• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RETAILING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINIMARKET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH RETAILING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINIMARKET"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH RETAILING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PADA MINIMARKET

I Made Teguh Adi Sanjaya, Ketut Kirya, Ni Nyoman Yulianthini

Jurusan Manajemen

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:

shinoda.teguh@yahoo.com, kirya@yahoo.co.id,

yulianthininyoman@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan eksplanatif yang teruji tentang (1) pengaruh simultan dari retailing mix yang terdiri produk, harga, lokasi, promosi, fasilitas fisik dan personalia terhadap keputusan pembelian konsumen, (2) pengaruh parsial dari retailing mix yang terdiri produk, harga, lokasi, promosi, fasilitas fisik dan personalia terhadap keputusan pembelian konsumen pada minimarket Cahaya Baru di Singaraja. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian, sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah produk, harga, lokasi, promosi, fasilitas fisik, personalia . Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data dikumpulkan dengan metode kuesioner, kemudian dianalisis dengan regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan (1) ada pengaruh positif dan signifikan secara simultan dari retailing mix yang terdiri produk, harga, lokasi, promosi, fasilitas fisik dan personalia terhadap keputusan pembelian konsumen, (2) ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial dari retailing mix yang terdiri produk, harga, lokasi, promosi, fasilitas fisik dan personalia terhadap keputusan pembelian konsumen pada minimarket Cahaya Baru di Singaraja.

Kata kunci: bauran eceran, keputusan pembelian Abstract

This study aims to obtain an explanatory findings were tested on: (1) simultaneous influence of retailing mix consisting of product, price, location, promotion, physical facilities and personnel on consumer purchasing decisions. (2) partial effect of retailing mix consisting of product, price, location, promotion, physical facilities and personnel on consumer purchasing decisions on minimarket Cahaya Baru in Singaraja. The dependent variable in this study is a purchase decision, while the independent variables in this study are product, price, location, promotion, physical facilities, personnel. The type of data in this research is quantitative data. Data were collected by questionnaire, and then analyzed by multiple linear regression. Results showed (1) there is a positive and significant influence of retailing mix consisting of product, price, location, promotion, physical facilities and personnel on consumer purchasing decisions, (2) there is a positive and significant effect partially retailing mix consisting of product, price, location, promotion, physical facilities and personnel on consumer purchasing decisions on minimarket Cahaya Baru in Singaraja

(2)

Latar Belakang Masalah

Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2009:5). Lamb et al (2001: 6) menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu rangkaian proses yang dimulai dari perencanaan hingga proses pelaksanaan konsep, harga, promosi, dan distribusi dari sejumlah ide maupun barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan organisasi dan individu.

Kegiatan pemasaran harus direncanakan terlebih dulu sebelum melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan harapan konsumen. Pemasar harus menganalisis perilaku pembelian konsumen karena reaksi pembeli terhadap strategi pemasaran perusahaan memiliki dampak yang besar terhadap keberhasilan perusahaan.

Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian. Mempelajari dan menganalisis perilaku konsumen adalah hal yang penting, sebab dengan pengetahuan dasar yang baik mengenai perilaku konsumen akan dapat memberi masukan yang berarti bagi perencanaan strategi pemasaran. Usaha ritel atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi bukan untuk bisnis. Ritel juga merupakan perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan layanan penjualan kepada para konsumen perorangan maupun keluarga.

Peran retailing mix (bauran eceran) sangatlah penting, karena tanpa adanya

retailing mix yang tepat bagi perusahaan

eceran akan mengalami kesulitan dalam pemasarannya, oleh karena itu ada enam variabel dari retailing mix yang harus diperhatikan yaitu keluasan dan kedalaman keragaman produk (product), keputusan penetapan harga dalam setiap produk (price), penempatan lokasi yang startegis dalam bersaing (place), memperkenalkan merek dalam benak konsumen (promotion), fasilitas fisik dalam gerai yang sekiranya menentukan konsumen dalam pengambilan keputusan membeli atau tidak (physical evidence), pelayanan pelanggan dan penjualan pribadi (personnel). Titik berat pandangan konsumen adalah barang yang sesuai dengan keinginannya serta kebutuhannya (Lamb, et al. 2001:96).

