Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II (Sumbar, Bengkulu, Lampung)
BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIK
SPESIFIKASI TEKNIK UMUM
0. PERSYARATAN UMUM 0.0 UMUM
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara Seksama seluruh Gambar Kerja serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Teknis Seperti yang akan diuraikan dalam Buku ini. Apabila terdapat ketidak jelasan, perbedaan-perbedaan dan/atau kesimpangsiuran informasi dalam pelaksanaan, kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan dengan MK/Perencana/Pemberi Tugas untuk mendapat kejelasan pelaksanan.
0.1 LINGKUP PEKERJAAN
0.1.1 Pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis.
0.1.2
Menyediakan tenaga Kerja yang ahli, bahan – bahan, peralatan berikut alat Bantu lainnya.0.1.3
Mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna.0.1.4
Pekerjaan Pembongkaran, pembersihan dan pengamanan dalam Tampak & Bangunan sebelum Pelaksanaan dan setelah pembangunan.0.1.5 Pekerjaan Arsitektur 0.1.6 Pekerjaan Landscaping
0.1.7 Untuk lebih jelas mengenai Lingkup Pekerjaan dapat dilihat pada Lampiran.
0.2 GAMBAR – GAMBAR DOKUMEN
Apabila terdapat ketidak jelasan, kesimpangsiuran, perbedaan-perbedaan dan/atau ketidaksesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada MK/Perencana/Pemberi Tugas secara tertulis, mengadakan pertemuan dengan MK/Perencana/Pemberi Tugas, untuk mendapat keputusan dari MK/Perencana/Pemberi Tugas gambar mana yang akan dijadikan pegangan. Hal tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang/ mengklaim biaya maupun Waktu pelaksanaan.
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II (Sumbar, Bengkulu, Lampung)
0.3.1
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh MK/Perencana/Pemberi Tugas.0.3.2 Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan/atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik, Pengajuan Shop Drawing untuk diperiksa MK/Perencana/Pemberi Tugas, paling lambat 2 ( dua ) minggu sebelum Jadwal pelaksanaannya.
0.4 UKURAN
0.4.1 Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi : As - as As - luar As - dalam Luar - luar Dalam - dalam Luar - dalam
0.4.2 Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja A ( Arsitektur ) pada dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai.
0.4.3 Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan/Dokumen Kontrak tanpa sepengatahuan MK/Perencana/pemberi Tugas.
0.5 SARANA KERJA
0.5.1 Kontraktor Wajib memasukan identitas, nama, jabatan, keahlian masing-masing anggota Kelompok kerja pelaksanaan pekerjaan ini dan inventarisasi peralatan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini.
0.5.2 Kontraktor wajib memasukan identifikasi tempat kerja (Work Shop) dan peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan serta jadwal kerja. 0.5.3 Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari segala
kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat menganggu pekerjaan lain yang sedang berjalan serta memenuhi persyaratan penyimpanan bahan tersebut.
0.6 STANDARD YANG DIPERGUNAKAN
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standard Industri Konstruksi, Peraturan Nasional laninya yang ada hubungannya dengan pekerjaan, antara lain :
NI-2 (PBI-1971) : Peraturan Beton Indonesia ( 1971 )
PUBI – 1982 : Persyaratan Umum bahan Bangunan di ndonesia NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia NI-4 : Persyaratan Cat Indonesia
NI-5 PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-7 : Peraturan Kapur Indonesia
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II (Sumbar, Bengkulu, Lampung)
NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
PPBI-1984 : Peraturan MK/Perencana/Pemberi Tugasan Bangunan Baja di Indonesia
ANSI : American National Standard Organization
ASME : Amarican Society Of Mechanica MK/Perencna/Pemberi Tugas.
ASTM : American Society of Testing of Material BSI : British Standard Institution.
DIN : Deutch Institute for Normalization. FM : Factory Mutual Standard
ISO : Internationa; Standarrdization Organization. JIS : Japanese Industrial Standard
JEC : Japanese Electrotechnical Committee. JEM : Japanese Electric Machine Industry Assc NEC : National Electric Codes
NEMA : National Electrical Manufacture Association NFPA : Natioan Fire Protection Association.
UL : Underwriter’s Laboratories. NPC : National Plumbing Indonesia PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
PUIL : Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987 PUIPP : Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir. SII : Standard Industri Indonesia
SKBI : Standard Konstruksi Bangunan Indonesia. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Peraturan Depnaker tentang Keselamatan Kerja Peraturan DPMB, Pemda setempat
Peraturan lain yang berlaku.
0.7 SYARAT BAHAN
0.7.1 Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik tidak cacat, sesuai dengan spesifikasi yang diminta dan bebas dari noda lainnya yang dapat menganggu kualitas maupun penampilan
0.7.2 Untuk pekerjaan khusus/tertentu, selain harus mengikuti standard yang dipergunakan juga harus mengikuti persyaratan Pabrik yang bersangkutan.
0.8 MERK PEMBUATAN BAHAN/MATERIAL
0.8.1 Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam Uraian Pekerjaan & Persyaratan Pelaksanaan Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar pembandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai sesuatu yang mengikuti.
0.8.2 Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut
0.8.3 Setiap bahan/material dan komponen jadi keluaran pabrik, dalam pelaksanaannya harus di bawah MK/Perencana/Pemberi Tugas/Supervisi Tenaga Ahli yang ditunjuk. 0.8.4 MK/Perencana/Pemberi Tugas berhak menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk oleh
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II (Sumbar, Bengkulu, Lampung)
0.8.5 Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini, kecuali ada ketentuan lain yang disetujui Mk/Perencana/Pemberi Tugas.
