• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM DAN PSIKOLOGI FAAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM DAN PSIKOLOGI FAAL"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL

Nama : Vera Julinia A. NIM : F.111.16.0024 Kelompok : Cheesya Siska A.

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEMARANG

(2)

PRATIKUM I Muller – Lyer A. Dasar Teori

Proses persepsi tidak lepas dari system sensori karena proses persepsi didahului oleh system sensori (pengindraan). Pengertian persepsi dalah proses mengintegrasikan, mengenali, dan menginterpretasikan informasi yang diterima oleh system sensori, sehingga menyadaro dan mengetahui apa yang di indra sebagai bentuk respon dari individu (Walgito, 2003 & Pinel, 2009).

Menurut Walgito (2004: 131) menjelaskan bahwa ilusi yaitu kesalahan individu dalam memberikan persepsi terhadap stimulus yang diterimanya. Orang seringkali mempersepsi suatu kejadian atau keadaan yang terjadi di sekitarnya. Dalam mempersepsi tersebut seringkali terjadi kesalahan, karena dalam mengartikan suatu stimulus ini melibatkan perasaan dan pemikiran. Kesalahan dalam mempersepsi stimulus ini wajar terjadi pada individu.

Ilusi Lyer pertama kali dipopulerkan oleh psikiatris Franz Carl Muller-Lyer pada akhir abad 1800 (Kasdin, 2000).Garis mana yang lebih panjang? Meskipun penglihatan kita mengatakan bahwa garis kiri yang lebih panjang, perhitungan menggunakan mistar menunjukkan bahwa kedua garis tersebut sama panjang.Keberadaan panah pada setiap ujung garislah yang mempengaruhi kesalahan persepsi panjang tersebut. Panah masuk seolah-olah memendekkan garis dan panah keluar memanjangkan garis, Muller-Lyer menciptakan istilah “confluxion” untuk ilusi ini (sumber: American Psychology Association).

(3)

maka semakin besar objek tersebut di retina. Sehingga, dalam dunia dua dimensi pada ilusi Muller-Lyer, otak membuat asumsi kedalaman relatif berdasarkan isyarat-isyarat yang ada (dalam hal ini tanda panah). Kita terbiasa melihat sisi gedung dari luar yang nampak seperti gambar A bagian kiri dan sisi gedung dari dalam sebagaimana gambar A bagian kanan. Sisi gedung luar nampak lebih jauh dari sisi gedung yang dilihat dari dalam. Dalam ilusi Muller-Lyer, retina akan menangkap bahwa kedua garis memiliki tinggi yang sama, namun otak (menggunakan perspektif kedalaman) biasanya akan menang dengan mengatakan bahwa sisi yang memiliki panah keluar berarti lebih panjang.

B. Tahap – tahap Percobaan 1. Topic : Persepsi

2. Nama Pratikum : Percobaan Muller – Lyer

3. Tujuan : Untuk mengetahui adanya ilusi dalam penglihatan seseorang, untuk mengetahui hubungan antara fungsi fisiologis dengan persepsi seseorang.

4. Alat dan bahan : Alat Muller – Lyer, penutup mata dan alat tulis 5. Jalannya Percobaan :

 Subjek menghadap alat pratikum dengan jarak sekitar 1 meter

 Dengan mata terbuka keduanya, subjek di perhatikan untuk membuat panjang garis dengan tanda panah keluar dengan panjang garis dengan tanda panah masuk menjadi sama dengan cara merubah salah satu tanda panah.

