• Tidak ada hasil yang ditemukan

TABLE OF CONTENTS. ANNUAL REPORT INTEGRATED GOVERNANCE FINANCIAL CONGLOMERATION (Laporan Tahunan Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TABLE OF CONTENTS. ANNUAL REPORT INTEGRATED GOVERNANCE FINANCIAL CONGLOMERATION (Laporan Tahunan Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

TABLE OF CONTENTS

MANAGEMENT LETTER (Surat Manajemen)

ANNUAL REPORT INTEGRATED GOVERNANCE FINANCIAL CONGLOMERATION

(Laporan Tahunan Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan)

PART A (Bagian A)

PAGE 1 – 16 (Halaman 1-16)

PART B (Bagian B)

PAGE 17 (Halaman 17)

PART C - D (Bagian C-D)

PAGE 18 – 22 (Halaman 18-22)

(2)
(3)
(4)

ANNUAL REPORT OF IMPLEMENTATION OF

INTEGRATED GOVERNANCE

As of 31 December 2016

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN

TATA KELOLA TERINTEGRASI

Posisi 31 Desember 2016

INTRODUCTION

The Periodical Assessment Report based on the OJK regulation No. 18/POJK.03/2014 and the Circular Letter No. 5/SEOJK.03/2015 which are concerning the Implementation of Integrated Good Corporate Governance of Financial Conglomeration should be applied every end of semester. Aside of the periodical report, the Lead Entity shall prepare the Annual Report of Implementation of Integrated Good Corporate Governance and publish it to the homepage of the Lead Entity’s website at latest within 5 (five) months since the latest fiscal year.

MUFG Financial Conglomeration in Indonesia shall consist of : The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Jakarta Branch (as the Lead Entity, also acts as the member), and other members are PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BNP) dan PT U Finance Indonesia.

The implementation of financial conglomeration has been executed in accordance with the prevailing regulation, in particular for similar industry category of banking business such as BTMU Jakarta Branch and BNP, which have implemented the Good Corporate Governance properly, namely the implementation of Compliance and of Internal Audit Working Units.

PENDAHULUAN

Laporan Penilaian Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi secara berkala sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 18/POJK.03/2014 dan Surat Edarannya No. 5/SEOJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan, yang dilakukan pada setiap akhir semester. Disamping laporan berkala, Entiti Utama wajib menyusun laporan tahunan pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi dan mempublikasikan laporan tahunan pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi dalam home page Entitas Utama paling lambat 5 (lima) bulan sejak tahun buku berakhir.

MUFG Financial Conglomeration di Indonesia terdiri atas : The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Jakarta branch (sebagai Entitas Utama/ Lead Entity dan merangkap sebagai anggota), dan para anggota lainnya adalah PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BNP) dan PT U Finance Indonesia.

Penerapan konglomerasi keuangan telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku, terutama anggota dengan usaha Bank seperti BTMU cabang Jakarta dan BNP telah menerapkan fungsi Tata Kelola yang baik secara berkesinambungan, termasuk atas penerapan fungsi kerja kepatuhan dan internal audit.

A. SELF ASSESSMENT REPORT OF INTEGRATED GOVERNANCE IMPLEMENTATION A.1. Board of Directors of the Main Entity

A.1.a Structure of Integrated Corporate Governance

1) Board of Directors of the Main Entity have complied with the integrity, competency, and financial reputation requirements, and has obtained approval from the Financial Services Authority.

2) Board of Directors of the Main Entity has knowledge on the Main Entity, such as understanding in the main business activities and main risk of FSI in Financial Conglomeration.

Results :

Point A.1.a Rating: 2 to 3

A LAPORAN PENILAIAN SENDIRI PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI A.1. Direksi Entitas Utama

A.1.a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi

1) Direksi Entitas Utama telah memenuhi persyaratan integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan dan telah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan.

2) Direksi Entitas Utama memiliki pengetahuan mengenai Entitas Utama, antara lain pemahaman kegiatan bisnis utama dan risiko utama dari LJK dalam Konglomerasi Keuangan.

Point A.1.a. Peringkat : 2 to 3

1. Manajemen BTMU cabang Jakarta sebagai Entitas utama yang terdiri dari General Manager, Deputy General Manager untuk internal control, Direktur

(5)

1. BTMU Jakarta Branch Management as Lead entity consisting of General Manager, Deputy General Manager for Internal Control, Compliance Director have met applicable requirement continuing the Report which had been submitted to OJK (cc: Department of Development Supervision and Crisis Management) concerning Report on Lead Entity and members of the financial conglomeration in March 2015. On 25 October 2016, the Lead entity had submitted the Report concerning change of the Financial Conglomeration members, PT BTMU-BRI Finance had been excluded from membership, to OJK before 20 working day deadline after the change effective date. Rating : 2 2. Understanding over the main business activity and main risk of BTMU Jakarta

Branch/BTMU as Lead Entity as well as member entity is possessed by Lead entity’s management, however the Lead Entity Management still require adjustment to learn and understand the main business and main risk of member entities such as PT U Finance/ UFI, and PT Bank Nusantara Parahyangan/BNP. Rating 3

A.1.b Process of Integrated Corporate Governance

1) Board of Directors of the Main Entity shall submit the Integrated Corporate Governance Guidelines to the Board of Directors of FSI in Financial Conglomeration.

2) Board of Directors of the Main Entity shall direct, supervise, and evaluate the implementation of Integrated Corporate Governance Guidelines.

3) Board of Directors shall follow through the direction or advices from the Board of Commissioners of the Main Entity in order to complete the Integrated Corporate Governance Guidelines.

4) Board of Directors of the Main Entity shall follow through the findings of Integrated Internal Audit Work Unit and Integrated Compliance Work Unit.

Results :

Point A.1.b. Rating 2

1. For Integrated Governance implementation, Lead Entity’s management have delivered and explained the Guidelines Integrated Corporate Governance to member entities of the financial conglomeration. Rating : 2

2. Lead Entity management have conducted monitoring visit to member entities of the financial conglomeration for the purpose of evaluation, monitoring and direction over the implementation of Guidelines Integrated Corporate Governance as of December 2016. Rating : 2

Kepatuhan telah memenuhi persyaratan ketentuan yang berlaku melanjutkan Laporan yang telah disampaikan ke OJK (cc: Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis) untuk Laporan LJK yang menjadi Entitas utama dan LJK yang menjadi anggota konglomerasi keuangan pada tanggal bulan Maret 2015.

Pada tanggal 25 Oktober 2016, Entitas Utama telah menyampaikan Laporan Perubahan anggota Konglomerasi Keuangan, yaitu keluarnya PT BTMU-BRI Finance dari keanggotaan, kepada OJK sebelum jatuh tempo 20 hari kerja sejak terjadinya perubahan. Peringkat : 2

2. Pemahaman atas kegiatan bisnis utama dan risiko utama dari BTMU cabang Jakarta/BTMU yang menjadi Entitas utama dan sekaligus anggota telah dimiliki oleh manajemen Entitas utama, tetapi manajemen Entitas utama masih memerlukan penyesuaian untuk mempelajari dan memahami kegiatan bisnis utama dan risiko utama dari para anggota dalam konglomerasi keuangan seperti PT U Finance/ UFI, dan PT Bank Nusantara Parahyangan/BNP. Peringkat 3

A.1.b. Proses Tata Kelola Terintegrasi

1) Direksi Entitas Utama menyampaikan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi kepada Direksi LJK dalam Konglomerasi Keuangan.

