• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUALITAS NUTRIEN PERAIRAN TELUK HURUN, LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KUALITAS NUTRIEN PERAIRAN TELUK HURUN, LAMPUNG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

J.Tek.Ling Vol .7 No. 2 Hal. 140 - 144 Jakarta, Mei 2006 ISSN 1441 – 318X

KUALITAS NUTRIEN PERAIRAN TELUK HURUN,

LAMPUNG

Arif Dwi Santoso

Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Abstract

Some rivers that flow into Hurun Bay waters, agriculture, fishery and human settlement and floating cage and oysters faming could be negative impact to waters organisms. Waters fertility is one of some factors that support the action of determining waters quality. Some nutrient chemistry parameters (anmonia, nitrite, nitrate and phosphate) were analyzed base on specific methods for the parameters. The nutrient concentrations were variated, for the parameters respectively, ammonia between 4.38 – 23.91 µg/L, nitrite 0.24 – 6.34 µg/L, nitrate between 1.11 – 7.81 µg/L, and phosphate between 2.17 – 5.75 µg/L. At that moment, the nutrients concentrations were still good for marine waters category. The environment condition at waters surrounding (river flow, agriculture, human settlement and fishery industry) did not influenced to nutrient concentrations.

Key words : nutrient, eutrofication, organic matter

1. PENDAHULUAN

Konsentrasi nutrien di dalam mempunyai peran penting terhadap kesuburan perairan sehubungan dengan pembentukan sel jaringan jasad hidup organisme. Kesuburan perairan merupa kan salah satu faktor yang menunjang dalam penentuan kualitas suatu perairan(1). Secara alamiah consentrasi zat hara dalam perairan bervariasi untuk masing-masing bentuk senyawanya, namun dalam kondisi tertentu dapat terjadi keadaan di luar batas yang dinyatakan aman untuk kategori perairan tertentu. Kondisi yang dimaksud antara lain terjadinya pembuangan limbah yang melewati batas konsentrasi yang telah ditentukan

oleh instansi yang ber wenang. Akibatnya akan terjadi penurunan kualitas perairan yang berdampak negatif terhadap biota yang hidup di perairan tersebut. Tata guna lahan (land use) wilayah Teluk Hurun hingga pesisir Tanjung Kait pemanfaatannya mengarah kepada kegiatan budidaya perikanan laut. Di lokasi tersebut terdapat beberapa unit keramba jaring apung yang dioperasikan oleh Balai Budidaya Laut (BBL) Lampung dan beberapa unit milik nelayan(2) Kegiatan perikanan lainnya adalah budidaya kerang mutiara. Pada lokasi tersebut juga ditemukan beberapa sungai yang bermuara ke perairan Teluk Hurun.

(2)

Sungai-sungai tersebut membawa limpasan limbah dari areal yang dilaluinya seperti kegiatan budidaya tambak udang/bandeng, pertanian dan pemukiman penduduk. Keberadaan berbagai jenis aktifitas di daratan dan di perairan Teluk Hurun akan memiliki dampak negatip. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis bermaksud menganalisis kualitas zat hara di wilayah Teluk Hurun. Tujuannya adalah untuk mempelajari sejauh mana kegiatan di sekitar perairan berpengaruh pada konsentrasi nutrien dalam perairan.

2. METODOLOGI 2.1. Lokasi Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan di Teluk Hurun, Lampung, pada tanggal 5 – 7 Februari 2003. Loksi teluk ini berada di arah timur laut dari Teluk Lampung (Gambar 1). Kondisi muara teluk di bagian utara masih diselimuti hutan kerang mutiara. Gambar 1. Lokasi Kegiatan penelitian, Lokasi stasiun pengampilan sample air

2.2. Metode Survey

Sebelum survey lapangan, dilakukan posisi stasiun yang didesain dari peta rupa bumi, selanjutnya 20 stasiun ditetapkan sebagai stasiun pengamatan untuk pengambilan sampel air dan pengukuran beberapa parameter kualitas air.

