• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN APLIKASI PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA EIGENFACE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANGAN APLIKASI PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA EIGENFACE"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN APLIKASI PENGENALAN WAJAH

DENGAN ALGORITMA EIGENFACE

Pertumpun Gurusinga; Kelvin Permana Arbi

Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknik,Universitas Satya Negara

Jl. Iskandar Muda, Kebayoran Lama, Jakarta, Indonesia [email protected]

ABSTRACT

An image has unique characteristics that are not owned by a text data. Image processing technology is very important as a form of visual information, which has been widely applied in data security systems. Face recognition system is a result of image processing application. In the implementation of face recognition, a camera used to capture the user's face. Then it is compared with the previous user's face that had been stored in the database. This study implements eigenface algorithm that sets a computer to recognize and identify a face. The identified faces are captured by a camera based on previously saved faces. Both face image to be identified and experiment face image are put to the face preprocessing stage. Bright light supports facial resemblance better in compared to normal light or dim light.

Keywords: face recognition, face testing, identification, eigenface algorithm

ABSTRAK

Gambar atau citra memiliki karakeristik unik yang tidak dimiliki oleh data teks. Teknologi pengolahan citra sangat penting sebagai bentuk informasi visual, yang telah banyak diaplikasikan dalam sistem keamanan data. Sistem Pengenalan wajah merupakan hasil aplikasi pengolahan citra (Image processing). Dalam implementasi pengenalan wajah, digunakan sebuah kamera untuk menangkap wajah pengguna, lalu dibandingkan dengan wajah pengguna yang sebelumnya yang telah disimpan di dalam database. Pada penelitian ini digunakan algoritma eigenface agar komputer dapat mengenali dan mengidentifikasi suatu wajah. Wajah Percobaan yang diidentifikasi ditangkap kamera berdasarkan wajah uji yang telah disimpan sebelumnya. Pada tahap awal wajah yang akan diidentifikasi dan wajah uji akan dimasukkan ke tahap preprocessing. Pencahayaan yang terang akan sangat mendukung proses pemiripan wajah dibandingkan cahaya normal dan cahaya redup.

(2)

PENDAHULUAN

Citra (image) adalah istilah lain untuk gambar. Sebagai salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting dalam bentuk informasi visual, citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh data teks, yaitu kaya dengan informasi (Sutoyo, et al., 2009). Operasi pengolahan citra merupakan operasi yang dilakukan untuk mentransformasikan suatu citra menjadi citra lain yang dapat dikatagorikan berdasarkan tujuan transformasi maupun cakupan terhadap citra. Pada hasil pemotretan kamera digital dan hasil scan gambar dengan format digital, sering terdapat kekurangan misalnya dalam pengambilan sebuah gambar, sering kali buram serta nampak kurang tajam, gambar terlihat redup, kurang fokus, dan kurang cemarlang. Ada beberapa penyebabnya, di antaranya resolusi gambar rendah, jumlah pixel warna sangat minim dan kurang fokus pada objek gambar yang dimaksud. Gambar juga dapat dijadikan sebagai pengendali keamanan komputer jika didukung

database gambar dari berbagai pengguna komputer. Persentase kesamaan data uji dan data yang

didentifikasi tinggi jika pencahayaan terang (Kadir, 2002).

Tujuan penelitian ini adalah utuk merancang sebuah sistem pengenalan wajah dengan algoritma Eigenface yang digunakan untuk keamanan sistem komputer bagi operator (user) yang berhak menggunakan komputer tersebut. Sedangkan proses yang dilakukan pada penelitian ini meliputi: (1) proses menangkap citra wajah dengan kamera untuk menyimpan ke database pada saat akses masuk; (2) proses algoritma eigenface untuk mengambil keputusan menyamakan citra wajah yang ditangkap kamera saat masuk dengan citra yang telah disimpan sebelumnya, di mana wajah yang akan digunakan untuk akses masuk maupun untuk disimpan dalam database adalah wajah yang menghadap ke depan kamera, jarak 50 cm dengan pencahayaan yang baik dan tidak ada objek yang menghalangi wajah saat pengambilan gambar.

METODE

Pengolahan Citra Digital

Pengolahan citra adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah citra (image) sehingga menghasilkan citra lain yang sesuai dengan kebutuhan. Pemotongan (Cropping) (Gambar 1) adalah pengolahan citra dengan kegiatan memotong satu bagian dari citra.

Gambar 1 Teknik pemotongan dari file

Metode pemotongan di mana x’ = x – xL untuk x = xL -xR dan y’ = y – yT untuk y = yT - yB.

(xL,yT) dan (xR,yB) adalah koordinat titik pojok kiri atas dan pojok kanan bawah citra yang akan di-crop. Setelah digunting (crop) ukuran citra menjadi w’ = xR – xL dan h’ = yB – yT (Munir, 2004).