Salah satu dari ritel modern yang berformat minimarket tersebut adalah Cahaya Baru. Minimarket Cahaya Baru merupakan minimarket eceran yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari masyarakat seperti, makanan, minuman, pakaian, peralatan mandi dan lain-lain.

Dari data yang diperoleh jumlah penjualan mengalami penurunan pada bulan September, Oktober, November, dan Desember. Selain mengalami penurunan minimarket Cahaya Baru juga tidak dapat memenuhi target penjualannya pada bulan April, September, Oktober, November, dan Desember. Hal ini diindikasikan karena adanya permasalahan pada retailing mix di

minimarket Cahaya Baru. Berdasarkan

hasil wawancara dengan bapak I Gede Sadra, SE selaku manager minimarket Cahaya Baru pada tanggal 17 Oktober 2014, promosi yang dilakukan masih sangat minim. Hal ini disebabkan karena tidak adanya tim khusus yang menangani masalah pemasaran atau promosi sehingga kegiatan-kegiatan promosi seperti iklan dan promo-promo produk tidak terlaksana dengan optimal. Kemudian pada bagian fasilitas fisik (physical evidence) yang masih kurang

(3)

terorganisir dengan baik, kurang pencahayaan sehingga mengganggu kenyamanan pelanggan pada saat berbelanja. Permasalahan selanjutnya terdapat pada bagian personalia, para karyawannya kurang ramah dan kurang cekatan dalam melayani pelanggan.

Agar berhasil dalam memenangkan persaingan, minimarket Cahaya Baru harus dapat mempertahankan konsumenya untuk menjadi pelanggan yang tetap, dengan kata lain perusahaan harus dapat meningkatkan kepuasan konsumen agar konsumen tersebut menjadi pelanggan loyal berbelanja di perusahaan tersebut. Penting bagi minimarket Cahaya Baru untuk mengenal dan mengetahui konsumenya. Strategi yang diterapkan harus tepat sasaran agar dapat hidup ditengah persaingan yang ketat.

Dalam rangka membentuk dan meningkatkan pembelian minimarket

Cahaya Baru harus mengelola retailing

mix agar dapat memenuhi tuntutan

konsumen yang mudah berubah, sebagai akibat banyaknya kegiatan-kegiatan promosi yang dilakukan oleh para pesaingnya. Untuk itu dalam melaksanakan retailing mix perlu mempertimbangkan faktor tersebut agar dapat mencapai pasar sasaran dan, sehingga terbentuklah keputusan pembelian konsumen.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan eksplanatif yang teruji tentang (1) besar sumbangan pengaruh simultan dari retailing mix yang terdiri produk, harga, lokasi, promosi, fasilitas fisik dan personalia terhadap keputusan pembelian konsumen, (2) besar sumbangan pengaruh parsial dari retailing

mix yang terdiri produk, harga, lokasi,

promosi, fasilitas fisik dan personalia terhadap keputusan pembelian konsumen pada minimarket Cahaya Baru di Singaraja.

Manfaat dari penelitian ini adalah, (1)Bagi peneliti. Sebagai sarana untuk menerapkan teori juga ilmu pengetahuan yang diperoleh pada bangku kuliah serta dapat menambahkan wawasan terhadap masalah praktis yang ada pada perusahaan, khususnya dalam hal

retailing mix.(2) Bagi perusahaan. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna untuk menyusun kebijakan perusahaan yang bersangkutan.

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Kotler (2009: 5) pemasaran adalah proses sosial, dan proses tersebut yang individu maupun kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dari satu pihak ke pihak lain. ) konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional adalah terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan pemberian kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih efisien dari yang dilakukan para pesaing.

