MAKALAH
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA
“BUDIDAYA TANAMAN BROKOLI”
OLEH KELOMPOK 17: NURFINA YENTI (1410242021) AHMAD FIRAS H. (1410242022)
AMINAH (1410242023)
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
KAMPUS III UNIVERSITAS ANDALAS
DHARMASRAYA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt, Dzat Yang Maha Indah dengan segala keindahan-Nya, Dzat yang Maha Pengasih dengan segala kasih sayang-Nya, yang terlepas dari segala sifat lemah semua makhluk-Nya. Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam mahabbah semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna seluruh risalah-Nya.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah penulis untuk menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berjasa membantu dan memberikan motivasi dalam rangka menyelesaikan makalah ini. Semoga kebaikan yang diberikan oleh semua pihak kepada penulis menjadi amal sholeh yang senantiasa mendapat balasan dan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah Subhana wa Ta’ala.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Dan atas bantuan semua pihak, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Dharmasraya, 27 February 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... ...i
DAFTAR ISI.. ...ii
DAFTAR TABEL... ...iii
DAFTAR GAMBAR. ...iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... ...1
B. Tujuan ...2
BAB II TINJUAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Brokoli. ...3
B. Jenis-Jenis Brokoli... ...3
C. Morfologi Tanaman Brokoli.. ...4
D. Syarat Tumbuh... ...5
E. Manfaat Brokoli... ...6
BAB III PEMBAHASAN A. Budidaya Brokoli... ...8
1. Pembibitan... ...8
2. Pengolahan Media Tanam...12
3. Teknik Penanaman... ...13 4. Pemeliharaan Tanaman.... ...14 5. Panen... ...16 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan.... ...18 B. Saran.. ...18 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rekomendasi pupuk untuk Brokoli pada tanah Mineral dengan tingkat kandungan P dan K sedang... ...15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Brokoli... ...3
Gambar 2. Brokoli Itali Hijau ...3
Gambar 3. Brokoli Romanesco Fractal... ...3
Gambar 4. Brokoli Kuning.... ...4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Brokoli (Brassica oleracea L. var. italica) merupakan salah satu tanaman sayur dari suku kubis-kubisan (Brassicaceae). Tumbuhan ini memiliki batang yang lunak dengan warna bunga yang bervariasi sesuai dengan varietasnya seperti warna hijau tua Brassica oleracea var. italica cv. Sakata, hijau muda Brassica
oleracea var. italica cv. Green Mountain, hijau kebiru-biruan Brassica oleracea
var. italica cv. Royal Green, dan hijau keunguan Brassica oleracea var. italica cv. Green King. Tanaman brokoli berasal dari daerah Mediterania dan dibudidayakan sejak masa Yunani Kuno. Sayuran ini masuk ke Indonesia sekitar tahun 1970.
Di Indonesia, permintaan terhadap brokoli dari tahun ke tahun mengalami peningkatan terutama dari restoran-restoran, hotel-hotel dan pasar-pasar modern. Menurut data USAID, permintaan terhadap brokoli di Indonesia mengalami peningkatan 15 – 20 % per tahun. Namun tingginya permintaan ini tidak diimbangi dengan kualitas dan kuantitas produksi yang memadai. Produksi brokoli lokal sangat rendah baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Mahkota bunga (curd) yang dimiliki rata-rata berukuran kecil dan tidak sempurna karena kultivar yang ditumbuhkan tidak mampu beradaptasi dengan baik di daerah tersebut. Untuk memenuhi tingginya permintaan terhadap brokoli, saat ini pemerintah mendatangkan brokoli dari luar negeri seperti dari Jepang, Australia, Cina dan Amerika. Brokoli dan kembang kol yang diimpor terus bertambah dari 600 ton pada tahun 2008 menjadi 900 ton pada tahun 2010, dengan total harga $684 dollar Amerika pada tahun 2008 dan 1.04 milliar dolar Amerika pada tahun 2010 .
Brokoli memerlukan kondisi yang relatif sejuk dengan kisaran suhu rata-rata kurang dari 23oC selama proses pertumbuhan bunga. Kegagalan pertumbuhan bunga akan menyebabkan mahkota bunga tidak ada yang terbentuk. Persyaratan ini menjadi faktor utama yang menghambat produksi brokoli di
negara tropis termasuk Indonesia. Seiring makin meningkatnya minat untuk memproduksi brokoli di Indonesia, maka penting untuk mengidentifikasi kultivar-kultivar yang memiliki toleransi terhadap suhu tinggi.
Produksi brokoli di daerah tropis mempunyai kendala agroklimat, karena untuk dapat menginisiasi bunga brokoli diperlukan suhu pembungaan yang relatif rendah (vernalisasi) pada akhir fase vegetatifnya .
B. Tujuan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura, selain itu tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui syarat tumbuh dan teknologi budidaya tanaman brokoli.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Tanaman Brokoli
Klasifikasi tanaman brokoli termasuk kedalam :
Kingdo : Plantae
Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Brassicales Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica Gambar 1. Brokoli
Spesies : Brassica Oleracea L. Var. Italica Plenck (Rukmana. 1994)
B. Jenis-Jenis Tanaman Brokoli
1. Brokoli Italia Hijau. Brokoli ini biasanya banyak dijumpai di pasar dan berwarna hijau tua.
Gambar 2. Brokoli Italia Hijau
2. Brokoli Romanesco Fractal. Brokoli ini berwarna hijau muda dan bentuk setiap sulir mewakili logaritma spiral sebagai satu kembang utuh (seolah-olah sbg miniatur). Jadi, keseluruhan brokoli adalah "spiral besar" yang terbentuk dari "spiral2 kecil" yang
3. Brokoli Kuning. Brokoli ini sangat mirip dengan kembang kol namun kembangnya berwarna kuning.
Gambar 4. Brokoli Kuning
4. Brokoli Ungu. Brokoli ini berwarna ungu dan memiliki daun seperti kembang kol namun lebih kecil. Brokoli jenis ini biasanya dijula di Spanyol, Itali dan Inggris.
Gambar 5. Brokoli Ungu
C. Morfologi Tanaman Brokoli
1. Akar tanaman
Tanaman memiliki akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang tumbuh ke pusat bumi, menyebar, dan dangkal (20 cm - 30 cm). Dengan perakaran dangkal tersebut, tanaman akan dapat tumbuh dengan baik apabila ditanam pada tanah gembur dan porus (Cahyono, 2001).
2. Batang tanaman
Batang tanaman brokoli tumbuh tegak dan pendek ± 30 cm, batang berwarna hijau, tebal, dan lunak namun cukup kuat. Pada tanaman brokoli, batang tanaman bercabang samping. Batang-batang tersebut halus, tidak berambut, dan tidak begitu tampak jelas tertutup oleh daun-daun (cahyono, 2001).
3. Daun tanaman
Daun tanaman brokoli berbentuk bulat telur (oval), dengan bagian tepi daun bergigi, agak panjang dan membentuk celah – celah yang menyirip agak
melengkung ke dalam. Daun tersebut berwarna hijau dan tumbuh selang-seling pada batang daun. Daun memiliki tangkai yang agak panjang dan pangkal daun yang menebal dan lunak. Daun-daun yang tumbuh pada pucuk patang sebelum masa bunga berbentuk, berukuran kecil dan melengkung kedalam melindungi yang sedang atau baru mulai tumbuh (Cahyono, 2001).
4. Bunga tanaman
Bunga tanaman brokoli tersusun dari kuntum-kuntum bunga yang lebih dari 5.000 kuntum bunga yang bersatu dan membentuk bulatan tebal serta padat (kompak). Sesuai dengan varietasnya, ada yang memiliki masa bunga hijau muda, hijau tua, hijau kebiru-biruan (ungu), kuning atau putih. Brokoli memiliki berat antara 0,6 - 0,8 kg dengan diameter antara 18 cm - 25 cm, tergantung pada varietasnya. Brokoli memiliki tangkai bunga yang berwarna hijau muda hingga hijau. Bunga pada tanaman brokoli merupakan bagian yang terpenting dari tanaman, yang dikonsumsi sebagai sayuran bergizi. Apabila dibiarkan tumbuh terus (tanpa dipanen), maka bunga brokoli akan tumbuh memanjang menjadi tangkai bunga yang penuh dengan kuntum bunga. Setiap bunga memiliki 4 helai dau kelopak, 4 helai daun mahkota, dan 6 helai benang sari (Cahyono, 2001).
5. Buah tanaman
Buah tersebut terbentuk dari hasil penyerbukan bunga yang terjadi karena penyerbukan sendiri atau penyerbukan silang dengan bantuan serangga lebah madu. Buah berbentuk polong, berukuran kecil, dan ramping, dengan panjang antara 3 cm – 5 cm, didalam buah tersebut terdapat biji berbentuk bulat kecil, berwarna coklat kehitam-hitaman. Biji-biji tersebut dapat dipergunakan sebagai benih perbanyakan tanaman (Cahyono, 2001)
D. Manfaat Brokoli
Brokoli kaya akan nutisi. Kandungan gizi brokoli diantaranya adalah tinggi kalium, serat, folat, vitamin C, kalsium, vitamin K, karoten, lutein dan rendah sodium. Penelitian di Amerika juga menemukanbahwa sayur brokolijuga
mengandung serat pectin tertentu yaitu kalsium pektat yang mampu mengikat asam empedu, akibatnya lebih banyak kolesterol yang tertahan dihati dan sedikit kolesterol yang dilepaskan ke aliran darah. Efektifitas sayuran ini dalam menurunkan kadar kolesterol jahat sama dengan obat kolesterol. (Susie Amilah. 2012)
Brokoli juga mengandung bermacam-macam zat gizi seperti karbohidrat, protein dan mineral serta berbagai vitamin yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh (Hastifarina dan Sinaga, 1997). Dalam brokoli mentah mengandung nilai gizi seperti vitamin A, B1, vitamin B1, vitamin B3, vitamin C, vitamin E, vitamin K, folat, fosfor, magnesium, besi, potassium, dan kalsium. Brokoli dinyatakan dapat mengatasi beberapa penyakit salah satunya adalah kanker.
Bagian brokoli yang dimakan adalah kepala bunga berwarna hijau yang tersusun rapat seperti cabang pohon dengan batang tebal. Sebagian besar kepala bunga dikelilingi dedaunan. Brokoli mirip dengan kembang kol, namun brokoli berwarna hijau sedangkan kembang kol putih. (Dewi Mayang Pertiwi. 2008)
E. Syarat Tumbuh
Tanaman brokoli termasuk cool season crop, sehingga cocok ditanam pada daerah pegunungan (dataran tinggi), yang beriklim sejuk. Di Indonesia, tanaman brokoli sebagai sayuran dibudidayakan secara luas pada daerah tinggi seperti Bukit Tinggi (sumatera Barat), Karo (Sumatera Utara), Pangalengan (Jawa Barat), dan Sumber Brantas (Jawa Timur). Di Indonesia sayuran brokoli telah dikenal sejak abad ke-15, yaitu mulai penjajahan Belanda, sehingga lebih dikenal sebagai sayuran Eropa.
Pada mulanya bunga brokoli dikenal sebagai sayuran daerah beriklim dingin (sub tropis), sehingga di Indonesia cocok ditanam di dataran tinggi antara 1.000 – 2.000 meter dari permukaan laut (mdpl) yang suhu udaranya dingin dan lembab. Kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan produksi sayuran ini antara 15,5 – 18 °C, dan maksimum 24 °C. Setelah beberapa negara di kawasan Asia berhasil menciptakan varietas-varietas unggul baru yang toleran terhadap
temperatur tinggi (panas), maka brokoli dapat ditanam di dataran menengah sampai tinggi.
