• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang Memengaruhi Unmet Need Keluarga Berencana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor yang Memengaruhi Unmet Need Keluarga Berencana"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

70

Wahyu Dwi Diana Kartika Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Alamat Korespondensi: Wahyu Dwi Diana Kartika E-mail:[email protected] Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115

ABSTRACT

Family planning unmet need in Indonesia fl uctuates across years. This research was conducted to know about the factor that infl uenced to family planning unmet need in district of Gresik. The type of research was analytical observational and cross sectional approach. The research include comparative research for unmet need and met need group. Interview are conducted on 118 pairs of fertile age. The subject was taken from population by stratifi ed random sampling. The independent variables of this research is age, education, work status, family income, religion, the attitude of fertile age on family planning programme, and acces of family planning (geography, social, economy, organization, kind and health service quality, and information acces). Examined toward the factors was infl uenced to unmet need by using multiple logistic regression show that the attitude of fertile age on family planning programme, social acces, kind and health service quality acces, and information acces have meaningful effect to unmet need. The conclusion of this research is the attitude factor in pair of fertile age to family planning programme, social acces, kind and health service quality acces, and acces to get the information was have meaningful for family planning unmet need.

Keywords: unmet need, family planning

ABSTRAK

Angka unmet need keluarga berencana di Indonesia mengalami fl uktuasi dari tahun ke tahun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap unmet need keluarga berencana di Kabupaten Gresik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan metode survei dengan pendekatan cross sectional. Wawancara dilakukan pada 118 Pasangan Usia Subur dengan cara Stratifi ed Random Sampling. Variabel bebas dari penelitian ini adalah umur, pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga, agama, sikap terhadap keluarga berencana, dan akses pelayanan keluarga berencana (akses geografi , akses sosial, akses ekonomi, akses organisasi, akses jenis dan kualitas layanan kesehatan, dan akses informasi). Pengujian terhadap faktor yang berpengaruh terhadap kejadian unmet need dengan menggunakan regresi logistik berganda menunjukkan bahwa sikap terhadap keluarga berencana, akses sosial, akses jenis dan kualitas layanan kesehatan, dan akses informasi mempunyai pengaruh bermakna terhadap kejadian unmet need. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah faktor sikap pasangan usia subur terhadap keluarga berencana, akses sosial, akses jenis dan kualitas layanan kesehatan, dan akses pasangan usia subur untuk mendapatkan informasi mempunyai pengaruh bermakna terhadap kejadian unmet need keluarga berencana.

Kata kunci: unmet need, Keluarga Berencana

PENDAHULUAN

Unmet need atau kebutuhan ber-KB yang

tidak terpenuhi merupakan salah satu indikator terhadap kinerja pelayanan program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Menurut WHO (2014), wanita unmet need adalah wanita pada usia subur dan aktif secara seksual

tetapi sama sekali tidak menggunakan metode kontrasepsi padahal tidak ingin anak segera atau ingin menunda kehamilan.

Pada tahun 2010 penurunan unmet need terbesar ada di Amerika Tengah dan Afrika Utara, yaitu sebesar 9%. Sebagian besar negara memiliki tingkat unmet need yang stabil atau berkurang,

(2)

namun lebih dari 20% perempuan di Afrika timur, Afrika tengah dan Afrika barat masih memiliki keadaan unmet need. Kawasan Asia memiliki angka unmet need yang sangat besar di dunia, yaitu sebesar 65% (Pusat Komunikasi Publik Sekjen Kementerian Kesehatan RI, 2013). Data Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan kenaikan setelah beberapa periode mengalami penurunan yaitu 8,2% (Herowati, 2010). Sedangkan angka

unmet need di Jawa Timur Pada Tahun 2007

sebesar 12,27% (BKKBN, 2013).

Faktor yang mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi diantaranya adalah wanita yang berpendidikan tinggi dan bekerja diluar rumah ternyata tingkat penggunaan kontrasepsinya tinggi, menginginkan jumlah anak yang lebih sedikit, dan persentase unmet need rendah. Persentase unmet need yang tinggi terdapat pada kelompok wanita dengan usia muda dan juga pada kelompok usia tua, mereka yang tidak mempunyai anak dan yang mempunyai satu anak, serta wanita yang memiliki jumlah anak hidup lebih dari lima anak. Alasan yang dikemukakan untuk tidak menggunakan kontrasepsi adalah alasan kesehatan, efek samping, larangan penggunaan (suami keluarga, dan masyarakat), tidak adanya akses pelayanan, dan kurangnya informasi. Berdasarkan hasil SDKI tahun 2007 jika dilihat menurut alat atau cara kontrasepsi maka alasan terbanyak adalah takut efek samping sebesar 12,3% dan masalah kesehatan sebesar 10,1% (Juliaan, 2009).

