• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD STRUKTUR BPPKB KEPALA BADAN. Bidang Kelembagaan PUG & PUA. Sub Bidang Peningkatan Kesejaht. Kel.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD STRUKTUR BPPKB KEPALA BADAN. Bidang Kelembagaan PUG & PUA. Sub Bidang Peningkatan Kesejaht. Kel."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

7

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Provinsi Jawa Timur yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor : 10 Tahun 2008 tanggal 22 Agustus 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor : 109 Tahun 2008, tanggal 25 Agustus 2008 tentang Uraian Tugas Sekretaris, Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang. Susunan struktur organisasi sesuai dengan peraturan tersebut adalah sebagai berikut :

Kesi

KEPALA BADAN

STRUKTUR BPPKB

Sekretariat Bidang Perlindungan Perempuan & Anak Sub Bag TU Sub Bag Penyusunan Program Sub Bag Keuangan Bidang Kelembagaan

PUG & PUA

Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Bidang Keluarga Berencana Sub Bidang Perlindungan Perempuan Sub Bidang Perlindungan Anak Sub Bidang Pemberdayaan Lembaga Masy Sub Bidang Data & Informasi Sub Bidang Peningkatan Kesejaht. Kel. Sub Bidang Peranserta Perempuan Sub Bidang Pengendalian Pertumb Pendd. Sub Bidang Sarana & Prasarana. Kelompok Jabatan Fungsional

(2)

8

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

Data Jumlah Jabatan Struktural Badan PP dan KB Provinsi Jawa Timur

NO JABATAN KET Formasi L P Jumlah +/-

1 Kepala Badan Eselon II 1 0 1 1 0

2 Sekretaris/Kabid Eselon III 5 3 2 5 0 3 Kasubag/Kasubid Eselon IV 11 4 7 11 0

Jumlah 17 6 9 15 0

Berdasarkan data tersebut di atas, Formasi Jabatan Pejabat baik

Eselon II, III dan IV di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana sudah terpenuhi. Saat ini untuk struktur organisasi Badan PP dan KB Provinsi Jawa Timur diusulkan untuk diadakan perubahan nomenklaturnya yang disesuaikan dengan nomenklatur dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, sehingga rencananya nomenklatur Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana akan disesuaikan menjadi Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur.

Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah yang bersifat spesifik yaitu dibidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana.

(3)

9

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya. d. Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.

SEKRETARIS

1. Tugas Pokok : Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan Administarasi Umum , Kepegawaian, Perlengkapan, Penyusunan Program dan Keuangan.

2. Fungsi :

a. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum; b. Pengelolaan administrasi kepegawaian;

c. Pengelolaan administrasi keuangan; d. Pengelolaan administrasi perlengkapan e. Pengelolaan urusan rumah tangga;

f. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang-undangan;

g. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang; h. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan badan;

i. Pelaksanaan monitoring , evaluasi organisasi dan tata laksana; j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala badan. Susunan organisasi di Sekretariat terdiri atas :

1. Sub Bagian Tata Usaha, yang mempunyai tugas :

 Melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman

surat-surat, penggandaan naskah-naskah dinas, kearsipan dinas

 Menyelenggarakan urusan rumah tangga dan keprotokolan

 Melaksanakan tugas di bidang hubungan masyarakat

 Mempersiapkan seluruh rencana kebutuhan kepegawaian mulai

(4)

10

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

peninjauan masa kerja, pemberian penghargaan, kenaikan pangkat, DP-3, DUK, Sumpah / Janji Pegawai, Gaji Berkala, kesejahteraan, mutasi dan pemberhentian pegawai, diktat, ujian dinas, izin belajar, pembinaan kepegawaian dan disiplin pegawai, menyusun standar kompetensi pegawai, tenaga teknis dan fungsional dan menyelenggarakan tata usaha kepegawaian lainnya

 Melakukan penyusunan kebutuhan perlengkapan, pengadaan dan

perawatan peralatan kantor, pengamanan, usulan penghapusan aset serta menyusun laporan pertanggungjawaban atas barang-barang inventaris

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.

2. Sub Bagian Penyusunan Program, yang mempunyai tugas :

 Menghimpun data dan menyiapkan bahan koordinasi penyusunan

program

 Melaksanakan pengolahan data

 Melaksanakan perencanaan program

 Menyiapkan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan

perundang-undangan

 Menghimpun data dan menyiapkan bahan penyusunan program

anggaran

 Melaksanakan monitoring dan evaluasi

 Melaksanakan penyusunan laporan

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.

3. Sub Bagian Keuangan, yang mempunyai tugas :

 Melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk pembayaran gaji

pegawai

(5)

11

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

 Menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

pengelolaan keuangan

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.

BIDANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK

1. Tugas Pokok :

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan program dan kegiatan Perlindungan Perempuan dan Anak.

2. Fungsi

a. Melaksanakan perumusan kebijakan teknis di Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak;

b. Melaksanakan koordinasi jaringan perlindungan perempuan dan anak;

c. Menyusun pedoman teknis pelaksanaan program perlindungan perempuan dan anak

d. Melaksanakan dan memfasilitasi perlindungan perempuan dan anak pada pusat pelayanan terpadu (PPT) korban kekerasan pada perempuan dan anak;

e. Melaksanakan monitoring evaluasi dan pelaporan perlindungan perempuan dan anak;

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak terdiri atas :

1. Sub Bidang Perlindungan Perempuan, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan kebijakan dalam rangka perlindungan perempuan dari tindak kekerasan

- Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dibidang

(6)

12

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

- Menyiapkan bahan upaya pencegahan dan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan

- Menyiapkan bahan fasilitasi perlindungan perempuan

- Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

2. Sub Bidang Perlindungan Anak, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman pelaksanaan

perlindungan anak

- Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dibidang

perlindungan anak

- Menyiapkan bahan upaya pencegahan dan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap anak

- Menyiapkan bahan pencegahan terhadap pornografi dan pornoaksi terhadap anak

- Menyiapkan bahan fasilitasi perlindungan anak

- Menyiapkan bahan program peningkatan partisipasi anak - Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang.

BIDANG KELEMBAGAAN PENGARUSTAMAAN GENDER DAN

PENGARUSTAMAAN ANAK

1. Tugas Pokok:

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan program dan kegiatan Pengarustamaan Gender (PUG) Dan Pengarustamaan Anak (PUA) dipimpin 1 (satu) orang pejabat Eselon 3 (Tiga).

