• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH PADA

SISWA KELAS VII MTs. AL- ASROR PATEMON GUNUNG PATI SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan alat masyarakat untuk membangun dirinya. Di abad informasi ini, masyarakat tumbuh sikap modern dalam penerapan bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi membanjiri khalayak serta kebudayaan masyarakat mengalami perubahan. Boleh jadi modernisasi dalam pendidikan haruslah mendahuluinya dan justru sebagai pelopor daripada perubahan-perubahan itu. Sebelum masyarakat berubah, maka pendidikan telah merintisnya agar nanti produk lulusan menjadi perintis dari kemajuan masyarakat, dalam segi kehidupan dan penghidupan.

Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistematik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Sistematis oleh karena proses pendidikan berlangsung melalui tahap- tahap bersinambungan (prosedural) dan sistematik oleh karena berlangsung dalam semua situasi dan kondisi, disemua lingkungan yang saling mengisi (limgkungan rumah, sekolah, dan masyarakat).1

Pendidikan adalah kebutuhan hidup setiap manusia karena disadari bahwa tidak ada satu orang pun yang dilahirkan membawa ilmu (kepandaian). Dalam Undang- undang tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta terampil yang diperlukan dirinya, masyarakat bangasa dan bernegara.2

Sebagai salah satu komponen penting dalam pendidikan, peran, tugas dan kewajiban guru sekarang semakin berat. Guru tidak hanya datang, masuk kelas, menyiapkan materi pelajaran dan selesai namun harus mengetahui kebutuhan dan potensi peserta didik dengan baik. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki

1 Tirtaharja Umar dan La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000)hlm.34

(2)

kompetensi yang cukup, yakni : kompetensi pedagogik, Kepribadian, Sosial,dan Profesional.3 Dijelaskan pula dalam Undang – undang Guru dan Dosen bahwa

kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.4 Lebih jelasnya

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menjelaskan

Guru sebagai pendidik adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan penelitian dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat, terutama bagi pendidik pada pergiruan tinggi.5

Dan faktor penting bagi guru adalah kepribadiannya. Kepribadian itulah yang akan ikut menentukan apakah ia akan menjadi pembimbing dan pembina yang baik bagi anak didiknya ataukah akan menjadi penghancuran bagi hari esok anak didiknya, terutama bagi siswa yang masih sangat muda.6

Guru yang profesional mestinya memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan dan juga memilki pengetahuan yang mendalam terhadap materi pelajaran serta kemampuan dalam menyampaikan pelajaran kepada siswa, sehingga dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan tidak membosankan.

Seorang guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profesi dan idola, seluruh kehidupannya adalah figur yang paripurna.7Guru merupakan

sosok yang memiliki tauladan dalam segala hal, sehingga apa yang dilakukan guru merupakan contoh bagi para siswa.

Sangat jelas bahwa kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah yang abstrak, siswa dapat melihat dan mempersiapkan kepribadian guru hanya melalui penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian serta hal- hal lain yang dapat ditangkap oleh indera, selanjutnya akan muncul respon, pendapat dan penilaian terhadap guru tersebut.

Selain itu guru harus dapat mengembangkan motivasi dalam setiap kegiatan interaksi dengan siswanya. Hal ini sekaligus dalam rangka menerjemahkan siapa guru secara profesional dan siapa siswa yang proporsional.

3 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia,(Jakarta: Sinar Grafika,2003),hlm.96 4 Undang- undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta : Sinar Grafika,2008),hlm.9 5 Undang- undang . R.I. Nomor 20 Tahun 2003 ,op.cit,hlm.30

6 Zakiah darajat, Kepribadian Guru,(Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hlm. 9

(3)

Dengan ini guru perlu menyadari dirinya sebagai pemikul tanggung jawab untuk membawa anak didik kepada tingkat keberhasilannya.

Dalam hal ini sering ditemukan di berbagai sekolahan banyak siswa yang malas, suka membolos, jarang mengerjakan tugas dan sebagainya, sehingga mengakibatkan prestasi belajar mereka menjadi menurun.