2) Direksi Entitas Utama mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan Pedoman Tata Kelola Terintegras

3) Direksi Entitas Utama menindaklanjuti arahan atau nasihat Dewan Komisaris Entitas Utama dalam rangka penyempurnaan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi.

4) Direksi Entitas Utama menindaklanjuti temuan Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi dan Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi.

Point A.1.b. Peringkat 2

1. Untuk pelaksanaan tata kelola terintegrasi, maka manajemen Entitas utama telah menyampaikan dan menjelaskan Guidelines Integrated Corporate Goverance kepada para anggota konglomerasi keuangan. Peringkat : 2 2. Manajemen Entitas utama telah melakukan kunjungan kepada para anggota

konglomerasi keuangan guna mengevaluasi, pemantauan dan pengarahan atas pelaksanaan Guidelines Integrated Corporate Governance untuk posisi Desember 2016. Peringkat : 2

3. Manajemen Entitas utama telah menindak lanjuti arahan atau nasihat Dewan Komisaris Entitas utama yang disampaikan pada Pertemuan tanggal 1 Februari 2017 dalam rangka pemenuhan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi.

(6)

3. Management of Lead Entity have followed up the direction or advice from the Lead entity’s Board of Commissioner delivered during the 1 February 2017 meeting to fulfill the Integrated Corporate Governance Guideline. Rating : 2

4. For all finding of the Integrated Internal Audit Unit / SKAI and Integrated Compliance Unit during Monitoring and Evaluation visit to each Member entities, sufficient countermeasure has been taken as part of Lead Entity management function.

Rating : 2

A.1.c. Result of Integrated Corporate Governance

1) Integrated Corporate Governance Guidelines have been completed in accordance with the direction from Board of Commissioners.

2) Board of Directors of the Main Entity has ensured that the audit and recommendation findings from;

a) Integrated Internal Audit Work Unit b) External auditor;

c) Supervision Result of FSA;

d) Supervision result from other authorities such as Bank Indonesia; and/or e) Supervision result from supervision authority on Main Office of FSI, if such

FSI is a branch office from a foreign domiciled entity. Has been followed through by FSI in Financial Conglomeration.

Results :

Point A.1.c. Rating : 2

1. Integrated Corporate Governance Guidelines has been continuously implemented. Rating : 2

2. During the monitoring visit in December 2016 it has been confirmed that various audit finding and recommendation at BTMU, UFI, and BNP are followed up. Rating : 2

A.2. Board of Commissioners of the Main Entity A.2.a. Structure of Integrated Corporate Governance

1) Board of Commissioners of the Main Entity have complied with the integrity, competency, and financial reputation requirements, and has obtained approval from the Financial Services Authority.

4. Atas temuan Satuan kerja audit intern / SKAI dan Satuan kerja Kepatuhan/Compliance Terintegrasi selama melakukan Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi pada masing-masing Entitas anggota telah diambil langkah-langkah tindak lanjut yang memadai sebagai bagian fungsi manajemen Entitas utama.

Peringkat : 2

A.1.c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi

1) Pedoman Tata Kelola Terintegrasi telah disempurnakan sesuai arahan dari Dewan Komisaris.

2) Direksi Entitas Utama telah memastikan bahwa temuan audit dan rekomendasi dari:

a) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi; b) auditor eksternal;

c) hasil pengawasan OJK;

d) hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain Bank Indonesia; dan/atau e) hasil pengawasan otoritas pengawasan terhadap Kantor Pusat LJK dalam

hal LJK merupakan kantor cabang dari entitas yang berkedudukan di luar negeri, telah ditindaklanjuti oleh LJK dalam Konglomerasi Keuangan.

Point A.1.c. Peringkat : 2

1. Guidelines Integrated Corporate Governance telah di-implementasi-kan

secara berkelanjutan. Peringkat : 2

2. Selama pelaksanaan fungsi pemantauan pada bulan Desember 2016 telah dipastikan bahwa berbagai temuan audit dan rekomendasi di BTMU, UFI dan BNP telah ditindaklanjuti.

Peringkat : 2

A.2. Dewan Komisaris Entitas Utama A.2.a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi

1) Dewan Komisaris Entitas Utama telah memenuhi persyaratan integritas, kompetensi dan reputasi keuangan dan telah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan.

2) Dewan Komisaris Entitas Utama memiliki pengetahuan mengenai Entitas Utama antara lain pemahaman kegiatan bisnis utama dan risiko utama dari LJK dalam Konglomerasi Keuangan.

(7)

2) Board of Commissioners of the Main Entity has knowledge on the Main Entity, such as understanding in the main business activities and main risk of FSI in Financial Conglomeration.

Results :

Point a. Rating : 2

Being a branch of an overseas domiciled bank, PDAO as Supervisory Board or Board of Commissioner of the Lead Entity / BTMU Jakarta Branch or PDAO has met all requirement of applicable regulation.

A.2.b Process of Integrated Corporate Governance

1) Board of Commissioners of the Main Entity shall conduct Board of Commissioners of the Main Entity meetings regularly at least 1 (once) each semester.

2) Board of Commissioners of the Main Entity shall perform supervision on implementation of duties and responsibilities of the Board of Directors of the Main Entity.

3) Board of Commissioners of the Main Entity shall perform supervision on Integrated Corporate Governance application

4) Board of Commissioners of the Main Entity shall evaluate Integrated Corporate Governance Guidelines.

Results :

Point A.2.b. Rating : 2

The Guidelines Integrated Corporate Governance has stipulated that the Supervisory Board shall conduct a meeting at least once in every six month. The third Supervisory Board Meeting had been conducted on 1 February 2017 with agenda of ensuring that the evaluation, monitoring and direction from the Lead Entity are implemented in a good governance.

A.2.c. Result of Integrated Corporate Governance

1) The result of Board of Commissioners of The Main Entity Meetings shall be put in a minutes of meeting and well documented, including the dissenting opinions along with the reasoning, that occurred in the Board of Commissioners of the Main Entity Meeting.

2) Recommendation on supervision result from Board of Commissioners of the Main Entity on:

a) Implementation of duties and responsibility of the Board of Directors of the Main Entity;

b) Integrated Corporate Governance application;

Sebagai Bank cabang dari entitas di-luar negeri, maka PDAO sebagai Supervisory Board atau Dewan Komisaris dari Entitas utama/ BTMU cabang Jakarta memiliki persyaratan yang telah dilengkapi sesuai ketentuan yang berlaku.

A.2.b. Proses Tata Kelola Terintegrasi

1) Dewan Komisaris Entitas Utama menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris Entitas Utama secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali setiap semester.

2) Dewan Komisaris Entitas Utama melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama.

3) Dewan Komisaris Entitas Utama melakukan pengawasan atas penerapan Tata Kelola Terintegrasi.

4) Dewan Komisaris Entitas Utama mengevaluasi Pedoman Tata Kelola Terintegrasi.

Point A.2.b. Peringkat : 2

Guidelines Integrated Corporate Governance telah menetapkan bahwa Supervisory Board menyelenggarakan pertemuan paling sedikit satu kali setiap enam bulan. Pertemuan Supervisory Board ketiga telah

diselenggarakan pada tanggal 1 Februari2017 dengan memastikan pelaksanaaan evaluasi, pemantauan dan arahan Entitias utama berjalan dengan tata kelola yang benar.

A.2.c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi

1) Hasil rapat Dewan Komisaris Entitas Utama telah dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions beserta alasannya yang terjadi dalam rapat Dewan Komisaris Entitas Utama.