2. Fungsi :

a. Melaksanakan perumusan kebijakan teknis di bidang PUG dan PUA;

(7)

13

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

b. Melaksanakan koordinasi di bidang PUG dan PUA;

c. Melaksanakan penyiapan pedoman teknis dan program PUG dan PUA;

d. Melaksanakan pengembangan informasi dan edukasi tentang PUG dan PUA;

e. Melaksanakan fasilitasi jaringan PUG dan PUA;

f. Melaksanakan pelestarian nilai-nilai sosial budaya yang responsive Gender;

g. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi PUG dan PUA;

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Bidang Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Pengarusutamaan Anak, terdiri atas :

1. Sub Bidang Pemberdayaan Lembaga Masyarakat, yang mempunyai tugas:

- Menyiapkan bahan koordinasi dan kemitraan dengan jaringan pemberdayaan perempuan dan anak

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman teknis pemberdayaan perempuan dan anak

- Menyiapkan bahan pengembangan dan penguatan lembaga pemberdayaan perempuan dan anak

- Menyiapkan bahan fasilitasi jaringan pemberdayaan perempuan dan anak

- Menyiapkan bahan pelaksanaan pelestarian nilai-nilai sosial budaya yang responsif gender

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang. 2. Sub Bidang Data dan Informasi, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan penyusunan data base dan informasi perempuan dan anak

(8)

14

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

- Menyiapkan bahan koordinasi pelaksanaan pendataan dan informasi tentang perempuan dan anak

- Menyiapkan bahan pengembangan data base tentang komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pemberdayaan perempuan, perlindungan dan kesejahteraan anak

- Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pemberdayaan perempuan dan anak

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

BIDANG PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN

1. Tugas Pokok:

a. Melaksanakan koordinasi program dan kegiatan kualitas hidup dan peran perempuan;

2. Fungsi :

a. Melaksanakan perumusan kebijakan teknis di bidang kualitas hidup perempuan, kesejah teraan keluarga dan peran perempuan di bidang pembangunan.

b. Melaksanakan koordinasi di bidang bidang kualitas hidup perempuan;

c. Menyiapkan dan melaksanakan program kualitas hidup perempuan;

d. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan peingkatan kualitas hidup perempuan;

e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan, terdiri atas :

1. Sub Bidang Peningkatan Kesejahteraan Keluarga, yang mempunyai tugas :

(9)

15

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

- Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi/lembaga terkait di bidang kesehatan, pendidikan, dan ketenagakerjaan

- Menyiapkan bahan pedoman pelaksanaan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan perempuan

- Menyiapkan bahan koordinasi pelaksanaan pemberdayaan

perempuan dalam rangka penanggulangan HIV/AIDS, NAPZA - Menyiapkan bahan pelaksanaan pemberdayaan perempuan dalam

rangka pelaksanaan penguatan kelembagaan di bidang pendidikan kesehatan dan ketenagakerjaan

- Menyiapkan bahan pemberian bimbingan, motivasi dan petunjuk dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarga

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

2. Sub Bidang Peranserta Perempuan, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi/lembaga terkait dalam rangka peningkatan peran perempuan di bidang ekonomi, sosial budaya, politik, hukum dan lingkungan hidup

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan pelaksanaan dalam rangka peningkatan peran serta perempuan di bidang ekonomi, sosial budaya, politik, hukum dan lingkungan hidup

- Menyiapkan bahan analisis dan kajian peran serta perempuan - Menyiapkan bahan pelaksanaan peningkatan produktivitas

ekonomi perempuan

- Menyiapkan bahan pelaksanaan peningkatan peran perempuan dalam pengambilan keputusan

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

(10)

16

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

BIDANG KELUARGA BERENCANA

1. Tugas Pokok:

a. Merencanakan, melaksanakan dan koordinasi program dan kegiatan di Bidang Keluarga Berencana.

2. Fungsi :

a. Melaksanakan perumusan kebijakan di Bidang Keluarga Berencana;

b. Melaksanakan dan memfasilitasi program kegiatan Keluarga Berencana;

c. Melaksanakan dan memfasilitasi sarana, prasarana Keluarga Berencana;

d. Melaksanakan sosialisai pengendalian pertumbuhan;

e. Melaksanakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan tentang Keluarga Berencana;

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Bidang Keluarga Berencana, terdiri atas :

1. Sub Bidang Pengendalian Pertumbuhan Penduduk, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan fasilitasi

pengendalian pertumbuhan penduduk

- Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi program dan kegiatan pengendalian pertumbuhan penduduk

- Menyiapkan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengendalian pertumbuhan penduduk

- Menyiapkan bahan sosialisasi pengendalian pertumbuhan

(11)

17

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

2. Sub Bidang Sarana dan Prasarana, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan fasilitasi di bidang sarana dan prasarana keluarga berencana

- Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi pengkajian kebutuhan di bidang sarana dan prasarana keluarga berencana

- Menyiapkan bahan pelaksanaan pembinaan dan supervisi di bidang sarana dan prasarana keluarga berencana

- Menyiapkan bahan pelaksanaan monitoring, pemantauan,

evaluasi pelaksanaan pengembangan di bidang sarana dan prasarana keluarga berencana

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

(12)

18

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

2.2 Sumber Daya

Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Pangkat dan Golongan Tahun 2013

di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur

Tabel 1 No. Pangkat Gol. Laki-Laki Perempuan 2012 2013 2012 2013 1 Pembina Utama Madya IV/ d 0 0 0 1 2 Pembina Utama Muda IV/ c 0 0 1 0 3 Pembina Tk. I IV/ b 2 2 2 1 4 Pembina IV/ a 6 5 6 7 5 Penata Tk. I III / d 12 10 6 5 6 Penata III / c 6 5 1 1

7 Penata Muda Tk. I III / b 8 6 7 7

8 Penata Muda III / a 2 1 2 2

9 Pengatur Tk. I II / d 2 3 1 3

10 Pengatur II / c 3 2 0 0

11 Pengatur Muda Tk. I II / b 2 1 0 1

Jumlah 43 35 26 28

Sumber data : Sub Bagian Tata Usaha per 1 Desember 2013

Komposisi jumlah PNS Badan PP dan KB Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 sebanyak 63 orang, dari Jumlah PNS tersebut sebagaimana tersebut pada Tabel 3 di atas, ternyata terjadi penggelembungan piramida di level Midle Management atau level PNS pada Golongan III sebanyak 37 orang atau sebesar 59 %, sedangkan pada level Low Management atau PNS

(13)

19

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

pada Golongan II sebanyak 10 orang atau sebesar 16 %, artinya di Badan pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur dalam klasifikasi pegawai berdasarkan pangkat dan golongan masih belum bias dikatakan ideal. Dari kondisi tersebut di atas, kondisi idealnya dari PNS yang ada di Badan pemberdayaan Perempuan Provinsi Jawa Timur pada level Top Management atau Gol. IV sebesar 25 % atau sebanyak 16 orang, untuk Golongan III pada Level Midle Management sebesar 30 % atau sebanyak 19 orang, sedangkan pada Level Low Management atau PNS Golongan II sebesar 45 % atau sebanyak 28 orang.

Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Jenis Pendidikan

di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur

Tabel 2 No. Jenis Pendidikan Satuan Laki-Laki Perempuan 2012 2013 2012 2013 1 S3 Orang 0 0 1 1 2 S 2 Orang 15 13 11 10 3 S 1 Orang 13 11 8 10 4 D 3 Orang 1 1 1 2 5 SLTA Orang 12 8 5 5 6 SLTP Orang 2 2 0 0 Jumlah Orang 43 35 26 28

Sumber Data: Sub Bagian Tata Usaha per 1 Desember 2013

Dari table tersebut diatas, Komposisi PNS yang berpendidikan S-2 pada Tahun 2012 sebanyak 26 orang, sedangkan pada Tahun 2013 turun menjadi 23 orang. Kondisi PNS yang berpendidikan S-2 pada Tahun 2013 menduduki peringkat I dengan persentase sebesar 36,5 % dari Total Jumlah PNS di Badan PP dan KB Provinsi Jawa Timur sebanyak 63

(14)

20

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

orang. PNS yang berpendidikan S-1 sebanyak 21 orang atau sebesar 33,3 % menduduki peringkat II, sedangkan dengan tingkat pendidikan SLTA sebanyak 13 orang atau sebesar 26,3 % menduduki peringkat III. Dengan melihat kondisi tersebut di atas, berarti peningkatan jenjang pendidikan bagi PNS di lingkungan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur sudah dianggap sesuatu yang penting untuk jenjang karier, namun yang perlu diingat bahwa dalam prinsip manajemen organisasi yang baik adalah tingkatan low manajemen komposisinya harus lebih banyak daripada tingkat middle manajemen. Kemudian khusus bagi PNS yang sudah berpendidikan S-2 untuk memenuhi kondisi dilakukan pemetaan PNS dengan melakukan Uji Kompetensi, sehingga dapat diketahui keinginan dan kemampuan PNS berdasarkan kompetensinya.

Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Usia Tahun 2013

Tabel 3 No Umur Tahun 2013 Juml % L % P % 1. < 30 tahun 0 0 3 4.76 3 4.76 2. 30-39 tahun 0 0 3 4.76 3 4.76 3. 40-49 tahun 19 30.16 10 15.87 29 46.03 4. ≥50 tahun 16 25.40 12 19.05 28 44.45 Jumlah 35 55.56 28 44.44 63 100

Sumber Data: Sub Bagian Tata Usaha per 1 Desember 2013

Dengan memperhatikan Tabel 3 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa PNS yang usia produktif (< 30 tahun) di Badan PP dan KB Provinsi Jawa Timur tergolong minim atau sebesar 4,76 %, justru sebagian besar PNS berada pada kondisi usia tidak produktif (> 40 tahun) sebesar 46,03 % dan sampai dengan Tahun 2016, terdapat PNS yang akan memasuki Pensiun sebanyak 28 orang atau 44,45 %, sehingga perlu untuk mempersiapkan permohonan pengadaan formasi CPNS baru di Badan PP dan KB Provinsi Jawa Timur.

(15)

21

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

Kondisi ideal adalah seperti bentuk piramida, dimana Jumlah PNS termasuk dalam katagori produktif harus lebih banyak untuk menunjnag produktivitas kerja, dengan komposisi sebagai berikut :

 PNS dalam usia produktif < 40 tahun sebesar 50 % atau sebanyak 32 orang. Kondisi riil jumlah PNS dalam usia produktif sebanyak 10 orang.

 PNS yang berusia 40 – 49 tahun sebesar 30 % atau sebanyak 19 orang.

Kondisi riil jumlah PNS pada kisaran umur tersebut sebanyak 29 orang.

 PNS dalam katagori kurang produktif (> 50 tahun) sebesar 20 % atau sebanyak 14 orang. Kondisi riil jumlah PNS di atas 50 tahun sebanyak 28 orang.

(16)

22

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

Adapun sarana dan prasarana pendukung kinerja pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur yang digunakan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas, pokok dan fungsi sampai dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Baik Rusak

1 Kendaraan Dinas Roda 4 6 unit 5 1 dlm thp penghapusan 2 Kendaraan Dinas Roda 2 9 unit 9

3 Loudspeaker 1 unit 1

4 Lemari kaca Tempel 3 unit 3

5 White Board 2 unit 2

6 White Board Electronik 1 unit 1

7 Lemari Kayu 5 buah 5

8 Mimbar/Podium 1 unit 1

9 Microphone 1 unit 1

10 Tempat Koran 8 buah 8

11 Kursi/Sofa Tamu 7 unit 7

12 Lemari es 11 buah 11

13 AC 33 unit 32 1 dlm thp penghapusan

14 Air Purifer 2 unit 2

15 Telepon 10 unit 10

16 Televisi 12 buah 12

17 TV LCD Wireleess 1 unit 1

18 Dispenser 2 buah 2

19 Note Book 44 unit 44

20 Laptop 6 unit 4 2 dlm thp penghapusan

21 Komputer PC 41 unit 40 1 dlm thp penghapusan 22 Komptr Touch Screen 1 unit 1

23 UPS 23 unit 23

24 CD MS Office 2 unit 0 2 dlm thp penghapusan

25 Hard Disk External 4 unit 4

26 Printer 59 unit 54 5 dlm thp penghapusan

27 Switch Up 3 unit 3

28 Scaner 7 unit 6 1 dlm thp penghapusan

29 Meja Eselon II 1 buah 1

30 Kursi Eslon II 1 buah 1

31 Meja Eselon III 5 buah 5

32 Kursi Eslon III 5 buah 5

33 Meja Eselon IV 11 buah 11

SARANA PRASARANA PADA BPPKB PROV JATIM

(17)

23

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

Sarana dan prasarana berupa aset guna mendukung kinerja pada BPPKB Prov. Jatim masih cukup memadai dan mendukung meskipun ada beberapa barang aset yang rusak (dalam usulan/proses penghapusan) dan barang yang rusak rata-rata pengadaan Tahun 2009 dan Tahun 2010.

(18)

24

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

Tabel 2.2

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan BPPKB Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 - 2014

No Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 Anggaran Realisasi Belanja Tidak Langsung 4.059.768.000 4.627.560.000 4.457.778.498 4.872.871.000 4.897.837.000 3.330.816.871 4.352.494.568 4.221.123.088 4.366.921.979 4.499.944.967 82,04 94,06 94,69 89,62 91,88 167.813.800 24.490.080 Belanja Langsung 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2.555.231.000 2.455.231.000 5.094.950.000 3.157.000.000 3.250.000.000 2.522.513.667 2.323.055.766 4.930.682.617 3.068.077.000 3.158.044.440 98,72 94,62 96,78 97,18 97,15 694.769.000 635.530.773 2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur - - 275.000.000 350.000.000 500.000.000 - - 271.163.990 347.151.260 487.270.115 - - 98,61 99,19 97,45 500.000.000 487.270.115 3. Program Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan - - 440.000.000 500.000.000 300.000.000 - - 437.959.650 435.216.400 298.976.100 99,54 87,04 99,66 300.000.000 298.976.100 4. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah - 50.000.000 43.650.000 43.650.000 43.000.000 - 48.081.000 43.638.000 43.650.000 42.600.000 - 96,16 99,97 100,00 99,07 43.000.000 42.600.000 5. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan - 2.400.000.000 1.650.000.000 1.080.000.000 - - 2.369.000.000 1.641.991.350 1.071.794.340 - 98,72 99,51 99,24 - - -

(19)