Setelah mengetahui pengertian unmet need dan faktor yang mempengaruhinya, maka dapat disimpulkan bahwa strategi penurunan unmet

need tidak hanya dapat dilakukan pada salah satu

faktor saja melainkan harus dilakukan secara komprehensif yang mencakup seluruh faktor penyebab unmet need (Ardiana, 2012).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei (survey research) dengan rancangan cross sectional.

Sampel yang diambil sebanyak 118 PUS. Besar sampel untuk tiap kelompok, yaitu kelompok unmet need dan kelompok met need adalah 59 PUS.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampling Stratifi ed Random

Sampling yaitu mengelompokkan desa yang ada

di Kecamatan Duduksampeyan sesuai dengan hasil pencapaian unmet need keluarga berencana, yaitu Desa Bendungan dengan besar sampel sebanyak 30 PUS, Desa Palebon dengan besar sampel sebanyak 60 PUS, dan Desa Kramat dengan besar sampel 28 PUS.

Variabel dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan, pendapatan keluarga, sikap terhadap keluarga berencana, akses sosial, akses jenis dan kualitas layanan kesehatan, dan akses informasi.

Analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi unmet need keluarga berencana adalah uji regresi logistik berganda.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Umur Responden

Responden yang dikaji adalah pasangan usia subur sehingga pembagian umur hanya dibagi menjadi 2 kelompok yaitu dewasa awal dan dewasa madya. Pada kelompok unmet need umur dewasa awal sebanyak 27 PUS (45,8%) dan dewasa madya sebanyak 32 PUS (54,2%). Sedangkan pada kelompok met ned umur dewasa awal sebanyak 35 PUS (59,3%) dewasa madya sebanyak 24 PUS (40,7%).

Karakteristik Pendidikan Responden

Berdasarkan hasil penelitian, responden yang

unmet need memiliki pendidikan rendah sebanyak

31 PUS (52,5%), pendidikan sedang sebanyak 27 PUS (45,8%), dan pendidikan tinggi sebanyak 1 PUS (1,7%). Sedangkan pada kelompok met need responden yang berpendidikan rendah sebanyak 27 PUS (45,8%), pendidikan sedang sebanyak 29 PUS (49,2%), dan pendidikan tinggi sebanyak 3 PUS (5,1%).

Karakteristik Pendapatan Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian, responden yang unmet need memiliki pendapatan sedang sebanyak 5 PUS (8,5%) dan yang berpendapatan 54 PUS (91,5%). Sedangkan kelompok met need responden yang berpendapatan sedang sebanyak 3 PUS (5,1%) dan yang berpendapatan tinggi sebanyak 56 PUS (94,9%).

(3)

Sikap terhadap Keluarga Berencana

Berdasarkan hasil penelitian, responden yang

unmet need memiliki sikap mendukung sebanyak

27 PUS (45,8%) dan tidak mendukung sebanyak 32 PUS (54,2%). Sedangkan pada kelompok

met need responden memiliki sikap mendukung

sebanyak 54 PUS (91,5%) dan tidak mendukung sebanyak 5 PUS (8,5%).

Akses Layanan Keluarga Berencana

Akses

Sosial

Berdasarkan hasil penelitian, responden yang unmet need terhambat terhadap akses sosial sebanyak 44 PUS (74,6%) dan tidak terhambat sebanyak 15 PUS (25,4%). Sedangkan pada kelompok met need semua responden tidak terhambat terhadap akses sosial.

Akses Jenis dan Kualitas Layanan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian, responden yang unmet need terhambat terhadap akses jenis

dan kualitas layanan kesehatan sebanyak 12 PUS (20,3%) dan tidak terhambat sebanyak 47 PUS (79,7%). Sedangkan pada kelompok met need semua responden tidak terhambat terhadap akses jenis dan kualitas layanan kesehatan.

Akses Informasi

Berdasarkan hasil penelitian, responden

unmet need terhambat terhadap akses informasi

sebanyak 19 PUS (32,2%) dan tidak terhambat sebanyak 40 PUS (67,8%). Sedangkan kelompok

met need responden terhambat terhadap akses

informasi sebanyak 1 PUS (1,7%) dan tidak terhambat sebanyak 58 PUS (98,3%).

Faktor yang Memengaruhi Unmet Need Keluarga Berencana

Untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara masing-masing faktor terhadap unmet need keluarga berencana, penelitian ini menggunakan uji regresi logistik berganda dengan tingkat signifi kansi 5%.