Penentuan pengamatan dilakukan dengan pengunakan hand portable GPS. Posisi masing-masing stasiun pengambilan sampel air dalam penelitian disajikan pada Tabel 1. Sampel air laut diambil dengan menggunakan van dorn pada 17 stasiun dari 20 stasiun pengamatan yang tersebar dari mulai mulut Teluk Hurun sampai off shore Teluk Lampung (Gambar 1). Pengukuran keasaman air laut dan oksigen terlarut dilakukan langsung di lapangan dengan menggunakan chlorotec probe (Chlorotec, type AAQ1183, Alec

Electronics) dengan cara mencelupkan probe sensor ke badan air hingga dasar perairan. Senyawa hara yang dianalisa adalah fosfat, nitrat, nitrit dan ammonia dianalisis di laboratorium setelah terlebih dahulu dengan menggunakan kertas saring ukuran pori 0,45 µm Advantec DISMIC, selanjutnya diukur konsentrasinya berdasarkan metode reaktor cadmium dan phosphorous-molybdenum blue dengan menggunakan alat BRAN LUEBBE Auto Analyzer.IV.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan konsentrasi nutrien yang meliputi amonia (NH4), nitrit

(NO2), nitrat (NO3) dan fosfat (PO4) pada

permukaan perairan disajikan dalam Gambar 2 dan pada dasar perairan disajikan dalam Gambar 3. Unsur nitrogen merupakan nutrien yang berperan dalam proses pembentukan protoplasma. Dalam penelitian ini yang diamati adalah bentuk nitrogen anorganik yang berperan sebagai unsur nutrisi. Secara alamiah keberadaan unsur nitrogen dalam air laut adalah sebagai hasil dekomposisi tumbuh-tumbuhan dan hewan, serta fiksasi udara dengan adanya gerakan masa air dan curah hujan (3).

Tabel 1. Posisi Masing-masing Tempat Pengambilan Contoh Air dalam Penelitian

St Latitude Longitude h (m) Dept

Water Sampling (m) 1 105o 14`56,8`` 05o 31`2,3`` 3.4 0 2 105o 14`52,6`` 05o 31`0,2`` 2.3 0 3 105o15`5,4`` 05o 31`19.9`` 8.5 0, 8 4 105o14`56,2`` 05o 31`34,5`` 5 0 5 105o 15`11,4`` 05o 31`32,9`` 14,2 0,10 6 105o15`5,1`` 05o 31`37,8`` 11.4 0, 9 7 105o15`18,2`` 05o 31`48,2`` 16 0, 10, 14 8 105o 15`18,9`` 05o 31`59,4`` 17 0, 10, 13 9 105o15`18,7`` 05o 32`4,8`` 18 0, 10, 17 10 105o15`20,2`` 05o 32`30,2`` 19.8 0, 10, 18 11 105o 15`34,4`` 05o 31`59`` 20.9 0, 10, 18 12 105o15`32,4`` 05o 32`8`` 20.7 0, 10, 18 13 105o15`34,4`` 05o 31`48.4`` 20 0, 10, 18 14 105o 15`53,4`` 05o 32`9,1`` 21 0, 10 15 105o15`51,4`` 05o 31`41,2`` 22.1 0, 10 19 105o16`15,1`` 05o 31`22,9`` 20.5 0, 10, 18 20 105o 16`15,4`` 05o 31`40,4`` 22.7 0, 10, 20

(3)

Gambar 1 . Kondisi muara teluk di bagian utara masih diselimuti hutan kerang mutiara.

Gambar 2. Konsentrasi NO2, NO3 dan

PO4 pada permukaan Teluk

Hurun

Kadar amonia pada permukaan perairan mencapai nilai yang tinggi pada stasiun 5 ( 23.9 µg/L) dan 7 (20.5 µg/L), sedang pada dasar perairan kadar amonia tinggi pada stasiun 5 (13.8 µg/L)dan stasiun 8 (15.3 µg/L). Tingginya kadar amonia, nitrit dan nitrat pada stasiun 5 mungkin disebabkan

banyaknya bahan organik akibat kegiatan budidaya KJA. Pada saat dilakukan sampling air, pada areal stasiun 5 terdapat lebih kurang 50 unit KJA dengan biomas ikan sekitar 500 kg(5). Di stasiun 7 juga terdapat kegiatan budidaya kerang mutiara, sementara di sekitar stasiun 8 terdapat muara sungai yang diperkirakan membawa gelontoran limbah dari areal pertambakan dan pertanian di atasnya.