2) Rekomendasi hasil pengawasan Dewan Komisaris Entitas Utama atas: a) pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama; b) penerapan Tata Kelola Terintegrasi;

c) hasil evaluasi Pedoman Tata Kelola Terintegrasi oleh Dewan Komisaris Entitas Utama, telah disampaikan kepada Direksi Entitas Utama. 3) Dewan Komisaris Entitas Utama telah membentuk Komite Tata Kelola

Terintegrasi.

(8)

c) Evaluation result of Integrated Corporate Governance Guidelines by Board of Commissioners of the Main Entity,have been submitted to the Board of Directors of the Main Entity.

3) Board of Commissioners of the Main Entity has established Integrated Corporate Governance Committee.

Results :

Point A.2.c. Rating : 2

The result of Supervisory Board Meeting on 1 February 2017 is supported with a minute of meeting containing recommendation, direction as well as commitment by lead entity management. The Supervisory Board has established Integrated

Governance Committee as written on the Integrated Corporate Governance Committee Charter in October 2015.

Hasil Pertemuan Supervisory Board pada tanggal 1 Februari 2017 telah dilengkapi dengan risalah rapat yang memuat rekomendasi, arahan serta komitmen manajemen entitas utama. Supervisory Board telah membentuk Komite Tata Kelola Terintegrasi yang dituangkan dalam Charter Committee Integrated Corporate Governance pada bulan Oktober 2015.

A.3. Integrated Corporate Governance Committee A.3.a. Structure of Integrated Corporate Governance

1) Integrated Corporate Governance Committee shall at least consist of:

a. One Independent Commissioner which is Chairman on one of the Committee of the Main Entity, as the president and member;

b. Independent Commissioner representing and appointed from FSI in the Financial Conglomeration, as member;

c. An independent party, as member; and

d. A member of Sharia Board of Supervisors from FSI in the Financial Conglomeration, as member (if such Financial Conglomeration has FSI that perform business activities based on Sharia principles).

2) The number and composition of Independent Commissioner to be the member of Integrated Corporate Governance Committee as stated in has been adjusted with the necessities of the Financial Conglomeration along with the efficiency and effectiveness of the implementation of the Integrated Corporate Governance Committee while considering the number of representative from each financial service sector.

Results :

Point A.3.a. Rating : 2

Integrated Governance Committee has been established with members consist of existing audit committee, risk monitoring committee of the Supervisory Board and commissioner of BNP. Integrated Governance Committee consists of: PDAO (member as well as committee chairman), ACO, ARMCD, AOD, FAO, MUFG Group Strategy Division for Asia & Oceania and Commissioner of BNP who meet the requirement stipulated by

A.3. Komite Tata Kelola Terintegrasi

A.3.a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi

1) Komite Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit terdiri dari:

a) seorang Komisaris Independen yang menjadi Ketua pada salah satu komite pada Entitas Utama, sebagai Ketua merangkap anggota; b) Komisaris Independen yang mewakili dan ditunjuk dari LJK dalam

Konglomerasi Keuangan, sebagai anggota; c) seorang pihak independen, sebagai anggota;

d) anggota Dewan Pengawas Syariah dari LJK dalam Konglomerasi Keuangan, sebagai anggota (dalam hal Konglomerasi Keuangan memiliki LJK yang melakukan kegiatan usaha berdasar prinsip syariah). 2) Jumlah dan komposisi Komisaris Independen yang menjadi anggota Komite

Tata Kelola Terintegrasi telah sesuai dengan kebutuhan Konglomerasi Keuangan serta efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas Komite Tata Kelola Terintegrasi dengan memperhatikan keterwakilan masing-masing sektor jasa keuangan.

Point A.3.a. Peringkat : 2

Komite Tata Kelola Terintegrasi telah dibentuk dengan para anggota dari komite audit, komite pemantauan risiko untuk Supervisory Board dan komisaris dari anggota entitas BNP. Komite Tata Kelola Terintegrasi terdiri dari : PDAO (merangkap anggota dan pemimpin komite), ACO, ARMCD, AOD, FAO, MUFG Group Strategy Division for Asia & Oceania dan Komisaris BNP dimana memiliki persyaratan yang telah dilengkapi sesuai ketentuan yang berlaku. Komposisi ini telah memberikan kontribusi pertanggung jawaban

(9)

the applicable regulation. The composition of the Committee member has represented responsibility to each member entities.

A.3.b. Process of Integrated Corporate Governance

1) Integrated Corporate Governance Committee evaluates the implementation of Integrated Corporate Governance at least through the evaluation of adequate internal control and integrated performance of compliance function.

2) Integrated Corporate Governance Committee shall conduct Integrated Corporate Governance Committee meetings at least 1 (once) each semester.

Results :

Point A.3.b. Rating : 2

The Integrated Governance Committee obtained continuing information on implementation of internal audit and compliance function and provided recommendation to be followed up. The Integrated Corporate Governance Committee Charter stipulated that the committee shall meet at least once in every six month. The third meeting was on 20 January 2017.

A.3.c.Result of Integrated Corporate Governance

1) Integrated Corporate Governance Committee has evaluated the implementation of Integrated Corporate Governance at least through the evaluation of adequate internal control and integrated performance of compliance function;

2) Integrated Corporate Governance Committee has provided recommendation to the Board of Commissioners of the Main Entity to complete the Integrated Corporate Governance Guidelines.

3) The result of Integrated Corporate Governance Committee Meetings shall be put in a minutes of meeting and well documented, including the dissenting opinions along with the reasoning, that occurred in the Integrated Corporate Governance Committee Meeting.

Results :

Point A.3.c. Rating : 3

The Integrated Governance Committee evaluation result during 20 January 2017 Meeting has been noted on a minute of meeting. The Integrated Governance Committee is still required to keep learning and understanding the implementation of integrated governance for the purpose of providing direction to Lead Entity and recommendation to the Board of Commissioner in relation with assessment over adequacy of integrated internal control and compliance function. The Committee’s

yang memadai atas anggota entitas utama guna penerapan tata kelola yang baik.

A.3.b. Proses Tata Kelola Terintegrasi

1) Komite Tata Kelola Terintegrasi mengevaluasi pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit melalui penilaian kecukupan pengendalian intern dan pelaksanaan fungsi kepatuhan secara terintegrasi.

2) Komite Tata Kelola Terintegrasi menyelenggarakan rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit 1 (satu) kali setiap semester.

Point A.3.b. Peringkat : 2

Komite Tata Kelola Terintegrasi memperoleh informasi berkelanjutan atas penerapan fungsi internal audit dan kepatuhan serta memberikan rekomendasi untuk tindak lanjut yang terarah. Pertemuan yang terjadwal telah dicantumkan pada Charter Committee Integrated Corporate Governance dimana paling sedikit komite melakukan pertemuan berkala satu kali dalam setiap enam bulan. Pertemuan ketiga telah dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2017.

A.3.c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi

1) Komite Tata Kelola Terintegrasi telah mengevaluasi pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi, paling sedikit melalui penilaian kecukupan pengendalian intern dan pelaksanaan fungsi kepatuhan secara terintegrasi.

2) Komite Tata Kelola Terintegrasi telah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris Entitas Utama untuk penyempurnaan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi.