(3)

Konversi Citra True Color menjadi Citra Grayscale

Proses mengubah citra true color menjadi citra grayscale digunakan dalam image processing untuk menyederhanakan model citra. Grayscale adalah warna-warna piksel sebuah citra yang dikonversi menjadi citra abu-abu. Sistem grayscale hanya memerlukan satu byte atau delapan bit untuk menyimpan data, sehingga hanya mempunyai variasi dari 0 (hitam) sampai 255 (putih).

Ada beberapa macam cara untuk mengkonversi sistem warna RGB menjadi grayscale, yaitu: (1) mengunakan rata-rata setiap komponen warna RGB. Grayscale = (R+G+B)/3

(2) mengunakan nilai maksimal komponen RGB. Grayscale = Max{R,G,B}

(3) mengunakan sistem YUV (sistem warna pada NTSC), dengan cara mengambil komponen Y (iluminasi).

NTSC (National Television System Committee) mendefinisikan bobot untuk konversi citra

true color ke grayscale sebagai berikut: wR = 0.299, wB = 0.587, wG = 0.114. Data masukkan berupa

citra True Color dan data keluaran berupa citra Grayscale (Sutoyo, et al., 2009). Komponen Y sendiri diperoleh dari sistem warna RGB dengan konversi:

Grayscale= (R x 0.299) + (B x 0.587) + (G X 0.114). (1)

Skin Color Detection

Skin color detection adalah metode yang digunakan untuk mendeteksi warna kulit, untuk

mengubah image berwarna yang mempunyai nilai matriks masing-masing red, green dan blue menjadi

image warna Y (Luma), Cb (chroma blue) dan Cr (chroma red). Y merupakan komponen luminance,

Cb dan Cr adalah komponen chrominance.

Pada monitor monokrom nilai luminance digunakan untuk merepresentasikan warna RGB, secara psikologis luminance mewakili intensitas sebuah warna RGB yang diterima oleh mata.

Chrominance merepresentasikan corak warna dan saturasi (saturation).

Nilai komponen ini juga mengindikasikan banyaknya komponen warna biru dan merah pada warna. YCbCr (256 level) dapat diperoleh dari RGB 8 bit dengan menggunakan rumus berikut:

Y = 0.299 R + 0.587 G + 0.114 B (2)

Cb = - 0.1687 R - 0.3313 G + 0.5 B + 128 (3)

Cr = 0.5 R – 0.4187 G – 0.0813 B + 128 (4)

Nilai warna Cr dan Cb yang terkumpul dinormalisasi untuk mendapat nilai rata-rata Cr dan Cb untuk kemudian dilakukan perhitungan jarak kulit pada setiap lokasi yang akan dikenali. Jika jarak kulit berada di dalam nilai thresholding, dianggap sebagai kulit. Jika tidak, diangap sebagai latar belakang (Li dan Zain, 2005).

Metode Pengubahan Citra

Prinsip dasar dari metode eigenface adalah bagaimana cara untuk mengubah sebuah citra wajah ke dalam satu set kode yang paling efisien . Metode Eigenface yaitu membandingkan kode wajah di sebuah kamera dengan wajah yang telah tersimpan pada database, di mana database ini berisi beragam wajah yang telah dikodekan secara serupa (Kusumo, 2002).

Algoritma pengenalan wajah dimulai dengan membuat matriks kolom dari wajah yang di simpan ke dalam database. Rata-rata vector citra (mean) dari matriks kolom dihitung dengan cara membaginya dengan jumlah banyaknya citra yang disimpan di dalam database.

(4)

Untuk menyusun Flatvektor matriks citra wajah yang telah disimpan sebagai image trainning menjadi 1 matriks tunggal. Misalnya, citra yang disimpan berukuran H x W piksel dan jumlahnya N buah, maka memiliki flatvektor dengan dimensi N x (H X W) adapun representasi semua matriks

trainning menjadi matriks dalam bentuk N X 1 atau matriks linier seperti di bawah ini (Fatta Al Hanif,

2009).

(3 x 2 piksel)

Flowchart Program

Flowchart merupakan gambaran proses yang dijalankan. Terdapat beberapa flowchart untuk

mendukung aplikasi ini tetapi disini yang ditampilkan hanya flowchart halaman akses masuk seperti Gambar 2 dan flowchart pengenalan wajah seperti Gambar 3

Gambar 2 Flowchart halaman akses masuk.

(5)

Rancangan Antarmuka

Rancangan antarmuka adalah gambaran tampilan layar yang berisi menu-menu yang dapat diakses sesuai kebutuhan pengguna, yang terdiri dari akses masuk, menu admin, menu user, dan

about. Pada tulisan ini yang ditampilkan antara lain rancangan Halaman Masuk (Gambar 4), menu

Master User (Gambar 5) dan menu Profil (Gambar 6).

.

Gambar 4 Rancangan akses masuk

Gambar 5 Rancangan halaman menu Master User

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan hasil uji coba sistem pengenalan wajah dengan menggunakan wajah uji dan wajah yang diidentifikasi dengan algoritma eigenface, terutama pada darah cahaya terang, dapat dikatakan sistem berfungsi dengan baik. Hasil implementasi yang diperagakan pada tuisan ini antara lain tampilan form akses masuk, form Master User, dan tampilan form Profil user.

