• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN HILIR SUNGAI MUSI DONI SETIAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN HILIR SUNGAI MUSI DONI SETIAWAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS

SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS LINGKUNGAN

PERAIRAN HILIR SUNGAI MUSI

DONI SETIAWAN

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Struktur Komunitas Makrozoobentos sebagai Bioindikator Kualitas Lingkungan Perairan Hilir Sungai Musi adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Oktober 2008

Doni Setiawan

(3)

iii

ABSTRACT

DONI SETIAWAN. Structure of Macrozoobenthos Community as Bioindicator Environmental Quality in Downstream Waters of Musi River. Under direction of DEDE SETIADI and HUSNAH.

One of the problems exist on this time was more decreased it water quality of Musi river especially at downstream part as consequence the increasing of various activity antropogenic and industrial activity in downstream waters of Musi river. The research was done from April to July 2007 by purposive random sampling method at 18 stations and analisys in representative laboratory. The purpose from this research can give based information about characteristics of changes structure of makrozoobenthos community was can be used as bioindicator about environmental quality in downstream waters of Musi river. Results of this research was found 25 species macrozoobenthos devided into 6 class and 3 phyllum. There is Tubifex sp, Lumbriculus sp, Haplotaxis sp,

Branchiura sp, Nereis sp, Nepthys cormuta, Cossura sp, Chironomous sp,

Hydropsche sp, Polycentropus sp, Palpomya sp, Gomphoides sp, Bellamya

javanica, Bellamya sumatrensis, Melanoides tuberculata, Anentome sp, Pila

ampullacea, Thiara sp, Corbicula javanica, Anodonta woodiana, Gammarus sp,

Namalycastis sp, Cirratulus sp, and Physa sp. The highest density was

dominated by class Oligochaeta that is Tubifex sp were 86.94 % in April and 87.74 % in July 2007. Based on study biology parameter showed that the environmental quality in downstream waters of the Musi river was categorized into 3 groups that is group 1 ; heavy polluted (poor water quality) the marked of existence lower diversity index, higher density and higher dominance index were dominated species Tubifex sp in April and July 2007 was found at the stations Musi Kramasan, Muara Ogan, Ampera, Wilmar, Pusri, and Hoktong, group 2 ; moderate polluted (fair water quality) was found at the stations Gandus, Pre Ogan, Sungai Kundur, Pulau Borang, PT. SAP, SST. Pulau Burung and Tanjung Buyut were the marked diversity index low to moderate, lower density and lower to moderate dominance index lower to moderate with the species marked is

Hydropsche sp, group 3 ; light polluted (good water quality) was found at the

stasiun Pulokerto, Upang, Pre Selat Cemara, Selat Cemara and Pulau Payung the marked with diversity index and was by moderate and lower dominance index were dominated Gammarus sp. From the results was found several tolerant species that can be used as bioindicator environmental quality in downstream waters of Musi river is Tubifex sp, Lumbriculus sp, Nereis sp and Chironomous sp was categorized as heavy pollution indicator (poor water quality), Facultative species is Hydropsche sp as indicator light to moderate pollution and Gammarus sp as indicator clean water restoration zone (self-purification).

Key words : macrozoobenthos, bioindicator, water quality, downstream Musi

(4)

RINGKASAN

DONI SETIAWAN. Struktur Komunitas Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Kualitas Lingkungan Perairan Hilir Sungai Musi. Dibimbing oleh DEDE SETIADI dan HUSNAH.

