk mengalirkan udara dingin yang dihasilkan oleh HVAC yang dialirkan melalui raised floor sehingga sistem pendinginan pada ruang data
center PDII-LIPI dapat beraturan dan memenuhi standar TIA-942.
Pada Peraturan Pemerintah Nomor 70 tahun 2009 tentang Konversi Energi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia juga memiliki tanggung jawab dalam penghematan energi sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia juga memiliki permasalahan pada sistem pendinginan (Cooling System) diruang data center. Sistem Pendingin pada ruang Data Center Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ini juga belum memenuhi standar.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia masih menggunakan Pendingin jenis
Air Conditioner pada umumnya di ruangan Data Center tersebut. Sehingga
penelitian yang dilakukan adalah desain Green Data Center menggunakan standar TIA-942 heat dissipation yang berlokasi di gedung Sasana Widya Sarwono, Jalan Jenderal Gatot Subroto 10, Jakarta Selatan.
Dalam penelitian ini diterapkan cooling system pada Data Center PDII- LIPI dengan menggunakan metode PPDIOO Network Life-Cycle. Penerapan
cooling system sebagai rancangan Green Data Center yang bertujuan agar
digunakan tidak cepat panas dan hemat energi karena sebagian besar penggunaan daya pada data center terdapat pada sistem pendinginan data
center.Dalam metode PPDIOO Network Life-Cycle ada 6 tahapan yaitu tahap prepare, tahap plan, tahap design, tahap implement, tahap operate, dan tahap optimize.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan diatas, perumusan masalah penelitian ini adalah : 1. Bagaimana mengidentifikasi kondisi saat ini Data Center pada PDII-
LIPI?
2. Bagaimana rancangan Green Data Center di PDII-LIPI menggunakan standar TIA-942 Heat Dissipation?
I.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Melakukan identifikasi kondisi saat ini data center di PDII-LIPI 2. Merancang desain Green Data Center di PDII-LIPI dengan
menggunakan standar TIA-942 Heat Dissipation.
I.4 Manfaat
Manfaat yang diinginkan dalam penelitian ini adalah :
1. Memberikan desain data center yang ramah lingkungan.
2. Meminimalisasi dampak polusi dan ikut serta dalam gerakan go
green/green life.
3. Penghematan keuangan secara berkesinambungan.
4. Mengoptimalkan penggunaan energi dengan sistem pendinginan yang memenuhi standar
I.5 Batasan Penelitian
standar TIA-942.
2. Metode penelitian ini menggunakan metode Cisco PPDIOO
Network Life- Cycle Approach hanya dilakukan sampai tahap
desain.
3. Penelitian ini tidak memperhatikan biaya yang dikeluarkan dalam proses implementasi infrakstruktur Data Center.
4. Penelitian hanya dilakukan pada PDII-LIPI pusat yang memiliki
Data Center
5. Penelitian ini hanya memberikan rekomendasi yang dihasilkan dan diimpelementasikan seluruhnya kepada PDII-LIPI Jakarta. I.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah : • Bab I Pendahuluan
Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
• Bab II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang digunakan dalam pengerjaan penelitian, meliputi teori-teori Green Computing/Green IT, definisi Data Center, desain Data Center dan desain Green Data Center.
• Bab III Metodologi Penelitian
Pada bab ini menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian dan analisis kebutuhan jangka panjang dari Data Center Pusat Informasi dan Dokumentasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI).