• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERBASIS MOVIE MAKER PADA MATERI VIRUS UNTUK KELAS X DI MAN KINALI PASAMAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERBASIS MOVIE MAKER PADA MATERI VIRUS UNTUK KELAS X DI MAN KINALI PASAMAN BARAT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERBASIS MOVIE MAKER PADA MATERI VIRUS UNTUK KELAS X DI MAN KINALI

PASAMAN BARAT

Wahyu Agusman, Azrita , Wince Hendri Program Studi Pendidikan Biologi

FKIP Universitas Bung Hatta Email : greatzher@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa bahan ajar Biologi berbasis Movie Maker yang valid dan praktis sesuai dengan yang ditentukan. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA di MAN Kinali

.

Hasil analisis ketersediaan media pembelajaran yang digunakan adalah LKS, buku paket, modul, namun media berbasis komputer belum tersedia. Penilaian validator menunjukkan bahwa bahan ajar video pembelajaran pada materi Virus sangat layak dan valid digunakan sebagai media pembelajaran. Hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa materi video pembelajaran memperoleh skor validitas sebesar 92,18% dengan kriteria sangat valid sehingga dinyatakan layak dan valid secara teoritis. Video pembelajaran dinyatakan praktis karena nilai hasil dari praktikalitas yang diisi guru sebesar 91,69% dengan kriteria sangat praktis dan siswa sebesar 89,33% dengan kriteria praktis. Dengan demikian Pengembangan bahan Ajar Biologi Berbasis Movie Maker Pada Materi Virus Kelas X di MAN Kinali sangat valid dan praktis digunakan dalam proses pembelajaran.

Kata kunci : Bahan Ajar, Movie Maker, Materi Virus

PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki peranan penting dalam membangun dan memajukan bangsa. Pendidikan juga berperan dalam membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar bisa bersaing dengan Negara lain. Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah untuk

mengembangkan dan memajukan sistem pendidikan di Indonesia. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005, pasal 20, mengisyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran. Sebuah bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang :

(2)

2 1. Minimal mengacu pada sasaran

yang akan dicapai peserta didik. 2. Berisi informasi, pesan dan

pengetahuan yang dituangkan dalam bentuk tertulis yang dapat dikomunikasikan kepada pembaca secara logis dan mudah diterima sesuai dengan tahap kognitif siswa.

3. Berisi konsep – konsep yang disajikan secara mekanik, interaktif dan mampu mendorong terjadinya proses berfikir kritis, kreatif, inovatif dan kedalaman berfikir.

4. Secara fisik tersaji dalam wujud tampilan yang menarik dan menggambarkan ciri khas buku pelajaran. (BSNP, 2006 : 15).

Prastowo (2012 : 16) mengatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. Bahan ajar atau materi pembelajaran merupakan segala bentuk objek, materi, pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan guru untuk

menyampaikan materi pembelajaran sehingga materi tersebut harus dipelajari oleh siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

Sebagai tenaga pengajar yang sudah di bekali pendidikan dan penggunaan media yang menjadi alat untuk penyampaian materi harus dapat memanfaatkan teknologi sebagai pengembangan materi secara optimal yang mengikuti kaidah-kaidah pendidikan agar tujuan pembelajaran tercapai, oleh karena itu dalam pemahaman materi guru harus dapat memberikan pemahaman terhadap objek gambaran yang dapat menarik minat, perhatian dan perasaan siswa sehingga siswa menerima pesan yang disampaikan dengan baik, sehingga siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar mengajar dengan memanfaatkan media dan sumber lain nya, sedangkan guru sebagai instruktur hanyalah satu dari banyaknya sumber belajar yang dapat dimanfaatkan siswa.

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran yaitu : tujuan yang ingin dicapai, karakteristik

(3)

3 peserta didik atau sasaran, jenis rangsangan belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak dan seterusnya), keadaan latar atau lingkungan, kondisi tempat, dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani (Sadiman dkk, 1993 : 84).