Salah satu permasalahan yang ada saat ini adalah semakin menurunnya kualitas air Sungai Musi terutama di bagian hilir sejalan dengan meningkatnya berbagai kegiatan penduduk dan kawasan industri yang ada di sepanjang DAS Musi bagian hilir. Penurunan kualitas lingkungan perairan ini dapat menyebabkan perubahan pada struktur komunitas makrozoobentos yang menandakan adanya degradasi di perairan sungai tersebut, sehingga perlu dilakukan suatu penelitian mengenai kajian keanekaragaman, kelimpahan spesies, dominansi serta distribusinya untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat perubahan karakteristik struktur komposisi makrozoobentos dan hubungannya dengan parameter fisika, kimia air dan sedimen.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi status terkini kualitas lingkungan perairan hilir Sungai Musi dengan mengkaji karakteristik struktur komunitas makrozoobentos dalam hubungannya dengan kualitas air sungai sebagai bioindikator kualitas lingkungan perairan Sungai Musi bagian hilir.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2007 sampai dengan Februari 2008. Bertempat di sepanjang badan utama Sungai Musi di bagian hilir mulai dari Pulokerto sampai Tanjung Buyut di muara Sungai Sungsang dekat Selat Bangka, Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 18 stasiun pengamatan. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada bulan April dan Juli 2007. Penentuan stasiun pengambilan sampling ini dilakukan dengan metode

purposive random sampling didasarkan pada kondisi lingkungan dan tata guna

lahan serta pemanfaatan sungai di sekitar badan utama Sungai Musi bagian hilir. Untuk menentukan posisi lokasi sampling diukur dengan mengunakan GPS (Global Positioning System).

Untuk mendapatkan gambaran mengenai struktur komunitas makrozoobentos pada 18 stasiun lokasi penelitian di perairan Sungai Musi bagian hilir maka dilakukan analisa data yang meliputi : komposisi jenis, kepadatan jenis dan relatif, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, indeks dominansi, pola sebaran individu, modifikasi indeks biotik Hilsenhoff (HBI), analisa kualitas air dengan metode Storet serta untuk mengetahui hubungan kualitas air dan sedimen dengan struktur komunitas makrozoobentos dianalisis dengan menggunakan analisa komponen utama melalui software Statistica 6 yang mengkaji hubungan antara variabel fisika, kimia, sedimen perairan dan struktur komunitas makrozoobentos yang kemudian mendeterminasikan apakah terdapat pengelompokan variabel pengamatan (fisika, kimia, sedimen) dan sumber bahan pencemar berdasarkan habitat (stasiun) dan pengaruhnya terhadap struktur komunitas makrozoobentos.

Hasil Penelitian yang di dapat dari 18 stasiun selama 2 periode pada bulan April dan Juli 2007 di sepanjang badan utama Sungai Musi bagian hilir secara keseluruhan terdapat 25 jenis yang termasuk ke dalam 6 kelas dan 3 filum yang komposisi terdiri dari jenis Tubifex sp, Lumbriculus sp, Haplotaxis sp, Branchiura sp, Nereis sp, Nepthys cormuta, Cossura sp, Chironomous sp, Hydropsche sp,

Polycentropus sp,Palpomya sp Gomphoides sp, Bellamya javanica, Bellamya

sumatrensis, Melanoides tuberculata, Anentome sp, Pila ampulaceae, Thiara sp,

Corbicula javanica, Anodonta woodiana, Gammarus sp, Namalycastis sp

(5)

v

kelas Oligochaeta dengan jenis Tubifex sp yang mendominasi mulai dari stasiun Gandus (bulan Juli) sampai dengan stasiun SST. Pulau Burung, dan untuk stasiun lain cenderung tidak terlalu didominasi jenis lain karena persentase nilainya hampir merata.

Kualitas perairan di Sungai Musi bagian hilir di kelompokkan menjadi tiga kelompok besar, Kelompok pertama ; tercemar berat mulai dari stasiun Musi Kramasan, Muara Ogan, Ampera, Wilmar, Pusri, sampai dengan stasiun Hoktong, ini ditandai dengan adanya nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman yang rendah, kepadatan tinggi, serta nilai indeks dominansinya yang tinggi yang didominasi oleh jenis Oligochaeta seperti Tubifex sp dan dicirikan dengan tingginya beberapa parameter seperti amonia, nitrit, klorida yang cukup tinggi sedangkan kelompok yang kedua mengalami tercemar sedang yaitu Gandus, Pre Ogan Sungai Kundur, Pulau Borang, PT.SAP, SST. Pulau Burung dan Tanjung Buyut yang ditandai dengan rata-rata nilai indeks keanekaragamannya sedang dan nilai indeks dominansinya rendah sampai sedang serta kepadatannya rendah sampai sedang dan dicirikan oleh nilai nitrit, klorida serta TDS yang tinggi, dan kelompok yang ketiga adalah kelompok yang mengalami tekanan ringan ditemukan pada stasiun Pulokerto, Upang, Pre Selat Cemara, Selat Cemara dan Pulau Payung dan yang dicirikan dengan rendahnya nilai BOD5, nilai indeks keanekaragaman sedang sampai tinggi, kepadatan