Dari hasil uji regresi logistik didapat dua variabel yang signifi kan yaitu sikap terhadap keluarga berencana dan akses informasi.

Dari hasil uji regresi logistik variabel sikap terhadap KB, akses sosial, akses jenis dan kualitas layanan kesehatan, dan akses informasi pengaruh terhadap kejadian unmet need keluarga berencana.

Tabel 1. Sosiodemografi Responden Sosiodemografi

Responden

Kejadian unmet need KB Ya Tidak n % n % Umur Dewasa awal Dewasa Madya Pendidikan SD/MI-SMP/MTs SMA/MA D1/D3/PT Pendapatan Sedang Tinggi 27 32 31 27 1 5 54 45,8 54,2 52,5 45,8 1,7 8,5 91,5 35 24 27 29 3 3 56 59,3 40,7 45,8 49,2 5,1 5,1 94,9

Tabel 2. Sikap terhadap Keluarga Berencana Sikap Terhadap

Keluarga Berencana

Kejadian unmet need KB Ya Tidak n % n % Sikap terhadap KB Mendukung Tidak Mendukung 27 32 45,8 54,2 54 5 91,5 8,5

Tabel 3. Akses Layanan Keluarga Berencana Akses Layanan

Keluarga Berencana

Kejadian unmet need KB Ya Tidak n % n % Akses Sosial Terhambat Tidak Terhambat Akses Jenis dan Kualitas Layanan Kesehatan Terhambat Tidak Terhambat Akses Informasi Terhambat Tidak Terhambat 44 15 12 47 19 40 74,6 25,4 20,3 79,7 32,2 67,8 0 59 0 59 1 58 0,0 100,0 0,0 100,0 1,7 98,3

(4)

PEMBAHASAN Umur Responden

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden termasuk dalam umur dewasa madya. Variabel ini tidak berpengaruh terhadap kejadian

unmet need.

Menurut Ekarini (2008), kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga waktu melahirkan sangat dipengaruhi oleh kesehatan PUS, jumlah kelahiran atau banyaknya anak yang dimiliki dan jarak anak tiap kelahiran. Oleh karena itu umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi akseptor KB. Sebab, umur berhubungan dengan potensi reproduksi dan juga untuk menentukan perlu tidaknya seseorang melakukan kontrasepsi.

Teori tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian. Hal ini disebabkan karena proporsi umur responden unmet need cenderung sama dengan responden met need.

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden yang unmet need termasuk dalam umur dewasa madya. Variabel ini tidak berpengaruh terhadap kejadian unmet need.

Menurut Permana (2012), pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap terhadap metode kontrasepsi. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respons yang lebih rasional daripada yang berpendidikan rendah, lebih kreatif dan lebih terbuka terhadap pembaharuan, lebih dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial. Baik langsung maupun tidak langsung dalam hal Keluarga Berencana. Pengetahuan tentang Keluarga Berencana secara umum diajarkan pada pendidikan formal di sekolah dalam mata pelajaran kesehatan, pendidikan kesejahteraan keluarga dan kependudukan. Semakin tinggi tingkat pendidikan pasangan yang mengikuti program Keluarga Berencana, makin besar pula pandangan pasangan suami istri bahwa anak adalah alasan penting untuk mengikuti program Keluarga Berencana, sehingga semakin meningkatnya pendidikan semakin tinggi proporsi pasangan usia subur untuk mengetahui dan menggunakan kontrasepsi untuk mengatur jumlah anaknya.

Teori tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian. Hal ini disebabkan karena jumlah responden baik yang met need dan unmet need untuk pendidikan rendah, sedang, dan tinggi proporsi yang diperoleh hampir sama.

Pendapatan Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang unmet

need mempunyai pendapatan sedang. Variabel

ini tidak berpengaruh terhadap kejadian unmet

need.

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai masalah kesehatan yang dihadapi, timbulnya masalah kesehatan disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai masalah yang mereka hadapi. Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli, termasuk kemampuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS, 2013).

Teori tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian. Ketidaksesuaian tersebut disebabkan karena di Kecamatan Duduksampeyan pelayanan kontrasepsi sudah digratiskan oleh pemerintah sehingga pendapatan yang didapat oleh keluarga tidak berpengaruh terhadap pemakaian alat kontrasepsi oleh pasangan usia subur. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Duapadang (2013), yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan dengan

unmet need KB pada pasangan usia subur.

Sikap PUS terhadap Keluarga Berencana

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang unmet

need tidak mendukung keluarga berencana.

