PSIKOLOGI
EMOSI
1. EMOSI
• Ahli psikologi memandang manusia adalah makhluk yang secara alami memiliki emosi.
• Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu.
• Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi merupakan keadaan jiwa yang menampakkan diri dengan suatu perubahan yang jelas pada tubuh. Dengan kata lain emosi setiap orang mencerimkan keadaan jiwanya yang akan tampak secara nyata pada perubahan jasmaninya.
• Contoh ketika marah wajah memerah, napas sesak, otot menegang, energi tubuh memuncak.
PERASAAN VS EMOSI
• Emosi dan perasaan (emotion & feeling) keduanya digunakan secara tumpang tindih dalam percakapan keseharian. Ketika seseorang bertanya pada orang lain apa yang dirasakannya ketika dikhianati pacarnya, jarang orang bertanya , "bagaimana emosimu?", kebanyakan akan bertanya, "bagaimana perasaanmu?" Dalam bahasa sehari-hari, kata emosi memang sangat jarang digunakan. Kata perasaan, jauh lebih umum digunakan.
• Menurut Chaplin (1972) perasaan adalah keadaan atau state individu sebagai akibat dari persepsi sebagai akibat stimulus baik externel maupun internal.
• Emosi merupakan reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat, karena itu emosi lebih intens daripada perasaan, dan sering terjadi perubahan perilaku, hubungan dengan lingkungan kadang-kadang terganggu.
• Kebanyakan orang berpikir bahwa emosi adalah salah satu jenis perasaan. Sesuatu dianggap sebagai emosi tatkala seseorang merasakan perasaan tertentu, terutama marah. Selain marah, perasaan lain yang kerap dianggap sebagai emosi misalnya adalah cinta, sedih, bahagia, dan cemburu. Orang akan mengatakan Andi sedang emosi ketika ia sedang marah (ia ‘emosi’ karena ia dikhianati sang pacar), namun juga ketika ia sedang sangat bahagia (ia begitu ‘emosi’ bertemu ibunya), sedih (ia begitu ‘emosi’ pada saat pemakaman ayahnya), cemburu (ia ‘emosi’ tahu pacarnya makan malam dengan orang lain), atau cinta (emosinya begitu mendalam pada kekasihnya).
• Sebagian ahli menyebutkan bahwa di dalam emosi terkandung perasaan. Ini artinya, perasaan adalah komponen dari emosi. Perasaan diartikan sebagai keadaan yang dirasakan sedang terjadi dalam diri seseorang. Anda mengalami perasaan marah, karena Anda merasakan adanya sesuatu yang bergejolak dalam diri Anda.
• Sebenarnya keduanya relatif sama. Bahkan, menurut seorang peneliti emosi dari Australian National University, yakni Anna Wierzbicka, tidak semua budaya memiliki kata untuk emosi sebagaimana yang dikonsepsikan dalam bahasa inggris sedangkan kata yang bermakna perasaan (feeling) ada dalam semua bahasa. Menurutnya lagi, kata emosi lebih disukai karena kesannya lebih objektif dan lebih ilmiah daripada kata perasaan. Oleh sebab itu kata emosi jauh lebih luas digunakan dalam dunia ilmu pengetahuan.
• Bagaimana dengan rasa lapar karena kurang makan, rasa haus kurang minum, rasa panas karena terik matahari, rasa manis gula, rasa pahit kopi, dan rasa sakit tulang? Tentu saja itu semua tidak termasuk kategori perasaan yang dikaitkan dengan emosi.
• Perasaan yang diartikan emosi adalah perasaan yang tidak terkait dengan yang dirasakan fisik. Ada rasa lapar, tapi tidak ada emosi lapar. Ada rasa panas tapi tidak ada emosi panas. Ada rasa manis gula tapi tidak ada emosi manis. Emosi adalah perasaan yang terkait dengan suasana hati.