Banyak faktor yang menjadi penyebab dari rendahnya motivasi belajar siswa yang ada pada siswa yaitu tentang kompetensi kepribadian guru tersebut. Ketidak seriusan dan ketidak minatan siswa ketika proses belajar mengajar bisa juga disebabkan dari segi kepribadian seorang guru, dilihat dari segi sikap, kerajinan, cara berbicara, cara berpakaian, dan sebagainya. Oleh karena itu, dari hal tersebut penulis terdorong untuk mengangkat sebuah skripsi dengan judul : “Pengaruh Persepsi siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Motivasi Belajar Mata Pelajaran Fiqh Pada Siswa Kelas VII MTs. Al - Asror Patemon Gunung Pati Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penafsiran, sebelum membahas yang lebih lanjut, maka penulis akan menjelaskan judul penelitian dalam skripsi ini yaitu sebagai berikut:

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda, dan sebagainya) yang berkuasa atau berkekuatan (ghaib dan sebagainya).8

2. Persepsi Siswa.

Persepsi merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.9

Sarliti Wirawan mengemukakan bahwa persepsi merupakan kemampuan untuk membeda- bedakan, menegelompokkan, memfokuskan semua obyek disebut dengan kemempuan untuk mengorganisasikan pengamatan.10

Sedangkan siswa adalah peserta didik, yaitu anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalan, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.11

8 WJS. Poerwodarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hlm. 731. 9 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi,(Bandung : Remaja Rosda Karya,1992), Cet 7, hlm. 51 10 Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi,(Jakarta: Bulan Bintang,1996),hlm. 51

(4)

Jadi persepsi siswa adalah tanggapan anak tentang suatu obyek peristiwa, hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi tentang kompetensi kepribadian guru.

3. Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian yang terdiri dari dua kata yaitu kompetensi dan kepribadian, kedua kata tersebut mempunyai arti masing- masing. Pengertian kompetensi adalah seperngkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.12

Menurut Muhammad Surya Kompetensi adalah keseluruhan kemampuan pengetahuan, sikap, ketrampilan yang diperlukan oleh seseorang dalam kaitan dengan tugas tertentu.13

Sedangkan pengertian kepribadian (personality) adalah segala upaya untuk mengerti manusia, bagaimana tingkah laku dan sikap manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.14

Definisi diatas menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian disini adalah kemampuan pribadi yang dimiliki oleh seorang guru pada mata pelajaran fiqh di MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang.

4. Guru Fiqh

Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, disekolah maupun di luar sekolah.15

Jadi fiqh disini adalah guru yang mempunyai kemampuan sebagai tenaga pendidik yang profesional pada mata pelajaran fiqh di MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang.

5. Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti daya upaya yang mendorong untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi itu sendiri adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif.16

Menurut Mustaqim, motivasi adalah keadaan jiwa individu yang mendorong untuk melakukan suatu perbuatan guna mencapai suatu tujuan.17

12 Undang- undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta : Sinar Grafika,2008),hlm.4 13 Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran,(Bandung : Pustaka Bani Quraisy,2004), Cet I.Hlm.92

14Baharuddin, Psikologi Pendidikan : Refleksi Teoritis terhadap fenomena,(Yogyakarta : Ar- Ruzz Media,2010),hlm.191

15Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,(Jakarta : PT. Rineka Cipta,2005), Cet.II,hlm. 32.

16 Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : CV. Rajawali, 1990), hlm. 73

(5)

Sedangkan Belajar menurut Lyle E. Bourne, J.R, Brece R Ekstriando dalam bukunya Mustaqim yaitu ;“Learning as a relatively permanent change in behavior traceable to experience practice”.

“Belajar adalah perbuatan tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan oleh pengalaman dan latihan”.18

Jadi motivasi belajar adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk bertindak melakukan suatu perubahan kelakuan melalui pengalaman dan latihan.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar mata pelajaran Fiqh siswa kelas VII MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang tahun pelajaran 2010/2011?