1. Iklim
Secara umum angin tidak berpengaruh karena tinggi tanaman yang relatif rendah. Pengaruh hanya dirasakan pada evaporasi lahan dan evapotranspirasi tanaman. Tanaman broccoli memerlukan curah hujan yang cukup tinggi (1000-1500 cm /tahun). Tanaman ini tumbuh baik pada suhu udara antara 13-24 derajat C. Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman ini antara 80-90%. Stadia pembibitan memerlukan intensitas cahaya lemah sehingga memerlukan naungan untuk mencegah cahaya matahari langsung yang membahayakan pertumbuhan bibit. Sedangkan pada stadia pertumbuhan diperlukan intensitas cahaya yang kuat, sehingga tidak membutuhkan naungan.
2. Media Tanam/Tanah
Tanah yang dibutuhkan adalah subur, gembur, kaya bahan organik dan tidak mudah becek seperti pada tanah lempung berpasir tetapi dapat hidup dengan baik pada tanah jenis Andosol, Latosol, Regosol, Mediteran dan Aluvial. Kisaran keasaman (pH) yang cocok adalah 5,5-6,5, pH dibawah 5, pertumbuhan tidak normal karena kekurangan unsur hara magnesium (Mg), Molybelium (Mo) dan Boron (B). Kandungan air tanah yang baik adalah kandungan air tersedia, yaitu Pf antara 2,5-4, sehingga memerlukan pengairan yang cukup baik (irigasi maupun drainase). Kemiringan optimal 0-20%, lebih besar dari 20%, lahan harus dibuat dalam bentuk terasering.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian yang cocok untuk bertanam broccoli adalah antara 1000-2000 m dpl. Namun ada beberapa varietas dapat ditanam pada dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 1000 m dpl.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Budidaya Brokoli 1. Pembibitan
a. Syarat benih yang baik sebagai berikut:
Benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat.
Benih harus bebas hama dan penyakit.
Benih harus murni, artinya tidak tercampur biji atau benih lain serta bersih dari kotoran.
Benih diambil dari jenis unggul.
Mempunyai daya kecambah 80%.
Benih yang baik akan tenggelam bila direndam dalam air.
b. Penyiapan Benih
Penyiapan benih dimaksudkan untuk mempercepat perkecambahan benih dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Cara-cara penyiapan adalah sebagai berikut:
Sterilisasi benih, dengan merendam benih dalam larutan fungisida dengan dosis yang dianjurkan atau dengan merendam benih dalam air panas 55 derajat C selama 15-30 menit.
Penyeleksian benih, dengan merendam biji dalam air, dimana benih yang baik akan tenggelam.
Rendam benih selama ± 12 jam atau sampai benih terlihat pecah agar benih cepat berkecambah.
Kebutuhan benih per hektar tergantung varietas dan jarak tanam, umumnya dibutuhkan 100-250 gram/ha. Benih harus disemai dan dibumbun sebelum dipindahtanam ke lapangan. Penyemaian dapat dilakukan di bedengan atau langsung di bumbung (koker). Bumbung dapat dibuat dari daun pisang, kertas makanan berplastik atau polybag kecil.
c. Teknik Penyemaian Benih
Syarat-syarat lokasi persemaian:
Tanah tidak mengandung hama dan penyakit atau faktor-faktor lain yang merugikan.
Lokasi mendapat penyinaran cahaya matahari cukup.
Dekat dengan sumber air bersih.
Lokasi jauh dari sumber hama dan penyakit.
Penyemaian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Dalam petak semaian; Dilakukan dengan dua cara yaitu sebar langsung dan penanaman dengan jarak tanam tertentu (sempit). Keuntungannya adalah hemat waktu, permukaan petak semaian sempit dan jumlah benih persatuan luas banyak. Sedangkan kelemahannya adalah penggunaan benih banyak, penyiangan gulma sukar, memerlukan tenaga kerja terampil terutama saat pemindahan bibit ke lahan.
Dengan bumbung (koker atau polybag); Bumbung dapat terbuat dari daun pisang atau daun kelapa dengan ukuran diameter dan tinggi 5 cm atau dengan polybag kecil yang berukuran 7-8 cm x 10 cm.