Perasaan merupakan suatu keadaan dalam diri individu sebagai suatu akibat dari yang dialaminya atau yang dipersepsinya. Ada beberapa sifat tertentu yang ada padanya yaitu:
• Pada umumnya perasaan berkaitan dengan persepsi, dan merupakan reaksi terhadap stimulus yang mengenainya.
• Perasaan bersifat subjektif, lebih subjektif apabila dibandingkan dengan peristiwa psikis yang lain.
• Perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan senang atau tidak senang sekalipun tingkatannya dapat berbeda-beda.
• Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu (khusus), dan emosi cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku yang mengarah (approach) atau menyingkiri (avoidance) terhadap sesuatu, dan perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya expresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi.
• Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir,
'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari kata e yang berrati ‘energi’ dan movere 'bergerak‘. Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Sebagai contoh, bila seseorang bersikap kasar, manusia akan merasa marah. Perasaan intens kemarahan tersebut mungkin datang dan pergi dengan cukup cepat tetapi ketika sedang dalam suasana hati yang buruk, seseorang dapat merasa tidak enak untuk beberapa jam.
• Emosi dalam makna harfiah didefinisikan sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu dari setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap. Emosi yang merujuk pada suatu perasaaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psiologis dan serangkaian kecenderungan bertindak.
PENGERTIAN EMOSI MENURUT
AHLI
• Pengertian Emosi menurut Daniel Goleman adalah setiap kegiatan atau pergolakan perasaan, pikiran, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Daniel juga mengatakan bahwa emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dari serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
• Menurut Chaplin, Pengertian Emosi ialah suatu keadaan yang terangsang dari organisme yang mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang sifatnya mendalam dari perubahan perilaku tersebut. Chaplin juga membedakan emosi dengan perasaan dan dia mengatakan bahwa perasaan adalah pengalaman yang disadari, yang diaktifkan baik itu oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah.
• Soergada Poerbakawatja mengemukakan pengertian emosi, Emosi adalah respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus. Respons demikian terjadi baik terhadap perasaan-perasaan eksternal maupun internal. Dengan pengertian emosi menurut Soergada ini terlihat jelas perbedaan antara perasaan dengan emosi, bahkan terlihat jelas bahwa perasaan termasuk ke dalam emosi atau menjadi bagian dari emosi.
• Dari pengertian emosi di atas, dapat disimpulkan bahwa
Pengertian Emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan
perasaan, pikiran, nafsu serta setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Emosi juga merujuk kepada pikiran-pikiran yang khas dalam suatu perasaan, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Adapun perasaan (feelings) adalah pengalaman yang disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermancam-macam keadaan jasmaniah.
• Seseorang kadang dapat mengontrol keadaan dirinya sehingga emosi yang dialami tidak tercetus keluar dengan perubahan atau tanda-tanda kejasmanian seperti wajah memerah ketika marah. Hal ini berkaitan dengan pendapat Ekman dan Friesen bahwa ada tiga aturan penggambaran emosi yang terdiri atas masking yaitu keadaan seseorang yang dapat menyembunyikan atau dapat menutupi emosi yang dialaminya. Modulation yaitu orang tidak dapat meredam secara tuntas mengenai gejala kejasmaniannya, tetapi hanya dapat mengurangi saja. Stimulation yaitu orang tidak mengalami sesuatu emosi, tetapi seolah-olah mengalami emosi dengan menampakkan gejala kejasmanian.
• Emosi pada umumnya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, sehingga emosi berbeda dengan mood atau suasana hati pada umunya berlangsung dalam waktu yang relatif lebih lama daripada emosi, tetapi intensitasnya kurang apabila dibandingkan dengan emosi. Apabila seseorang mengalami marah atau emosi, maka kemarahan tersebut tidak segera hilang begitu saja, tapi masih terus berlangsung dalam jiwa seseorang ( ini yang dimaksud dengan mood) yang akan berperan dalam diri orang yang bersangkutan. Namun demikian ini juga perlu dibedakan dengan temperamen. Temperamen adalah keadaaan psikis seseorang yang lebih permanen daripada mood, karena itu temperamen lebih merupakan predisposisi yang ada pada diri seseorang, dan karena itu temperamen lebih merupakan aspek kepribadian seseorang apabila dibandingkan dengan mood.