sedang dan nilai indeks dominansi rendah, serta didominasi oleh Gammarus sp, hal ini menunjukkan adanya indikasi bahwa kualitas air di daerah tersebut sudah mengalami purifikasi (stasiun Upang sampai Pulau Payung).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ditemukannya beberapa spesies makrozoobentos yang dapat dijadikan sebagai indikator kualitas perairan Sungai Musi bagian hilir yaitu indikator pencemar berat : Tubifex sp, Lumbriculus sp,

Nereis sp dan Chironomous sp, indikator pencemaran ringan sampai sedang

yaitu jenis Hydropsche sp serta indikator pencemar ringan dan pemulihan air bersih yaitu Gammarus sp. Sehingga dari hasil penelitian dapat direkomendasikan kepada pemerintah setempat sehubungan menurunnya kualitas Sungai Musi bagian hilir di beberapa stasiun penelitian terutama stasiun yang berada di dalam kawasan kota dan industri mulai stasiun Musi Kramasan sampai dengan stasiun Hoktong perlu adanya pengelolaan dan pemantauan kualitas air sungai secara periodik dan berkesinambungan berdasarkan informasi hasil penelitian yang didapat.

(6)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2008

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk

kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan

laporan, penulisan kritik, atau tinjauan satu masalah; dan pengutipan

tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

(7)

vii

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS

SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS LINGKUNGAN

PERAIRAN HILIR SUNGAI MUSI

DONI SETIAWAN

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Biologi

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(8)

Judul Tesis : Struktur Komunitas Makrozoobentos sebagai Bioindikator Kualitas Lingkungan Perairan Hilir Sungai Musi

Nama : Doni Setiawan

NIM : G351060421

Disetujui Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Dede Setiadi, M.S. Dr.Ir. Husnah, M.Phil. Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Biologi Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Dedy Duryadi Solihin. DEA. Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.

(9)

ix

PRAKATA

Syukur Alhamdulillah, Segala Puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga dengan perkenan-Nya jualah tesis yang berjudul Struktur Komunitas Makrozoobentos sebagai Bioindikator Kualitas Lingkungan Perairan Hilir Sungai Musi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa akanlah sulit untuk dapat menyelesaikan penelitian tesis ini tanpa bantuan moril dan semangat dari banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Ir. H. Dede Setiadi, M.S, selaku ketua pembimbing yang selalu memberi bimbingan, arahan, waktu dalam penulisan tesis, Ibu Dr. Ir. Husnah, M.Phil, selaku pembimbing anggota dan ketua kelti riset yang memberikan bimbingan, arahan, waktu, bantuan dalam penelitian dan penulisan tesis serta kesediaannya untuk hadir dalam rangka ujian dan bimbingan di IPB disamping itu, penghargaan penulis sampaikan juga kepada Kepala Balai Riset Perikanan dan Perairan Umum (BRPPU) dan ketua kelti riset beserta staf atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti kegiatannya dalam rangka riset BRPPU 2007. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Departemen Pendidikan Tinggi Negeri (DIKTI) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti program peningkatan kemampuan Strata-2 di Institut Pertanian Bogor melalui sumber dana BPPS.

Ungkapan terima kasih dengan segala hormat penulis haturkan kepada kedua orang tua, seluruh keluarga besar, khususnya Rina Yulia Lestari atas dukungan, doa dan kasih sayangnya serta Ayunda tercinta Almarhumah Riza Umami semoga ditempatkan di Surga dan tenang disisi Allah SWT. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman Program Studi Biologi 2006 yang telah banyak memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian tesis ini serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Oktober 2008

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lubuk Linggau, pada tanggal 8 Januari 1980 dan merupakan anak kelima dari enam bersaudara pasangan Ayahanda Idris A.M.Pd dan Ibunda Zaunah.