Kombinasi cara 1 dan 2; Pertama benih disebar di petak persemain, setelah berumur 4-5 hari (berdaun 3-4 helai), dipindahkan kedalam bumbung.
Penanaman langsung, yaitu dengan menanam benih langsung ke lahan. Kelebihannya adalah waktu, biaya dan tenaga lebih hemat, tetapi kelemahannya adalah perawatan yang lebih intensif.
Persiapan media semai
Lahan berbentuk bedeng selebar 110-120 cm, memanjang utara-selatan, tanahnya diolah sedalam ± 30 cm dan dibersihkan dari segala macam kotoran termasuk bekas-bekas akar. Lahan digemburkan dan dicampur pupuk kandang (2:1/1:1), lalu diratakan kembali. Tutup bedengan dengan lembaran plastik setinggi 1,25-1,50 m (Timur) dan 0,80-1,00 m
(Barat). Lahan persemaian dapat diganti dengan kotak persemaian, dan dilakukan dengan cara sebagai berikut;
Buat medium terdiri dari tanah, pasir dan pupuk kandang (1:1:1).
Buat kotak persemaian kayu (50-60 cm x 30-40 cm x 15-20 cm) dan lubangi dasar kotak untuk drainase.
Masukkan medium kedalam kotak dengan tebalan 10-15 cm. Bila menyemai dalam bumbung atau polybag, diisi dengan campuran tanah halus dengan pupuk kandang (2:1) sebanyak 90%.
Di beberapa daerah, media semai disterilkan dahulu dengan mengkukus media semai pada temperatur 55-1000C selama 30-60 menit atau dengan menyiramkan larutan formalin 4%, ditutup lembar plastik (24 jam), lalu diangin-anginkan. Cara lain dengan mencampurkan media semai dengan zat fumigan Basamid-G (40-60 gram/m2) sedalam 10-15 cm, disiram air sampai basah dan ditutup dengan lembaran plastik (5 hari), lalu plastik dibuka, dan lahan diangin-anginkan (10-15 hari). Yang harus diperhatikan adalah naungan bedengan. Naungan dapat menggunakan lembaran plastik atau lembaran tembus cahaya lainnya.
Penyemaian benih:
Siram tanah satu hari sebelum penyemaian.
Buat alur-alur penanaman saling menyilang (5-10 cm).
Pada titik-titik persilangan atau tiap bumbung polybag, taburkan benih broccoli (1 benih untuk satu titik) atau tanam bibit stek.
Tutup benih dengan tanah halus tipis-tipis.
Siram dengan gembor yang berlubang halus.
Penyemaian biasanya dilakukan pada pagi atau sore hari.
d. Pemeliharaan Penyemaian
Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari untuk mencegah terjadinya kekeringan, sehingga biji broccoli tidak
dapat tumbuh, penyiraman dilakukan dengan menggunakan alat gembor yang mempunyai lubang halus.
Mengatur naungan Pada stadia perkecambahan, broccoli tidak dapat menerima cahaya yang berlebihan, sehingga diperlukan pengaturan. Persemaian dibuka setiap pagi hingga pukul 10.00 dan sore mulai pukul 15.00. Diluar waktu diatas, cahaya matahari terlalu panas dan kurang menguntungkan bagi bibit. Selain itu, saat terjadi hujan, naungan harus ditutup untuk menghindari pukulan air hujan yang dapat merusak bibit.
Penyiangan Penyiangan dilakukan terhadap tanaman lain yang dianggap mengganggu pertumbuhan bibit, dilakukan dengan mencabuti rumput-rumput atau gulma lainnya yang tumbuh disela-sela tanaman pokok.
Pemupukan. Pemberian pupuk susulan sebagai tambahan yang diberikan setelah bibit disemaikan. Caranya adalah dengan melarutkan pupuk NPK secukupnya kedalam air siraman tanaman.