ASPEK EMOSI
Biologi
Emosi
Intensitas
Frekuesi
dan
Durasi
Rasionalit
as dan
Emosi
Terdapat aspek emosi yang fundamental yang harus dipertimbangkan, diantaranya:
Fungsi
Emosi
Biologi emosi
• Semua emosi berasal dari sistem limbik otak yang kira-kira berukuran sebesar sebuah kacang walnut dan terletak di batang otak. Orang-orang cenderung merasa bahagia ketika sistem limbik mereka secara relatif tidak aktif. Sistem limbik orang tidaklah sama. Sistem limbik yang lebih aktif terdapat pada orang-orang yang depresi, khususnya ketika mereka memperoleh informasi
negatif.
Intensitas
• Setiap orang memberikan respon yang berbeda-beda terhadap rangsangan pemicu emosi yang sama. Dalam sejumlah kasus, kepribadian
menjadi penyebab perbedaan tersebut. Pada saat lain, perbedaan tersebut timbul sebagai hasil dari persyaratan-persyaratan pekerjaan.
Frekuesi dan durasi
• Suksesnya pemenuhan tuntutan emosional seorang karyawan dari suatu pekerjaan tidak hanya bergantung pada emosi-emosi yang harus ditampilkan dan intensitasnya tetapi juga pada seberapa sering dan lamanya mereka berusaha menampilkannya.
Rasionalitas dan emosi
• Emosi adalah penting terhadap pemikiran rasional karena emosi memberikan informasi penting mengenai pemahaman terhadap dunia sekitar. Dalam suatu organisasi, kunci
pengambilan keputusan yang baik adalah menerapkan pemikiran dan perasaan dalam suatu keputusan.
Fungsi emosi
• Dalam ”The Expression of the Emotions in Man and Animals”, Charles Darwin menyatakan
bahwa emosi berkembang seiring waktu untuk membantu manusia memecahkan masalah. Emosi sangat berguna karena ‘memotivasi’
orang untuk terlibat dalam tindakan penting agar dapat bertahan hidup. Emosi sangat
berpengaruh terhadap tingkah laku manusia dengan manusia lain.
KLASIFIKASI EMOSI
Emosi
Positif
Emosi
Negatif
Salah satu cara mengklasifikasikan emosi adalah berdasarkan apakah emosi tersebut positif atau negatif. Emosi tidak dapat netral, karena menjadi netral berarti menjadi nonemosional.
Marah Sedih Takut Malu Cemas Cinta Bahagia Senang Gembira Terpesona Ceria
SUMBER - SUMBER EMOSI
DAN SUASANA HATI
Kepribadian Waktu Cuaca
Tidur
Olahraga
Stres Aktivitas sosial
Kepribadian
• Kepribadian memberi kecenderungan kepada orang untuk mengalami suasana hati dan emosi tertentu, contohnya beberapa orang merasa bersalah dan merasakan kemarahan dengan lebih mudah dbandingkan orang lain, sedangkan orang lain mungkin merasa tenang dan rileks dalam situasi apa pun. Intinya, beberapa orang memiliki kecenderungan untuk memiliki emosi apa pun secara lebih intens atau memiliki intensitas afek (perbedaan individual dalam kekuatan di mana individu-individu mengalami emosi mereka) tinggi.
Waktu
• Orang-orang cenderung berada dalam suasanan hati terburuk di awal minggu dan berada daam suasana hati terbaik di akhir minggu.