Pendidikan yang telah ditempuh penulis adalah di SDN 18 Lubuk Linggau pada tahun 1986 -- 1992, kemudian SMPN 3 Lubuk Linggau pada tahun 1992 -- 1995, dan SMAN 1 Lubuk Linggau pada tahun 1995 -- 1998. Pendidikan tinggi ditempuh di Universitas Sriwijaya, Palembang, Pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Jurusan Biologi dan lulus pada tahun 2003.

Bekerja sebagai staf pengajar di Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sriwijaya, Palembang sejak tahun 2004 sampai dengan sekarang. Pada tahun 2006 penulis memperoleh kesempatan untuk melanjutkan studi pada program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Program Studi Biologi dengan mendapatkan Beasiswa BPPS dari DIKTI.

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 3 1.3 Tujuan Penelitan ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 4 1.5 Kerangka Pemikiran ... 5 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Tinjauan Singkat tentang Ekosistem Sungai ... 6

2.2 Makrozoobentos Sebagai Indikator Biologis Kualitas Perairan ... 8

2.2.1 Organisme Makrozoobentos ... 8

2.2.2 Peranan Makrozobentos di Perairan ... 13

2.3 Konsep Dasar Bioindikator dan Struktur Komunitas ... 14

2.3.1 Konsep Dasar Bioindikator ... 14

2.3.2 Konsep Dasar Struktur Komunitas ... 17

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Makrozoobentos .... 18

2.4.1 Parameter Fisika ... 19

2.4.2 Parameter Kimia... 23

2.4.3 Parameter Sedimen... 25

2.5 Keadaan Umum dan karakteristik Sungai Musi bagian hilir ... 27

3 METODE ... 30

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 30

3.2 Bahan dan Alat ... 30

3.3 Metode Penelitian ... 30

3.3.1 Penentuan Stasiun ... 30

3.3.2 Pengumpulan Data ... 41

3.3.3 Pengambilan dan Pengukuran Parameter Fisika, Kimia, Biologi ... 41

3.3.4 Identifikasi di laboratorium ... 43

3.4 Analisa Data ... 44

3.4.1 Kepadatan Jenis dan Relatif Makrozoobentos ... 44

3.4.2 Indeks Keanekaragaman ... 44

3.4.3 Indeks Keseragaman ... 45

3.4.4 Indeks Dominansi ...,... 45

3.4.5 Pola Sebaran Individu ...,... 46

3.4.6 Indeks Biotik Bentos Modifikasi dari Indeks HBI ... 46

3.4.7 Analisa Kualitas Air ... 47

(12)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Karakteristik Parameter Biologi ... 52

4.1.1 Komposisi Jenis dan Kepadatan Makrozoobentos ... 52

4.1.2 Indeks Komunitas Ekologi ... 58

4.1.3 Modifikasi Indeks Biotik Hillsenhoff (HBI) ... 63

4.1.4 Pola Sebaran Jenis Makrozoobentos ... 70

4.1.5 Spesies Bioindikator ... 72

4.2 Karakteristik Parameter Fisika-kimia Perairan Hilir Sungai Musi ... 77

4.2.1 Parameter Fisika Perairan ... 86

4.2.2 Parameter Kimia Perairan ... 89

4.2.3 Hubungan Karakteristik Fisika Kimia Air Antar Stasiun... 104

4.2.4 Tingkat Kualitas Air Metode IKA-STORET ... 109

4.3 Karakteristik Sedimen (Substrat Dasar Perairan) ... 112

4.3.1 Nilai pH Sedimen ... 112

4.3.2 Bahan Organik (Organic Matter) ... 113

4.3.3 Logam Berat dalam Sedimen ... 114

4.3.4 Tipe Substrat (Tekstur Sedimen) ... 116

4.4 Hubungan Parameter Fisika, Kimia Air dan Sedimen dengan Struktur Komunitas Makrozoobentos berdasarkan Analisis Komponen Utama ... 120