Tingginya senyawa ammonia di perairan mungkin sebagai akibat kegiatan budidaya perikanan di perairan tersebut serta limpasan air sungai dari kegiatan pertambakan dan pertanian. Dalam batas-batas tertentu konsentrasi ammonia dapat berakibat negatif terhadap kehidupan biota dalam perairan sekitarnya sebagai akibat dari sifat racun yang ditimbulkan oleh ammonia tersebut. Variasi konsentrasi ammonia di perairan

N O2, NO3 dan NH4 (ug/L) pada Permukaan

0 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 NO2 NO3 NH4

(4)

ini yang berkisar antara 4.38 – 23.91 µg/L (11.3 µg/L) mg/l masih dalam kisaran normal untuk suatu perairan pantai. Sebagai perbandingan, penelitian Damar (2004) di Teluk Jakarta dan Teluk Lampung mendapatkan konsentrasi ammonia masing-masing sebesar 4.4 – 7.88 dan 1.36 – 13.8 µg/L(4). Penelitian Susana (2000) mengukur konsentrasi senyawa nitrogen-ammonia di Teluk Lampung sekitar 0.52 – 8.33 µg/L(3).

Bentuk senyawa nitrogen lainnya yaitu nitrat dan nitrit merupakan konsumen akhir dari biota. Konsentrasi masing-masing yang bervariasi antara 0.26 – 6.34 ug/l (rata-rata 1.5 µg/L ) dan 1.11 – 7.81 µg/l (rata-rata 4.9 µg/L). Berdasarkan variasi konsentrasi senyawa nitrogen yang disusun oleh SHARP (1983) untuk kategori beberapa wilayah perairan estuari menyatakan konsentrasi nitrat, nitrit dan ammonia adalah 0 – 350 ug/L, 0 – 30 ug/L dan 0 – 600 ug/L(5)., maka variasi kadar senyawa nitrogen (nitrat, nitrit dan ammonia) di Teluk Hurun ini masih berada dalam batas yang aman untuk perairan laut.

NO2, NO3, dan NH4 (ug/L) pada Dasar Perairan

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 NO2 NO3 NH4

Gambar 3. Konsentrasi NO2, NO3 dan

PO4 pada dasar perairan

Teluk Hurun

Unsur hara lainnya yaitu fosfor yang berperan penting dalam pembentukan jaringan jasad hidup, dalam air laut terdapat dalam bentuk ion

fosfat. Pengamatan fosfat di perairan ini menunjukkan konsentrasi yang bervariasi antara 2.17 – 5.75 µg/l dengan rata-rata sebesar 3.63 µg/l, konsentrasi di lapisan dasar 2.8 – 4 µg/L lebih tinggi dibandingkan dengan di lapisan permukaan 2.7 – 3.7 µg/L. Secara alamiah nutrisi fosfat terdistribusi mulai dari permukaan sampai dasar, semakin ke dasar kadarnya semakin tinggi sebagai akibat dari dasar laut yang lebih kaya kandungan nutrisinya.

Gambar 4. Konsentrasi oksigen terlarut (mg/L) di Teluk Hurun Lampung

Sebagaimana diketahui bahwa daerah pengamatan merupakan daerah kegiatan budidaya perikanan dan muara sungai dari areal pertambakan dan pertanian sehingga memungkinkan banyaknya aliran limbah yang mengandung fosfat. Namun demikian bila mengacu pada kategori kesuburan yang dikemukakan oleh Qian P. Y., Wu M.C., dan Ni Hsun I., (2001), maka rata-rata kadar fosfat sebesar 0,028 mg/l di perairan ini termasuk cukup subur untuk konsumsi organisme di dalamnya. Mereka membagi kategori kesuburan menjadi beberapa tingkatan, mulai dari rendah kesuburannya ( < 0,020 mg/l) sampai sangat baik sekali ( = 0,20 mg/l).