3) Hasil rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi telah dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions beserta alasannya yang terjadi dalam rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi

Point A.3.c. Peringkat : 3

Hasil evaluasi Komite Tata Kelola Terintegrasi pada rapat tanggal 20 Januari 2017 telah dituangkan dalam risalah rapat. Komite Tata Kelola Terintegrasi masih terus mempelajari dan memahami pelaksanaan tata kelola terintegrasi guna memberikan arahan kepada Entitas utama dan masukan kepada Dewan Komisaris utama yang berhubungan dengan penilaian kecukupan pengendalian intern dan pelaksanaan fungsi kepatuhan secara terintegrasi. Penyampaian arahan yang telah disampaikan oleh Komite Tata Kelola Terintegrasi untuk melakukan pemantauan atas komitmen yang telah disepakati setiap anggota

(10)

direction to monitor over commitment agreed by each member entities in implementing the Governance regulation is well noted on the minute of meeting.

untuk implementaasi ketentuan Tata Kelola yang baik, dalam hal ini Entitas utama memberikan perhatian yang memadai untuk pelaksanaan tindak lanjut, dalam hal ini arahan dan hasil evaluasi pertemuan komite telah dituangkan dalam risalah rapat.

A.4. Integrated Compliance Work Unit

A.4.a.Structure of Integrated Corporate Governance

1) Integrated Compliance Work Unit is independent on the operational work unit. 2) Board of Directors of the Main Entity shall fulfill the necessities of qualified human

resources as the member of Integrated Compliance Work Unit.

Results :

Point A.4.a. Rating : 2

The Integrated Compliance Unit is independent from operational working unit and other working unit within entities. Human resources availability and capability allocation is sufficient for implementing the integrated compliance function.

A.4.b. Process of Integrated Corporate Governance

Integrated Compliance Work Unit shall supervise and evaluate compliance function in FSI in Financial Conglomeration.

Results :

Point A.4.b. Rating : 2

As assigned by the lead entity’s management, Compliance Department as the Integrated Compliance Unit has conducted Visits to monitor and evaluate the implementation of compliance function at UFI and BNP as member entities.

A.4.c Result of Integrated Corporate Governance

Integrated Compliance Work Unit has submitted report on implementation of its duties and responsibilities to the Director that is in charge of the compliance function of the Main Entity or appointed Director to perform supervision function on FSI in Financial Conglomeration.

Results :

Point c. Rating : 2

The monitoring and evaluation result has been documented on Visit Reports, reported to Compliance Director of BTMU Jakarta Branch and approved by the General Manager of BTMU Jakarta Branch as Lead Entity Management for Member Entities to follow up.

A.4. Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi

A.4.a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi

1) Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi independen terhadap satuan kerja operasional.

2) Direksi Entitas Utama memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai anggota Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi. Point A.4.a. Peringkat : 2

Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi memiliki independensi terhadap satuan kerja operasional dan satuan kerja lainnya dalam entitas. Alokasi atas penyediaan pegawai dan kapabilitas dapat memenuhi pelaksanaan fungsi kerja kepatuhan terintegrasi

A.4.b. Proses Tata Kelola Terintegrasi

Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi memantau dan mengevaluasi fungsi kepatuhan di LJK dalam Konglomerasi Keuangan.

Point A.4.b. Peringkat : 2

Sesuai dengan penugasan dari Manajemen Entitas utama, maka Departemen Kepatuhan sebagai Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi telah melakukan kunjungan guna pemantauan dan evaluasi fungsi kepatuhan pada UFI dan BNP sebagai para anggota entitas.

A.4.c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi

Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi telah menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan Entitas Utama atau Direktur yang ditunjuk untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap LJK dalam Konglomerasi Keuangan.

Point c. Peringkat : 2

Hasil pemantauan dan evaluasi telah dituangkan dalam Laporan

Kunjungan, dilaporkan kepada Direktur Kepatuhan BTMU cabang Jakarta serta disetujui oleh General Manager BTMU cabang Jakarta sebagai

(11)

manajemen Entitas Utama agar dapat ditindak lanjuti oleh para anggota entitas.

A.5. Integrated Internal Audit Work Unit

A.5.a. Structure of Integrated Corporate Governance

1) Integrated Internal Audit Work Unit is independent on operational work unit. 2) Board of Directors of the Main Entity shall fulfill the necessities of qualified human

resources as member of Integrated Internal Audit Work Unit.

Results :

Point A.5.a. Rating : 2

The Integrated Internal Audit Unit is independent from operational working unit and other working unit within entities. Human resources availability and capability allocation is sufficient for implementing the integrated internal audit function.

A.5.b. Process of Integrated Corporate Governance

Integrated Internal Audit Work Unit has supervised implementation of internal audit for FSI in Financial Conglomeration.

Results :

Point b. Rating : 2

As assigned by the lead entity’s management, Internal Audit / SKAI Department as the Integrated Internal Audit Unit has conducted Visits to monitor and evaluate the implementation of internal audit function at UFI and BNP as member entities.

A.5.c.Result of Integrated Corporate Governance

1) Integrated Internal Audit Work Unit has submitted report on implementation of its duties and responsibilities for:

a) Director appointed to perform supervision function on FSI in Financial Conglomeration;

b) Board of Commissioners of the Main Entity; and

c) Director in charge in Compliance Function of the Main Entity. 2) Integrated Internal Audit Work Unit act objectively in supervising audit.

3) Recommendation of audit result has been in accordance with the problem and may be used for improvement reference.

Results :

Point A.5.c. Rating : 2

A.5. Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi

A.5.a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi

1) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi independen terhadap satuan kerja operasional.

2) Direksi Entitas Utama telah memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai anggota Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi. Point A.5.a. Peringkat : 2

Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi memiliki independensi terhadap satuan kerja operasional dan satuan kerja lainnya dalam entitas. Alokasi atas penyediaan pegawai dan kapabilitas dapat memenuhi pelaksanaan fungsi kerja audit intern terintegrasi

A.5.b. Proses Tata Kelola Terintegrasi

Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi telah memantau pelaksanaan audit intern pada LJK dalam Konglomerasi Keuangan.

Point b. Peringkat : 2

Sesuai dengan penugasan dari Manajemen Entitas utama, maka Satuan Kerja Audit Intern/ SKAI Departemen sebagai Satuan kerja audit intern terintegritas telah melakukan kunjungan guna pemantauan pelaksanaan audit intern pada UFI dan BNP sebagai para anggota entitas.

A.5.c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi

1) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi telah menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada:

a) Direktur yang ditunjuk untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap LJK dalam Konglomerasi Keuangan;

b) Dewan Komisaris Entitas Utama; dan

c) Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan Entitas Utama. 2) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi bertindak obyektif dalam melakukan

pemantauan pelaksanaan audit.

3) Rekomendasi hasil audit telah sesuai dengan permasalahan dan dapat digunakan sebagai acuan perbaikan.

(12)

The monitoring and evaluation result has been documented on Visit Reports, reported to BTMU Jakarta Branch Management, Directors of member entities, Supervisory Board and Integrated Governance Committee and approved by the General Manager of BTMU Jakarta Branch as Lead Entity Management for Member Entities to follow up.

Hasil pemantauan dan evaluasi telah dituangkan dalam Laporan Kunjungan, dilaporkan manajemen BTMU cabang Jakarta, Dewan Direksi para anggota Entitas, Supervisory Board dan Komite Tata Kelola Terintegrasi serta disetujui oleh General Manager BTMU cabang Jakarta sebagai manajemen Entitas Utama guna rekomendasi audit dapat ditindak lanjuti oleh para anggota entitas.

A.6. Integrated Risk Management Application

A.6.a. Structure of Integrated Corporate Governance

1) Main Entity has an appropriate organizational structure to support integrated risk management application as regulated in the Financial Services Authority regulation concerning integrated risk management application for financial conglomeration.

2) Main Entity has policies, procedures and provisions on appropriate limit of risk as regulated in the Financial Services Authority regulation concerning integrated risk management application for financial conglomeration.