4.4.1 Hubungan Parameter dengan Struktur Komunitas Pada Bulan April 2007 ... 120

4.4.2 Hubungan Parameter dengan Struktur Komunitas Pada Bulan Juli 2007 ... 124

5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 121

5.1 Kesimpulan ... 121

5.2 Saran ... 122

DAFTAR PUSTAKA ... 123

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Struktur komunitas makrozoobentos pada berbagai kondisi perairan ... 10

2 Beberapa contoh makrozoobentos berdasarkan kepekaannya terhadap bahan pencemar ... 11

3 Fungsi indikator dari masing-masing kelompok indikasi ... 15

4 Hubungan antara beberapa parameter fisika kimia air dengan kehidupan makroozobentos ... 19

5 Klasifikasi sedimen dasar sungai berdasar diameter partikel ... 26

6 Stasiun di bagian hilir Sungai Musi sebanyak 18 titik stasiun ... 31

7 Satuan, alat dan metoda pengukuran parameter fisika-kimia, biologi, dan sedimen ... 41

8 Evaluasi kategori kualitas air berdasarkan nilai HBI ... 47

9 Penentuan sistem nilai untuk menentukan status mutu perairan berdasarkan metode Storet ... 48

10 Klasifikasi mutu air berdasarkan EPA ... 49

11 Nilai indeks ekologi pada bulan April 2007 ... 59

12 Nilai indeks ekologi pada bulan Juli 2007 ... 61

13 Kategori kualitas air berdasarkan nilai HBI ... 63

14 Hubungan kriteria Ika-Storet dengan indeks biotik pada bulan April 2007 ... 64

15 Hubungan kriteria Ika-Storet dengan indeks biotik pada bulan Juli 2007 ... 65

16 Pola sebaran jenis makrozoobentos pada bulan April 2007... 69

17 Pola sebaran jenis makrozoobentos pada bulan Juli 2007 ... 70

18 Kesesuaian perairan untuk kepentingan perikanan berdasarkan nilai TSS ... 71

19 Klasifikasi perairan berdasarkan nilai kesadahan ... 83

20 Hubungan antara nilai alkalinitas dan kondisi kualitas air bagi perikanan ... 93

21 Klasifikasi air berdasarkan nilai salinitasnya ... 97

22 Penentuan kualitas air pada bulan April dan Juli 2007 dengan Ika-Storet ... 109

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Bagan alir kerangka pemikiran dan pendekatan masalah ... 5

2 Makrozoobentos yang hidup diatas dan didalam substrat dasar ... 8

3 Skema hubungan antara faktor lingkungan dengan parameter biologi ... 16

4 Faktor-faktor kualitas air (sifat fisika-kimia) yang mempengaruhi komunitas bentos ... 18

5 Tipe substrat dasar menurut persentase liat, lumpur dan pasir berdasarkan segitiga Millar ... 22

6 Industri pengolahan minyak bumi dan industri pupuk di Sungai Musi ... 25

7 Peta lokasi pengambilan sampling di Sungai Musi bagian hilir ... 41

8 Posisi titik pengambilan sampel makrozoobentos ... 44

9 Diagram perbandingan persentase komposisi makrozobentos pada bulan April dan Juli 2007 ... 52

10 Perbandingan jumlah genus pada 18 stasiun pengamatan... 53

11 Persentase komposisi jenis makrozoobentos pada bulan April 2007 ... 54

12 Persentase komposisi jenis makrozoobentos pada bulan Juli 2007 ... 55

13 Dendogram analisis kluster hubungan kepadatan makrozoobentos dengan stasiun pengambilan sampel pada bulan April 2007 ... 56

14 Dendogram analisa kluster hubungan kepadatan makrozoobentos dengan stasiun pengambilan sampel pada bulan Juli 2007 ... 56

