• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-VII/2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-VII/2009"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 19/PUU-VII/2009

PERIHAL

PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004

TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN

PEMBAYARAN HUTANG

TERHADAP

UNDANG-UNDANG DASAR

NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

ACARA

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

(I)

J A K A R T A

RABU, 1 APRIL 2009

(2)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

--- RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 19/PUU-VII/2009

PERIHAL

Pengujian Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Pembayaran Hutang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

PEMOHON

- Tafrizal Hasan Gewang, S.H.,, M.H., dkk. ACARA

Pemeriksaan Pendahuluan (I)

Rabu, 1 April 2009, Pukul 10.00 – 10.30WIB

Ruang Sidang Panel Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Maruarar Siahaan, S.H. (Ketua)

2) Dr. H.M. Arsyad Sanusi, S.H., M.Hum (Anggota) 3) Prof. Dr. Achmad Sodiki, S.H. (Anggota)

(3)

Pihak yang Hadir: Pemohon :

- Tafrizal Hasan Gewang, S.H., M.H. - Royandi Haikal, S.H., M.H.

(4)

1. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H.

Baik, Saudara-Saudara. Sidang Pemeriksaan Pendahuluan pada pagi hari ini untuk Perkara Nomor 19/PUU-VII/2009, saya buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

Sebelum mulai, kita semacam daftar hadir dulu Pak, bisa dicatatkan, diberitahu siapa yang hadir Pemohon ini, kami persilakan. 2. PEMOHON : TAFRIZAL HASAN GEWANG, S.H., M.H.

Terima kasih Bapak Hakim. Assalamualaikum wr. wb. Kami Pemohon sendiri, Pak. Nama kami Tafrizal Hasan Gewang, S.H., yang ke dua Saudara Royandi Haikal.

3. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H.

Dua-dua langsung inperson ya? Baiklah, jadi pagi hari ini Pemeriksaan Pendahuluan itu biasanya hanya untuk melihat kelayakan dari permohonan terlebih dahulu untuk apakah bisa langsung diteruskan atau relevan untuk memanggil pemerintah dan DPR.

Kami beri waktu dulu, Saudara paparkan dulu permohonan Saudara dengan tidak perlu membaca keseluruhan seperti bagian-bagian awal, ”kepada yang terhormat...” dan lain sebagainya. Kami beri waktu. 4. PEMOHON : TAFRIZAL HASAN GEWANG, S.H., M.H.

Terima kasih Bapak Hakim. Sebelumnya, kami berdua ini adalah kurator, Pak. Kurator itu adalah suatu profesi yang diangkat oleh Departemen Kehakiman untuk mengurus harta benda pailit di bawah pengawas hakim pengawas. Kurator tersebut bernaung di bawah Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundan Pembayaran.

Selanjutnya dalam undang-undang tersebut, dalam Pasal 15 Ayat (3) itu ada satu batasan limitatif kepada kurator untuk tidak menangani perkara lebih daripada tiga.

Dengan dasar tersebut, kami sebagai kurator merasa hak konstitusional kami dibatasi, dikekang, dikebiri oleh Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tersebut.

SIDANG DIBUKA PUKUL 10.00 WIB

(5)

Karena apa? Karena kami berasumsi bahwasanya profesi kurator sama dengan profesi advokat, pengacara, aprisal, akuntan maupun dokter. Hak mencari hidup, makan sesungguhnya tidak layak untuk dibatasi oleh undang-undang. Saya kira sementara itu dulu.

5. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H.

Pasal mana yang Saudara anggap sudah legal standing tadi? Apa positanya? Kalau bisa, dibaca sedikit lah.

6. PEMOHON : TAFRIZAL HASAN GEWANG, S.H., M.H.

Dasar kami untuk mengajukan pengujian undang-undang tersebut adalah :

1. Pasal 29 Ayat (1), dari Undang-Undang Mahkamah Konstitusi yang menyebutkan bahwasanya permohonan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dan Pemohon/kuasa kepada Mahkamah Konstitusi.

