Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | A 547
Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung
Darussalam, Bojonegoro
Uswatun Chasanahusw ahsnh.10@gmail.com
A rsitektur Islam, Jurusan A rsitektur, F akultas Sekolah A rsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung
Abstrak
Studi kasus ini berjudul “Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam Bojonegoro”, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah 1. Bagian Arsitektur apa yang terpenting pada Masjid Agung Darussalam Bojonegoro? 2. Bagaimana dampak dari unsur-unsur Budaya terhadap Arsitektur Masjid Agung Darussalam Bojonegoro?. Studi kasus ini mengambil objek Masjid Agung Darussalam Bojonegoro yang terletak tepat di baratnya alun-alun Bojonegoro, tepatnya berada pada Jl. KH. Hasyim Asy`ari No. 21. Masjid ini berdiri pada tahun 1825. Masjid ini Berdekatan dengan berbagai gedung instansi yang ada di Bojonegoro, mulai dari gedung pemerintahan, pendopo, kampus-kampus, Rumah sakit Islam Muhammadiyah, serta beberapa gedung sekolahan, serta pusat perdagangan yakni pasar Bojonegoro. Masjid Agung Darussalam Bojonegoro terdiri atas bangunan desain Interior dan Eksterior. Desain Interior terdiri dari ruang shalat, ruang wudhu, serambi, serta beberapa ornament desain Eksterior terdiri dari atap kubah, menara, makam, serta ruangan-ruangan lainnya. Arsitektur Masjid Agung Darussalam Bojonegoro dipengeruhi oleh 4 unsur budaya yaitu mengandung unsur-unsur Arsitektur budaya Jawa yang ditandai oleh adanya Tiang empat soko guru wolu, Arsitektur budaya Timur tengah yang ditandai adanya Menara yang berbentuk Spiral yang hampir sama dengan masjid yang ada di Samarra, Arsitektur budaya Eropa dengan adanya lampu Kristal yang mulai dikenal pada zaman Penjajahan Belanda dan Inggris serta Arsitektur budaya Cina yang bercirikan bahan dasar bangunan dari kayu dan beberapa hiasan pada ornament semacam ukiran tumbuh-tumbuhan yang menjalar, bunga serta bentuk ukiran geometris yang terdapat pada mimbar, tiang empat soko guru wolu dan pintu utama pada masjid. Pelajaran yang saya dapat setelah menulis tulisan ini yaitu untuk dikemudian hari ketika saya menjadi Arsitek maka jika merancangan masjid hendaknya di konsep dengan fungsi dan kegunaan bangunan, sehingga tidak menghilangkan hasil kebudayaan yang telah ada. Karena hasil kebudayaan pada masa lalu adalah sebagai lambang kejayaan pada masa itu.
Kata-kunci : arsitektur, Bojonegoro, budaya, dampak, masjid. Pendahuluan
Islam adalah agama yang mengimani satu tuhan, yaitu Allah SWT. Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Agama Islam berasal dari tanah Arab dan di tanah Arab berkembanglah agama Islam keseluruh dunia, diantaranya ke Gurajat dan Persia. Demikian pula berangsur-angsur Islam meluas ke arah timur hingga Semenanjung Malaka. Lalu agama Is lam masuk ke Indonesia. Selain itu seiring berkembangnya zaman munculah berbagai macam arsitektur masjid, yang secara berangsur-angsur sudah mengalami perubahan sesuai dan setaraf dengan kondisi ekonomi, politik, dan maupun kemampuan teknologi masyarakat itu sendiri khususnya kota Bojonegoro. Hal ini di mulai dari masjid zaman penjajahan, zaman kemerdekaan dan zaman modern sekarang ini. Selain itu masyarakat Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam, masjid sebagai
A 548 | Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017