Results :

Point A.6.a. Rating : 2

BTMU Jakarta Branch as the lead entity has appointed an Assistant General Manager (AGM) in charge of Risk Management who supervises among other the Integrated Risk Management Unit. This AGM in charge of risk management function servesas Director in charge of Integrated Risk Management responsible with the implementation of integrated risk management. The Bank is aware that the regulation require for appointment of Director in charge of risk management. In this case the lead entity is still in preparation process to appoint the Director as per applicable regulation. The matter is stipulated on the Business Plan for year 2016 and had been communicated with the OJK supervisors.

As per the OJK regulation no. 17/POJK.03/2014, the lead entity has established: a. Integrated Risk Management Committee; and

b. Integrated Risk Management Unit.

The Bank has documented the duty, responsibility and procedure of the said Committee and Unit.

BTMU Jakarta Branch has also issued the Policy Integrated Risk Management for MUFG Financial Conglomerates in Indonesia, approved by the Planning Division for Asia & Oceania as Board of Commissioner on 29 October 2015, to support the implementation of integrated risk management as per the regulation from Otoritas Jasa Keuangan. Each entity also has procedures and mechanisms appropriate risk limits.

A.6. Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi

A.6.a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi

1) Entitas Utama memiliki struktur organisasi yang memadai untuk mendukung penerapan manajemen risiko terintegrasi sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan.

2) Entitas Utama memiliki kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko yang memadai sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan

Point A.6.a. Peringkat : 2

BTMU cabang Jakarta sebagai Entitas Utama telah mengangkat seorang Assistant General Manager (AGM) in charge of Risk Management yang diantaranya membawahi Unit Manajemen Risiko Terintegrasi. AGM yang membawahkan fungsi Manajemen Risiko ini berlaku sebagai Direktur yang membawahi fungsi Manajemen Risiko Terintegrasi untuk melaksanakan penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi. Bank menyadari sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Entitas utama seharusnya menetapkan Direktur yang membawahi manajemen risiko. Dalam hal ini Entitas utama masih dalam persiapan untuk mengangkat Direktur sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini telah tercantum di dalam Rencana Bisnis Bank untuk tahun 2016 dan telah dikomunikasikan dengan pihak Pengawas OJK.

Sesuai dengan POJK 17/POJK.03/2014, Entitas Utama telah membentuk: a. Komite Manajemen Risiko Terintegrasi; dan

b. Satuan Kerja Manajemen Risiko Terintegrasi.

Bank telah mendokumentasikan tugas, wewenang dan tata kerja Komite dan Satuan Kerja dimaksud.

BTMU cabang Jakarta juga telah memiliki ‘Kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi untuk Konglomerasi Keuangan MUFG di Indonesia’ atau Policy Integrated Risk Management for MUFG Financial Conglomerates in Indonesia, yang telah disetujui oleh Planning Division for Asia & Oceania selaku Komisaris pada tanggal 29 Oktober 2015, untuk mendukung

(13)

A.6.b. Process of Integrated Corporate Governance

The Main Entity shall apply Integrated Risk Management in accordance with the Financial Services Authority Regulation concerning integrated risk management application for financial conglomeration.

Results:

Point A.6.b. Rating : 2

The lead entity had commenced the implementation of integrated risk management, through among others:

- Coordination, active discussion and socialization of the POJK and related regulation concerning integrated risk management implementation to all entities, including fulfillment of risk management organization structure within each entities.

- Determination and analysis parameters and level of risk profile of the entities within the framework of the establishment and reporting of consolidated risk profile.

- Active discussion on risk profile of all entities to obtain risk level considered material against conglomeration risk. Based on monitoring result of each entities’ risk profile perimeter, Lead entity has conducted review over core risk factors at each entities. These risk factors have been discussed with the Risk management unit of each entities as well as to the Directors of Lead entity. The development and follow up action of these core risk factors will be monitored, if any.

- Conduct review and analysis towards fulfillment of risk management implementation aspects at each entities, which during this early stage, started with organization standard requirement (risk management committee and working unit at each entities).

- Conduct assessment over integrated capital minimum requirement.

- Preparation of credit risk stress testing analysis on each of the entities in accordance with the risk profile, which will then be consolidated at the level of conglomeration

Lead Entity found that implementation of risk management at other entities, in particular multi finance entities, are still at early stage and there is room for gradual improvement. Lead entity is actively sharing knowledge to Member entities, in term of risk management implementation. Up to now, could be said that the application of risk management in the entity non-bank finance companies have shown progress as indicated by the availability of risk profile reporting standards, availability of

penerapan manajemen risiko terintegrasi sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Masing-masing entitas juga telah memiliki prosedur dan mekanisme penetapan limit risiko yang sesuai.

A.6.b. Proses Tata Kelola Terintegrasi

Entitas Utama menerapkan manajemen risiko terintegrasi sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan.

Point A.6.b. Peringkat : 2

Entitas Utama telah melaksanakan proses penerapan manajemen risiko terintegrasi, dalam hal ini melalui:

- Koordinasi, diskusi dan sharing aktif dalam rangka penerapan manajemen risiko terintegrasi kepada seluruh entitas, termasuk pemenuhan struktur organisasi dan prosedur terkait manajemen risiko masing-masing entitas. - Penetapan dan analisa parameter dan tingkat profil risiko maing-masing

entitas dalam rangka pembentukan dan pelaporan profil risiko terkonsolidasi.

- Diskusi aktif pembahasan profil risiko seluruh entitas dalam rangka mendapatkan tingkat risiko yang dapat menjadi perhatian terhadap risiko secara konglomerasi. Berdasarkan hasil pemantauan parameter profil risiko masing-masing entitas, Entitas Utama telah melakukan kajian atas faktor-faktor risiko yang menjadi perhatian di masing-masing Entitas. Faktor-faktor-faktor risiko ini telah didiskusikan ke Unit Manajemen Risiko masing-masing entitas, dan juga kepada Direksi Entitas Utama. Faktor-faktor risiko yang menjadi perhatian ini akan dimonitor perkembangan dan tindak lajut yang dibutuhkan bila ada.

- Melakukan kajian dan analisa terhadap pemenuhan aspek-aspek penerapan manajemen risiko di masing-masing entitas, yang dalam tahapan awal ini dimulai dengan pemenuhan standar organisasi (Komite dan Unit Kerja manajemen risiko yang ada di masing-masing entitas).

- Melakukan kajian terhadap pemenuhan modal minimum konglomerasi. - Persiapan analisa stress testing risiko kredit di masing-masing entitas sesuai

dengan profil risiko, yang kemudian akan dikonsolidasikan pada tingakt konglomerasi.

Entitas Utama utama mengidentifikasi bahwa penerapan manajemen risiko di entitas anggota, terutama pada perusahaan pembiayaan non-bank masih berada pada tahap awal penerapan, sehingga masih dapat dikembangkan secara bertahap. Entitas Utama dalam hal ini aktif membagikan pengetahuan

(14)

resources related to the implementation of risk management and the availability of risk management procedures.

A.6.c.Result of Integrated Corporate Governance

1) Main Entity shall apply integrated risk management in accordance with Financial Services Authority regulation concerning integrated risk management application for financial conglomeration.

2) Board of Directors and Board of Commissioners of the Main Entity is able to perform its duties and responsibilities regarding integrated risk management in accordance with the the Financial Services Authority regulation concerning integrated risk management application.

Results :

Point A.6.c. Rating : 2

BTMU Jakarta Branch as Lead Entity has been actively working together with the three member entities of the financial conglomeration in implementing the integrated risk management in accordance with characteristic and business complexity of conglomeration. This has been represented in a form of organization and policy concerning the integrated risk management implementation as per the applicable OJK regulation. The Lead Entity would continue coordinating with all member entities to implement the integrated risk management process.