Kemudian juga legal standing kami adalah berasal Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang Mahkamah Konstitusi juncto yurisprudensi MK Nomor 006/PU/III/2005 yang menyebutkan, ”Pemohon adalah perorangan Warga Negara Indonesia yang hak konstitusionalnya yang diberikan dan dijamin oleh Undang-Undang Dasar telah dirugikan oleh berlakunya ayat, pasal, atau bagian dari undang-undang yang dimohonkan bunyi material, atau setidaknya bersifat potensial akan kerugian bagi Pemohon.”

Kemudian undang-undang yang membatasi hak daripada kurator adalah disebut dalam Pasal 153 Undang-Undang Kepailitan yang berbunyi, ”Kurator diangkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal (suara tidak terdengar jelas) ayat (1) harus independen, tidak punya kepentingan atau tidak sedang menangani perkara kepailitan dan

menangani kewajiban membayar hutang lebih dari tiga perkara.”

Kemudian yang kami anggap sangat diskriminatif bahwa hanya batasan tersebut sangat mengada-ada dan tidak berdasarkan hukum sama sekali apabila kita dibandingkan dengan profesi yang lain yaitu seperti profesi advokat, pengacara, kuasa hukum pasar modal, aprisal, maupun akuntan publik.

Adapun hak konstitusional kami yang dirugikan itu adalah sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yaitu Pasal 27 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut, ”Segala warga negara bersamaan kedudukannya di depan hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum itu tanpa tiada kecualinya.” Ayat (2) berbunyi,

”Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan pilihan yang layak bagi

kemanusiaan.”

Pasal 28C ayat (2) berbunyi, ”Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memilih haknya secara kolektif untuk masyarakat, bangsa, dan negaranya.”

(6)

Pasal 28D ayat (1) berbunyi, ”Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang asli, serta

perlakuan yang sama di depan hukum.” Pasal 28D ayat (2) berbunyi,

”Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.”

Pasal 28I Ayat (2) berbunyi, ”Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapat perlindungan terhadap perlakuan diskriminatif tersebut.”

Kemudian dalam perkembangan berikutnya, dalam praktik betul telah merasa merugikan kami, adanya perkara baru yang diajukan oleh rekan kami untuk menunjuk kami sebagai kurator, yang kami perkirakan, prediksi, mungkin kami akan kesandung karena sampai saat ini kami sudah menangani lebih dari tiga perkara kepailitan.

Dalam petitum kami, kami minta agar mengabulkan permohonan kami, kemudian menyatakan Pasal 15 ayat (3) itu bertentangan dengan Undang-undang Dasar 1945. kemudian menyatakan isi pasal tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Demikian.

7. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H.

Ya baiklah. Jadi Saudara Tafrizal, barangkali masih banyak problematik yang harus Saudara dengar dulu bagaimana pandangan, baik mengenai legal standing itu dengan parameter Pasal 51.

Bagaimana nanti uraiannya maupun positanya yang menyangkut konstitusionalitas norma itu yang harus Saudara dengar.

Mungkin akan diberikan oleh rekan-rekan saya. Saya beri kesempatan dulu, Bapak Sodiki dahulu?

8. HAKIM KONSTITUSI : Dr. H.M ARSYAD SANUSI, S.H., M.Hum. Saudara Pemohon, dalam posita dan petitumnya, kemudian di dalam bukti-bukti yang sudah Saudara tunjukkan ini, coba kalau ini Pasal 15 ayat (3) itu dikatakan sebagai ketentuan yang bertentangan dengan Undang-undang Dasar 1945, kemudian ini tidak mempunyai kekuatan mengikat, lalu di situ ada kata ”independen”, status Saudara sebagai independen, menghilangkan status Saudara sebagai independen.

