• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dimulai pada Bulan Agustus 2012 sampai dengan Selesai

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini penulis dapat menentukan desain yang digunakan adalah:

Keterangan:

X= Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Y= Kinerja Keuangan

3.3 Definisi operasional variabel

Sesuai dengan judul dan permasalahannya, maka penelitian ini terdiri dari dua variable yakni variabel (X) independen dan variabel (Y) dependen. Sebagai antisipasi agar tidak terjadi salah pengertian terhadap konsep yang ada, maka

Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja (X) Kinerja Keuangan (Y) 34

(2)

penulis memberikan penjelasan konsep sebagai berikut: 1. Variabel X (Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja)

Anggaran berbasis kinerja adalah merupakan metode penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut (Halim, 2007).

2. Variabel Y (Kinerja Keuangan)

Akhmad Solikin (2006) menyatakan bahwa kinerja keuangan yaitu kinerja kegiatan operasional yang berdimensi keuangan.

Untuk memahami penggunaan variabel dalam penelitian ini, dan untuk menghindari salah penafsiran terhadap variabel tersebut, penulis memberikan batasan-batasan atas variabel yang diteliti dengan operasionalisasi sebagai berikut:

(3)

Tabel 3: Definisi Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Pengukuran Skala

Penarapan Anggaran Berbasis Kinerja

Anggaran berbasis kinerja adalah merupakan metode penganggaran

bagi manajemen untuk

mengaitkan setiap pendanaan

yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut (Halim, 2007).

1. Perumusan

Stategi

- Perumusan strategi melingkupi

rancangan Renstrada dan Renja bagi setiap SKPD

- Visi mencerminkan arah dan fokus

strategi yang jelas

- Visi mampu menarik komitmen dan

menggerakan pegawai, serta menciptakan standar keunggulan.

- Misi telah mencerminkan visi organisasi

- Arah kebijakan Pemerintah daerah

Ordinal

2. Perencanaan

Strategik

- Proses penyusunan rencana startegik

didasarkan pada hasil evaluasi kinerja tahun sebelumnya

- perencanaan strategik menghasilkan

sasaran strategik dan target yang akan dicapai

- Target kinerja memeiliki kriteria; spesifik

dan jelas, dapat diukur secara obyektif, relevan, dan kerangka waktu pencapaian jelas.

Ordinal

3. Penyusunan

Program

- Program yang disusun sesuai dengan

tujuan dan misi organisasi.

- Mempunyai track record dalam

melaksanakan program.

- Menempatkan program-program pada

fungsi/subfungsi yang sesuai.

Ordinal

4. Penganggaran - Mekanisme penyusunan APBD

didasarkan pada peraturan pemerintah

- Penentuan plafon anggaran dilakukan

oleh PPKD.

- Anggaran disusun berdasarkan

pertimbangan jumlah pendapatan dan belanja dalam APBD.

Ordinal

5. Implementasi - Pengkoordinasiaan anggaran selalu

dilaksanakan

- Pengendalian anggaran selalu

dilaksanakan

Ordinal

6. Pelaporan

kinerja

- Pelaporan pelaksanaan anggaran selalu

dilaksanakan

Ordinal

7. Evaluasi

Kinerja

- Evaluasi program dan kegiatan selalu

dilaksanakan.

- Evaluasi ekonomi, efisiensi, efektivitas,

dan fungsi program yang dilaksanakan

Ordinal

8. Umpan Balik

Mahmudi (2010) dalam Kurniawan (2011)

- Umpan balik Skpd dapat dilihat dari

prestasi yang dicapai.

Mahmudi (2010) dalam Kurniawan (2011)

(4)

Kinerja Keuangan (Variabel Y)

Akhmad Solikin (2006)

menyatakan bahwa kinerja

keuangan yaitu kinerja kegiatan

operasional yang berdimensi

keuangan.

1. Efektif - Tujuan program sudah memadai dan

tepat sasara.

- Melaksanakan progran yang lebih baik

dengan biaya terendah

- SPM sudah sesuai dengan tingkat

efektifitas program

- Pelaporan efektifitas program

(Mardiasmo, 2002)

Ordinal

2. Efisien - Proses menghasilkan output yang

optimal dengan sumberdaya yang

dimiliki

- Pengadaan sumberdaya sesuai dengan

kebutuhan pada biaya terendah

- Melindungi dan memelihara sumberdaya

yang ada secara mamadai

- Menghindari kegiatan yang kurang jelas

tujuannya

- Menghindari adanya pengangguran

sumberdaya yang tersisa. Mardiasmo (2002)

3. Ekonomis - Menggunakan harga terendah antara

standar satuan harga dan harga pasar dalam rencana kegiatan anggaran.