The implementation of this risk management have also been reported to the Board of Directors and Commissioner. Board of Commissioners and Board of Directors in this regard has been active in providing guideline to risk profile and application of risk management of conglomeration.

(sharing knowledge) dengan entitas anggota, dalam rangka penerapan manajemen risiko. Sampai dengan saat ini, dapat disampaikan bahwa penerapan manajemen risiko di entitas perusahaan pembiayaan non-bank telah menunjukkan progress yang ditunjukkan dengan telah tersedianya standar pelaporan profil risiko, ketersediaan sumber daya terkait penerapan manajemen risiko dan tersedianya prosedur penerapan manajemen risiko.

A.6.c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi

1) Entitas Utama menerapkan manajemen risiko terintegrasi secara efektif sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas usaha Konglomerasi Keuangan.

2) Direksi dan Dewan Komisaris Entitas Utama mampu melakukan tugas dan tanggung jawabnya terkait manajemen risiko terintegrasi sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi.

Point A.6.c. Peringkat : 2

BTMU cabang Jakarta sebagai Entitas Utama secara aktif bekerja sama dengan ketiga anggota konglomerasi keuangan dalam menerapkan manajemen risiko terintegrasi sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas usaha konglomerasi keuangan. Hal ini telah diwujudkan dalam bentuk organsiasi dan kebijakan terkait penerapan manajemen risiko terintegrasi, sesuai dengan POJK terkait. Entitas Utama akan secara berkelanjutan berkoordinasi dengan seluruh entitas untuk menerapkan proses manajemen risiko terintegrasi.

Pelaksanaan penerapan ini juga dilaporkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi BTMU cabang Jakarta. Dewan Komisaris dan Direksi dalam hal ini telah aktif memberikan arahan terhadap profil risiko dan penerapan manajemen risiko konglomerasi.

A.7. Integrated Corporate Governance Guidelines A.7.a.Structure of Integrated Corporate Governance

1) Integrated Corporate Governance Guidelines shall at least contain: a. Integrated Corporate Governance Framework for Main Entity; b. Integrated Corporate Governance Framework for FSI.

2) Integrated Corporate Governance Framework for Main Entity shall at least contain:

a. Requirements for Board of Directors of the Main Entity and Board of Commissioners of the Main Entity;

A.7. Pedoman Tata Kelola Terintegrasi

A.7.a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi

1) Pedoman Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit meliputi: a. Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi Entitas Utama; b. Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi LJK.

2) Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi Entitas Utama paling sedikit memuat:

a. persyaratan Direksi Entitas Utama dan Dewan Komisaris Entitas Utama;

(15)

b. Duties and responsibilities of Board of Directors of the Main Entity and Board of Commissioners of the Main Entity;

c. Duties and responsibilities of the Integrated Corporate Governance committee.

d. Duties and responsibilities of the Integrated Compliance Work Unit; e. Duties and responsibilities of the Integrated Internal Audit Work unit; and f. Integrated risk management application.

3) Integrated Corporate Governance Frameworks for FSI in Financial Conglomeration shall at least contain:

a. Board of Directors and Board of Commissioners candidate requirements; b. Sharia Board of Supervisors candidate requirement;*)

c. Board of Directors and Board of Commissioners structure; d. Sharia Board of Supervisors structure;*)

e. Independent act of Board of Commissioners;

f. Implementation of FSI arrangement function by Board of Directors; g. Implementation of supervision function by Board of Commissioners; h. Implementation of supervision function by Sharia Board of Supervisors; i. Implementation of compliance, internal audit function and external audit; j. Implementation of risk management function;

k. Remuneration policy; and

l. Management of conflicted interest.

*) if such Financial Conglomeration has FSI that performed business activities based on Sharia principles.

Results :

Point A.7.a. Rating : 2

The Guidelines Integrated Corporate Governance compiled by BTMU Jakarta Branch and approved by PDAO as Commissioner on 23 October 2015 contains:

- Pre-requirement for Directors and Board of Commissioners - Roles and Responsibility of Directors and Board of Commissioners - Roles and Responsibility of Integrated Governance Committee - Roles and Responsibility of Integrated Compliance Unit - Roles and Responsibility of Integrated Internal Audit Unit

- Compliance, Internal Audit Function and External Audit implementation for Entities within Financial Conglomeration

- Implementation of Integrated Risk Management function - Remuneration Policy

- Conflict of Interest Management

b. tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama dan Dewan Komisaris Entitas Utama;

c. tugas dan tanggung jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi; d. tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi; e. tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi; dan f. penerapan manajemen risiko terintegrasi.

3) Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi LJK dalam Konglomerasi Keuangan paling sedikit memuat:

a. persyaratan calon anggota Direksi dan calon anggota Dewan Komisaris;

b. persyaratan calon anggota Dewan Pengawas Syariah *); c. struktur Direksi dan Dewan Komisaris;

d. struktur Dewan Pengawas Syariah *); e. independensi tindakan Dewan Komisaris; f. pelaksanaan fungsi pengurusan LJK oleh Direksi; g. pelaksanaan fungsi pengawasan oleh Dewan Komisaris;

h. pelaksanaan fungsi pengawasan oleh Dewan Pengawas Syariah *); i. pelaksanaan fungsi kepatuhan, fungsi audit intern, dan pelaksanaan

audit ekstern;

j. pelaksanaan fungsi manajemen risiko; k. kebijakan remunerasi; dan

l. pengelolaan benturan kepentingan.

*) dalam hal Konglomerasi Keuangan memiliki LJK yang melakukan kegiatan usaha berdasar prinsip syariah.

Point A.7.a. Peringkat : 2

Pedoman Tata Kelola Terintegrasi atau Guidelines Integrated Corporate Governance yang disusun oleh BTMU cabang Jakarta memuat:

- Persyaratan Direksi dan Dewan Komisaris

- Tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris - Tugas dan tanggung jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi - Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi - Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi - Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern bagi LJK dalam

Konglomerasi Keuangan

- Penerapan dan Pelaksanaan fungsi manajemen risiko terintegrasi - Kebijakan Remunerasi

(16)

The Guidelines Corporate Governance compiled by Member entities already met minimum requirement.

A.7.b.Process of Integrated Corporate Governance

Implementation of process of Integrated Corporate Governance by Main Entity and FSI shall at least refer to the Integrated Corporate Governance Guidelines.

Results :

Point A.7.b. Rating : 2

The process of Integrated Governance implementation by BTMU Jakarta Branch and the three member entities of the MUFG Financial Conglomeration in Indonesia is a continuously implemented by referring to the Integrated Governance Guidelines.

A.7.c.Result of Integrated Corporate Governance

Result of Integrated Corporate Governance has shown that Main Entity and FSI in Financial Conglomeration has applied well Good Corporate Governance principles in accordance with the Integrated Corporate Governance Guidelines.

Results :

Point A.7.c. Rating : 2

The result of Monitoring and Evaluation over governance structure, internal control, compliance function and internal audit function conducted by the Integrated Compliance Unit and Integrated Internal Audit Unit during December 2016 demonstrated that BTMU Jakarta Branch and the two member entities of the MUFG Financial Conglomeration in Indonesia have implemented the good governance principle in accordance with the Guidelines and Regulation of Otoritas Jasa Keuangan on Integrated Governance.

Pedoman Tata Kelola pada Entitas anggota telah memuat persyaratan minimum.