Pencegahan dan pemberantasan hama-penyakit. Hama yang menyerang biji yang belum tumbuh dan tanaman muda adalah semut, siput, bekicot, ulat tritip dan ulat pucuk, molusca dan cendawan. Sedangkan, penyakit adalah penyakit layu. Pencegahan dan pemberantasan digunakan Insektisida dan fungisida seperti Furadan 3 G, Antrocol, Dithane, Hostathion dan lain-lain.
e. Pemindahan Bibit
Dilakukan hanya bila benih disemai di tempat persemaian. Pemindahan ke lahan dilakukan pada usia 1 bulan atau bila bibit telah berdaun 3-4 helai karena telah mempunyai perakaran yang kuat. Tetapi terkadang pada usia 10-15 hari bibit dipindahkan dahulu ke bumbung (koker), setelah itu dipindahkan ke lahan. Pemindahan bibit dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Sistem cabut, yaitu bibit dan dicabut dengan hati-hati agar tidak merusak akar. Bila disemai pada polybag, pengambilan bibit dilakukan dengan cara membalikkan polybag dengan batang bibit dijepit antara telunjuk dan jari tengah, kemudian polybag ditepuk-tepuk perlahan hingga bibit
keluar. Bila bibit disemai pada bumbung daun pisang atau daun kelapa, bibit dapat ditanam bersama bumbungnya.
Sistem putaran, caranya tanah disiram dan bibit dengan diambil beserta tanahnya 2,5-3 cm dari batang dengan kedalaman 5 cm.
2. Pengolahan Media Tanam
a. Persiapan
Lahan sebaiknya bukan lahan bekas ditanami tanaman famili Cruciferae lainnya. Dilakukan pengukuran pH dan analisa tanah tentang kandungan bahan organiknya untuk mengetahui kecocokan lahan ditanami broccoli.
Pembukaan Lahan
Tanah digemburkan dan dibalik dengan dicangkul atau dibajak sedalam 40-50 cm, dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan diberi pupuk dasar. Setelah itu, dibiarkan terkena sinar matahari selama 1-2 minggu untuk memberi kesempatan oksidasi gas-gas beracun dan membunuh sumber-sumber patogen.
Pembuatan Bedengan
Bedengan dibuat dengan arah Timur-Barat, lebar 80-100 cm, tinggi 35 cm dan panjang tergantung keadaan lahan. Lebar parit antar bedengan ± 40 cm (parit pembuangan air (PPA) 60 cm) dengan kedalaman 30 cm (PPA 60 cm).
Pengapuran
Fungsi untuk menaikkan pH tanah dan mencegah kekurangan unsur hara makro maupun mikro. Dosis pengapuran bergantung kisaran angka pH-nya, umumnya antara 1-2 ton kapur per hektar. Jenis kapur yag digunakan antara lain: Captan (calcit) dan Dolomit.
Bedengan siap tanam diberi pupuk dasar yang banyak mengandung unsur Nitrogen dan Kalium, yaitu Za, Urea, TSP dan KCl masing-masing 250 Kg, serta Borax atau Borate 10-20 Kg per hektar. Pemberian pupuk kandang dilakukan sebanyak 0,5 Kg per tanaman.
3. Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanam
Penentuan pola tanam tanaman sangat bergantung kesuburan tanah dan varietas tanaman dengan jarak tanam 50 x 65-70 cm. Pola penanaman ada dua yaitu larikan dan teratur seperti pola bujur sangkar; pola segi tiga sama sisi; pola segi empat dan pola barisan (barisan tunggal dan barisan ganda). Pola segi tiga sama sisi dan bujur sangkar tergolong baik karena didapatkan jumlah tanaman lebih banyak.
b. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sesuai jarak tanam sedalam cangkul (10-15 cm) dengan garis tengah 20-25 cm.
c. Cara Penanaman
Waktu tanam yang baik yaitu pada pagi hari antara pukul 06.00-10.00 atau sore hari antara pukul 15.00-17.00, karena pengaruh sinar matahari dan temperatur tidak terlalu tinggi.
Pilih bibit yang segar dan sehat (tidak terserang penyakit ataupun hama).