- Menggunakan prinsip barang/jasa dengan

biaya terendah saat pengadaan barang dan jasa

- Menggunakan biaya dengan tidak

melebihi biaya yang dianggarkan

- Menggunakan Prinsip Kualitas

barang/jasa yang terbaik.

- Ekonomis dalam mengelurakan pos

Biaya.

Mardiasmo (2002)

3.4 Populasi Dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2009:61). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SKPD yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara sebanyak 25 SKPD.

(5)

3.4.2 Sampel

Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling, teknik penentuan sampel dengan pertimbangan/kriteria tertentu (Sugiyono, 2009:68). Adapun pertimbangan yang ditentukan oleh penulis dalam pengambilan sampel adalah sebagai staf yang terlibat dalam proses penyusunan angggaran yaitu yaitu kepala SKPD, kepala bagian dan kepala sub bagian yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran pemerintahan daerah

Adapun yang terpilih menjadi sampel penelitian berdasarkan pertimbangan yang ditentukan oleh penulis adalah sebanyak 75 responden dari 25 SKPD dan untuk masing-masing SKPD terdiri dari 3 orang yaitu kepala SKPD, kepala bagian dan kepala sub bagian yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran pemerintahan daerah. Untuk lebih jelasnya jumlah populasi dan sampel dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4: Jumlah sampel per unit populasi

No Populasi Jumlah

Sampel

1 Inspektorat 3

2 Setwan 3

3 Bagian Umum dan Humas 3

4 Bagian Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah 3

5 Bagian Ekonomi 3

6 Bagian Pemerintahan 3

7 Dinas PPKAD 3

8 Dinas PU 3

9 Dinas Kesehatan 3

10 Dinas Pendidikan Nasional 3

11 Dinas Dispora 3

12 Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan 3

13 Dinas Kelautan dan Perikanan 3

(6)

15 Dinas Koperindag 3 16 Dinas Perhubungan Pariwisata Komunikasi dan

Informasi

3

17 Dinas Nakertransos 3

18 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 3

19 Kantor Perpustakaan dan Arsip 3

20 BKD 3

21 BLH 3

22 Bappppeda 3

23 BPMD 3

24 Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu 3

25 BKBPP 3

Total 75

Sumber: Pemerintah Daearah Kab. Gorut

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dari responden yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan angket sebagai teknik pengumpulan data. Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk di isi oleh responden.

3.6 Prosedur Pengujian Instrumen Penelitian

Penggunaan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan, maka diharapkan hasil penelitian ini akan menjadi valid dan reliabel. Hal ini berarti bahwa dengan menggunakan yang telah teruji veliditas dan realiabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel.

3.6.1 Uji Validitas Instrumen

Uji validitas dilakukan untuk mengukur pertanyaan yang ada dalam kuesioner atau pertanyaan yang dianggap sahih jika pertanyaan tersebut mampu

(7)

mengungkap apa yang ingin diukur. Menurut Sugiono (2004) intrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Uji validitas data dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing pertanyaan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel. Selanjutnya dalam memberikan intrepretasi dalam koefisien korelasi.

Untuk pengujian validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah:

Dimana:

R hitung = Koefisien Korelasi

∑Xi = Jumlah Skor Item

∑Yi = Jumlah Skor Total (seluruh item)

n = Jumlah Responden

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

Dimana:

t = Nilai t-hitung

r = Koefisien Korelasi hasil r-hitung n = Jumlah Respoden

(8)

Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2) kaidah keputusan: Jika, thitung > ttabel berarti Valid, sebaliknya

thiutng < ttabel berarti tidak Valid

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

Tabel 5: Indeks Koefisien Korelasi Nilai r Tingkat Korelasi 0,000 – 0,199 Korelasi sangat rendah 0,200 – 0,399 Korelasi rendah 0,400 – 0,599 Korelasi sedang 0,600 – 0,799 Korelasi kuat 0,800 – 1,000 Korelasi sangat kuat Sumber: Hasil Olah Data 2012.