25 Rencana Strategik BPPKB 2014-2019 6. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutam aan Gender dan Anak 3.252.334.400 843.750.000 400.000.000 520.000.000 2.000.000.000 3.147.373.785 825.185.450 396.246.025 519.604.690 96,77 97,80 99,06 99,92 99,45 (1.252.334.400) (3.147.373.785) 7. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan 2.821.427.000 5.350.000.000 5.300.000.000 5.062.600.000 4.950.000.000 2.274.658.334 5.229.286.140 5.284.848.407 4.972.209.595 4.869.387.821 98,34 97,74 99,71 98,21 98,37 2.128.573.000 2.594.729.487 8. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan 1.128.008.500 1.095.120.665 97,08 (1.128.008.500) (1.095.120.665) 9. Program Keluarga Berencana 5.464.266.200 6.106.250.000 3.800.000.000 2.654.400.000 1.706.600.000 5.410.710.916 6.046.625.982 3.775.414.000 2.611.488.800 1.673.005.132 99,02 99,02 99,35 98,38 98,32 (3.757.666.200) (3.737.705.784) 10 Program Pengembanga n Model Operasional BKB- Posyandu-PADU 369.964.000 368.279.075 99,54 (364.964.000) (368.279.075) JUMLAH ANGGARAN 19.650.999.000 21.832.791.000 21.461.378.498 18.240.521.000 17.643.087.000 18.656.473.313 21.194.077.206 21.003.067.127 17.468.062.686 17.014.499.990 94,94 97,07 97,86 95,77 96,44 (2.007.912.000) (1.641.973.323) JUMLAH BELANJA PEGAWAI 3.836.533.400 4.832.476.000 4.070.339.000 3.636.590.000 3.566.010.000 3.791.537.100 4.305.641.000 4.064.129.000 3.597.675.000 3.514.205.000 98,83 89,10 99,85 98,93 98,55 (270.523.400) 277.332.100) JUMLAH BELANJA BARANG DAN JASA 10.190.738.400 12.027.527.900 10.490.932.800 8.930.770.000 8.449.140.000 10.006.449.342 11.781.663.488 10.334.079.739 8.688.230.847 8.307.850.248 98,19 97,96 98,50 97,28 98,33 (1.741.598.400) (1.698.599.094) JUMLAH BELANJA MODAL 1.563.959.200 795.227.100 2.442.328.200 800.290.000 730.100.000 1.527.670.000 754.278.150 2.383.735.300 783.286.700 696.248.100 97,68 94,85 97,60 97,88 95,36 (833.859.200) (831.421.900)

(20)

26

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

ANALISIS ANGGARAN

A. BelanjaPegawai

Tahun Anggaran 2009 sampai dengan Tahun Anggaran 2010 Belanja Pegawai mengalami peningkatan sebanyak hampir 3% hal ini terjadi dikarenakan bertambahnya jumlah pegawai dan banyak kegiatan sehingga bertambah pada pemberian honorarium sidang persiapan dan evaluasi yang diadakan setiap akan dan sesudah pelaksanaan kegiatan, akan tetap imulai Tahun Anggaran 2011 mengalami penurunan sebanyak 3,10%, penurunan ini terjadi karena banyaknya pegawai yang purna tugas. Alokasi Belanja Pegawai mengalami peningkatan lagi dari Tahun Anggaran 2012 sampai dengan Tahun Anggaran 2013 mencapai peningkatan sampai dengan hampir 2%.

B. BelanjaBarangdanJasa

Belanja Barang dan Jasa Tahun 2009 sampai dengan Tahun Anggaran 2010 mencapai 1,5% dikarenakan Badan Pemberdayaan Perempuan baru berdiri dan membutuhkan masukan dari Kabupaten / Kota se Jawa Timur sehingga peningkatan terjadi pada alokasi Belanja Perjalanan Dinas dan Rapat Koordinasi guna menggali isue-isue tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi di Kabupaten/ Kota di Jawa Timur. Belanja Barang dan Jasa mengalami penurunan sampai dengan Tahun Anggaran 2010 sampai 2012 mencapai sekitar 5,2% hal ini dikarenakan terjadi pengurangan alokasi Belanja Barang dan Jasa untuk dialokasikan pada Belanja Modal dikarenakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur mendapat Gedung Baru untuk Kantor BPPKB yang selama ini menempati Gedung milik Rumah Sakit Jiwa Menur dan pada Tahun Anggaran 2013 mengalami kenaikan kembali sekitar 5%.

(21)

27

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

C. Belanja Modal

Belanja Modal pada Tahun Anggaran 2009 sampai dengan Tahun Anggaran 2010 mengalami penurunan karena sudah sementara terpenuhinya peralatan yang dibutuhkan saat itu dengan disesuaikan luas dan kondisi gedung karena gedung yang ditempati saat itu adalah milik Rumah Sakit Jiwa Menur. Sedangkan pada Tahun Anggaran 2011 mengalami peningkatan sebesar 7,75% hal ini disebabkan karena Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur memiliki gedung baru sehingga dengan kondisi bangunan yang dua lantai dimana sangat membutuhkan banyak barang dan peralatan kantor sehingga alokasi Belanja Modal mengalami peningkatan menjadi 11,38%. Sedangkan pada Tahun Anggaran 2012 alokasi Belanja Modal turun sampai dengan 7% dikarenakan sudah terpenuhinya barang dan peralatan kantor yang dibutuhkan.

D. Ex Pembangunan setiap tahunnya meningkat atau menurun anggarannya, capaian bagaimana.

Pada Tahun Anggaran 2009 Badan Pemberdayaan Perempuandan dan Keluarga Berencana mendapat alokasi anggaran Ex Pembangunan sebesar Rp.15.591.231.000,- (lima belas milyar lima ratus Sembilan puluh satu juta dua ratus tiga puluh satu ribu rupiah) dan terjadi peningkatan sekitar 9.38% atau menjadi Rp. 17.205.231.000,- (tujuh belas milyar dua ratus lima juta dua ratus tiga puluh satu ribu rupiah) dikarenakan meningkatnya kegiatan yang harus dilakukan oleh BPPKB Provinsi Jawa Timur akan tetapi mengalami penurunan pada Tahun Anggaran 2011 sekitar 1.2% atau menjadi Rp.17.003.600.000,- (tujuh belas milyar tiga juta enam ratus ribu rupiah) dan terus mengalami penurunan sampai sekitar 25% atau menjadi Rp. 12.745.250.000,- (dua belas milyar tujuh ratus empat puluh lima juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) pada Tahun Anggaran 2013 hal ini disebabkan karena ada kebijakan anggaran.

(22)

28

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

2.3 Kinerja Pelayanan

Tabel 2.1

Pencapaian Kinerja Pelayanan BPPKB Tahun 2009 - 2014

Provinsi Jawa Timur

NO Indikator kinerja sesuai tugas dan fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator lainnya

Target Renstra SKPD tahun ke- Realisasi capaian tahun ke- Rasio capaian pada tahun ke- 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2012 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 17 18 20 21 22 1 Indeks Pembangu nan Gender (IPG) V MDGs 63,48 65,11 65,64 66,24 67,00 63,48 65,11 65,61 66.56 66.56 100% 100% 99,95 % 99,04% 99.04 % 2 Indeks Pemberda yaan Gender (IDG) V MDGs 60,26 67,92 68,45 68,85 69,50 60,26 67,91 68,62 69.29 69.29 100 % 99,98 100% 99,66 % 99.66 % 3 Persentase Pengaduan Korban kasus KDRT, Non KDRT, dan Trafiking yangdiselesaik an Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim. V 100 % (2014) V 100 % (201 4) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 % 100% 100% 100 % 100% 4 Persentase Pelayanan Pemasangan Alat Kontrasepsi KB yang Responsif Gender V 0,020 917 0,048 304 0,056 301 0,052791 0,029941 0,0209 17 0,0483 04 0,056 301 0,052 791 0.009 83 100 100 100 100 32.82

1. Capaian Indikator Kinerja Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Terwujudnya Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki dalam memperoleh akses, kesempatan berpartisipasi, dan kontrol atas pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan. Ukuran yang dipakai adalah Indeks Pembangunan Gender (IPG), melalui IPG perbedaan pencapaian yang menggambarkan kesenjangan pencapaian antara laki-laki dan perempuan dapat terjelaskan sedangkan untuk mengukur persamaan peranan antara perempuan dan laki-laki dalam pengambilan keputusan di bidang politik maupun di bidang

(23)

29

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

manajerial adalah Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). Kedua ukuran tersebut diharapkan mampu memberikan penjelasan tentang kesetaraan gender dan keadilan gender yang dicapai melalui program-program pembangunan.

Dari tabel diatas dapat digambarkan bahwa Indikator Indeks Pembangunan Gender (IPG). Pada tahun 2009 capaiannya adalah 63,48 , sedangkan pada tahun 2010 meningkat menjadi 65,11 atau naik sebesar 2,56 persen, kemudian pada tahun 2011 kembali meningkat menjadi 65,61 atau naik sebesar 0,76 persen, dan pada tahun 2012 ditargetkan sebesar 66,24 dan capaiannya sebesar 66,56. Sedangkan pada tahun 2013 ditargetkan

sebesar 67.00 dan capaiannya sebesar 67.85 dan melebihi dari target yang

telah ditetapkan.

Indikator Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). Pada tahun 2009 capaiannya adalah 60,26, sedangkan pada tahun 2010 meningkat menjadi 66,98 atau naik sebesar 11,15 persen, kemudian pada tahun 2011 capaiannya kembali meningkat menjadi 68,62 atau naik sebesar 2,45 persen dan pada tahun 2012 capaiannya sebesar 69,29 naik sebesar 0,97 persen dibandingkan capaian tahun 2011. Dan pada tahun 2013 ditargetkan sebesar 69,50 dan capaiannya sebesar 70,77 melebihi dari target yang telah ditetapkan. Secara umum pencapaian pembangunan gender di Jawa Timur dari waktu ke waktu memperlihatkan perkembangan yang semakin membaik. Hal ini dapat diindikasikan dengan adanya peningkatan IPG dan IDG selama kurun waktu 2009 - 2013. Namun perlu diperhatikan bahwa peningkatan IPG dan IDG dalam kurun waktu tersebut belum memberikan gambaran yang menggembirakan apabila dilihat dari kerangka pencapaian persamaan status dan kedudukan menuju kesetaraan dan keadilan gender. Apabila dibandingkan antara IPM dan IPG selama kurun waktu tersebut masih belum mampu mengurangi jarak secara nyata dalam pencapaian kapabilitas dasar antara laki-laki dan perempuan. Gap antara IPM dan IPG masih terlihat tetap dan cenderung tidak berubah dari besarannya, meskipun IPG memperlihatkan perkembangan yang selalu meningkat ( Data tabel pembanding dibawah ini.

(24)

30

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

Tabel Pembanding antara IPM dan IPG tahun 2009 - 2013

Tahun IPM IPG Selisih

2009 71,06 63.48 7.58

2010 71.62 65.11 6.51

2011 72,18 65.61 6.57

2012 72,83 66,56 5.98

2013 73,54 67,85 5.69

*) Data IPM dan IPG tahun 2013 sangat sementara

Berdasarkan data selisih antara IPM dan IPG tersebut diatas dapat dilihat bahwa disparitas dalam pelaksanaan pembangunan di Jawa Timur pada periode 2009 – 2013 berfluktuasi dengan kecenderungan terus menurun secara perlahan. Dengan perkembangan terakhir telah memperlihatkan hasil yang menggembirakan, nilai selisih antara IPM dan IPG pada tahun 2013 adalah sebesar 5.69, menurun dibandingkan nilai selisih tahun sebelumnya yang mencapai 5.98.

Permasalahan :

- Kurangnya kemampuan SDM (Sumber Daya Manusia) dalam pengolahan data yaitu mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisa dan penyajian data;

- Kurangnya koordinasi antar pemangku kepentingan dalam pelaksanaan percepatan pelaksanaan pembangunan gender untuk mewujudkan Keadilan dan Kesetaraan Gender (KKG);

- Masih kurangnya kapasitas bagi perencana di SKPD untuk paham dalam

perencanaan dan penganggaran program/kegiatan dengan

menggunakan analisa gender dan Pernyataan Anggaran Gender (GBS) untuk mewujudkan kesetaraan gender di semua bidang pembangunan; - SDM belum memahami isu-isu gender dalam penyusunan PPRG;

- Belum optimalnya para anggota focal point gender SKPD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya karena banyaknya tugas lainnya; - Belum tersedianya tenaga fasilitator PPRG di masing-masing SKPD; - Dalam melakukan analisis para perencana SKPD belum memiliki data

(25)

31

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

terpilah gender sebagai data pembuka wawasan;

- Sumber pendanaan dan kreatifitas penggalian sumber daya dan dana secara kontinyu serta konsistensi belum optimal;

- Masih kurangnya ketrampilan perempuan dalam meningkatkan usaha ekonomi poduktif ketrampilan;

- Masih kurangnya peranan perempuan untuk mewujudkan dan mengembangkan keluarga sehat sejahtera dan bahagia dalam pembangunan.

Meskipun dalam mencapai kesetaran dan keadilan gender

masih terdapat beberapa kendala/permasalahan yang harus ditindak lanjuti, namun dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya BPPKB mampu meraih penghargaan tingkat Nasional Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2013 dalam bidang Pengarusutamaan Gender (PUG) dari Presiden RI yaitu ANUGERAH PARAHITA EKAPRAYA (APE) delapan kali secara berturut-turut :

1. Tahun 2006 ANUGERAH PARAHITA EKAPRAYA (APE) TINGKAT UTAMA; 2. Tahun 2007 ANUGERAH PARAHITA EKAPRAYA (APE) TINGKAT UTAMA; 3. Tahun 2008 AUGERAH PARAHITA EKAPRAYA (APE) TINGKAT UTAMA; 4. Tahun 2009 AUGERAH PARAHITA EKAPRAYA (APE) TINGKAT UTAMA; 5. Tahun 2010 ANUGERAH PARAHITA EKAPRAYA (APE) TINGKAT PURNA

PARAHITA EKAPRAYA;