 Dan dia yakin atau tidak dengan posisi arah panahnya  Lakukan lagi dengan mata kiri tertutup

(4)

6. Hasil Percobaan :

No. Subjek Obsever Kedua Mata Terbuka

1. Munir Devi 21,8 20,9 20,7 Ragu – ragu

2. Beny Vera 20,1 16 18,9 Ragu – ragu

C. Kesimpulan

Percobaan ini menguji kita focus atau tidaknya posisi arahny benar atau tidak

D. Daftar Pertanyaan

1. Apa yang saudara ketahui tentang ilusi Muller Lyer ?

2. Apa yang saudara ketahui tentang persepsi, ilusi dan hubungan antara persepsi dan ilusi ?

3. Bagaimana proses fisiologi yang terjadi dalam persepsi seseorang ? 4. Mengapa seseorang mengalami ilusi ?

a. Secara fisiologi b. Secara Psikologi

5. Dalam percobaan Muller Lyer, apa saja yang dapat mempengaruhi hasil percobaan ?

6. Menurut saudara , apakah hasil percobaan Muller Lyer dapat membuktikan adanya ilusi ? jelaskan !

7. Apa yang saudara ketahui tentang persepsi jarak ?

JAWAB :

(5)

arah, dimana salah satu garis dibatasi oleh anak panah yang mengarah ke dalam dan garis yang lain dibatasi oleh anak panah yang mengarah keluar, satu diantara dua garis tersebut dapat bergerak ke dalam dan keluar.

2. Persepsi adalah proses dari diterimanya stimulus oleh alat indra yang kemudian disalurkan ke syaraf-syaraf sensori lalu dikirimkan ke otak untuk diproses

Illusi merupakan kesalahan individu dalam memberikan penilaian terhadap stimulus yang diterimanya.

Hubungan antara persepsi dan ilusi

Proses dari diterimanya stimulus oleh alat indera yang kemudian disalurkan ke syaraf - syaraf sensori lalu dikirimkan ke otak untuk diproses dan akhirnya stimulus bias diinterpretasikan, sedangkan ilusi adalah kesalahan individu dalam memberi persepsi terhadap stimulus yang diterima. Seseorang seringkali mempersepsi suatu keadaan dan kejadian yang terjadi di sekitarnya, dalam mempersepsi terkadang mengalami kesalahan dalam mempersepsikan sesuatu, karena dalam mengartikan suatu stimulus ini melibatkan perasaan dan pemikiran.

3. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera di teruskan oleh syaraf sensori ke otak. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba.

(6)

sedikit terpengaruh atau sadar akan adanya rangsangan menerima dan dengan suatu cara menahan dampak dari rangsangan.

5. 1) Kognitif ( akal atau pikiran)

2) Perasaan

3) Tingkat kosentrasi

4) Kefokusan

5) Kondisi mata

6. Menurut saya iya, karena disaat subjek membuat panjang garis dengan tanda panah keluar dengan panjang garis dengan tanda panah masuk menjadi sama, subjek mengalami kesalahan dalam memperkirakan dan menyamakan antara panjang garis tetap dan garis yang dapat digerakkan. Dikarenakan kesalahan dalam mempersepsi stimulus yang datang berupa arah anak panah pada garis ujung yang berlawanan sehingga terlihat lebih panjang.

(7)

PRATIKUM II TREMOR

A. Dasar Teori

Tremor adalah suatu gerakan gemetar yang berirama dan tidak terkendali, yang terjadi karena otot berkontraksi dan berelaksasi secara berulang-ulang. Tremor merupakan gangguan gerakan yang paling sering ditemui.

Emosi adalah keadaan yang timbul oleh situasi tertentu (khusus), dan emosi cenderung terjadi dalam kaitanya denan perilaku yang mengarah (approach) atau menyingkiri (avoidance) terhadap sesuatu, dan perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi.

B. Tahap – Tahap Percobaan 1. Topic : GERAKAN

2. Nama Pratikum : Percobaan Mendeteksi Tremor

3. Tujuan : Untuk mengetahui adanya gerakan tremor pada seseorang, untuk mengetahui apakah gerakan dipengaruhi oleh emosi 4. Alat dan bahan : Alat Pendeteksi Tremor, Stopwatch , Alat Tulis 5. Jalannya Percobaan :

 Subjek dalam keadaan santai di pertahankan untuk mengikuti gelombang pada alat dengan menggunakan tongkat pada alat tes tersebut.

 Hitung waktu yang di capai dan kesalahan yang dibuat.