2. Bagaimanakah motivasi belajar mata pelajaran Fiqh pada siswa kelas VII MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang tahun pelajaran 2010/2011? 3. Adakah pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar

mata pelajaran Fiqh siswa kelas VII MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang tahun pelajaran 2010/2011?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui persepsi siswa kelas VII tentang kompetensi kepribadian guru mata pelajaran Fiqh di MTs. Al- asror Patemon Gunung Pati Semarang tahun pelajaran 2010/2011.

b. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas VII di MTs. Al- asror Patemon Gunung Pati Semarang tahun pelajaran 2010/2011.

c. Untuk mengetahui apa ada pengaruh kompetensi guru mata pelajaran Fiqh terhadap motivasi belajar siswa kelas VII di MTs. Al- asror Patemon Gunung Pati Semarang tahun pelajaran 2010/2011.

2. Manfaat Penelitian

a. Dapat memberikan masukan yang nyata dalam meningkatkan kompetensi kepribadian guru

(6)

b. Jasil penelitian dapat berguna sebagai bahan masukan instansi setempat sekaligus bahan pemecah masalah yang dihadapi terkait dengan penelitian. c. Memberikan masukan yang penting bagi guru agar mereka dapat

memberikan motivasi kepada siswa selama PBM berlangsung.

E. Kajian Pustaka

1. Deskripsi Teori

Pengertian dasar kompetensi (competency) adalah kemampuan atau kecakapan. Padanan kata yang berasal dari bahasa Inggris ini cukup banyak dan yang lebih relevan dengan pembahasan ini ialah kata proficiency dan

ability yang memiliki arti kurang lebih sama yaitu kemampuan.

Di samping berarti kemampuan, kompetensi, menurut Barluw “Teacher competency is the ability of a teacher to responsibly perform has or her duties appropriately”. Artinya adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak.19

Membahas tentang kepribadian bukanlah sesuatu yang mudah, terutama karena konsep kepribadian telah diartikan macam- macam. Di dalam psikologi, apa yang dibahas dalam teori kepribadian sangat bervariasi dan bersangkutan mengenai manusia.

Kepribadian bahasa inggrisnya “personality”, berasal dari bahasa Yunani “per” dan “sonare” yang berarti topeng, tetapi juga berasal dari kata “personae” yang berarti pemain sandiwara, yaitu pemain yang memakai topeng tersebut.20Sehubungan dengan kedua asal kata tersebut, Ross Stagner

(1961), mengartikan kepribadian dalam dua macam. Pertama, kepribadian sebagai topeng (mask personality), yaitu kepribadian yang berpura- pura, yang dibuat- buat, yang semu atau mengandung kepalsuan, kedua, kepribadian sejati (real personality), yaitu kepribadian yang sesungguhnya, yang asli.21

Menurut J. Feist dan G.J Feist (1998), Di dalam bukunya M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita S “Teori- Teori Kepribadian”, mendefinisikan kepribadian seseorang dinilai dari keefektifan yang menungkinkan seseorang sanggup memperoleh reaksi positif dari berbagai orang dalam bermacam- macam

19Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal. 230.

20Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2009),Cet.5,hlm.136

(7)

keadaan. Menimbulkan kesan yang menonjol dan yang terbaik pada orang lain merupakan kesanggupan sosial, ketangkasan, dan kecekatan seseorang.22

Menurut Drs. Agus sujianto mendefinisikan kepribadian adalah suatu totalitas psikholophisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak didalam tingkah lakunya yang baik.23

Dalam bukunya Zakiah Daradjat yaitu ”Kepribadian Guru”

mengemukakan bahwa kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (maknawi), sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya dalam tindakannya, ucapan, cara bergaul, berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan maupun yang berat.24

Dari beberapa pendapat diatas jadi, kompetensi kepribadian guru dapat diartiakan kemampuan personal yang menentukan keakraban hubungan guru dengan anak didik. Kepribadian guru akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik.