A.7.b. Proses Tata Kelola Terintegrasi

Pelaksanaan proses Tata Kelola Terintegrasi oleh Entitas Utama dan LJK paling kurang telah mengacu pada Pedoman Tata Kelola Terintegrasi. Point A.7.b. Peringkat : 2

Pelaksanaan proses Tata Kelola Terintegrasi oleh BTMU cabang Jakarta dan ketiga anggota Konglomerasi Keuangan MUFG di Indonesia dilakukan secara berkelanjutan dengan mengacu pada Pedoman Tata Kelola Terintegrasi.

A.7.c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi

Hasil Tata Kelola Terintegrasi telah mencerminkan bahwa Entitas Utama dan LJK dalam Konglomerasi Keuangan telah menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik sesuai dengan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi.

Point A.7.c. Peringkat : 2

Hasil Pemantauan dan Evaluasi Strukur Tata Kelola, Pengendalian internal, Fungsi Kepatuhan dan Audit Intern yang dilakukan oleh Unit Kepatuhan Terintegrasi dan Unit Audit Intern Terintegrasi selama bulan Desember 2016 menunjukkan bahwa BTMU cabang Jakarta beserta kedua anggota Konglomerasi Keuangan MUFG di Indonesia telah menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik sesuai dengan Pedoman dan Ketentuan Otoritas Jasa Keuangan tentang Tata Kelola Terintegrasi.

A.8. GENERAL CONCLUSION :

Based on the analysis of indicators on the whole evaluation factors of Integrated Corporate Governance Implementation, it has been concluded that:

A.8.1. Structure of Integrated Corporate Governance

A.8.1.a. Values that reflect the strong aspects of structure of Integrated Corporate Governance Financial Conglomeration are:

1. Strong support from MUFG Head Office Japan on implementation of the Integrated Governance Regulation starting from appointment of the Lead Entity and member entities of MUFG Financial Conglomeration in Indonesia in

A.8.KESIMPULAN:

Berdasarkan analisis terhadap indikator pada seluruh faktor penilaian pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi disimpulkan bahwa:

A.8.1. Struktur Tata Kelola Terintegrasi

A.8.1.a. Nilai-nilai yang mencerminkan kekuatan aspek struktur Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah sebagai berikut:

1. Dukungan yang kuat dari Kantor Pusat MUFG di Jepang atas pelaksanaan Ketentuan Tata Kelola Terintegrasi sejak penunjukan Entitas Utama dan anggota Konglomerasi Keuangan MUFG di Indonesia

(17)

March 2015 until the issuance of MUFG Indonesia Governance Guidelines containing roles and responsibilities of all member of MUFG Financial Conglomeration in Indonesia in January 2016.

2. Integrated Governance Committee has been established with the approval of its Charter by PDAO as Commissioner of BTMU Jakarta Branch on 23 October 2015.

3. The Guidelines Integrated Corporate Governance has been compiled and approved by PDAO as Commissioner of BTMU Jakarta Branch on 23 October 2015.

4. Integrated Compliance Unit and Integrated Internal Audit Unit have been established with the approval of its Charter by PDAO as Commissioner of BTMU Jakarta Branch on 23 October 2015.

5. The Corporate Governance structure of all three member entities of MUFG Financial Conglomeration in Indonesia have been established in accordance with the applicable Governance Regulation including the Integrated Governance Regulation.

6. Integrated Risk Management Unit has been established along with its Charter which is approved by PDAO as Commissioner of BTMU Jakarta Branch on 29 October 2015.

7. Policy Integrated Risk Management for MUFG Financial Conglomerates in Indonesia has been compiled and approved by PDAO as Commissioner of BTMU Jakarta Branch on 29 October 2015.

8. Member of the Financial Conglomeration from Multi Finance industry has established an Audit Committee and appointing an independent commissioner prior to 19 November 2016 as per OJK Regulation number 30/POJK.05/2014 on ‘Good Corporate Governance for Multi Finance entities’. 9. The two member entities of MUFG Financial Conglomeration in Indonesia had made adjustment on their Governance Guidance and Board of Commissioner Manual.

A.8.1.b Values that reflect aspects of structure of Integrated Corporate Governance Financial Conglomeration which require further action / enhancement:

1. Management of BTMU Jakarta Branch as Lead Entity are required to learn and understand main business and main risk of other member entities of MUFG Financial Conglomeration in Indonesia.

pada bulan Maret 2015 hingga diterbitkannya MUFG Indonesia Governance Guidelines yang memuat wewenang dan kewajiban seluruh anggota Konglomerasi Keuangan MUFG di Indonesia pada bulan Januari 2016.

2. Komite Tata Kelola Terintegrasi telah dibentuk dengan disetujuinya Charter dimaksud oleh PDAO selaku Komisaris BTMU cabang Jakarta tanggal 23 Oktober 2015

3. Telah disusunnya Pedoman Tata Kelola Terintegrasi yang telah disetujui oleh PDAO selaku Komisaris BTMU cabang Jakarta tanggal 23 Oktober 2015

4. Telah dibentuknya Unit Kepatuhan Terintegrasi dan Unit Audit Intern Terintegrasi berikut Charternya yang telah disetujui oleh PDAO selaku Komisaris BTMU cabang Jakarta tanggal 23 Oktober 2015

5. Telah dibentuknya Struktur Tata Kelola pada ketiga anggota Konglomerasi Keuangan MUFG di Indonesia sesuai dengan Ketentuan Tata Kelola yang berlaku termasuk Ketentuan Tata Kelola Terintegrasi 6. Telah dibentuknya Unit Manajemen Risiko Terintegrasi berikut

Charternya yang telah disetujui oleh PDAO selaku Komisaris BTMU cabang Jakarta tanggal 29 Oktober 2015

7. Telah disusunnya Kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi untuk Konglomerasi Keuangan MUFG di Indonesia yang telah disetujui oleh PDAO selaku Komisaris BTMU cabang Jakarta tanggal 29 Oktober 2015 8. Anggota Konglomerasi Keuangan yang berasal dari Lembaga Keuangan telah membentuk Komite Audit dan penunjukan Komisaris Independen sebelum tanggal 19 November 2016 sesuai Peraturan OJK nomor 30/POJK.05/2014 tentang ‘Tata Kelola Perusahaan yang baik bagi Perusahaan Pembiayaan’.

9. Kedua anggota Konglomerasi Keuangan MUFG di Indonesia telah melakukan penyesuaian atas Pedoman Tata Kelola dan Pedoman Dewan Komisaris yang mereka susun.

A.8.1.b.. Nilai-nilai aspek struktur Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan yang masih perlu ditindaklanjuti sesuai dengan Ketentuan Tata Kelola adalah sebagai berikut:

1. Manajemen BTMU cabang Jakarta selaku Entitas Utama masih memerlukan penyesuaian untuk mempelajari dan memahami kegiatan bisnis utama dan risiko utama dari para anggota dalam konglomerasi keuangan MUFG di Indonesia

2. BTMU cabang Jakarta telah menunjuk Asisten GM / AGM yang membawahi manajemen risiko termasuk manajemen risiko terintegrasi

(18)

2. BTMU Jakarta Branch has appointed Assistant GM/AGM in charge of risk management including integrated risk management with direct reporting line to the GM which makes him independent.

A.8.2. Process of Integrated Corporate Governance

A.8.2.a. Values that reflect the strong aspects of process of Integrated Corporate Governance Financial Conglomeration are :

1. Compliance Function are well implemented by BTMU Jakarta and the two member entities of MUFG Financial Conglomeration in Indonesia in accordance with Integrated Governance Regulation.

2. Internal Audit Function are well implemented by BTMU Jakarta and the two member entities of MUFG Financial Conglomeration in Indonesia in accordance with Integrated Governance Regulation.