Cuaca
• Cuaca memiliki sedikit pengaruh terhadap suasana hati. Seorang ahli menyimpulkan, "Berlawanan dengan
pandangan kultur yang ada, data ini menunjukkan bahwa orang-orang tidak melaporkan suasana hati yang lebih baik pada hari yang cerah atau sebaliknya.
Stres
• Sebuah penelitian menghasilkan pernyataan, "Adanya peristiwa yang terus-menerus terjadi yang menimbulkan
stres tingkat rendah menyebabkan para pekerja mengalami tingkat ketegangan yang semakin lama seiring berjalannya waktu semakin meningkat.”
Aktivitas sosial
• Orang-orang dengan suasana hati positif biasanya mencari
interaksi sosial dan sebaliknya, interaksi sosial
menyebabkan orang-orang mempunyai suasana hati yang baik. Jenis aktivitas sosial juga berpengaruh. Penelitian
mengungkap bahwa aktivitas sosial yang bersifat fisik, informal, atau Epicurean lebih diasosiasikan secara kuat dengan peningkatan suasana hati yang positif
dibandingkan dengan kejadian-kejadian formal atau yang bersifat duduk terus-menerus.
Tidur
• Kualitas tidur mempengaruhi suasana hati. Satu dari alasan mengapa tidur yang lebih sedikit, atau kualitas tidur yang buruk,
menempatkan orang dalam suasana hati yang buruk karena hal tersebut
memperburuk pengambilan keputusan dan membuatnya sulit untuk mengontrol emosi.
Olahraga
• Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa olahraga
meningkatkan suasana hati positif.
Usia
• Suatu penelitian atas orang-orang yang berusia 18 hingga 94 tahun mengungkapkan bahwa emosi negatif tampaknya semakin jarang terjadi seiring bertambahnya usia
seseorang.
Gender
• Dalam perbandingan antargender, wanita menunjukkan ekspresi emosional yang lebih besar dibandingkan pria. Mereka megalami emosi secara lebih intens dan mereka menunjukkan ekspresi emosi positif maupun negatif yang lebih sering, kecuali kemarahan.
• Fungsi emosi:
– Emosi adalah bentuk komunikasi yang dapat mempengaruhi orang lain.
– Emosi dapat mengorganisasi dan memotivasi tindakan. Pada situasi yang penting, emosi dapat bereaksi dalam menghadapi situasi tertentu.
EMPAT SIFAT LATEN
PENGALAMAN EMOSIONAL
• Penelitian Gohm dan Clore (2002) menjabarkan empat sifat laten pengalaman emosional ketika kita sedang berada dalam sebuah suasana emosi tertentu yang sangat berpengaruh pada kebahagiaan, kesehatan mental, kecemasan dan atribusi kita yaitu:
Kejelasan, yaitu kemampuan seseorang dalam mengidentifikasikan dan membedakan emosi spesifik yang sedang dirasakannya.
Intensitas, seberapa kuat atau besar intensitas emosi spesifik yanag dapat dirasakan.
Perhatian, kecenderungan seseorang untuk mampu memahami, menilai dan menghargai emosi yang dirasakan.
Ekspresi, kemampuan mengungkapkan perasaan yang dirasakan kepada orang lain.
• Setiap organisasi mendefinisikan batasan-batasan yang mengidentifikasi emosi-emosi yang dapat diterima dan sampai tingkat mana karyawan dapat mengekspresikannya.
– Pengaruh-pengaruh organisasional – Pengaruh-pengaruh budaya.
• Sebagai contoh, di Cina orang menyatakan bahwa mereka mengalami lebih sedikit emosi positif dan negatif dibandingkan orang-orang dalam budaya lainnya, dan apa pun emosi yang mereka alami adalah kurang intensitasnya dibandingkan pada kultur lain.