(8)

6. Hasil Percobaan :

No Subjek Obsever Timer

Perlakuan I Perlakuan II

Keterangan Waktu Kesalahan Waktu Kesalahan

1 Jihan Vera Riqi detik124 45 detik58 29 Cemas,Pasrah

2 Devi Munir Dania 170

Menurut saya, sebelum melakukan pratikum suasana terlihat santai, tenang dan bisa bercanda. Setelah beberapa waktu dalam mengerjakan praktikum kedua subjek terlihat gugup, tegang dan subjek mengalami terburu-buru dalam menggerakan tongkat tersebut, tangan subjek terlihat gemetar ( tremor ) akibatnya subjek mengalami banyak kesalahan akibat kecemasan emosi masing-masing.

D. Daftar Pertanyaan

1. Apa yang saudara ketahui tentang tremor ?

2. Apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya tremor ? 3. Bagaimana proses fisiologis yang terjadi pada tremor ? 4. Bagaimana hubungan antara emosi dengan tremor ?

(9)

JAWAB :

1. Tremor adalah gerakan yang tidak terkontrol dan tidak terkendali pada satu atau lebih bagian tubuh Anda. Tremor biasanya terjadi karena bagian otak yang mengontrol otot mengalami masalah.

2. Kesadaran Emosi

Kelelahan fisik Gangguan kecemasan Ketakutan

3. Gerakan yang terjadi di dalam berbagai kelompok otot dalam hitungan menit karena berusaha mempertahankan keseimbangan. Jika terganggu maka pengendalian utama gerakan tidak akan seimbang dan menyebabkan tersentuhnya tremor.

4. Perasaan emosi yang berlebihan dapat menimbulkan tremor, karena seseorang yang sedang gugup atau cemas dapat mengakibatkan gemetar. Tremor akan hilang dengan sendirinya jika emosi sudah tenang dan merasa rileks.

(10)

PRATIKUM III

INDERA PENGLIHATAN ( ORGAN VISUS )

A. Dasar Teori

Stimulus pada system visual adalah cahaya.Untuk melihat, maka diperlukan adanya cahaya, mata, dan otak. Proses penglihatan dimulai dari adanya cahaya yang menengenai benda masuk ke mata lalu diterima bagian belakang mata yang disebut retina. Retina memiliki lebih dari 131 juta sensor. Sensor ini akan mengirimkan pesan dari gambar benda tersebut ke otak melalui sel saraf penglihatan. Otak akan menerjemahkan pesan tersebut dan akan memberi tahu gambar yang dilihat oleh mata.

B. Tahap – Tahap Percobaan

1. Topik : Indera Penglihatan

2. Nama Pratikum : Percobaan Howard Dollman

3. Tujuan : Untuk mengetahui adanya persepsi seseorang terutama mengenai persepsi kedalaman

4. Jalannya Percobaan :

 Subjek dengan keadaan santai

(11)

C. Kesimpulan

(12)

PRAKTIKUM IV

INDERA PENDENGARAN ( ORGANAN AUDITUS )

A. Dasar Teori

Proses yang terjadi dalam sistem pendengaran secara umum, yaitu adanya benda-benda yang bergetar akan menggetarkan udara dan menimbulkan gelombang. Gelombang udaralah yang akan masuk ke telinga kita lalu menggetarkan gendang telinga dan bagian lain di dalam telinga. Pesan yang dihasilkan oleh getaran organ dalam telinga akan dikirimkan ke otak dan akan diterjemahkan menjadi suara. Dua prinsip dalam organisasi korteks auditori primer adalah sebgai berikut :

1. Korteks auditori primer terorganisasi dalam kolom-kolom fungsional. Setiap daerah dalam korteks auditori primer ataupun sekunder diorganisasikan berdasarkan frekuensinya.