3.6.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas pada dasarnya untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data pada dasarnya menunjukan ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan terhadap pernyataan-perrnyataan yang sudah valid, untuk mengetahui sejauhmana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuisioner dalam mengukur suatu kontrak yang sama atau stabilitas kuisioner jika digunakan dari waktu ke waktu). Reliabilitas instrument penelitian dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien cronbach’s Alpha. Jika nilai koefisien alpha sama dengan atau lebih besar dari 0,6 maka disimpulkan bahwa instrument penelitian tersebut handal atau reliabel (Ghozali, 2005). Koefisien korelasi antara dua kelompok tersebut menunjukan

(9)

kehandalan internal alat ukur yang digunakan. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, penulis menggunakan koefisien reliabitas Alpha cronbach (Ghozali, 2005) yaitu :

Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 : Jumlah varians butir

σt2 : Varians total

3.7 Teknik Analisa Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linear sederhana. Penggunanaan teknik ini karena dalam penelitian ini hanya digunakan satu variabel terikat (Kinerja keuangan) dan satu variabel independen (Penerapan anggaran berbasis kinerja). Model yang akan dibentuk sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2009: 261) adalah:

Y= a + bX Y : Variabel dependen (Kinerja Keuangan)

X : Variabel independen (Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja) b : Angka arah atau koefisien regresi

(10)

3.7.1 Pengujian Hipotesis

Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi linear sederhana, terlebih dahulu data tersebut diuji kenormalannya, apakah data tersebut berdistribusi secara normal atau tidak. Jika data yang diperoleh itu tidak terdistribusi dan variansinya tidak sama, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan alat statistik nonparametrik. Pengujian normalitas data dilakukan dengan melihat grafik penyebaran data dan kolmogorow–smirnov. Jika tingkat signifikannya lebih besar dari 0,05, maka data itu terdistribusi normal. Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal .

Pengujian hipotesis bertujuan menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen yaitu anggaran berbasis kinerja terhadap kinerja keuangan sebagai variabel dependen. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisa regresi linear sederhana (Uji t).

Uji Parsial (Uji t)

Secara parsial hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut:

H0: B = 0 Penerapan anggaran berbasis kinerja tidak berpengaruh terhadap

Kinerja keuangan.

Ha: B ≠ 0 Penerapan anggaran berbasis kinerja berpengaruh terhadap kinerja

keuangan.

Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara thitung dengan ttabel. Untuk

(11)

menentukan nilai ttabel ditentukan dengan tingkat signifikasi 5% dengan derajat

kebebasan df = (n-k) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan adalah:

Jika t hitung > t tabel (n-k) maka Ho ditolak,

Jika t hitung < t tabel (n-k) maka Ho diterima.

3.7.2 Koefisien Determinasi R2

Untuk mengukur besarnya proporsi atau presentasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen maka dilakukan pengujian koefisien determinan. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R2

≤ 1). Hal ini berarti R2 = 0 menunjukan tidak adanya pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen, bila R2 semakin besar mendekati 1, menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Gambar

Tabel 3:  Definisi Operasional Variabel
Tabel 4: Jumlah sampel per unit populasi
Tabel 5: Indeks Koefisien Korelasi  Nilai  r  Tingkat Korelasi  0,000 – 0,199  Korelasi sangat rendah  0,200 – 0,399  Korelasi rendah  0,400 – 0,599  Korelasi sedang  0,600 – 0,799  Korelasi kuat  0,800 – 1,000  Korelasi sangat kuat  Sumber: Hasil Olah Dat

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses utama, komputasi menggunakan metode Template Matching dan Hamming Distance, pola wajah akan dilatih untuk mendapatkan sebuah matriks bobot, yang selanjutnya

Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian yang berjudul “Pengaruh Penambahan Pektin dan Gliserol Pada Gel Lidah Buaya (Aloe vera L.) Dan Lama Pencelupan sebagai

Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi polemik dengan kemunculan kurikulum berbasis KKNI ini. Sebagai sebuah produk yang diujicobakan, perlu diadakan berbagai penelitian

Dari hasil uji hipotesis melalui regresi linear sederhana Dengan SPSS versi 25 diperoleh ada korelasi (hubungan) yang signifikan antara variable manajemen tenaga

Penerapan Model pembelajaran Penemuan terbimbing (Guided Discovery learning) untuk meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Proses sains Siswa.Jurnal kumpulan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin timbul dalam pembangunan sistem perizinan online tersebut, melakukan analisa

Berkomitmen untuk mulai merealisasikan rencana penanaman modal paling lambat 1 (satu) tahun setelah diterbitkannya keputusan pengurangan Pajak Penghasilan badan.

Media yang digunakan adalah TSA (Tryptic Soy Agar), dibuat dengan cara: 45,7 g serbuk TSA dituangkan ke dalam 1 L aquades mendidih pada labu Erlenmeyer, kemudian