Variabel sikap terhadap keluarga berencana menunjukkan adanya pengaruh terhadap kejadian

unmet need.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Novitalia (2009), bahwa sikap berkorelasi positif dengan penggunaan alat kontrasepsi. Sikap positif cenderung diikuti oleh tindakan yang mencerminkan sikap tersebut. Sikap positif merupakan kesediaan seseorang untuk bertindak sesuai dengan penilaiannya terhadap konsep KB. Semakin baik sikap seseorang terhadap KB, maka dapat diperkirakan bahwa partisipasinya akan tinggi.

(5)

Akses Sosial

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan akses sosial adalah paling banyak tidak terhambat. Variabel akses sosial menunjukkan adanya pengaruh terhadap kejadian unmet need.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Permana (2012) variabel akses sosial mempengaruhi partisipasi seseorang dalam ber-KB. Makin tinggi dukungan keluarga maka semakin tinggi pula partisipasi untuk ber-KB. Sebaliknya, jika dukungan tersebut rendah maka partisipasinya akan rendah pula.

Akses Jenis dan Kualitas Layanan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden tidak terhambat dalam megakses jenis dan kualitas layanan kesehatan. Variabel akses jenis dan kualitas layanan kesehatan menunjukkan adanya pengaruh terhadap kejadian unmet need.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Suseno (2011), yang menunjukkan bahwa akses jenis dan kualitas layanan kesehatan mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi oleh akseptor KB. Kualitas pelayanan yang baik yang disediakan oleh tempat pelayanan kesehatan khususnya pelayanan KB berperan sangat penting untuk kelangsungan pemakaian alat kontrasepsi bagi akseptor dan calon akseptor sehingga tidak terjadi drop out dan discontinuation yang merupakan pendorong terjadinya unmet need.

Akses Informasi

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa distribusi responden tidak terhambat dalam mengakses informasi. Variabel akses informasi menunjukkan adanya pengaruh terhadap kejadian unmet need.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Suseno (2011), bahwa pilihan metode, kompetensi teknis tenaga kesehatan, informasi yang diberikan kepada klien hubungan interpersonal, mekanisme tindak lanjut dan kontinuitas merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh penyedia layanan kesehatan guna peningkatan pengetahuan akseptor tentang

kontrasepsi dan penerimaan metode yang efektif bagi wanita, serta mempengaruhi pilihan metode.

Faktor yang Memengaruhi Unmet Need Keluarga Berencana

Faktor yang mempengaruhi unmet need keluarga berencana dapat diketahui dengan cara menginteraksikan seluruh faktor yang berhubungan dengan unmet need keluarga berencana diantaranya adalah umur, pendidikan, pendapatan keluarga, sikap terhadap keluarga berencana, akses sosial, akses jenis dan kualitas layanan kesehatan, dan akses informasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari hasil uji regresi logistik didapat empat variabel yang signifi kan yaitu sikap terhadap keluarga berencana, akses sosial, akses jenis dan kualitas layanan kesehatan dan akses informasi.

Variabel sikap terhadap keluarga berencana, akses sosial, akses jenis dan layanan kesehatan dan akses informasi saling berkaitan atau saling berinteraksi satu sama lain. Sikap terhadap keluarga berencana berhubungan dengan akses sosial di mana jika keluarga dan masyarakat mendukung maka seseorang akan mendukung keluarga berencana begitu pula sebaliknya. Demikian pula dengan seseorang yang bersikap positif terhadap keluarga berencana akan menerima program keluarga berencana dengan baik sehingga dapat menerima informasi yang berkaitan dengan program berencana dan tempat layanannya. Sebaliknya, jika seseorang bersikap negatif terhadap keluarga berencana maka akan sulit untuk menerima informasi tentang keluarga berencana. Terbatasnya informasi yang didapatkan akan membuat seseorang tidak bisa menerima program keluarga berencana.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosiodemografi yaitu umur, pendidikan, dan pendapatan keluarga tidak berpengaruh terhadap kejadian unmet need keluarga berencana.

Sikap PUS terhadap keluarga berencana berpengaruh terhadap kejadian unmet need keluarga berencana.

(6)

Faktor akses pelayanan keluarga berencana yaitu akses sosial, akses jenis dan kualitas layanan kesehatan, dan akses informasi berpengaruh terhadap kejadian unmet need keluarga berencana.