2. Sebagai besar sistem auditori , seperti kokhlea, korteks auditori diorganisasikan secara tonotopik

B. Tahap – Tahap Percobaan

1. Topik : Indera Pendengaran 2. Nama Pratikum : Percobaan Weber

3. Tujuan : Melakukan Pemeriksaan Indera Pendengaran 4. Alat & Bahan : Garpu Tala A & B

5. Jalannya Percobaan :

 Subjek diperintahkan duduk di kursi yang telah di sediakan.  Garpu Tala A & B disiapkan untuk dipukulkan keduanya

menggunakan bantuan orang lain.

(13)

 Lakukan lagi dengan telinga kiri tertutup.  Lakukan lagi dengan telinga kanan tertutup 6. Hasil Percobaan

No. Subjek Obsever

Kondisi Telinga Kedua Telinga

Terbuka

Telinga Kanan Terbuka

Telinga Kiri Terbuka 1 Dania Jihan Dengung SebelahKanan Dengung SebelahKiri Dengung SebelahKanan

2 Vera Devi Dengung ke dua -duanya Dengung SebelahKiri Dengung SebelahKanan

C. Kesimpulan

(14)

PRAKTIKUM V

INDERA PERABA (ORGANANN TACTUS) A. Dasar Teori

Sensasi somatosensori merupakan sensasi-sensasi yang terjadi dari badan. Sensasi somatosensori yang diketahui pada umumnya hanya sensasi perabaan saja dengan media kulit. Padahal sebenarnya sistem somatosensori terdiri dari tiga sistem yang terpisah yang saling berinteraksi dengan media yang berbeda. Tiga sistem tersebut (Pinel,2009) adalah sebagai berikut:

1. Sistem eksteroreseptif dengan indra kulit sebagai medianya dalam menerima stimuli dari lingkungan eksternal.

2. Sistem proprioseptif, memonitor informasi tentang posisi tubuh yang datang dari reseptor-reseptor di otot, sendi, dan organ keseimbangan.

3. Sistem interoseptif, stimulusnya berupa informasi umum tentang kondisi dalam tubuh seperti temperatur dan tekanan darah.

Sistem eksteroreseptif sendiri memiliki tiga bagian dalam mempersepsi stimuli, yaitu :

1. Bagian yang mempersepsi stimuli mekanik (perabaan) 2. Bagian yang mempersepsi stimuli thermal (temperatur) 3. Bagian yang mempersepsi stimuli nosiseptif (rasa sakit) Kulit sendiri terdiri dari beberapa bagian yaitu :

1. Eperdermis yaitu terletak dibagian terluar.

2. Dermis ada kelenjar dan saluran keringat, bulbus rambut, folikol rambut dan akar rambut yang terletak di kelenjar sebaseus.

3. Subcutaneous ada pembuluh darah, saraf cutaneous dan jarringan otot.

(15)

1. Mekanoreseptor, berkaitan dengan indra peraba, tekanan, getaran dan kinestesi.

2. Thermoreseptor berkaitan dengan pengindraan yang mendeteksi panas dan dingin.

3. Reseptor nyeri, berkaitan dengan mekanisme protektif bagi kulit.

B. Tahap – Tahap Percobaan

1. Topik : Indera Peraba

2. Nama Pratikum : Pemeriksaan Indera Peraba

3. Tujuan : Untuk mengetahui kepekaan seseorang untuk mendapatkan rangsangan raba.

4. Alat : Penutup mata, sikat, spon, kemoceng

Media : Telapak tangan, punggung telapak tangan , lengan dalam , punggung lengan , siku dalam , siku luar

5. Jalanya Percobaan : Santai tetapi subjeknya agak tegang dan merasa takut di karenakan mata tertutup

Sikat Kasar Perih Kasar Kasar Perih Kasar

Spon Kasar Kasar Kasar Perih Kasar Kasar

Kemoceng Lembut Halus Geli Lembut Geli Lembut

Riqi Dania

Sikat Kasar Kasar Kasar Kasar Kasar Kasar

Spon Lembut Lembut Lembut Lembut Lembut Lembut

(16)

C. Kesimpulan

(17)

PRAKTIKUM VI

INDERA PEMBAU ( ORGANAN OLFACTUS )