Kemudian, ”...menangani perkara, tidak sedang menangani perkara, lebih dari tiga perkara.” Ini satu kalimat bahwa dia kurator itu independen. Kemudian tidak ada benturan kepentingan, lebih dari tiga perkara yang Saudara tangani, yang mana itu? Kalau itu yang Saudara ajukan untuk dihapuskan, berarti Saudara tidak independen lagi. Kan begitu? Coba ditampung itu.

Memang Saudara selaku kurator itu ditetapkan pada putusan kepailitan, kalau saya tidak keliru demikian ya? Menunjuk Saudara, ini penjelasannya dari saya.

(7)

mengenai ex aequo et bono. Kalau saya tidak salah, itu tidak ada ya. Kalau Saudara bisa tentang tuntutan ex aequo et bono. Barangkali itu. Lalu kemudian ini tiga perkara satu tahun, atau satu bulan, atau bagaimana itu? Praktik administrasi di Pengadilan Niaga? Coba ini dijelaskan pada Panel ya? Barangkali demikian Pak Ketua.

9. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H.

Silakan Pak Sodiki? Cukup? Ya, baik. Saya kira juga ditampung dulu. Dari sudut legal standing dari bunyi Pasal 51 kan bahwa hak konstitusional Anda ada diberikan Undang-Undang Dasar 1945.

Kemudian dengan undang-undang ini, khususnya Pasal 15 ayat (3), Anda dirugikan oleh berlakunya ayat itu, sehingga di dalam memberi argumentasi bahwa Anda punya legal standing, sebagai kurator hak konstitusional apa di dalam Undang-undang Dasar 1945 yang Anda miliki sehingga bisa menjadi suatu dasar untuk menguji Undang-Undang Nomor 37, khususnya Pasal 15 ayat (3) ini?

Itu yang menjadi cara kita bisa menguji, apakah Saudara misalnya memiliki legal standing atau katakanlah kepentingan yang secara konstitusional terlanggar. Bukan dalam arti kerugian materil karena Anda membayangkan sudah ada duit dari penunjukan kurator yang untuk perkara yang ke tiga ternyata Anda tidak diberikan. Tapi apa Anda punya hak konstitusional dirugikan kalau tidak diberikan yang ke empat? Ini yang Anda harus uraikan. Jadi tidak dalam cara pikir bahwa kerugian materil yang dimaksudkan, hak konstitusional yang dimaksudkan.

Yang ke dua di dalam posita juga karena Anda hanya mempersoalkan tiga perkara saja. Itu berarti pembatasan kan? Yang dimaksudkan pembatasan tiga perkara. Kira-kira sama dengan dokter dulu dibatasi tiga tempat saja boleh praktek kan?

Jadi dari seluruh itu mungkin tidak relevan Anda mempersoalkan bahwa memang Anda seorang kurator yang independen tidak ada masalah konstitusionalitas di sana tentu, ya harus indepeden. Kan kalau Anda memiliki suatu hubungan yang terkait dengan salah seorang pihak di dalam permohonan pailit, apakah itu Pemohon, apakah itu Termohon, sudah jelas tidak memenuhi persyaratan yang diinginkan oleh hukum bahwa memang Anda independen.

Jadi masalah independensi kan tidak ada relevansinya dengan pokok permasalahan yang Anda permasalahkan yaitu tiga perkara kok dibatasi kan tidak berkaitan?

Yang ke dua, bahwa memang Anda tidak boleh memiliki conflict of interest. Jadi dua topik itu di dalam satu pasal harus dipisahkan dari pembatasan hanya tiga perkara. Barangkali bisa direformulasi lagi nanti bagaimana cara memohonnya itu, seperti yang sudah dikemukakan oleh Pak Arsyad tadi.

Juga di sini karena pokok itu adalah tiga perkara mengada-ada itu. Diskriminatif, definisi Anda mengenai diskriminasi itu apa sehingga

(8)

meyakinkan MK bahwa ini diskriminasi?