Kadar oksigen (DO) suatu perairan merupakan salah satu parameter kimia yang cukup penting dalam memantau kualitas perairan. Konsentrasi oksigen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(5)

terlarut di perairan Teluk Hurun di tampilkan profil vertikal seperti dalam Gambar 4. Konsentrasi oksigen terlarut bervariasi antara 5,11 – 7,30 mg/l dengan rata-rata 6,45 mg/l, di lapisan permukaan konsentrasinya lebih tinggi dibandingkan dengan di lapisan dasar dengan rata-rata 5,53 mg/l. Kondisi ini merupakan kondisi yang normal untuk suatu perairan pantai. 4. KESIMPULAN

Meskipun terdapat kegiatan budidaya perikanan di perairan Teluk dan terdapat limpasan air sungai, kondisi lingkungan sekitar perairan Teluk Hurun tidak berpengaruh terhadap kualitas zat hara di dalamnya. Variasi konsentrasi zat hara ammonia, nitrat, nitrit, dan fosfat di perairan Teluk Hurun masih normal untuk kategori

perairan pantai. Kondisi demikian

ditunjang pula oleh normalnya parameter lingkungan seperti oksigen terlarut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Damar, A., 2004. Effects of enrichment on nutrient dynamics, phytoplankton dynamics and productivity in Indonesian tropical waters : a comparison between Jakarta Lampung and Semangka Bay 2. PESCOD, M. B. 1978. Environmental

indices theory and practise. Ann Arbour Science Inc. Michigan : 59 pp. 3. Qian Pei Yuan, Wu M.C., Ni Hsun I.,

2001. Comparison of nutrients release among some maricultured animals. Aquaculture 200 ,305-316 4. Santoso, A.D.,(2004) A Study on the

Hydrography and Water Quality in the Trop. Aquaculture Field Hurun Bay, Indonesia. Master thesis Ehime University

5. Susana, T. 2000. Reaksi Kimia dalam Air Laut dan Sedimen Perairan Teluk Lampung, Kaitannya dengan Senyawa Nitrogen. Pesisir dan Pantai Indonesia IV. LIPI: 41-48

Gambar

Tabel  1.  Posisi Masing-masing  Tempat  Pengambilan   Contoh Air   dalam  Penelitian
Gambar 2.  Konsentrasi NO 2 , NO 3  dan  PO 4   pada permukaan Teluk  Hurun
Gambar 3. Konsentrasi NO 2 , NO 3  dan  PO 4  pada dasar perairan  Teluk Hurun

Referensi

Dokumen terkait

Pemakai dapat membaca penjelasan fungsi setiap tombol (yang disimbolkan dengan ikon) dengan meletakkan kursor pada tombol. Penjelasan fungsi sebagian tombol self-explanatory

Menurut Haris Mudjiman (2009: 20-21) kegiatan- kegiatan yang perlu diakomodasikan dalam pelatihan belajar mandiri adalah sebagai berikut: 1) adanya kompetensi-

Selain itu, pengkaji juga berhasrat untuk mendapatkan maklumbalas daripada responden berhubung dengan kelemahan dan kekuatan buku panduan dari segi konsep mesra pengguna yang

Dalam pelaksanaan pendidikan, belajar merupakan kegiatan inti dan utama dimana dengan belajar akan dapat mempengaruhi perubahan dan perkembangan jasmani dan rohani

(1995), harga dan kuantitas permintaan suatu komoditi berhubungan secara negatif. Artinya semakin tinggi harga suatu komoditi maka jumlah permintaan terhadap

Mencermati nilai UKG SD dan SMP tahun 2013 di Kabupaten Batubara berdasarkan hasil di atas jelas bahwa secara nasional guru-guru pada tingkat Pendidikan Dasar di Kabupaten Batubara

bahwa penyelengaraan praktik kedokteran yang merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh dokter dan dokter gigi yang

Terdakwa dalam perkara ini diputus bebas, karena majelis hakim menjatuhkan putusan berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidanagan dengan memeriksa beberapa