Alexander Meikeljohn mengatakan, “tidak seorang pun yang dapat menjadi seorang guru yang sejati (mulia) kecuali bila ia menjadikan dirinya sebagai bagian dari anak didik yang berusaha untuk memahami semua anak didik dan kata- katanya. Guru yang dapat memahami tentang kesulitan anak anak didik dalam belajar dan kesulitan lainnya diluar masalah belajar, yang bisa menghambat aktivitas belajar anak didik, maka guru tersebut akan disenangi anak didiknya”.25

Dalam bukunya Lestar D. Crow dan Alice Crow yaitu “Psychologi

Pendidikan” mengemukakan motivasi adalah berhubungan dengan timbulnya

minat dalam belajar dan kemudian, sampai, menjadi dasar bagi belajar.26

Sedangkan menurut W. S. Winkel dalam bukunya “Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar”, motivasi belajar adalah Motivasi belajar itu sendiri adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

22 M. Nur Ghufron dan Rini Risnawati, Teori- Teori Kepribadian, (Jogjakarta : Ar- ruzz Media, 2010),hlm.130

23 Agus Sujianto, Dkk, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008),Cet. 12,hlm.12 24 Zakiah darajat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hlm. 9

25 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,(Jakarta : PT. Rineka Cipta,2005), Cet.II,hlm.41

(8)

belajar mengajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh tercapai.27

Menurut Martinis Yamin, motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, para ahli sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan dengan (1) arah perilaku; (2) kekuatan respon; (3) ketahanan perilaku, atau beberapa lama seseorang it uterus menerus berperilaku menurut cara tertentu.28

Menurut Mc. Donald dalam bukunya Oemar Hamalik “Proses Belajar Mengajar”, motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction .

Motivasi adalah perubahan energy dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.29

Untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang optimal, banyak dipengaruhi komponen- komponen belajar mengajar. Sebagai contoh bagaimana cara mengajar guru, cara mengatur suasana kelas, bagaimana cara membangkitkan semangat belajar murid dan setidaknya seorang guru hendaknya mengetahui bagaimana cara murid belajar dengan baik dan berhasil.

Jadi penulis akan meneliti dari kedua variabel tersebut, apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa. Bagaimana pandangan siswa terhadap kepribadian guru, baik tampak dari dalam maupun dari luar seorang guru, misalnya dalam tindakannya, ucapannya, caranya bergaul, berpakaian dan dalam menghadapi setiap masalah yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. Sehingga pengaruhnya motivasi belajar siswa menjadi meningkat. 2. Kajian Pustaka

Dalam penelitian ini penelitian penggunaan beberapa pustaka sebagai acuan dalam penulisan skripsi. Beberapa pustaka tersebut adalah:

Skripsi Fahrudin, Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah yang berjudul “Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru PAI dengan Akhlak Siswa di SMA N 1 Bandar Kab. Batang”, dalam skripsi ini menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang kompetensi guru mempunyai pengaruh yang positif, terhadap akhlak siswa di

27 W. S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : PT. Gramedia, 1986), hlm. 27

28 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta : Gunung Persada Press,2008),hlm.157

(9)

SMA N 1 Bandar Kab. Batang, dan skripsi ini menunjukkan hasil yang signifikan.30

Skripsi Siti Kalimah, Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah yang berjudul ”Persepsi Siswa Tentang Kepribadian Guru Pengaruhnya Terhadap Sikap Beribadah Siswa MI AD- Dainuriyah Semarang”, dalam skripsi menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara persepsi siswa tentang kepribadian guru terhadap sikap beribadah siswa, dan skripsi ini menunjukkan hasil yang signifikan.31