• Kerja emosional adalah situasi saat seorang karyawan mengekspresikan emosi-emosi yang diinginkan secara organisasional selama transaksi antarpersonal di tempat kerja. Konsep kerja emosional muncul dari penelitian-penelitian atas pekerjaan terkait pelayanan, tetapi kerja emosional dapat relevan untuk semua jenis pekerjaan. Tantangan sebenarnya adalah ketika para karyawan harus menunjukkan satu emosi sementara pada saat yang bersamaan mengalami emosi yang lain. Perbedaan ini disebut disonansi emosional. Jika dibiarkan, perasaan terkungkung dari frustasi, kemarahan, dan kebencian akhirnya dapat menyebabkan kelelahan emosional dan kejatuhan mental
PSIKOLOGI EMOSI
STRES
stressor proses Respon stres
3
2
1
PENGERTIAN STRES
Understanding abouts stres >>>understanding stres component
Situasi penyebab stres
Mekanisme interaktif mulai datangnya stressor-respon
• Berdasarkan pendekatan respon stres, maka stres dapat dihubungkan dengan adanya peristiwa yang menekan sehingga seseorang dalam keadaan tidak berdaya
• Berdasarkan pendekatan stressor, stres didefinisikan sebagai kekuatan yang menimbulkan tekanan dalam diri, muncul jika tekanan melebihi batas optimum
• Berdasarkan pendekatan proses/interaksi, stres berkaitan dengan adanya transaksi antara tekanan dari luar dengan karakter individu
Pengertian stres menurut ahli
• Cloninger > stres adalah keadaan yang membuat
tegang yang
terjadi ketika seseorang
mendapat masalah dan
belum mempunyai
jalan keluar
• Kendall
>
stres
terjadi
ketika
terdapat
ketidakseimbangan
antara situasi yang
menuntut dengan perasaan
individu atas
Jenis dan reaksi stres
Menurut Selye:
• Distres
Psikologis (emosi) such as marah, sedih, tersinggung Fisiologis such as keluhan seperti pusing,gatal Proses berpikir (kognitif) diantaranya sulit konsentrasi
Reaksi
Stres
Perilaku , seperti mabuk, merokokDampak stres...
1. Fisiologis 2. Emosional 3. Kognitif 4. Interpersonal 5. organisasionalDampak psikofisiologi
stres...
• Dampak negatif stres dapat dijelaskan menurut teori sindrom adaptasi umum (GAS) dari Selye yang terdiri dari tiga tahapan:
– Tahap pertama, reaksi alarm – Tahap kedua, resistensi
Pengertian Kecemasan
• Freud,
kecemasan adalah reaksi terhadap ancaman
dari rasa sakit maupun dunia luar yang tidak siap
ditanggulangi dan berfungsi memperingatkan individu
akan adanya bahaya.
• Priest
berpendapat bahwa kecemasan adalah suatu
keadaan yang dialami ketika berpikir tentang sesuatu
yang tidak menyenangkan terjadi.
• Sobur
menjelaskan kecemasan adalah ketakutan yang
tidak nyata, suatu perasaan terancam sebagai
tanggapan terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak
mengancam
• Lazarus kecemasan merupakan suatu respon dari pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan di ikuti perasaan gelisah, khawatir, dan takut. Kecemasan merupakan aspek subjektif dari emosi seseorang karena melibatkan faktor perasaan yang tidak menyenangkan yang sifatnya subjektif dan timbul karena menghadapi tegangan, ancaman kegagalan, perasaan tidak aman dan konflik dan biasanya individu tidak menyadari dengan jelas apa yang menyebabkan ia mengalami kecemasan.