A. Dasar Teori

Pada sistem olfaction (penciuman) disebut sebagai sensasi kimiawi karena berfungsi untuk memonitor substansi-substansi kimiawi dari lingkungan di luar tubuh. Sistem olfactory merespon substansi kimiawi yang ada di luar lingkungan dengan cara menghirup napas melalui reseptor-reseptor nasal. Reseptor penerima bau terdiri dari jutaan reseptor yang terletak di hidung bagian atas dalam jaringan tertutup selaput lendir yang tidak dilalui udara yang disebut olfactory mucosa. Daerah yang sensitif terhadap bau terletak pada bagian atap rongga hidung. Pada daerah sensitif ini terdapat 2 jenis sel sebagai berikut (Hau, 2003: 109) :

1. Sel penyokong berupa epitel-epitel.

2. Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf.

Selaput lendir berfungsi untuk melembapkan udara. Sistem olfactory terdiri dari dendrit-dendrit yang terletak di saluran-saluran pernafasan dan akson-aksonnya melalui suatu bagian di tulang tengkorak (cribriform plate) yang kemudian masuk ke olfactory bulbs lalu bersinapsis dengan neuron-neuron lainnya yang akan diproyeksikan melewati traktus olfactory menuju otak. B. Tahap-Tahap Percobaan

1. Topik : Indera Pembau

2. Nama praktikum : Percobaan Indera Pembau

3. Tujuan : Untuk mengetahui kepekaan dan kerjasama indera pembau sesorang dengan membedakan stimulus bau yang berbeda-beda

4. Alat & bahan : Bawang, terasi, parfum

(18)

6. Hasil Percobaan

Subjek Obsever Media

Bawang Merah Terasi Parfum

Vera Munir Menyengat Tengik Wangi

Indra Dania Pedas Asin Wangi

C. Kesimpulan

(19)

PRAKTIKUM VII

INDERA PENGECAP ( ORGANAN GUSTUS )

A. Dasar Teori

Sistem pengecap berhubungan dengan makanan. Molekul-molekul yang ada dalam makanan yang dimakan akan bercampur dengan air liur di mulut sehingga makanan menjadi lebih lunak dan akan mudah dirasakan oleh reseptor pengecap. Reseptor sistem gustatory atau perasa berada di atas lidah dan bagian-bagian rongga mulut yang pada umumnya berkumpul dalam bentuk klaster. Reseptor perasa disebut taste buds yang umumnya terletak di sekitar kuncup pengecap yang disebut papillae. Resptor dalam sistem gustatory tidak memiliki akson-akson sendiri, setiap neuron akan membawa impuls dari sebuah taste buds yang menerima input dari banyak reseptor. Sistem Gustatory adala indra pengecap yang terdapat pada lidah dan memiliki 5 reseptor pengecap utama, yaitu :

1. Manis, pada puncak atau depan lidah, sensor pengecap paling tidak peka.

2. Asin, pada tepi lidah belakang. 3. Asam, pada tepi lidah depan.

4. Pahit, pada pangkal atau ujung lidah. Sensor ini paling peka dibandingkan yang lainnya sebagai sistem peringatan tubuh.

B. Tahap-Tahap Percobaan

1. Topik : Indera Pengecap

2. Nama praktikum : Percobaan Indera Pengecap

3. Tujuan : untuk mengetahui kepekaan dan kerjasama indera pengecap sesorang dengan membedakan stimulus rasa yang berbeda-beda

(20)

5. Jalannya percobaan :

 Subjek diperintahkan berdiri di depan dalam keadaan mata ditutup.  Subjek diperintahkan untuk merasakan dan menebak media atau

bahan apa yang diberikan.

6. Hasil percobaan

N

o Subjek

Obseve r

Media

Bon cabe Kecap Gula merah

1 Devi Munir Agak pedas Manis Manis

2 Jihan Vera Pedas Manis Manis banget

C. Kesimpulan

Gambar

gambar yang dilihat oleh mata.

Referensi

Dokumen terkait