wadah, lembaga pusat peribadatan dan pusat budaya masyarakat Islam disekitarnya. Selain itu masjid juga selain berfungsi sebagai pusat bagi peningkatan untuk mempertebal rasa ukhuwah basyariyyah dan wathoniyyah. Masjid juga berperan penting dalam pembentukan citra budaya bangsa. Lalu perkembangan arsitektur Islam juga tidak lepas dari berbagai pengaruh arsitektur peradaban-peradaban yang mendahuluinya. Selain itu kebudayaan Islam juga mengadopsi berbagai bentukan ruang dan elemen arsitektur. Tidak jarang Islam mewarisi bangunan bangunan keagamaan dan situs-situs suci pra-Islam yang dialih fungsikan menjadi masjid-masjid. Akibat dari adanya perubahan zaman maka timbullah unsur budaya-budaya yang mempengaruhi arsitektur pada bangunan Masjid, salah satunya yaitu yang terjadi pada Masjid Agung Darussalam Bojonegoro. Adapun pembahasan stusi kasus ini berfokus pada kajian dampak unsur budaya terhadap arsitektur (bangunan) masjid pada masa kini. Oleh karena itu saya mengambil obyek pembahasan yang berjudul “Unsur-Unsur budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam Bojonegoro”. Tujuan penulisan ini yaitu:
1. Sebagai tugas mata kuliah Arsitektur Islam di Arsitektur ITB
2. Untuk mengetahui bagian Arsitektur yang terpenting pada Masjid Agung Darussalam Bojonegoro
3. Untuk mengetahui dampak dari unsur-Unsur Budaya terhadap Arsitektur Masjid Agung Darussalam Bojonegoro.
Kegiatan A. Lokasi
Lokasi Masjid Agung Darussalam Bojonegoro terletak tepat di baratnya alun-alun Bojonegoro, tepatnya berada pada Jl. KH. Hasyim Asy`ari No. Berdekatan dengan berbagai gedung instansi yang ada di Bojonegoro, mulai dari gedung pemerintahan, pendopo, kampus-kampus, Rumah sakit Islam Muhammadiyah, serta beberapa gedung sekolahan, serta pusat perdagangan yakni pasar Bojonegoro. Dari letak inilah membuat masjid ini menjadi pusat perhatian tempat.
B. Desain Interior Masjid Agung Darussalam Bojonegoro a. Ruang Sholat
Ruang shalat pada masjid agung Darussalam Bojonegoro terdiri dari dua lantai. Lantai pertama dibagi menjadi 3 wilayah, yakni wilayah mihrab, wilayah liwan pria, dan liwan wanita. Adapun lantai 2 dipakai pula untuk liwan wanita.
b. Ruang Wudhu
Gambar 1. Ruang Wudhu Masjid Agung Darussalam Bojonegoro Sumber: Wijayanti, Dwi Sri. 2015. Masjid Agung Darussalam Bojonegoro. Surabaya: Fakultas Adab Dan Humaniora UIN.
Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | A 549 c. Serambi/Teras
Serambi masjid Agung Darussalam memiliki bentuk persegi panjang dengan ruangan yang los dan dua tiang penyangga atap. Ruang serambi ini juga dihiasi oleh 3 buah lampu Kristal dan 2 tangga bagian pinggir kiri dan kanan untuk jalan menuju lantai 2 yakni liwan wanita, dan tidak lupa dua buah kotak amal kecil yang berbentuk seperti masjid.
d. Elemen Hias
Elemen Hias Masjid Agung Darussalam Bojonegoro pada bagian Utama Pembahasan mengenai elemen hias ini dipertimbangkan berdasarkan penerapannya, yaitu :
1) Dinding
Dinding pada masjid Agung Darussalam Bojonegoro terbagi atas tiga jenis diantaranya dinding mihrab, dinding liwan yang membatasi area shalat makmum dengan ruang luar masjid, serta dinding pembatas antara liwan area shalat dengan serambi yang terletak di depan.
2) Mihrab
3) Mimbar
4) Pintu Gerbang
Pintu gerbang pada masjid Agung Darussalam Bojonegoro ini berbentuk persegi panjang yang mengelilingi sepanjang bangunan masjid. Dengan bahan tembok dan besi yang bermotifkan segi lima ini sebagai pembatas antara tanah masyaraka sekitar dengan tanah jalan raya.