Saran

Upaya mengatasi unmet need harus dilakukan secara komprehensif mencakup berbagai faktor yang mempunyai pengaruh kuat. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor penyebab unmet need yang berasal dari masyarakat seperti sikap terhadap keluarga berencana dan akses sosial adalah dengan melakukan pengkajian terlebih dahulu mengenai karakteristik masyarakat, kebutuhan masyarakat, dan sosial budaya yang ada di masyarakat sebelum memberikan tindakan untuk mengurangi kejadian unmet need. Sedangkan faktor dari petugas dan tempat layanan keluarga berencana yaitu akses jenis dan kualitas layanan kesehatan dan akses informasi dapat dilakukan pelatihan berkala, perbaikan mutu layanan, perbaikan tempat layanan keluarga berencana, dan evaluasi terhadap penerima layanan itu sendiri yaitu masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiana, I/Apa Itu Unmet Need Dalam Keluarga B e r e n c a n a . h t t p : / / w w w. b k k b n . g o . i d / ViewArtikel.aspx?ArtikelID=75 (Sitasi 16 Agustus 2014).

BAPPENAS/Penanggulangan Kemiskinan.http:// www.bappenas.go.id/index.php/download_ fi le/view/8910/1739/ (Sitasi 22 November 2013)

BKKBN. 2013. Evaluasi Hasil Pelaksanaan

Program: Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur Bulan Januari–Mei 2013. Surabaya; BKKBN

Provinsi Jawa Timur.

Duapadang, D, Ismail A.B, dan Subirman. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Temindung Tahun 2013. PROSIDING

SEMINAR NASIONAL KEPENDUDUKAN,

Jember: 16 Nopember 2013.

Ekarini. 2008. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Tesis. Semarang; Universitas Diponegoro: 36.

Herowati, D. 2010. Kebutuhan KB yang tidak

Terpenuhi di Jawa Timur (Determinan Unmet Need dan Kinerja Pengelola Program KB). Surabaya; PUSLITBANG Keluarga

Sejahtera: 1.

Juliaan, F. 2009. Unmet Need dan Kebutuhan

Pelayanan KB di Indonesia (Analisa Lanjut SDKI 2007). Jakarta: Penerbit KB dan

Kesehatan Reproduksi: 1–2.

Novitalia, A.A.S.D. 2009. Analisis Faktor Perilaku Keluarga Berencana dan Relasi Gender dalam Unmet Need Kontrasepsi Pada Wanita di Kota Surabaya. Tesis. Surabaya: Universitas Airlangga.

Permana, A.B. 2012. Faktor yang Mempengaruhi Ketidakikutsertaan KB pada Wanita Usia Subur yang Tidak Ingin Anak Lagi di Kecamatan Tegalsari Surabaya. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga.

Pusat Komunikasi Publik Sekjen Kementerian Kesehatan RI/Abaikan KB, Daerah Perlu Diberi Sanksi.http://kliping.depkes.go.id/ fi le/15504-Abaikan%20KB,%20Daerah%20 Perlu%20Diberi%Sanksi.PDF. (Sitasi 14 November 2013).

Suseno, M.R. 2011. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kebutuhan Keluarga Berencana yang tidak Terpenuhi (Unmet Need

for Family Planning) di Kota Kediri. Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, vol. 2, 1.

WHO/Unmet need for Family Planning. http:// www.who.int/reproductivehealth/topics/ family_planning/unmet_need_fp/en/ (Sitasi 16 Agustus 2014).

Gambar

Tabel 2.  Sikap terhadap Keluarga Berencana

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan jumlah harga pokok produksi menurut perusahaan, menurut metode rata rata tertimbang dan menurut FIFO akan berpengaruh terhadap penentuan harga jual dan laba yang

Dokumen hasil analisis dampak lalu lintas adalah hasil studi/kajian mengenai dampak suatu kegiatan dan/atau usaha tertentu terhadap lalu lintas yang diperlukan

Perspektif tersebut adalah perspektif keuangan atau finansial, perspektif pelanggan, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, serta perspektif bisnis internal yang menawarkan

Pada keadaannya bahasa Indonesia menumbuhkan banyak varian yaitu varian menurut pemakai yang disebut sebagai dialek dan varian menurut pemakaian yang disebut sebagai ragam

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran Numbered Heads Together efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD 3 Panjunan

sekolah. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan pembelajaran matematika yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran

Pada tahapan organizations ini, terlihat bahwa responden mendapatkan pengorganisasian setelah menyeleksi media-media atau fasilitas penunjang yang telah tersedia. Hal

Di era globalisasi ini, kompang masih tetap bertahan di tengah masyarakat pendukungnya, khususnya di Bengkalis, hal ini karena kompang dapat membaur ditengah globalisisasi,