Apakah kalau dibebaskan, itu yang Anda maksudkan diskriminasi, diskriminasi terhadap siapa? Tentu definisi diskriminasi kan Anda harus lihat lagi. Apakah di putusan MK? Apakah di Undang-undang HAM, sehingga bisa memberikan isi terhadap pengertian diskriminasi yang Anda dalilkan ini?

Misalnya Pasal 28I Ayat (2), Saudara kutip ini, ”...bebas dari

perlakuan diskriminasi.” Tapi diskriminasi terhadap siapa? Karena

diskriminasi itu adalah perlakuan apa? Terhadap apa? Kan begitu. Jadi definisinya harus dilihat. Definisi operasional lah umpamanya kan? Saya kira, apalagi ini bagian terakhir ini, agaknya jangan dicampur adukkan karena ini masalah konstitusi.kan yang kita bicarakan ini.

Jadi bagian 5.2.2 ini Saudara dan 52.2.1, Saudara mengatakan begini, ”...bahwa rekan Para Pemohon yakni Saudara Suyud Margono telah mengajukan permohonan pailit terhadap Prima Inreksa Industri..., dimana Para Pemohon ditunjuk oleh rekan sebagai calon kurator.”

Inilah yang namanya kerugian materil itu kan? Kalau di dalam perdata itu keuntungan yang diharapkan, itu namanya. Kerugian konstitusional bukan seperti itu. Ini masalah konkrit tapi kita bicara secara abstrak norma. Ini bedanya kalau bicara di Pengadilan Umum dengan di Mahkamah Konstitusi. Sehingga kita tidak bicara bahwa Anda rugi berapa karena sudah dicalonkan oleh pemohon kepailitan itu, Anda calon kurator.

Itu bisa juga nanti dipersoalkan, apakah memang Anda independen? Kenapa harus ada semacam itu kan? Itu pengertian independen tadi menurut saya. Tapi nanti saudara rumuskan lah, apakah ini tidak bisa dirumuskan secara lain misalnya sehingga dia, kita persoalkan adalah norma.

Norma Pasal 15 Ayat (3) bagian akhir itu, membatasi tiga perkara diskriminasi terhadap apa? Tanpa Saudara singgung itu, contoh secara konkrit begitu bahwa memang itu nanti ada kemungkinan Saudara singgung tetapi jangan terlalu konkrit begitu sehingga kita tidak sedang sebenarnya terselubung sedang mempersoalkan kekecewaan Anda.

Baiklah, jadi dengan beberapa..., barangkali Pak Sodiki sudah cukup? Silakan Pak Sodiki.

10. HAKIM KONSTITUSI: Prof. Dr. H. AHMAD SODIKI, S.H.

Jadi saya menambah Ketua tadi, bahwa kurator itu bukan hanya di Indonesia, barangkali Saudara juga bisa membandingkan yang terjadi di Belanda misalnya. Apakah di sana juga ada pembatasan-pembatasan? Jadi ini perlu untuk memperteguh argumentasi Saudara. Jadi tentunya juga apakah juga di dalam..., saya lihat di penjelasan juga tidak ada argumentasinya mengapa itu harus dibatasi.

Jadi tentunya Saudara juga bisa berargumentasi atau bisa melihat pada barangkali ada statistik bahwa kepailitan sudah banyak terjadi,

(9)

kemudian kapasitas Saudara untuk menangani kepailitan juga cukup mampu untuk melayani itu lebih dari pada tiga itu, itu juga saya rasa suatu argumentasi juga.

Jadi di sini saya kira, barangkali lain dengan dokter. Dokter kan memang maunya nge-full semua di Jakarta, tidak mau kemana-mana. Lalu malah tugasnya sehari-hari sebagai, mungkin dokter di rumah sakit negara itu diabaikan, lebih baik di rumah sakit swasta, mungkin ada beberapa pemerataan tentang policy itu.