Definisi perilaku konsumen menurut J. Paul Peter (2000) adalah perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara pengaruh kondisi perilaku dan kejadian di sekitar, manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis (Kotler, 2009: 159). Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen sangat bervariasi, ada yang sederhana dan komplek. (Kotler, 2009: 184). Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami kepuasan atau ketidakpuasan, hal ini akan mempengaruhi tindakan setelah pembelian. Apabila konsumen memperoleh kepuasan maka sikap konsumen terhadap produk tersebut menjadi lebih kuat atau sebaliknya. Para pemasar dapat melakukan sesuatu dari konsumen yang merasa puas misalnya dengan memasang iklan yang menggambarkan perasaan puas seseorang yang telah memilih salah satu merek atau lokasi belanja tertentu bagi konsumen yang tidak puas, pemasar dapat memperkecil ketidakpuasan tersebut dengan cara menghimpun saran pembeli untuk penyempurnaan produk, maupun pelayanan tambahan terhadap

(4)

konsumen dan sebagainya (Kotler, 2009: 184-190).

Eceran merupakan aktivitas paling akhir dari rangkaian perjalanan produk dari produsen ke konsumen akhir. Kegiatan eceran tidak terbatas dilakukan oleh eceran saja, tetapi dilakukan oleh siapa saja termasuk diantaranya produsen, pedagang besar, maupun distributor, apabila mereka melakukan penjualan secara langsung pada konsumen akhir. Jadi jelas bahwa kegiatan eceran tidak terbatas hanya dilakukan oleh pengecer saja.

Peran bauran eceran sangatlah penting dan berpengaruh sekali, tanpa adanya bauran eceran yang tepat bagi perusahaan eceran akan mengalami kesulitan dalam pemasarannya. Menurut Lamb, et al. (2001: 96) terdapat enam retailing mix yang benar-benar harus diperhatikan yaitu keluasan dan kedalaman keragaman produk (product), keputusan penetapan harga dalam setiap produk (price), penempatan lokasi yang startegis dalam bersaing (place), memperkenalkan merek dalam benak konsumen (promotion), suasana atau atmosfer dalam gerai yang sekiranya menentukan konsumen dalam pengambilan keputusan membeli atau tidak (physical evidence), pelayanan pelanggan dan penjualan pribadi (personnel). Unsur-unsur retailing mix

adalah: Produk (Product), harga (Price),

lokasi (Place), promosi (Promotion), fasilitas fisik (physical evidence),

personalia (personel).

Hubungan Bauran Eceran (Retailing

mix) dengan Keputusan Pembelian yaitu

para pengecer mengembangkan strategi pemasaran dengan mempertimbangkan sasaran dan rencana strategi perusahaan secara menyeluruh. Hal ini merupakan tujuan dari pengecer untuk mencakup lebih banyak orang datang, penjualan produk tertentu yang lebih tinggi, citra yang lebih berskala tinggi, atau kesadaran publik yang ditingkatkan tentang operasi eceran (Lamb, et al 2001: 95). Foster, (2008: 51) menyatakan bahwa bauran penjualan eceran adalah semua variabel yang dapat digunakan sebagai strategi pemasaran untuk berkompetensi pada

pasar yang dipilih. Dalam penjualan eceran termasuk produk, harga, lokasi, promosi, fasilitas fisik, dan personalia digunakan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan serta mempengaruhi keputusan pembelian. Levy and Weitz (2001: 23) menyatakan bahwa ”The retail

mix is the combination of factors retailers use to satisfy customer needs and influence their purchase decisions”.

Artinya bahwa bauran eceran merupakan suatu kombinasi dari faktor-faktor yang digunakan retail untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan mempengaruhi keputusan pembelian.