Materi virus merupakan materi yang memerlukan pemahaman konsep tentang bagaimana cara replikasi virus dan peranan virus yang sulit dipahami oleh siswa membutuhkan gambaran visual agar siswa lebih memahami konsepnya, struktur, bentuk dan proses sehingga dapat menarik perhatian, minat dan rasa ingin tahu yang tinggi dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran Biologi kelas X ibu Yasminar, S.Pd di MAN Kinali di kelas X siswa sudah memilih jurusan pada kelas X dan didapat informasi 2 lokal untuk jurusan IA (Ilmu Pengetahuan Alam), 2 lokal untuk jurusan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan IAI (Ilmu Agama Islam), peneliti melakukan penelitian untuk kelas X IPA yang berjumlah 2 lokal.

Permasalahan yang didapat adalah dalam penyampaian materi virus tidak pernah ada penggunaan media audio visual dalam materi ajar virus untuk kelas X di MAN Kinali karena guru hanya menampilkan gambar yang ada pada buku paket pelajaran Biologi dan LKS (lembar kerja siswa), padahal dalam materi virus terdapat materi yang memerlukan objek media pembelajaran bergerak seperti replikasi virus dan penularan penyakit yang disebabkan oleh virus. Tidak tercapainya tujuan pembelajaran dalam materi virus dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih dibawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditentukan. Untuk itu penulis melakukan penelitian yang berjudul pengembangan bahan ajar biologi berbasis movie maker pada materi virus kelas X di MAN Kinali Pasaman Barat dengan tujuan mengetahui validitas dan praktikalitas materi ajar Biologi berbasis Movie Maker pada materi Virus kelas X di MAN Kinali dan menghasilkan materi ajar Biologi berbasis Movie Maker pada materi

(4)

4 Virus kelas X di MAN Kinali Pasaman Barat.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di MAN Kinali pada kelas X yang dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Development Research). Penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada yang dapat dipertanggung jawabkan (Sukmadinata, 2011:164) Populasi dalam penelitian ini adalah kelas X IPA di MAN Kinali karena pemilihan jurusan sudah dilakukan pada kelas X. Jumlah dari siswa kelas X IPA di MAN Kinali adalah 49 siswa.

1. Tahap pendefeninisian (define) a. Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara guru Biologi dan kepala sekolah di MAN Kinali Pasaman Barat tentang pembelajaran Biologi dan media-media pendukung pelajaran. b. Analisis kajian kurikulum

Pada tahap analisis kajian kurikulum, dilakukan kegiatan dengan menganalisis kurikulum yang diterapkan di MAN Kinali Pasaman Barat terutama pada silabus mata pelajaran Biologi. c. Penentuan produk yang akan

dikembangkan

Penentuan produk ini berdasarkan dengan kondisi dan kebutuhan dari peserta didik, maka penulis memilih media video berbasis Movie Maker sebagai media dalam proses pengembangan dalam materi virus.

d. Analisis materi yang akan disajikan

Berdasarkan analisis kurikulum dan mencocokan dengan media yang digunakan, maka materi yang akan disajikan dalam video pembelajaran adalah materi virus pada kelas X (sepuluh) semester ganjil.

2. Tahap Desain (Design)

Setelah melakukan analisis awal pada tahap pendefenisian (Define) selanjutnya akan dilakukan fase desain. Pada tahap desain pembuatan pengembangan materi virus berbasis Video dibantu oleh aplikasi

(5)

5 Windows Movie Maker pada proses pembuatannya dan dibantu aplikasi pendukung lainnya sehingga semua yang berhubungan dengan pembuatan media, materi, dan desain bahan ajar yang dikembangkan berbasis Video masuk kedalam tahap desain. Materi pada Video dibuat dengan menarik dengan sumber materi dan disesuaikan dengan kisi-kisi yang di terapkan pada sekolah. 3. Tahap Pengembangan

(Develop)

Setelah melalui tahap desain (Design), selanjutnya akan masuk pada tahap validasi dan revisi terhadap produk berupa materi pembelajaran video yang akan di tinjau para ahli media dan materi untuk di uji kelayakan, validitas melalui angket validasi yang memiliki 3 kriteria yaitu kualitas isi dan tujuan, kualitas pembelajaran,

dan kualitas teknis untuk dilakukan revisi demi kesempurnaan bahan ajar yang dikembangkan dengan basis Movie Maker

4. Uji Coba Produk

Pada tahap ini dilakukan uji coba lapangan skala besar dengan peserta didik yang berjumlah 49 orang dari 2 lokal orang dan selanjutnya akan menghasilkan respon sangat baik, baik, kurang, sangat kurang jika respon dari uji coba msih kriteria tidak baik maka akan dilakukan revisi besar dan kembali pada tahap validasi kembali, jika hasilnya valid, maka dilakukan revisi kecil atau revisi akhir dan melakukan uji coba, jika hasilnya valid dan tidak perlu revisi maka akan langsung dilakukan uji coba produk dan selanjutnya akan menjadi produk akhir bahan ajar berbasis Movie Maker yang valid dan praktis.