5) Pintu Utama
Gambar 3. Mimbar Masjid Agung Darussalam Bojonegoro
Sumber: Wijayanti, Dwi Sri. 2015. Masjid Agung Darussalam
Bojonegoro. Surabaya: Fakultas Adab Dan Humaniora UIN.
Gambar 4. Pintu Kembar Utama Masjid Agung Darussalam Bojonegoro
Sumber: Wijayanti, Dwi Sri. 2015. Masjid Agung Darussalam Bojonegoro. Surabaya: Fakultas Adab Dan Humaniora UIN.
Gambar 2. Mihrab Masjid Agung Darussalam Bojonegoro
Sumber: Wijayanti, Dwi Sri. 2015. Masjid Agung Darussalam Bojonegoro. Surabaya: Fakultas Adab Dan Humaniora UIN.
A 550 | Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 6) Tiang Penyangga 7) Plafon (langit-langit) 8) Lantai 9) Bedug 10) Lampu
Gambar 5. Tiang Penyangga (Soko Guru) Masjid Agung Darussalam Bojonegoro
Sumber: Wijayanti, Dwi Sri. 2015. Masjid Agung Darussalam Bojonegoro. Surabaya: Fakultas Adab Dan Humaniora UIN.
Gambar 7. Lantai Marmer Masjid Agung Darussalam Bojonegoro Sumber: Wijayanti, Dwi Sri. 2015. Masjid Agung Darussalam Bojonegoro. Surabaya: Fakultas Adab Dan Humaniora UIN.
Gambar 8. Bedug Masjid Agung Darussalam Bojonegoro Sumber: Wijayanti, Dwi Sri. 2015. Masjid Agung
Darussalam Bojonegoro. Surabaya: Fakultas Adab Dan Humaniora UIN.
Gambar 6. Plafon Masjid Agung Darussalam Bojonegoro
Sumber: Wijayanti, Dwi Sri. 2015. Masjid Agung Darussalam Bojonegoro. Surabaya: Fakultas Adab Dan Humaniora UIN.
Gambar 9. Lampu Penerang Masjid Agung Darussalam Bojonegoro
Sumber: Wijayanti, Dwi Sri. 2015. Masjid Agung Darussalam Bojonegoro. Surabaya: Fakultas Adab Dan Humaniora UIN.
Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | A 551 11) Tangga
C. Desain Eksterior Masjid Agung Darussalam Bojonegoro a. Bentuk Kubah Masjid Agung Darussalam Bojonegoro
b. Kompleks Makam
c. Menara
Gambar 10. Tangga pada Liwan Wanita Agung Darussalam Bojonegoro Sumber: Wijayanti, Dwi Sri. 2015. Masjid Agung Darussalam Bojonegoro. Surabaya: Fakultas Adab Dan Humaniora UIN.
Gambar 11. Bentuk Qubah Masjid Agung Darussalam Bojonegoro
Sumber: Wijayanti, Dwi Sri. 2015. Masjid Agung Darussalam Bojonegoro. Surabaya: Fakultas Adab Dan Humaniora UIN.
Gambar 12. Kompleks Makam Masjid Agung Darussalam Bojonegoro
Sumber: Wijayanti, Dwi Sri. 2015. Masjid Agung Darussalam Bojonegoro. Surabaya: Fakultas Adab Dan Humaniora UIN.
Gambar 13. Menara Masjid Agung Darussalam Bojonegoro Sumber: Wijayanti, Dwi Sri. 2015. Masjid Agung Darussalam Bojonegoro. Surabaya: Fakultas Adab Dan Humaniora UIN.
A 552 | Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017
D. Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam Bojonegoro
Seiring berkembangnya zaman masjid pada masa kini sudah banyak mengalami akulturasi budaya, sehingga kerap sekali ditemukannya ragam hias dengan berbagai corak. Banyak ragam hias yang dihasilkan dan diperkaya oleh peradaban islam. Akan tetapi pada umumnya ragam hias yang ada pada masjid di antaranya berbentuk motif :
1.Huruf kaligrafi, 2.Motif geometris
3.Motif alam 4.Motif tetumbuhan
Tiap daerah pada umumnya memiliki potensi ragam hias tersendiri,jadi tidak ada keharusan untuk mencontoh ragam hias tempat lain. Selain itu ragam hias ini juga harus diperhitungkan betul-bentul, di karenakan agar tidak menganggu kekhidmatan dan kekhusyukan dalam beribadah kepada Allah. Secara umum pengaruh tradisi arsitektural asing yang mempengaruhi tradisi arsitektural masjid ini, dapat dikatakan bahwa Masjid Agung Darussalam ini memiliki arsitektur Oriental atau gaya Indo -India-Cina-Timur Tengah-Eropa serta ditambah unsur-unsur budaya setempat.