Bila bibit disemai pada bumbung daun pisang atau, ditanam bersama dengan bumbungnya, bila disemai pada polybag plastik maka dikeluarkan terlebih dahulu dengan cara membalikkan polybag dengan batang bibit dijepit antara telunjuk dan jari tengah, kemudian polybag ditepuk-tepuk secara perlahan hingga bibit keluar dari polybag.
Bila disemai dalam bedengan diambil dengan solet (sistem putaran), caranya menggambil bibit beserta tanahnya sekitar 2,5-3 cm dari batang sedalam 5 cm.
Bibit segera ditanam pada lubang dengan memberi tanah halus sedikit-demi sedikit dan tekan tanah perlahan agar benih berdiri tegak.
Siram bibit dengan air sampai basah benar.
4. Pemeliharaan Tanaman
a. Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan hanya dilakukan satu kali, saat penyemaian, yaitu saat berumur 10-15 hari. Bila bibit disemai pada bumbung maka penjarangan tidak dilakukan. Sedangkan penyulaman hampir tidak dilakukan karena umur tanaman yang pendek (2-3 bulan).
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan sebelum pemupukan dan bersamaan dengan penggemburan tanah pada waktu tanaman berumur 7-10 hari, 20 hari, dan 30-35 hari dengan cara hati-hati dan tidak terlalu dalam karena dapat merusak sistem perakaran tanaman. Pada tahap akhir penanaman penyiangan sebaiknya tidak dilakukan.
c. Pembubunan
Pembubunan dilakukan bersama penyiangan dengan mengangkat tanah yang ada pada saluran antar bedengan ke arah bedengan berfungsi untuk menjaga kedalaman parit dan ketinggian bedeng dan meningkatkan kegemburan tanah.
d. Perempalan
Perempalan cabang atau tunas-tunas samping dilakukan seawal
mungkin untuk menjaga tanaman induk agar pertumbuhan sesuai harapan, sehingga zat makanan terkonsentrasi pada pembentukan bunga seoptimal mungkin.
e. Pemupukan
Pemupukan susulan I dilakukan saat tanaman berumur 7-10 hari
ditambah 75 Kg KCl (2:1:2:1) per hektar sebanyak 1 sendok makan per tanaman di sekeliling tanaman sejauh 10-15 cm dari batang, susulan II saat tanaman berumur 20 hari dengan dosis 150 Kg ZA ditambah 75 Kg Urea ditambah 75 TSP ditambah 150 KCl (2:1:1:2) per hektar sebanyak 1 sendok makan per tanaman dalam larikan sejauh 20 cm, dan susulan III dilakukan pada umur 30-35 hari dengan pupuk 150 Kg ZA ditambah 100 Kg Urea ditambah 150 Kg KCl (2:1,5:2) per hektar sebanyak 1 sendok makan per tanaman dalam larikan sejauh 25 cm dari batang. Untuk varietas yang berumur lebih panjang dapat dilakukan satu atau dua kali lagi sesuai dengan usia panennya.
Tanaman brokoli sangat membutuhkan pupuk N, P dan K untuk pertumbuhannya. Terutama N, jika kekurangan unsur N maka akan mengakibatkan kehilangan hasil, menunda kemasakan krop dan menurunkan kualitas.
Tabel 1. Rekomendasi pupuk untuk Brokoli pada tanah Mineral dengan tingkat kandungan P dan K sedang (Maynard and hocmuth. 1999)
Umur Urea ZA SP 36 KCl Target pH
Kg/ha.musim tanam 6,5 Preplant 87 187 311 90 1 MST 44 93 - 45 3 MST 44 93 - 45 5 MST 44 93 - 45 Keterangan : MST = Minggu setelah tanam
Untuk memacu dan meningkatkan hasil bunga, pada akhir masa penanaman dapat disemprotkan dengan pupuk daun yang mengandung Nitrogen dan Kalium tinggi atau diutamakan yang mengandung unsur hara mikro.
f. Pengairan dan Penyiraman
Waktu pemberian air sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari. Pada musim kemarau, pengairan perlu dilakukan 1-2 hari sekali, terutama pada fase awal pertumbuhan dan pembentukan bunga.
g. Waktu Penyemprotan Pestisida
Untuk pencegahan, penyemprotan dilakukan sebelum hama menyerang tanaman atau secara rutin 1-2 minggu sekali dengan dosis ringan. Untuk penanggulangan, penyemprotan dilakukan sedini mungkin dengan dosis tepat, agar hama dapat segera ditanggulangi.