Pengecer memakai unsur-unsur bauran eceran (retailing mix) untuk mencapai tujuan perusahaan berkaitan dengan orientasi perusahaan dan asumsinya mengenai perilaku konsumen serta bagaimana konsumen membuat keputusan pembelian. Dengan demikian strategi yang dapat digunakan oleh pengecer adalah unsur-unsur bauran eceran (retailing mix). Dengan memahami perilaku konsumen serta bagaimana konsumen membuat keputusan pembelian maka pengkombinasian unsur-unsur bauran eceran (retailing mix) yang tepat diharapkan akan dapat menarik pasar sasaran.

Penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu dari (1) Alam Rengga Surawijaya (2005). Judul penelitian, Pengaruh Bauran Eceran (retailing mix) terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada UD. Pilar Agung, Lumajang”. Variabel-variabel retailing mix terdiri dari produk (X1), harga (X2), iklan

dan promosi (X3), lokasi (X4). Alat analisis

yang digunakan adalah regresi linier berganda disertai dengan uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukan pengaruh secara signifikan dan hubungan searah terhadap keputusan pembelian konsumen pada UD Pilar Agung, Lumajang yaitu sebesar 80,6%. (2) M. Misbakhul Munir (2011) dengan judul Analisis Pengaruh Retailing Mix terhadap Keputusan Konsumen pada Minimarket Permata di Kecamatan Balapulang, variabel retailing mix terdiri dari, lokasi (X1), produk (X2), harga (X3), promosi (X4),

(5)

digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan analisis korelasi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel-variabel retailing mix

memiliki hubungan yang kuat terhadap keputusan pembelian konsumen, yaitu sebesar 58,7%, serta ditemukan bahwa variabel produk memiliki pengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian konsumen, yaitu sebesar, 14,6%. (3) Zulaikha Fauzi (2004) dengan judul peneliti Faktor-faktor yang Dipertimbangkan Konsumen dalam Keputusan Pembelian pada Darmo Factory Outlet di kota Malang. Faktor-faktor bauran ecera (retailing mix) terdiri dari produk (X1), harga (X2), promosi (X3),

lokasi (X4), customer service (X5), dan

suasana factory outlet (X6). Alat analisis

yang digunakan adalah analisis faktor-faktor. Didapatkan bahwa faktor-faktor tersebut sebesar 60,745% menjadi pertimbangan konsumen dalam keputusan pembelian pada Darmo Factory Outlet Cabang Basuki Rachmat Malang. Sedangkan 39,255% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor produk merupakan faktor dominan yang menjadi pertimbangan konsumen dalam keputusan pembelian pada Darmo Factory Outlet Cabang Basuki Rachmad Malang dengan nilai sebesar 11,822%.

METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kausal. Desain kausal adalah suatu penelitian yang menggambarkan suatu generalisasi atau menjelaskan hubungan sebab akibat dan pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lain tanpa memanipulasi suatu variabel. Variabel yang dilibatkan yaitu variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel bebas berupa produk (X1),

harga (X2) lokasi (X3), promosi (X4),

fasilitas fisik (X5), personalia (X6),

sedangkan variabel terikat adalah keputusan pembelian (Y), keenam variabel ini bersifat sebab-akibat.

Subjek dalam penelitian ini adalah

Minimarket Cahaya Baru, Singaraja

sedangkan objek penelitiannya adalah bauran eceran yang terdiri dari produk,

harga, lokasi, promosi, fasilitas fisik, personalia dan keputusan pembelian.

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dari hasil pengisian kuisioner mengenai tanggapan konsumen berkenaan dengan produk, harga, lokasi, promosi, fasilitas fisik, dan personalia yang mempengaruhi keputusan pembelian. Data sekunder diperoleh dari data penjualan dan target penjualan perbulan pada minimarket Cahaya Baru, Singaraja.