6. Tahun 2011 ANUGERAH PARAHITA EKAPRAYA (APE) TINGKAT UTAMA BIDANG KESETARAAN GENDER DAN PERLINDUNGAN ANAK;

7. Tahun 2012 ANUGERAH PARAHITA EKAPRAYA (APE) TINGKAT UTAMA TINGKAT PROVINSI BIDANG PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG). 8. Tahun 2013 ANUGERAH PARAHITA EKAPRAYA (APE) TINGKAT UTAMA

BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 2. Capaian Indikator Kinerja Jumlah Korban Kasus KDRT, Non

KDRT, dan Trafiking yang melapor, ditangani, dan diselesaikan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)

Sesuai dengan salah satu tujuan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi jawa Timur yaitu Perlindungan Perempuan dan Anak dari berbagai tindak kekerasan dan

(26)

32

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

perdagangan orang, maka salah satu sasaran yang dilakukan adalah meningkatkan pelayanan penanganan korban kekerasan dan perdagangan orang. Pelayanan tersebut meliputi penanganan kasus pengaduan, penanganan kesehatan, rehabilitasi sosial, penegakan dan bantuan hukum, pemulangan dan reintegrasi. Banyaknya korban tindak kekerasan dan perdagangan terhadap perempuan dan anak dijelaskan pada indikator ini.

Persentase korban kasus kekerasan dan perdagangan orang selama kurun waktu 5 (lima) tahun 2009 - 2013 capaiannya yang melapor, dan diselesaikan oleh Pusat Pelayanan Terpadu sebesar 100 % data dapat dilihat pada tabel tersebut diatas. Pada tahun 2009 target jumlah korban yang mengadu dan diselesaikan oleh PPT sebesar 100% atau sebanyak 379 orang, dari target tersebut semuanya dapat ditangani dan diselesaikan kasusnya sehingga capaian kinerja mencapai 100%. Pada tahun 2010 jumlah korban yang melapor sebanyak 324 orang atau mengalami penurunan kasus, dari target semua kasusnya dapat terselesaikan atau capaian 100 %. Pada tahun 2011 jumlah korban yang terlayani dan diselesaikan kasusnya sebanyak 359 orang atau naik 35 orang, dari 359 kasus tersebut semuanya dapat diselesaikan dengan baik atau realisasi dari target sebesar 100%. Pada tahun 2012 jumlah korban yang mengadu turun menjadi 357 orang, realisasi penyelesaian sebesar 100%. Pada tahun 2013 jumlah korban yang mengadu naik menjadi 399 orang atau 11.76 %, realisasi penyelesaian sebesar 100% atau capaiannya kinerja baik sebesar 100%. Peningkatan kasus kekerasan dan perdagangan perempuan dan anak biasanya dipengaruhi karena pertumbuhan kasus. Tapi bisa juga karena banyaknya korban yang sudah berani melapor, karena masyarakat sudah mulai memahami tentang bahaya serta dampak KDRT, Trafiking dan ESA, Sosialisasi berbagai produk hukum yang berkaitan dengan kasus KDRT, Non KDRT dan Traffiking juga terus dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya, dan untuk Penanganan Pelayanan korban yang melapor di Pusat Pelayanan Terpadu juga sudah dilayani dan ditangani sesuai dengan SPM. Untuk tahun-tahun kedepan diharapkan korban kasus

(27)

33

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

kekerasan dan perdagangan orang lebih berani lagi untuk melapor ke pihak yang berwenang, sehingga kasus-kasus tersebut akan lebih transparan dan dapat dimonitor oleh Pemerintah khususnya Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur melalui Pusat Pelayanan Terpadu.

Permasalahan :

- Banyaknya materi-materi bermuatan pornografi yang membawa dampak buruk bagi masyarakat terutama generasi muda sehingga berpotensi terjadinya kekerasan seksual dan dekadensi moral di masyarakat;

- Belum maksimalnya pelaksanaan kesetaraan dan keadilan gender dari fungsi reproduksi (maternal) mengakibatkan perempuan bekerja mengalami kesulitan dalam pemberian ASI;

- Rendahnya komitmen dan pemahaman dari lintas sektor dan masyarakat umum tentang tindak kekerasan dan perdagangan orang;

- Kurangnya komitmen dan pemahaman dari sebagian Kab/Kota tentang hak-hak anak dan pembentukan forum anak di tingkat Kab/Kota;

- Pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu (GSI) di daerah belum maksimal karena kondisi dan lingkungan pada masing-masing daerah tidak sama;

3. Capaian Indikator Kinerja Persentase Pelayanan Pemasangan Alat Kontrasepsi KB

Dari tabel tersebut diatas dapat digambarkan target dan realisasi pelayanan Keluarga Berencana yang Responsif gender mulai tahun 2009 - 2013 sebagai berikut :

Tahun 2009 target persentase Pelayanan Pemasangan Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana ditetapkan sebesar 0.020917 % atau 1.620 akseptor dari 7.745.030 orang jumlah Pasangan Usia Subur (PUS), dari target yang ditetapkan terealisasi semuanya dengan pencapaian kinerja 100 %. Pada

(28)

34

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

Tahun 2010 target naik menjadi 0.048304 % atau 3.790 akseptor dari 7.846.174 PUS target dinaikan dengan alasan permintaan terhadap pelayanan pemasangan Alkon juga meningkat. Realisasi sebesar 0.048304 % atau seluruh akseptor terlayani semua sehingga pencapaian kinerja mencapai 100%. pada tahun 2011 target pelayanan pemasangan Alkon naik menjadi 0.056301 % atau 4.500 akseptor dari 7.992.647 Pasangan Usia Subur, Hal ini disebabkan meningkatnya permintaan pelayanan pemasangan alat kontrasepsi Keluarga Berencana yang menggunakan Metode Operasi Pria (MOP) khusus untuk Laki-laki. Dari target tersebut smuanya terealisasi sehingga pencapaian kinerja mencapai 100%. Pada Tahun 2012 target menjadi 0.052791 % atau 4.258 akseptor KB terhadap 8.065.835 PUS, alasannya karena banyaknya permintaan dari Kab/Kota dan meningkatnya jumlah pasangan usia subur pada setiap tahunnya, hal ini disebabkan oleh PUS lebih memahami informasi tentang kontrsepsi jangka pendek (Pil, Suntik, dan kondom) . Pada Tahun 2013 target diturunkan karena keterbatasan anggaran untuk program KB yaitu menjadi 0,029941 % atau 2.126 akseptor KB terhadap 8.065.835 PUS target turun karena keterbatasan anggaran pada program KB. Dari target tersebut terealisasi atau pencapaian kinerja sebesar 32,83 % atau 793 Akseptor. Hal ini disebabkan ada perubahan kebijakan dari pusat, provinsi hingga daerah untuk menggalakkan program metode kontrasepsi jangka panjang yang lebih efektif dan efisien baik untuk umum maupun KB pascapersalinan. Sehingga 793 akseptor KB yang terlayani adalah akseptor KB peserta MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang).