3. Member entities coming from Multi Finance industry have met new requirement which is first submission of Business Plan Report to Otoritas Jasa Keuangan in January 2016.

A.8.2.b. Values that reflect aspects of process of Integrated Corporate Governance Financial Conglomeration which require further action / enhancement:

1. Several Policy and Procedure supporting Compliance function require little adjustment for a better internal control.

2. Several Policy and Procedure as well as Organisation Structure supporting Internal Audit function need little adjustment for a better internal control.

3. Member of Financial Conglomeration from Multi Finance industry are in process of compiling Annual Governance Assessment Report for submission to Otoritas Jasa Keuangan at the latest on 30 April 2017 in accordance with OJK Regulation number 30/POJK.05/2014 on ‘Good Corporate Governance for Multi Finance entities’ and OJK Circular Letter number 15/SEOJK.05/2016 concerning ‘Report of Good Corporate Governance for Multi Finance entities’.

A.8.3. Result of Integrated Corporate Governance

A.8.3.a. Values that reflect the strong aspects of results of Integrated Corporate Governance Financial Conglomeration are:

Overall, the Governance Structure including Compliance function and Internal Audit function at BTMU Jakarta Branch and the two member of MUFG Financial

dengan garis pelaporan langsung kepada GM sehingga cukup independen.

A.8.2.. Proses Tata Kelola Terintegrasi

A.8.2.a. Nilai-nilai yang mencerminkan kekuatan aspek proses Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Kepatuhan telah dijalankan dengan baik oleh BTMU Jakarta dan kedua anggota Konglomerasi Keuangan MUFG di Indonesia sesuai dengan Ketentuan Tata Kelola Terintegrasi.

2. Fungsi Audit Intern telah dijalankan dengan baik oleh BTMU Jakarta dan kedua anggota Konglomerasi Keuangan MUFG di Indonesia sesuai dengan Ketentuan Tata Kelola Terintegrasi.

3. Anggota Konglomerasi Keuangan yang berasal dari Lembaga Keuangan untuk pertama kalinya telah memenuhi ketentuan baru berupa kewajiban penyampaian Laporan Rencana Usaha kepada Otoritas jasa Keuangan pada Januari 2016.

A.8.2.b. Nilai-nilai aspek proses Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan yang masih perlu ditindaklanjuti sesuai dengan Ketentuan Tata Kelola adalah sebagai berikut:

1. Beberapa Kebijakan dan Prosedur pendukung fungsi Kepatuhan masih perlu dilakukan penyesuaian untuk menghasilkan pengendalian intern yang lebih baik.

2. Beberapa Kebijakan dan Prosedur serta Struktur Organisasi yang mendukung fungsi Audit Intern masih perlu dilakukan penyesuaian untuk menghasilkan pengendalian intern yang lebih baik.

3. Anggota Konglomerasi Keuangan yang berasal dari Lembaga Keuangan dalam proses penyusunan Laporan Penilaian Tata Kelola Tahunan kepada Otoritas Jasa Keuangan yang paling lambat disampaikan pada tanggal 30 April 2017 sesuai Peraturan OJK nomor 30/POJK.05/2014 tentang ‘Tata Kelola Perusahaan yang baik bagi Perusahaan Pembiayaan’ dan Surat Edaran OJK nomor 15/SEOJK.05/2016 tentang ‘Laporan Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik bagi Perusahaan Pembiayaan’.

A.8.3. Hasil Tata Kelola Terintegrasi

A.8.3.a.Nilai-nilai yang mencerminkan kekuatan aspek hasil Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah sebagai berikut:

Secara keseluruhan, Struktur Tata Kelola termasuk didalamnya fungsi Kepatuhan dan fungsi Audit Intern pada BTMU cabang Jakarta dan

(19)

Conglomeration in Indonesia (PT. U Finance Indonesia and PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk.) are taking place in accordance with applicable Governance Regulation including the Integrated Governance Regulation.

A.8.3.b. Values that reflect aspects of results of Integrated Corporate Governance Financial Conglomeration which require further action / enhancement:

1. Member entities of MUFG Financial Conglomeration in Indonesia from Multi Finance industry are in process to meet Governance requirement which will due in April 2017 for Multi Finance.

2. As noted during Monitoring and Evaluation visit by the Integrated Compliance Unit and Integrated Internal Audit Unit, member entities of MUFG Financial Conglomeration in Indonesia are currently in a process of adjusting several Policy and Procedure supporting the Compliance function as well as Organisation Structure supporting Internal Audit function to come up with better internal control.

3. The Integrated Governance Committee shall keep learning and understanding the implementation of integrated governance for the purpose of providing direction to Lead Entity and feedback to Board of Commissioner of Lead Entity in connection with adequacy assessment of integrated internal control and compliance function.

kedua anggota Konglomerasi Keuangan MUFG di Indonesia (PT. U Finance Indonesia dan PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk.) telah berjalan sesuai Ketentuan Tata Kelola yang berlaku termasuk Ketentuan Tata Kelola Terintegrasi.

A.8.3.b. Nilai-nilai aspek hasil Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan yang masih perlu ditindaklanjuti sesuai dengan Ketentuan Tata Kelola adalah sebagai berikut:

1. Anggota Konglomerasi Keuangan MUFG di Indonesia dari Perusahaan Pembiayaan masih dalam peroses pemenuhan Ketentuan Tata Kelola bagi Perusahaan Pembiayaan yang akan jatuh tempo di bulan April 2017.

2. Sebagai hasil Pemantauan dan Evaluasi Unit Kepatuhan Terintegrasi dan Unit Audit Intern Terintegrasi, anggota Konglomerasi Keuangan MUFG di Indonesia tengah melakukan proses penyesuaian beberapa Kebijakan dan Prosedur pendukung fungsi Kepatuhan serta Struktur Organisasi yang mendukung fungsi Audit Intern untuk menghasilkan pengendalian intern yang lebih baik.

3. Komite Tata Kelola Terintegrasi masih terus mempelajari dan memahami pelaksanaan tata kelola terintegrasi guna memberikan arahan kepada Entitas utama dan masukan kepada Dewan Komisaris utama yang berhubungan dengan penilaian kecukupan pengendalian intern dan pelaksanaan fungsi kepatuhan secara terintegrasi

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mencapai tingkat kematangan yang diharapkan (expected maturity level), manajemen perusahaan harus memiliki mekanisme perencanaan dan organisasi yang tepat

Berdasarkan tulisan diatas dan menyadari pentingnya kualitas audit atas hasil audit yang dilakukan oleh auditor terhadap para pengguna laporan keuangan dalam menggunakan

Agar persiapan menghadapi keadaan darurat berjalan baik, maka perlu dinilai kesiapan gedung bertingkat tersebut dalam menghadapi keadaan darurat agar tidak terjadi

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai analisis terhadap lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan. Sesuai dengan landasan teori yang ada pada bab dua

Proses pengolahan data di MCU, meresume hasil pemeriksaan sampai dengan penerbitan buku hasil MCU belum sepenuhnya terintegrasi dengan SIRS (Sistem Informasi

Pemahaman mahasiswa field independent dalam memecahkan masalah pembuktian pada konsep grup sebagai berikut: (i) dalam memahami masalah, mahasiswa field independent

Efek awal larutan pH pada penghilangan Zn (II) bahwa kapasitas penyerapan seng ke tanah liat alami meningkat dengan pH karena meningkatnya muatan negatif

Mutu CPO sangat bergantung pada rendahnya kandungan asam lemak bebas ( FFA ), dimana FFA akan meningkat apabila tandan buah segar kelapa sawit tidak ditangani secara benar, atau