• The New Encyclopedia Britannica (1990) kecemasan atau anxiety adalah suatu perasaan takut, kekuatiran atau kecemasan yang seringkali terjadi tanpa ada penyebab yang jelas
Proses Terjadinya
Kecemasan
Stimulus
Perantara (skemata)
Respon
Proses Kognitif
Aspek Kecemasan
• Berdasarkan proses terjadinya kecemasan, maka
dapat disimpulkan bahwa aspek yang mempengaruhi
kecemasan berupa:
– Pengetahuan subjek tentang situasi yang dirasakan
– Pengetahuan tentang kemampuan dirinya untuk
mengendalikan dirinya
– Bandura menjelaskan beberapa hal yang berpengaruh
dalam meredakan kecemasan:
• Self efficacy
• Menurut Ramaiah beberapa cara untuk mengatasi kecemasan: – Pengendalian diri – Dukungan – Tindakan fisik – Tidur – Mendengarkan musik – Konsumsi makanan
Bentuk-bentuk Kecemasan
• Menurut Spilberger ada dua bentuk kecemasan: – Trait anxiety
– State anxiety
• Freud membagi kecemasan atas tiga macam: – Kecemasan realitas
– Kecemasan neurotik – Kecemasan moral
Klasifikasi Tingkat Kecemasan
1. Kecemasan ringan;
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ringan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, kesadaran tinggi, mampu untuk belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai situasi.
2. Kecemasan sedang;
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang terarah.
Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat denganvolume tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal, kemampuan konsentrasi menurun, perhatian selektif dan terfokus pada rangsangan yang tidak menambah ansietas,mudah tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis.
3. Kecemasan berat;
Seseorang dengan kecemasan berat cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area yang lain.
Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, berfokus pada dirinya sendiri, perasaan tidak berdaya, bingung.
4. Panik;
Orang yang sedang panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.
Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernapas, pucat, tidak dapat berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak, menjerit, mengalami halusinasi dan delusi.
Reaksi Kecemasan
• Menurut Calhoun dan Acocella, aspek kecemasan yang dikemukakan dalam tiga reaksi:
– Reaksi emosional, yaitu komponen kecemasan yang berkaitan dengan persepsi individu terhadap pengaruh psikologis dari kecemasan
– Reaksi kognitif yaitu ketakutan dan kekhawatiran yang berpengaruh terhadap kemampuan berpikir jernih sehingga mengganggu dalam pemecahan masalah
– Reaksi fisiologis yaitu reaksi yang ditampilkan tubuh terhadap sumber ketakutan dan kekhawatiran
• Blackburn dan Davidson mengemukakan reaksi kecemasan dapat mempengaruhi:
– suasana hati, mudah marah – pikiran, sukar berkonsentrasi – motivasi, ingin melarikan diri – perilaku, gelisah, gugup
– gerakan biologis, tic meningkat, gemetar (lihat tabel 4.1 hal. 56)
Efek fisiologis kecemasan
• Kardiovaskuler
: berdebar-debar, TD
, TD
,
N
.
• Pernafasan
: nafas pendek, dada sesak,
nafas dangkal, rasa tercekik,
terengah-engah.
• Neuromuskuler
:
refeks, terkejut, mata
berkedip-kedip, insomnia, tremor,
kaku-kaku, gelisah, wajah tegang, kelemahan
umum, gerakan lambat, kaki goyah.
Efek fisiologis kecemasan
• Gastrointestinal (sistem pencernaan): hilang nafsu makan,
menolak makan, abdomen tdk nyaman, mual, perih, diare.
• Sistem perkemihan: tekanan utk b.a.k., sering b.a.k.
• Kulit: wajah kemerahan, gatal-gatal, rasa panas dingin, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh.
Respon Perilaku
• Motorik: gelisah, ketegangan fisik, tremor, sering
kaget, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung
celaka, menarik diri, menghindar, menahan diri,
hiperventilasi.
• Kognitif: gg perhatian, tak bisa konsentrasi,
pelupa, salah tafsir, pikiran blocking, menurunnya
lahan persepsi, bingung, kesadaran diri
berlebihan, waspada berlebihan, hilangnya
obyektivitas, takut hilang kontrol, takut luka/mati.