Permasalahan :

- Pola-pola kerja dengan paradigma lama program KB masih mengacu

pada pencapaian target melalui penerapan ancaman;

- Pandangan skeptis terhadap kemampuan masyarakat untuk mengadopsi informasi program menyebabkan petugas di lini lapangan tidak memiliki cukup motivasi untuk menerapkan metode KIE, KIP/konseling sebagai perwujudan penghargaan terhadap hak-hak reproduksi;

(29)

35

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

karena kendala geografis yang tidak mendukung;

- belum semua fasilitas pelayanan kesehatan primer dapat melayani KB dan kesehatan reproduksi. masih banyak pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi yang kurang efektif dan efisien untuk jangka panjang;

- Belum semua fasilitas kesehatan memiliki sarana pelayanan KB ( ABPK, IUD kit, implant kit);

- Budaya & Agama tertentu yang tidak menyetujui tentang penggunaan kontrasepsi.

Meskipun masih ada berbagai permasalahan tapi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 telah mendapatkan beberapa penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI), antara lain : 1. Pada Tahun 2009, mendapatkan Piagam dari MURI atas “Rekor

Penyelenggara Pelayanan Alat Kontrasepsi Suntik dengan Peserta Terbanyak 8.276 Akseptor di Kabupaten Mojokerto”

2. Pada Tahun 2010, mendapatkan Piagam dari MURI atas “Rekor Penyelenggara Pelayanan KB Metode Operasi Pria (MOP) dengan Peserta Terbanyak 290 Akseptor”

3. Pada Tahun 2011, mendapatkan Piagam dari MURI atas “Rekor Pelaksana Permainan Simulasi KB Responsif Gender dengan Jumlah Terbanyak yakni 38 Kab/Kota di Jawa Timur”

(30)

36

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

2.4 Tantangan dan Peluang

1. Renstra K/L

Tabel T-IV.C.1

Komparasi capaian Sasaran Renstra SKPD terhadap sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L

No Indikator Kinerja pada Renstra SKPD Capaian Sasaran

Provinsi

Capaian Sasaran pada Renstra

K/L

1 2 3 4

1 Indeks Pembangunan Gender (IPG)

Indeks Pemberdayaan Gender (IGD)

99.04 % 99.66 %

100% 100 %

2 Persentase Pengaduan Korban

kasus KDRT, Non KDRT, dan Trafiking yang diselesaikan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Provinsi Jawa Timur

100 % 100 %

3 Persentase Pelayanan Pemasangan

Alat Kontrasepsi KB yang Responsif Gender

100 % -

Permasalahan K/L

Permasalahan perempuan yang menjadi landasan untuk pemberdayaan yang mempengaruhi IPM, IPG dan IDG, sebagai berikut:

1. Perempuan dan Kemiskinan. Kemiskinan mempunyai dampak sosial yang berbeda antara perempuan dan laki-laki. Dalam kondisi kemiskinan, perempuan menanggung beban yang lebih berat daripada laki-laki, karena kurangnya mendapatkan akses dan manfaat serta control dalam pembangunan, sehingga kemiskinan pada perempuan dirasakan lebih besar dampaknya terhadap dirinya

(31)

37

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

dan keluarganya pada berbagai aspek kehidupan dibandingkan dengan yang dialami oleh laki-laki.

2. Pendidikan & Pelatihan. Perempuan masih mengalami diskriminasi dalam memperoleh akses terhadap pendidikan dan pelatihan, selain itu kesempatan dan partisipasi perempuan terhadap pendidikan dan pelatihan belum merata di beberapa daerah.

3. Perempuan dan Kesehatan. Kualitas kesehatan perempuan yang menjadi permasalahan serius pada tahun 2003 ditunjukkan dengan masih tingginya angka kematian ibu hamil dan melahirkan, yaitu 307/100.000 kelahiran hidup. Selain itu separuh dari perempuan Indonesia dinyatakan mengalami anemia atau kekurangan zat besi. Perkembangan terakhir berdasarkan data SDKI tahun 2007 telah menurun menjadi 228/100.000, dan demikian pula Angka Kematian Bayi (AKB) menurun, dari 45/1.000 kelahiran hidup menjadi 34/1.000 kelahiran hidup.

4. Kekerasan terhadap Perempuan. Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang Tindak kekerasan terhadap perempuan terutama dalam rumah tangga pada tahun 2009 menyebabkan tingginya prevalensi angka kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan terhadap perempuan akan berdampak terhadap kualitas hidup perempuan dan anak dalam rumahtangga.

5. Perempuan dan Politik & Pengambilan Keputusan.

Keterwakilan perempuan dalam politik dan pengambilan keputusan, maupun peran dan partisipasi perempuan dalam politik belum maksimal.

6. Perempuan dan Ekonomi. Peluang dan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan di bidang ekonomi menunjukkan data di bawah TPAK laki-laki sehingga menyebabkan produktivitas ekonomi perempuan belum optimal. Sebagian besar perempuan bekerja di sektor informal dengan upah yang lebih rendah dibandingkan upah laki-laki dan mengalami perlindungan yang kurang optimal.

(32)

38

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

7. Hak Asasi Perempuan. Hak asasi perempuan adalah hak setiap perempuan yang melekat pada dirinya. Pemenuhan dan perlindungan HAM perempuan masih belum memadai, yang diukur dari pemenuhan hak dasar, hak sosial politik, hak ekonomi, hak mendapatkan perlindungan hukum, serta hak reproduksi perempuan. 8. Perempuan dan Media. Permasalahan perempuan dan media

adalah mengenai pencitraan perempuan oleh media, yang dapat mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap perempuan, apakah sebagai subyek yang harus dihargai dan dihormati, ataukah sebagai obyek yang direndahkan hak dan martabatnya. Belum responsif gendernya pandangan sebagian masyarakat Indonesia terhadap perempuan dapat dilihat dari banyaknya tayangan-tayangan dan pemberitaan media yang kurang memihak kemajuan dan

pemberdayaan perempuan, bahkan maraknya pornografi

menunjukkan bahwa perempuan masih dianggap sebagai obyek seksual semata.

9. Perempuan dan Lingkungan Hidup. Peranan perempuan dalam lingkungan ditunjukkan dari partisipasi perempuan dalam mengelola dan menjaga kelestarian lingkungan hidup. Selain itu dilihat pula dari keterlibatan perempuan sebagai pengambil keputusan dalam kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup.

10. Anak perempuan. Permasalahan yang dihadapi anak perempuan adalah masih terjadinya pengabaian akan hak mereka, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan, terutama kesehatan reproduksi. 11. Perempuan dan Konflik Bersenjata. Persoalan yang dihadapi

perempuan dalam konflik bersenjata antara lain adalah rentannya perlindungan terhadap mereka sehingga rawan kekerasan dan eksploitasi secara seksual.

12. Kelembagaan Nasional untuk Memajukan Perempuan.

Permasalahan yang dihadapi di bidang ini adalah belum optimalnya kapasitas SDM, penyediaan data terpilah, kecukupan anggaran untuk pemberdayaan perempuan, serta digunakannya instrumen analisis

(33)

39

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

yang responsif gender dalam penyusunan kebijakan, program dan kegiatan berbagai institusi yang menangani pemberdayaan perempuan.

