• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENGERING UDARA AD 232 INST ALASI RADIOMET ALURGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENGERING UDARA AD 232 INST ALASI RADIOMET ALURGI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS

KERUSAKAN

DAN PERBAIKAN

SISTEM PENGERING

UDARA AD 232 INST ALASI RADIOMET ALURGI

Suhardi, Ahmad Paid, Sutardi

ABSTRAK

ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENGERING UDARA AD 232 INSTALASI RADIOMETAKURGI. Telah dilakukan analisis kerusakan pengering udara tekan jenis refrigerasi Air Dryer 232 yang merupakan bagian dari sistem pengering udara tekan di gedung Instalasi Radiometalurgi (IRM). Udara tekan yang diperoses AD 232 kondisi sebelumnya tidak berfungsi dicirikan udara tekan yang dikeringkan oleh AD 232 masih mengandung air sehingga dilakukan analisa kerusakan pada sistem pengeringnya. Penyebabnya diduga terdapat kerusakan pada komponen tertentu. Untuk mengetahui komponen yang rusak tersebut maka dilakukan analisis kerusakan pad a sistem refrigerasi dan filtrasi yang berfungsi sebagai absorber kandungan air dengan cara mempelajari buku pengoperasian sistem pengering udara tekan, memeriksa tekanan refrigaran dan filter yang terdiri dari air pre-filter, air dust-filter dan oil removing filter. Dengan tujuan untuk mengetahui kerusakan dan mengetahui spesifikasi komponen yang sesuai untuk tindakan perbaikan. Hasil yang telah dilakukan analisa kerusakan pada sistem AD 232, diperoleh beberapa komponen yang rusak diantaranya filtrasi yang terdiri dari: air pre-filter, air dust-filter dan oil removing filter serta silicagel pada sistem pengering absorbsi, dikarenakan sudah tidak dapat menyeraf kandungan air pada udara tekan.

Kata Kunci: Kerusakan, Pengering Udara, Refrigrasi dan Filterisasi.

PENDAHULUAN

Sistem udara tekan (compressed air system) pad a Instalasi Radiometalurgi (IRM) berfungsi untuk melayani kebutuhan proses dan penggerak peralatan istrumen / kontrol. Dalam penggunaannya sistem udara tekan terdiri dari dua jalur yaitu : Process Air dan Instrument Ai,l1J•

Jalur process air yaitu udara tekan yang digunakan untuk kebutuhan proses dan peralatan di laboratorium.sedangkan Jalur Instrument Air yaitu udara yang digunakan untuk peralatan instrumen kontrol sistem VAG dan utilitas lainnya. Udara tekan yang dihasilkan dari kompressor sebelum dimanfaatkan perlu dikeringkan untuk meminima/kan kandungan air yang terdapat pad a udara tekan, untuk keperluan tersebut diperlukan pengering udara tekan (air dryer) dan pendukungnya seperti filter -filter (pre filter dan after filter). Alat pengering udara ini ada beberapa jenis diantaranya pengering jenis pendinginan (refrigerasi) dan jenis penyerapan (absorpsi)[2J, Pengering udara tekan yang akan dilakukan analisa kerusakan adalah pengering jenis pendinginan (refrigerasi) AD 232. Metode yang digunakan dalam melakukan analisa kerusakan adalah dengan melakukan pemeriksaan/pengecekan baik untuk masing-masing komponen ataupun sistemnya serta pengujian komponen dan sistem untuk mengetahui tingkat kerusakannya. Hasil yang diharapkan dalam kegiatan ini untuk mengetahui tingkat kerusakan alat pengering udara tekan dan selanjutnya dapat dilakukan tindakan perbaikan atau penggantian a/at baru.

TEORI

Mesin refrigerasi pad a umumnya bekerja dengan sistem kompresi uap. Refrigerant sebagai fluida kerja mengalir pada peralatan utama yang dihubungkan dengan pipa sehingga membentuk rangkaian tertutup. Uap refrigerant yang keluar dari evaporator dimampatkan oleh kompresor sehingga tekanannya menjadi naik, kemudian dialirkan ke dalam kondensor. Refrigerant berubah menjadi fasa cair di dalam kondensor dan selanjutnya dialirkan ke dalam peralatan ekspansi,

(2)

Kondensor

tekanan refrigerant diturunkan hingga mencapai tekanan evaporasi. Kemudian refrigerant mengalir ke dalam evaporator. Refrigerant menguap di dalam evaporator. Demikian selanjutnya refrigerant

dalam bentuk uap (gas) kembali ke kompresor sehingga terjadi siklus refrigerasi kompresi uap. Siklus refrigerasi mengambil panas dari evaporator dan selanjutnya panas tersebut dibuang ke udara luar melalui kondensor, seperti pada Gambar 1.