Populasi dalam penelitian ini adalah adalah konsumen yang berkunjung ke

minimarket Cahaya Baru. Jumlah

populasinya banyak dan tidak dapat ditentukan, maka penelitian ini menggunakan sampel Karena sampel merupakan sebagian jumlah yang mewakili populasi, maka sampel harus betul-betul representatif, sesuai dengan karakteristik populasi. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik aksidental. Pengambilan sampel dengan teknik aksidental atau accidental sampling ini adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan atau siapa saja yang ditemui dan dipandang cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001:96). Dalam penelitian ini, kuesioner akan diberikan pada konsumen yang sudah melakukan pembelian pada minimarket Cahaya Baru, Singaraja.

Adapun jumlah sampel ditentukan ditentukan dengan menggunakan teori Sugiyono (2007:13), bila dalam penelitian akan menggunakan analisis kolerasi atau regresi berganda, maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti berdasarkan ketentuan tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 10 x 7 = 70 sampel.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. Dalam penelitian ini kuesioner menggunakan pertanyaan tertutup. Kuesioner diberikan langsung kepada responden. Dengan melakukan penyebaran kuesioner responden untuk

(6)

mengukur persepsi responden digunakan Skala Likert. Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan menggunakan skala 1 sampai 5 untuk mewakili pendapat dari responden.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Hasil analisis regresi linier berganda dengan bantuan program aplikasi komputer Statistical Package For Social

Sience (SPSS) 16.0 for Windows, maka

diperoleh hasil penelitian seperti yang nampak pada Tabel 1.

Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Parameter Koefisien p-value Alpha (α) Keputusan Simpulan Ryx1x2x3x4x5x

6

0,973 0,000 0,05 Menolak Ho Ada hubungan pengaruh simultan dari x1, x2, x3, x4,x5, x6 terhadap keputusan pembelian R2yx1x2x3x4x5

x6

0,946 0,000 0,05 Menolak Ho Ada sumbangan pengaruhhh simultan dari terhadap x1, x2, x33, x4,x5, x6 keputusan pembelian Ryx1 0,379 0,002 0,05 Menolak Ho Ada pengaruh parsial dari

produk terhadap keputusan pembelian

R2yx1 0,143 0,002 0,05 Menolak Ho Menunjukkan besarnya

sumbangan pengaruh secara parsial dari produk terhadap keputusan pembelian

Ryx2 0,418 0,001 0,05 Menolak Ho Ada pengaruh parsial dari

harga terhadap keputusan pembelian

R2yx2 0,174 0,001 0,05 Menolak Ho Menunjukkan besarnya

sumbangan pengaruh secara parsial dari harga terhadap keputusan pembelian

Ryx3 0,413 0,001 0,05 Menolak Ho Ada pengaruh parsial dari

lokasi terhadap keputusan pembelian

R2yx3 0,170 0,001 0,05 Menolak Ho Menunjukkan besarnya

sumbangan pengaruh secara parsial dari lokasi terhadap keputusan pembelian

Ryx4 0,520 0,000 0,05 Menolak Ho Ada pengaruh parsial dari

promosi terhadap keputusan pembelian

(7)

R2yx4 0,270 0,000 0,05 Menolak Ho Menunjukkan besarnya

sumbangan pengaruh secara parsial dari promosi terhadap keputusan pembelian Ryx5 0,394 0,001 0,05 Menolak Ho Ada pengaruh parsial dari

fasilitas fisik terhadap keputusan pembelian R2yx5 0,155 0,001 0,05 Menolak Ho Menunjukkan besarnya

sumbangan pengaruh secara parsial dari fasilitas fisik terhadap keputusan pembelian Ryx6 0,372 0,002 0,05 Menolak Ho Ada pengaruh parsial dari

personalia terhadap keputusan pembelian R2yx6 0,138 0,002 0,05 Menolak Ho Menunjukkan besarnya

sumbangan pengaruh secara parsial dari personalia terhadap keputusan pembelian

Ryε 0,027 - - - -

R2yε 0,001 - - - -

α -3,963 0,002 0,05 Signifikan Bisa memprediksi β1 0,139 0,002 0,05 Signifikan Bisa memprediksi