• Afektif: tdk sabar, tegang, nervous, takut
Cara mengatasi kecemasan (Keren Horney)
A. Mengatasi kecemasan dengan berinteraksi dengan orang lain
1. Gaining affection: jika kamu mencintaiku, kamu tidak akan menyakitiku
2. Being submissive : jika saya tidak melawan, maka saya tidak akan disakiti. Orang akan menghindari melakukan sesuatu yang bertolak belakang dengan orang lain
3. Attaining power (achieving power) :
Jika aku berkuasa, maka tidak ada seorangpun yang dapat menyakitiku. Orang akan melakukan kompensasi terhadap ketidakberdayaannya dan mendapatkan rasa aman
melalui pencapaian prestasi atau melalui perasaan superioritasnya melebihi orang lain.
B.
Mengatasi kecemasan dengan menjauhi orang lainWithdrawing : jika aku tidak tergantung pada orang lain, maka tidak seorangpun dapat menyakitiku
Beberapa hal mendasar mengenai emosi marah
• Rasa marah yang kita rasakan terkadang timbul karena ada sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak kita.
• Emosi marah merupakan respon yang dibawa sejak lahir yang berkaitan dengan frustasi dan kekerasan. • Emosi marah juga merupakan signal bagi kita untuk
mempertahankan diri dari pelecehan dan perampasan hak individu.
• Emosi marah bisa bersifat protektif, konstruktif, tetapi dapat juga destruktif.
• Kita tidak bisa menghilangkan emosi marah tapi kita bisa mengendalikannya dan menggunakannya untuk tujuan yang konstruktif.
Apa itu marah...?????
• Beberapa definisi marah menurut para ahli...
– Davidoff mendefinisikan marah sebagai suatu emosi yang mempunyai ciri-ciri aktivitas sistem syaraf simpatetik tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang disebabkan kesalahan yang mungkin nyata salah atau tidak.
– Menurut Chaplin, marah adalah reksi emosional akut yang ditimbulkan oleh sejumlah situasi yang merangsang, termasuk ancaman, agresi lahiriah, pengekangan diri, serangan lisan, kekecewaan atau frustasi.
– Spielberger mengatakan, marah adalah suatu keadaan dengan beragam intensitas dari yang ringan sampai berat yang diikuti perubahn biologis dn psikologis.
– Menurut Dyer, marah adalah suatu reaksi terhadap frustasi yang terlatih dimana seseorang berbuat dengan cara-cara yang sesungguhnya ia tidak menginginkannya.
Ciri-ciri emosi marah
MARAH CIRI PADA WAJAH CIRI PADA LIDAH CIRI PADA ANGGOT A TUBUH CIRI PADA HATIASPEK MARAH
EMOSIONAL
PENYEBAB MARAH
• Faktor fisik
– Kelelahan yang berlebihan
– Adanya zat-zat tertentu yang menyebabkan marah seperti kurang zat asam
– Hormon kelamin • Faktor psikis
– Self concept yang salah menghasilkan pribadi yang tidak matang.
– Beberapa self concept yang salah: • Rasa rendah diri
• Sombong • Egoistis
• Faktor-faktor penyebab marah menurut Zaqeus:
– Faktor internal diantaranya kontrol diri, pola pandang yang dianut, serta kebiasaan dalam merespon permasalahan
– Faktor eksternal adalah situasi di luar diri yang memancing kemarahan, latar belakang keluarga, budaya dan lingkungan sekitar.
Pengungkapan emosi dan emosi
marah
• Pengungkapan emosi adalah upaya mengkomunikasikan status perasaan yang berorientasi pada tujuan.
• Menurut Gunarsa, pengungkapan emosi adalah suatu bentuk komunikasi melalui perubahan raut wajah dan gerakan tubuh yang menyertai emosi.
• Beberapa komponen yang mempengaruhi individu mengungkapkan emosinya antara lain peristiwa yang terjadi, evaluasi, perubahan biologis, tendensi tindakan, regulasi, kondusifnya lingkungan dan pengalaman emosi. Sedangkan respon terhadap kemarahan dapat diungkapkan secara verbal, menekan dan menantang.