Bagian-bagian utama dari mesin pendingin atau sistem refrigerasi adalah[2] : 1. Kompresor

2.

Kondensor 3. Katup Ekspansi 4. Evaporator Discgarge pressure Itekanan tinaa;)

SIKLUS

TERTUTUP

Kompressor

Evaporator

Suction Uap

Gambar 1. Siklus Sistem Mesin Pendingin

Cair

Filter Drier

Katup Ekspansi

Udara tekan yang dihasilkan oleh kompressor perlu dikeringkan sebelum digunakan untuk proses ataupun untuk peralatan. Proses pengeringan udara yang terjadi dalam alat Pengering udara

(Air Dryer) yaitu udara tekan masuk alat pengering ke pre-cooler/reheater. Udara tersebut kemudian ke dalam evaporator dan selanjutnya didinginkan kembali sampai pada titik pengembunan oleh

refrigerant yang mengalir di dalam rangkaian refrigerasi. Setelah itu udara tersebut mengalir ke separator dim ana kandungan uap air dalam udara akan terpisah dari udara. Kondensat tersebut mengalir ke saluran pembuangan, sedangkan udara tekan yang sudah kering mengalir ke pre

cooler/reheater sehingga dipanasi ulang oleh udara tekan yang masuk. Udara tersebut kemudian mengalir kembali ke dalam sistem udara tekannya. Pendinginan di dalam sistem refrigerasi dilakukan dengan cara sirkulasi terus menerus dan dievaporasi dengan mensuplai refrigerant

dengan konstan. Secara hermatik aliran gas .kompresor tertutup yang akan mengalir ke tabung discharge di bawah tekanan kondensor. Pada proses ini dikombinasikan kerja kipas (fan) dan sirip-sirip tabung yang akan membebaskan panasnya ke udara. Jika udara tekan kehilangan panasnya, maka akan kembali menjadi air. Aliran cairan refrigerant ke dalam evaporator dikontrol oleh katup ekspansi. Refrigerant ini merupakan subjek penurun tekanan yang diakibatkan oleh hisapan kompressor. Oleh karena itu akan mendidih dan meng-evaporasi-kan pengambilan panas udara tekan tersebut sehingga suhu udaranya menjadi lebih rendah. Refrigerant ini juga temperaturnya lebih rendah dari bahan-bahan penyerap panas udara yang ada disekitar tabung udara tersebut. Bila temperatur pre-setnya dicapai, thermostat akan mematikan unit refrigerant-nya, diagram alir sistem

(3)

KONDENSOR Fan-1 Fan-1 EVAPORATOR - 1 Refrigerant ...~. KOM PRESOR

Gambar 2. Diagram Alir Sistem Refrigerasi Air Dryer Permea Model 1200 HSB 400 [4J

Udar. rakan Keluar 1

(0

I

0

. " -

1··.·'1

---•• -- (1 Oil 2 Ji • 7 • ~ :::':::0:"::0 ··:::::::.C::j::·'·.:: ::::::::.:::!) Udara Tekan '.48suk t

J~r-IIIL-J

I

,,~

..,..n

III

II~

~ y Q n ! II, Rafr . Udar. KarlngJdingin

0=

S=luran buen;air

Gambar 3. Cara Kerja pengering udara [1J

1. Kompressor (Hermatic) 2. Kondenser (Air Cooled) 3. Filter

4. Sight Glass 5. Valve ekspansi

6. Themostat (Control) 7. Thermostat (Safety) 8. Thermostat (Hi Temp.) 9. Saluran buang

(4)

Spesifikasi Teknis Pengeringan Udara

Pengering udara utama yang digunakan adalah jenis refrigerasi dengan spesifikasi:

a. Merk: PERMEA, ZEKS AIR DRIER CORPORATION b. Model: 1200 HSBA 400 c. Volt: 440; Hz : 60; 3 phase d. Compressor: 1 unit, 5 HP Type Compressor: Hermatic reciprocating e. L.RA 6,20 /EAC/R.LA 9,5 f. Refrigerant: R.22 g. LBS : 11

h. Max. Fuse size 20 A

i. Min Circuit! MPA capacity 14,25

Gambar 4.2 Alat Pengering Udara [1] (Air Dryer)