β2 0,168 0,001 0,05 Signifikan Bisa memprediksi

β3 0,122 0,001 0,05 Signifikan Bisa memprediksi

β4 0,245 0,000 0,05 Signifikan Bisa memprediksi

β5 0,190 0,001 0,05 Signifikan Bisa memprediksi

β6 0,194 0,002 0,05 Signifikan Bisa memprediksi

(Sumber: data diolah SPPS )

Adapun persamaan dari analisis regresi berganda penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y= -3,963+0,139X1+0,168X2+0,122X3+

0,245X4+0,190X5+0,194X6 + 0,027ε

Berdasarkan hasil uji analisis regresi linear berganda diperoleh pada Tabel 4.1 menunjukkan hasil Ryx1x2x3x4x5x6 = 0,973

dengan p-value 0,000 < alpha 0,05, yang artinya ada hubungan pengaruh simultan dari produk, harga, lokasi, promosi, fasilitas fisik, personalia terhadap keputusan pembelian konsumen pada minimarket Cahaya Baru di Singaraja. Besarnya sumbangan pengaruh simultan dari produk, harga, lokasi, promosi, fasilitas fisik, personalia terhadap keputusan pembelian adalah 0,946 Hasil tersebut menunjukkan

bahwa sebesar 94,6% keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh

retailing mix yang terdiri dari produk, harga,

lokasi, promosi, fasilitas fisik, personalia, sedangkan pengaruh dari variabel diluar

retailing mix yang terdiri dari produk, harga,

lokasi, promosi, fasilitas fisik, personalia, terhadap keputusan pembelian konsumen sebesar 2,7%. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel retailing mix yang terdiri dari dari produk, harga, lokasi, promosi, fasilitas fisik dan personalia secara bersama-sama berperan dalam upaya menciptakan keputusan pembelian.

Tabel 4.1 menunjukkan hasil Ryx1 =

0,379 dengan nilai p-value 0,002 < alpha 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen pada

(8)

2013. Besarnya pengaruh produk terhadap keputusan pembelian yaitu sebesar 0,379 atau 37,9% dan besar sumbangan pengaruh sebesar 0,143 atau 14,3%.

Ryx2 = 0,418 dengan nilai p-value

0,001< alpha 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen pada minimarket Cahaya Baru Singaraja Tahun 2013. Besarnya pengaruh harga terhadap keputusan pembelian yaitu sebesar 0,418 atau 41,8% dan besar sumbangan pengaruh sebesar 0,174 atau 17,4%.

Tabel 4.1 menunjukkan hasil Ryx3 =

0,413 dengan nilai p-value 0,001 < alpha 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa lokasi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen pada

minimarket Cahaya Baru Singaraja Tahun

2013. Besarnya pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian yaitu sebesar 0,413 atau 41,3% dan besar sumbangan pengaruh sebesar 0,170 atau 17%.

Tabel 4.1 menunjukkan hasil Ryx4 =

0,520 dengan nilai p-value 0,000 < alpha 0,05, hal ini menunjukkan bahwa promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen pada minimarket Cahaya Baru Singaraja Tahun 2013. Besarnya pengaruh promosii terhadap keputusan pembelian yaitu sebesar 0,520 atau 52% dan besar sumbangan pengaruh sebesar 0,270 atau 27%.

Tabel 4.1 menunjukkan hasil Ryx5 =

0,394 dengan nilai p-value 0,001 < alpha 0,05, hal ini menunjukkan bahwa fasilitas fisik berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen pada

minimarket Cahaya Baru Singaraja Tahun

2013. Besarnya pengaruh fasilitas fisik terhadap keputusan pembelian yaitu sebesar 0,394 atau 39,4% dan besar sumbangan pengaruh sebesar 0,155 atau 15,5%.

