Oleh:
Oleh:
Tujuan Mempelajari
Tujuan Mempelajari Hukum Adat
Hukum Adat::
TujuanTujuan praktispraktis::
-- HukumHukum adatadat masihmasih digunakandigunakan dalamdalam lapangan
lapangan hukumhukum perdataperdata, , khususnyakhususnya dalam
dalam perkaraperkara wariswaris
-- Secara faktual, masih banyak terdapat Secara faktual, masih banyak terdapat eksistensi kehidupan
eksistensi kehidupan indigenous people indigenous people di di
eksistensi kehidupan
eksistensi kehidupan indigenous people indigenous people di di
pelosok pedalaman nusantara pelosok pedalaman nusantara
TujuanTujuan strategisstrategis::
Hukum
Hukum adatadat sebagaisebagai hukumhukum asliasli bangsabangsa merupakan
merupakan sumbersumber sertaserta bahanbahan potensialpotensial untuk
untuk pembentukanpembentukan hukumhukum positippositip Indonesia Indonesia dan
Beberapa Pertanyaan Mendasar
1. Apakah Hukum Adat itu ?
2. Apakah Hukum Adat = Adat ?
Jika sama bagaimana
persamaannya ?
persamaannya ?
Jika tidak apa perbedaannya ?
3. Bagaimanakah (ciri-ciri) Hukum
Pengertian
Pengertian--Pengertian tentang
Pengertian tentang
Hukum Adat
Hukum Adat
Menurut Menurut HilmanHilman, istilah , istilah adatadat bhs. Arab bhs. Arab kebiasaankebiasaan
Istilah “Hukum Adat” secara akademis pertama kali Istilah “Hukum Adat” secara akademis pertama kali merupakan istilah asing, hasil terjemahan dari istilah merupakan istilah asing, hasil terjemahan dari istilah “Adatrecht”
“Adatrecht”
Dikenalkan pertama kali oleh Prof.Dr.Christiaan Dikenalkan pertama kali oleh Prof.Dr.Christiaan Snouck Snouck
Hurgronje
Hurgronje dalam bukunya yang berjudul dalam bukunya yang berjudul “De Atjehers” “De Atjehers”
Dikenalkan pertama kali oleh Prof.Dr.Christiaan
Dikenalkan pertama kali oleh Prof.Dr.Christiaan Snouck Snouck
Hurgronje
Hurgronje dalam bukunya yang berjudul dalam bukunya yang berjudul “De Atjehers” “De Atjehers”
(1894) (1894)
Dikembangkan lebih lanjut oleh Dikembangkan lebih lanjut oleh Prof.Mr.Cornelis van Prof.Mr.Cornelis van
Vollenhoven
Vollenhoven dalam tulisandalam tulisan--tulisannya antara lain tulisannya antara lain “Het “Het Adatrecht van Ned
Adatrecht van Ned--Indie Indie (1901(1901--1933)1933)”, “Een ”, “Een Adatwetboekje voor heel Indie
Adatwetboekje voor heel Indie (1910)(1910)””, , “De Ontdekking “De Ontdekking van het Adatrecht
“Hukum Adat”
adalah….
A.
Menurut Van Vollenhoven:
“Hukum adat adalah aturan-aturan perilaku yg
berlaku bg orang-orang pribumi dan timur
asing, yg di satu pihak mempunyai sangsi
asing, yg di satu pihak mempunyai sangsi
(maka dikatakan hukum) dan di lain pihak tidak
dikodifikasi (maka dikatakan adat) [Hilman
Hadikusuma, “Pengantar Ilmu Hukum Adat”]
“Hk.Adat = adat / kebiasaan yang
B. Menurut Mr.B.Ter Haar Bzn
“Hukum adat adalah aturan adat /
kebiasaan yang mendapat sifat hukum
melalui keputusan-keputusan atau
melalui keputusan-keputusan atau
penetapan-penetapan petugas hukum
seperti Kepala Adat, Hakim, dll baik di
dalam maupun di luar persengketaan”
Pendapat Ter Haar dipengaruhi oleh John
Chipman Gray yang menyatakan:
“All the law is judge made law”
(semua hukum adalah hukum
keputusan)
C. Menurut Kusumadi .P
Hukum adat adalah adat yang telah
mendapatkan sifat hukum melalui penetapan
yang dikeluarkan oleh para petugas hukum baik
di dalam maupun di luar sengketa (sama
denganTer Haar)
denganTer Haar)
Sama-sama mendasarkan titik batasan antara
adat dan hukum adat pada keputusan atau
penetapan petugas hukum
Kusumadi menyebut adanya penetapan petugas