TATAKERJA

Alat:

1. Saluran Udara masuk 3. Pendingin / Chiller 5. Saluran udara ke luar

2. Pre-cooler 4. Separator

Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan peralatan multimeter, manifold, tang-am per, mesin las asetilin, kunci pas berbagai ukuran,pompa vakum dan toolset

Bahan:

Bahan yang digunakan untuk analisa kerusakan digunakan Freon R-22, gas LPG dan oksigen untuk las sambungan,

Cara kerja

Untuk mengetahui kinerja system pengeringan Air Dryer 232, maka dilakukan pengujian operasi, dimulai dengan menyiapkan /memasang multi meter

Pad a posisi off pasang manifold pada tekanan tinggi dan tekanan rendah, kemudian catat tekanan

refrigerant pad a manifold. Selanjutnya alat dihidupkan ukur arus listrik motor kompresor masing-masing terminal R-S-T, tekanan pad a discharge dan suction dicatat serta temperatur pipa inlet dan

outlet kondesor dan evaporator

Diketahui tekanan refrigerant di bawah tekanan atmosfir yaitu 20 mmHg hal ini menunjukkan tekanan di bawah normal sehingga indikasi pertama adanya peyumbatan refrigerant pad a bagian filter sehingga diperlukan penggantian filter. Dalam penggantian filter diperlukan pengosongan refrigerant untuk menghindari ledakan pada saat pengelasan. Setelah filter diganti dilakukan pemakuman sistem dan dilakukan pengisian freon R-22 sampai tekanan 70 psi, dan kemudian dihidupkan kompresor perhatikan tekanan kompresi pad a discharge dan suction dan tambahkan atau kurangi freon sesuai kebutuhan operasi yaitu tekanan pada discharge 180 S.d. 240 psi dan suction 40-60 psi

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam menganalisa kerusakan mesin pengering udara tekan AD 232, telah ditelaah bagian -bagian dari mesin pengering udara AD 232 diantaranya:

1.Ultra filter

2. spiral penukar panas 3.kompresor 4.kondensor 5.filter 6.exvansi valve 7.evaporator 8.alat-alat kontrol

Hasil pengukuran setelah penggantian filter dryer dapat dilihat pada Tabel1. Tabel1. Hasil Pemeriksaan AD 232

Komponen

Tempat / bagianData ukurPengukuran yang diperiksa

Refrigerant

Posisi Off Tekanan Suction120 psi Discharge

120 psi

Posisi On Pipa suction

Suhu dan tekanan21°c; 40 psi Pipa discharqe

Suhu dan tekanan73°c; 210 psi Kompresor

Terminal motorArus motorR-S-T=6,5 - 7,5 - 5 Badan motor

suhu30,7 °c Badan motor

Suara operasiSuara halus Kondensor

Kipas pendinqinLaju alir2,5 m/det Temperatur inlet 73°c Temperatur outlet 35°c Suhu udara 32°c Evaporator

Suhu exchanqerSuhu dan tekanan12°c; 9 bar Air kondensasi Air jenuh Pipa inlet Suhu inlet3°c Pipa outlet Suhu outlet21°c

Setelah penggantian filter dryer dapat disimpulkan kinerja AD 232 pada operasi normal dilihat dari : 1. Arus konsumsi kompresor pada alat ini tidak melebihi spek (pada spek LRA 6,2 A)

2. Pada Evaporator dapat dihasilkan suhu yang sesuai untuk kesiapan penukaran/penyerapan kondensasi udara yaitu bisa mencapai suhu 3°C.

3. Tekanan Freon baik di bagian suction maupun di bagian discharge ,terletak pada tekanan aman.

4. Udara buang dari kondensor menunjukkan pada kemampuan pembuangan panas Freon. 5. Dari suara yang ditimbulkan tidak menunjukan keabnormalan,yaitu suara yang halus.