ANALISIS DATA 1. Analisis validitas

Analisis validitas pengembangan bahan ajar Biologi berbasis media Movie Maker kualitas isi dan tujuan kualitas pembelajaran dan kualitas teknis berdasarkan lembar validasi. 2. Analisis praktikalitas

Data uji praktikalitas penggunaan pengembangan materi ajar berbasis media Movie Maker dengan

persentase (%), menggunakan rumus yang sama dalam mencari validitas.

(6)

6

Tabel 1. Bobot dan Kriteria Angket Validitas dan Praktikalitas Disusun Menurut Skala Linkert yang dimodifikasi oleh Sukardi (2003)

Kriteria Bobot Sangat Baik 4 Baik 3 Kurang 2 Sangat Kurang 1 Sumber Sukardi (2003: 146-147)

Tabel 2. Penilaian Validitas Pengembangan Materi Ajar Berbasis Media Movie Maker Persentase(%) Kriteria 90-100 Sangat Valid 80-89 Valid 65-79 Cukup Valid 55-64 Kurang Valid <55 Tidak Valid Sumber : Purwanto (2009:82)

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tahap Pendefenisian (Define) Tahap pendefinisian bertujuan menentukan menganalisa masalah dasar yang dibutuhkan dalam penelitian. Hasil tahap define ini diperoleh dari hasil wawancara dengan salah seorang guru Biologi. 2. Tahap Perancangan (Design) Setelah melakukan analisa mengenai permasalahan dalam pembelajaran disekolah, peneliti melakukan pemilihan materi dan mengembangkan materi ajar berbasis Movie Maker dengan bantuan aplikasi bawaan Windows yaitu

Window Movie Maker dan bantuan aplikasi lain yaitu Videoscribe dan Paint. Tulisan pada video menggunakan font Times New Roman, Serlin Sans FB Demi, basic, Comic Sans MS, dan aharoni. Materi dibuat menarik dan praktis agar siswa senang dan memahami konsep dalam pembelajaran. Pada materi ajar virus terdapat gaya pemetaan konsep tentang replikasi virus dan daur hidup virus agar pemahaman siswa lebih paham terhadap setiap konsep dari materi dan penjelasan berupa audio pada video.

(7)

7 3. Tahap Pengembangan

(Develop)

1. Validitas bahan ajar berbasis Movie Maker pada materi Virus. Validasi bahan ajar berbasis

Movie Maker dilakukakan oleh 1 orang dosen ahli materi dan 1 orang dosen ahli media dengan menggunakan angket validitas. Data analisis hasil validitas dapat dilihat tabel.

Tabel 3. Data Hasil Analisis Validitas Bahan Ajar Berbasis Movie Maker Pada Materi Virus

No. Aspek Penilaian Jumlah Persentase (%)

Kriteria

1 Kualitas Isi Dan Tujuan 60 93,75 Sangat Valid 2 Kualitas Pembelajaran 29 90,62 Sangat Valid 5 Kualitas Teknis 59 92,18 Sangat Valid

Nilai Validitas (%) 92,18% Sangat Valid

Tabel 3 menunjukan bahwa rata-rata validitas bahan ajar Biologi berbasis movie maker pada materi virus diperoleh aspek penilaian yaitu: komponen kualitas isi dan tujuan sebesar 93,75%, komponen kualitas pembelajaran sebesar 90,62% dan komponen kualitas teknis sebesar 92,18% dengan kriteria sangat valid dan nilai validitas modul keseluruhan didapat sebesar 92,18% dengan kriteria sangat valid. Rincian diatas menunjukan bahwa bahan ajar Biologi berbasis Movie Maker sangat

baik kualitasnya untuk dijadikan sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