• Beberapa aspek pengungkapan emosi diantaranya isyarat raut muka, gerak, pengungkapan kata-kata, kontrol.
• Sedangkan pengungkapan emosi marah merupakan upaya mengkomunikasikan perasaan ketika dalam kondisi marah dan bagaimana merespon emosi marah tersebut.
• Menurut hasil penelitian Institute for Mental Health
Initiatives, marah bisa berarti sehat, bahkan lebih sehat
daripada menahan marah, keseringan menahan marah tidak dianjurkan karena beresiko hipertensi.
• Kunci untuk marah yang sehat adalah pengendalian marah dan dengan porsi yang tidak berlebihan.
• Pengungkapan emosi marah merupakan upaya mengkomunikasikan perasaan marah yang dirasakan baik dengan cara menekan (anger in), mengungkapkan ke luar
PENGUNGKAPAN EMOSI
MARAH
Anger
in
Anger
out
Anger
control
PENDEKATAN UMUM DALAM MENANGANI
MARAH
• Sanborn dari Darmouth College menjelaskan empat langkah pendekatan dalam menangani marah:
– Menerima perasaan marah – Menggali sumber marah
– Mengekspresikan perasaan marah secara tepat – Melupakan masalah yang membuat marah
....pengertian
• Usaha yang dilakukan individu untuk mencari jalan keluar dari masalah agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi
Stres dan coping
• Ada tiga komponen umum dalam proses stres dan coping – Penilaian
– Emosi – Coping
Strategi coping
Problem-Focused Coping
: respon ditujukan
untuk
mengurangi,
memodifikasi,
atau
menghilangkan sumber stres (misalnya, jika nilai
studi rendah -mengurangi jam bermain, merubah
strategi
studi,
dll).
Emotion-Focused Coping
: respon yang ditujukan
untuk mengurangi dampak emosional dari stressor
(misalnya: menolak, lari ke agama, angan-angan,
humor, alkohol / obat-obatan, seks bebas).
Coping berfokus masalah
Menangani/merubah stressor
Digunakan jika masalah dpt diubah
Coping dg konfrontasi Problem solving yg
terencana Seeking informational support Confrontative coping Planful problem solving
Coping berfokus Emosi
Mencari rasa nyaman thd peristiwa
Digunakan jika stresor tidak dapat dikendalikan
• Seeking social
emotional support
• Distancing
• Escape-avoidance
• Denial
• Self control
• Accepting
responsibility
• Positive reappraisal
73
Coping
Strategi menghadapi Masalah
(SMM)
• Coping Langsung
– Konfrontasi : menghadapi
kondisi stresor dan berusaha mengatasi
– Kompromi: memutuskan
kondisi realistis jika solusi atau tujuan tidak bisa
dicapai
– Withdrawal: menghindari
kondisi stresor krn coping tidak dapat diterapkan
• Coping Defensif /
Bertahan
– Defense mechanisms
• Denial: mengingkari kenyataan yg
menyakitkan dan tidak menyenangkan
• Repression: menyingkirkan pikiran,
perasaan dan keinginan dari kesadaran
• Projection: menempatkan
Attributing one’s repressed motives, feelings, or wishes to others.
• Identification: Taking on the
characteristics of someone else to avoid feeling incompetent.
• Regression: kembali keperilaku
kanak-kanak dan bertahan.
• Intellectualization: Thinking
abstractly about stressful
problems as a way of detaching oneself from them.
• Reaction formation: Expression of
exaggerated ideas and emotions that are the opposite of one’s repressed beliefs or feelings.
• Displacement: Shifting repressed
motives and emotions from an orginal object to a substitute object.
• Sublimation: Redirection repressed
motives and feelings into more socially acceptable channels.