Dari data operasi diketahui kemampuan kinerja alat dapat bekerja dan siap dialirkan udara untuk proses pengeringan, tetapi dari analisa kerusakan masih terdapat dan perlu perbaikan perangkat pendukung antara lain yaitu: kerusakan ultra filter dan sistem drainase hal ini masih dapat dilakukan tindakan penggantian dan perbaikan agar alat pengering dapat bekerja baik. Pemanfaatan udara yang akan dipergunakan untuk peralatan instrumen masih terkendala pada mesin pengering type absorbsi yang menggunakan bahan dari silikagel diperlukan penggatian silikagel dan after-filter

(6)

KESIMPULAN

Dari hasil kegiatan ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Alat Pengering Udara AD-232 pad a sistem refrigerasinya masih dapat bekerja dengan baik,sedang bagian drainase pembuangan hasil kondensasi perlu perbaikan pada pemipaan dan timer control.

2. Perbaikan dilakukan pad a sistem refrigerasi,yaitu penggantian filter dryer

3. Kendala yang masih dihadapi pad a supplai untuk peralatan instrument karena mesin pengering tipe absorbsi belum optimal

SARAN

Dalam pengoperasian alat pengering udara harus diperhatikan life time dari filter diusahakan tidak melebihi spesifikasi dari waktu pakai filter.

DAFT AR PUST AKA

[1] ANONIM," Compressed Air System M-3000, 6 of 23 Contents: Air Dryer, Instrument, Valve &

Access" Dokumen Alat RSG-LP Batan Serpong, 1988.

[2] WIRANTO ARISMUNANDAR, HEIZO SAITO, "Penyegar Udara", PT Pradnya Paramita, Jakarta, tahun 2005.

[3] SYAMSURI HASAN, dkk, "Sistem Refrigerasi Dan Tata Udara" Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008.

[4] AHMAD PAID "Laporan Kerja Praktek, Di Pusat Pengembangan Teknologi Bahan Bakar Nuklir Dan Daur Ulang - Batan, Perawatan Alat Pengering Udara Untuk Sistem Udara Tekan - IRM", Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Yogyakarta, tahun 2005

TANYA JAWAB

1. Ghaib Widodo, ST

• Apakah ada tindak lanjut dari kegiatan ini?

• Secara periodik apakah sudah diajukan spare part? • Selama ini bagaimana status alat ,operasi atau tidak?

Suhardi

• Tindak lanjutnya menunggu ketersediaan dana, sampai saat ini belum ada alokasi dana dari PTBN.

• Karena belum adanya alokasi dana,otomatis tidak ada pengajuan spare part.Tahun 2010 user sudah mengundang Vendor untuk menganalisis pengajuan penggantian juga perbaikan.

Gambar

Gambar 1. Siklus Sistem Mesin Pendingin
Gambar 2. Diagram Alir Sistem Refrigerasi Air Dryer Permea Model 1200 HSB 400 [4J
Gambar 4.2 Alat Pengering Udara [1]

Referensi

Dokumen terkait

Uraum sedia maklum tentang kelebihan penggunaan bahan bantu pengajaran ini yang dapat membantu pelajar untuk memahami dengan lebih lanjut isi pelajaran sesuatu mata pelajaran

Gambar 1 Histogram Suhu Udara Rata-Rata di Bogor Tahun 2012 6 Gambar 2 Representasi Suhu Udara Rata-Rata di Bogor Tahun 2012 7 Gambar 3 Histogram Kelembaban Udara di Bogor

jadi its as simple as that mereka itu, kayak mereka tu semua, kayak mereka mengakui mereka semua masih belajar, mana yang pas mana yang cocok, udah kita trial and error aja,

Grup mengakui keuntungan atau kerugian penurunan nilai dalam laba rugi untuk semua instrumen keuangan dengan penyesuaian terkait ke jumlah tercatat melalui akun

Yayasan Leuser Internasional (YLI) sebagai lembaga pelaksana program AFEP untuk membantu pengelolaan KEL telah melaksanakan berbagai program untuk mendukung

• Di dalam Taksonomi Tanah , tanah gambut atau Histosol didifinisikan sebagai tanah yang mengandung bahan organik lebih dari 20. persen (bila tanah tidak mengandung liat), bila

FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI  Faktor-faktor produksi adalah sesuatu yang diperlukan dalam melakukan proses produksi, yang terdiri dari:  Sumber Daya Alam natural resources, adalah

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan data kondisi existing di lapangan diperoleh jumlah armada optimum trayek Tanjung Karang - Teluk Betung yaitu sebesar 23