2. Praktikalitas Materi Ajar Biologi Berbasis Movie Maker

Uji praktikalitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepraktisan bahan ajar Biologi berbasis Movie Maker pada materi virus yang dihasilkan. Data hasil analisis praktikalitas yang diisi oleh guru melalui angket praktikalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4. Analisis Praktikalitas Bahan Ajar Biologi Berbasis Movie Maker Oleh Guru

(8)

8 . (%) 1 Kemudahan penggunaan 44 92% Sangat Praktis 2 Efesiensi Waktu Pembelajaran 22 92% Sangat Praktis

5 Manfaat 51 91% Sangat Praktis

Nilai Praktikalitas (%) 91,69% Sangat Praktis

Hasil analisis pada aspek kemudahan penggunaan oleh guru mata pelajaran Biologi didapat nilai sebesar 92% dengan kriteria sangat praktis hal ini membuktikan bahwa penggunaan bahan ajar Biologi berbasis Movie Maker sangat praktis penggunaannya dalam proses pembelajaran. Dari aspek efesiensi waktu pembelajaran didapat hasil analisis praktikalitas bahan ajar Biologi berbasis Movie Maker oleh guru sebesar 92% dengan kriteria sangat praktis berdasarkan hasil yang didapat membuktikan bahwa penggunaan bahan ajar Biologi berbasis Movie Maker dapat dikondisikan dengan waktu jam pembelajaran.

Analisis pada aspek manfaat, bahan ajar Biologi berbasis Movie Maker didapat hasil sebesar 91% dengan kriteria sangat praktis, hal ini membuktikan bahwa materi mendukung peranan guru sebagai

fasilitator dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis data nilai praktikalitas bahan ajar Biologi berbasis Movie Maker pada tabel diatas menunjukan bahwa nilai praktikalitas dari guru didapat secara keseluruhan sebesar 91,69% dengan kriteria sangat praktis. Ini menunjukan bahwa bahan ajar Biologi berbasis Movie Maker sangat praktis penggunaan nya dalam proses pembelajaran.

Selain uji praktikalitas pada guru, uji praktikalitas juga dilakukan pada siswa yang diperoleh melalui angket praktikalitas dengan 3 aspek penilaian yaitu kemudahan penggunaan, efesiensi waktu pembelajaran dan manfaat. Siswa yang mengisi angket praktikalitas sebanyak 49 orang. Analisis data dari praktikalitas oleh siswa dapat dilihat pada Tabel.

(9)

9

Tabel 5. Analisis Praktikalitas Materi Ajar Biologi Berbasis Movie Maker Oleh siswa

No Aspek Penilaian Persentase (%) Kriteria 1 Kemudahan Penggunaan 89% Praktis 2 Efesiensi Waktu Pembelajaran 89,28% Praktis

5 Manfaat 89,28% Praktis

Nilai Praktikalitas Total% 89,33% Praktis

Hasil analisis kemudahan penggunaan oleh siswa didapat nilai sebesar 89% dengan kriteria praktis membuktikan bahwa bahan ajar Biologi berbasis Movie Maker mudah dimengerti. Analisis pada aspek manfaat, materi ajar Biologi berbasis Movie Maker didapat hasil sebesar 89,28% oleh siswa dengan kriteria praktis hal ini membuktikan bahwa manfaat materi ajar Biologi berbasis Movie Maker pada materi virus mendukung peranan guru sebagai fasilitator dan siswa merasakan manfaat pada materi yang berhubungan dengan pelajaran. Dari aspek efesiensi waktu pembelajaran didapat hasil analisis praktikalitas bahan ajar Biologi berbasis Movie Maker oleh siswa didapat nilai sebesar 89,28%, hal ini membuktikan bahwa keefektifan materi pada video sebagai media

pembelajaran dapat disesuaikan dengan waktu proses belajar mengajar.

Hasil analisis aspek secara keseluruhan didapat nilai sebesar 89,33% oleh siswa hal ini menegaskan bahwa bahan ajar Biologi berbasis Movie Maker praktis digunakan dalam proses pembelajaran karena mencakup semua aspek yang digunakan yaitu, mudah digunakan, efesiensi waktu pembelajaran dan bermanfaat dalam proses pembelajaran.