Jadi yang jelas itu, rasio pembatasan ini apa? Dan Saudara mencoba untuk berargumentasi. Mengapa itu juga tidak setuju dengan itu? Jadi hal-hal yang demikian, perbandingan-perbandingan di sistem yang lain, apakah juga ada sistem hukum yang lain? Apakah juga ada pembatasan demikian?

Ini saya rasa perlu untuk melengkapi argumentasi Saudara. Terima kasih.

11. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H.

Baik, jadi sudah dihimpun tadi, Pak. Saya berikan waktu Saudara merespon apakah kira-kira tanggapan Anda terhadap itu? Nanti baru kita tentukan apa langkah selanjutnya. Kami beri waktu.

12. PEMOHON : TAFRIZAL HASAN GEWANG, S.H., M.H.

Terima kasih atas petunjuk dan nasihat dari Bapak Hakim. Kami sependapat dan mohon kepada kami untuk diberikan waktu kepada kami untuk melengkapi.

13. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Baiklah, Pak Arsyad ada lagi?

14. HAKIM KONSTITUSI: Dr. H.M ARSYAD SANUSI, S.H., M.Hum. Saudara Pemohon, kira-kira respon Saudara, apa yang dikemukakan tadi oleh Panel ini, apa yang mengganjal Saudara dalam benak permohonan Saudara ini dalam pendapat ini. Ini yang diminta oleh Panel. Mungkin Saudara sudah mengemukakan argumentasi-argumentasi, mungkin nanti Panel akan memberikan lagi feedback-nya itu kepada Saudara bahwa begini..., coba?

15. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H.

Bisa direspon dulu, sekarang apa yang..., respon umpan baliknya dulu? Silakan.

(10)

16. PEMOHON : TAFRIZAL HASAN GEWANG, S.H., M.H.

Yang pertama memang kami merasa suatu sikap perlakuan yang tidak adil, kenapa profesi kurator itu ada pembatasan. Ada apa sebenarnya di balik pembatasan ini.

Untuk mendukung kami punya pemikiran, kami juga berusaha untuk mencari data yang seperti yang Bapak uraikan tadi. Kami tahu memang ini masalah yang kami kemukakan masalah yang bersifat konkrit, kami akan ungkapkan dalam masalah abstrak seperti Bapak bilang tadi.

Memang agak sulit bagi kami karena kami terus terang kami bukan orang teori, kami orang praktisi, sehingga kami agak sulit mencari doktrin..., karena kami 33 tahun menjadi pengacara, kami orang praktisi Pak. Tapi, apa boleh buat kalau ini berjuang demi hak konstitusional kami. Kami akan berjuang karena kami merasa sangat tidak adil.

Kenapa profesi kurator yang tidak jauh berbeda dengan advokat dibatasi? Ini bukan masalah mencari uang, masalah harga diri, masalah kepentingan hukum daripada kami sebagai pemohon.

Jadi kami akan coba untuk melengkapi sesuai dengan saran Bapak. Mohon kami diberikan kesempatan dua minggu, Pak.

17. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H.

Baiklah, jadi saya kira nanti bisa dicatat saja dulu supaya layak artinya, supaya layak kita mempersoalkan karena pengujian ini kan pembentuk undang-undang harus kita panggil. Tapi kalau tidak layak, dan kita hanya bicara di tataran masalah konkrit yang bukan norma, masalahnya kan tidak layak kita panggil DPR sama pemerintah.

Oleh karena itulah Anda rumuskan dengan cara-cara demikian rupa, sehingga masalah konstitusionalitas norma itulah yang kita permasalahkan. Bahwa itu sebagai background, boleh saja dikutip tetapi tentunya sebagai suatu ilustrasi daripada hak konstitusional tetapi harus dimasukkan ke hak konstitusional, begitu.