Skripsi Umi Iftika Handayani, Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah yang berjudul “Kompetensi Guru PAI dalam Memahami siswa pada pembelajaran di SMP N 1 Godong Kab. Grobogan”, hasil penelitian ini menunujukkan bahwa kompetensi guru PAI di SMP N 1 Godong yang memiliki kompetensi pedagogik yang mengandung pengertian bahwa seorang guru harus memiliki kompetensi yang diantaranya tentang pemahaman tehadap peserta didik. Dengan makna bahwa kompetensi yang dimiliki guru PAI khususnya dalam memahami siswa meliputi karekteristik siswa, kesiapan, belajar siswa, kebutuhan siswa, memahami problem siswa, dan memecahkan masalah siswa.32

Skripsi Nihayatus Sholikhah ”Persepsi Guru Tentang Upaya Peningkatan Mutu Komopetensi Pedagogik Guru MTs. Darussa’adah Bulus Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen”, membahas tentang tanggapan seorang guru tentang kepala sekolah yang mempunyai peran pemimpin yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik di MTs. Darussa’adah Bulus.33

Skripsi ini akan membahas kompetensi kepribadian guru, ketika guru dalam pembelajaran di kelas, dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran fiqh pada siswa kelas VII MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang.

3. Rumusan Hipotesis

30 Fahrudin, ‘’ Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru PAI dengan Akhlak Siswa di SMA N 1 Bandar Kab. Batang’’, skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang,2009

31 Siti kalimah, ”Persepsi Siswa Tentang Kepribadian Guru Pengaruhnya Terhadap Sikap Beribadah Siswa MI AD- Dainuriyah Semarang”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2005

32 Umi Iftika Handayani, “Kompetensi Guru PAI dalam Memahami siswa pada pembelajaran di SMP N 1 Godong Kab. Grobogan”, skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2009

(10)

Hipotesis adalah dugaan sementara yang diajukan seorang peneliti uang berupa pernyataan-pernyataan untuk diuji kebenaran. Apa yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam penelitian adalah melakukan pembuktian hipotesis.34 Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis mengajukan hipotesis

bahwa “ada pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentng kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran fiqh pada kelas VII di MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang”.

4. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 3 minggu (21 hari), yang bertempat di MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang.

2. Variabel dan Indikator a. Variabel

Variabel dapat diartikan segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan penelitian, sering pula dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor- faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.35Variabel penelitian yang digunakan ada dua jenis, yaitu

variabel independent sebagai variabel bebas/pengaruh (X) dan dependent variabel sebagai variabel terpengaruh (Y).

Adapun dalam penelitian ini terdapat 2 variabel adalah :

a) Variabel X, yaitu Persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru Fiqh

b) Variabel Y, yaitu Motivasi belajar siswa b. Indikator

Indikator dapat diartikan sebagai penunjuk, gejala yang menunjukkan keterkaitan yang merupakan indikasi.36Adapun indikator

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Indikator dari variabel X (Persepsi Siswa tentang kompetensi kepribadian guru Fiqh) adalah:

1. Tanggapan siswa terhadap cara berbicara guru

2. Tanggapan siswa terhadap cara berpakaian guru

3. Tanggapan siswa terhadap perilaku guru

b) Indikator dari variabel Y (Motivasi Belajar mata pelajaran pada siswa kelas VII MTs. Al- Asror) adalah: 1. Senang mengikuti pelajaran di sekolah

2. Aktif dalam bertanya.

34 Tulus Winarsunu, Statistika dalam Penelitian Psikologi Pendidikan, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang), 2004), cet II, hlm. 10.

35 Sumardi Suryabrata, Metode Penelitian,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), Cet.IX,hlm.72

(11)

3. Mampu menghadapi kesulitan dalam mengerjakan tugas / PR

3. Jenis penelitian

Penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Yaitu pendekatan penelitian yang menggunakan angka-angka atau statistik dari satu variabel untuk dapat dikaji secara terpisah dan kemudian di hubungkan. Dalam Jenis Penelitian

penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik analisis Regresi. Teknik analisis regresi ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi antara variable (ubahan) kriterium dan prediktor.37

4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/ obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan peniliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam tang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karekteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu38

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulanya dapat diberlakukan untuk populasi. Oleh karena itu sampel yang diambil dari populasi harus representatif (mewakili).39

c. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling

dengan proporsionate random sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. 40 Teknik ini

digunakan karena populasi berstrata secara proporsional.