0.8.6 Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh MK/Perencana/Pemberi Tugas.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada MK/Perencana/Pemberi Tugas Sebanyak 4 (empat) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan standard of appearance.
Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah tiga minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
0.9 CONTOH BAHAN/MATERIAL & KOMPONEN JADI
0.9.1 Untuk detail-detail hubungan tertentu, Kontraktor diwajibkan membuat komponen jadi (Mock up) yang harus diperlihatkan kepada MK/Perencana/Pemberi Tugas untuk mendapat persetujuan.
0.9.2 Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji sesuai dengan standard yang berlaku baik pada pembuatan, maupun pelaksanaan di Lapangan oleh Kontraktor.
0.10 KOORDINASI PELAKSANAAN
0.10.1 Penunjukan Supplier dan/atau Sub Kontraktor harus mendapatkan persetujuan dari MK/Perencana/Pemberi Tugas.
0.10.2 Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk MK/Perencan/Pemberi Tugas dengan Kontraktor bawahan atau Supplier bahan.
0.10.3 Supplier wajib hadir mendampingi MK/Perencana/Pemberi Tugas di lapangan untuk pekerjaan tertentu atau khusus sesuai instruksi Pabrik.
0.11 PERSYARATAN PEKERJAAN
0.11.1
Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat Pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Uraian Pekerjaan & Persyaratan Pelaksanaan Teknis dan/atau petunjuk yang diberikan oleh MK/Perencana/Pemberi Tugas.0.11.2 Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Plumbing/Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari MK/Perencana/Pemberi Tugas.
0.12 PELAKSANAAN PEKERJAAN
0.12.1 Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan tanda-tanda di lapangan harus tepat sesuai Gambar Kerja, kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju ke Selokan yang ada di sekitarnya serta mengikuti
persyaratan-Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II (Sumbar, Bengkulu, Lampung)
persyaratan yang tertera di dalam Gambar Kerja.Tidak dibenarkan adanya genangan air.
0.12.2 Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib meneliti Gambar Kerja dan melakukan pengukuran kondisi Lapangan.
0.12.3 Setiap Bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari MK/Perencana/Pemberi Tugas sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tersebut. 0.12.4 Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang, apabila perlu harus dilindungi dari
kemungkinan cacat yang disebabkan oleh pekerjaan lain
0.12.5 Bilamana pada sistem perkuatan yang tertera dalam Gambar dianggap kurang kuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan Tanggungan Kontraktor untuk menambahkankannya setelah disetujui MK/Perencana/Pemberi Tugas. Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat mengclaim sebagai pekerjaan tambah.
0.12.6 Kontraktor tidak boleh mengelaim sebagai pekerjaan tambah bila terjadi :
0.12.6.1 Kerusakan suatu pekerjaan akibat keteledoran Kontraktor, maka Kontraktor harus memperbaikinya sesuai dengan keadaan nya semula.
0.12.6.2 Memperbaiki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang berlaku/Gambar Pelaksanaan atau Dokumen Kontark
0.12.6.3 Penunjukan Tenaga Ahli oleh MK/Perencana/Pemberi Tugas yang sesuai dengan kegiatan suatu pekerjaan.
0.12.6.4 Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di lapangan, harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
0.13 PEKERJAAN PEMBONGKARAN & PERBAIKAN KEMBALI
0.13.1 Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi yang ada/existing di lapangan.
0.13.2 Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan pembongkaran/pemindahan, maka Kontraktor di wajibkan memperbaiki kembali atau menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik mungkin tanpa menganggu system yang ada. Dalam kasus ini, Kontraktor tidak dapat mengelaim sebagai pekerjaan tambah. 0.13.3 Kontraktor wajib melapor kepada MK/Perencana/Pemberi Tugas sebelum melakukan
Pembongkaran/ pemindahan segala sesuatu yang ada di lapangan.
0.14 ISTILAH
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing Disiplin adalah sebagai berikut :
0.14.1 A : Arsitektur
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Mk/Perencana/Pemberi Tugas dan perancangan Bangunan secara menyeluruh dari semua Disiplin-disiplin kerja yang ada baik teknis maupun estetika.
0.14.2 SR : Struktur
Mencakup Hal-hal yang berhubungan dengan Perhitungan Konstruksi, Bahan Konstruksi Utama dan Spesifikasinya, Dimensionering Kolom, Balok dan Tebal Lantai. 0.14.3 SA : Sanitasi ( Teknik Penyehatan )
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II (Sumbar, Bengkulu, Lampung)
Mencakup Hal-hal yang berhubungan dengan system Sanitasi Bangunan ( air bersih, air kotor dan air hujan )
0.14.4 EE : Elektrikal
Yang ada hubungannya denga system Fire Detector/Protection 0.14.5 ET : Elektrikal
Yang ada hubungannya dengan system Telepon / Komunikasi di dalam maupun di luar Bangunan
0.14.6 ES : Yang ada hubungannya dengan Sound System 0.14.7 MA : Mekanikal
Yang ada hubungannya denga Sistem Air Conditioning 0.14.8 MC : Mekanikal
Yang ada hubungannya dengan penggunaan Mesin Kompresor 0.14.9 MH : Mekanikal