i
KORELASI KADAR SERUM PROCALSITONIN
DENGAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PENDERITA
DENGAN KECURIGAAN SEPSIS DI RSUP SANGLAH
DENPASAR PERIODE FEBRUARI – JUNI 2016
Lembar Persetujuan Pembimbing
SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 16 Januari 2017
Pembimbing
dr. Ni Kadek Mulyantari. Sp.PK (K) NIP. 19790426 200812 2 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,
Dr. dr. Dewa Putu Gde Purwa Samatra, Sp. S(K) NIP. 19550321 198303 1 004
ii
Skripsi Ini Telah Diuji dan Dinilai oleh Panitia Penguji
pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
pada tanggal 16 Januari 2017
Panitia Penguji Usulan Penelitian Skripsi adalah:
1. dr. Ni Kadek Mulyantari, Sp.PK (K)
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain sebagai hasil pemikiran saya sendiri, maka gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Denpasar, 16 Januari 2017 Yang Membuat Pernyataan
iv
ABSTRAK
KORELASI ANTARA KADAR SERUM PROCALSITONIN DENGAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PENDERITA DENGAN KECURIGAAN
SEPSIS DI RSUP SANGLAH PERIODE FEBRUARI – JUNI 2016
Sepsis merupakan suatu respon inflamasi sistemik terhadap infeksi, dimana patogen atau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi aktivasi proses inflamasi. Sepsis merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas utama pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Tes laboratorium yang digunakan untuk mengetahui adanya proses inflamasi salah satunya adalah procalsitonin (PCT). Tes ini banyak digunakan untuk membedakan antara Systemic inflammatory respon syndrome (SIRS) dan sepsis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara kadar serum procalsitonin dengan jumlah leukosit pada penderita dengan kecurigaan sepsis di RSUP Sanglah Denpasar.
Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah penderita sepsis yang dirawat di RSUP Sanglah, Denpasar pada Februari 2016 – Juni 2016. Pemilihan sampel menggunakan consecutive sampling dengan total sampel 21.
Hasil uji korelasi antara kadar serum procalsitonin dengan jumlah leukosit pada pasien sepsis di RSUP Sanglah Denpasar menggunakan uji spearman diperoleh nilai koefisien korelasi (r) yaitu 0,641 sehingga menurut statistik dapat disimpulkan terdapat korelasi yang tidak signifikan antara kadar serum procalsitonin dengan jumlah leukosit pada penderita sepsis.
v
ABSTRACT
CORRELATION BETWEEN PROCALSITONIN SERUM LEVEL WITH THE NUMBER OF LEUKOCYTES ON SUSPECTED SEPSIS PATIENTS
AT RSUP SANGLAH PERIOD FEBRUARY – JUNE 2016
Sepsis is a systemic inflammatory response to infection, where the pathogen or toxin is released into the blood circulation, causing activation of the inflammatory process. Sepsis is a major cause of mortality and morbidity in patients who are hospitalized. Laboratory tests are used to detect inflammatory processes, one of which is procalsitonin. This test is widely used to distinguish between systemic inflammatory response syndrome (SIRS) and sepsis. The purpose of this study is to determine the correlation between procalsitonin serum levels by the number of leukocytes on suspected sepsis patients at Sanglah Hospital in Denpasar.
This research is an analytic observational with cross sectional design. The population in this study are sepsis patients who were treated at Sanglah Hospital Denpasar in the period of February 2016 - June 2016. The sample selection using consecutive sampling with a total of 21 samples.
Results of correlation between procalsitonin serum level with the number of leukocytes on suspected septis patients at RSUP Sanglah obtained using Spearman test correlation coefficient (r) is 0,641, according to statistics it can be concluded that there is not significant correlation between serum levels procalsitonin by the number of leukocytes in patients with sepsis.
vi
RINGKASAN
KORELASI KADAR SERUM PROCALSITONIN DENGAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PENDERITA DENGAN KECURIGAAN SEPSIS DI
RSUP SANGLAH PERIODE FEBRUARI – JUNI 2016
Bagus Dwiki Arya Dharma, Fakultas Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana
Sepsis merupakan suatu respon inflamasi terhadap infeksi, dimana toksin atau patogen dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi proses aktivasi inflamasi. Sepsis juga penyebab utama masuknya pasien ke Intensive care unit (ICU) untuk kasus non kardiologi dan penyebab kedua terbesar kematian di ICU (Berger et al, 1992). Di Amerika Serikat sepsis dilaporkan meningkat dalam 20 tahun terakhir, di perkirakan jumlah kasus sepsis 400.000 – 500.000 setiap tahun (Assicot et al, 1993).
Diagnosis sepsis sendiri memerlukan indeks dugaan tinggi, pengambilan riwayat medik yang baik, pemeriksaan fisik, uji laboratorium yang sesuai, dan tindak lanjut status haemodinamik (Guntur, 2008). Berdasarkan konferensi internasional tahun 2001, terdapat penambahan pada kriteria sebelumnya, beberapa kriteria diagnostik baru untuk sepsis dengan memasukan petanda biomolekuler yaitu procalsitonin (PCT) dan C-reaktif protein (CRP) sebagai langkah awal untuk diagnosa sepsis (Guntur, 2008).
Pada orang sehat, konsentrasi PCT plasma ditemukan dibawah 0,05 ng/ml, konsentrasi PCT dapat meningkat hingga 1000 ng/ml pada pasien dengan sepsis, sepsis berat atau syok septik. Penggunaan PCT untuk efektifitas diagnosis dini sangat direkomendasikan untuk semua pasien yang diduga mengalami sepsis dan Systemic inflammatory respon syndrome (SIRS) (Pugin et al, 2008).