Adapun populasi dalam penelitian ini, siswa kelas VII MTs Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang yang berjumlah 200 siswa. 37 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm.1

38 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), , Cet ke 5, hlm. 117

(12)

Penentuan jumlah sampel menggunakan metode alokasi ala Neyman dengan rumus:

n =

(

Ni .σi

)

2

N2D+

Ni . σ i

2

Keterangan:

N = Besar populasi n = Besar sampel

Ni = Besar subpopulasi stratum ke-i

σi2 = Variance subpopulasi stratum i. 41

Strata Ni σi

2 N

i.σi Ni.σi 2 VII A VII B VII C VII D VII E VII F 40 40 40 40 20 20 6 6 6 6 6 6 100 100 100 100 50 50 240 240 240 240 120 120

❑ 500 1200

n = 40000. 0,06250000

+1200

=

2500003600

=

69.4

alokasi besar sampel untuk tiap strata adalah:

ni

=

Ni .σi

Ni .σ

i

.

n

VII A = 100500 . 69.4 = 13.88 14

VII B= 100500 . 69,4 = 13.88 14

VII C = 100500 . 69.4= 13.88 14

VII D = 100500 . 69.4= 13.88 14

(13)

VII E = 50050 . 69.4= 6.94 7

VII F = 50050 . 69.4= 6.94 7

Dalam pembulatanya, besarnya sampel n = 14+14+14+14+7+7= 70. Jadi besar sampel keseluruhan adalah 70 dengan pembagian sebagai berikut:

Kelas VII A : 14 Siswa Kelas VII B : 14 Siswa Kelas VII C : 14 Siswa Kelas VII D : 14 Siswa Kelas VII E : 7 Siswa Kelas VII F : 7 Siswa 5. Metode Pengumpulan Data.

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field reserch) yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan langsung ke kancah penelitian untuk mendapatkan data yang kongkret.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Metode Kuesioner

Metode kuesioner (angket) yaitu Angket yaitu pengumpulan data dengan cara membuat pertanyaan tertulis yang kemudian dikirim kepada anak yang dikehendaki untuk, memberikan jawaban-jawaban tersebut dikirim kepada si pembuat.42Dimana dalam kuesioner tersebut

terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi di lapangan.43

Metode ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dan data tentang motivasi belajar siswa.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dalam memperoleh informasi yang bersumber pada tulisan atau dokumen

42 Cholid Narbuko, Metode Penelitian Sosial, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang, 1987, hlm. 87.

(14)

seperti buku, surat keputusan, surat instruksi, surat bukti kegiatan, notulen rapat dan sebagainya.44

Metode ini digunakan untuk menghimpun data yang berkaitan dengan catatan-catatan sekolah terkait, seperti; keadaan guru, prestasi didik kelas VII, sejarah berdirinya, nilai report, dan lain-lain di MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang.

c. Metode Wawancara/Interview

Wawancara/interview yaitu metode pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si-peneliti.45Dimana interaksi yang

terjadi antar pewawancara dan subyek penelitian ini menggunakan interview terbuka, sehingga dapat diperoleh data yang lebih luas dan mendalam. Wawancara disini adalah wawancara yang dilakukan kepada kepala sekolah dan terutama pada guru mata pelajaran Fiqh di MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang.

d. Metode Observasi

Metode observasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara pengamatan terhadap obyek baik secara langsung maupun tidak langsung.46

Metode ini digunakan untuk memperoleh data secara langsung atas gejala-gejala yang terjadi dalam proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Fiqh di MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang 6. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik koefisien korelasi. Koefisien korelasi adalah suatu alat statistik, yang digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel- variabel ini.47

Adapun langkah- langkah dalam menganalisis data di penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Analisis Pendahuluan