Form akses masuk (Gambar 7) adalah form identifikasi dengan menggunakan wajah sebagai

kuncinya. Untuk dapat akses masuk pengguna terlebih dahulu memilih type login sebagai user atau

admin.

Gambar 7 Tampilan akses masuk

Form Master user (admin) ditampilkan seperti pada Gambar 8.

Gambar 8 Tampilan Form Master User(admin).

Pada form menu profil user, user dapat mengubah informasi data dirinya dan mengubah wajah yang terdaftar paada aplikasi seperti Gambar 9.

(7)

Gambar 9 Tampilan form profil (user).

Pembahasan

Pada pengenalan wajah, intensitas cahaya memperlihatkan untuk intensitas cahaya yang tinggi semakin tinggi performanya, dalam hal ini pengujian dilakukan berdasarkan krieria pencahayaan dan setup minimum kemiripan yang berbeda. Percobaan dilakukan dengan tiga user dengan pendaftaran wajah pada database tig Kli dengan pencahayaan yang berbeda (terang, normal, redup) dan setup kemiripan (70%, 80%, 90%) (Tabel 1).

Keterangan:

N x M = 80(baris) x 80(kolom) Piksel = 0 - 255

D = Difference (perbandingan nilai wajah uji citra database dengan citra yang diidentifikasi) R = (255 – (total rataan flatvektor / M * N)) * (M * N)

Presentase Differance -> PD = (D / R) * 100 Presentase Kemiripan -> PK = 100 - PD

Tabel 1 Persentase Kemiripan data pengamatan

Pencahayaan User

Setup Minimum Kemiripan (70%) (80%) (90%) Terang A 72 80 95 B 76 87 93 C 76 85 95 Normal A 73 83 91 B 73 85 94 C 74 84 93 Redup A 72 82 92 B 71 84 0 C 72 81 0

Catatan: Nilai nol (0) pada tabel merupakan kesalahan dalam identifikasi.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap permasalahan dan aplikasi yang dikembangkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa rancangan pengenalan wajah yang dibuat dapat digunakan sebagai sistem pengamanan data, karena akses user dapat berjalan dengan baik. Aplikasi ini dapat melakukan pengenalan wajah manusia dengan mengunakan webcam sebagai media device

capture jika asal pencahayaan baik dan konstan dengan webcam yang ada pada Laptop. Sistem

pengamanan menggunakan rancangan ini lebih murah dari segi biaya dibandingkan menggunakan sidik jari atau retina yang memerlukan alat khusus yang mahal. Metode Eigenface yang sederhana dapat diaplikasikan untuk berbagai permasalahan dasar dan juga dijalankan pada komputer standar.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Fatta Al Hanif. (2009). Rekayasa Sistem Pengenalan Wajah. Yogyakarta: Andi Offset.

Kadir, Abdul. (2002). Praktis Belajar Databasse Menggunakan Microsoft Access. Yogyakarta: Andi. Kusumo, Ario Suryo. (2002). Pemrograman Database gengan Visual Basic 6.0. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Li, Stan Z. Dan Jain, Anil K. (2005). Handbook of Face Recognition. NewYork: Springer.

Munir, R. (2004). Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik. Bandung: Informatika.

Sutoyo, T., Mulyanto, E., Suhartono, V., Nurhayati, Oky D., dan Wijanarto. (2009). Teori

Gambar

Gambar 1 Teknik pemotongan dari file
Gambar 3. Flowchart pengenalan wajah.
Gambar 4 Rancangan akses masuk
Gambar 8 Tampilan Form Master User(admin).
+2

Referensi

Dokumen terkait

Diberikan database latih berupa foto wajah manusia, kemudian digunakan untuk melatih sebuah sistem pengenalan wajah, setelah proses latihan selesai, diberikan sebuah masukan

Adapun cara kerja algoritma eigenface adalah dengan menghitung rata-rata pixel dari gambar-gambar yang sudah tersimpan dalam suatu database, dari rata-rata pixel tersebut

Database yang digunakan adalah citra wajah dari 7 individu, 8 kali pengambilan citra wajah setiap individu dengan perbedaan variasi pencahayaan dan variasi geometrik

Diberikan database latih berupa foto wajah manusia, kemudian digunakan untuk melatih sebuah sistem pengenalan wajah, setelah proses latihan selesai, diberikan sebuah masukan

Metode eigenface merupakan salah satu algoritma pengenalan wajah yang pola kerjanya berlandaskan pada Principle Component Analysis (PCA); yaitu suatu teknik yang

Pengenalan wajah adalah adalah proses mengidentifikasi atau memverifikasi sebuah citra wajah yang tidak diketahui dengan algoritma komputasi, dan membandingkannya dengan

Dari latar belakang diatas, peneliti ingin melakukan penelitian tentang proses merancangbangun sebuah sistem presensi karyawan dengan menggunakan identifikasi wajah sebagai

Waktu Rata-Rata Identifikasi Citra Latih Grafik pada Gambar 10 menunjukkan bahwa waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk melakukan identifikasi citra wajah ketika latar belakang citra