Dampak dari unsur-unsur budaya terhadap Arsitektur Masjid Agung Darussalam Bojonegoro, yaitu: 1. Kebudayaan Jawa
Berdasarkan melihat gambar dari studi literatur, saya menyimpulkan bahwa bentuk arsitektur khas corak Jawa yang ada pada Masjid Agung Darussalam yaitu adanya empat tiang utama (soko guru) yang terbuat dari kayu dan dihiasi dengan bentuk pasak pada sudut sudut tiang. Selain itu budaya Jawa juga terdapat pada atap tumpang Masjid Agung Darussalam, yaitu atap itu berada pada atap ruang utama sholat yang juga menjadi salah satu peninggalan ciri khas pada zaman dahulu. Pada awalnyaMasjid Agung Darussalam memiliki atap yakni atap tumpang yang berdiri tepat di belakang atap kubah. Akan tetapi bentuk apat tumpang tersebut sekarang sudah mulai hilang. budaya Jawa juga terlihat pada bedug atau kentungan yang berada pada Masjid Agung Darussalam Bojonegoro. 2. Kebudayaan Arsitektur Timur Tengah
Berdasarkan melihat gambar dari studi literatur, saya menyimpulkan bahwa kebudayaan Arsitekur Timur Tengah dapat terlihat pada bentuk menara Majid Agung Darussalam Bojonegoro yaitu memiliki bentuk spiral memutar keatas. Selain itu yaitu terlihat pada lekung pintu yang terdapat pada pintu serambi depan. Bentuk lekung setengah lingkaran ini telah lama digunakan sebagai ciri khas dalam unsur arsitektur masjid yang terdapat di negara-negara Islam. Bentuk lengkung lingkaran ini juga terdapat pada Serambi Masjid Agung Darussalam. Budaya Timur-Tengah juga terlihat pada hiasan kaligrafi yang berkeliling diatas pintu. Lafadz kaligrafi tersebut yaitu surah Al-Baqarah ayat 1-6.
3. Kebudayaan Arsitektur Eropa
Budaya Eropa terlihat pada sebuah lampu kristal utama yang terletak di ruang sholat. Hiasan lampu kristal ini mengelilingi sepanjang ruang shalat utama, serta juga menghiasi raung serambi.
4. Kebudayaan Arsitektur Cina
Budaya Arsitektur Cina dapat terlihat dari bentuk masa awal Masjid Agung Darussalam Bojonegoro didirikan, yaitu adanya tiang empat soko guru wolu yang diyakini berasal dari bangunan masjid waktu pertama kali diidrikan. Selain itu pada ukiran-ukiran kayu yang ada pada mimbar, bedug,
Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | A 553 pintu utama, dan tiang soko guru. Bentuk ukiran tersebut yaitu berbentuk tumbuh-tumbuhan yang menjalar, dan bentuk bunga yang geometris.