Tabel 4.1 menunjukkan hasil Ryx6 =

0,372 dengan nilai p-value 0,002 < alpha 0,05, maka Hal ini menunjukkan bahwa personalia berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen pada

minimarket Cahaya Baru Singaraja Tahun

2013. Besarnya pengaruh personalia terhadap keputusan pembelian yaitu sebesar 0,372 atau 37,2% dan besar

sumbangan pengaruh sebesar 0,138 atau 13,8%.

Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa variabel produk, harga, lokasi, promosi, fasilitas fisik, dan personalia secara simultan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada Minimarket Cahaya Baru. Hasil penelitian ini mendukung teori dari Levy and Weitz (2001:23) yang menyatakan bahwa

Retailing mix merupakan suatu kombinasi

dari faktor-faktor yang digunakan retail untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan mempengaruhi keputusan pembelian. Hasil penelitian ini sesuai dengan kajian empirik dari Alam Rengga Surawijaya (2005) yang menyatakan bahwa Retailing

Mix berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian konsumen. Pengaruh produk terhadap keputusan pembelian menunjukkan bahwa produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen Minimarket Cahaya Baru. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori dari Kotler & Amstrong, (2008:27) Penentuan citra produk pada atribut tertentu seperti kualitas produk, merek, desain produk dan kemasan produk dapat membantu konsumen dalam menentukan keputusan pembelian

Penelitian mengenai pengaruh dari harga terhadap keputusan pembelian menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen Minimarket Cahaya Baru. Hal ini sejalan dengan teori Indrajit, (2002:14) Perbendaan yang mendasar antara pasar konvensional dan emarketplace adalah konsep transparansi karena banyak pemasok produk dan jasa yang sama maka seorang calon pembeli dapat melakukan pengecekkan dan melakukan perbandingan antara masing-masing harga yang di tawarkan tersebut. Tentu saja untuk mendapatkan produk dan harga yang termurah.

Pengaruh dari lokasi terhadap keputusan pembelian menunjukkan bahwa lokasi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen

(9)

ini sejalan dengan teori dari Lamb, et al (2001:101) yang berpendapat bahwa lokasi yang tepat, tersedianya transportasi publik, jarak dengan perminimarketan lain, tersedianya tempat atau area parkir, serta keamanan dari lokasi dapat menciptakan keputusan pembelian konsumen.

Pengaruh dari promosi terhadap keputusan pembelian menunjukkan bahwa promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen

Minimarket Cahaya Baru. Hasil penelitian

ini sejalan dengan teori dari Ma’ruf (2005:179) yang menyatakan strategi promosi eceran terdiri ialah iklan (baik melalui media cetak maupun elektronik),

sales promotion (discount, coupon, bonus

pack, contest, bazar, dan lain-lain),

personal selling, publisitas (berita, press

release, atau lainnya yang mengandung

news interest) dilaksanakan dalam upaya

menciptakan keputusan pembelian.

Pengaruh dari fasilitas fisik terhadap keputusan pembelian menunjukkan bahwa fasilitas fisik berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen

Minimarket Cahaya Baru. Hasil penelitian

ini sejalan dengan teori dari Ma’ruf (2005:201) Jika penataan dari suasana tersebut dilakukan secara optimal maka gerai peritel yang dikunjungi oleh konsumen dapat menyentuh emosi dan menciptakan keputusan pembelian.

Pengaruh dari personalia terhadap keputusan pembelian menunjukkan bahwa personalia berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen

Minimarket Cahaya Baru. Hasil penelitian

ini sejalan dengan teori Lamb, et al (2001:110) yang menyatakan bahwa tenaga penjual eceran melayani fungsi penjualan dengan baik akan dapat membujuk pelanggan untuk membeli.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. (1) Ada pengaruh positif secara simultan dari produk, harga, lokasi, promosi fasilitas fisik dan personalia terhadap keputusan pembelian sebesar 94,6% pada Minimarket Cahaya Baru tahun 2013. (2) Ada pengaruh positif secara parsial dari produk terhadap

keputusan pembelian sebesar 14,3%, harga terhadap keputusan pembelian sebesar 17,4%, lokasi terhadap keputusan pembelian sebesar 17%, promosi terhadap keputusan pembelian sebesar 27%, fasilitas fisik terhadap keputusan pembelian sebesar 15,5%, personalia terhadap keputusan pembelian sebesar 13,8% pada

Minimarket Cahaya Baru tahun 2013.