Penelitian ini dilakukan di ruangan Rekam Medis RSUP Sanglah Denpasar pada Februari – Juni 2016. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan metode consecutive sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 21 sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil penelitian distribusi pasien sepsis di RSUP Sanglah lebih dominan pada usia diatas 35 tahun yakni sebanyak 18 sampel (85,7%) dibandingkan dengan usia 25 – 35 tahun yakni sebanyak 3 sampel (14,3%). Karakteristik indeks massa tubuh (IMT) sebanyak 16 sampel (76,2%) dengan rentang IMT diatas 20 dan 5 sampel (23,8%) dengan rentang IMT 15 - 20. Pada distribusi jumlah leukosit ditemukan white blood cell(WBC) < 10.000 sebanyak 9 sampel (42,9%), WBC 10.000 – 20.000 sebanyak 7 sampel (33,3%), dan sampel dengan WBC > 20.000 sebanyak 5 sampel (23,8%). Pada distribusi kadar procalsitonin (PCT) pasien sepsis didapatkan jumlah sampel dengan kadar serum PCT < 0,5 ng/ml sebanyak 13 sampel (61,9%), sampel dengan kadar serum PCT > 0,5 ng/ml sebanyak 8 sampel (38,1%).
Analisis bivariat menggunakan uji Spearman untuk mengetahui korelasi antara kadar serum PCT dengan jumlah leukosit diperoleh nilai P 0,061 dan koefisien korelasi (r) 0,641 sehingga menurut statistik menyimpulkan terdapat
vii
korelasi yang tidak signifikan antara kadar serum PCT dengan jumlah leukosit pada pasien sepsis.
viii
SUMMARY
CORRELATION BETWEEN PROCALSITONIN SERUM LEVEL WITH THE NUMBER OF LEUKOCYTES ON SUSPECTED SEPSIS PATIENTS
AT RSUP SANGLAH PERIOD FEBRUARY – JUNE 2016
Bagus Dwiki Arya Dharma, Faculty of Medicine, Medical Education Program Udayana University
Sepsis is an inflammatory response to infection, where the toxin or pathogen is released into the blood circulation, causing the activation process of inflammation. Sepsis is also the main cause of the influx of patients to the Intensive care unit (ICU) for the case of non-cardiology and the second largest cause of death in the ICU (Berger et al, 1992). Sepsis has reportedly increased in the United States for the last 20 years, an estimated number of sepsis cases 400.000-500.000 every year (Assicot et al, 1993).
The diagnosis of sepsis itself requires a high index of suspicion , taking a good medical history, physical examination, laboratory tests, and following up the haemodinamik status (Guntur, 2008). Based on an international conference in 2001, there were additions to the previous criteria, several new diagnostic criteria for sepsis by inserting a biomolecular markers that procalsitonin (PCT) and C-reactive protein (CRP) as a first step for the diagnosis of sepsis (Guntur, 2008).
In healthy people, plasma PCT concentrations are found below 0.05 ng / mL, PCT concentrations can increase up to 1000 ng / mL in patients with sepsis, severe sepsis or septic shock. The use of PCT for the effectiveness of early diagnosis is recommended for all patients with suspected sepsis and systemic inflammatory response syndrome (SIRS) (Pugin et al, 2008).
This research was conducted at Medical Records of Sanglah Hospital in the periode of February - June 2016. This study uses secondary data with consecutive sampling method. The samples used in this study were 21 samples that have reached inclusion and exclusion criteria.
Research results in sepsis patients at Sanglah Hospital are more dominant within the age above 35 years, which are 18 samples (85.7%) compared to age 25-35 years as many as 3 samples (14.3%). Characteristics of body mass index (BMI) are 16 samples (76.2%) with ranges of BMI above 20 and 5 samples (23.8%) within ranges of BMI 15 - 20. In the distribution of leucocytes count were found WBC <10.000 in the total of 9 samples (42.9%), WBC 10.000-20.000 as much as 7 samples (33.3%), and samples with WBC> 20.000 are 5 samples (23.8%). In the distribution of procalsitonin (PCT) serum level in sepsis patients there were found an amount with PCT serum levels as much as <0.5ng/ml and about 13 samples (61.9%), and the samples with levels of serum PCT >0.5ng/ml are 8 samples (38.1%).
The bivariate analysis using Spearman's test to determine the correlation between serum levels of PCT with leucocytes count has obtained P value 0.061 and a coefficient correlation (r) 0,641 and has statistically concluded that there is not
ix
significant correlation between PCT serum levels and leucocytes count in sepsis patients.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Korelasi Antara Kadar Serum Procalsitonin dengan Jumlah
Leukosit pada Penderita dengan Kecurigaan Sepsis di RSUP Sanglah periode Februari – Juni 2016” tepat pada waktu yang telah ditentukan
Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari dukungan moral, arahan, kritik yang positif, saran serta doa dari semua pihak. Sebagai rasa syukur, dalam kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti program S1
2. dr. Ni Kadek Mulyantari, Sp. PK (K) selaku pembimbing yang telah membimbing, memberikan arahan, kritik, dan saran yang membangun dalam proses penyusunan skripsi ini
3. Dr. dr. Anak Agung Wiradewi Lestari, Sp. PKselaku penguji yang telah memberikan masukan, saran, dan kritik sehingga skripsi ini dapat terwujud dengan baik.
4. Orang tua penulis yang memberikan dukungan penuh secara moral dan material dan selalu membantu memberikan dukungan kepada penulis. 5. Kepala Bagian Rekam Medis RSUP Sanglah yang telah memberikan
ijin untuk melakukan penelitian dan pengambilan data.
6. Para pegawai di bagian rekam medis RSUP Sanglah yang telah membantu dalam pengambilan data penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kemajuan penulis untuk ke depannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Denpasar, 16 januari 2017