44 Ibid, hlm. 81

45 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), hlm. 62

(15)

Pada tahap ini data yang diperoleh melalui angket tersebut dianalisa dalam bentuk angaka, yakni dalam bentuk kuantitatif. Adapun kriterianya sebagai berikut:

a) Untuk alternatif jawaban “A” diberi skor 5 b) Untuk alternatif jawaban “B” diberi skor 4 c) Untuk alternatif jawaban “C” diberi skor 3 d) Untuk alternatif jawaban “D” diberi slor 2 e) Untuk alternatif jawaban “E” diberi skor 1

Penskoran diatas digunakan untuk pertanyaan yang positif, sedangkan untuk pertanyaan yang negatif maka digunakan penskoran sebaliknya.

b. Analisi Uji Hipotesis

Analisis ini sifatnya adalah melanjutkan dari analisis pendahuluan. Analisis ini dimaksudkan untuk menguji data tentang pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Dalam hal ini

menggunakan rumus regresi satu prediktor dengan skor deviasi. Sedangkan langkah dalam analisis uji hipotesis adalah :

1) Mencari hubungan antara predaktor dan kriterium melalui teknik korelasi moment tangkar dari Pearson, dengan rumus;

rxy=

xy

(

x2

)(

y2

)

xy=

xy

(

x

)(

y

)

N 48

x

2=

x

2

− (

x

)

2

N

y

2=

y

2

(

y

)

2

N

2) Uji signifikan hubungan melalui uji t :

t =

rxy

n

2

1

r

2 49

3) Mencari persamaan regresi

y

= ax+K

(16)

Dimana :

y

: perkiraan harga y

ax :perkiraan a dalam regresi linier pada x k : perkiraan b dalam linier y pada x

4) Analisis varian garis regresi

Freg=RKreg

RKres

Freg : harga bilangan F untuk garis regresi.

RKreg : rerata kuadrat garis regresi.

RKres : rerata kuadrat residu.50

Adapun ringkasan langkah-langkahnya dibawah ini dengan menggunakan skor deviasi.

Sumber variable DB JK RK Freg

Regresi 1

(

xy

)

2

x

2

JKreg dbreg

RKreg RKreg

Residu N-2

(

xy

)

2

x

2∑2

JKres dbres

-Total N-1

y

2 -

-c. Analisis Lanjut

Setelah memperoleh

F

reg maka langkah selanjutnya adalah

membandingkan harga

F

reg dengan

F

pada tabel baik taraf signifikan 5% maupun 1% dengan kemungkinan:

1) Jika

F

reg lebih besar dari pada Ft 1% atau 5% maka signifikan (hipotesis diterima).
(17)

2) Jika

F

reg lebih kecil dari pada Ft 1% atau 5% maka non signifikan (hipotesis ditolak).

5. SISTEMATIKA PENULISAN

Skripsi ini terbagi menjadi lima bab dan setiap bab terdiri dari sub bab dengan perincian sebagai berikut:

Bab I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Penegasan Masalah C. Rumusan Masalah

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Bab II : LANDASAN TEORI

A. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru 1. Pengertian Persepsi Siswa

2. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru

3. Bentuk Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian Guru B. Motivasi Belajar Siswa

1. Pengertian Motivasi Belajar 2. Indikator Motivasi Belajar 3. Macam-Macam Motivasi Belajar 4. Teori Motivasi

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa C. Kajian Penelitian Yang Relevan

D. Hipotesis

Bab III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian

B. Waktu dan Tempat Penelitian C. Variabel Penelitian

D. Metode Penelitian E. Populasi dan Sampel F. Teknik Pengumpulan Data G. Teknik Analisis Data

(18)

B. Pengujian Hipotesis

C. Pembahasan Hasil Penelitian D. Keterbatasan Penelitian

Bab V : KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP A. Kesimpulan

B. Saran C. Penutup

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005

Alice Crow,Lestar D. Crow, Psychologi Pendidikan,Yogyakarta: Nur Cahaya, 1989 Arikunto,Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta,2000

---, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rieneka Cipta, 2006

Baharuddin, Psikologi Pendidikan : Refleksi Teoritis terhadap fenomena, Yogyakarta : Ar- Ruzz Media, 2010

Darajat, Zakiah, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang, 1980

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT. Rineka Cipta,2005.