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. Bagi

Minimarket Cahaya Baru Singaraja, dalam

upaya meningkatkan keputusan pembelian, pihak perusahaan diharapkan memperhatikan retaling mix yang diterapkan pada perusahaan tersebut. Penelitian ini membuktikan bahwa apabila

retailing mix yang diterapkan perusahaan

kurang baik maka akan menimbulkan penurunan minat konsumen untuk berbelanja di Minimarket Cahaya Baru. Pada retailing mix yang diterapkan oleh

Minimarket Cahaya Baru, variabel yang

paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian adalah promosi. Variabel produk, harga, lokasi, fasilitas fisik, dan personalia hendaknya ditingkatkan lagi agar seluruh variabel dari retailing mix dapat secara bersama-sama mempengaruhi keputusan pembelian dan dapat meningkatkan penjualan pada Minimarket Cahaya Baru.

DAFTAR RUJUKAN

Alam Rengga Surawijaya. 2005. Pengaruh

Bauran Eceran (Retailing Mix)

Terhadap Keputusan Pembelian Pada UD. Pilar Agung, Lumajang.

Dahmiri. 2009. Pengaruh Bauran Penjualan Eceran (Retailing Mix) terhadap Citra Department Store (Studi pada Ramayana Department Store Kota Jambi). Jurnal Manajemen

Pemasaran Modern. Universitas

Jambi.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

(10)

Hendri Ma’ruf. 2005. Pemasaran Ritel. Jakarta: PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA

Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium, Jilid 1,

Prenhallindo. Jakarta.

Lamb, Charlesh W. Joseph F. Hair, dan Carl Mc Danield. 2001. Marketing, Terjemahan oleh David Octarevia, Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Levy and Weitz. (2009). Retailing management (7th ed.). New York:

McGraw Hill.

Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. 2000.

Consumer behavior Perilaku

Konsumen Dan Strategi Pemasaran

Jilid 1Edisi Keempat. Jakarta:

Erlangga.

Stanton, William J. 1996. Prinsip

Pemasaran. Alih Bahasa Drs

Yohanes Lamarto, MBA, MSM, Edisi Ketujuh, Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2009. MetodePenelitianBisnis (PendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

ZulaikhaFauzi. 2004. Faktor-Faktor Yang

DipertimbangkanKonsumenpadaDar mo Factory Outlet di Kota Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dalam pembahasan penelitian ini yaitu Kewenangan Pengadilan Negeri dan Arbitrase dalam Undang – Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif

Agar penelitian ini lebih jelas dan terfokus pada masalah yang ada dan tidak meluas jauh, maka penelitian hanya membatasi masalah yang berhubungan dengan

Hasil analisa pada Ekuitas menunjukan bahwa Ace Hardware menjaga kondisi modal mereka guna menghindari adanya kekecewaan pada investor/pemegang saham dengan cara

bahwa memperhatikan huruf a, b dan c di atas, maka perlu ditetapkan Keputusan Rektor Universitas Telkom tentang Kalender Pendidikan Tahun 2017 Universitas Telkom

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajran berbasis masalah disertai

[r]

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap keikutsertaan ibu menjadi akseptor KB Suntik DMPA di BPS Umu Hani adalah faktor usia yaitu sebanyak

Gambar 7 Pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas spesifik katepsin Konsentrasi substrat itu akan menjadi cukup tinggi pada suatu titik tertentu sehingga semua sisi aktif