Kira-kira rujukan Anda, pasal berapa dalam konstitusi, hak Anda sebagai kurator ya. Hak Anda sebagai kurator terdiskriminasi kah, lalu definisi apa yang Anda berikan kepada diskriminasi dan jelasnya pasal itu di dalam Undang-Undang Dasar melanggar pasal yang mana? Kira-kira begitu.

Jadi untuk perbaikan ini Undang-Undang Mahkamah Konstitusi memberikan waktu kepada Saudara empat belas hari paling lama. Kalau cepat juga tentu lebih baik, tapi paling lama itu Anda pakai semua karena kita sekarang sebentar lagi akan menghadapi pemilu, nanti sedikit bahwa kita sudah memenuhi undang-undang pemeriksaan pendahuluan thenext barangkali prioritasnya akan ganti dulu.

(11)

seluruhnya sehingga nanti kita bisa bernapas dulu untuk prioritas yang lain.

18. HAKIM KONSTITUSI: Dr. H.M ARSYAD SANUSI, S.H., M.Hum (rekaman suara tidak terdengar)... Saudara terdaftar di PN Pusat sebagai kurator bahkan di Indonesia ini sudah Saudara terdaftar, nama-namanya ada semua. Kemudian ketika Majelis Hakim menunjuk Saudara, saya tidak tahu prakteknya bagaimana?

Apakah sistem pendistribusiannya itu dibagi-bagi sesuai dengan perkara yang masuk, kita tidak tahu itu konkritnya. Tetapi saudara tidak boleh menyatakan sebagai yuris bahwa kami ini tidak tahu teori hukum, itu sangat keliru. Karena Saudara bekerja itu tentu landasannya demikian.

Harus landasan teori Anda masuk ke sini, Saudara konkritkan. Coba dicermati betul-betul, sebab kalau Saudara mengajukan kurator tidak lagi berkarakter mandiri, bisa-bisa kurator semua yang lainnya itu marah sama Saudara. Jadi kita seolah-olah di bawah asuhan Ketua Pengadilan Niaga kan begitu? Ini dipahami ini Pak ya, dipahami. Terima kasih.

19. KETUA : MARUARAR SIAHAAN, S.H.

Baiklah, tidak perlu teori sebenarnya meskipun perlu. Artinya tidak perlu khawatir, nanti baca website kita beberapa perkara kepailitan untuk melihat standing-nya, tapi khusus mengenai kurator, barangkali belum ada, baru ini. Tapi nanti Anda bisa membuat suatu analogika, suatu perbandingan.

Baiklah jadi empat belas hari, terhitung hari ini dan nanti pemberitahuan sidang kemudian akan diberitahu dengan surat.

Dengan ini sidang pemeriksaan pendahuluan dalam perkara ini kita akhiri dan dinyatakan ditutup.

SIDANG DITUTUP PUKUL 10.30 WIB KETUK PALU 3X

Referensi

Dokumen terkait

KE-AIPI Kemendag berlaku bagi auditor dan pejabat yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa yang menjadi penciri ukuran ternak kerbau lumpur di Kabupaten Karo adalah tinggi pundak, tinggi pinggul dan lebar dada, sedangkan

Sediaan topikal dengan bahan aktif natrium diklofenak harus memiliki kemampuan berdifusi melalui kulit agar dapat mencapai ke dermis.. Salah satu parameter mutu

Pada penelitian ini pola distribusi hasil tangkapan berdasarkan pelaku pemasaran di pantura Jawa masih belum efisien karena masih terdapat panjang dan banyaknya

Pengujian undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik,

Dalam penelitian ini bahan hukum primer, yaitu: berbagai dokumen peraturan perundang- undangan yang tertulis mengenai pajak dan perdagangan elektronik, Undang-Undang Nomor 11

Semakin tinggi laba yang diperoleh, maka semakin besar return yang dapat dibagikan kepada investor, sehingga membuat nilai perusahaan akan lebih baik.. Tujuan setiap

Berdasarkan fokus penelitian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah akhlak mahmudah dan mazmumah pada novel The Romance