hukum ini sebagai existential moment dari
Perbedaan antara Kusumadi dan
Ter Haar:
Perbedaan yang ada hanyalah bersifat gradatif
Konsep Kusumadi “memperhalus” konsep
Ter Haar
Menurut Ter Haar, jika tidak ada keputusan,
maka belum bisa dikatakan sebagai hukum
Menurut Ter Haar, jika tidak ada keputusan,
maka belum bisa dikatakan sebagai hukum
Menurut Kusumadi, ketiadaan keputusan /
penetapan bukan berarti ketiadaan aturan
hukum. Tetapi baru pada saat ada
penetapanlah aturan tingkah laku adat menjadi
D. Menurut Soepomo
Tahun1951 (dalam buku “Kedudukan Hukum Adat di Kemudian Hari”)
Hukum adat adalah hukum yang tidak tertulis
(unstatutary law) di dalam peraturan legislatif yang meliputi:
Hukum yang hidup sebagai konvensi di
badan-badan negara (parlemen, dewan propinsi, dan badan negara (parlemen, dewan propinsi, dan sebagainya)
Hukum yang timbul karena putusan-putusan hakim
(judge made law)
Hukum yang hidup sebagai aturan kebiasaan yang
dipertahakan dalam pergaulan hidup baik di
Tahun 1952 (dalam buku “Bab-Bab tentang Hukum Adat”):
Hukum adat merupakan:
- Hukum non statutair (tidak tertulis)
- Berupa sebagian besar hukum kebiasaan dan sebagian kecil hukum Islam
- Juga melingkupi hukum yang berdasarkan
keputusan-keputusan hakim yang berisi asas-asas
hukum dalam lingkungan di mana ia memutuskan hukum dalam lingkungan di mana ia memutuskan perkara
- Berurat-berakar pada kebudayaan tradisional
- Merupakan hukum yang hidup, karena menjelmakan perasaan hukum yang nyata dari rakyat
E. Menurut Bushar Muhammad
Sependapat dengan Soepomo
Hukum adat adalah hukum tidak tertulis,
yang tidak hanya meliputi hukum yang
hidup dan dipertahankan sebagai aturan
yang tidak hanya meliputi hukum yang
hidup dan dipertahankan sebagai aturan
adat dalam masyarakat (hukum adat
dalam arti sempit / customary law),
melainkan juga kebiasaan dalam lapangan
ketatanegaraan (convention) dan
Soepomo dan Bushar Muhammad
memberikan pengertian yang sama bahwa
hukum adat adalah hukum yang tidak
tertulis dalam hidup bermasyarakat
F. Menurut Djojodigoeno
Hukum adat adalah ugeran-ugeran yang
langsung timbul sebagai pernyataan
kebudayaan orang Indonesia asli yaitu
kebudayaan orang Indonesia asli yaitu
sebagai pernyataan rasa keadilan dalam
hubungan pamrih (hub. antar sesama
manusia dalam usaha memenuhi
kepentingan)
G. Menurut Dr.Sukanto
Hukum adat adalah kompleks adat-adat
yang kebanyakan tidak
dikitabkan/dikodifisir, bersifat paksaan dan
dikitabkan/dikodifisir, bersifat paksaan dan
memiliki sangsi, sehingga mempunyai
H. Menurut Dr.Hazairin
Hukum adat adalah endapan kesusilaan
dalam masyarakat, yakni hukum yang
berasal dari dan memiliki kesesuaian
langsung dengan kesusilaan
langsung dengan kesusilaan
masyarakat
Hukum adat lebih menguatkan
pemeliharaan kaidah-kaidah kesusilaan
melalui ancaman hukum / penguatan
HAZAIRIN
Bertumpu pada pendirian ada persesuaian
antara hukum dan kesusilaan
Dalam sistem hukum yg sempurna tidak
Dalam sistem hukum yg sempurna tidak
ada tempat bagi sesuatu yg tidak selaras
dg kesusilaan
I. Menurut Mr.J.H.P. Bellefroid
Hukum adat adalah aturan-aturan yang
hidup meskipun tidak diundangkan oleh
penguasa tetapi tetap dihormati dan
penguasa tetapi tetap dihormati dan
ditaati oleh rakyat karena meyakini
bahwa aturan-aturan tersebut berlaku
sebagai hukum
Menurut
Menurut Prof.Dr. M. KoesnoeProf.Dr. M. Koesnoe, terdapat , terdapat perbedaanperbedaan tentang
tentang konsep hukumkonsep hukum antara pemikiran barat dan antara pemikiran barat dan adat.
adat.