Pelajaran
Pelajaran yang saya dapat yaitu untuk dikemudian hari ketika saya menjadi Arsitek maka jika merancangan masjid hendaknya di konsep dengan fungsi dan kegunaan bangunan, sehingga tidak menghilangkan hasil kebudayaan yang telah ada. Karena hasil kebudayaan pada masa lalu adalah sebagai lambang kejayaan pada masa itu. Hal tersebut bisa dikuatkan dengan Teori Sulasman dan Setia Gumilar yang mengenai Teori Kebudayaan bahwa sebelum Islam datang masyarakat sudah mengenal teknik arsitektur, yang dijiwai oleh nilai-nilai asli Jawa yang dipengaruhi oleh ajaran Hindu dan Buddha. Salah satu buktinya yaitu adanya bangunan seperti candi, gapura, makam, padepokan dan lain lain.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Masjid Agung Darussalam Bojonegoro memiliki bagian-bagian fungsi terpenting yang dibagi menjadi dua macam, yaitu Interior bagian dalam masjid dan bagian luar masjid. Interior masjid meliputi : mihrab, mimbar,bedug, , serambi serta lampu sebagai penerang cahaya dalam masjid. Sedangkan eksterior masjid meliputi: atap, menara, makam dan ruangan lain sebagai fasilitas jama’ah
2. Masjid Agung Darussalam ini memiliki arsitektur Oriental atau gaya Indo -CinaTimur Tengah-Eropa serta ditambah unsur-unsur budaya setempat.
3. Unsur-unsur budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam Bojonegoro, yaitu :
a. Empat tiang utama ( soko guru) yang terbuat dari Kayu Jati dan dihiasi dengan bentuk pasak pada sudut-sudut tiang. Masing-masing pasak tersebut menghubungkan antara soko guru satu dengan soko guru lainnya, Pasak berbentuk ujung tombak yang berhiaskan ukiran tumbuh-tumbuhan menjalar dengan bentuk kubah kecil pada ujung tombak tersebut. Di antara ke Empat soko guru tersebut ditengah-tengah atap terdapat pasak yang berbentuk empat penjuru mata angin yang di pusatkan pada bentuk koin yang berhiaskan ukiran -ukiran bentuk bunga melingkar.
b. Bentuk menara Masjid Agung Darussalam Bojonegoro memiliki bentuk Spiral memutar ke atas, yang memiliki kesamaan dengan menara atau minaret pada masjid Samarra di Irak. Bentuk-bentuk lekung setengah lingkaran melancip juga terdapat pada Serambi Masjid Agung Darussalam Bojonegoro. Jika dilihat memiliki kesamaan bentuk dengan kubah di Timur Tengah yakni mengikuti aliran/madzab masjid Damaskus.
c. Sebuah lampu Kristal utama yang terletak di ruang shalat serta hiasan lampu Kristal ini mengelilingi sepanjang ruangan shalat utama dan serambi.
d. Bahan dasar bangunan masjid yang terbuat dari kayu daan ukiranukiran kayu yang ada pada mimbar, bedug, pintu utama, tiang soko guru juga merupakan salah satu pengapdosian dari kebudayaan arsitektur Cina. Bentuk ukiran kayu tersebut semuanya hampir sama yakni berbentuk tumbuh-tumbuhan yang menjalar, bunga serta ukiran berbentuk geometris. Kelebihan dari tulisan ini yaitu hasil dokumentasi foto, terpercaya dari sumber literatur yang akurat. Kekurangannya yaitu penulis tidak langsung mengobservasi/ mendatatangi objek secara langsung. Melainkan hanya dari studi literatur.
A 554 | Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017
Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Arsitektur Islam yaitu Bapak Bambang Setiabudi yang telah memberikan inspirasi dan pelajaran untuk menulis artikel mengenai Masjid. Penulis berharap tulisan ini dapat diperbaharui menjadi lebih baik lagi dan bermanfaat bagi pembaca. Mohon maaf bila ada kata-kata yang salah. Kritik dan Saran akan sangat diterima untuk menyempurnakan t ulisa ini.
Daftar Pustaka
Wijayanti, D.S. (2015). Masjid Agung Darussalam Bojonegoro. Surabaya: Fakultas Adab dan Humaniora UIN. Jawatimuran, P. (2016). Masjid Agung Darussalam Bojonegoro. Masjid Agung Darussalam Bojonegoro.
https://jawatimuran.net/2016/09/29/masjid-agung-darussaalam-bojonegoro/ (Diakses pada tanggal 3 Maret 2017).
Islam, B.D. (2016). Masjid Bersejarah Primadona, Bojonegoro.
http://bimasislam.kemenag.go.id/post/berita/darussalam-masjid-bersejarah-primadona-bojonegoro (Diakses pada tanggal 4 Maret 2017)