Jenis dan dosis pestisida yang digunakan dalam menanggulangi hama sangat beragam tergantung dengan hama yang dikendalikan dan tingkat populasi hama tersebut, pengendalian secara lebih terinci akan dijelaskan pada poin hama dan penyakit.
h. Pemeliharaan lain
Hal-hal yang penting dalam merawat tanaman adalah: a) Menghindari pelukaan tanaman karena merupakan salah satu jalan yang efektif dalam penularan penyakit dan sangat disukai oleh hama. b) Dalam pemupukan, pupuk tidak boleh mengenai tanaman dan harus selalu diikuti dengan penyiraman.
5. Panen
a. Ciri dan Umur Panen
Pemanenan dilakukan bila massa bunga (curd) mencapai ukuran maksimal dan padat (kompak), tetapi kuncup bunganya belum mekar. Umur panen sangat bergantung dengan varietas atau kultivar yang ditanam.
b. Cara Panen
Cara memanen broccoli adalah sebagai berikut: a) Memotong tangkai bunga bersama sebagian batangnya dan daun-daunnya sepanjang 25 cm. b) Untuk pemasaran jarak jauh, dianjurkan untuk menyertakan 6 helai
daun, kemudian ujung daun dipatahkan untuk menutupi bunga. c) Sedangkan untuk tujuan pemasaran jarak dekat, hanya disertakan 3 -4 helai daun, dan ujungnya dipotong. d) Hindari kerusakan atau pelukaan broccoli. c. Periode Panen
Broccoli merupakan tanaman sekali panen, sehingga periode panen
sama dengan periode tanam.
d. Prakiran Produksi
Secara umum produksi brocolli perhektar adalah 15-40 ton, tetapi
produksi brocolli sangat bergantung pada varietas tanaman dan populasi tanaman per satuan luas lahan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Brokoli (Brassica oleracea L. var. italica) merupakan salah satu tanaman sayur dari suku kubis-kubisan (Brassicaceae). Tumbuhan ini memiliki batang yang lunak dengan warna bunga yang bervariasi sesuai dengan varietasnya seperti warna hijau tua Brassica oleracea var. italica cv. Sakata, hijau muda Brassica
oleracea var. italica cv. Green Mountain, hijau kebiru-biruan Brassica oleracea
var. italica cv. Royal Green, dan hijau keunguan Brassica oleracea var. italica cv. Green King.
Pada mulanya bunga brokoli dikenal sebagai sayuran daerah beriklim dingin (sub tropis), sehingga di Indonesia cocok ditanam di dataran tinggi antara 1.000 – 2.000 meter dari permukaan laut (mdpl) yang suhu udaranya dingin dan lembab. Kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan produksi sayuran ini antara 15,5 – 18 °C, dan maksimum 24 °C.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat membantu para petani, khususnya juga kepada para mahasiswa tentang syarat tumbuh tanaman brokoli dan teknik budidaya tanaman brokoli.
DAFTAR PUSTAKA
Amilah, Susie. 2012. Jurnal WAHANA Vol. 59 No. 2. “Penggunaan Media Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Brokoli dan Baby Kailan”. Surabaya : UNIPA.
Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1. Jakarta : Diktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Pertiwi, Dewi M.. 2008. Analisis Usahatani Sayuran Organik di PT Anugrah Bumi Persada, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Setiawati, Wiwin dkk. 2007. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sayuran. Bandung : Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Susila, A. D. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Bogor : Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB.
Wasonowati, Catur. 2009. Jurnal Agrovigor Vol. 2 No. 1. “Kajian Saat
Pemberian Pupuk Dasar Nitrogen dan Umur Bibit Pada Tanaman Brokoli (Brassica oleraceae var. Italica Planck)”. Madura : Fakultas Pertanian Universitas Trunojo.