15 Grafik kepadatan makroozobentos pada bulan April dan Juli 2007 ... 57

16 Grafik hubungan keempat Indeks ekologi pada bulan April 2007 ... 58

17 Grafik hubungan keempat Indeks ekologi pada bulan Juli 2007 ... 62

18 Dendrogram kluster analisis pengelompokkan stasiun berdasarkan 3 indeks kualitas air pada bulan April 2007 ... 66

19 Dendrogram kluster analisis pengelompokkan stasiun berdasarkan 3 Indeks kualitas air pada bulan Juli 2007 ... 66

20 Dendrogram kluster analisis pengelompokkan stasiun berdasarkan 3 Indeks kualitas air gabungan pada bulan April dan Juli 2007 ... 67

21 Kisaran fluktuasi nilai suhu pada bulan April dan Juli 2007 ... 78

22 Rerata kecepatan arus Sungai Musi bagian hilir pada bulan April dan bulan Juli 2007... 79

23 Pasang surut Sungai Musi bagian hilir (ambang luar) pada bulan April 2007 ... 80

24 Pasang surut Sungai Musi bagian hilir (ambang luar) pada bulan Juli 2007 ... 80

(15)

xv

25 Rerata kedalaman rata-rata di Sungai Musi bagian hilir ... 81

26 Perbandingan kisaran nilai, TSS, TDS dan kecerahan pada bulan April dan Juli 2007 ... 83

27 Perbandingan nilai TSS dan TDS pada bulan April dan Juli 2007 ... 84

28 Hubungan antara DHL dan TDS pada bulan April dan Juli 2007 ……... 85

29 Perbandingan nilai DO dan kecepatan arus pada bulan April dan Juli 2007 ... 90

30 Hubungan antara BOD5,COD dan DO pada bulan April 2007 ... 89

31 Hubungan antara BOD5,COD dan DO pada bulan Juli 2007 ... 89

32 Perbandingan kisaran nilai COD pada bulan April dan Juli 2007 ... 91

33 Perbandingan nilai kesadahan pada bulan April dan Juli 2007 ... 92

34 Perbandingan kisaran nilai alkalinitas pada bulan April dan Juli 2007.. 93

35 Hubungan alkalinitas, hardness dan pH pada bulan April dan Juli 2007 ... 94

36 Perbandingan nilai TOC dan DOC pada bulan April dan Juli 2007 ... 95

37 Perbandingan kisaran nilai salinitas pada bulan April dan Juli 2007 .... 96

38 Perbandingan kisaran nilai fosfat pada bulan April dan Juli 2007 ... 98

39 Perbandingan kisaran nilai klorida pada bulan April dan Juli 2007 …. 99 40 Perbandingan kisaran nilai minyak pada bulan April dan Juli 2007 ... 100

41 Perbandingan kisaran nilai amonia pada bulan April dan Juli 2007 …. 101 42 Perbandingan kisaran nilai nitrat pada bulan April dan Juli 2007 ... 102

43 Perbandingan kisaran nilai nitrit pada bulan April dan Juli 2007 ... 103

44 Grafik analisis komponen utama sumbu faktorial 1 dan 2 (A). distribusi parameter fisika-kimia air (B). distribusi stasiun penelitian April 2007 ... 105

45 Grafik analisis komponen utama sumbu faktorial 1 dan 3 (A). distribusi parameter fisika-kimia air (B). distribusi stasiun penelitian April 2007 ... 105

46 Grafik analisis komponen utama sumbu faktorial 1 dan 2 (A). distribusi parameter fisika-kimia air (B). distribusi stasiun penelitian Juli 2007 ... 107

47 Grafik analisis komponen utama sumbu faktorial 1 dan 3 (A). distribusi parameter fisika-kimia air (B). distribusi stasiun penelitian Juli 2007 ... 107

48 Perbandingan Ika-Storet Sungai Musi bagian hilir periode April dan Juli 2007 ... 110

49 Perbandingan kisaran nilai pH dalam sedimen pada bulan April dan Juli 2007 ... 112

50 Perbandingan kisaran nilai bahan organik pada bulan April dan Juli 2007 ... 113

(16)