PEMBAHASAN

Validitas dilakukan untuk menyetujui suatu produk agar sesuai dengan fungsi dengan belandaskan kurikulum yang berlaku, kebenaran konsep, penggunaan kalimat dan kesesuaian tujuan pembelajaran. Pada tahap validasi didapat kriteria sangat valid dengan nilai 92,18% ,

(10)

10 Seperti penelitian yang dilakukan Rohmah (2014:70) penilaian dari ahli materi mendapat kriteria sangat baik karena materi yang ditampilkan dalam video sudah sesuai dengan konsep yang sebenarnya. Kebenaran konsep dan teori dalam validasi sangat diperhatikan, karena kebenaran konsep akan mempengaruhi kelayakan kualitas produk yang akan diujikan, seperti penelitian yang dilakukan Setiabudi (2005) tentang Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Untuk Mata Pelajaran Fisika Bahasan Kinematika Gerak Lurus menghasilkan kesimpulan bahwa patokan yang bisa diukur validasinya adalah apakah soal dalam program sudah sama dengan perhitungan secara teori, maka setelah dilakukan perbandingan didapatkan error program sebesar 0,01549, yang berarti tingkat kesalahan kecil (dapat diabaikan), sehingga media pembelajaran ini dapat digunakan dalam pembelajaran.

KESIMPULAN

Pengembangan bahan ajar Biologi berupa video pembelajaran yang berbasis movie maker pada materi

virus untuk kelas X di MAN Kinali dinyatakan sangat valid dengan nilai dari validator sebesar 92,18 %, dan dinyatakan sangat praktis dengan nilai dari praktikalisator guru mata pelajaran biologi sebesar 91,69% dan kriteria praktis dari siswa dengan nilai 89,33%.

DAFTAR PUSTAKA

BSNP. 2006. Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar Menengah. Jakarta: Depdiknas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Depdiknas. 2010. Juknis

Pengembangan Bahan Ajar SMA. Depdiknas. Jakarta. Poerwadarminta, WJS. 2002. Kamus

Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA press. 419 Hal.

.

Rohmah, AY. 2014. Pengembangan video pembelajaran IPA materi Bumi dan alam semestauntuk peserta didik tuna rungu kelas VI. Yogyakarta. Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Skripsi dipublikasikan. 174 Hal

Sadiman, AS, Rahardjo R, Haryono A dan Rahardjito. 2010. Media Pendidikan

(11)

11 Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Setiabudi, NW. 2005. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Untuk Mata Pelajaran Fisika Bahasan Kinematika Gerak Lurus. Semarang:Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. skripsi dipublikasikan. 126 hal Sukmadinata, N.2011. Metode Penelitian Pendidikan.jakarta:PT Bumi Aksara.

Widodo, C dan Jasmadi. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasi Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Gambar

Tabel  3.  Data  Hasil  Analisis  Validitas  Bahan  Ajar  Berbasis  Movie  Maker  Pada  Materi Virus
Tabel  5.  Analisis  Praktikalitas  Materi  Ajar  Biologi  Berbasis  Movie  Maker  Oleh  siswa

Referensi

Dokumen terkait

Asumsi yang digunakan menyatakan bahwa pola permintaan ayam pedaging untuk wilayah Kabupaten Kuantan Singingi sama dengan pola permintaan Propinsi Riau, se-

Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang Pendistribusian Zakat Hasil Pertanian di Desa Sialang Panjang Kecamatan Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi

Hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa Lorjuk atau kerang pisau yang ditemukan di daerah penangkapan pertama dan kedua yaitu desa Modung, kecamatan

Dalam PP tersebut dinyatakan bahwa bank dengan prinsip bagi hasil tidak boleh melakukan kegiatan usaha yang tidak berdasarkan prinsip bagi hasil, sebaliknya bank

Dalam hidup berlembaga di dalam masyarakat, modal utama yang harus dibawa oleh kalian selaku bagian dari kelompok masyarakat adalah memiliki hubungan dengan orang lain, terutama

Program Penilaian Poster Sains dan Teknologi Islam (ISnT) dan Islamic Civilization, Science and Technology Coursework Evaluation (i-CiviST) merupakan satu program penilaian

Dari uraian Latar Belakang Penelitian diatas,maka Peneliti mengambil Judul Penelitian adalah sebagai berikut: Pengaruh Kompetensi Individu, Komitmen Organisasional dan

Keadaan kedaruratan kesehatan masyarakat sebagaimana yang ditegaskan dalam norma hukum terkait membuat ruang untuk terjadinya ragam penafsiran hukum diantara para pihak