Fahrudin, ‘’ Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru PAI dengan Akhlak Siswa di SMA N 1 Bandar Kab. Batang’’, skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2009

(19)

Handayani, Umi Iftika, “Kompetensi Guru PAI dalam Memahami siswa pada pembelajaran di SMP N 1 Godong Kab. Grobogan”, skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Se marang,2009

Hasan, Iqbal, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta : Bumi Aksara, 2004

Kalimah, Siti, ”Persepsi Siswa Tentang Kepribadian Guru Pengaruhnya Terhadap Sikap Beribadah Siswa MI AD- Dainuriyah Semarang”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2005

La Sula, Tirtaharja Umar, Pengantar Pendidikan,Jakarta: Rineka Cipta, 2000. M. Baqir Ash- Shadr, Murtadha Muthahhari , Pengantar Ushul Fiqh dan Ushul

Fiqh Perbandingan, Ciputat : Pustaka Hidayah,1993.

M. Dahlan Al- Barry ,Pius A Partanto , Kamus Islamiah Populer, Surabaya: Arkola,1994

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta : Bumi Aksara, 2004

Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001.

Narbuko, Cholid , Metode Penelitian Sosial, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang, 1987

Nazir, Moh, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.

Poerwodarminta, WJS , Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976

Rahmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Bandung : Remaja Rosda Karya,1992 Rini Risnawati, M. Nur Ghufron, Teori- Teori Kepribadian, Jogjakarta : Ar- ruzz

Media, 2010

Sardiman. A. M, Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV. Rajawali, 1986

Sholikhah, Nihayatus, ”Persepsi Guru Tentang Upaya Peningkatan Mutu Komopetensi Pedagogik Guru MTs. Darussa’adah Bulus Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen”, skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2007

(20)

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008

Sujianto, Agus, Dkk, Psikologi Kepribadian, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004

Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2009

Surya, Muhammad, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung : Pustaka Bani Quraisy,2004

Suryabrata, Sumardi , Metode Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2004.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia, Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,2005

Undang- undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), Jakarta : Sinar Grafika,2008

Undang- undang . R.I. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang “Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) Beserta penjelasannya”, Bandung: Citra Umbara, 2003

---, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Pasal 1 Ayat 1,Jakarta: Sinar Grafika,2003

Winarsunu, Tulus, Statistika dalam Penelitian Psikologi Pendidikan, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004.

Wirawan, Sarlito, Pengantar Umum Psikologi,Jakarta: Bulan Bintang,1996

Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika,2003.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa: Langkah- langkah yang tepat dalam penggunaan media benda konkret

memiliki kuat desak minimum sebesar 17 MPa, sedangkan beton ringan mutu tinggic. harus memiliki kuat desak minimum sebesar 40 MPa pada umur

Dokum en dat a isian kualifikasi (asli dan copy/ rekam an) sepert i yang sudah diisikan dalam isian kualifikasi pada aplikasi SPSE (copy/ rekam an diserahkan kepada

Metode Transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber- sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempattempat yang membutuhkan

Sebagai penerus bangsa Indonesia teknologi manakah yang lebih baik dikembangkan antara teknologi pengolahan minyak bumi atau batubara dan teknologi pengubahan energi angin atau

kampanye yang telah diperbaiki kepada pengurus Partai Politik sesuai tingkatannya, calon Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dengan tembusan disampaikan

B Kotoran sapi tingkatkan kesejahteraan

Hasil dari penelitian ini adalah JWT yang diimplementasikan dapat melakukan validasi terhadap username dan password yang dikirimkan oleh publisher, JWT mampu melakukan