51 Perbandingan kisaran nilai Cr (VI) pada bulan April dan Juli 2007 ... 114 52 Perbandingan kisaran nilai Pb dalam sedimen pada bulan April dan

Juli 2007 ... 116 53 Analisis komponen utama sumbu faktorial 1 dan 2 (A). distribusi

parameter fisika-kimia air dan sedimen (B). distribusi stasiun

penelitian April 2007 ... 121 54 Analisis komponen utama sumbu faktorial 1 dan 3 (A). distribusi

parameter fisika-kimia air dan sedimen (B). distribusi stasiun

penelitian April 2007 ... 121 55 Analisis komponen utama sumbu faktorial 1 dan 2 (A). distribusi

parameter fisika-kimia air dan sedimen (B). distribusi stasiun

penelitian Juli 2007 ... 125 56 Analisis komponen utama sumbu faktorial 1 dan 3 (A). distribusi

parameter fisika-kimia air dan sedimen (B). distribusi stasiun penelitian Juli 2007 ... 125

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 ... 137

2 Peraturan Gubernur No.16 Tahun 2005 ... 139

3 Jenis makrozoobentos yang ditemukan di sepanjang Sungai Musi pada bulan April dan Juli 2007 ... 141

4 Gambar jenis makrozoobentos yang ditemukan di Sungai Musi bagian hilir ... 142

5 Kepadatan makrozoobentos pada bulan April 2007 ... 147

6 Kepadatan makrozoobentos pada bulan Juli 2007 ... 149

7 Indeks dominasi, keanekaragaman dan keseragaman April 2007 ... 151

8 Indeks dominasi, keanekaragaman dan keseragaman Juli 2007 ... 153

10 Hubungan makrozoobentos dengan Ika-Storet pada bulan April 2007 ... 147

11 Hubungan makrozoobentos dengan Ika-Storet pada bulan Juli 2007 ... 149

12 Data mentah analisis komponen utama parameter kunci fisika-kimia dan sedimen terhadap makrozoobentos pada bulan April 2007 ... 160

13 Data eigenvalues dari matriks korelasi pada bulan April 2007 ... 162

14 Faktor koordinat variabel pada bulan April 2007 ... 163

15 Faktor kosin variabel pada bulan April 2007 ... 164

16 Faktor koordinat stasiun pada bulan April 2007 ... 165

17 Faktor kosin stasiun pada bulan April 2007 ... 166

18 Data mentah analisis komponen utama parameter kunci fisika-kimia dan sedimen terhadap makrozoobentos pada bulan Juli 2007 ... 167

19 Data eigenvalues dari matriks korelasi pada bulan April 2007 ... 169

20 Faktor koordinat variabel pada bulan April 2007 ... 170

21 Faktor kosin variabel pada bulan April 2007 ... 171

22 Faktor koordinat stasiun pada bulan April 2007 ... 172

23 Faktor kosin stasiun pada bulan April 2007 ... 173

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan analisa model interaktif menurut Miles dan Huberman dalam Herdiansyah (2012: 164) yakni berupa; 1) pengumpulan data,

Atribut discarded by catch menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan sumberdaya perikanan. Semakin sedikit ikan sampingan yang tertangkap dan dibuang berarti semakin

Hasil pengujian UAT dengan kuisioner menyatakan bahwa presentase tertinggi didapat pada pertanyaan no 3 terkait dengan sistem dapat membantu paramedic dalam mendiagnosa

Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan menggunakan tiga jenis pelarut. Ekstraksi pertama digunakan pelarut non polar yakni n- heksan dengan cara

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru Masyarakat Ekonomi Association Of Southeast Asian Nations Tahun 2011.

Pada hasil yang diperoleh kadar flavonoid total sampel ekstrak polar dan ekstrak total memberikan nilai yang lebih tinggi karena mengandung jumlah flavonoid total

bahwa “ada pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentng kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran fiqh pada kelas VII di MTs..

PGPR treatment on seedling that comes from the stem cutting can increase root length, primary and secondary lateral root quantity, root diameter, FLR and SRL