Konsep pemikiran barat: Konsep pemikiran barat:
-- Memandang individu sebagai makhluk Memandang individu sebagai makhluk yang merdeka
yang merdeka
-- Setiap individu memiliki kepentingan Setiap individu memiliki kepentingan yang diusahakan untuk selalu
yang diusahakan untuk selalu
-- Setiap individu memiliki kepentingan Setiap individu memiliki kepentingan yang diusahakan untuk selalu
yang diusahakan untuk selalu dipenuhi secara maksimal
dipenuhi secara maksimal
-- Perlu diadakan penertiban atas usaha Perlu diadakan penertiban atas usaha pemenuhan kepentingan tersebut
pemenuhan kepentingan tersebut -- Diperlukan sangsi untuk menjamin Diperlukan sangsi untuk menjamin
dilaksanakannya penertiban tersebut dilaksanakannya penertiban tersebut
Konsep pemikiran Adat:
Konsep pemikiran Adat:
Individu adalah bagian yg tak terpisahkan dari
Individu adalah bagian yg tak terpisahkan dari
masyarakatnya
masyarakatnya
Individu adalah bagian dari masyarakat yg
Individu adalah bagian dari masyarakat yg
mempunyai fungsi masing
mempunyai fungsi masing--masing utk
masing utk
melangsungkan dan kelangsungan masyarakat.
melangsungkan dan kelangsungan masyarakat.
Tdk ada ketentuan adat yg memerlukan syarat
Tdk ada ketentuan adat yg memerlukan syarat
Tdk ada ketentuan adat yg memerlukan syarat
Tdk ada ketentuan adat yg memerlukan syarat
yg menjamin berlakunya dg menggunakan
yg menjamin berlakunya dg menggunakan
paksaan (sanksi)
paksaan (sanksi)
Sangsi berfungsi sebagai upaya pengembalian
Sangsi berfungsi sebagai upaya pengembalian
keseimbangan yang terganggu akibat adanya
keseimbangan yang terganggu akibat adanya
pelanggaran
Karakteristik Hukum Adat
A. Wujud Hukum Adat
Sebagian besar tidak tertulis / non statutair / ius non
scriptum
Sebagian kecil berupa hukum tertulis seperti
peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh raja-raja
Uraian-uraian hukum secara tertulis, seperti hasil penelitian
yang dibukukan
Dikarenakan wujud di luar tidak tertulis hanya merupakan
Dikarenakan wujud di luar tidak tertulis hanya merupakan
bagian kecil, maka hukum adat cenderung selalu disebut sebagai hukum tidak tertulis
B. Hukum adat bersifat dinamis (tidak statis)
C. Hukum adat berasal langsung dari kebudayaan rakyat, yakni
berupa kebiasaan-kebiasaan serta nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat
Dua Unsur Berlakunya
Dua Unsur Berlakunya
Hukum Adat
Hukum Adat
1.
1.
Unsur
Unsur kenyataan
kenyataan
(pada kenyataannya) adat itu dalam
(pada kenyataannya) adat itu dalam
keadaan yang sama selalu diindahkan
keadaan yang sama selalu diindahkan
oleh
oleh rakyat
rakyat
oleh
oleh rakyat
rakyat
2.
2.
Unsur
Unsur psikologis
psikologis
terdapat adanya keyakinan rakyat
terdapat adanya keyakinan rakyat
bahwa adat tersebut mempunyai
bahwa adat tersebut mempunyai
kekuatan
kekuatan hukum, sehingga menimbulkan
hukum, sehingga menimbulkan
adanya
adanya
kewajiban hukum (
kewajiban hukum (opinio juris
opinio juris
necessitatis
Unsur-Unsur Pembentuk Hukum Adat:
Mr.L.W.C van Den Berg teori “Receptio
in Complexu”
Hukum Adat
Van Vollenhoven:
Hukum Adat
Hukum tdk tertulis Hukum tertulis
Hukum asli penduduk Hukum agama
(Melayu Polynesia)
Faktor
Faktor--Faktor yang Mempengaruhi
Faktor yang Mempengaruhi
Proses Perkembangan Hukum
Proses Perkembangan Hukum
Adat:
Adat:
1.
1.
Faktor magis dan animisme
Faktor magis dan animisme
2.2.
Faktor agama
Faktor agama
3.3.
Faktor kekuasaan
Faktor kekuasaan--kekuasaan yang
kekuasaan yang
lebih tinggi dari persekutuan
lebih tinggi dari persekutuan
hukum adat
hukum adat
4.
TUGAS
Berdasarkan materi tentang “Konsep-Konsep Hukum Adat”
sebagaimana dijabarkan dalam perkuliahan dan diuraikan dalam buku-buku kepustakaan yang menunjang, maka jawablah
pertanyaan di bawah ini sesuai dengan konsep-konsep yang dikemukakan oleh para sarjana hukum adat!
1. Apakah ada perbedaan antara adat dan hukum adat?Jelaskan 2. Bagaimanakah suatu adat dapat dikatakan telah menjadi hukum
adat? Jelaskan berdasarkan 2 kelompok pendapat yang adat? Jelaskan berdasarkan 2 kelompok pendapat yang
berbeda, dan tunjukkan pokok perbedaannya serta sebutkan siapa saja tokoh sarjana yang termasuk ke dalam masing-masing kelompok tersebut!