Permasalahan dalam menangani perlindungan anak terletak di bidang hukum, pendidikan, kesehatan, HIV-AIDS, perlindungan, dan partisipasi anak dengan rincian sebagai berikut:

1. Anak dan Hukum. Permasalahan yang dihadapi di bidang hukum adalah terdapatnya peraturan perundang-undangan yang belum ramah anak dan adanya peraturan perundang-undangan yang saling bertentangan, seperti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, mengenai pengaturan jangka waktu pembebasan biaya akta kelahiran.

2. Anak dan Pendidikan. Di bidang pendidikan, permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan belum maksimalnya angka partisipasi sekolah (APS), khususnya bagi keluarga miskin, masyarakat terpencil dan masyarakat adat terpencil (suku terasing), serta masih rendahnya akses dan cakupan fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), terutama di perdesaan.

3. Anak dan Kesehatan. Di bidang kesehatan, permasalahan yang dihadapi ialah tingginya angka kematian bayi dan balita, anak penderita gizi buruk, anak penderita HIV/AIDS, serta korban merokok dan napza pada anak dan remaja. Selain itu, pemahaman remaja terhadap kesehatan reproduksi pada umumnya masih sangat minim.

4. Anak dan Perlindungan. Permasalahan utama di bidang ikni

adalah terjadinya tindak kekerasan dan perlakuan salah terhadap anak yang masih tinggi, baik di rumah, sekolah dan lingkungan masyarakat serta media cetak dan elektronik. Selain itu, kasus perdagangan anak, eksploitasi seksual komersial anak (ESKA) makin marak. Dalam konteks perlindungan adalah juga masih banyaknya anak yang dipaksa orangtuanya untuk bekerja

(34)

40

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

5. Kelembagaan Anak, Permasalahan yang dihadapi di bidang ini

adalah belum optimalnya pemahaman tentang konsep pemenuhan hak anak, lembaga struktural dan fungsional yang menangani, penyediaan data anak serta peran serta lembaga masyarakat terutama dunia usaha dalam pemenuhan hak anak.

Tujuan dari pembangunan Pemberdayaan Perempuan adalah :

a. Meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan dalam berbagai bidang pembangunan

b. Meningkatnya pemenuhan hak-hak perempuan atas perlindungan dari tindak kekerasan

c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan jejaring serta peran serta masyarakat dalam mendukung pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

Tujuan dari pembangunan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak Indonesia adalah:

a. Meningkatkan kualitas tumbuh kembang dan kelangsungan hidup anak

b. Perlindungan anak dari segala bentuk perlakuan salah, kekerasan, eksploitasi, perdagangan dan diskriminasi

c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan jejaring serta peran serta masyarakat dalam mendukung pemenuhan hak-hak anak.

Sasaran Strategis Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan

Sasaran di bidang pembangunan kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan meliputi:

a. Menyusun dan mengembangkan berbagai peraturan perundang-undangan, kebijakan, program, kegiatan dan anggaran yang mendukung peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota

(35)

41

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

b. Meningkatkan pendataan, pemantauan, dan evaluasi yang mendukung penyelenggaraan peningkatan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota

c. Meningkatkan kemitraan dan kapasitas pelaksana pembangunan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

Sasaran strategis di bidang Pembangunan Anak meliputi:

a. Menyusun dan mengembangkan berbagai peraturan perundang-undangan, kebijakan, program, kegiatan dan anggaran yang mendukung pemenuhan hak-hak anak di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota

b. Meningkatkan pendataan, pemantauan, dan evaluasi yang mendukung pemenuhan hak-hak anak di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota c. Meningkatkan kemitraan dan kapasitas pelaksana pembangunan kesejahteraan

dan perlindungan anak

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Bidang Pembangunan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan.

Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan pada tahun 2014 maka

pembangunan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan difokuskan pada: a) mengembangkan berbagai peraturan

perundang-undangan, kebijakan, program, kegiatan, anggaran dan koordinasi pelaksanaannya yang mendorong peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan di bidang sosial budaya, ekonomi, politik, hukum dan HAM; b) meningkatkan kelembagaan dan jejaring yang mendukung peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan di bidang sosial budaya, ekonomi, politik, hukum dan HAM.

Untuk pembangunan kesejahteraan dan perlindungan anak difokuskan pada: a) mengembangkan berbagai peraturan

perundang-undangan, kebijakan, program, kegiatan, anggaran dan koordinasi pelaksanaannya yang mendorong pemenuhan hak-hak anak; b) meningkatkan kelembagaan dan jejaring yang mendukung pemenuhan hak-hak anak.

(36)

42

Rencana Strategik BPPKB 2014-2019

Tantangan :

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya ada beberapa tantangan yang dapat diidentifikasikan pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB sebagai berikut :

1. Pengambil kebijakan kurang mendukung Program PUG dan PUHA 2. Undang-Undang banyak yang bias gender

3. Ketimpangan Gender di berbagai bidang pembangunan

Peluang :

1. Menguatnya isu gender

2. Banyaknya dukungan dari masyarakat terhadap program PUG dan PUHA 3. Potensi SDM perempuan

Gambar

Tabel 1  No.     Pangkat  Gol.    Laki-Laki  Perempuan  2012  2013  2012  2013  1  Pembina Utama  Madya  IV/ d  0  0  0  1  2  Pembina Utama  Muda  IV/ c  0  0  1  0  3  Pembina Tk
Tabel 2  No.     Jenis  Pendidikan     Satuan    Laki-Laki  Perempuan 2012   2013   2012  2013  1  S3  Orang  0  0  1  1  2  S 2  Orang  15  13  11  10  3  S 1  Orang  13  11  8  10  4  D 3  Orang  1  1  1  2  5  SLTA  Orang  12  8  5  5  6  SLTP  Orang  2
Tabel Pembanding antara IPM dan IPG tahun 2009 - 2013
Tabel T-IV.C.1

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem yang terkomputerisasi untuk memudahkan proses administrasi pada sekolah tersebut.. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut,

Berbagai jenis kacang-kacangan selain kedelai diantaranya kacang tunggak, kacang komak, kacang jogo dan kacang bogor sangat potensial untuk diproses menjadi tempe namun memadai

a) Jika aset keuangan memiliki jatuh tempo tetap, keuntungan atau kerugian diamortisasi ke laba rugi selama sisa umur investasi dengan metode suku bunga efektif (EIR).

Pemberian pemahaman awal yang dilaksanakan untuk membuka wawasan mahasiswa tentang seni drama dalam lingkup pendidikan, khususnya di SD, unsur-unsur seni drama, dan drama

Use of the SOFA score to assess the incidence of organ dysfunction/failure in intensive care units : Results of a multicenter, prospective study.. Crit Care

[r]

Dimana penelitian di bagi dalam 3 tahapan.Tahap pertama merupakan tindakan awal dimana pada tahap ini,Proses pembelajaran dilakukan seperti biasanya belum

Abstrak : Dalam rangka memenuhi ketentuan Pasal 28 dan Pasal 36 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka perlu dilakukan penyesuaian